Anda di halaman 1dari 39

Benzena, Aromatisitas dan

Turunan Benzena

I Made Oka Adi Parwata


Pembahasan
Pendahuluan
Nomenklatur atau tata nama Benzena dan
turunannya
Kestabilan cincin benzena
Aromatis dan persyaratannya
Substitusi Aromatis Elektrofilik
 Gugus pemberi vs. penarik elektron
 Pengarah orto, para vs. meta

 Pengaktif vs. Pendeaktif

Reaksi rantai samping turunan benzena


Pendahuluan
 Benzena merupakan senyawa aromatis yang paling
sederhana
 Diisolasi 1825 oleh Michael Faraday dari residu
minyak pada pipa gas di London
 Sumber utama benzena, benzena tersubstitusi dan
senyawa aromatis lain adalah petroleum (minyak
bumi) : ter batubara (1940) sebagai sumber utama
 Hampir 90% senyawa aktif bahan obat (alam maupun
sintetik adalah senyawa aromatik atau mengandung inti
benzena
Benzena
 Pada awal abad ke 19 benzena merupakan
senyawa aromatis (mengandung inti benzena)
digunakan untuk menjelaskan beberapa
senyawa parfum
 Benzena dan turunannya merupakan suatu
anggota dari kelompok besar senyawa
aromatik yakni senyawa yang cukup
terstabilkan oleh delokalisasi elektron “phi”
(π)
 Sekarang dikelompokkan sebagai sifat kimia
(senyawa takjenuh yang lebih suka atau lebih
mudah mengalami reaksi substitusi daripada
adisi).
Ikatan dalam Benzena
 C6H6 (1825)
 Struktur heksagonal (1965)

 3 ik. Rangkap selang seling dan 3 ik. Tunggal

(1872)

 Teori resonansi dan orbital molekul (modern)

(1940)
 Teori Modern pada Struktur Benzena
 Penjelasan Resonansi pada struktur Benzena
 Struktur I dan II merupakan kontributor resonansi yang sama
terhadap struktur benzena yang sesungguhnya
 Benzena sangat stabil karena memiliki dua struktur ekuivalen
yang sama dan merupakan resonansi yang penting
 Setiap ikatan C-C adalah 1.39Å, meskipun ikatan C–C sp2 adalah
1.47Å dan C=C adalah 1.33 Å
 Hibrid ini sering dinyatakan sebagai lingkaran segienam (III)
 Penjelasan Orbital Molekul pd struktur Benzena
 C pada benzena mempunyai hibridasi sp2 dengan orbital p
pada keenam atom C (a)
 The p orbitals overlap around the ring (b) to form a bonding
molecular orbital with electron density above and below
the plane of the ring (c)

 There are six p molecular orbitals for benzene


MONO SIKLIK DAN POLI SIKLIK
HOMO SIKLIK DAN HETERO SIKLIK
BENZENA TERSUBSTITUSI

BENZENA NAFTALENA FENANTRENA

CH3
N N
TOLUENA PIRIDINA
KUINOLIN
8
CH3 CH3 CH3 CH3

CH3 CH3

ORTO-XILENA META-XILENA PARA-XILENA

CH3
O
N
CH3
N
HO
NIKOTINA ESTRON

OH

N N
OH
HO N NH
ASAM URAT
9
Tata nama senyawa benzena dan turunannya
 Benzena adalah nama induk untuk beberapa
benzena monosubstitusi; nama substituen
ditambahkan sebagai awalan

 Bila sebuah cincin benzena terikat pada suatu rantai


alkana yang memiliki suatu ggs fungsional maka
benzena dianggap suatu substituen yaitu fenil

 Penamaan khusus seperti contoh berikut ini :


Contoh

Benzena tersubstitusi

Senyawa polisiklik
CHO OH
OMe

OMe CH2 CH CH2

anisol Eugenol

Nikotin
Estron Asam Urat
CH3 NH2 O CH3 OH COCH
COOH 3

toluene aniline anisole phenol Acetophenone

CH3 CH3 CH3 COOH


CH3

CH3

o-xylene m-xylene CH3


benzoic
acid
p-xylene
Penamaan khusus
CH3 NH2 O CH3 OH COCH
COOH 3

toluene aniline anisole phenol Acetophenone

CH3 CH3 CH3 COOH


CH3

CH3

o-xylene m-xylene CH3


benzoic
acid
p-xylene
Penamaan menurut posisi : orto, meta,para
atau benzena disubstitusi
CH3

m-nitrotoluena
R 3-nitrotoluena
NO2
1
o- 6 2 orto 1-metil-3-nitrobenzena

meta Cl
m-
5 3
4
para p-diklorobenzena
p-
1,4-diklorobenzena
Cl
Sistem penamaan lain

Br
CH3
metilbenzena
(toluena)
NO2

1-bromo-3-nitrobenzena
CH3 CH3

Cl (p-xylena)

1-kloro-3-metilbenzena CH3

1,4-dimetilbenzena
 Bila lebih dari dua substituen, harus digunakan penomeran
 Nomor substituen harus serendah mungkin
 Substituen harus dituliskan secara alfabetis
 Jika satu susbtituen digunakan untuk nama induk benzena,
maka substituen tersebut berada pada posisi 1.
 Gugus C6H5- sbg substituen
 Fenil disingkat sebagai Ph atau ø
 Hidrokarbon dengan rantai jenuh dan cincin benzena
diberinama berdasarkan stuktur unit yang terbesar sebagai
nama induknya
 Jika rantainya tidak jenuh, maka rantai ini sebagai nama
induknya dan benzena sebagai substituen.
Sistem lain
 Gugus fenilmetil disebut: benzil (Bz)
Sifat-sifat benzena
Sifat Fisik:
 Zat cair tidak berwarna
 Memiliki bau yang khas
 Mudah menguap
 Tidak larut dalam pelarut polar seperti air air,tetapi
larut dalam pelarut yang kurang polar atau
nonpolar,seperti eter dan tetraklorometana
 Titik Leleh : 5,5 0C
 Titik didih : 80,1 0C
 Densitas : 0,88
Titik didih dan titik leleh beberapa benzena dan turunannya

No. Nama Titik Leleh Titik Didih

1 BENZENA 5,5 80
2 TOLUENA - 95 111
3 o-XILENA - 25 144

4 m-XILENA - 48 139

5 p-XILENA 13 138
Sifat Kimia :
 Bersifat kasinogenik (racun)
 Merupakan senyawa nonpolar
 Tidak begitu reaktif, tapi mudah terbakar dengan
menghasilkan banyak jelaga
 Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada
adisi.
Kegunaan Benzena dan turunannya
 Toluena
Toluena digunakan sebagai pelarut dan sebagai bahan
dasar untuk membuat TNT (trinitrotoluena), senyawa
yang digunakan sebagai bahan peledak (dinamit).
 Stirena
Stirena digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
polimer sintetik polistirena melalui proses polimerisasi.
Polistirena banyak digunakan untuk membuat insolator
listrik, boneka, sol sepatu serta piring dan cangkir, sikat
gigi
 Anilina
Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat
warna diazo. Anilina dapat diubah menjadi garam
diazonium dengan bantuan asam nitrit dan asam klorida.
 Benzaldehida
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta
bahan baku pembuatan parfum karena memiliki bau
yang khas. Benzaldehida dapat berkondensasi dengan
asetaldehida (etanal), untuk menghasilkan
sinamaldehida (minyak kayu manis).
 Fenol
Dalam kehidupan sehari-hari fenol dikenal sebagai
karbol atau lisol yang berfungsi sebagai zat disenfektan.
 Asam benzoat dan turunannya
Asam asetil salisilat atau lebih dikenal dengan sebutan
aspirin atau asetosal yang biasa digunakan sebagai obat
penghilang rasa sakit (analgesik) dan penurun panas
(antipiretik). Oleh karena itu aspirin juga digunakan
sebagai obat sakit kepala, sakit gigi, demam dan sakit
jantung. Penggunaan dalam jangka panjang dapat
menyebabkan iritasi lapisan mukosa pada lambung
sehingga menimbulkan sakit maag, gangguan ginjal,
alergi, dan asma.
 Natrium benzoat yang biasa ggunakan sebagai
pengawet makanan dalam kaleng.
 Metil salisilat adalah komponen utama obat gosok atau
minyak angin.
 Asam tereftalat merupakan bahan serat sintetik
polyester.
 Parasetamol (asetaminofen) memiliki fungsi yang
sama dengan aspirin tetapi lebih aman bagi
lambung. Hampir semua obat yang beredar
dipasaran menggunakan zat aktif parasetamol.
Penggunaan parasetamol yang berlebihan dapat
menimbulkan gangguan ginjal dan hati.
Dampak Benzena dan turunannya
 sifat racun atau kasinogenik, yaitu zat yang dapat
membentuk kanker dalam tubuh manusia jika kadarnya
dalam tubuh manusia berlebih.
 merupakan salah satu penyebab leukemia, penyakit
kanker darah yang telah banyak menyebabkan kematian.
 Dampak kesehatan akibat paparan Benzena berupa
depresi pada sistim saraf pusat hingga kematian.
 Paparan Benzena antara 50–150 ppm dapat
menyebabkan sakit kepala, kelesuan, dan perasaan
mengantuk.
 Konsentrasi Benzena yang lebih tinggi dapat
menyebabkan efek yang lebih parah, termasuk vertigo
dan kehilangan kesadaran.
 Paparan sebesar 20.000 ppm selama 5 – 10 menit
bersifat fatal dan paparan sebesar 7.500 ppm dapat
menyebabkan keracunan jika terhirup selama 0,5 – 1
jam. Dampak yang ringan dapat berupa euforia, sakit
kepala, muntah, gaya berjalan terhuyung-huyung,
dan pingsan.
STABILITAS CINCIN BENZENA

Seandainya benzena hanya mengandung tiga ikatan rangkap dua yang berselang
-seling dengan tiga ikatan tunggal (TANPA DELOKALISASI ELEKTRON), maka
kalor hidrogenasinya akan sebesar : 3 x 28,6 kkal/mol = 85,8 kkal/mol tapi ternyata
dalam kenyataannya energi kalornya = 49,8 kkal/mol

Hidrogenasi benzena membebaskan energi lebih rendah 36 kkal/mol


(85,8-49,8) lebih rendah dibanding senyawa hipotetik (sikloheksatriena).
Selisih ini ternyata merupakan energi resonansi dari benzena
Struktur dan Kestabilan Benzena
 Benzena bereaksi lambat dengan Br2 menghasilkan
bromobenzena (dimana Br menggantikan H)

 Reaksi substitusi lebih umum terjadi daripada adisi yang


umum terjadi pada senyawa mengandung gugus C=C,
menunjukkan bahwa benzena memiliki energi halangan yang
besar
Apa arti / hubungan energi resonansi benzena tersebut dalam reaktivitas ?
Diperlukan lebih banyak energi untuk hilangnya sifat aromatik,

Alkena dapat dihidrogenasi dalam temperatur kamar dan Tekanan atmosfer,


sedangkan benzena menuntut temperatur dan tekanan yang lebih tinggi
Benzena tidak dapat diadisi (tidak bereaksi) dengan HBr dan KMnO4
APAKAH SENYAWA AROMATIK ?

PERSYARATAN SENYAWA AROMATIK

1. molekul harus siklik dan datar


2. memiliki orbital p yang tegak lurus pada bidang cincin
(memungkinkan terjadinya delokalisasi elektron pi)
3. Memiliki elektron pi = 4n + 2 (aturan Huckle) ;
n = bilangan bulat : 0,1,2,3,4,...

H H siklooktatetraena
tidak aromatik

H H 8 elektron pi
H H

4n+2 series = 2, 6, 10, 14, 18, 22, 26, 30 …….. etc


4n + 2 = 6 4n + 2 = 10 4n = 8
n=1 n=2 non aromatik
aromatik aromatik

Mengapa dengan 6 atau 10 elektron pi bersifat aromatik,


sedangkan 8 elektron pi tidak ?

Agar bersifat aromatik, semua elektron pi harus berpasangan


Sehingga dimungkinkan overlapping (tumpang tindih) yang
optimal sehingga terjadi delokalisasi sempurna
Senyawa poliaromatik

6 10 14

benzena naphthalena anthracena

14 18

Anda mungkin juga menyukai