Anda di halaman 1dari 77

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL


DAN PLUMBING (MEP)

PERENCANAAN RENOVASI RUMAH JABATAN


KEPALA CABANG PT. JASA RAHARJA (PERSERO)
SULAWESI TENGAH

DISIAPKAN UNTUK :

PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

DISIAPKAN OLEH :

PT. QIES NUSANTARA KONSULTAN

2019
Daftar ISI

1. PERSYARATAN UMUM
1.1 UMUM
1.2 GAMBAR GAMBAR
1.3 KOORDINASI
1.4 DAFTAR BAHAN DAN CONTOH
1.5 TESTING & COMMISSIONING
1.6 PERALATAN YANG DISEBUT DENGAN MERK DAN PENGGANTINYA
1.7 PERLINDUNGAN PEMILIK
1.8 CONTOH
1.9 PENGETESAN
1.10 PENGUJIAN DAN PENERIMAAN
1.11 MASA GARANSI DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN
1.12 LAPORAN
1.13 PENANGGUNGJAWAB PELAKSANA
1.14 PERUBAHAN, PENAMBAHAN,DAN PENGURANGAN PEKERJAAN
1.15 PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN
1.16 PEKERJAAN LISTRIK
1.17 PEMERIKSAAN ROUTINE
1.18 KANTOR PEMBORONG, LOS KERJA DAN GUDANG
1.19 PENJAGAAN
1.20 PENERANGAN DAN SUMBER DAYA
1.21 KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN
1.22 KECELAKAAN DAN PETI PPPK
1.23 PEGAWAI PENYELENGGARA DARI PEMBORONG
1.24 PENGAWASAN
1.25 BAGAN KEMAJUAN PEKERJAAN
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL
1. PEKERJAAN PLUMBING
1.1 UMUM
1.2 PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN
1.3 PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS UMUM
1.4 PENJELASAN PERSYARATAN PEKERJAAN AIR BERSIH, AIR KOTOR DAN AIR
BUANGAN
1.5 MATERIAL / BAHAN-BAHAN YANG DIPAKAI
1.6 PENGUJIAN
1.7 SISTEM PEMIPAAN
1.8 PENJELASAN SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN UTAMA
1.9 WATER LEVEL CONTROL
1.10 PANEL CONTROL START – STOP DAN MONITOR
1.11 PEKERJAAN AIR KOTOR
1.12 PEKERJAAN DRAINASE
1.13 PERSYARATAN TEKNIS DAN PEMASANGAN
1.14 PENYAMBUNGAN PIPA DAN FITTING
1.15 PEKERJAAN SEPTICTANK
1.16 MASA JAMINAN, PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA

2. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TATA UDARA


2.1 UMUM
2.2 GAMBAR-GAMBAR
2.3 KOORDINASI
2.4 DAFTAR BAHAN DAN CONTOH
2.5 COMMISIONING DAN TESTING
2.6 PERALATAN YANG DISEBUT DENGAN MERK DAN PENGGANTINYA
2.7 PERLINDUNGAN PEMILIK
2.8 CONTOH
2.9 PENGUJIAN DAN PENERIMAAN
2.10 MASA GARANSI DAN SERAH TERIMA
2.11 LAPORAN
2,12 PENANGGUNG JAWAB PELAKSANA
2.13 PERUBAHAN, PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN PEKERJAAN
2.14 PEMBOBOKAN, PENGELASAN, DAN PENGEBORAN
2.15 PEKERJAAN LISTRIK
2.16 PEMERIKSAAN RUTIN
2.17 KANTOR PEMBORONG, LOS DAN GUDANG
2.18 KEAMANAN
2.19 PENERANGAN DAN SUMBER DAYA
2.20 KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN
2.21 KECELAKAAN DAN PETI PPPK
2.22 PEGAWAI PENYELENGGARA DARI PEMBORONG
2.23 PENGAWASAN
2.24 BAGAN KEMAJUAN PEKERJAAN

3. PEKERJAAN SISTEM TATA UDARA (A/C)


3.1 PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.2 PEMBORONG
3.3 KOORDINASI
3.4 IZIN
3.5 LINGKUP PEKERJAAN TATA UDARA
3.6 CONDENSING UNIT
3.7 EVAPORATOR BLOWER UNIT
3.8 PIPA REFRIGERANT
3.9 PIPA PEMBUANGAN AIR
3.10 INSTALASI LISTRIK
3.11 SISTEM KONTROL
3,12 BAHAN
3.13 PEKERJAAN LAIN-LAIN
3.14 PERSYARATAN BAHAN/MATERIAL
3.15 PENGUJIAN
3.16 GARANSI
3.17 TRAINING
3.18 BUKU PETUNJUK
3.19 PENERANGAN DAN SUMBER DAYA

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL


1. UMUM
1.1 PENJELASAN
1.2 GAMBAR-GAMBAR
1.3 BIDANG PEKERJAAN YANG DIKERJAKAN
1.4 KLAUSUL YANG DISEBUTKAN
1.5 KOORDINASI PEKERJAAN
1.6 MATERIAL
1.7 DAFTAR MATERIAL
1.8 NAMA PABRIK/MERK YANG DITENTUKAN
1.9 SHOP DRAWING
1.10 SUBSTITUSI
1.11 CONTOH
1.12 PROTEKSI
1.13 ACCES OPENING
1.14 PENGECATAN
1.15 GAMBAR PEMASANGAN YANG SEBENARNYA
1.16 PENGETESAN
1.17 DATA SUKU CADANG
1.18 PERATURAN HAK PATEN
1.19 KEBERSIHAN
1.20 BUILT IN INSERT, SLEEVES DAN PERLENGKAPAN
1.21 BUKU PETUNJUK (MANUAL) DAN INSTRUKSI
1.22 KELENGAKAPAN INSTALASI
1.23 CONTOH
1.24 PROTEKSI
1.25 ACCES OPENING
1.26 PENGECATAN
1.15 GAMBAR PEMASANGAN YANG SEBENARNYA

2. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL


2.1 INSTALASI KABEL/WIRING
2.2 INSTALASI SAKELAR DAN STOP KONTAK (OUTLET)
2.3 INSTALASI FIXTURES PENERANGAN
2.4 INSTALASI/KONSTRUKSI PANEL

3. KABEL TEGANGAN RENDAH (NYY,NYFGBY,NYM,NYA) 380 V


3.1 PENJELASAN
3.2 KONSTRUKSI
3.3 PENANDAAN WARNA
4. PERALATAN LISTRIK
4.1 PERALATAN PANEL
4.2 MATERIAL UNTUK INSTALASI
5. FIXTURES DAN ARMATURE
5.1 LAMPU/TUBE/BULB FLUORESCENT
5.2 LAMPU LIGHT RECESSED MOUNTED
5.3 LAMPU TANDA ARAH KEBAKARAN / EMERGENCY EXIT LAMP
5.4 KABEL
5.5 PANEL PENERANGAN

6. SISTEM PENTANAHAN
6.1 LINGKUP PEKERJAAN
6.2 STANDAR DAN KODE-KODE YANG BERLAKU
6.3 SISTEM PENTANAHAN
6.4 PEKERJAAN DAN ALAT BANTU
6.5 SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI PENANGKAL PETIR
6.6 MATERIAL LIST

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRONIKA


1. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN CCTV
1.1 UMUM
1.2 PENEMPATAN PERALATAN MONITOR
1.3 DATA-DATA TEKNIS
1.4 DAFTAR MATERIAL CCTV
1.5 SERAH TERIMA PEKERJAAN
1. PERSYARATAN UMUM

1.1 UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis Mekanikal & Elektrikal pada bab-
bab selanjutnya. Apabila ada klausul dari persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam
persyaratan teknis ini, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan
bukan berarti menghilangkan klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan
klausul lainnya dari syarat-syarat umum.

Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat
dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang
diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah
satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja, Pemborong harus tetap
melaksanakannya tanpa ada biaya tambahan.

1.2 GAMBAR GAMBAR

a. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua


accessories dan fixture secara terperinci. Semua bagian diatas walaupun tidak
digambarkan atau disebutkan secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh
Pemborong, sehingga sistem dapat bekerja dengan baik.

b. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi.

Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari proyek.


Gambar-gambar arsitektur dan struktur/sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail “finishing” dari proyek.

c. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar-gambar kerja dan


detail (working drawing) yang harus diajukan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan Pemborong untuk disetujui Direksi
dianggap bahwa Pemborong telah mempelajari situasi dan telah berkonsultasi dengan
pekerjaan instalasi lainnya.

d. Pemborong harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian-penyesuaian


pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam
satu set lengkap gambar (kalkir) dan tiga set lengkap gambar blue print sebagai gambar-
gambar sesuai pelaksanaan (as built drawings).

As built drawing harus diserahkan kepada Direksi segera setelah selesai pekerjaan
1.3 KOORDINASI

a. Pemborong pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja sama
dengan Pemborong bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.

b. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.

1.4 DAFTAR BAHAN DAN CONTOH


a. Dalam waktu tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari setelah Pemborong menerima
pemberitahuan melaksanakan pekerjaan, kecuali apabila ditunjuk lain oleh Direksi,
Pemborong diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan.
Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnya tercantum nama-nama dan
alamat manufacture, katalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh
Direksi. Persetujuan oleh Direksi akan diberikan atas dasar diatas.

b. Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada


Direksi. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-
contoh ini adalah menjadi tanggungan Pemborong.

c. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi teknis
ini dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang-orang yang
ahli.

d. Pemborong diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/kapasitas peralatan


(equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan, Pemborong harus
segera menghubungi Direksi untuk berkonsultasi.

e. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang sebelumnya tidak


dikonsultasikan dengan Direksi, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi
beban tangung jawab Pemborong. Untuk itu pemeliharaan equipment dan material harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi.

1.5 TESTING & COMMISSIONING


a. Pemborong pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran-
pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi
yang dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan-
persyaratan yang berlaku.

b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong. Hal ini termasuk pula peralatan
khusus yang diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik,
juga harus disediakan oleh Pemborong.
1.6 PERALATAN YANG DISEBUT DENGAN MERK DAN PENGGANTINYA

Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang disebut dan


dipersyaratkan dengan nama dan dipersyaratkan ini, maka Pemborong wajib menyediakan
sesuai dengan peralatan/merk tersebut diatas. Penggantian dapat dilakukan dengan
persetujuan dan ketentuan-ketentuan dari Direksi.

1.7 PERLINDUNGAN PEMILIK


Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemilik dijamin dan
dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

1.8 CONTOH
Persetujuan harus menyerahkan contoh/brosur dari bahan-bahan/material yang akan
dipasang disini untuk dimintakan persetujuan Direksi. Semua biaya berkenaan dengan
penyerahan dan pengambilan contoh-contoh ini menjadi tanggungan pemborong.

1.9 PENGETESAN
Pemborong harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Direksi. Semua
tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut, merupakan
tanggung jawab Pemborong

1.10 PENGUJIAN DAN PENERIMAAN


Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan
dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Kontraktor
harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan-peralatan yang
terpasang, dan jika sudah ditest dan ternyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya dapat
diserahkan kepada Direksi.

1.11 MASA GARANSI DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN


a. Peralatan-peralatan instalasi harus digaransikan minimal satu tahun dan garansi
kompressor selama 3 (tiga) tahun terhitung dari penyerahan kedua.

b. Selama masa garansi, Pemborong pekerjaan instalasi ini diwajibkan untuk mengatasi
segala kerusakan-kerusakan dari pada instalasi yang dipasangnya tanpa ada biaya
tambahan.
c. Selama masa garansi tersebut, Pemborong pekerjaan instalasi ini masih harus
menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan yang dapat dihubungi setiap saat. Dalam
masa ini Pemborong masih bertanggung jawab penuh terhadap seluruh instalasi yang
telah dilaksanakan.

d. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-
bukti hasil pemeriksaan atas instalasi, dengan pernyataan baik yang ditandatangani
bersama oleh instalatur yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan Direksi pengawas
lapangan serta dilampirkan sertifikat pengujian yang sudah disahkan oleh Badan Instansi
yang berwenang.

e. Jika pada masa garansi tersebut, Pemborong pekerjaan instalsi tidak melaksanakan
atau tidak memenuhi teguran-teguran atas perbaikan, penggantian, kekurangan selama
masa garansi, maka Direksi pengawas lapangan berhak menyerahkan pekerjaan
perbaikan/kekurangan tersebut pada pihak lain atas biaya dari Pemborong yang
melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.

f. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Pemborong harus mengadakan


semacam pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada Staff Teknik untuk
setiap pekerjaan yang ditunjuk oleh pemberi tugas (customer).

1.12 LAPORAN

a. Laporan Harian :

Pemborong wajib membuat “Laporan Harian” & “Laporan mingguan” yang memberikan
gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan
tersebut dibuat dalam rangkap 3 meliputi :

- Kegiatan Fisik.
- Catatan dan perintah Direksi yang disampaikan secara tertulis.
- Hal-hal yang menyangkut masalah :
Material (masuk/ditolak)
Jumlah tenaga kerja
Keadaan cuaca
Pekerjaan tambahan / kurang

Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi
ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu
depan. Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan diserahkan pada
Direksi untuk diketahui/disetujui.
b. Laporan Pengetesan

Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi dalam rangkap 4 (empat) mengenai hal-
hal sebagai berikut :

- Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian tegangan)


- Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi
- Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Direksi
pekerjaan ini.

1.13 PENANGGUNGJAWAB PELAKSANA

a. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Pemborong harus menempatkan seorang


penanggung jawab pelaksana yang ahli dan berpengalaman dan harus selalu berada di
lapangan / site, yang bertindak selaku wakil dari Pemborong dan mempunyai
kemampuan untuk memberikan keputusan teknis, dan bertanggung jawab penuh dalam
menerima segala instruksi-instruksi dari Direksi.

b. Penanggung jawab tersebut harus berada di tempat pekerjaan selama jam kerja dan
pada saat diperlukan dalam pelaksanaan, atau pada saat yang dikehendaki oleh Direksi
dan perintah pengawas di dalam pelaksanaan harus disampaikan langsung kepada
pihak Pemborong melalui penanggung jawab Pemborong.

1.14 PERUBAHAN, PENAMBAHAN,DAN PENGURANGAN PEKERJAAN

a. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar-gambar rencana yang


disesuaikan dengan kondisi di lapangan harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan
Direksi.

b. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Pemborong harus menyerahkan gambar


perubahan yang dimaksud Direksi pengawas lapangan dalam rangkap 4 untuk disetujui.

c. Pengaduan dan perubahan material, gambar rencana dan lain sebagainya, harus
diajukan oleh Pemborong kepada Direksi secara tertulis. Perubahan-perubahan material
dan gambar rencana yang mengakibatkan pekerjaan tambah kurang harus disetujui
secara tertulis oleh Direksi.
1.15 PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN

a. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam rangka
pemasangan instalasi ini maupun pengembaliannya seperti keadaan semula adalah
termasuk pekerjaan Pemborong instalasi ini.

b. Pembobokan, pengelasan dan pengeboran hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat


izin tertulis dari Direksi.

c. Pengelasan, pengeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya dapat


dilaksanakan setelah memperoleh izin/persetujuan tertulis dari Direksi.

1.16 PEKERJAAN LISTRIK


a. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh sistem listrik
secara lengkap, sehingga instalasi ini apat bekerja dengan sempurna dan aman.

b. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahaan pertama
(serah terima pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat
dipergunakan pemilik.

1.17 PEMERIKSAAN ROUTINE


a. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan dan
pemeriksaan routine.

b. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine tersebut, harus dilaksanakan tidak


kurang dari dua minggu sekali, selama 3 bulan.

1.18 KANTOR PEMBORONG, LOS KERJA DAN GUDANG

a. Pemborong diperbolehkan untuk membuat keet, kantor, gudang dan los kerja di halaman
tempat pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi lapangan,
penyimpanan barang/bahan serta peralatan kerja dan sebagai area/tempat kerja
(peralatan pekerjaan kasar), dimana pelaksanaan tugas instalasi berlangsung.

b. Pembuatan keet kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan, bila terlebih dahulu
mendapatkan izin dari MK

1.19 PENJAGAAN
a. Pemborong wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang
disimpan di tempat kerja (gudang lapangan).
b. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut
diatas, menjadi tanggungjawab Pemborong.

1.20 PENERANGAN DAN SUMBER DAYA

a. Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang
dianggap perlu, harus diberi penerangan yang cukup.

b. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/daya kerja
harus diusahakan oleh Pemborong.

1.21 KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN

a. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat
pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam keadaan bersih.

b. Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik di dalam gudang maupun


di luar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya
pemeriksaan dan tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain.

c. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh Direksi pada
waktu pelaksanaan.

1.22 KECELAKAAN DAN PETI PPPK

a. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka
Pemborong diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban
atau para korban, serta melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan departemen
yang bersangkutan/berwenang (dalam hal ini polisi dan Departemen Tenaga Kerja) dan
mempertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan pertama
pada kecelakaan harus selalu ada di tempat pekerjaan.

1.23 PEGAWAI PENYELENGGARA DARI PEMBORONG

a. Pimpinan harian pada pelaksanaan pekerjaan oleh Pemborong harus diserahkan


kepada penyelenggara kepala dengan kualifikasi ahli, berpengalaman dan mempunyai
wewenang penuh untuk mengambil keputusan.

b. Site Manager harus berada ditempat pekerjaan selama jam-jam kerja dan setiap saat
yang diperlukan pemberi tugas.
c. Site Manager mewakili Pemborong di tempat pekerjaan, dapat bertindak penuh kepada
Direksi.

d. Petunjuk dan perintah Direksi di dalam pelaksanaan, disampaikan langsung kepada


Pemborong atau melalui Site Manager, sebagai penanggungjawab di lapangan.

e. Pemborong diwajibkan untuk menjalankan disiplin yang ketat terhadap semua pekerja
(buruh) danpegawainya, kepada mereka yang melanggar terhadap peraturan umum,
mengganggu ataupun merusak ketertiban, berlaku tidak wajar, melakukan perbuatan
yang merugikan terhadap pelaksanaan pekerjaan, harus segera dikeluarkan dari
tempat pekerjaan atas perintah pengawas harian. Bila Pemborong lalai, maka akan
dikenakan tindakan sesuai dengan yang dimaksud dalam pasal denda.

1.24 PENGAWASAN

a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh Direksi.

b. Pada setiap saat Direksi atau petugas-petugasnya harus dapat mengawasi, memeriksa
dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Pemborong harus
mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.

c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetap luput dari pengamatan Direksi
adalah menjadi tanggung jawab Pemborong.

d. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja (08.00 sampai
dengan 16.00), dan hari libur maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut
menjadi beban Pemborong yang perhitungannya disesuaikan dengan peraturan
pemerintah (cipta karya). Permohonan untuk mengadakan pemeriksaan tersebut harus
dengan surat yang disampaikan kepada Direksi

e. Di tempat pekerjaan, Direksi menempatkan petugas-petugas pengawas yang bertugas


setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Pemborong, agar pekerjaan dapat dilaksanakan
atau dilakukan sesuai dengan isi surat perjanjian pemborong serta dengan cara-cara
yang benar dan tepat serta cermat.

1.25 BAGAN KEMAJUAN PEKERJAAN

a. Dua minggu setelah dinyatakan sebagai pemenang lelang, harus siap dengan bagan
kemajuanpekerjaan (Time Schedule/Network Planning) sesuai dengan batas waktu
maksimal yang telah ditetapkan. Bagan tersebut disusun secara konvensional (barchart)
dengan network planning.

b. Di dalam bagan kemajuan pekerjaan ini dicantumkan volume masing-masing bagian


pekerjaan serta mandays yang diperlukan
c. Dalam progress schedule harus dibuat juga kurva gambaran mengenai nilai dan harga
pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan volume dan harga penawaran serta schedule yang
dibuat oleh Pemborong.

d. Pemborong harus secara terpisah menyusun Bagian pengerahan tenaga dan bagian
penyediaan bahan, peralatan dan mesin yang diperlukan.

e. Bagan-bagan tersebut diatas harus mendapatkan persetujuan dan pengesahannya dari


Direksi.

Pemborongan harus memiliki semua izin resmi yang diperlukan untuk pekerjaan instalasi
listrik.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN MEKANIKAL

1. PEKERJAAN PLUMBING

1.1 UMUM

a. Persyaratan Pelaksanaan

- Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan
undang-undang & peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.

- Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara pemasangan,


kwalitas pekerjaan dan lain-lain untuk sistem instalasi ini harus sesuai dengan
Standard Internasional maupun Nasional seperti ASTM, NFPA-12, 13 & 20 dengan
senantiasa mengutamakan peraturan/standard/persyaratan Nasional.

- Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistem ini, selain dari persyaratan
persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan yang
dikeluarkannya oleh pabrik pembuatnya.

b. Pemborong

- Yang dimaksud dengan pemborongan dalam spesifikasi ini adalah badan pelaksana
yang telah terpilih & memperoleh Kontrak Kerja untuk menyediakan dan pemasangan
instalasi Peralatan Pemadam kebakaran ini sampai selesai.

- Pemborong wajib mempelajari & memahami semua undang- undang dan peraturan
peraturan, persyaratan umum maupun suplementernya, persyaratan pabrik pembuat,
buku-buku dokumen pelelangan, bundel gambar dan adendum serta petunjuk-petunjuk
tertulis yang telah dikeluarkan.

- Pemborong dapat meminta penjelasan kepada Direksi, Konsultan atau pihak yang
ditunjuk bilamana menurut pendapatnya pada dokumen-dokumen pelelangan,
gambar-gambar atau hal-hal lainnya, ada yang kurang jelas.

- Pemborong wajib mempelajari & memeriksa juga pekerjaan pihak-pihak lain yang
dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya. Bilamana sampai terjadi gangguan
maka Pemborong wajib mengerjakan saran-saran perbaikan untuk segenap pihak.
c. Koordinasi dengan Pihak Lain

- Pemborong wajib koordinasi dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran


pelaksanaan pekerjaan proyek ini. Terutama koordinasi dengan pihak Pemborong
Sipil/Arsitek, Elektrikal, Untuk menentukan jalur pipa dsb.

- Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan atau disesuaikan oleh pihak lain
atau yang diberikan dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi ini,
Pemborong bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dan pekerjaan ini.

d. I z i n

- Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan


instalasi ini harus dilakukan oleh Pemborong atas tanggungan dan biaya Pemborong.

- Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain beserta keterangan-keterangan resminya


yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini harus dilakukan oleh
pemborong atas tanggung jawab & biaya Pemborong.

Pemborong pekerjaan ini harus sudah berpengalaman dalam pemasangan instalasi


sistem Pemadam kebakaran dibuktikan dengan surat selesai pekerjaan (berita acara)
dari proyek yang telah ditangani sebelumnya.

- Pemborong harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang


dipatenkan/keagenan, dari tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan dan
untuk ini. bila diperlukan Pemborongan wajib menyerahkan surat pernyataan

1.2 PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN

a. Pekerjaan Air Bersih

- Pengadaan dan pemasangan secara sempurna peralatan utama yang


diperlukan dalam sistem penyediaan air bersih & dan air bersih dari pompa-
pompa transfer dari Groundtank ke Towertank, beserta perlengkapan.
Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaaan beserta perlengkapan yang
meliputi Instalasi pemipaan ke setiap titik pemakaian.

- Instalasi pompa dan pemipaan distribusi pada setiap titik pemakaian.

- Pemasangan pipa distribusi kesetiap peralatan sanitary seperti halnya closed,


wastafel, urinal dan lain-lain yang sesuai dengan gambar perencanaan.

b. Pekerjaan Air Kotor dan Air Buangan

- Pengadaan dan pemasangan peralatan beserta perlengkapan yang diperlukan


dalam sistem pembuangan air kotor dan air buangan dari toilet dan
pembuangan.

- Pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary seperti halnya closed,


wastafel, urinal, floor drain dan lain-lain.

2
0
- Pengadaan dan pemasangan Instalasi pipa air kotor dan air buangan serta
pipa ventilasi, serta kelengkapannya.

- Instalasi pipa air kotor dari closet dan urinoir di salurkan ke STP.

c. Kelistrikan

- Pengadaan dan pemasangan panel daya dan panel kontrol beserta


pengabelannya.

d. Testing / Pengujian

- Mengadakan testing dan commissioning semua sistem pekerjaan yang


terpasang, sehingga berjalan dengan baik dan sempurna sesuai dengan
spesifikasi teknis.

1.3 PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS UMUM

a. Waktu Pelaksanaan

Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan


disesuaikan dengan tahap-tahap pembangunan atau disesuai dengan jadwal yang
ditentukan kemudian.

b. Material

-Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah


baru bebas dari cacat/rusak material, dan menjamin terhadap kualitas atau
mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi ini.

- Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti
dengan yang sesuai dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) minggu
setelah ditanda tangani berita acara penerimaan barang.

- Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material / peralatan menjadi


tanggungan / beban kontraktor.

c. Gambar-gambar dan Spesifikasi

- Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan suatu kesatuan


yang saling mendukung dan tidak dipisah-pisahkan.

d. Gambar-gambar Perencanaan

- Di dalam gambar perencanaan ini tidak dimaksudkan untuk menunjukan


semua pipa-pipa, fitting-fitting, katup-katup dan fixture lain secara terperinci.
- Semua bagian-bagian tersebut di atas walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan secara spesifik harus disesuaikan dan dipasang oleh Kontraktor,
apabila diperlukan agar instalasi ini lengkap dan dapat bekerja dengan baik
sesuai dengan pelaksanaan yang wajar.

e. Gambar Kerja

- Gambar-gambar kerja (For Constrution) untuk seluruh pekerjaan harus selalu


berada di lapangan (site), gambar pengembangan / gambar untuk tender tanpa
persetujuan perencana tidak boleh digunakan.

- Termasuk perubahan-perubahan atau usulan-usulan dan lain sebagainya.

- Selama pelaksanaan instalasi ini berjalan, Kontraktor harus memberikan tanda-


tanda dengan pinsil/tinta merah pada set gambar atas segala perubahannya,
penghapusan atau penambahan pada instalasi tersebut.

f. Gambar Pelaksanaan

- Kontraktor harus membuat gambar instalasi secara mendetail (Shop Drawing )


untuk disetujui oleh Direksi, juga harus menyerahkan Gambar Pelaksanaan (As
Built Drawing ) yang meliputi denah, instalasi yang terpasang, detail
pemasangan, detail peralatan dari seluruh instalasi.

- Pelaksanaan pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang umum berlaku


dan mengikuti Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979.

g. Contoh-contoh Barang

- Pemborong wajib mengirimkan semua contoh-contoh bahan / material , atau


brosur-brosur dari alat-alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan, kepada
direksi dan menunggu persetujuan dari Direksi Lapangan sebelum alat-alat
tersebut dipasang.

- Bila bahan-bahan tersebut diragukan kualitasnya akan dikirimkan ke kantor


penyelidikan bahan-bahan atas biaya Pemborong/Kontraktor.

- Bila ternyata dalam pelaksanaan terdapat bahan-bahan yang dinyatakan tidak


baik/tidak sesuai dengan contoh yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan,
maka pemborong harus mengangkut bahan/material tsb ke luar lapangan
dalam jangka waktu 3 (tiga) hari.

h. Tenaga Pelaksanaan

- Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang/ tenaga-tenaga


ahli dalam bidangnya (Skilled Labour), agar dapat memberikan hasil kerja yang
terbaik dan rapi.

- Untuk melaksakan pekerjaan yang khusus,maka pemborong harus


memberikan surat pernyataan yang membuktikan / menjamin bahwa tukang -
tukangnya yang melaksanakan pekerjaan tersebut memang mempunyai
pengalaman dan kecakapan.

- Kontraktor wajib mempunyai PAS INSTALATUUR yang dikeluarkan oleh pihak


yang berwenang sesuai dengan domisili Pemborong/Kontraktor tersebut.

i. Pengamanan

- Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/ peralatan - peralatan


untuk instalasi ini dari pencurian atau kerusakan.

- Bahan-bahan / peralatan-peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh


Kontraktor tersebut tanpa tambahan biaya.

j. Koordinasi

- Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan mengadakan


koordiansi dengan Pemborong lain yang mengerjakan pekerjaan Struktur,
Elektrikal, Interior dan sebagainya, sehingga kemungkinan terjadinya
kesalahan-kesalahan dalam pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan.

k. Korelasi Perkerjaan.

- Semua perkerjaan galian dan penimbunan yang ada berhubungan dengan


pekerjaan plumbing baik untuk ukuran dan kesesuaian gambar pelaksanaan
merupakan tanggung jawab kontraktor plumbing.

- Semua perkerjaan pembuatan dudukan / pondasi untuk Pompa / Mesin


dilakukan oleh kontraktor Plumbing,termasuk pembuatan tali air disekitar
pondasi pompa dan terkoordinasi dengan kontraktor lain yang terkait dan hal ini
sudah termasuk dalam penawaran.

- Semua penarikan kabel listrik sampai ke panel pekerjaan plumbing yang


dilakukan oleh pihak lain, kontraktor plumbing wajib memberikan data-data dan
gambar-gambar yang diperlukan pihak lain yang mengerjakannya.

- Seluruh fasilitas Air, Listrik, Sanitair sementara / darurat hendaknya diusahakan


oleh kontraktor dan telah dimasukan dalam penawaran.

l. Jaminan dan pemeliharaan.

- Kontraktor harus memberikan jaminan Pabrik (Guaranted of product ) kepada


pemilik proyek, terhadap peralatan yang digunakan pada proyek ini.

- Kontraktor harus memberikan Maintenance service dalam 1 tahun untuk


peralatan dan 1 (satu) tahun untuk Instalasi, semenjak serah terima pekerjaan
untuk pertama kali, kecuali yang dinyatakan lain secara tersendiri.
- Kontraktor wajib mengganti setiap bagian pekerjaannya yang ternyata cacat
atau rusak selama jangka waktu jaminan/ yang tersebut diatas setelah proyek
ini diserah terimakan untuk pertama kalinya atas biaya sendiri, kecuali
dinyatakan lain secara tersendiri.

m. Petunjuk Operasi dan Pemeliharan.

- Pada saat penyerahan untuk pertama kalinya gambar-gambar, data-data


peralatan, petunjuk operasi dan cara-cara perawatan dari mesin-mesin
yang terpasang dalam bahasa indonesia, data-data tersebut harus diserahkan
kepemilik proyek sebanyak 3 set dan kepada perencana 1 set.

- Pada saat penyerahan pertamakalinya harus diserahkan antara lain:


Instruction manual, instalation manual, maintenance guide operating
instruction, trable shooting instruction dan brosur-brosur mesin/peralatan yang
asli.

- Kontaktor harus memberikan pula 2 set singkatan petunjuk operasi dan


perawatan kepada pemilik proyek

1.4 PENJELASAN PERSYARATAN PEKERJAAN AIR BERSIH, AIR KOTOR


DAN AIR BUANGAN

Peraturan-peraturan/Persyaratan

- Tata cara pelaksanaan danlain-lain petunjuk yang berhubungan dengan peraturan-


peraturan pembagunan yang sah berlaku di Republik Indonesia.

- Selama pelaksanaan Kontrak ini harus betul-betul ditaati. Pada umumnya


peraturan-peraturan berikut ini berkenan dengan pasal sebagai berikut :

a. Perusahaan-perusahaan Air Minum Negara,tentang instalasi air.

b. Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat


Teknik Penyehatan Dit.Jen. Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

c. Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI-3 (PUBB)


1956 NI-3 1963. PUBB 1969.

d. Peraturan Beton Indonesia PBI-NI-2/1955. PBI-NO-2/1971.

e. Peraturan Perburuhan Indonesia, tentang penggunaan tenaga kerja harian,


mingguan, bulanan dan borongan.

Pemborong dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan isi dan
maksud dari peraturan-peraturan dan syarat-syarat tersebut diatas.
1.5 MATERIAL / BAHAN – BAHAN YANG DIPAKAI
a. Untuk pipa-pipa jaringan Air Bersih tekanan 10 kg/cm2 dan harus memenuhi yang
disetujui oleh Direksi Pengawas yaitu pipa-pipa PPR dengan klas PN-10 persyaratan
atau standard-standard lainnya.

b. Untuk pipa-pipa jaringan Air Panas (bila ada) yaitu pipa-Polypropylene kelas PN.20
dengan tekanan minimal 10 kg/cm2 dan harus memenuhi persyaratan atau standard-
standard lainnya yang disetujui oleh Direksi Pengawas

c. Untuk pipa air kotor, air bangunan dan pipa vent, yaitu dipakai pipa PVC. Pipa PVC
yang dipakai berkatagori class AW (10 kg /cm2) JIS K 6742.

- Pipa dan fitting yang digunakan dalam sistem pemipaan ini harus dari jenis pvc dan
berasal dari satu merk pembuat dan mengikuti standard SII.

- Fitting dapat juga dari merk lain selama ada jaminan dari pabrik pembuat pipa
bahwa pipa yang diproduksi oleh pabrik itu menggunakan fitting standard yang
diproduksi oleh pabrik lain yang ditentukan oleh pabrik pembuat pipa tersebut.

d. Untuk hal tersebut diatas kontraktor harus menyediakan potongan pipa dari berbagai
ukuran yang akan digunakan dan membuat contoh sambungan (mock up) antara pipa
dengan pipa, dan antara pipa dengan fitting untuk ditunjukan kepada Direksi Pengawas
dan membuat persetujuan untuk penggunaan pipa dan fitting tersebut, serta
memberikan jaminan purna jual untuk pipa dan fitting tersebut. Tebal dindingnya tidak
boleh kurang dari ukuran sebagai berikut :

Diameter dalam Tebal dinding Minimum

ø. 50 s/d 80 mm 3,15 - 4,05 mm


ø. 100 s/d 125 mm 4,5 - 5,4 mm
ø. 150 s/d 200 mm 5,4 - 6,4 mm
ø. 200 s/d 250 mm 6,4 - 8,3 mm
ø. 250 s/d 300 mm 3,15 - 4,05 mm

1.6 PENGUJIAN
a. Pengujian sistem pembuangan air kotor dan air buangan.

- Seluruh sistem pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat


ditutup (Plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai
dengan lubang vent tertinggi.

- Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan tersebut di atas, untuk
jangka waktu 2 x 24 jam dan selama waktu tersebut tidak boleh terjadi
penurunan tekanan air.

- Apabila pemilik menginginkan pengujian lain di samping pengujian di atas,


Kontraktor harus melakukannya tanpa tambahan biaya.

b. Pengujian Sistem Distribusi Air Bersih

- Sebelum dipasang fixtures-fixtures seluruh sistem distribusi air harus diuji


dengan tekanan 1,5 kali tekanan kerja untuk pipa sanitary tanpa mengalami
kebocoran dalam waktu 2 x 24 jam terus menerus dengan penurunan tekanan
maksimum 5 % dari harga tersebut.

- Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari
panjang pipa maximum 100 meter.

- Biaya pengetesan serta alat-alat yang diperlukan adalah menjadi tanggung


jawab Pemborong / Kontraktor.

- Pengetesan pipa harus dilaksanakan dengan disaksikan oleh Pengawas


Lapangan, selanjutnya apabila telah diterima/memenuhi syarat akan dibuatkan
Berita Acaranya.

1.7 SISTEM PEMIPAAN


a. Sistem Penyambungan Pipa

Pipa Air Bersih dan air buangan/air kotor :

- Untuk bahan sambungan seperti socket, elbow, tee dan lain-lain dari bahan
yang sama, sedangkan untuk system penyambunganya, digunakan alat
pemanas khusus.

- Untuk air bekas / air kotor digunakan pipa PVC Class AW penyambungan
menggunakan fitting socket yang di lem dengan Solvent Cement.

b. Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya.

- Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari
kotoran yang akan mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus
terpasang dengan kokoh (Rigid) ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.

- Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air dilaksanakan harus rapi tidak mengganggu
waktu pemasangan-pemasangan/dinding porselent dan sebagainya.

- Dengan pemasangan fixtures yang baik dan serasi, juga kuat dalam
kedudukannya untuk komponen, misalnya fixture, fitting dan sebagainya.
Kontraktor bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut di dalam
kelengkapan jaringan instalasi tersebut.

- Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk, dipasang balok-balok


dari beton dengan campuran yang kuat dan dipasang setiap ada sambungan
pipa, tee, elbow, valve dan sebagainya.

c. Penggantung / Penumpu Pipa

- Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau


angker yang kokoh (ringit), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya
getaran.

- Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan
jarak antara tidak lebih dari 2,5 m.

- Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/terikat pada konstruksi


bangunan dengan insert/angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton
atau dengan Ramset.
- Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem/clam dan dibuat dengan jarak
tidak lebih dari 3 m'.

- Fitting harus dari jenis „ injection moulded „ sedangkan „ welded fitting „ sama
sekali tidak diperkenankan untuk dipergunakan dalam sistem pemipaan.

- Setiap sambungan berubah arah dibuat dengan WYE-45, TEE Sanitair atau
Combination WYE-45 atau long radius bend dengan Clean out.

- Pipa vent service harus dipasang tidak kurang 15 cm diatas muka banjir alat
sanitair tertinggi dan dibuat dengan kemiringan minimum sebesar 1%

- Kemiringan pipa dibuat sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar dan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

- Pipa Vent yang menembus atap harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm


diatas atap dan tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.

- Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak tumpuan pada
pipa air kotor.

- Pemasangan dan penempatan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar


pelaksanaan dan dimensi dari masing-masing pipa tercakup pula dalam
gambar tersebut.

- Disetiap Floor drain dilengkapi dengan U-Trap, untuk mencegah masuknya gas
yang berbau dalam ruangan.

- Pada saluran buangan dari preparation area dapur, sebelum masuk ke Inlet,
sistem pemipaan air kotor bangunan, harus dipasang penyaring kotoran dari
bahan Stailess steel untuk mencegah penyumbatan didalam pipa.

- Pada jalur pemipaan air kotor yang mengandung lemak dipasang clean out di
setiap belokan dan pada pipa vertikal utama ( disetiap pintu shaft ).

- Pipa air buangan & air kotor harus mempunyai kemiringan atau sloope yang
besarnya mengacu ke buku pedoman Plumbing Indonesia 1979.

d. Valve-Valve dan peralatan bantu Pompa (accessories ).

- Water valve sampai dengan 2" adalah jenis "Screwed dengan bahan yang sama
dengan pipa. Atau Brass

- Water valve 2 "- 3" adalah bronze flanged body dengan "internal screwed
spindle".

- Water valve lebih besar dari 3" adalah "flanged steel body" dengan external
spindle yoke".

- Tekanan kerja dari valve-valve harus disesuaikan dengan fungsinya, untuk


pekerjaan air bersih sanitari digunakan tekanan kerja 10 kg/cm2 .

- Check Valve ½” – 2” valve body stem disc bronze material, female thead.

2 ½” keatas Cast Iron body, Flanged end, Cast steel disc.

- Strainer ukuran ½” - 2” Valve body, Steam disc bronze material, female thread,
Y type.
Ukuran 2 ½” keatas, Cast iron body, stainless steel screen, flanged end, Y
type.

- Flexible Connection ukuran 2” - 8” material Synthetic rubber material flanged


end.

- Pressure Gauge Dial type 4” pressure range 0 s/d 10 kg/cm2.

- Floater Valve bronze body, plastic ball , male thread

- Water level control 3 electrode

- Foot Valve bronze body material. Atau cast steel untuk diameter lebih dari 50
mm

- Jenis valve (katup) dan perlengkapannya dari kelas 10 kg/cm2.

e. Pipa-pipa dalam Tanah

- Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman 60 cm untuk pipa 4"
ke bawah dan 80 - 100 cm untuk pipa 5" ke atas.

- Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa
terletak tertumpu dengan baik.

- Untuk pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa sambungan tidak boleh diletakan pada
lubang-lubang yang sama.

- Setelah pipa terpasang pada lubang galian dan setelah diperiksa leh Pengawas
yang ditunjuk, semua kotoran dibuang dari lubang galian ditimbun kembali
dengan baik pasir urug atau tanah bekas galian atau dengan bahan yang
ditentukan Direksi Lapangan dengan izin yang disetujui.

- Patokan / pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari garis
tengah pipa (as pipa) sampai kepermukaan jalan / tanah asli atau bila tidak akan
digunakan ketentuan-ketentuan persyaratan minimal menurut buku petunjuk
untuk dalamnya galian.

- Pipa diletakan diatas landasan pasir yang tidak dipadatkan dengan posisi sesuai
dengan „ line & grade „ yang tertera pada gambar.

- Landasan pasir dibawah pipa dibuat setebal 19 cm dan pada posisi tepat
dibawah sambungan harus diletakan alur berukuran 5 x 15 cm sehingga pipa
memperoleh tekanan secara merata.

- Urugan pasir dilakukan pada sisi pipa sampai setinggi setengah pipa dan pasir
dipadatkan dengan alat penimbris dari kayu dan selama pekerjaan berlangsung
pipa harus tetap pada posisi semula tidak diperkenankan adanya pergeseran.

- Urugan selanjutnya dengan mempergunakan tanah urug dan dipadatkan secara


merata dengan tanah urug seperti pada persyaratan pekerjaan sipil.

- Pemadatan hanya boleh dilakukan pada sisi sebelah-menyebelah pipa saja.

- Pemadatan dengan mesin hanya boleh dilakukan setelah pipa tertanam.


f. Pengecatan

- Untuk pipa-pipa terlihat (exposed) harus diberi tanda dengan warna atau cat
yang warnanya akan ditentukan kemudian oleh Direksi Lapangan.

- Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda warna/cat
pada setiap jarak ñ 4 m pada pipa-pipa induk begitu pula pipa-pipa pada shaft
dimana terletak pintu pemeriksaan.

g. Warna Cat Pipa

Sebagai patokan dipakai warna cat sebagai berikut :

- Untuk jaringan pipa air bersih dipakai warna biru.

- Untuk jaringan pipa air recycle dipakai warna hijau.

- Untuk jaringan pipa air buangan dan drain dipakai warna Abu-abu

- Untuk jaringan pipa yang expose tanda-tanda berupa arah panah yang
menunjukan arah aliran (warna arah panah berwarna putih)

1.8 PENJELASAN SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN UTAMA


a. Pompa Transfer Air

Bersih Ketentuan Umum.

- Pompa harus dipilih dengan kapasitas dan tinggi tekan air seperti yang
ditentukan pada pasal berikutnya.

- Pompa yang hendak dipasang / ditawarkan harus merupakan pompa yang


akan berkerja pada effesiensi tertingginya dan pada daerah kerja Impeller
yang stabil.

- Effisiensi pada kondisi operasi tidak boleh kurang dari 60% .

- Impeller harus disesuaikan dengan kebutuhan akan kerja seperti yang


ditentukan tanpa harus melakukan pengurangan diameter Impeller dari apa
yang telah diberikan oleh pabrik pembuat.

- Motor Horse-power (Nameplate HP) rating harus dipilih sesuai dengan


kebutuhan motor horse-power bila pompa berkerja dengan ukuran Impeller
maksimum (full size impeller) agar motor tidak menjadi „overloading‟

- Motor, pompa dan baseplate harus „shop aligned‟ oleh pabrik/ agen
pemasaran pompa tersebut di indonesia, sehingga tidak perlu melakukan
pensejajaran (aligning) kembali di tapak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
b. Spesifikasi Teknis

Seal harus sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :

Untuk shut-off head kurang dari 10 kg/cm2 boleh menggunakan „stuffing-box with
gland packing seal‟

Untuk shut-off head 10 kg/cm2 atau lebih harus menggunakan „Mechanical seal‟

c. Casing.

Harus dari bahan cast-iron dan mampu menahan tekanan minimum sebesar 1.5
kali “shut-off head”, dengan sambungan sisi isap dan tekan dari jenis flange
standard.

d. Coupling And Baseplate

-Harus dari jenis kopel langsung dengan „ flexible coupling‟ yang sesuai untuk torsi
dan HP dari motor penggerak dan dilengkapi dengan pelindung (coupling
guard).

-Pompa dan motor harus didudukan di atas plat landasan (baseplate) dengan
konstruksi pabrik dari bahan baja atau besi tuang dengan dudukan peredam
getar untuk setiap alat.

-Harus tersedia perlengkapan untuk pengaturan kesejajaran antara Pompa dan


Motor serta dilengkapi dengan pasak untuk mematikan posisi pompa.

e. Kelengkapan

-Setiap pompa harus dilengkapi denagn katup searah pada posisi tekan, katup
penutup dan flexible connection pada posisi hisap maupun posisi tekannya
dan dilengkapi strainer pada sisi hisap pompa.

-Setiap pompa harus dilengkapi dengan pengukur tekanan (pressure gauge)


dengan katup isolasi, dipasang sesuai dengan gambar.

-Setiap pompa harus dilengkapi dengan pemipaan drain untuk penampungan drain
dari casing dan seal, yang dialirkan melalui saluran ada baseplate, menuju ke
saluran air hujan terdekat.

-Setiap pompa harus dilengkapi dengan katup pelepas udara, penutup poros,
flange dan mur baut pengikat, baut untuk pondasi dan kelengkapan lainnya.

f. Penyesuaian Impeller

-Kontraktor harus menghitung kembali tinggi tekan nominal sistem pemipaan untuk
mendapatkan besar kebutuhan tinggi tekan aktual.
- Dalam hal ini , pompa didatangkan harus dalam keadaan dengan impeller/
sudu-sudu yang utuh dan motor penggerak yang mampuh untuk menjalankan
pompa dengan kondisi full-size impeller tanpa terjadi „overloading‟

- Sesudah „test-run‟, kontraktor harus menghitung aliran pada setiap sistem


dan dengan seijin DIREKSI PENGAWAS/MK dapat melakukan pemotongan
impeller untuk penyesuaian dengan kondisi pembebanan sesuai dengan
kurva pompa

1.9 WATER LEVEL CONTROL

Jenis : Floatless, electrode water level controller


Tegangan operasi : 24 volt , DC,
Lokasi : Roof Tank dan Ground Tank
Type : Electric dengan sistem relay ex Jerman/ setara kobold

Dipasang electrode pada roof tank dan ground tank untuk mengatur kerja pompa transfer
dan juga dipasang electrode untuk mengatur kerja pompa deep well.

1.10 PANEL CONTROL START-STOP DAN MONITOR


a. Konstruksi Panel

- Panel harus terbuat dari pelat baja dengan ketebalan minimum 2 mm , rangka
pelat baja konstruksi las dicat meni tahan karat dan cat finish (cat bakar) warna
abu-abu.

- Tekukan-tekukan dan sambungan-sambungan antara pelat satu dan yang


lainnya harus dibuat rapi sehingga tidak terdapat tonjolan-tonjolan bekas las.

- Panel dilengkapi dengan pintu luar , pintu dalam , kunci dan handle sehingga
aman tetapi mudah pemeliharaan.

- Komponen-komponen panel harus satu merk.

- Motor-motor listrik yang mempunyai rating 5,5 HP keatas harus dilengkapi


dengan „ wye-delta starting unit „ .

- Hal tersebut diatas tidak berlaku bagi mesin-mesin yang telah memiliki bult-in
starting device.

- Pemasangan komponen-komponen panel harus diatur rapi dan diperkuat


sehingga tahan oleh ganguan mekanis.

- Kabel yang digunakan dari jenis NYY dan harus mempunyai kemampuan
hantar arus setingkat lebih besar dari rating pengaman rangkaian dimana kabel
digunakan.
- Pemasangan kabel instalasiharus menggunakan sepatu kabel.

- Komponen-komponen switching pada panel seperti magnetic contactor, timer


switch, disconnecting switch dan lain-lain harus mempunyai rating setingkat
lebih tinggi dari rating pengaman rangkaian komponen-komponen tersebut.

- Untuk pemasangan kabel instalasi didalam panel harus disediakan terminal


penyambung yang disusun rapi dan ditempatkan pada lokasi yang tepat dalam
arti kata pada bagian panel dimana kabel instalasi tersebut masuk dan keluar
dari terminal penyambungan.

- Pada setiap komponen panel , sepatu kabel, kabel instalasi serta terminal
penyambungan kabel harus diberi indikasi/lebel/sign plates mengenai nama
terminal/ peralatan yang diatur instalasi listriknya, label itu harus terbuat dari
pelat alluminium atau sesuai stabdard DIN 4070.

b. Kemampuan Operasi

- Panel kontrol Start-stop dan Monitor pompa air

- Panel kontrol pompa harus dapat beroperasi untuk:

- Menjalankan dan mematikan pompa.

- Mengatur pengoperasian sitem pompa distribusi air bersih secara bergantian

- Mengatur seperti tersebut diatas harus dapat dilakukan baik secara otomatis
maupun secara manual.

- Pemilihan tersebut harus dapat dilakukan melalui saklar pilih /selektor switch

- Panel kontrol harus dilengkapi dengan alat peraga visual (wiring diagram yang
dilengkapi denagn indicator lamp, sehingga dari panel kontrol tersebut dapat
dimonitor operasi sistem pompa distribusi air bersih.

- Dari panel kontrol harus dapat diketahui bila kondisi air didalam ground
reservoir telah mencapai level yang paling rendah.

- Operasi otomatis dengan menggunakan sensor tekanan (pressure switch) yang


dipasang pada pressure tank dan pressure switch yang dipasang didalam pipa
instalasi air bersih, sehingga bila tekanan menurun pada nilai tertentu (nilai
setting pressure switch yang paling kecil), maka salah satu pompa akan
beroperasi, sebaliknya bila tekanan telah mencapai harga tertentu (nilai setting
yang besar), maka pompa yang sedang beroperasi akan berhenti.

- Operasi sistem pompa distribusi air bersih seperti tersebut diatas akan terus
berlangsung selama persediaan air didalam ground reservoir berada pada
batas-batas tertentu (maximum level), sedangkan apabila level air didalam
ground reservoir telah mencapai batas-batas tertentu (minimum level) maka
pompa akan berhenti secara otomatis.

- Pengaturan tersebut dilakukan dengan menggunakan alat pengatur „ water


level control unit „ yang dilengkapi dengan electroda.

- Kondisi air yang paling rendah seperti disebutkan diatas harus dapat dimonitor
pada panel kontrol secara visual berupa diagram instalasi yang dilengkapi
dengan lampu indikator.
1.11 PEKERJAAN AIR KOTOR
a. Sistem Pembuangan Air Kotor

- Diadakan pemisahan antara pemipaan air kotor dari closet dan urinal dengan
air buangan dari lavatory dan floor drain (sistem terpisah).

- Pengumpulan digunakan pipa-pipa cabang horizontal pada setiap lantai yang


kemudian diteruskan ke pipa induk vertical dalam shaft yang telah disediakan.

- Pembuangan air kotor dari closet atau urinal akan dialirkan kedalam STP
(Sewage Treatment Plant) . Sedangkan pembuangan air bekas dari lavatory
dan floor drain akan dialirkan langsung kesaluran drainase terdekat.

- Spesifikasi Teknis Umum


* Pipa-pipa air kotor, air buangan dan pipa ventilasi digunakan pipa-pipa (PVC)
kualitas kelas AW (10 kg/cm2 )& PVC D (5 kg/cm2) untuk ventilasi.

b. Pemipaan Ventilasi

- Untuk pipa ventilasi dipasang bersatu dengan dinding dengan diameter 1-1 1/2"
untuk masing-masing fictures yang membutuhkan.

- Kemudian diteruskan oleh pipa induk ventilasi yang berada pada shaf dimana
perlepasan akhir pada lantai atap dilengkapi dengan vent-cup.

c. Penyambungan pipa

- Penyambungan pipa PVC menggunakan pipa joint type socket yang di lem
dengan lem solvent cment.
- Pipa harus dipasang secara sentris pada sambungannya .
- Pelaksanaan penyambungan harus hati-hati, permukaan sambungan harus
dibersihkan / bebas dari kotoran dan lemak. Lem untuk penyambung harus
merata ke seluruh permukaan, kemudian disambungkan.

d. Penanaman pipa.

- Pipa diletakkan dilandasan pasir yang tidak dipadatkan dengan posisi sesuai
dengan " line & grade " yang tertera pada gambar .
- Landasan pasir dibawah pipa dibuat setebal 10 cm dan pada posisi tepat
dibawah sambungan harus disediakan alur ber-ukuran 5 x 15 cm sehingga pipa
mendapat tekanan yang merata.

- Urugan pasir dilakukan pada sisi pipa sampai setinggi setengah pipa dan pasir
dipadatkan dengan alat penimbris dari kayu dan selama pekerjaan berlangsung
pipa harus tetap pada posisi semula tidak diperkenankan adanya pergeseran.

- Urugan selanjutnya dengan menggunakan tanah urug dan dipadatkan secara


merata dengan tanah urug seperti pada persyaratan pekerjaan sipil.
- Pemadatan hanya boleh dilakukan pada sisi sebelah-menyebelah pipa saja.
- Pemadatan dengan mesin hanya boleh dilakukan setelah pipa tertanam.

1.12 PEKERJAAN DRAINASI

1.12.1 Lingkup Pekerjaan


- Pengadaan dan pemasangan talang air hujan
- Pembuatan saluran air hujan gedung ke saluran drainase luar bangunan.
- Pembuatan sumur resapan sesuai dengan Gambar.

Pekerjaan Talang Air Hujan

Persyaratan bahan dan peralatan bantu :

Bahan pipa talang,

Jenis : pipa PVC


Kelas : AW
Tekanan : 10 kg/cm2
Roof Drain
Jenis : Cast Iron cor
Konstruksi : sesuai gambar

Sumur resapan
Jenis : Beton Cetak
Konstruksi : sesuai gambar (Tidak masuk lingkup pekerjaan)

1.12.2 Persyaratan Pelaksanaan Pemipaan


a. Pipa Tegak,

- Pipa harus dipasang dengan dudukan baja dan klem dari baja.
- Jarak maximum antara klem adalah 300 cm atau pada setiap jarak sejauh jarak
lantai ke lantai.
- Pipa tegak terpasang didalam shaft sesuai dengan gambar.
b. Pipa datar,
- Pipa harus dipasang dengan penggantung dari baja seperti penggantung pipa
air bersih
- Jarak antara penggantung harus mengikuti ketentuan berikut ini :
dia. 2 inch atau lebih kecil, setiap 200 cm
dia. 2 inch atau lebih besar, setiap 300 cm
dengan kemiringan minimum sebesar 1 %.

c. Pipa yang ditanam dalam tanah,


- Pada sisi bawah dari pipa tegak yang dihubungkan dengan pipa datar harus
diberi dudukan dari blok beton.
- Kedalaman pipa dari titik awal penanaman bervariasi sampai ke bak titik
sambung dengan saluran drainase tapak dengan kemiringan minimum 0.5 %.
d. Sambungan,
- Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih kecil dari 2 inch menggunakan
Solvent Cement.
- Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih besar dari 2 inch menggunakan
sambungan Rubber-Ring.

1.13 PERSYARATAN TEKNIS DAN PEMASANGAN

- Semua pipa yang berada didalam bangunan harus dipasang didalam dinding/baian
dari bangunan pada arah vertikal maupun horizontal.

- Sudut belokan yang diperbolehkan adalah 90 dan 45 derajat

- Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dahulu dalam keadaan sempurna.

- Sebelum support dipasang harus dicat dengan zinchomate primer pintu.

- Semua pemasangan harus rapih dan sebaik mungkin.

- Pada waktu pemasangan, ujung pipa yang belum akan disambungkan harus ditutup
dengan plug atau dop.

- Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada support.

- Pipa dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan yang
dipaksakan.

- Pemborong ini harus dapat berkerja sama dengan pemborong lain

- Semua pemasangan yang berhubungan (menggantung) menembus pada Konstruksi


bangunan, kontraktor ini menghubungi direksi untuk minta persetujuan.

- Pemborong harus menyediakan Sleeve dilengkapi dengan sayap untuk pipa-pipa yang
menembus bangunan.

- Pipa besi yang ditanamdalam tanah harus dicat dengan Aspal tiga kali dan dilapisi
karung sebelum ditanamkan.
- Klos-klos kayu harus kayu jati yang sudah tua dan kering , baut-baut serta murnya dari
bahan logam yang tidak berkarat

- Dempul karet atau seal dengan kwalitas baik agar digunakan untuk mencegah
kebocoran dan perembesan.

1.14 PENYAMBUNGAN PIPA DAN FITTING

- Semua sambungan ulir sampai dengan 2” harus menggunakan Seal tape.

- Semua sambungan ulir 2 ½” ke atas boleh memakai Henep dan zinkwite dengan
campuran minyak cat.

- Semua potongan pipa harus menggunakan Pipe cutter dengan pisau roda.

- Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersikan dari bekas cutter dengan reamer.

- Setiap pipa sesudah valve harus dipasang union untuk pipa sampai dengan 2” dan
menggunakan flens untuk pipa 2 ½” keatas.

- Pada jaringan pipa harus dipasang union atau flens pada jarak minimal 60 cm untuk
memudahkan pemasangan dan perbaikan.

- Semua pipa harus bersih dari bekas bahan preparat sambungan.

- Pekerjaan pengelasan dilakukan oleh tenaga yang mempunyai sertifikat pekerjaan


pengelasan dari Instansi yang berwenang.

1.15 PEKERJAAN SEPTIC TANK ( KONVENSIONAL)

1.15.1 UMUM

1. Lingkup Pekerjaan
Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan Septic Tank .

Sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan spesifikasi ini.yang antara
lain,tetap tidak terbatas pada :

a. Pembuatan Septic Tank, tidak termasuk dalam lingkup pekerjaan ini ( semua
pekerjaan struktur sudah masuk lingkup kerja struktur ).

b. Pengadaan dan Pemasangan seluruh peralatan Septic Tank sampai sistem


berjalan sebagaimana yang diinginkan.
c. Pembuatan gambar ”shop drwaing” lengkap dengan sambungan-sambungan yang
dibutuhkan pada pihak lain.

d. Mengadakan pemeliharaan pada masa pemeliharaan yang ditentukan selama 12


bulan.

e. Menyerahkan 3 set buku petunjuk dan perawatan kepada pemberi tugas.

f. Mengadakan analisa/memeriksakan hasil air buangan dari Gedung ke


Laboratorium yang telah disyahkan oleh dinas PDAM setempat.

g. Mengurus segala izin-izin yang diperlukan bagi pemasangan instalasi ini.

h. Pemborong harus memberikan jaminan sistem yang ditawarkan minimla selama 3


tahun dan memberikan pula masa garansi peralatan selama 12 bulan.

2. Koordinasi
Adalah bukan tujuan dari spesifikasi ini ataupun gambar rencana untuk menunjukkan
secara detail seluruh peralatan dan penyambungannya.

Pemborong harus melengkapi dan memasang peralatan-peralatan yang dibutuhkan


untuk membuat Septic Tank yang lengkap sesuai dengan sistem yang diberikan .

3. Pengajuan-Pengajuan

Dalam waktu paling lambat 35 hari kalender setelah kontrak pemborong harus
mengajukan :

a. Material list dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.

b. Shop drawing yang menunjukkan secara detail pekerjaan-pekerjaan/pemasangan


peralatan dan pemipaan,penyambung dengan pekerjaan-pekerjaan lain atau
pekerjaan-pekerjaan yang sulit dilaksanakan. Ataupun perubahan-perubahan atau
modifikasi yang diusulakan terhadap gambar rencana.

c. Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik (jika ada ) dari peralatan-
peralatan yang akan dipasang.

4. Review
Direksi pengawas akan memeriksa (mereview) pengajuan-pengajuan dari pemborong
dan memberi komentar atas hal tersebut.

Pemborong harus memodifikasi/ merevisi pengajuannya sesuai dengan komentar


Direksi Pengawas, sampai didapat persetujuan dari Direksi.
1.16 MASA JAMINAN, PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA

1.16.1 Masa Jaminan


Semua pekerjaan instalasi maupun peralatannya harus dijamin akan bekerja
dengan sempurna. Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pekerjaan ini harus diberi
masa jaminan selama 1 (satu) tahun setelah masa penyerahan pekerjaan tersebut.

1.16.2 Masa Pemeliharaan

Masa pemeliharaan ditetapkan 1(satu) tahun kalender sejak tanggal penyerahan


pertama pekerjaan dengan disertai Berita Acara. Pemborong harus memperbaiki segala
kerusakan-kerusakan atau kekurangan-kekurangan yang disebabkan kurang
sempurnanya pelaksanaan dan atau bahan-bahan yang digunakan.

Pekerjaan perbaikan ini harus segera dikerjakan oleh Pemborong pada peringatan
pertama dari Direksi. Kontraktor harus memperbaiki segala kerusakan-kerusakan yang
diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan ini.

Jika Pemborong melalaikan peringatan ini atau pekerjaan perbaikan kurang sempurna,
maka Manajemen Konstruksi dapat meminta orang lain untuk memperbaiki atau
mengganti dengan biaya Pemborong.

Setelah jangka waktu pemeliharaan ini berlalu dan segala kerusakan atau kekurangan
itu telah diselesaikan dengan baik oleh Pemborong, maka pekerjaan dapat diserahkan
untuk kedua kalinya.

1.16.3 Serah Terima Pekerjaan

Pekerjaan tersebut harus selesai seluruhnya dan diserahkan untuk pertama kalinya
pada waktu seperti tersebut diatas. Pemberitahuan penyerahan pekerjaan, harus
dinyatakan secara tertulis oleh Pemborong dengan menyebutkan secara tertulis oleh
Pemborong dengan menyebutkan tanggal penyerahan yang dikehendaki, dalam waktu 1
minggu sebelum penyerahan yang dikehendaki kepada Manajemen Konstruksi. Jika
pekerjaan telah memenuhi syarat, maka Manajemen Konstruksi akan menerima pekerjaan
tersebut untuk yang pertama kali, dinyatakan secara tertulis dalam Berita Acara
Penyerahan Pertama.
1.16.4 Material List

PLUMBING :

No Bahan / Peralatan Spesifikasi Merk / Pembuat

Pompa Air Bersih Centrifugal end suction Grundfos, Ebara, Paco

1 Pompa Air Kotor/Bekas Submersible pump

Shelow well Submersible in line Ebara, Grundfos, Paco


2 pump

Pipa air bersih&air panas PN 10& PN 20 ATP Torro, Wavin Tigris, West pex
3 PPR

Motor Pompa 220-1 phs/380-3phs / ABB, Teco, Electrim


4 50 hz

5 Pipa PVC klas AW&D Wavin, Prallon, Maspion

6 Valve Class 10 kg/cm2 Kitz, Toyo

7 Check Valve Class 10 kg/cm2 Kitz, Toyo

8 Strainer Class 10 kg/cm2 Kitz, Toyo

9 Flexible Connection Class 10 kg/cm2 Tozen, Proco

10 Foot Valve Class 10 kg/cm2 Kitz, Yuta

11 Safety Valve Class 10 kg/cm2 Yoshitake, Waats

12 Pressure Gauge Class 10 kg/cm2 Wika

13 Water Level Control Omron

14 Electrode Level Control Omron

15 Clean Out TOTO

16 Floor Drain TOTO

17 Faucet / Kran taman TOTO

18 Buterfly Valve Class 10 kg/cm2 Kitz, OKM

19 Float valve Class 10 kg/cm2 Toyo, Kitz

20 Roof Drain Antasan

40
21 Roof Tank FRP – tipe silinder Whale, Induro, Pinguin

22 Sewage Treatment Plant Bio fill Tank Biotech, Ramcomas, REckat


2. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TATA UDARA

2.1 UMUM

Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis Mekanikal & Elektrikal pada bab-
bab selanjutnya. Apabila ada klausul dari persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam
persyaratan teknis ini, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan
bukan berarti menghilangkan klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan
klausul lainnya dari syarat-syarat umum.

Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat
dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang
diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah
satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja, Pemborong harus tetap
melaksanakannya tanpa ada biaya tambahan.

2.2 GAMBAR – GAMBAR

a. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua


accessories dan fixture secara terperinci. Semua bagian diatas walaupun tidak
digambarkan atau disebutkan secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh
Pemborong, sehingga sistem dapat bekerja dengan baik.

b. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi.

Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari proyek.


Gambar-gambar arsitektur dan struktur/sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail “finishing” dari proyek.

c. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar-gambar kerja dan


detail (working drawing) yang harus diajukan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan Pemborong untuk disetujui Direksi
dianggap bahwa Pemborong telah mempelajari situasi dan telah berkonsultasi dengan
pekerjaan instalasi lainnya.

d. Pemborong harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian-penyesuaian


pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam
satu set lengkap gambar (kalkir) dan tiga set lengkap gambar blue print sebagai gambar-
gambar sesuai pelaksanaan (as built drawings).

As built drawing harus diserahkan kepada Direksi segera setelah selesai pekerjaan.
2.3 KOORDINASI

a. Pemborong pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja sama
dengan Pemborong bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.

b. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.

2.4 DAFTAR BAHAN DAN CONTOH

a. Dalam waktu tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari setelah Pemborong menerima
pemberitahuan melaksanakan pekerjaan, kecuali apabila ditunjuk lain oleh Direksi,
Pemborong diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan.
Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnya tercantum nama-nama dan
alamat manufacture, katalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh
Direksi. Persetujuan oleh Direksi akan diberikan atas dasar diatas.

b. Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada


Direksi. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-
contoh ini adalah menjadi tanggungan Pemborong.

c. Semua peralatan / material harus dari agen / distributor yang jelas, yang di buktikan
dengan sertifikat keagenan dari Negara produsen, bertanggung jawab mengenai mutu
peralatan purna jual dan teknisi yang berpengalaman.

d. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi teknis
ini dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang-orang yang
ahli.

e. Pemborong diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/kapasitas peralatan


(equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan, Pemborong harus
segera menghubungi Direksi untuk berkonsultasi.

f. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang sebelumnya tidak


dikonsultasikan dengan Direksi, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi
beban tangung jawab Pemborong. Untuk itu pemeliharaan equipment dan material harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi.

2.5 COMMISIONING DAN TESTING

Pemborong harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Direksi.
Pengukuran tersebut meliputi :
a. Pemborong pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran-
pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi
yang dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan-
persyaratan yang berlaku.

b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong. Hal ini termasuk pula peralatan
khusus yang diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik,
juga harus disediakan oleh Pemborong.

c. Dalam test tersebut harus dibuat berita acara yang isinya menerangkan hasil
pengukuran Coefficient of performance (COP) yang terjadi pada peralatan ac tersebut
serta kelistrikan di panel AC berupa Voltage antar phasa & netral, Total besar ampher
dan daya (kw) tiap group AC tiap Lantai dan harmonisa yang terjadi. Temperature dan
kelembaban ruangan dan temperature udara luar. Pengukuran kelistrikan temperature &
kelembaban harus tercatat tiap menit terus menerus minimal selama 12 jam.
Pengukuran aliran udara tiap diffuser, Nilai kebisingan (Noice level) pada indoor unit
outdoor unit dan exhause fan di toilet

Parameter Besaran yang diizinkan


Temperatur udara luar 28 s/d 32 ºC
Temperatur udara ruangan (kosong) 20 s/22 ºC
Kelembaban % 50 -60%

2.6 PERALATAN YANG DISEBUT DENGAN MERK DAN PENGGANTINYA

Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang disebut dan


dipersyaratkan dengan nama dan dipersyaratkan ini, maka Pemborong wajib menyediakan
sesuai dengan peralatan/merk tersebut diatas. Penggantian dapat dilakukan dengan
persetujuan dan ketentuan-ketentuan dari perencana.

2.7 PERLINDUNGAN PEMILIK


Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemilik dijamin dan
dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

2.8 CONTOH
Persetujuan harus menyerahkan contoh/brosur dari bahan-bahan/material yang akan
dipasang disini untuk dimintakan persetujuan Direksi. Semua biaya berkenaan dengan
penyerahan dan pengambilan contoh-contoh ini menjadi tanggungan pemborong.
2.9 PENGUJIAN DAN PENERIMAAN

Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan
dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Kontraktor
harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan-peralatan yang
terpasang, dan jika sudah ditest dan ternyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya dapat
diserahkan kepada Direksi.

2.10 MASA GARANSI DAN SERAH TERIMA

a. Peralatan-peralatan instalasi harus digaransikan selama satu tahun dan garansi


kompressor selama 3 tahun terhitung dari penyerahan kedua.

b. Selama masa garansi, Pemborong pekerjaan instalasi ini diwajibkan untuk mengatasi
segala kerusakan-kerusakan / penggantian dari pada instalasi yang dipasangnya tanpa
ada biaya tambahan.

c. Selama masa garansi tersebut, Pemborong pekerjaan instalasi ini masih harus
menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan yang dapat dihubungi setiap saat. Dalam
masa ini Pemborong masih bertanggung jawab penuh terhadap seluruh instalasi yang
telah dilaksanakan.

d. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-
bukti hasil pemeriksaan atas instalasi, dengan pernyataan baik yang ditandatangani
bersama oleh instalatur yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan Direksi pengawas
lapangan serta dilampirkan sertifikat pengujian yang sudah disahkan oleh Badan Instansi
yang berwenang.

e. Jika pada masa garansi tersebut, Pemborong pekerjaan instalsi tidak melaksanakan
atau tidak memenuhi teguran-teguran atas perbaikan, penggantian, kekurangan selama
masa garansi, maka Direksi pengawas lapangan berhak menyerahkan pekerjaan
perbaikan/kekurangan tersebut pada pihak lain atas biaya dari Pemborong yang
melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.

f. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Pemborong harus mengadakan


semacam pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada calon operator untuk
setiap pekerjaan yang ditunjuk oleh pemberi tugas (customer).
2.11 LAPORAN

a. Laporan Harian :

Pemborong wajib membuat “Laporan Harian” & “Laporan mingguan” yang memberikan
gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan
tersebut dibuat dalam rangkap 3 meliputi :

- Kegiatan Fisik.

- Catatan dan perintah Direksi yang disampaikan secara tertulis.

- Hal-hal yang menyangkut masalah :

Material (masuk/ditolak)

Jumlah tenaga kerja

Keadaan cuaca

Pekerjaan tambahan / kurang

Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi
ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu
depan. Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan diserahkan pada
Direksi untuk diketahui/disetujui.

b. Laporan Pengetesan

Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi dalam rangkap 4 (empat) mengenai hal-
hal sebagai berikut :

- Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian tegangan)

- Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi

- Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.

Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Direksi
pekerjaan ini.

2.12 PENANGGUNG JAWAB PELAKSANA

a. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Pemborong harus menempatkan seorang


penanggung jawabpelaksanaan yang ahli dan berpengalaman dan harus selalu berada
di lapangan / site, yang bertindak selaku wakil dari Pemborong dan mempunyai
kemampuan untuk memberikan keputusan teknis, dan bertanggung jawab penuh dalam
menerima segala instruksi-instruksi dari Direksi.
b. Penanggung jawab tersebut harus berada di tempat pekerjaan selama jam kerja dan
pada saat diperlukan dalam pelaksanaan, atau pada saat yang dikehendaki oleh Direksi
dan perintah pengawas di dalam pelaksanaan harus disampaikan langsung kepada
pihak Pemborong melalui penanggung jawab Pemborong.

2.13 PERUBAHAN, PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN PEKERJAAN


a. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar-gambar rencana yang
disesuaikan dengan kondisi di lapangan harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan
Direksi.

b. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Pemborong harus menyerahkan gambar


perubahan yang dimaksud Direksi pengawas lapangan dalam rangkap 4 untuk disetujui.

c. Pengaduan dan perubahan material, gambar rencana dan lain sebagainya, harus
diajukan oleh Pemborong kepada Direksi secara tertulis. Perubahan-perubahan material
dan gambar rencana yang mengakibatkan pekerjaan tambah kurang harus disetujui
secara tertulis oleh Direksi.

2.14 PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN

a. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam rangka
pemasangan instalasi ini maupun pengembaliannya seperti keadaan semula adalah
termasuk pekerjaan Pemborong instalasi ini.

b. Pembobokan, pengelasan dan pengeboran hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat


izin tertulis dari Direksi.

c. Pengelasan, pengeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya dapat


dilaksanakan setelah memperoleh izin/persetujuan tertulis dari Direksi.

2.15 PEKERJAAN LISTRIK

a. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh sistem listrik
secara lengkap, sehingga instalasi ini apat bekerja dengan sempurna dan aman.

b. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahaan pertama
(serah terima pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat
dipergunakan pemilik.

2.16 PEMERIKSAAN RUTIN

a. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan dan


pemeriksaan routine.

b. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine tersebut, harus dilaksanakan tidak


kurang dari dua minggu sekali, selama 3 bulan.

c. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan dan


pemeriksaan routine.
d. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine tersebut, harus dilaksanakan tidak
kurang dari dua minggu sekali, selama 3 bulan.

2.17 KANTOR PEMBORONG, LOS DAN GUDANG


a. Pemborong diperbolehkan untuk membuat keet, kantor, gudang dan los kerja di halaman
tempat pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi lapangan,
penyimpanan barang/bahan serta peralatan kerja dan sebagai area/tempat kerja
(peralatan pekerjaan kasar), dimana pelaksanaan tugas instalasi berlangsung.

b. Pembuatan keet kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan, bila terlebih dahulu
mendapatkan izin dari MK

2.18 KEAMANAN
a. Pemborong wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang
disimpan di tempat kerja (gudang lapangan).

b. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut


diatas, menjadi tanggungjawab Pemborong.

2.19 PENERANGAN DAN SUMBER DAYA


a. Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang
dianggap perlu, harus diberi penerangan yang cukup.

b. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/daya kerja
harus diusahakan oleh Pemborong.

2.20 KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN


a. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat
pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam keadaan bersih.

b. Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik di dalam gudang maupun


di luar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya
pemeriksaan dan tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain.

c. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh Direksi pada
waktu pelaksanaan.
2.21 KECELAKAAN DAN PETI PPPK
a. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka
Pemborong diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban
atau para korban, serta melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan departemen
yang bersangkutan/berwenang (dalam hal ini polisi dan Departemen Tenaga Kerja) dan
mempertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan pertama
pada kecelakaan harus selalu ada di tempat pekerjaan.

2.22 PEGAWAI PENYELENGGARA DARI PEMBORONG


a. Pimpinan harian pada pelaksanaan pekerjaan oleh Pemborong harus diserahkan
kepada penyelenggara kepala dengan kualifikasi ahli, berpengalaman dan
mempunyai wewenang penuh untuk mengambil keputusan.

b. Site Manager harus berada ditempat pekerjaan selama jam-jam kerja dan setiap
saat yang diperlukan pemberi tugas.

c. Site Manager mewakili Pemborong di tempat pekerjaan, dapat bertindak penuh


kepada Direksi.

d. Petunjuk dan perintah Direksi di dalam pelaksanaan, disampaikan langsung


kepada Pemborong atau melalui Site Manager, sebagai penanggungjawab di
lapangan.

e. Pemborong diwajibkan untuk menjalankan disiplin yang ketat terhadap semua


pekerja (buruh) danpegawainya, kepada mereka yang melanggar terhadap
peraturan umum, mengganggu ataupun merusak ketertiban, berlaku tidak wajar,
melakukan perbuatan yang merugikan terhadap pelaksanaan pekerjaan, harus
segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas perintah pengawas harian. Bila
Pemborong lalai, maka akan dikenakan tindakan sesuai dengan yang dimaksud
dalam pasal denda.

2.23 PENGAWASAN
a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh Direksi.

b. Pada setiap saat Direksi atau petugas-petugasnya harus dapat mengawasi, memeriksa
dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Pemborong harus
mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.

c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetap luput dari pengamatan Direksi
adalah menjadi tanggung jawab Pemborong.

d. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja (08.00 sampai
dengan 16.00), dan hari libur maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut
menjadi beban Pemborong yang perhitungannya disesuaikan dengan peraturan
pemerintah (cipta karya). Permohonan untuk mengadakan pemeriksaan tersebut harus
dengan surat yang disampaikan kepada Direksi

e. Di tempat pekerjaan, Direksi menempatkan petugas-petugas pengawas yang bertugas


setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Pemborong, agar pekerjaan dapat dilaksanakan
atau dilakukan sesuai dengan isi surat perjanjian pemborong serta dengan cara-cara
yang benar dan tepat serta cermat.

2.24 BAGAN KEMAJUAN PEKERJAAN


a. Dua minggu setelah dinyatakan sebagai pemenang lelang, harus siap dengan bagan
kemajuanpekerjaan (Time Schedule/Network Planning) sesuai dengan batas waktu
maksimal yang telah ditetapkan. Bagan tersebut disusun secara konvensional (barchart)
dengan network planning.

b. Di dalam bagan kemajuan pekerjaan ini dicantumkan volume masing-masing bagian


pekerjaan serta mandays yang diperlukan

c. Dalam progress schedule harus dibuat juga kurva gambaran mengenai nilai dan harga
pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan volume dan harga penawaran serta schedule yang
dibuat oleh Pemborong.

d. Pemborong harus secara terpisah menyusun Bagian pengerahan tenaga dan bagian
penyediaan bahan, peralatan dan mesin yang diperlukan.

e. Bagan-bagan tersebut diatas harus mendapatkan persetujuan dan pengesahannya dari


Direksi.

3. PEKERJAAN SISTEM TATA UDARA (A/C)


3.1 PERSYARATAN PELAKSANAAN

Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan undang-
undang & peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.

Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara pemasangan, kwalitas


pekerjaan dan lain-lain untuk sistem instalasi ini harus sesuia dengan Standard
Internasional maupun Nasional seperti ARI,ASHRAE,SMACNA, ASTM, NFPA, NEC, ASME
dengan senantiasa mengutamakan peraturan/standard/ persyaratan Nasional.

Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistem ini, selain dari persyaratan
persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan yang
dikeluarkannya oleh pabrik pembuatnya.
3.2 PEMBORONG

Yang dimaksud dengan pemborongan dalam spesifikasi ini adalah badan pelaksana yang
telah terpilih & memperoleh Kontrak Kerja untuk menyediakan dan pemasangan ins-talasi
Peralatan Utama Air Conditioning ini sampai selesai.

Pemborong wajib mempelajari & memahami semua undang- undang dan peraturan
peraturan, persyaratan umum maupun suplementernya, persyaratan pabrik pembuat unit
unit air conditioning, buku-buku dokumen pelelangan, bundel gambar-gambar serta
petunjuk-petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.

Pemborong dapat meminta penjelasan kepada Direksi, Konsultan atau pihak yang ditunjuk
bilamana menurut pendapatnya pada dokumen-dokumen pelelangan, gambar-gambar atau
hal-hal lainnya, ada yang kurang jelas.

Pemborong wajib mempelajari & memeriksa juga pekerjaan pihak-pihak lain dapat
mempengaruhi kelancaran pekerjaannya. Bilamana sampai terjadi gangguan maka
Pemborong wajib mengerjakan saran-saran perbaikan untuk segenap pihak.

Pemborong pekerjaan ini harus sudah berpengalaman dalam pemasangan instalasi AC


split sistem VRF dibuktikan dengan surat selesai pekerjaan (berita acara) dari proyek yang
telah ditangani sebelumnya.

3.3 KOORDINASI
Pemborong wajib koordinasi dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran pelaksanaan
pekerjaan proyek ini. Terutama koordinasi dengan pihak Pemborong sipil,elektrikal,
plumbing, perlindungan terhadap kebakaran.

Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan atau disesuaikan oleh pihak lain atau
yang diberikan dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi ini, Pemborong
bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dan pekerjaan ini.

3.4 IZIN

Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi


ini harus dilakukan oleh Pemborong atas tanggungan dan biaya Pemborong.

Semua pemeriksaan,pengujian dan lain-lain beserta keterangan-keterangan resminya yang


mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini harus dilakukan oleh pemborong atas
tanggung jawab & biaya Pemborong.

Pemborong harus betanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatenkan, kemudian
tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk ini. Pemborongan wajib
menyerahkan surat pernyataan mengenai hal ini.

3.5 LINGKUP PEKERJAAN TATA UDARA


Jenis pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini diantaranya adalah :

- Pengadaan, pemasangancondensing unit dan evaporator blower lengkap dengan base


plate dan dudukan/bracket, pengaturan & pengujian AC Split Wall Mounted
- Semua kapasitas, type, merk dan lain-lain unit-unit AC yang digunakan harus sesuai
dengan yang tertera pada RKS/BQ atau tabel schedul peralatan unit AC

- Pengadaan, pemasangan, pengaturan & pengujian instalasi ducting udara suplai


udara balik, dan ducting exhaust lengkap dengan penggantung dan isolasi yang
diperlukan.

- Pengadaan, pemasangan, pengaturan & pengujian instalasi pemipaan refrigerant


lengkap dengan isolasi pipa.

- Pengadaan dan pemasangan pipa untuk air pengembunan (condensate drain) dari
evaporator blower unit sampai ketempat pembuangan yang terdekat yang
diperkenankan.

- Penyambungan kabel power ke FCU & CU, Serta pemasangan kabel kontrol listrik.
pemborong harus menyediakan MCB / alat pengaman lain yang diperlukan.

- Penyediaan peralatan dan pemasangan remote control yang meliputi pengoperasian


on/off fungsi pengaturan temperature dan fungsi lainya.

- Pengadaan dan pemasangan pondasi peredam getaran, Bracket yang dibutuhkan


untuk masing-masing yang dipasang dalam istalasi ini.

- Pengadaan dan pemasangan penggantung, peredam getaran, Bracket untuk masing-


masing yang dipasang dalam istalasi ini.

- Pengaturan & pengujian instalasi fan.

- Perbaikan kembali akibat Pembobokan dinding, pembongkaran ceiling, atap lantai dan
lain-lain akibat pemasangan pipa, kabel, mesin-mesin AC dan lain-lainnya.

- Membuat dan menyerahkan 3 set gambar /dokumen as built dalam bentuk Soft Copy
(Compact Disc) dan Hard Copy instalasi yang terpasang, data mesin mesin yang
terpasang, petunjuk cara mematikan/menyalakan mesin dan cara-cara perawatan
mesin kepada Pemberi Tugas.

- Memberikan garansi serta perawatan terhadap peralatan mesin dan instalasi yang
dipasang.

3.6 CONDENSING UNIT (CU)


Pemborong harus memasang Condensing Unit dalam keadaan baru, dengan jenis, ukuran
dan kapasitas lengkap sesuai dengan spesifikasi
Unit ini hendaknya "factory built", Compressor jenis, dan telah diuji pabriknya berdasarkan
test yang dilakukan sesuia dengan ASHRAE standar 14-67

1.Kompressor

Kompressor hendaknya jenis Hermetic Scrool Compressor yang didinginkan oleh gas
refrigerant dan motor high efficieny yang dilindungi secara "inherent". Balancing pada
kompresor secara statik maupun secara dinamik. Jenis pelumasan adalah Forced Feed
Lubricated

2. Kondenser

Koil kondenser harus dari tembaga dengan "fin" dari almunium yang direkatkan secara
mekanis, (seamless Copper Tube dan Alluminium Fin). Atau harus dari bahan anti korosi
tipe pre-coating fin dan lapisan hydrophilic film.
Koil ini telah diuji terhadap kebocoran, dan berisi gas Nitrogen dari pabrik. Coil disusun
secara Stagged Row.

Setiap Fan digerakan oleh Motor dan dilengkapi dengan Safety Guard, Fan harus balans
secara statik maupun dinamik, Motor dilengkapi dengan Overload Protection.

3. Fan Kondenser

Fan kondenser dari jenis propeller, pembuangan tegak ke atas dan dihubungkan langsung
dengan fan motor.

4. Fan Motor

Fan dari jenis Propeller Fan.

5. Dinding

Dinding dan rangka hendaknya telah dicat anti karat Polyester Powder dan sesuai untuk
pemasangan diluar.

6. Peredam Getaran

Hendaknya pada semua kaki mesin ini dipasang peredam getaran yang sesuai dengan
persyaratan pabriknya.

3.7 EVAPORATOR BLOWER UNIT ( FAN COIL UNIT)

Pemborong harus memasang “Evaporator Blower Unit”, Udara dikeluarkan dari sisi
horizontal dilengkapi dengan udara balik dari sisi horizontal lengkap dengan filter udara
(Long-life fiter).

Unit indoor Harus dilengkapi dengan drain pan, lengkap dengan panel control dan sensor
temperatur, ukuran dan kapasitas unit sesuai dengan spesifikasi. Unit ini hendaknya
“factory built” & telah diuji oleh pabriknya. Berdasarkan test yang dilakukan sesuai AMCA

Standard 210-1967, “Test Code for air moving devices” dan ARI Standard 410-1964
“Standar for forced circulation air cooling and air heating coil”.

1. F a n

Hendaknya dipakai fan dari jenis “floward curved” dan direncanakan khusus untuk unit ini.
Alas motor harus dapat menyediakan variasi jarak antar sumbu-sumbu yang dapat diatur
dengan sekrup-sekrup. Fan hendaknya memiliki performansi sesuai dengan ARI standar
430-1966. Sistem fan hendaknya telah ditimbang dan dibalancing secara statis maupun
dinamis di dalam rumah fan oleh pabriknya.

2. Dinding

Dinding unit dapat terbuat dari plat baja (BJLS) ukuran “20 gauge”. Semua panel atau
lubang-lubang berpintu harus dapat dengan mudah dan cepat dibuka (casing panel Mild
Galvanized Steel). Rangka hendaknya diperlengkapi dengan titik-titik penyangga yang
telah diperkuat.

Dinding dan rangka hendaknya dilapisi dengan cat anti karat polyester powder. Bak
pengembunan air hendaknya terletak dibawah koil pendingin dan harus cukup besar untuk
menampung segenap pengembunan uap air dari koil pada kondisi maksimumnya.
3. Koil Pendingin

Koil pendingin harus dari tembaga dengan "fin" dari alumunium yang direkatkan secara
mekanis.

Koil ini telah diuji terhadap kebocoran dipabriknya.

Jenis Direct Expantion Coils

4. Isolator

Dinding unit ini hendaknya diisolator mulai dari masuknya sampai pada keluarnya udara
pada unit.

Isolator harus cukup kuat, tebal serta berat jenisnya harus cukup untuk menghalangi
terjadinya pengembunan.

Isolasi harus tahan terhadap aliran udara dan tahan api sesuai dengan persyaratan NFPA
Standard 90-A.

Tempat penampungan air pengembunan harus diisolasi untuk menghindari terjadinya


pengembunan dibagian luarnya.

5. PeredamGetaran

Hendaknya pada semua kaki mesin ini dipasang peredam getaran yang sesuai dengan
persyaratan pabriknya

3.8 PIPA REFRIGERANT


1. U m u m

Refrigerant menggunakan tipe R-407 atau R410 instalasi harus dapat dibuat tanpa
menggunakan oil trap pada gas line, sehingga dapat mengurangi kerugian akibat pressure
drop.

Hendaknya semua pipa refrigerant dikerjakan secara hati-hati dan sebaik mungkin.

Semua bagian-bagian pipa ini harus bersih, kering dan bebas dari debu dan kotoran.

Hendaknya dipakai pipa tembaga jenis L atau K yang "dihydrated" & "sealed".

Sambungannya hendaknya sependek mungkin.

2. Pemipaan.

Suction line Harus dibuat dengan total pressure drop maximum 3 psi (setara dengan
perubahan temperatur sebanyak 2 derajat). Harus memiliki kecepatan yang cukup untuk
menghantarkan olie ke kompresor. Harus diisolasi dengan lapisan yang khusus untuk pipa
Refrigerant. Harus dilapisi dengan Vapor Barrier dari bahan Alluminium Foil / untuk
pemipaan yang langsung terkena sinar matahari.

Bila diperlukan, harus di buat suction line loop untuk Evaporator yang lokasinya lebih tinggi
dari kompresor.

3. Sambungan

Pipa jenis "hard drawn tubing" harus disambung dengan perantaraan "wrought copper
fitting" atau "non purous brass fitting".
Dianjurkan dipakai solder perak dengan ditiupkan gas Nitrogen kering ke dalam pipa yang
sedang disambung untuk menghidarkan terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.

Pipa jenis "soft drawn tubing" dapat disambung dengan solder, nyala api atau lainnya yang
sesuai untuk pipa refrigerant.

Bilamana "precharged refrigerant lines" disediakan oleh pabrik, hendaknya diperhatikan


benar-benar instruksi pabrik.

Bila terjadi kelebihan pipa "precharged" hendaknya dibentuk gulungan dan disangga pada
bidang mendatar.

4. Konstruksi

Pipa refrigerant hendaknya disangga dengan piperack untuk mencegah melentur. Harus
dipasang peredam getaran untuk mencegah penerusan getaran kepada bangunan.
Bilamana perlu dipasang peredam getaran pada pipa.

Pipa refrigerant yang direncanakan dan dipasang dilapangan harus dilaksanakan sesuai
dengan "ASHRAE GUIDE BOOK" atau rekomendasi pabrik. Suatu pengering refrigerant
dengan kapasitas yang cukup serta "sight glass moisture indicator" hendaknya dipasang
pada bagian "liguid line" setiap pipa yang terpasang di lapangan.

Perbedaan tinggi dan jarak antara condensing unit dengan evaporator blower unit
hendaknya masih memenuhi persyaratan pabrik.

Setelah selesai pekerjaan instalasi pipa maka seluruh rangkaian harus diuji terhadap
kebocoran.

5. Pengisian Refrigerant

Sistem dipasang dengan precharged dan sistem yang dipasang di lapangan harus
dihampakan.
Sama sekali dilarang memakai kompressor dari sistem untuk mengisi refrigerant.
Penghampaan harus dilakukan dengan suatu pompa penghampa tinggi dengan pengukur
tekanan mutlak yang baik. Dianjurkan penghampaan dilakukan sampai tekanan dibawah
300 mikron selama ±1,5 jam.
Tekanan sistem setelah pengisian freon tidak boleh lebih dari yang disyaratkan oleh
pabriknya.
Persyaratan pabrik tentang jumlah pengisian freon hendaknya dipatuhi dan dipergunakan
suatu Charging Cylinder untuk memastikan jumlah dan jenis refrigerant yang diisikan
adalah sesuai.

6. Isolasi Pipa
Pipa suction line refrigerant harus diisolasi dengan isolasi panas seperti polyethylene foam
(Thermaflex, armaflex atau setara)
Tebal Isolator 1 1/4"-1 1/2" Isolasi hendaknya ditutup dengan lapisan isolasi uap air.
Pipa harus disangga pada setiap 2 meter, pada setiap belokan dan percabangan.

7. Saringan Udara
Saringan udara hendaknya dari bahan yang mudah dibersihkan / dicuci seperti almunium,
anyaman kawat atau logam.
Saringan harus memiliki effisiensi penahan debu (Long-life fiter). (Average Syntentic Duct
Weigh air resistence) minimal 65%, tahanan mula-mula maksimum 2,5 mm tekanan air,
pada kecepatan aliran udara 2 mps (500 fpm).

Kerangka saringan dari baja galvanis setebal 1,2 mm dan dari ukuran standard.

Tebal filter 25 mm (1") dan tiap-tiap filter dapat dipasang dengan rapat satu dengan yang
lainnya

3.9 PIPA PEMBUANGAN AIR (PIPA DRAIN)


1. Lingkup Pekerjaan

Pemborong harus memasang pipa pembuangan air (drain) dari mesin-mesin Indoor unit
sampai ketempat pembuangan yang terdekat dalam saluran / shaft yang tersembunyi
atau tidak mengganggu.

2. B a h a n

Untuk air kondensat (drain) dipergunakan pipa PVC lengkap dengan isolasi Thermaflex
atau Armaflex.

3. Peralatan

Pipa kondensasi drain harus diperlengkapi dengan bak kontrol, leher angsa serta
peralatan lain yang perlu.

Harus diberikan lapisan isolasi sampai sepanjang pipa atau sampai daerah dimana tidak
terjadi pengembunan bagian luar pipa.

4. Penembusan Dinding

Bilamana menembus dinding, lantai dan lain-lain pipa ini harus diberi lapisan getaran dan
dilindungi dengan pipa yang lebih besar ukurannya.

3.10 INSTALASI LISTRIK


Untuk instalasi ini pada dasarnya berlaku peraturan-peraturan yang telah umum dipakai di
Indonesia diantaranya :

- Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) yang dikeluarkan oleh Yayasan Normalisasi
Indonesia tahun 1987 sebagai-mana telah ditambahkan dan dikurangi dengan
peraturan-peraturan setempat dan PUIL terbaru.

- Persyaratan Pemerintah dan Jawatan Keselamatan Kerja.

- Persyaratan dari pabrik pembuat AC yang akan dipasang bilamana terjadi perbedaan
persyaratan akan disetujui dan dipilih yang lebih baik.

- Pemborongan harus memiliki semua izin resmi yang diperlukan untuk pekerjaan
instalasi listrik.

1. Lingkup Pekerjaan instalasi listrik

Kecuali kenyataan lain maka pekerjaan instalasi ini mencakup :

- Pengadaan power panel.


- Penyambungan kabel ke FCU dan penyambungan kabel out door maupun indoor AC /
kepada mesin-mesin yang terpasang disediakan kontraktor listrik.

- Sirkuit / kabel pengaturan (control) secara otomatis suhu, kelembaban, aliran udara
dan peralatan-peralatan lain agar dapat bekerja dengan sempurna.

2. Bahan

Semua bahan yang dipakai harus berkwalitas baik / asli dari pabrik pembuat komponen
dan dalam keadaan baru.

Bahan/komponen harus.mudah didapat / ada keagenan.

Harus diusahakan peralatan yang seragam dan dari merk yang sama.

3. Peralatan

Pada masing-masing mesin harus diberikan sistem pengaman yang terpisah.

Pada tiap-tiap phasa panel harus diberi tanda dengan lampu indikator.

Semua panel, switch, indikator, alat-alat ukur dan lain-lain harus berpapan nama (label)
yang jelas dan tidak mudah rusak.

Pada tiap-tiap panel pembagian daya harus disediakan cadangan dari satu group dari tiga
phasa.

Pada tutup panel diberi gambar "wiring diagram" dan semua panel diberi kunci.

4. Sekering Cadangan

Untuk setiap panel yang ada harus disediakan sekering cadangan dengan jumlah
sebanyak yang dipakai & disimpan di dalam tempat khusus serta diberi tanda pengenal.
Semua sekering harus jenis otomatis (stot zekering).

5. Starter

Kecuali ditentukan oleh pabrik atau dinyatakan lain maka untuk peralatan-peralatan yang
menggunakan daya besar (terutama motor-motor penggerak) harus dilengkapi dengan
soft stater atau DC inverter.

6. Pelaksanaan Instalasi

Semua kabel yang ditarik dalam pipa (cable conduit) ataupun tidak, Harus diusahakan
agar tidak terlihat dari luar (ditempatkan didalam didalam shaft) Semua kabel di atas
langit-langit baik untuk tarikan NYA didalam pipa konduit maupun untuk kabel NYM, NYY
ataupun NYMHY dipasang secara outbow harus diklem pada bagian bawah dari lantai
atau balok beton. Sedangkan pemasangan kabel-kabel yang menyelusur dinding bata,
dipasang dalam plesteran salut dinding. Pipa-pipa pelindung harus diklem pada pasangan
bata.

Pemasangan pipa/kabel harus dilakukan sebelum dinding yang bersangkutan diplester.

Jaringan kabel harus dipasang terpisah dari kabel lainnya dan dalam kotak sambungan
khusus untuk jenis kabel yang bersangkutan, sambungan-sambungan harus terlindung
dengan isolasi.

Sambungan-sambungan antara kabel dengan rel-rel atau peralatan, selama tidak


menggunakan klem-band, pada ujung-ujung kabel harus dipasang sepatu kabel dan
disolder (penyolderan harus dilaksanakan dengan penyolderan temperatur tinggi).
Semua kabel yang dipasang / disambung harus diberi nama / label.

Tempat-tempat sambungan/kotak-kotak sambungan dari kabel sedapat mungkin pada


tempat-tempat yang mudah dicapai operator, apabila diperlukan untuk mengadakan per
baikan-perbaikan.

Pada tempat-tempat yang selalu basah/lembab atau pemasangan di luar bangunan harus
dipakai alat-alat yang kedap air (khusus untuk pemakaian di luar), Sakelar-sakelar, kotak
pengaman, semuanya harus dipasang tertanam dalam dinding.

Semua mesin-mesin AC dan peralatan listrik harus dipasang arde, tahanan tanah yang
dicapai harus < 2 ohm

3.11 SISTEM KONTROL


Untuk mengontrol unit AC digunakan Remote Controller yang terpasang didinding tiap
indoor unit lengkap dengan switch on/off

Display dari kristal cair (liquid crystal) yang dapat menunjukkan set temperature,
kecepatan aliran (flow), sleep, defrost, timer, monitor temperatur.

Sistem kontrol harus dapat terus-menerus memonitor kerja system.

3.12 BAHAN

1. Pipa Refrigerant

Jenis : Copper tube

Type „L„Standard : ASTM B . 88 / ASA-H.23.1-1963.

2. Isolasi Pipa Refrigerant dan kondensat

Jenis : Tubular shape Insulation


Bahan : Foamed Rubber Closed Cells
Kualitas : Thermaflex, Armaflex.

3. Adhesive Tape
Jenis : Self Adhesive Alluminium Foil Tape, tebal 2 inch
Tebal : 50 μ,
Jenis perekat : Flame Reterdant,

4. Pipa Kondensat (Pipa Drain)


Jenis : PVC -AW
Tekanan : 10 kg/cm2
3.13 PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Pondasi

Semua pondasi beton yang diperlukan untuk outdoor unit, termasuk dalam pekerjaan
Pemborong AC. Pemborong AC harus menyediakan dan memasang (sesuai dengan
gambar rencana, atau gambar kerja yang disetujui) semua dudukan (support) atau
penggantung (hanger) untuk mesin-mesin, alat-alat, pipa kabel dan duct yang diperlukan.
Semua penggantung harus dipasang pada balok atau pada rangka baja dan harus
berkonsultasi dengan Direksi dan Pemborong Sipil. Pemborong AC harus menjamin
bahwa instalasi yang dipasangnya tidak akan menyebabkan penerusan suara dan
getaran (vibration & noise transmission) kedalam ruangan ruangan yang dihuni.

2. Pengecatan

Untuk penggantung / penyangga harus dicat meni dan setelah itu dicat dengan cat
aluminium. Semua equipment, disebabkan gangguan cuaca atau gangguan setempat
atau karat yang merusak sebagian atau seluruh cat aslinya, harus dicat lagi dengan
warna yang sesuai secara keseluruhan atau warna yang diminta Direksi.

3.14 PERSYARATAN BAHAN/ MATERIAL

1. Umum

Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Pemborong harus baru dan
material tersebut oleh cocok untuk dipasang di daerah tropis. Material-material
haruslah dari produk dengan kualitas baik dari produksi terbaru. Untuk material-
material yang disebut dibawah ini maka Pemilik harus menjamin bahwa barang
tersebut adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman
dari dealer/ agen/pabrik.

Pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui karena


menyimpang dari spesifikasi atau hal lainnya, dimana penggantian tersebut tanpa
biaya extra.

2. Daftar Material

Untuk semua material yang ditawarkan maka Pemborong wajib mengisi daftar
material yang menyebutkan merk, type, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang
turut dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar material ini diutamakan untuk
komponen-komponen yang berupa barang-barang produksi pabrik.

3. Merk/ Produk Pabrik

Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk
tertentu atau kelas mutu (quality preformance) dari material atau komponen
tertentu terutama untuk material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu.
Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi bahwa material yang disebutkan pada
tabel material tak dapat diadakan oleh Pemborong yang diakibatkan oelh sesuatu
alasan kuat yang dapat diterima Pemilik, MK, maka dapat dipikirkan penggantian
merk/type dengan suatu sanksi tertentu kepada Pemborong.

3.15 PENGUJIAN

1. Lingkup pekerjaan :

- Penyediaan peralatan untuk pengujian,


- Pengujian sistem pemipaan,
- Pengujian sistem ducting,
- Pengujian sistem secara keseluruhan.

2.Persyaratan pengujian.

- Pengujian harus disaksikan oleh Direksi Perencana / Pengawas, dan perwakilan


Pemberi tugas

- Pengujian sistem keseluruhan baru boleh dilaksanakan setelah sistem berkerja dengan
baik selama 7 x 24 jam.

- Selambat-lambatnya 14 (empat belas ) hari sebelum dilakukan, kontraktor harus


mengajukan prosedur pengujian kepada direksi / perencana dan dimintakan
persetujuannya.

- Start-up unit mesin Air Conditioning hanya boleh dilakukan oleh orang yang ahli yang
ditunjuk oleh Dealer / agen resmi unit mesin Air Conditioning tersebut.

3. Penyediaan peralatan penguji.

Alat-alat untuk pengujian harus disediakan oleh kontraktor atau dapat disubkan ke
perusahaan yang mampu melakukan pengujian AC.Alat-alat khusus untuk pengujian
sistem Air Conditioning yang minimal harus disediakan adalah:

- Sistem akuisisi data yang dapat mengukur suhu minimal 8 titik dan dapat mengukur
dan merekam data setiap 10 menit secara on-line 2 x 24 jam

- Sistem akuisisi data yang dapat mengukur dan merekam data konsumsi daya listrik
setiap 10 menit sekali selama 2 x 24 jam, mencakup parameter: Ampere, Voltage, kW,
Cos , dan THD

- Psychrometer (sling atau digital)

- Handheld digital thermometer (thermistor atau thermocouple)


- Fan wheel anemometer

- Sound Level meter (digital)

- Diffrential Static Pressure

4.PengujianSistemPemipaan.

Pengujian dilakukan dengan „Halide Torch„ Pengujian dilakukan setelah sistem diisi
dengan Refrigerant.

Bila terjadi kebocoran harus segera diperbaiki, dan pengujian diulang.

5.PengujianSistemKeseluruhan.

Pengujian dilakukan: Setelah sistem berkerja dengan lancar, selama 2 x 24 jam Selama
masa pemeliharaan.Pengujian dilakukan pengukuran-pengukuran langsung terhadap
kondisi Ruangan.Pengujian dilakukan dengan memonitor kondisi temperatur ruangan
menggunakan peralatan yang dapat memonitor temperature, kelembaban, dan pemakaian
daya listrik & kesetimbangan 3 phasa. Apabila pada pengujian terdapat hasil yang
menyimpang dari persyaratan, maka Kontraktor harus mencari sebab-sebabnya dan
melakukan perbaikan.

Pengujian harus mewakili sistem AC terbebani pada beban yang bervariasi, kondisi Unit
AC harus dapat menunjukkan COP dengan beban operasi yang bervariasi.

3.16 GARANSI
1. Pemborong plambing bertanggung jawab atas pencegahan bahan / peralatan untuk
instalasi ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan / peralatan yang hilang atau rusak
harus diganti oleh Pemborong tanpa biaya tambahan.

2. Pemborong harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya (Skiler


Labour) agar dapat memberikan hasil kerja terbaik dan rapi. Sebelum suatu pipa tertutup (
oleh dinding, langit-langit dan lain-lain ) harus diunjuk dan disetujui oleh pengawas dan
wakilnya penunjuk.

3. Pemborong pekerjaan ini harus memberikan garansi tertulis kepada pengawas, bahwa
seluruh instalasi penyediaan dan distribusi air bersih, instalasi pembuangan air kotor akan
bekerja dan memuaskan, dan bahwa pemborong akan menanggung semua biaya atas
kerusakan-kerusakan / pengantian yang perlu selama jangka waktu satu tahun.

4. Contoh

Sebelum pemasangan instalasi plambing, fixture-fixture dan peralatan lian, Pemborong


harus menyerahkan contoh-contoh barang yang akan dipasang atau brosurnya untuk
mendapatkan persetujuan dari pengawas.
3.17 TRAINING

Pemborong harus menyiapkan dan penyelenggarakan latihan bagi calon operator yang
akan mengoperasikan dan memelihara sistem air bersih, air kotor dan air hujan. Latihan
dapat dimulai sejak pelaksanaan pemasangan instalasinya, atas petunjuk dan persetujuan
pengawas.

3.18 BUKU PETUNJUK


Pemborong wajib membuat dan menyerahkan kepada pengawas As build drawing 3 set, 1
dalam bentuk soft copy (CD), buku petunjuk (manual), yang meliputi cara pengoperasian
maupun cara pemerliharaan. Sistem manual tersebut dibuat sebanyak 4 buku.

Produk Pabrik

NO. ITEM PEKERJAAN MERK

1. AC split Daikin, Panasonic,Toshiba,

2. Pipa Tembaga (Klas –L) Kembla, Crane, Inaba

3. Kabel Power 4 Besar

4. Exhaust Fan Nicotra, S&P, Vanco

5. Pipa kondesat drain PVC-AW Rucika, Wavin, Pralon

6. Isolasi Pipa Drain Armaflex, Thermaflex, Aeroflex


SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. UMUM

1.1 PENJELASAN
Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi :

Menyediakan seluruh pekerjaan sistem listrik sehingga dapat beroperasi


secara sempurna.

Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi dan
sesuatu yang tercantum di dalam gambar dan spesifikasi bersifat mengikat.

Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh

sub kontraktor instalatur yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi yang baik dan
mempunyai pekerja-pekerja yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya, serta
perusahaan tersebut terdaftar sebagai instalatir resmi PLN dengan memegang pas
instalatir kelas tertinggi (D) yang masih berlaku untuk tahun terakhir yang berjalan.

Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut "Peraturan Umum

Instalasi Listrik di Indonesia edisi terakhir tahun 2000 (PUIL) dan Peraturan PLN
(SPLN)" sebagai petunjuk dan juga peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan
standar-standar/kode-kode lainnya yang diakui (VDE, DIN).

Kontraktor harus menempatkan seorang sarjana atau yang dianggap ahli

sebagai wakil dari perusahaan dan dapat memberikan keputusan-keputusan apabila


sewaktu-waktu diperlukan.

1.2 GAMBAR-GAMBAR

Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi listrik


dalam Dokumen Tender.

Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan /


ketidakcocokan baik dari segi besaran-besaran listriknya maupun pemasangan dan
lain-lain. Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau gambar pada waktu
penjelasan tender/aanwijzing.

Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap, pem-


borong wajib menyerahkan kepada MK sebanyak 4 (empat) set gambar yang disebut
"as build drawing" yaitu gambar dari semua material, peralatan dan instalasi sistem
listrik.

Gambar listrik menunjukkan keseluruhan besaran dan jumlahnya serta persyaratan dari
keperluan instalasi, instalasi harus menyesuaikan kondisi setempat pada proyek.
Gambar-gambar arsitektur dan struktur harus berkaitan dengan kontruksi dan detail
akhir dari proyek, sedangkan gambar-gambar lainnya harus berkaitan dengan kontruksi
detail yang berhubungan dengan masing-masing pekerjaan. Pemborong harus
melengkapi seluruh keperluan lebih lanjut seperti"shop drawing" dan gambar-gambar
detail.

1.3 BIDANG PEKERJAAN YANG DIKERJAKAN


Listrik
Telephone
Sound System
Fire Alarm
CCTV

1.4 KLAUSUL YANG DISEBUTKAN

Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian/bab/gambar yang lain maka ini
harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain tetapi bahkan untuk
lebih menegaskan masalahnya. Bila terjadi hal yang saling bertentangan antar gambar
atau terhadap spesifikasi teknis, maka yang diambil sebagai patokan adalah yang
mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.

1.5 KOORDINASI PEKERJAAN


Untuk kelancaran pekerjaan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat
di dalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktivitas yang menyangkut di dalam proyek harus
dikoordinir lebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan.
Melokalisasi/memperinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk mendapat
persetujuan MK/Perencana.

1.6 MATERIAL
Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru dan
material harus tahan terhadap iklim tropik. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan
cara yang benar dan setiap pekerja harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan.
Dimana latihan khusus bagi pekerja adalah diperlukan dan Pemborong harus
melaksanakannya. Pemborong harus melengkapi surat sertifikat yang sah untuk setiap
personal ahli, yang menyatakan bahwa personal tersebut telah mengikuti latihan-latihan
khusus ataupun mempunyai pengalaman-pengalaman khusus dalam bidang keahlian
masing-masing.

1.7 DAFTAR MATERIAL


Pada waktu mengajukan penawaran, Pemborong harus menyertakan/melam-pirkan
"Daftar Material" yang lebih dahulu diperinci dari semua bahan yang akan dipasang pada

proyek dan harus disebutkan pabrik, merk, manufacturer, type, lengkap dengan
brosur/katalog. Ini adalah mengikat dan harus diajukan lengkap tidak boleh sebagian-
sebagian.
1.8 NAMA PABRIK/MERK YANG DITENTUKAN
Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis
bahan/komponen, maka Pemborong wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan
yang ditentukan.

Jadi tidak ada alasan bagi Pemborong pada waktu pemasangan menyatakan barang
tersebut sudah tidak terdapat lagi pada pasaran ataupun sukar didapat dipasaran. Untuk
barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang,
Pemborong harus sesegera mungkin memesannya pada keagenannya di Indonesia.
Apabila Pemborong telah berusaha untuk memesannya, namun pada saat pemesanan
bahan/merk tersebut tidak/sukar diperoleh, maka Perencana akan menentukan sendiri
alternatif merk lain dengan spesifikasi minimal yang sama. Jadi setelah 1 (satu) bulan
penunjuk-kan pemenang. Pemborong harus memberikan foto copy dari pemesanan
material lainnya, yang menyatakan bahwa material-material tersebut telah dipesan (order
import).

1.9 SHOP DRAWING


Setelah persetujuan, dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi material, Pemborong
diharuskan menyerahkan shop drawing untuk disetujui Perencana. Shop Drawing harus
termasuk katalog data dari pabriknya, literatur mengenai uraian-uraian, diagram
pengkabelan, data ukuran dimensi, data pembuatan dan nama serta alamat yang terdekat
dari service dan group perusahaan pemeliharaan yang tetap menyediakan
persediaan/stock suku cadang yang terus menerus, shop drawings harus diberi catatan
dari Pemborong, yang menyatakan bahwa apa yang dianjurkan sudah sesuai dengan
spesifikasi dan kondisi ruang yang disediakan.

Data untuk setiap sistem harus menunjukkan pemasangan yang lengkap dari seluruh
koordinasi komponen untuk peninjauan keseluruhan yang sebenarnya dari keseluruhan
sistem, penyerahan sebagian-sebagian tidak akan diperhati-kan. Gambar shop drawing
harus dibuat sebanyak 4 (empat) set.

1.10 SUBSTITUSI
a. Produk yang disebutkan nama pabriknya

Material, peralatan, perkakas, accessoriesnya yang disebutkan nama pabriknya


dalam spesifikasi. Pemborong harus melengkapi produk yang disebutkan dalam
spesifikasi, atau dapat mengajukan produk pengganti yang setara, disertai data-data
yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan Perencana/MK sebelum pemesanan.

b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya

Material, peralatan, perkakas, accessories dan produk-produk yang tidak disebutkan


nama pabriknya dalam spesifikasi, Pemborong harus mengajukan secara tertulis
nama negara dari pabrik yang menghasilkan-nya, katalog dan selanjutnya
menguraikan data yang menunjukkan secara benar bahwa produk-produk yang
dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi proyek.
1.11 CONTOH
Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material untuk
mendapatkan persetujuan sebelumnya. Seluruh biaya ditanggung atas biaya
Pemborong. Contoh-contoh tersebut (mock-up) dimasukkan paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja, terhitung setelah dikeluarkannya SPK.

1.12 PROTEKSI
Seluruh material dan peralatan harus dengan sebenarnya dan diproteksi secara memadai
oleh Pemborong, sebelum selama pengerjaan dan sesudah selesai instalasi (dalam masa
garansi). Material dan peralatan yang mana mengalami kerusakan sebagai akibat dari
pemasangan yang ceroboh dan proteksi yang tidak memadai tidak dapat diterima untuk
instalasi proyek.

1.13 ACCES OPENING


Pemborong harus menyediakan access opening (bukaan-bukaan) untuk instalasi dan
pemeliharaan dari instalasi listrik. Bukaan-bukaan (access opening) yang terdapat pada
konstruksi bangunan seperti dinding-dinding, langit-langit, dan seterusnya begitu
pembukaan harus dilengkapi dengan fasilitas penutup yang tepat bagi permukaan
peralatan, penutup harus dapat dilepaskan dan dipindahkan tanpa mengakibatkan
kerusakan pada permukaan yang berdekatan.

1.14 PENGECATAN
Apabila peralatan-peralatan sudah dicat dari pabrik dan tambahan pengecatan di
lapangan tidak dispesifikasikan maka seluruh permukaan yang cacat harus diperbaiki
ataupun pengecatan kembali untuk memperoleh hasil pengecatan yang sempurna.
Apabila peralatan belum dicat dari pabrik, Pemborong harus bertanggung jawab atas
pengecatan tersebut.

Seluruh rangka, penutup, cover plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus diberi cat
dasar atau prime coat dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Cat akhir ini dengan
warna sementara ditentukan "abu-abu" kecuali kalau diadakan perubahan warna.
Penentuan jenis warna abu-abu dan merk cat, sebelumhya harus dimintakan persetujuan
pada MK/Perencana. Pengecatan dikerjakan dengan proses "stove ennameled" untuk
lampu, sedangkan untuk panel listrik harus dibuat tahan karat dengan cara "galvanized
cadmium plating" atau dengan "zinc chromatic primer" harus dicat dengan cat bakar.

1.15 GAMBAR PEMASANGAN YANG SEBENARNYA


Pemborong harus mempergunakan secara baik satu set lengkap gambar-gambar di
lapangan yang mana harus diberi tanda yang tepat pada lokasi dari seluruh jenis sistem
outlet panel/kabinet, peralatan, pengkabelan dan seterus-nya dengan dimensi yang
diambil dari patokan center colom (as colom). Pemborong harus melengkapi gambar
pemasangan yang sebenarnya.

1.16 PENGETESAN
Pemborong harus melakukan seluruh pengetesan seperti disebutkan dan harus
melakukan percobaan seperti operasi sesungguhnya secara tepat dari seluruh sistem.
Peralatan, material dan cara bekerjanya peralatan yang mengalami kerusakan /cacat/
salah harus diganti /dibetulkan dan percobaan diulangi. Seluruh peng-kabelan, instalasi
"keur" Pemborong harus bertanggung jawab untuk mem-peroleh persetujuan PLN bagi
pemasangan sistem jaringan listrik dan seluruh biaya ditanggung atas beban Pemborong.

1.17 DATA SUKU CADANG


Sejak pengiriman dari bagian-bagian dan peralatan ke tempat lapangan Pemborong harus
menyerahkan kepada MK daftar lengkap dari suku cadang (spare parts) dan menyerahkan
untuk masing-masing bagian.

1.18 PERATURAN HAK PATENT


Pemborong harus melindungi Pemilik (owner) terhadap semua klaim atau tuntutan, biaya
dan kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan semua dagang atau nama
produksi, hak cipta, pada semua material, peralatan yang dipergunakan dalam proyek ini.

1.19 KEBERSIHAN
Pemborong harus membersihkan seluruh kotoran/sampah dan sisa-sisa material yang
tidak terpakai yang diakibatkan oleh pekerjaannya dan harus menyelesaikan tiap bagian
dari instalasi secara teratur serta rapi.

1.20 BUILT IN INSERT, SLEESVES DAN PERLENGKAPAN

Lengkapi insert, sleeves dan perlengkapan lainnya bagi keperluan built in dalam beton
atau pekerjaan konstruksi.

1.21 BUKU PETUNJUK (MANUAL) DAN INSTRUKSI


Pemborong harus melengkapi buku petunjuk (manual) pemeliharaan dan manual cara
mengoperasikannya, dan bahasa dari instruksi bagi seluruh bagian peralatan ini harus
dalam bahasa Inggris dan Indonesia.

1.22 KELENGKAPAN INSTALASI


Dalam spesifikasi teknis ini maupun di dalam penggambaran untuk suatu sistem atau
suatu perangkat peralatan listrik, dimaksudkan adalah sebagai suatu sistem yang dapat
beroperasi dengan baik sedemikian rupa sehingga apabila ada bagian atau komponen dari
sistem instalasi yang tidak disebutkan di dalam spesifikasi teknis ini maupun pada gambar,
maka ini berarti Pemborong harus mengadakan dan menjamin sistem/instalasi tersebut
akan bekerja dengan baik.
2. SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN ELEKTRIKAL

2.1 INSTALASI KABEL/ WIRING

Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi persyaratan
PUIL/LMK. Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas ditandai mengenai ukurannya,
jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya. Semua kawat dengan penampang 6 mm² ke
atas haruslah terbuat secara dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel
dengan penampang lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian remote control.

2.1.1. "Splice" / Pencabangan


Tidak diperkenankan adanya "splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder
maupun cabang-cabang kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa
dicapai (accessible).
Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya harus
mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselein
atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.

2.1.2. Bahan Isolasi

Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes,
gelas, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain tertentu itu harus dipasang
memakai cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan pemerintah dan atau
manufacturer.

2.2 INSTALASI SAKELAR DAN STOP KONTAK (OUTLET)

2.2.1 Sakelar-Sakelar

Sakelar-sakelar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10 A / 250 V, sakelar
pada umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan
lain, sakelar-sakelar tersebut bingkainya harus dipasang rata pada tembok pada ketinggian
150 cm diatas lantai yang sudah selesai kecuali ditentukan lain oleh MK.
Sakelar-sakelar tersebut harus dipasang dalam kotak-kotak dan ring, (standar).
Sambungan-sambungan hanya diperbolehkan antara kotak-kotak yang berdekatan.c

2.2.2 Stop Kontak

Semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 V harus diberi saluran ke tanah
(grounding). Stop kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding dengan
ketinggian 30 cm dari atas lantai yang sudah selesai atau wall duct outlet sesuai gambar
rencana atau petunjuk MK.
2.3 INSTALASI FIXTURES PENERANGAN

2.3.1 Umum
Fixture penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar. Harus dibuat dari bahan
yang sesuai dan bentuknya harus menarik dan pekerjaannya harus rapih dan baik, tebal
plat baja yang dipakai untuk housing fixture minimum 0,7 mm. Pemborong harus
menyediakan contoh-contoh dari semua fixture yang akan dipasang kepada
Perencana/MK untuk disetujui.

2.3.2 Kabel-Kabel untuk Fixture


Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel-kabel untuk "fixture" harus ditutup
asbestos dan tahan panas. Tidak boleh ada kabel yang lebih kecil dari 2,5 mm², kawat-
kawat harus dilindungi dengan "tape" atau "tubing" disemua tempat dimana mungkin ada
abrasi.

Semua kabel-kabel harus disembunyikan dalam konstruksi armature kecuali dimana


diperlukan penggantungan rantai atau kalau pemasangan/perencanaan fixture menunjuk
lain. Tidak boleh ada sambungan kabel dalam suatu armature dan penggantungan dan
harus terus menerus utuh mulai dari kotak sambung ke terminal-terminal khusus pada
armature-armature lampu. Saluran-saluran kabel harus tidak tajam dan dilindungi
sehingga tidak merusak kabel.

2.4 INSTALASI/ KONSTRUKSI PANEL

2.4.1 Kabinet
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 2 mm, atau dibuat dari
bahan lain seperti polyester atau bakelite. Kabinet untuk "panel board" mempunyai ukuran
yang proposionil seperti dipersyaratkan untuk panel board, yang besarnya sesuai dengan
ukuran pada gambar perencana atau menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan
ukuran kabel yang dipakai tidak terlalu penuh/ padat.

Frame/rangka panel harus digrounding/ditanahkan pada kabinet harus ada cara-cara yang
baik untuk memasang, mendukung dan menyetel "panel board" serta tutupnya. Kabinet
dengan kabel-kabel "trough feeder" harus diatur sedemikian sehingga ada saluran dengan
lebar tidak kurang dari 10 cm untuk branch circuit panel board. Setiap kabinet harus
dilengkapi dengan kunci-kunci. Untuk satu kabinet harus disediakan 2 (dua) buah anak
kunci, dengan sistem master key.

2.4.2 Finishing
Semua kabinet harus dicat dengan warna yang ditentukan oleh Perencana/MK. Semua
kabinet dari pintu-pintu untuk panel listrik, harus dibuat tahan karat dengan dengan cara
"galvanized cadmium plating" atau dengan "zinc chromate primer". Selain yang tersebut
diatas, harus dilapisi dengan lapisan anti karat yaitu sebagai berikut :

Bagian dalam dari box dan pintu.

Bagian luar dari box yang digalvanisir atau cadmium plating tak perlu dicat

kalau seluruhnya terpendam, kalau dipakai zinc chromate primer harus dicat dengan
cat bakar.
2.4.3 Pemasangan Panel
Pemasangan panel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam panel dengan
mudah masih dapat dijangkau, tergantung dari pada macam/tipe panel. Maka bila
dibutuhkan alas/pondasi/penumpu/penggantung maka pemborong harus menyediakannya
dan memasangnya sekalipun tidak tertera pada gambar.

2.4.4 Panel Distribusi Utama

Panel distribusi utama harus seperti tertera pada gambar, kecuali ditunjuk lain. Seluruh
assembly termasuk housing, busbar, alat-alat pelindung harus direncanakan, dibuat,
dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan. Panel distribusi utama
harus dari jenis in door type terbuat dari plat baja tebal minimum 2 mm.
Konstruksi harus terbuat dari rangka baja struktur yang kaku, yang bisa mempertahankan
strukturnya oleh strees mekanis pada waktu hubung singkat . Rangka ini secara lengkap
dibungkus pada bagian bawah, atas dan sisi dengan plat-plat penutup (metal clad) harus
cukup louvers untuk ventilasi dimana perlu untuk mengatasi kenaikan suhu dari bagian-
bagian yang mengalirkan arus dan bagian-bagian yang bertegangan sesuai dengan
persyaratan PUIL-2000 LMK/ VDE untuk peralatan yang tertutup. Material-material yang
bertegangan harus dicegah dengan sempurna terhadap kemungkinan percikan air. Semua
meteran dan tombol transfer yang dipersyaratkan harus dikelompokkan pada satu papan
panel yang berengsel yang tersembunyi.

2.4.5 Papan Nama


Seluruh kabinet, panel kontrol, panel listrik, pemutus daya (CB), saklar, dan bagian-bagian
lainnya dari peralatan, jika tidak disebutkan dalam hal-hal lain, harus dibuatkan papan
nama untuk mengindikasi/mengindentifikasi/pengguna-an nama alat tersebut. Papan
nama harus terbuat dari back plat stainless steel dengan huruf digravier timbul.

Untuk keseluruhan, papan nama harus berukuran 1,5 inches (3,81 cm) tinggi dengan lebar
seperlunya dengan tinggi huruf 1,0 inches (2,54 cm), untuk ukuran yang lebih kecil dimana
penutupnya terbatas gunakan 1,5 inches (3,81 cm) tinggi dari plat. Dan ketebalan plat
minimum 2 mm.

2.4.6 Busbar/ Rel

Busbar minimal harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapis dengan lapisan
perak dengan ukuran sesuai dengan kemampuan arus 150 % dari arus beban terpasang
yang ukurannya disesuaikan dengan aturan PUIL (daftar no. 630-DI-D4/PUIL 2000).
Semua busbar/rel harus dicat dan dipegang oleh bahan isolator dengan kuat dan baik ke
rangka panel. Semua busbar/rel harus dicat dengan warna yang sesuai dengan
disebutkan pada PUIL. Cat-cat tersebut harus tahan sampai temperatur 75 °C.

Busbar disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik untuk sistem 3 , 4 kawat seperti
ditunjuk dalam gambar. Setiap panel harus mempunyai bus netral yang diisolir terhadap
tanah dan sebuah bus penatanahan yang telanjang diklem dengan kuat pada frame dan
panel dilengkapi klem untuk pentanahan. dari panel peralatan perlu diketanahkan
maximum 2 .

Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) harus menunjukkan ukuran-ukuran dari bus-


bus dan susunannya . Ukuran dari bus harus ukuran sepanjang panel dan harus
disediakan cara-cara untuk penyambungan dikemudian hari.
2.4.7 Terminal Dan Mur Baut
Semua terminal cabang harus diberi lapisan tembaga (ver-tin) dan disekrup dengan
menggunakan mur-baut ring dari bahan tembaga atau mur-baut yang diberi nikel (atau
stainless) dengan ring tembaga.

2.4.8 Cadangan/Penyambungan dekemudian hari


Bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan maka ruangan-ruangan tersebut harus
dilengkapi dengan bus, klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk
peralatan yang dipasang dikemudian hari dapat berupa equipment busbar, panel baru,
switch, circuit breaker dan lain-lain.

2.4.9 Alat-Alat Ukur

Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada gambar. khusus
untuk panel, dengan scale sirkular, flush atau semi flush, dalam kotak tahan getaran.

2.4.10 Kabel-Kabel Pengontrol

Kabel pengontrol dari panel-panel harus dipasang di pabrik/ bengkel secara lengkap serta
2
dibundel dan dilindungi terhadap kerusakan mekanis. Ukuran minimum adalah 1,5 mm
dari type 600 Volt.

2.4.11 Merk Pabrik

Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik, peralatan-peralatan

sejenis harus dapat saling dipindahkan dan ditukar tempatnya pada frame.

2.4.12 Pilot Lamp


Semua tutup muka panel dilengkapi dengan :

- Pilot lamp untuk menyatakan adanya tegangan R, S dan T.

Warna-warna untuk pilot lamp :

- Untuk phasa R : warna merah

- Untuk phasa S : warna kuning

- Untuk phasa T : warna biru


3. KABEL TEGANGAN RENDAH ( NYY, NYFGBY, NYM, NYA ) 380 V
3.1. U MUM
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel tegangan rendah yang harus
memenuhi persyaratan kemampuan melakukan arus pada temperatur 35 °C,
temperatur maximum kabel dalam keadaan berbeban tidak boleh melebihi 70 °C,
temperatur maksimum kabel untuk arus hubung singkat tidak boleh lebih 250 °C.

3.2. KONSTRUKSI
Kabel harus terdiri atas :

1. Dua atau empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin atau

tembaga "compacted" yang dipilin.

2. Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa maupun

penghantar netral.

3. Lapisan pengendap yang tahan air dikelilingi urat-urat penghantar phasa

dan pengisi ruangan diantara kawat phasa.

4. Lapisan pengendap kedua diluar lapisan pengendap diatas.

5. Pelindung dari pita bahan diatas lapisan pengendap kedua sesuai dengan

persyaratan IEC (NYFGbY).

6. Diluar lapisan pelindung pipa baja diberi lapisan plastik sebagai pelindung.

3.3. PENANDAAN/ WARNA


Warna permukaan kabel sebagai tanda-tanda untuk setiap urat adalah :

Phasa : merah netral : biru

kuning

hitam

4. PERALATAN LISTRIK
4.1 PERALATAN PANEL

4.1.1 Circuit Breaker Motor Operated

Rating Arus : sesuai gambar rencana

Insulation Rating : 750 V AC, Voltage rating : 380 V 50 Hz


Rated Breaking Cap : 70 kA (500 V, 50 Hz) dengan Arc chute.

Relay : Thermis dan magnetis over current release, under

voltage release, Auxiliary contact block (2 NO+1 NC)


Electrical interlocking dengan CB genset.

Drive : Motor, 220 V, 50 Hz.

4.1.2 Moulded Case Circuit Breaker

Insulation Rating : 380 V

Dilengkapi dengan : Thermal release dan electromagnetic over current

release

Rating Arus In : 16 A Breaking cap 10 kA.

: 32 A Breaking cap 10 kA.

: 50 A Breaking cap 25 kA.

: 100 A Breaking cap 50 kA.

: dan lain-lain sesuai gambar rencana.

4.1.3 Trafo Arus


nsulation Rating : 600 Volt

Class : 1,5

I therm : 60 x In

Rated secondary current :5A

ated burden cap : 10 VA

4.1.4 Lampu Indikator


Tublar lamp, pijar 5 watt, diameter 54 mm

Warna : merah, kuning, hijau

4.1.5 Push Button


Panel mounting, double on - 1, off - 0. Semua push button dilengkapi dengan lampu

indikator untuk menyatakan sistem dalam on atau off.


4.1.6 Miniature Circuit Breaker

Rated voltage : 380 Volt, 50 Hz

Breaker cap : 10,0 kA (380 V) minimum

Type : yang mempunyai "Instantheous tripping valve " sebesar 12

(dua belas) kali arus In

Model : G breaker

4.1.7 Relay-Relay

Untuk panel LVMDP, circuit breaker untuk feeder PLN, dilengkapi dengan relay proteksi
OL (over load), SC (short circuit) dan UV (under voltage).
Sedangkan untuk generator, dilengkapi dengan relay OL, SC, UV, EF (earth fault) dan RP
(reverse power).

4.2 MATERIAL UNTUK INSTALASI

4.2.1 Sakelar Tunggal / Ganda


Rocker mekanisme, modular, rating 10 A, 220 Volt AC.

Type : Decorative push-push, flush, segi empat

4.2.2 Socket Outlet/Outlet dan Swicth Type Dinding


Type : Flush

Terminal : 2 P + e, 220 V, AC 10 A

Untuk outlet + swicth : 10 A / 16 A

Bentuk : Persegi dengan outlet, swicth, pilot lamp

4.2.3 Grid Swicth


Rocker mekanisme, modular, grid system

Rating swicth : 20 A one-way SP swicth

Group : 4,6; 12; 18 dan 24 group


5. FIXTURES DAN ARMATURE
5.1 LAMPU/TUBE/BULB FLUORESCENT

a. Lampu Fluorescent/TL type LED 1 x 18W

Lampu Fluorescent type LED

Lumen output minimum 3.000 lumen (setelah 100 jam nyala).

5.2 DOWN LIGHT RECESSED MOUNTED

Housing allumunium cylinder, brown polycarbonate dibagian dalam, dilengkapi dengan


black bayonet fitting diaphram dan reflector. Lampu : Bulb - LED

5.3 LAMPU TANDA ARAH KEBAKARAN / EMERGENCY EXIT LAMP

Dipasang pada beberapa tempat sesuai dengan gambar perencanaan lampu tersebut
ditandai dengan arah panah dan tanda "KELUAR" dengan warna merah, untuk lampu
yang dipasang ditengah coridor dipasang 2 (dua) sisi (double side) sedang lampu pada
dinding 1 (satu) sisi (single side).

Dilengkapi dengan Ni Cad battery, charger dan peralatan kontrol lainnya, lampu tetap
menyala baik pada saat sumber PLN ada gangguan. Instalasi dipasang sebelum
swicth/CB utama pada incoming feeder panel sedemikian rupa sehingga sejauh masih
ada tegangan pada kabel feeder utama, maka lampu tersebut tetap nyala dan
sebaliknya untuk emergency exit lamp atau diambil dari rangkaian stop kontak.

Spesifikasi Teknis :

Type : Maintained Free


Durasi : 2 jam
Daya Lampu : LED 7 Watt Exit Lamp,
Input Voltage : 220 V, 50 Hz
Power Comsumption : 20 VA
Body : Epoxy coated zintec sheet steel.
Dilengkapi dengan monitor charging current dan battery dapat bekerja selama ± 5 tahun

dan diberikan garansi minimum 2 tahun.

5.4 K ABEL

Kabel instalasi penerangan dan general outlet jenis NYM, penampang 2,5
mm² dipasang dalam konduit jenis 3/4" standar lengkap accessories.

Kabel yang digunakan harus memenuhi persyaratan SII dan SPLN.

Kabel tahan api : seperti dalam daftar material


5.5 PANEL PENERANGAN

Panel harus dibuat dari plat baja galvanized tebal plat 2 mm, lipatan dan
bentuk sudut plat melalui proses mekanis.

Peralatan panel penerangan :

a. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)


Rating Tegangan : 380 V, 50 Hz
Breaking Cap. : 18 kA

b. Kontaktor
Rating Arus : 10 A, 16 A, 25 A
Rating Tegangan : 380 V, 50 Hz
Pole : 3 pole

6. SISTEM PENTANAHAN
6.1 LINGKUP PEKERJAAN

a. Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan body (tegangan sentuh)

terhadap seluruh peralatan listrik yang terbuat dari metal, yaitu : panel TM,
transformator, panel penerangan, daya pintu-pintu dan lain-lain.

b. Penyambungan pentanahan netral dari terminal transformator ke elektroda

pentanahan.

c. Sistem pentanahan (grounding system) maximal 2 .

d. Penyambungan sistem pentanahan Mesh/ Loop dengan Bare Standard

Copper Conductors 2x1x95 mm² didalam pipa konduit menuju ke Elektroda Rod di
dalam bak kontrol.

6.2 STANDAR DAN KODE-KODE YANG BERLAKU

Sistem pentanahan yang dilaksanakan harus berdasarkan standar-standar dan kode-kode

yang berlaku, antara lain :

British Standard, BS.CP.1013 mengenai pentanahan.


Dan lain-lain standar yang berlaku di Indonesia.

6.3 SISTEM PENTANAHAN

Pemborong harus melaksanakan pekerjaan pentanahan ini sesuai gambar


perencanaan.
Sistem pentanahan menggunakan beberapa Elektroda Rods/Earth Rod dan

satu sama lain saling dihubungkan sehingga membentuk hubungan secara Mash.

Pemborong harus memperhatikan kondisi tahanan jenis tanah yang ada


agar didapatkan satu sistem pentanahan yang baik.

6.4 PEKERJAAN DAN ALAT BANTU


Setiap penyambungan/pencabangan dari konduktor harus menggunakan "Cadweld
Connection". Dapat juga menggunakan klem penyambung sistem jepit dengan gigi banyak
dengan memperhatikan hal-hal :

a. Bahan klem harus bahan yang telah digalvanized atau di Treatment tertentu

sehingga tidak akan berproses apabila kontak dengan jenis metal yang lain.

b. BC pada titik/tempat penyambungan harus di "tinned".

c. Disarankan agar tempat penyambungan setelah selesai disambung, dibungkus dengan


bahan tertentu, misalnya sejenis epoxy dan lain sebagainya.

Bila ada terminasi yang menggunakan terminal jenis sepatu kabel maka harus
memperhatikan hal-hal :

a. Sepatu kabel yang digunakan harus mempunyai 2 (dua) lubang baut.

b. Harus dari bahan anti karat dan telah di treatment agar tidak akan berproses bila kontak
dengan jenis metal lainnya.

Seluruh bahan termasuk sambungan-sambungan sebelum dipesan agar diberikan contoh

untuk mendapat persetujuan Pemilik dan Perencana serta diketahui MK.

6.5 SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI PENANGKAL PETIR

6.5.1 LINGKUP PEKERJAAN


Yang dicakup dalam lingkup pekerjaan instalasi penangkal petir ini meliputi :

Pengadaan/penyediaan dan Pemasangan Protector Head (terminal) dari


instalasi Penangkal Petir.

Pengadaan/penyediaan dan pemasangan konduktor

Pengadaan/penyediaan dan pemasangan sistem pentanahan.

▪ Pengadaan/penyediaan dan pemasangan lampu obstruction sebagai penanda


ketinggian

6.5.2 KETENTUAN-KETENTUAN TEKNIS


Protector head (terminal)

Protector head yang dipakai adalah "Sistem Electrostatic" jenis Non Radioactive yang
mempunyai bentuk perlindungan sampai dengan radius 120 m.
Konduktor untuk instalasi penangkal petir digunakan kabel NYY 1 x 70 mm².
coaxial 1x70 mm²/ Coaxial 2x35 mm²

Dalam sistem pentanahan digunakan electroda pentanahan yang terbuat dari batang
tembaga dengan 3/4" massif. Pada ujung bawah batang ini harus dibuat runcing
sepanjang 50 cm. Panjang batang tembaga sebagai electroda pentanahan minimal 12
(dua belas) meter. Maksimum tahanan pentanahannya 2 .

6.5.3 PEMASANGAN

Protector Head (terminal)


Protector head (terminal) harus dipasang pada ujung batang peninggi yang kuat,
dimana terminal harus dapat dilepas dari batang peninggi bila diperlukan untuk
pemeriksaan. Protector head harus disanggah oleh pipa yang cukup kuat dan dapat
berdiri dengan kokoh dan tegak lurus pada ketinggian seperti terlihat pada gambar
perencanaan.

Konduktor

- Konduktor yang digunakan adalah kabel NYY 1 x 70 mm² atau coaxial 1x70 mm²
dipasang pada bangunan dan diklem secara rapat dan lurus tanpa ada sambungan
menuju bak kontrol.

- Sebelum sampai pada bak kontrol, konduktor supaya diberi perlindung dari PVC
1 ½ " sehingga ± 2 meter dari permukaan tanah.

- Sambungan konduktor dengan grounding menggunakan klem yang dapat


dibuka / dilepas didalam bak kontrol.

Bak kontrol

Bak kontrol terbuat dari pasangan batu bata dengan ukuran 40 x 40 x 40

dan diberi tutup dari beton sehingga dapat dibuka untuk pemeriksaan.

6.5.4 PENGUJIAN

Pengujian / pengetesan digunakan untuk mengetahui baik tidaknya sistem


pentanahan agar dapat dipakai sebagai jaminan.

Pengujian dilakukan dengan metode yang dikeluarkan oleh PLN, LMK, PUIL, atau
PUIPP (Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir).
6.6 MATERIAL LIST
NO. ITEM MERK

1. Kabel tegangan rendah NYY, NYM, Kabelindo, Kabel Metal, Supreme,


NYA, NYFGbY.

2. Kabel tegangan menengah. Kabelindo, Kabel Metal, Supreme,

3. Kabel tahan api. IKI Kabel, Wilson

4. Box panel TR Simetri, Vista, Senergi, TSA

5. Transformator Unindo, Trafindo, Starlite

6. Rak kabel Tri Abadi, Interack,ELPRO

7. Conduit, flexible conduit Clipsal

8. MCB, MCCB, fuse, Switch Schneider, Siemens, ABB

9. Contactor Telemecanique, Siemens

10. Las Dop 3M.

11. Armature Mentari

12. Emergency lamp Interlite

13. Flood dan Spot light Philips, TackAline

14. Grid switch Schneider, Boss, Panasonic

15. Saklar tunggal Schneider, Boss, Panasonic

16. Saklar ganda Schneider, Boss, Panasonic

17. Stop kontak Schneider, Boss, Panasonic

18. Inbow Dosh, T Dosh Schneider, Boss, Panasonic

19. Tube TL LED, Bulb LED Philips, Osram

21. Head Penangkal petir Helita, Viking, Thomas, Kurn, EF

22. Kunci panel Dom, dengan espagnolet

23 Solar Water Heater WIKA, Sanken


SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN ELEKTRONIKA

1. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SISTEM CCTV

1.1 UMUM
CCTV System adalah suatu system yang memonitor serta mendeteksi adanya bahaya
ataupun menghindari hal-hal yang tidak diinginkan serta dapat mengambil tindakan-
tindakan pencegahan yang cepat dan tepat untuk mengantisipasi kejadian yang tidak
diinginkan, untuk kejadian-kejadian yang khusus, peristiwa yang tidak diinginkan dapat
direkam dan dapat disimpan dalam digital video recorder (DVR) dan dapat di print out
untuk data otentik bagi pengusutan serta tindakan pengamanan lanjutan.

1.2 PENEMPATAN PERALATAN MONITOR DAN CAMERA


a. Seluruh peralatan camera dipasang pada tempat-tempat yang perlu dideteksi
terhadap kemungkinan bahaya gangguan kemamanan.
b. Seluruh peralatan monitor ditempatkan diruang control atau ruang kemanan yang
dijaga 24 jam sehari.

1.3 DATA-DATA TEKNIS

a. Digital High Resolution Camera B/W


1/3 – in CCD format with digital signal processor
460 TV line resolution
0.4 lux sensitivity
External DIP switch adjustment for camera fuction
Back Light compensation
Accepts both DC and video drive auto iris lenses
Digital signal processor produces superior picture quality

b. B/W Monitor
29inch monitor
Maximum 16 Camera
1.4 atau 9 gambar dalam satu layer
c. Digital Video Recorder dengan Capacity 16 Camera 96 jam
d. Multiplexer 16 chanel + remote B/W
1.4 DAFTAR MATERIAL CCTV

No ITEM MERK

1 Camera B/W Cleverdog,Panasonic, Philips ,


Samsung, LG
jenis Analog AHD (2MP)
2 TV Monitor
Panasonic, Philips, Samsung, LG,

3 Digital Video Recorder (DVR)


Panasonic, Philips , Samsung, LG
DVR 3 in 1 (bisa IP, AHD, TVi)
4 Coaxial Cable
Belden, Yuri , AMP
5 UPS : Min. 1 jam
ICA

1.5 SERAH TERIMA PEKERJAAN


1.5.1 Serah Terima

Serah Terima Pekerjaan dilakukan dalam 2 tahap yaitu :

a. Serah terima pertama, dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan selesai dimana


sistem bekerja dengan baik sesuai dengan spesifikasi dan peraturan – peraturan
yang berlaku.

Serah Terima I ini harus dilengkapi dengan Berita Acara disertai lampiran-lampiran
sebagai berikut :

- As Built Drawing
- Brosur, operation manual dan maintence system dalam bahasa Indonesia.
- Training Operator
- Lampiran – lampiran lainnya yang diperlukan atau diminta oleh Direksi
pengawasan.

b. Serah Terima ke II, dilakukan setelah selesainya masa pemeliharaan.


1.5.2 Masa Pemeliharaan

Lamanya masa pemeliharaan adalah 2 bulan ( 60 hari kalender ) dimana selama masa
tersebut Kontraktor harus menempatkan staf/ karyawan untuk memonitor operasional
sistem dan melakukan pemeliharaan / inspeksi rutin sekali dalam satu minggu.

1.5.3 Jaminan
Jaminan/ garansi peralatan adalah 6 bulan terhitung dari serah terima pertama.

1.5.4 Training
Pemborong harus menyiapkan dan penyelenggarakan latihan bagi calon operator
yang akan mengoperasikan dan memelihara BAS. Latihan dapat dimulai sejak
pelaksanaan pemasangan instalasinya, atas petunjuk dan persetujuan pengawas.

1.5.5 Buku Petunjuk

Pemborong wajib membuat dan menyerahkan kepada pengawas As build drawing 3


set, 1 dalam bentuk soft copy (CD), buku petunjuk (manual), yang meliputi cara
pengoperasian maupun cara pemerliharaan. Sistem manual tersebut dibuat sebanyak
4 buku.

Anda mungkin juga menyukai