Anda di halaman 1dari 9

https://www.ojsps.org/index.

php/ajie/index
ISSN: 2685-5070 (p); 2685-8061 (e), Vol. 1 (2), 2018

Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan dalam Upaya
Meningkatkan Minat Masyarakat di SMAN 2 Amuntai

Fahriati
Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin
Email: fakhria283@gmail.com
Sessi Rewetty Rivilla
Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin
sessi@uin-antasari.ac.id
Muhamad Sabirin
Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin
muhammadsabirin@uin-antasari.ac.id


ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi upaya sekolah dalam meningkatkan minat
masyarakat di SMAN 2 Amuntai. Yang dianalisa ada fungsi manajemen pendidikan dalam
pemasaran jasa pendidikan dan upaya dalam meningkatkan minat masyarakat menggunakan 7
bauran pemasaran jasa pendidikan di lembaga pendidikan tersebut. Penelitian ini melibatkan
kepala sekolah, komite sekolah, wakasek, dewan guru, staff tata usaha, siswa dan beberapa
masyarakat di lingkungan sekolah SMAN 2 Amuntai menggunakan teknik deskriptif kualitatif.
Hasil-hasil penelitian menunjukkan signifikansi fungsi manajemen pendidikan yang dijalankan
sekolah dengan 7 bauran pemasaran jasa pendidikan yang dilaksanakan di lembaga tersebut.
KEYWORDS
Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan, Bauran Jasa Pendidikan

PENDAHULUAN
Di era pembangunan yang semakin berkembang, pertumbuhan ekonomi dan
industri di Indonesia telah banyak mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan
dnegan masa-masa sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya produsen
yang terlibat dalam pemenuhan keinginan konsumen sehingga menyebabkan setiap
perusahaan harus menempatkan orientasi pada konsumen sebagai tujuan utama.
Perusahaan harus dapat memberikan kepada pelanggan barang atau jasa yang
mempunyai nilai lebih tinggi, dengan mutu lebih baik, harga lebih terjangkau, fasilitas
yang memeadai dan pelayanan yang lebih baik dari pada pesaingnya.
Indonesia sebagai salah satu negera berkembang sangat memperhatikan dan
terus mengupayakan peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang salah satunya
dilakukan melalui jalur pendidikan. Pendidikan sebagai suatu upaya untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa diharapkan mampu memberikan peran dan andil dalam akselerasi
pembangunan. Pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian tak terpisahkan dari
pembangunan nasional, karena memiliki posisi yang sangat strategis, mendasar dan
potensial terutama untuk pembangunan sumber daya manusia. Sumber daya inilah yang
nanti akan sangat menentukan kelestarian dan kejayaan bangsa di masa yang akan

111
datang. Oleh karena itu, pendidikan harus mampu memberikan kontribusi yang nyata
terhadap pembangunan.
Pendidikan sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia,
sifatnya mutlak bagi kehidupan baik dalam kehidupan perorangan maupun kehidupan
bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju
mundurnya pendidikan bangsa itu. Mengingat sangat pentingnya bagi kehidupan, maka
pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil yang
diharapkan.
Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagaimana yang dikutip
oleh Muhibbin Syah ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan dan atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang. Dari
pengertian tersebut bisa diambil kesimpulan tentang pentingnya peranan pendidikan
bagi pembentukkan generasi penerus bangsa di masa yang akan datang dimana generasi
penerus adalah orang yang bertanggung jawab atas eksistensi dan kemajuan bangsa.
Pendidikan adalah fenomena fundamental atau asasi dalam kehidupan manusia.
Kita dapat mengatakan bahwa “dimana ada kehidupan manusia, disitu pasti ada
pendidikan” karena pendidikan merupakan alat dari masyarakat untuk memperbaharui
dirinya, paling tidak unsur konservatifnya menyatakan bahwa pendidikan itu adalah alat
untuk melangsungkan kehidupan masyarakat, dan tempat interaksi antara pendidik dan
peserta didik yang biasanya dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan, baik formal
maupun non formal.
Lembaga pendidikan formal atau sekolah dewasa ini merupakan tempat utama
seseorang mendapatkan pendidikan. Sekolah dinilai memberikan sumbangan terbesar
pada seseorang dalam memperoleh pendidikan secara maskimal. Pendidikan adalah
proses dimana masyarakat melalui lembaga-lembaga pendidikan (sekolah, perguruan
tinggi, atau lembaga-lembaga lain) dengan sengaja mentransformasikan warisan
budayanya yaitu pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan-keterampilan. Hal ini senada
dengan pendapat Hasbullah yang mengartikan secara sederhana bahwa pendidikan
diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai
di dalam masyarakat dan kebudayaan. Untuk membina kerukunan diantara perbedaan
kultur, maka pendidikan yang mengedepanan pemahaman akan pentingnya penanaman
nilai-nilai perbedaan kultur haruslah mendapatkan perhatian yang mampu menyadarkan
peserta didik untuk sadar bahwa berperilaku saling toleransi, menghormati, menghargai,
memahami diantara satu sama lain itu sangat penting.
Saat ini, dunia pendidikan harus diperlakukan dan dikelola secara professional,
karena semakin ketatnya persaingan, lembaga pendidikan akan ditinggalkan konsumen
atau masyarakat jika dikelola seadanya. Setiap lembaga pendidikan mengetahui bahwa
proses pembelajaran disekolah tidak akan pernah statis, akan tetapi senantiasa dinamis
mengikuti kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin hari semakin berkembang pesat.
Untuk itu, sekolah dituntut lebih meningkatkan kualitas pendidikan dari segala sisi.
Dengan persaingan yang semakin ketat, mau tidak mau setiap sekolah harus melakukan
pengelolaan yang baik agar memberikan layanan yang terbaik, karena jika tidak demikian,
maka konsumen atau masyarakat akan dengan mudah mencari lembaga lain yang lebih
menguntungkan dan menjanjikan. Disamping itu, sekolah pun dituntut untuk dapat
memposisikan diri dengan melakukan strategi yang jitu demi mempertahankan

112
eksistensinya, karena betapapun bagus suatu sekolah apabila tidak dipromosikan
minimnya jumlah siswa dan tidak masyarakat.
Pemasaran jasa pendidikan menjadi suatu yang mutlak harus dilaksanakan oleh
sekolah, selain ditujukan untuk memperkenalkan, fungsi pemasaran di lembaga
pendidikan adalah untuk membentuk citra baik terhadap lembaga dan menarik minat
sejumlah calon siswa. Citra baik tersebut salah satunya dilakukan dengan cara
mempengaruhi kebutuhan dan harapan stakeholder agar sesuai dengan produk dan
layanan yang ada di sekolah tersebut. Oleh karena itu, sekolah perlu menerapkan
manajemen pemasaran jasa pendidikan sebagai upaya untuk memberikan kepuasan
kepada stakeholder sehingga sekolah tersebut dapat bertahan dan berkembang sesuai
perkembangan zaman. Apabila kita melihat lembaga pendidikan dari kacamata sebuah
corporate, maka lembaga pendidikan adalah adalah suatu organisasi produksi yang
menghasilkan jasa pendidikan yang dibeli oleh para konsumen. Konsumen utamanya
ialah para siswa atau mahasiswa. Apabila produsen tidak mampu memasarkan hasil
produksinya dalam hal ini jasa pendidikan disebabkan karena mutunya tidak disenangi
oleh konsumen, tidak memberi nilai tambah bagi peningkatan pribadi individu, layanan
tidak memuaskan, maka produk jasa yang ditawarkan tidak akan laku. Akibatnya sekolah
akan mundur peminat tidak ada, akhirnya sekolah itu ditutup.
Persaingan dalam dunia pendidikan menjadi tidak dapat terelakan lagi, banyak
lembaga pendidikan yang ditinggalkan oleh pelanggannya sehingga dalam beberapa
tahun ini banyak terjadi merger dari beberapa lembaga pendidikan. Kemampuan
administrator untuk memahami pemasaran jasa pendidikan menjadi prasyarat dalam
mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan lembaganya.
Pendidikan merupakan produk jasa yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan.
Lembaga pendidikan merupakan organisasi yang bersifat non profit, artinya lembaga
pendidikan tidak mencari keuntungan semata. Dalam konteks sekolah, sekolah
merupakan lembaga pendidikan yang produknya adalah jasa pendidikan. Pemasaran
dalam dunia perdagangan pada dasarnya bersifat profit dan mencari keuntungan
sebanyak-banyaknya dari hasil penjualan.
Amuntai kabupaten hulu sungai utara adalah kota yang mana kultur budaya
masyarakatnya kuat akan nilai keagamaannya, pendidikan formal tingkat menengah atas
seperti SMA, MA dan Pondok Pesantren sangat bersaing ketat dalam meningkatkan
kuantitas peserta didiknya setiap tahun ajaran baru. Karena kurangnya minat masyarakat
untuk menyekolahan anak mereka di SMA karena kultur masyarakat itu sendiri yang
dikaitkan dengan masyarakat lain, sehingga mereka lebih bangga dan senang ketika
menyekolahkan anak mereka ke MA atau Pondok Pesantren yang memiliki nilai plus
materi keagamaan dan lain sebagainya.
Persaingan diantara lembaga pendidikan penghasil jasa pendidikan di Amuntai
mengakibatkan minimnya jumlah siswa yang masuk terutama di SMAN 2 Amuntai, karena
ada beberapa lembaga pendidikan tingkat SLTA di depannya yaitu SMAN 1, SMK 1, SMK
2, SMK 3, dan paling belakang SMAN 2. Oleh karena itu SMAN 2 Amuntai berdekatan
dengan sekolah tingkat SLTA yang lain dalam komplek sekolahan tersebut sehingga
menjadi persaingan ketat dalam meningkatkan jumlah siswa.
Saat ini SMAN 2 Amuntai merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
dianggap bukan sebagai pilihan yang pertama tetapi yang ke sekian di masyarakat
khususnya di Amuntai dalam menuntut ilmu. Dalam perkembangan siswanya mengalami
peningkatan yakni tahun pelajaran 2012/2013 mencapai 74 siswa, pada tahun pelajaran
2013/2014 berjumlah 98 siswa, pada tahun pelajaran 2014/2015 berjumlah 118 dan pada
113
tahun pelajaran 2015/2016 berjumlah 127 siswa untuk jumlah keseluruhan tingkat kelas
X, XI, dan XII berjumlah 417 siswa. juga lokasi sekolah agak dibelakang dari sekolah lain di
kebayuran sengai dikum Amuntai dekat Candi, yang mana jarak antara candi dengan
SMAN 2 Amuntai berjarak 700 meter, dari candi kejalan besar 800 meter. Dan lokasi
SMAN 2 Amuntai tersebut tidak menguntungkan karena posisinya agak kebelakang dari
lembaga pendidikan sekolah lainnya dalam komplek lembaga pendidikan, diketahui dari
perkembangan pada tahun pelajaran 2014/2015 siswa baru yang masuk bertambah dari
pada tahun-tahun sebelumnya walau pun tidak banyak. Oleh karena itu perlu adanya
upaya dari SMAN 2 Amuntai untuk meningkatkan animo masyarakat bersekolah di
sekolah. Maka peneliti di sini ingin meneliti pada tahun pelajaran 2015/2016, bagaimana
upaya lembaga pendidikan di SMAN 2 Amuntai dalam meningkatkan calon siswa untuk
bersekolah di SMAN 2 Amuntai, karena bagi sebuah lembaga pendidikan kegiatan
pemasaran jasa yang dilakukan dapat memberikan konstribusi positif terhadap calon
siswanya atau orang tuanya, kemungkinan orang tua siswa yang masuk bersedia untuk
mendaftarkan putra-putrinya, setelah mereka mengetahui informasi tentang SMAN 2
Amuntai melalui masyarakat atau promosi-promosi yang dilakukan oleh sekolah.
Betapapun besar suatu lembaga yang bergerak di bidang jasa, jika tidak
diperkenalkan kepada masyarakat, maka lembaga pendidikan tersebut tidak akan
berkembang. Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan manajemen
pemasaran jasa pendidikan yang baik untuk menarik minat jumlah peserta didik pada
tahun pelajaran yang akan datang serta pembentukan citra yang positif bagi lembaga
tersebut.
Berdasarkan latar belakang, maka penelitian ini difokuskan untuk mengetahui
fungsi manajemen dalam pemasaran jasa pendidikan dan upaya dalam meningkatkan
minat masyarakat menggunakan bauran jasa pendidikan di SMAN 2 Amuntai. Hasil
penlitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan kerangka
pembelajaran pendidikan khususnya pemasaran jasa di sekolah atau perguruan tinggi.
Secara lebih detail beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah (1)
mendeskripsikan fungsi manajemen pemasaran jasa pendidikan dalam upaya
meningkatkan minat masyarakat (2) mendeskripsikan upaya sekolah dalam meningkatkan
minat masyarakat dengan menggunakan 7 bauran jasa pendidikan.
METHOD
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian ini dituntut memahami fenomena tentang apa yang
dialami subjek penelitian misalnya perilaku dll, dan dengan cara mendeskripsikan dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada konteks yang alamiah dimana peneliti bertindak dan
turun langsung ke lapangan untuk menggali dan memperoleh data yang diperlukan dalam
penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini mendeskripsikan fungsi
manajemen pendidikan di sekolah dengan 7 bauran jasa pendidikan sekolah dalam upaya
meningkatkan minat masyarakat.

HASIL DAN DISKUSI
Fungsi Manajemen (POAC) Pada Pemasaran Jasa Pendidikan di SMAN 2 Amuntai.
(1) Perencanaan Pemasaran Jasa Pendidikan; Adanya aktifitas perencanaan pemasaran jasa
pendidikan dalam rapat yang diadakan di sekolah sebelum ulangan semester yang
melibatkan guru, kepala sekolah, staff, dan komite dalam hal menarik minat masyarakat
untuk bersekolah di SMAN 2 Amuntai, tetapi perencanaan tersebut belum
dikembangkan menjadi rencana yang tertulis dan terperinci dalam program jangka
114
panjang, menengah dan pendek. (2) Pengorganisasian Pemasaran Jasa Pendidikan;
Kepala sekolah menentukan pembagian tugas dan tanggung jawab kepada para guru,
dan staff yang terpilih dalam rapat untuk menyusun suatu program pemasaran seperti
bagian mendesain brosur, bagian promosi, keuangan dan sebagainya. Pembagian tugas
tersebut dilaksanakan oleh panitia yang terstruktur dan memiliki pembagian tugas
masing-masing dan saling terorganisir satu sama lain dalam menjalankan fungsi dan
tanggung jawab sesuai dengan yang diamanahkan. Hanya saja sekolah tidak
mendokumentasikan siapa saja personil beserta tugasnya yang terlibat dalam
pemasaran jasa pendidikan. (3) Pelaksanaan Pemasaran Jasa Pendidikan; Pelaksanaan
pemasaran jasa pendidikan yang dilakukan sudah teroganisir dengan baik oleh para
personil yang diberikan tugas dan tanggung jawab dalam hal pemasaran jasa
pendidikan seperti periklanan dengan menggunakan brosur, spanduk, phamplet dan
promosi melalui mulut ke-mulut juga melalui beberapa event perlombaan. Setiap kerja
tim saling bekerjasama dan saling memantau dalam pelaksanaan pemasaran jasa
pendidikan tersebut. (4) Pengendalian Pemasaran Jasa Pendidikan; Pengendalian atau
yang biasa disebut controlling dalam pemasaran jasa pendidikan di sini kepala sekolah
beserta wakasek bertanggungjawab mengontrol, memantau, dan mengkoordinasikan
semua aktivitas yang berjalan dalam hal pemasaran jasa pendidikan. Setiap kinerja tim
apapun itu yang dihasilkan selalu melaporkan kepada kepala sekolah. Di sini tim tidak
semau-maunya dalam bekerja, semua tindakan yang laksanakan selalu dipantau dan
dikooordinasikan.
Upaya Sekolah Meningkatkan Minat Masyarakat Menggunakan 7 Bauran Jasa
Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong bauran pemasaran adalah sekumpulan alat
pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk menerapkan strategi mereka
untuk mencapai tujuannya.1Unsur bauran pemasaran ada tujuh. Ketujuh unsur ini
saling terkait, saling membaur, dan diorganisir serta digunakan dengan tepat
sehingga dapat membantu mencapai tujuan pemasaran secara efektif dan efesien
sekaligus mampu memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan jasa pendidikan.
1) Produk Jasa Pendidikan

Produk Inti Jasa Pendidikan : Kegiatan belajar mengajar 55 jam dalam
seminggu dan les tambahan bagi siswa kelas
XII

Jam mulai pelajaran : 07:30 pagi
Jam berakhir pelajaran : Senin : 14.00
Selasa – kamis : 14.00
Jumat : 11.30
Sabtu : 14.00
Durasi satu jam pelajaran : Kurang lebih 45 menit
Produk tambahan : Kelas Khusus Olahraga, Pramuka, futsal,
basket, voli, pramuka, PMR, internet, seni
lukis, otomotif, menyulam menjahit.
Usaha pengembangan : Masih terus mengembangkan dengan

1
Philip Kotler dan Gary Amstrong, Principles of Marketing, (New Jersey, Pearson Prentice Hall,
2008), h. 216
115
produk
produk tambahan.



2) Biaya/ Harga Jasa Pendidikan
SPP : Gratis
Iuran Bulanan : Rp. 15000,-/siswa

Mendapatkan seragam dan beberapa alat tulis dengan gratis, iuaran bulan
sebesar Rp 15.000,- persiswa itu adalah uang kegiatan ekstrakurikuler seperti
pembelian alat-alat kegiatan olahraga/ ekstrakulikuler yang telah rusak,
perlengkapan kesenian dan keterampilan lainnya.
3) Lokasi Jasa Pendidikan
Alamat : Jl. Kebayuran sungai dikum Amuntai
Gambaran lokasi : Lokasi SMAN 2 Amuntai terletak di
daerah komplek perumahan yang agak
kebelakang, jauh dari lokasi komplek
sekolah kompetitor.
Kemudahan akses : Berjarak sekitar 3 kilometer dari jalan
raya yang dilewati angkutan umum.
Terletak jauh dibelakang dari
perumahan keluarga dan jalannya tidak
beigitu luas SMAN 2 Amuntai berada di
ujung perumahan warga, akan tetapi
pengelola sekolah memasang papan
nama SMAN 2 Amuntai di drpan jalan
menuju perumahan yang mana jarak
dari depan perumahan ke sekolah 800
meter ke dalam.



Tempat parkir : Tersedia lahan parkira yang sangat luas

Ketersediaan lahan kosong : Masih tersedia lahan kosong dua kali ukuran
sekolah sekarang
Pesaingan sekolah : Tidak terdapat sekolah kompetitor di sekitar
sekolah SMAN 2 Amuntai,dikarenakan lokasi
sekolah jauh agak
kebelakang dari sekolah kompetitor
4) Promosi Jasa Pendidikan

Jenis : Periklanan meliputi spanduk, brosur,
phamplet komunikasi personal melalui
mulut ke mulut para siswa mengikuti
lomba di luar dan memenangkan
perlombaan sehingga SMAN 2 Amuntai
116
terkenal dan siswa mendapatkan
penghargaan baik dari pelaksanaan
lomba tersebut di luar sekolah

Waktu : April –Juni

5) Sumber Daya Jasa Pendidikan
Jumlah Sumber daya manusia jasa pendidikan SMAN 2 Amuntai adalah 42
orang, terdiri dari guru 32 orang, 5 karyawan tata usaha, 2 orang Pustakawan,
satpam 1 orang dan penjaga malam 1 orang, kebersihan 1 orang, 3 orang
komitesekolah dan 1 kepala sekolah.
6) Bukti Fisik Jasa Pendidikan

Fasilitas : Masih banyak yang perlu dilengkapi
Keadaan fasilitas yang ada : Masih bisa digunakan meskipun sebagian besar
terlihat sudah berumur tua,warna
gedung pudar, di dinding kelas masih ada
coretan-coretan.

7) Proses Jasa Pendidikan

Rutinitas kegiatan belajar mengajar : Kegiatan belajar mengajar terlaksana dengan
baik. apbila ada proses yang tidak sesuai,
maka kepala sekolah turun langsung untuk
mengatasinya, misalnya menegur,
menghukum siswa yang terlambat, guru mata
pelajaran yang tidak hadir.
Upaya penjaminan proses : Kepala sekolah banyak turun tangan
langsung dalam proses jasa pendidikan
sehingga kesalahan proses bisa diminimalisir.
Evaluasi jasa pendidikan : Dilakukan 2 kali dalam satu semester, ujian
tengah dan akhir semester
Pelaporan Hasi : Dilakukan setiap semester dan diterima
langsug oleh wali dari siswa
Bimbingan : Bimbingan rohani dan konseling bagi siswa
yang memerlukan
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian
ini adalah terlaksananya empat fungsi manajemen yang meliputi a) planning; yang mana
adanya aktivitas dalam rapat yang diadakan di sekolah yang melibatkan kepala sekolah,
dewan guru, staff tata usaha, dan komite sekolah dalam merencanakan upaya agar menarik
minat masyarakat untuk bersekolah di lembaga tersebut,b) organizing; pembagian tugas
dan tanggung jawab oleh kepala sekolah kepada tim personil yang ditunjuk dalam
menjalankan fungsi dan tanggungjawabnya sesuai dengan yang diamanahkan,c) actuating;
para tim personil yang ditunjuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing,
dan d) controlling; kinerja pelaksanaan yang dilakukan oleh tim personil selalu dipantau dan
dikoordinasikan oleh kepala sekolah.

117
Upaya dalam meningkatkan minat masyarakat dengan menggunakan unsur-unsur
bauran pemasaran jasa pendidikan, 7 unsur bauran dalam penelitian ini adalah sebagai
berkut : a) unsur produk jasa pendidikan di SMAN 2 Amuntai ini ada produk tambahan
berupa ekstrakurikuler dan kelas khusus olahraga (KKO), harga atau biaya jasa pendidikan
untuk SPP, seragam, buku pelajaran itu gratis, tetapi ada biaya iuran perbulan siswa
sebesar Rp. 15.000,-, c) lokasi jasa pendidikan bukan di komplek pendidikan tingkat SMA
lainnya, tetapi berada agak ke belakang dari komplek pendidikan tingkat SMA lainnya dan
berada di dekat perumahan warga sekitar d) promosi yang dilakukan beragam mulai dari
brosur, spanduk, phamplet, aktivitas event, dan mulut kemulut e) keadaan sumber daya
manusia yang dimiliki sesuai dengan latar pendidikan masing-masing dan ada beberapa
yang tidak sesuai f) bukti fisik jasa pendidikan untuk lahan kosong dibelakang sekolah
lumayan luas, fisik gedung kantor dan kelas siswa terlihat tua dan kurang menarik g)
proses jasa pendidikan yang berlangsung di sekolah sudah sesuai dengan peraturan yang
telah ditetapkan.


































118

REFERENCES

Boyd Dan Walker, Manajemen Pemasaran, (Jakarta : PT. Erlangga, 2000)

Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1994)

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002)

D. Suhardan dkk, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009)
Erna Ferrinadewi dan S. Pantja Djati, Upaya Mencapai Loyalitas Konsumen Dalam
Perspektif Sumber Daya Manusia, ( Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 6,
No. 1, Maret 2004)

Fandy, Tjiptono, Pemasaran Jasa,( Jakarta: Bayu Media Publishing, 2006)

Ikhwan Susila dan Fatchurrahman.,Service Value: Sebuah Variabel Pemediasi Pengaruh
Kualitas Pelayanan terhadap Minat Beli ( Empirika, Vol. 17, No.1 Juni 2004.)

Kotler philip, Manajemen Pemasaran, (Bandung : PT Rosdakarya, 2003),

Kotler philip, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Macanan Jaya, 2009)

Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Perencanaaan, Implementasi dan Kontrol,
(Jakarta: PT:Rosdakarya, 1993)

Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2003)

Moleong, Lexi J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005)

Sanusi, Anwar, metodologi penelitian Praktis; Untuk ilmu Sosial dan Ekonomi, (Malang:
Buntara Media, 2003)

Sofjan, Assauri, Manajamen Pemasaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2004)

Sukandarrumidi, Metode Penelitian; Petunjuk Praktis Untuk Penelitian Pemula,
(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2004)

Suryanto, Sugiyanto, dan Sugiarti, Analisis Faktor-faktor Pembentuk Persepsi Kualitas
Layanan Untuk Menciptakan Kepuasan dan Loyalitas , Jurnal Bisnis Strategi , Vol.
9/Juli, Undip., 2002

Sutisna dan Pawirtra,Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasar,(Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2001

119

Anda mungkin juga menyukai