Anda di halaman 1dari 12

GANGGUAN SOMATOFORM

Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik (sebagai contohnya, nyeri, mual, dan pusing) di mana tidak dapat ditemukan penjelasan medis yang adekuat. Gejala dan keluhan somatik adalah cukup serius untuk menyebabkan penderitaan emosional yang bermakna pada pasien atau gangguan pada kemampuan pasien untuk berfungsi di dalam peranan sosial atau pekerjaan. Suatu diagnosis gangguan somatoform mencerminkan penilaian klinisi bahwa faktor psikologis adalah suatu penyumbang besar untuk onset, keparahan, dan durasi gejala. Gangguan somatoform adalah tidak disebabkan oleh pura-pura yang disadari atau gangguan buatan.5

lima gangguan somatoform yang spesifik adalah:

Gangguan somatisasi ditandai oleh banyak keluhan fisik yang mengenai banyak sistem organ.

Gangguan konversi ditandai oleh satu atau dua keluhan neurologis. Hipokondriasis ditandai oleh fokus gejala yang lebih ringan dan pada kepercayaan pasien bahwa ia menderita penyakit tertentu.

Gangguan dismorfik tubuh ditandai oleh kepercayaan palsu atau persepsi yang berlebihlebihan bahwa suatu bagian tubuh mengalami cacat.

Gangguan nyeri ditandai oleh gejala nyeri yang semata-mata berhubungan dengan faktor psikologis atau secara bermakna dieksaserbasi oleh faktor psikologis.

DSM-IV juga memiliki dua kategori diagnostik residual untuk gangguan somatoform:

Undiferrentiated somatoform, termasuk gangguan somatoform, yang tidak digolongkan salah satu diatas, yang ada selama enam bulan atau lebih

GANGGUAN SOMATOFORM DISMORFIK

Definisi Gangguan dismorfik tubuh (body dismorphic disorder) pertama kali didiskripsikan sebagai dirmorfofobia oleh seorang dokter daripada itali iaitu ketakutan akan adanya suatu deformitas4. Pada tahun 1987 .The American Psychiatric Association mengklasifikasikan

gangguan dismorfik tubuh sebagai suatu gangguan somatoform.

Gangguan dismorfik ditandai oleh kepercayaan palsu atau persepsi yang berlebihan bahwa suatu bagian tubuh mengalami cacat. Orang dengan gangguan ini terpaku pada kerusakan fisik yang dibayangkan atau dibesar-besarkan dalam hal penampilan mereka. Mereka dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk memeriksakan diri di depan cermin dan mengambil tindakan yang ekstrem untuk mencoba memperbaiki kerusakan yang dipersepsikan, seperti menjalani operasi plastik yang tidak dibutuhkan, menarik diri secara sosial atau bahkan diam di rumah saja, sampai pada pikiran-pikiran untuk bunuh diri. Orang dengan gangguan dismorfik tubuh sering menunjukkan pola berdandan atau mencuci, atau menata rambut secara kompulsif, dalam rangka mengoreksi kerusakan yang dipersepsikan. Contoh lain, seseorang merasa wajahnya seperti piringan, terlalu rata, sehingga tidak mau difoto. Mereka dapat melakukan apa saja untuk memperbaiki keadaan yang rusak tersebut.

Pada gangguan dismorfik tubuh, individu diliputi dengan bayangan mengenai kekurangan dalam penampilan fisik mereka. Membuatnya bisa berlama-lama berkaca di depan cermin memandang bentuk tubuh yang dianggapnya kurang, sering pasien mendatangi spesialis bedah dan kecantikan

Epidemiologi

Muncul kebanyakan pada wanita, biasanya dimulai pada akhir masa remaja dan biasanya berkaitan dengan depresi, fobia social, gangguan kepribadian (Phillips&McElroy, 2000; Veale et al.,1996 dalam Davidson, Neale, Kring, 2004)

Demografik

Dianggarkan bahwa 1 % daripada populasi general dewasa mempunyai gangguan dismorfik tubuh4. Kelainan ini biasanya terdapat pada pasien yang akan menjalani pembedahan plastik dan juga pasien yang mempunyai penyakit penyerta psikiatri(Tabel 1)7-10. Setiap pasien dengan GDT biasanya mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk depresi berat11, bunuh diri12 dan disabilitas jika dibandingkan dengan kelompok umum13.Kejadian GDT dilaporkan di seluruh dunia, dengan kebanyakan penelitian adalah di Amerika Serikat, Itali dan Inggeris. Gejala klinis biasanya adalah sama,tetapi terdapat juga yang dipengaruhi oleh budaya.Contohnya dari laporan kasus dari Jepun dilaporkan bahwa kelopak mata sering menjadi keluhan pasien sedangkan di Negara barat jarang dikeluhkan13. Bahagian tubuh yang menjadi perhatian setiap pasien dengan GDT biasanya bisa pelbagai dan dipengaruhi jenis kelamin13.

Tabel Rates of Body Dysmorphic Disorder in Selected Populations Prevalence Population* Anorexia nervosa Atypical depression Obsessive-compulsive disorder Social anxiety (%) 39 14 to 42 8 to 37 11 to 13 rates

Dermatology and cosmetic surgery 6 to 15 patients Female college students 2 to 5

* Populations listed in order of prevalence.

Etiologi

Tidak diketahui etiologi yang definitif. Tetapi terdapat beberapa teori yang popular iaitu standar social yang tidak sesuai harapan atau kenyataan, tekanan dari orang tua, kenyakinan diri yang kurang dan ketidakseimbangan neurotransmitter.Faktor genetic,budaya, social dan factor psikologi turut berperan. Dari satu penelitian yang pernah dilakukan didapati serotonin transporter promoter genes lebih cenderung lebih rendah pada pasien dengan Gangguan dismorfik tubuh dibandingkan dengan populasi umum 1. Cari konflik bawah sedar yang terkait dengan distorsi bahagian tubuh.

Uji lab dan psikologis Uji menggambarkan orang yang menunjukkan pembesaran/pengecilan/tak adanya bahagian tubuh yang terkena.

Patofisiologi Tidak ada gangguan patologi yang diketahui. Defisit tubuh minor mungkin ada sebagai dasar timbulnya kepercayaan khayalan itu.

Psikodinamik Mekanisme defens termasuk represi(terhadap konflik bawah sedar), distorsi dan simbolisasi( dari bahagian tubuh), dan proyeksi (percaya orang lain juga melihat deformitas khayalan).

Diagnosis banding Distorsi citra tubuh terhadap pada skizofrenia, gangguan mood, sindrom mental organic,

anoreksia nervosa, bulimia nervosa, gangguan obsesif- kompulsif:ini harus disingkirkan.

Perjalanan dan prognosis Perjalanan kronik dengan kunjungan berulang ke ahli bedah plastic atau dermatologis. Depresi sekunder dapat terjadi. Pada sebahagian kasus distorsi citra tubuh khayalan berprogresi hingga kepercayaan delusional.

Diagnosis:

Pasien pada umumnya menolak atau malu untuk mengaku mempunyai sesuatu masalah atau mecari pertolongan untuk masalah tersebut. Jadi gejala klinis yang harus sesalu diperhatikan oleh para dokter adalah apakah adanya hendaya dalam fungsi social, contohnya pasien mengelak daripada kerja, sekolah ataupun tempat-tempat dengan aktiviti social tertentu dan sering telat ke sesuatu tempat akibat terlalu lama berdandan. Ahli bina badan dan pasien dengan gangguan makan biasanya juga mempunyai gejala gangguan dismorfik tubuh.. Muscle dysmorphia, merupakan subtype daripada gangguan dismorfik tubuh , yang mana ditandai dengan preokupasi berlebihan terhadap otot-otot tubuh yang mana sering menyebabkan pasien menjadi pengguna steroid anabolic dan sebagainya dan fungsi social turut terganggu.

Diagnosis komorbid termasuklah obsessive-compulsive disorder (OCD), anorexia nervosa, dan depresi. Bagaimanapun gangguan dismorfik tubuh masih boleh dibedakan dan secara klinis sangat jelas dalam beberapa hal . Maka, seseorang pemeriksa harus sentiasa mencurigai akan adanya gangguan ini.

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Dismorfik Tubuh

A. Preokupasi dengan bayangan cacat dalam penampilan. Jika ditemukan sedikit anomali tubuh, kekhawatiran orang tersebut adalah berlebihan dengan nyat. B. Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya. C. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain (misalnya, ketidakpuasan dengan bentuk dan ukuran tubuh pada anorexia nervosa5)

Untuk menyingkirkan diagnose gangguan makan, pasien harus ditanyakan keluhan utama berkaitan keterampilannnya adakah pasien sudah kurus?. Jika tidak, pasien harus ditanyakan tahap preokupasi akan pikiran mengenai bahagian tubuhnya itu seberapa banyak. Berapa banyak masa yang dihabiskan berpikir mengenai bahagian tubuhnya (contohnya kurang dari satu jam, 3 jam atau lebih lama dan bagaimana pikiran pikiran ini boleh mengganggu kehidupan seharian pasien (contohnya hendaya dalam bersosial danb kesannya pada teman-teman dan keluarga) . Hasil yang positif biasanya mendapat pasien dengan pikiran mengenai bahagian badannnya kirakira selama 1 jam selama 1 hari dan sekurang-kurangnya 1 aspek dalam kehidupan sehariannya terganggu dengan adanya preokupasi ini.

Penatalaksanaan

Medikamentosa

Obat anticemas:

Misalnya benzodiazepine-penggunaan terbatas

Obat seratonergik, SSRI

-dapat mengurangi pikiran obsesif dan depresi

-contohnya:

fluvoxamine (Luvox), 200 - 250 mg setiap hari fluoxetine (Prozac), 40 80 mg setaip hari paroxetine (Paxil), 40 - 60 mg setiap hari ;atau sertraline (Zoloft), 100 - 200 mg setiap hari.

Nonmedikamentosa

Terapi Kognitif Behavioral

Terapi ini dapat berfokus pada menghilangkan sumber-sumber reinforcement sekunder (keuntungan sekunder), memperbaiki perkembangan keterampilan coping untuk mengatasi stres, dan memperbaiki keyakinan yang berlebihan atau terdistorsi mengenai kesehatan atau penampilan seseorang. Terapi ini berusaha untuk mengintegrasikan teknik-teknik terapeutik yang berfokus untuk membantu individu melakukan perubahan-perubahan, tidak hanya pada perilaku nyata tetapi juga dalam pemikiran, keyakinan dan sikap yang mendasarinya.

Terapi kognitif-behavioural, untuk mengurangi pemikiran atau sifat pesimis pada pasien. Teknik behavioral, terapis bekerja secara lebih langsung dengan si penderita gangguan somatoform, membantu orang tersebut belajar dalam menangani stress atau kecemasan dengan cara yang lebih adaptif. Terapi kognitif, terapis menantang keyakinan klien yang terdistorsi mengenai penampilan fisiknya dengan cara meyemangati mereka untuk mengevaluasi keyakinan mereka dengan bukti yang jelas

Daftar Pustaka:

1. Ebert MH, Loosen P, Nurcoombe B. Current

Diangnosis

and Treatment

in

Psychiatry.Behavioral dan Cognitive behavioral theraphy; 2000

2. Kaplan H, Saddock BJ. Psikiatri Klinik. Gangguan dismorfik tubuh (dismorfofobia) Jakarta ;1994.h.153-155

3. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. 4th ed. Washington, DC: American Psychiatric Association; 2002:510

4. Phillips KA. The Broken Mirror: Understanding and Treating Body Dysmorphic Disorder. New York, NY: Oxford University Press; 2005.

5. Gangguan somatoform . Diunduh dari http://www.idijakbar.com/prosiding/gangguan_somatoform.htm pada 04 maret 2011 6. Body Dysmorphic Disorder: Treating an Underrecognized Disorder from Am J Psychiatry 165:1111-1118, September 2008 on 05 march 2011

7. Sarwer DB, Cash TF, Magee L, et al. Female college students and cosmetic surgery: an investigation of experiences, attitudes, and body image. Plast Reconstr Surg. 2005;115(3):931 938.

8. Bohne A, Keuthen NJ, Wilhelm S, Deckersbach T, Jenike MA. Prevalence of symptoms of body dysmorphic disorder and its correlates: a cross-cultural comparison. Psychosomatics. 2002;43(6):486490.

9. Cansever A, Uzun O, Dnmez E, Ozsahin A. The prevalence and clinical features of body dysmorphic disorder in college students: a study in a Turkish sample. Compr Psychiatry. 2003;44(1):6064.

10. Grant JE, Phillips KA. Recognizing and treating body dysmorphic disorder. Ann Clin Psychiatry. 2005;17(4):205210.

11. Phillips KA, Didie ER, Menard W. Clinical features and correlates of major depressive disorder in individuals with body dysmorphic disorder. J Affect Disord. 2007;97(13):129135.

12. Phillips KA, Menard W. Suicidality in body dysmorphic disorder: a prospective study. Am J Psychiatry. 2006;163(7):12801282.

13. Phillips KA. Body dysmorphic disorder: recognizing and treating imagined ugliness. World Psychiatry. 2004;3(1):1217.

14. Pursuit of Perfection: A Primary Care Physician's Guide to Body Dysmorphic Disorder JAMES R. SLAUGHTER, M.D., and ANN M. SUN, M.D. accessed http://www.aafp.org/afp/991015ap/1738.htmlIn on 05 maret 2011 15 The Mirror Lies: Body Dysmorphic DisorderTHOMAS J. HUNT, MD, University of Nevada School of Medicine, Las Vegas, Nevada OLE THIENHAUS, MD, MBA, University of Nevada School of Medicine, Reno, Nevada AMY ELLWOOD, MSW, LCSW, University of Nevada School of Medicine, Las Vegas, NevadaAm Fam Physician. 2008 Jul 15;78(2):217-222 accessed on 05 march 2011

Anda mungkin juga menyukai