Untitled
Untitled
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Klasifikasi3
2.2.1 Menurut Usia Kehamilan
➢ Amat sangat premature(extremely preterm)
- Usia gestasi < 28 minggu
➢ Sangat prematur (verypreterm)
2
- BBL < 1000 gram
2.3 Epidemiologi
Lebih dari 60% kelahiran prematur terjadi di Afrika dan Asia Selatan,
tetapi kelahiran prematur benar-benar menjadi masalah yang global. Di negara-
negara dengan tingkat pendapatan yang lebih rendah, rata-rata, 12% bayi terlahir
prematur dibandingkan dengan sebesar 9% di negara-negara dengan tingkat
pendapatan yang lebih tinggi.
3
2.4 Etiologi
Kelahiran prematur dapat terjadi akibat berbagai alasan. Sebagian besar
kelahiran bayi prematur terjadi secara spontan, tetapi beberapa diantaranya karena
induksi kehamilan yang lebih awal atau kelahiran dengan SC, apakah untuk
indikasi medis atau non-medis.2
Penyebab yang sering terjadi pada kelahiran prematur mencakup
kehamilan mulipel, infeksi, dan kondisi kronis, seperti diabetes dan tekanan darah
tinggi; namun, seringkali penyebabnya tidak dapat diidentifikasi. Terdapat juga
pengaruh genetik. Pemahaman yang baik terhadap penyebab dan mekanisme
1,2
dapat mengembangkan solusi untuk mencegah kelahiran prematur.
Faktor predisposisi terjadinya kelahiran prematur diantaranya adalah :
a. Faktor Ibu
Riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan antepartum
sebelumya, riwayat kelahiran prematur, malnutrisi, kelainan uterus,
hidroamnion, penyakit jantung, hipertensi, umur ibu kurang dari 20
tahun atau lebih dari 35 tahun, jarak kehamilan yang telalu dekat,
infeksi, trauma, kebiasaan (pekerjaan yang melelahkan atau merokok).
b. Fakor Janin
Cacat bawaan, kehamilan ganda, hidroamnion, ketuban pecah dini.
c. Faktor Lingkungan
Yang dapat berpengaruh antara lain; tempat tinggal di daratan tinggi,
radiasi, sosio-ekonomi yang rendah, dan paparan zat-zat racun.
4
Umur kehamilan kurang dari 37 minggu, berat badan dengan atau kurang
dari 2500 gram, panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, kuku
panjangnya belum melewati ujung jari, batas dahi dan rambut kepala tidak jelas,
lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan
atau kurang dari 30 cm, rambut lanugo masih banyak, jaringan lemak subkutan
tipis atau kurang, tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya,
sehingga seolah-olah tidak teraba tulang rawan daun telinga, telapak kaki halus,
alat kelamin bayi laki-laki pigmentasi dan rugue pada skrotum. Untuk bayi
perempuan klitoris menonjol, labia minora belum tertutup oleh labia mayora,
tonus otot lemah, sehngga bayi kurang aktif.
2.6 Diagnosis3
Menegakkan diagnosis bayi prematur dengan mengukur berat lahir bayi
dapat diketahui dengan dilakukan anamesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.
2.6.1 Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk menegakkan
mencari etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR:
• Umur ibu
5
□ Alat kelamin luar; perempuan: labium mayus belum menutup
labium minus; laki-laki: belum terjadi penurunan testis & kulit
testis rata.
• Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa
kehamilan) :
• Kulit keriput.
• Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa
kadar elektrolit dan analisa gas darah.
• Foto dada ataupun amaybrmk diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur
kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau
didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas.
• USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan kurang bulan.
6
(reflex)
A Activity Lumpuh Ekstermitas fleksi Gerakan aktif
(tonus otot) sedikit
R Respiration Tidak ada Lambat Menangis kuat
(usaha bernafas)
Penilaian:
≥ 7 : Asfiksia
4-6 : Asfiksia Ringan-Sedang
≤ 3 : Asfiksia Berat
Air Entry Udara masuk bilateral Penurunan ringan Tidak ada udara
baik udara masuk masuk
Merintih Tidak merintih Dapat didengar dengan stetoskop
Dapat didengar tanpa alat bantu
Evaluasi :
< 4 : Gangguan pernafasan ringan
4-5 : Gangguan pernafasan
sedang
≥ 6 : Gangguan pernafasan berat, diperlukan analisis gas darah
7
Keterangan:
BMK: Besar Masa Kehamilan KB: Kurang Bulan
SMK: Sesuai Masa Kehamilan CB: Cukup Bulan
KMK: Kecil Masa Kehamilan LB: Lebih Bulan
8
Tabel 2.6New Ballard Score
9
2.7.5 Penilaian pertumbuhan bayi premature
Tabel 2.7 Kurva Fenton
10
2.8 Komplikasi3
11
5. Imaturitas Ginjal
• Fagositosis terganggu
• Kejang
• Hipotonia
8. Kelainan Kardiovaskuler
• Anemia
• Hiperbilirubinemia
• Hipokalsemia
12
2.9 Penatalaksanaan
2.9.1 Medikamentosa
Pemberian vitamin K1 :
c Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
bahaya seperti tidak bisa menyusu, kejang, mengantuk atau tidak sadar, frekuensi
napas < 20 kali/menit atau apnu (pernapasan berhenti selama >15 detik), frekuensi
napas > 60 kali/menit, merintih, tarikan dada bawah ke dalam yang kuat, sianosis
sentral atau tanda-tanda adanya infeksi bakteri berat seperti nyeri dan bengkak
sendi, gerakan berkurang dan rewel jika bagian-bagian ini disentuh. Pustula kulit
banyak dan berat Pusar kemerahan, meluas ke kulit sekitarnya atau terdapat nanah
serta ubun-ubun membonjol. Jika terdapat salah satu tanda ini, lakukan
pemantauan ketat di tempat perawatan bayi baru lahir seperti yang dilakukan pada
Berat Bayi Lahir Sangat Rendah (BBLSR). Risiko merawat anak di rumah sakit
13
(misalnya mendapat infeksi nosokomial), harus seimbang dengan manfaat yang
diperoleh dari perawatan yang lebih baik.
Bayi-bayi ini berisiko untuk hipotermia, apnu, hipoksemia, sepsis,
intoleransi minum dan enterokolitis nekrotikan. Semakin kecil bayi semakin
tinggi risiko. Semua Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) harus dikirim ke
Perawatan Khusus atau Unit Neonatal.
Tatalaksana :
➢ Oksigen
Beri oksigen melalui pipa nasal atau nasal prongs jika terdapat salah satu
tanda hipoksemia.
Terapi oksigen diberikan apabila bayi dalam keadaan berikut:
• Sianosis sentral
• Jika tersedia pulse oximeter, alat ini harus digunakan untuk memandu
terapi oksigen. Oksigen harus diberikan jika saturasi oksigen di bawah
90%, aliran oksigen harus diatur agar saturasi berkisar 92-95%.
Oksigen dapat dihentikan ketika anak dapat mempertahankan saturasi di
atas 90% pada udara ruangan. Pemberian oksigen dengan kecepatan aliran 0.5
• Suhu
Lakukanlah perawatan kulit-ke-kulit di antara kedua payudara ibu atau
beri pakaian di ruangan yang hangat atau dalam humidicrib jika staf telah
berpengalaman dalam menggunakannya. Jika tidak ada penghangat bertenaga
listrik, botol air panas yang dibungkus dengan handuk bermanfaat untuk menjaga
14
bayi tetap hangat. Pertahankan suhu inti tubuh sekitar 36.5 — 37.50 C dengan kaki
tetap hangat dan berwarna kemerahan.
Jumlah ini adalah total asupan cairan yang diperlukan seorang bayi,
asupan oral harus diperhitungkan ketika menghitung kecepatan cairan IV.
• Bayi sangat kecil yang ditempatkan di bawah pemancar panas atau terapi
sinar memerlukan lebih banyak cairan dibandingkan dengan volume biasa.
Beri cairan lebih banyak jika bayi ditempatkan di bawah pemancar panas
(1.2-1.5 kali) jangan menggunakan cairan glukosa IV tanpa natrium
sesudah 3 hari pertama kehidupan. Bayi yang berumur lebih dari 3 hari
perlu natrium (misalnya, garam 0.18%/glukosa 5%). Pantaulah infus IV
dengan sangat hati-hati. Gunakan formulir pemantauan dan hitung
15
• Mulai berikan minum jika kondisi bayi stabil (biasanya pada hari ke-2,
pada bayi yang lebih matur mungkin pada hari ke-1). Pemberian minum
dimulai jika perut tidak distensi dan lembut, terdapat bising usus, telah
keluar mekonium dan tidak terdapat apnu.
•
• Pemberian susu dimulai dengan 2-4 mL setiap 1-2 jam melalui pipa
lambung. Beberapa BBLSR yang aktif dapat minum dengan cangkir dan
sendok atau pipet steril. Gunakan hanya ASI jika mungkin. Jika volume 2-
4 mL dapat diterima tanpamuntah, distensi perut atau retensi lambung
lebih dari setengah yang diminum, volume dapat ditingkatkan sebanyak 1-
2 mL per minum setiap hari. Kurangi atau hentikan minum jika terdapat
dilahirkan dari ibu yang tidak sehat, pecah ketuban >18 jam, bayi kecil
(mendekati 1 kg). • Jika terdapat salah satu tanda bahaya atau tanda lain infeksi
bakteri berat mulailah pemberian antibiotik.
Tatalaksana antibiotik
• Jika ditemukan tanda infeksi bakteri yang berat, beri ampisilin (atau
penisilin) dengan dosis IM/IV: 50 mg/kgBB setiap 12 jam (minggu
pertama kehidupan) dan gentamisin 3 mg/kgBB/dosis, 1x sehari (IM/IV).
16
Jika tertjadi apnu maka:
• Amati bayi secara ketat terhadap periode apnu dan bila perlu rangsang
pernapasan bayi dengan mengusap dada atau punggung. Jika gagal,
lakukan resusitasi dengan balon dan sungkup.
•
Jika bayi mengalami episode apnu lebih dari sekali dan atau sampai
membutuhkan resusitasi berikan sitrat kafein atau aminofilin.
• Kafein lebih dipilih jika tersedia. Dosis awal sitrat kafein adalah 20 mg/ kg
oral atau IV (berikan secara lambat selama 30 menit).
• Jika kafein tidak tersedia, berikan dosis awal aminofilin 10 mg/kg secara
oral atau IV selama 15-30 menit.
2.9.3 Suportif
(3)
Hal utama yang perlu dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal :
c Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh
bayi, seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas,
inkubator atau ruangan hangat yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan
setempat sesuai petunjuk.
c Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
c Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan ibu
17
a. Terapi
c Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan
b. Tumbuh kembang
c
Pantau berat badan bayi secara periodik
c Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama (sampai
10% untuk bayi dengan berat lahir ≥1500 gram dan 15% untuk bayi
dengan berat lahir <1500>
c Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua kategori
18
c Awasi adanya kelainan bawaan.
Untuk menghangatkan bayi dalam waktu • singkat atau menghangatkan bayi hipotermi (32-36,4 oC) apabila cara lain tidak mung
Untuk menstabilkan bayi dgn berat badan <2.500 g, terutama direkomendasikan untuk perawatan berkelanjutan bayi dengan b
Tidak untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan napas berat)
Tidak untuk ibu yang menderita penyakit berat yang tidak
KMC
dapat merawat bayinya.
Pemancar panas•Untuk bayi sakit atau bayi dengan berat 1.500 g atau
lebih.
Untukpemeriksaanawalbayi,selamadilakukan tindakan, atau menghangatkan kembali bayi hipotermi.
InkubatorPenghangatan berkelanjutan bayi dengan berat <1.500 g yang
Umur (hari)
Berat (g) 1 2 3 4 5+
>1500 60 80 100 120 150
<1500 80 100 120 140 150
Umur (hari)
Pemberian
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah ASI tiap 3 jam (ml/kali) 10 15 18 22 26 28 30
19
Kebutuhan cairan elektrolit bayi (ml/kg)S.6
Berat badan <1000 1000 - <1500 1500 — 2500 >2500
(g)
Hari I 120 cc D5% 100 cc D7,5% 80 cc D10% 80 cc D10%
Hari II 140 cc D5% 120 cc D7,5% 100 cc D10% 90 cc D10%
Hari III 170 cc D5% 130 cc D7,5% 110 cc D10% 100 cc D10%
Hari >IV 200 cc 140-150 cc 130-150 cc 120-150 cc
Pembuatan cairan D7,5% = 93 cc (D5%) + 7 cc (D40%) = 100 cc D7,5%.
• Timbang berat badan, nilai minum dan kesehatan secara umum setiap
minggu hingga berat badan bayi mencapai 2.5 kg.
2.10 Pencegahan7
20
menghindari alkohol dan obat-obatan terlarang, lakukan perawatan prenatal
dengan rutin, dan kunjungi pelayanan kesehatan ketika menemui tanda dan gejala
peringatan (warning signs or symptoms) dari kelahiran prematur.7
Tindakan pencegahan/ preventif adalah langkah yang penting. Hal-hal
yang dapat dilakukan :
c Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama
kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang
diduga berisiko, terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi
BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan
kesehatan yang lebih mampu
c Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim, tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri
selama kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin
2.11 Prognosis.8
21
BMB III
XWMWYX MJMK
XMKIW
I. Mnaknesa Pribadi Pasien
No.RM 012898
Nama : Bayi R
Umur : 0hari
Tanggal Lahir : 10 Juli 2020
Pukul : 14.30
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : JL. Stm No.77
Agama : Islam
BB Lahir : 2000gram
PB Lahir : 38 cm
22
dinding dada ringan, terlihat biru pada bibir & ekstremitas. Setelah di suction,
banyak cairan ketuban yang keluar. Bayi dilahirkan normal dengan indikasi
ketuban pecah dini. Sebelum 12 jam setelah ketuban pecah, timbul kontraksi
adekuat hingga timbulnya persalinan.
• Pasien anak pertama. Ayah bekerja serabutan, dan ibu sebagai IRT
IXPemeriksaan Fisik :
Status present
1. Keadaan Umum:lemahTidak menagis, tidak aktif, kulit biru kemerahan (+).
•
Kesadaran: Somnolen
23
•
Anemis : (-)
• Ikterik : (-)
•
Edema : (-)
• Sianosis :(+)
•
Aktivitas: menurun
•
Warna Kulit: biru kemerahan
• Cacat Bawaan Yang Tampak : (-)
•
Respirasi : 50 x/menit
3. Apgar Score: 6
4. Ballard score: 25 (34 minggu)
5. Score Down: <4 tidak ada gawat napas
Status Lokalisata
1. Kulit : lanugo menipis, kemerahan pada badan (+),turgor kulit (+),
neonatal ikterik (-)
2. Kepala :simetris, lonjong, lecet (-), ubun — ubun besarterpisah, teraba
datar, craniosynostosis (-), caput sucendaneum (-),cepal hematom
(-)
3. Leher :Rooting refleks (+), hematome pada m. SCM (-),pembesaran
kelenjar tiroid (-), leher pendek (-)
4. Muka :
c Mata : katarak kongenital (-), SCB (-), conjunctivitis (-).
c Hidung : atresia choana (-/-), napas cuping hidung (+/+), rhinore (-/-)
5. Thoraks
Inspeksi : dinding dada simetris, retraksi dinding dada (+) subcostal.
Palpasi : gerakan diding dada simetris
Perkusi : sonor dikedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler +/+, rh -/-, wh -/-
24
Penilaian pernapasan : napas teratur (+), tachypnea (-), stridor (-), tarikan
dinding dada (+/+) subcostal, sianosis (-).
6. Jantung
S1S2 tunggal regular, mur — mur (-), gallop (-).
7. Abdomen
Inspeksi : distensi (-), organomegali (-), kelainan congenital (-)
Auskultasi : bising usus Normal
Palpasi : massa (-), supel (+), hepar-lien tidak teraba.
Perkusi : timpani (+) diseluruh lapang abdomen
8. Umbilicus
Tampak basah dan mulai mengering, warna kuning kehijauan (-), edema (-),
kemerahan (-) pada pangkal umbilicus.
9. Genitalia
Normal. Hipospadia (-), epispadia (-), hidrokel (-), rugae testis (+) halus.
10. Anus dan rektum
Anus (+), mekoninum (+) 24 jam pertama.
11. Ekstremitas
Normal. Syndactyli (-), polidactyli (-), talipes equinovarus (-/-)
12. Tulang belakang, pinggul dan system syaraf
Dalam batas normal
1.Prenmaturias murni
2.Dismaturitas
25
XII. Diagnosis Kerja
Prematuritas murni
XIII. Rencana Terapi
O2 1 l/m
XIV. Prognosa
• Ad vitam : Ad bonam
• Ad fungtionam : Dubia Ad bonam
• Ad sanationam : Ad bonam
FOLLOW UP
Hari/ tgl S O A P
I Minum (+), RR: 52 x/m prematur O2 1 l/m.
• • •
kurang. O2)
•
Respon (+). •
Retraksi (+)
subcostal.
•
Sianosis (-)
•
BB: 2000 g
II • Minum (+) RR: 50 x/m prematur • Off O2
11/07/2020 per sonde >>. N: 130 x/m murni • D10% 6 ttsµ/m.
• Aktifitas (+) SpO2: 100% • ASI per sonde
Menangis subcostal minimal.
sedikit. (+) Retraksi (+)
kuat. BB: 2005 g
Respon (+).
III •
Minum (+) RR: 52 x/m. premature •
D10% 5ttsµ/m.
12/07/2020 >> N: 140 x/m. Retraksi minimal.
murni • ASI per sonde.
•
Aktifitas (+). BB: 2010 g. (+)
• Respon (+).
• Menangis (+).
BAB IV
PENUTUP
26
3.1 Kesimpulan
Bayi prematur adalah bayi yang lahir dalam keadaan hidup sebelum usia
kehamilan 37 minggu. Penilaian usia kehamilan dapat dilakukan melalui
baik. Lima sampai sepuluh persen bayi dengan berat lahir kurang 1500 gram
mempunyai cacat mayor seperti cerebral palsy, keterlambatan perkembangan,
kebutaan, atau ketulian. Bayi dengan berat kurang dari 1000 gram mempunyai
cacat mayor sekitar 20 %.
27
DAFTAR PUSTAKA
28