Anda di halaman 1dari 7

ARWAH-ARWAH

KARYA W.B. YEATS


TERJEMAHAN SUYATNA ANIRUN

RERUNTUHAN RUMAH, SEBATANG POHON TAK BERDAUN

1. PEMUDA 1
Setengah pintu, pintu tengah
Kesana kemari siang dan malam
Memikul beban, ke bukit dan ke lembah
Mendengar kau bicara saja.

2. ORANG TUA
Perhatikan rumah itu. Kuingat kisah dan leluconnya. Kuingat apa yang dikatakan si
pelayan kepada si penjaga mabuk pada pertengahan Oktober, tapi aku tak bisa. Dimana
kisah dan lelucon sebuah rumah kalau ambang pintunya dipakai memperbaiki kandang
babi?

3. PEMUDA 2
Kau pernah kenal jalan ini?

4. ORANG TUA
Bulan bersinar di atas jalan, bayangkan awan jatuh di atas atap rumah. Itulah lambang.
Lihatlah pohon itu! Seperti apa rupanya?

5. PEMUDA 2
Orang tua lupa ingatan!

6. ORANG TUA
Aku melihatnya tahun yang lalu botak seperti sekarang. Maka kupilih kerja yang paling
baik. Aku melihatnya lima puluh tahun yang lalu sebelum petir membelahnya. Daun-daun
hijau, daun-daun tua, daun-daun segemuk mentega, hidup gemuk dan berlemak. Berdiri di
situ dan lihatlah! Karena ada orang di rumah itu.

1|L a k o n A r w a h - a r w a h k a r y a WB YeatsTerjemahan Suyatna Anirun


7. PEMUDA 1
Tak seorangpun di sini.

8. ORANG TUA
Ada orang di situ!

9. PEMUDA 1
Lantai sudah hilang, jendela hilang dan dimana seharusnya ada atap, hanya langit yang
membentang. Dan di sini pun pecahan kulit telur jatuh dari sarang burung gagak.

10. ORANG TUA


Tapi ada beberapa yang tidak peduli pada apa yang hilang atau pada apa yang ada. Arwah-
arwah dari alam barzah yang kembali ke rumah dan tempat yang mereka kenal.

11. PEMUDA 2
Kau sedang melantur lagi!

12. ORANG TUA


Untuk merasakan lagi dosa-dosa mereka. Tidak sekali tapi berulang-ulang. Akhirnya
mereka tahu akibat dari dosa-dosa itu. Atas orang lain ataupun atas dirinya sendiri. Atas
orang lain, orang lain bisa menolong. Tapi kalau atas dirinya sendiri tak ada pertolongan
kecuali atas diri sendiri dan pada belas kasihan Tuhan.

13. PEMUDA 2
Cukup sudah! Bicaralah pada burung-burung kalau kau harus bicara juga!

14. ORANG TUA


Berhenti! Duduk di situ! Itulah rumah dimana aku dilahirkan.

15. PEMUDA 1
Rumah tua yang terbakar itu?

16. ORANG TUA


Ibuku atau nenekmu memiliki tanah di daerah ini. Kandang-kandang anjing dan kuda. Ia
punya kuda di ladang ternak dan disana bertemu dengan ayahku, budak di kandang kuda.
Saling pandang, lalu mereka kawin. Tapi kemudian ibuku tak mau mengenalnya lagi.

2|L a k o n A r w a h - a r w a h k a r y a WB YeatsTerjemahan Suyatna Anirun


17. PEMUDA 1
Apa yang benar dan apa yang salah? Kakekku mendapatkan gadisnya beserta uangnya.

18. ORANG TUA


Ayahku memboroskan semua milik ibuku. Ibuku tak pernah tahu yang terjelek karena ia
meninggal waktu melahirkan aku. Tapi sekarang ia tahu semuanya karena ia telah mati.
Orang-orang besar hidup dan mati di rumah ini. Patih-patih, Demang-demang dan Hakim-
hakim, Ponggawa-ponggawa dan perwira yang dulu bertempur di semenanjung dan muara.
Mereka yang telah pergi dengan tugas pemerintah pulang untuk mati atau datang dari
seberang tiap awal musim kemarau untuk meninjau bunga-bunga di bulam Mei dalam
taman. Mereka mencintai pohon-pohon yang ditebang ayahku untuk membayar kekalahan
di meja judi atau dengan kuda, minuman atau perempuan. Mereka mencintai semua lorong
yang ada di rumah ini. Membinasakan rumah dimana orang-orang besar menjadi dewasa,
kawin dan meninggal. Kunyatakan disini, telah berlangsung suatu kejahatan yang laknat!

19. PEMUDA 2
Wah, tapi kau beruntung. Pakaian mewah, mungkin kuda gagah untuk ditunggangi.

20. ORANG TUA


Supaya aku tidak lebih unggul darinya, ayahku tidak pernah mengirim aku ke sekolah.
Tapi masih ada orang yang cinta karena aku juga anak ibuku. Istri penjaga mengajar aku
membaca, Pak Padri mengajar aku bahasa. Banyak buku-buku berharga dengan jilidan
mewah abad lalu. Buku-buku modern dan kuno. Beribu-ribu buku.

21. PEMUDA 1
Dan aku kau beri pendidikan apa?

22. ORANG TUA


Kuberi kau pendidikan yang patut bagi anak haram yang gampang. Ketika aku berumur
enam belas tahun, ayahku membakar rumah-rumah itu dalam mabuknya.
23. PEMUDA 2
Itu usiaku enam belas tahun.

24. ORANG TUA


Dan seluruhnya terbakar habis. Buku-buku, perpustakaan dan segalanya.

3|L a k o n A r w a h - a r w a h k a r y a WB YeatsTerjemahan Suyatna Anirun


25. PEMUDA 1
Apa benar juga yang kudengar sepanjang jalan bahwa kau membunuh ayahmu di rumah
yang terbakar itu.

26. ORANG TUA


Tak ada seorangpun disini kecuali kita?

27. PEMUDA 2
Tak seorangpun ayah.

28. ORANG TUA


Kutikam dia dengan pisau. Pisau yang sehari-hari biasa kita pakai. Setelah itu kutinggalkan
dia di tengah api yang sedang berkobar. Mereka menemukan mayatnya. Seseorang
menemukan bekas pisau tapi tak berani memastikan karena mayat itu hangus bagai arang.
Beberapa teman pemabuknya bersumpah untuk menghadapkan aku ke pengadilan,
mendalihkan ancaman yang pernah dilontarkan. Penjaga memberikan pakaian tua, aku
melarikan diri, bekerja dimana-mana, hingga aku menjadi penjual dari jalan ke jalan.
Bukan pekerjaan baik, tapi cukup baik. Karena aku anak ayahku. Karena apa yang dia
lakukan bisa aku lakukan. Dengar! Dengarlah! Derap kuda! Dengar!

29. PEMUDA 1
Aku tidak mendengar apa-apa.

30. ORANG TUA


Jalan terus! Jalan terus! Malam ini adalah peringatan malam perkawinan ibuku atau malam
aku dikandung, ayahku naik kuda dari tempat minum. Sebotol arak di tanganya.

DI JENDELA MUNCUL WANITA MUDA

31. ORANG TUA


Lihat di jendela! Ibuku berdiri di situ, mendengar. Pelayan-pelayan sudah tidur. Ibuku
sendirian. Ayahku pulang jauh ditengah malam karena ia berjudi dan mabuk-mabukan di
kedai minum.

4|L a k o n A r w a h - a r w a h k a r y a WB YeatsTerjemahan Suyatna Anirun


32. PEMUDA 2
Tak ada apa-apa kecuali lubang kosong pada tembok. Kau dusta. Tidak, kau gila! Kau
makin gila tiap hari!

33. ORANG TUA


Suara itu makin keras karena ia melewati jalan berkerikil yang kini ditutupi rumput. Suara
derap berhenti. Ia pergi ke belakang rumah, mengandangkan kudanya. Ibuku turun
membuka pintu, malam ini ia tak lebih sopan dari suaminya yang terhuyung karena mabuk.
Ibuku tergila-gila padanya. Mareka naik tangga. Ibuku membawanya ke tempat tidur.
Itulah kamar perkawinan mereka dan itulah ranjang perkawinan mereka. Jendela sudah
setengah gelap kembali. Jangan biarkan dia menjamahku! Tidak benar bahwa suami
mabuk tak bisa membuahi dan kalau ia mulai berhasil, kau harus mengambil benih
pembunuhnya. Tuli! Tuli! Keduanya tuli! Bahkan jika kulempar kayu atau batu mereka tak
mendengar. Itulah bukti pikiranku sudah sakit. Tapi ada satu soal, ibuku harus mengalami
sekali lagi semua bahkan segalanya. Didorong oleh rasa sesal. Tapi bisakah ia berkelamin
lagi dan tak menemukan kepuasan didalamnya. Bila ketidakpuasan harus bersama-sama,
mana yang lebih kuat! Aku tanpa didikan. Pergilah! Panggil pertulian! Ia dan aku akan
menguraikan segalanya sementara kedua orang itu berbaring di ranjang, membuahi dan
mengandung aku.

PEMUDA MENGADUK-ADUK KANTONG LALU MEMBAWANYA

34. ORANG TUA


Kembali! Kembali! Kau kira kau bisa melarikan diri dengan bungkusan uangku di
tanganmu? Dikiranya sementara aku bicara tak melihat kau mengaduk-aduk buntalan itu?

35. PEMUDA 1
Kau tak pernah memberiku bagian.

36. ORANG TUA


Jika kuberikan, anak muda seperti kau akan menghabiskannya pada minuman.

37. PEMUDA 1
Kalau aku menghendakinya? Aku berhak menggunakan uangku semaunya.

5|L a k o n A r w a h - a r w a h k a r y a WB YeatsTerjemahan Suyatna Anirun


38. ORANG TUA
Berikan bungkusan itu dan tutup mulutmu!

39. PEMUDA 2
Tidak mau!

40. ORANG TUA


Akan kuhancurkan jari-jarimu.

MEREKA MEMPEREBUTKAN KANTUNG. DALAM PERKELAHIAN


KANTUNG ITU LEPAS DAN UANGNYA BERHAMBURAN. ORANG TUA ITU
TERHUYUNG TAPI TIDAK JATUH. MEREKA BERDIRI SAMBIL MEMANDANG
JENDELA. TAMPAK TERANG. TAMPAK SEORANG LELAKI SEDANG MENGISI
GELASNYA DENMGAN WHISKEY.

41. PEMUDA 2
Bagaimana kalau kau kubunuh? Kau membunuh kakekku karena kau muda dan ia tua.
Sekarang aku yang muda dan kau yang tua.

42. ORANG TUA (MELIHAT KE JENDELA)


Kini lebih jelas. Enambelas tahun itu.

43. PEMUDA 1
Apa yang kau ocehkan?

44. ORANG TUA


Lebih muda. Padahal perempuan itu harus tahu bahwa lelaki itu bukan macamnya.

45. PEMUDA 1
Apa yang kau katakana? Hentikan! Hentikan!
ORANG TUA ITU MENUNJUK KE JENDELA

46. PEMUDA 2
Tuhanku! Jendela itu terang dan seseorang berdiri di situ.

6|L a k o n A r w a h - a r w a h k a r y a WB YeatsTerjemahan Suyatna Anirun


47. ORANG TUA
Jendela itu terang lagi. Ayahku datang untuk mendapatkan segelas whiskey. Ia bersandar
di sana seperti binatang yang kepenatan.

48. PEMUDA 2
Orang mati dibunuh yang hidup kembali.

49. ORANG TUA


Dan ranjang pengantin jauh pada Adam’. Dimana kubaca kata-kata itu. Padahal tidak ada
sesuatupun yang tersandar di jendela itu selain bayangan yang ada di kepala ibuku yang
mati kesepian dalam sesalnya.

50. PEMUDA 1
Tubuh yang menjelma sebelum dilahirkan. Mengerikan! Mengerikan! (MENUTUP
WAJAHNYA)

51. ORANG TUA


Makluk itu takkan tahu apa-apa, karena bukan apa-apa, jika kubunuh orang di bawah
jendela itu, ia bahkan takkan sempat memutar kepalanya.

ORANG TUA MENIKAM ANAK MUDA ITU

52. ORANG TUA


Ayahku dan anakku oleh pisau yang sama. Ini mengakhiri.

ORANG TUA MENIKAM BERULANG-ULANG, JENDELA JADI GELAP

53. PEMUDA 1
Ibuku sayang, jendela itu gelap kembali. Tapi kau ada dalam cahaya sebab telah
kuselesaikan segala akibatnya. Kubunuh anak itu karena ia telah tumbuh. Ia akan
mematahkan nasib seorang perempuan, membuahinya dan melanjutkan keonaran.

SELESAI

7|L a k o n A r w a h - a r w a h k a r y a WB YeatsTerjemahan Suyatna Anirun

Anda mungkin juga menyukai