Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER KONTRAK DRAFTING

PERKEMBANGAN HUKUM KONTRAK DI INDONESIA SEBAGAI AKIBAT


PERKEMBANGAN HUKUM INTERNASIONAL DALAM AKTIVITAS
BISNIS DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Dosen Pengajar: Dr. Lis Julianti, S.H., M.H.
“Disusun guna memenuhi tugas Ujian Tengah Semester (UTS) Kontrak Drafting”

Mata Kuliah :
KONTRAK DRAFTING
DOSEN :
Dr. LIS JULIANTI, S.H., M.H.

Disusun Oleh :
PUTRI DEWI INDRAWATI
2004742010113
REGULER 6C

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


FAKULTAS HUKUM – PRODI S1 HUKUM
TAHUN 2022 – 2023

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam revolusi industri 4.0, manusia sangat tergantung dengan teknologi
komunikasi, yakni komunikasi dalam bentuk artificial intelligent (“AI”)
maupun internet of things (“IoT”).Selain itu, revolusi industri 4.0 menimbulkan era di
mana teknologi membawa manusia ke dalam dunia virtualitas berwujud, yakni secara
fundamental akan mengubah pola hidup dan cara bekerja dalam lingkup nasional
maupun internasional. Selain itu, revolusi industri 4.0 ini menekankan pada beberapa
pola seperti digital economy, artificial intelligence, big data, dan robotic.Sasaran
pembangunan atau revolusi industri 4.0 adalah pemberdayaan sumber daya teknologi
informasi.
Tanpa adanya sistem informasi dan komunikasi hukum yang baik, maka
substansi hukum akan sulit diakses publik dan dikritisi kebenarannya, sehingga
struktur hukum dan kebudayaan hukum yang baik tidak akan terbentuk.[Kegiatan
bisnis adalah suatu kegiatan ekonomi, dan pada umumnya bila bicara mengenai bisnis
maka hal-hal yang terjadi dalam kegiatan ini adalah jual-beli, tukar-menukar,
memproduksi, memasarkan, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.Pelaku
usaha di dalam menjalankan usahanya tersebut harus memiliki rasa tanggung jawab
dari konsumennya, karyawannya, pemegang saham, komunitas serta lingkungannya
dalam segala asfek operasional dari suatu perusahaan. Bidang hukum dan ekonomi ini
memiliki dan merupakan dua dari sub sistem hukum dari suatu sistem sosial yang
akan saling berhubungan satu sama lainnya.
Hukum adalah merupakan suatu alat dari pengendalian sosial, hukum
terbentuk berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat seperti: faktor
ekonomi yang kemudian memberikan pola-pola tersendiri terhadap sistem hukum.
Dengan demikian akan terlihat jelas adanya hubungan yang timbal balik antara
hukum dan ekonomi.Pada era ekonomi digital, penggunaan media internet sebagai
sarana perdagangan secara elektronik (e-commerce) mengalami perkembangan yang
signifikan .
1.2 Rumusan Masalah
A. Bagaimana perkembangan Hukum Kontrak di Indonesia sebagai akibat
perkembangan Hukum Internasional dalam aktivitas bisnis di era revolusi
industry 4.0?1

1
Irena Relani (et.al), Pengaruh Revolusi Industri 4.0 terhadap Online Service Terminal Petikemas Koja
Jakarta, Majalah Ilmiah Gema Maritim, Vol. 21, No. 2, 2019, hal. 121
Muhammad Akbar, Kepastian Hukum dalam Kemudahan Berusaha di Era Revolusi Industri 4.0 Terkait dengan
Profesi Notaris, Jurnal Ilmiah Penelitian/Law Jurnal, Vol. 1, No. 2, 2021, hal 117
BAB II
PEMBAHASAN
kontrak adalah perjanjian yang bentuknya tertulis. dalam suatu Kontrak usaha,
ikatan kesepakatan pada tuangkan pada dalam suatu perjanjian yang bentuknya
tertulis. Hal ini buat kepentingan kelak, Bila dikemudian hari terjadi konkurensi
berkenaan dengan kontrak itu sendiri, maka para pihak bisa mengajukan kontrak tadi
menjadi keliru satu indera bukti.
hukum kontrak ialah bagian berasal aturan privat, yakni bidang hukum yg
konsentrasi kajiannya ialah hak kewajiban yang dimiliki sang seseorang itu sendiri,
dimana wanprestasi atau pelanggaran terhadap ketentuan yg telah diatur dalam
kontrak menjadi urusan para pihak yg terlibat dalam kontrak tadi. Kontrak pada
Indonesia diatur pada buku Undang-undang aturan Perdata (KUHPerdata) buku III
wacana Perikatan. Perikatan dapat lahir asal perjanjian serta undang-undang.
Perjanjian itu sendiri meliputi perjanjian yang bentuknya tertulis (kontrak) dan
perjanjian ekspresi. dari Uraian singkat tadi terlihat bahwa kontrak dengan perikatan
memiliki kaitan, yaitu bahwa kontrak adalah salah satu sumber berasal perikatan.
Industri 4.0 adalah transformasi komperhensif dari keseluruhan aspek
produksi industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet. Beberapa
negara lain juga turut mewujudkan konsep industri 4.0. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan daya saing industri tiap negara dalam menghadapi pasar global yang
sangat dinamisPerkembangan awal hukum kontrak internasional dibentuk oleh para
pedagang dan hanya berlaku untuk para pedangang sendiri, atau biasa biasa disebut
dengan istilah lex Mercantoria. Sejarah menunjukan bahwa lex mercantoria tumbuh
subur di abad pertengahan (khususnya abad ke-18 dan 19) di Eropa. Perkembangan
ini dipicu oleh lahirnya revolusi industri di Eropa, khususnya setelah teknologi mesin
uap ditemukan, dimana teknologi ini telah mengubah teknikteknik produksi barang
secara massal (industrialisasi).
Pada dasarnya hukum bergerak dinamis seiring dengan perkembangan
kehidupan masyarakat. Maka, hukum harus mampu memberi ruang gerak bagi
perubahan. Hal tersebut dikenal dengan adagium tempora mutantur, nos et mutamur
en illis.Sasaran pembangunan atau revolusi industri 4.0 adalah pemberdayaan sumber
daya teknologi informasi. Tanpa adanya sistem informasi dan komunikasi hukum
yang baik, maka substansi hukum akan sulit diakses publik dan dikritisi kebenarannya,
sehingga struktur hukum dan kebudayaan hukum yang baik tidak akan
terbentuk.perkembangan revolusi industri 4.0 tidak hanya berdampak pada sektor
ekonomi dan industri saja, melainkan juga berdampak pada dunia hukum.Terdapat
beberapa tantangan hukum dalam menghadapi revolusi industri 4.0 antara lain
berkaitan dengan data, akta, transaksi, dan tanda tangan elektronik.
Untuk menghadapi tantangan tersebut terdapat beberapa nasihat hukum antara lain
pembangunan materi hukum, pembentukan produk hukum, dan evaluasi peraturan
perundang-undangan, serta pengkajian hukum kecerdasan buatan yang selaras dengan
nilai-nilai dalam Pancasila dan UUD 1945.
Pembangunan industri di Indonesia saat ini mendapat pengaruh dari pengaruh
revolusi industri secara global yang dikenal dengan era revolusi industri keempat.
Sebelum ini sudah terjadi tiga revolusi industri yang ditandai dengan:
1) Revolusi industri pertama terjadi di Inggris pada tahun 1784 dengan
ditemukannya mesin uap dan mekanisasi yang mulai menggantikan pekerjaan
manusia.
2) Revolusi industri yang kedua terjadi pada akhir abad ke-19 dimana mesin-mesin
produksi memakai tenaga listrik yang digunakan untuk kegiatan produksi secara
massal.
3) Revolusi industri ketiga terjadi mulai tahun 1970 yang ditandai dengan
penggunaan tenaga komputer.
Bagi negara – negara maju industri 4.0 dapat menjadi cara untuk mendapatkan
kembali daya saing infrastruktur tapi bagi negara sedang berkembang industri 4.0
dapat menyederhanakan mata rantai suplai produksi,termasuk mengurangi biaya
tenaga kerja yang kian meningkat. Jadi pada era revolusi industri 4.0 pelaksanaan
industri lebih berbasis teknologi digital dan internet dan tentu saja lebih banyak
menggunakan tenaga kerja yang mempunyai keahlian tinggi. Era ini tentu saja
membawa pengaruh besar terhadap seluruh matarantai industri.
2

2
Soesi Idayanti, Pembangunan Hukum Bisnis dalam Perspektif Pancasila Pada Era Revolusi Industri 4.0, Jurnal
Jurisprudence, Vol. 9, No. 1, 2019, hal. 94
Soesi Idayanti, Pembangunan Hukum Bisnis dalam Perspektif Pancasila Pada Era Revolusi Industri 4.0, Jurnal
Jurisprudence, Vol. 9, No. 1, 2019, hal. 98-100
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Industri 4.0 adalah transformasi komperhensif dari keseluruhan aspek
produksi industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet.tantangan bagi
dunia hukum di era industri 4.0 adalah sistem informasi hukum dan komunikasi
hukum yang terkonektivitas dengan internet secara cepat serta penggunaan
kecerdasan buatan .dengan adanya konektivitas internet , hukum akan mudah diakses
masyarakat bahkan dinilai kebenarannya, yang pada akhirnya akan membentuk
budaya hukum, sehingga hukum tidak ketinggalan dengan perkembangan teknologi
yang mutakhir. Seluruh regulasi harus dibuat berdasarkan pada pemahaman internet
of things yang menjadi ciri utama revolusi industri 4.0. Dengan demikian, sangat
penting bagi pemerintah Indonesia agar aspek hukum kecerdasan buatan terus dikaji
agar tetap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. secerdas apapun robot
yang dibuat sedemikian rupa tentu tidak dapat menandingi kecerdasan yang ada pada
diri manusia terutama pada pengambilan keputusan. Masyarakat seharusnya sudah
sadar untuk lebih memanfaatkan kemajuan teknologi di era modern ini secara baikdan
harapannya dengan adanya kolaborasi dari penerapan hukum dalam pembangunan
nasional ini tentunya dapat meningkatkan kualitas penerapan hukum di indonesia
yaitu kepastian, keadilan dan kebermanfaatan hukum.
DAFTAR PUSTAKA
 WEBSITE

https://www.hukumonline.com/klinik/a/revolusi-industri-40-pengaruh-dan-
tantangan-bagi-hukum-di-indonesia-lt62c6a01693e9c
https://heylawedu.id/blog/perkembangan-hukum-kontrak-dan-kontrakbisnis-
indonesia-di-era-
globalisasi,%20artikel%20ini%20diakses%20pada%20tanggal%2014%20April%202
023.
 BUKU
RR. Anggraeni, “HUKUM KONTRAK BISNIS”, Jakarta Penerbit CV.
IQRALANA cetakan kedua tahun 2021, hal. 73.

Anda mungkin juga menyukai