Anda di halaman 1dari 12

MENGHITUNG PPH PASAL 23

Dosen Mata Kuliah:


Dr. Budiandru, M. E. Sy.

Diusulkan Oleh Kelompok 6 :


Andini (2101085049)
Nur Amelia Rahmawati (2101085047)
Rina Aliyah Ningsih (2101085016)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA

2023
Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis berupa makalah ini dengan baik
dan tanpa suatu kendala berarti.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Perpajakan, Bapak Dr.
Budiandru, M. E. Sy.., yang telah membimbing dan memberi arahan dalam penyusunan
makalah ini. Begitu pula kepada teman-teman seperjuangan yang telah memberi masukan dan
pandangan kepada kami selama menyelesaikan makalah ini.

Makalah berjudul “Menghitung PPH Pasal 23” ini disusun untuk memenuhi tugas
semester 4 mata kuliah Perpajakan.

Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Karenanya, kami menerima kritik serta saran yang membangun dari pembaca
agar kami dapat menulis makalah secara lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat dan berdampak besar sehingga dapat
memberi inspirasi bagi para pembaca.

Jakarta, 24 Mei 2023

Penulis
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang


Pajak ialah suatu kontribusi atau iuran wajib yang dibayarkan oleh rakyat
atau wajib pajak kepada negara untuk kepentingan pemerintah dan
kesejahteraan masyarakat. Pajak yang telah ditetapkan pemerintah salah
satunya merupakan pajak penghasilan. Pajak penghasilan ialah pajak yang
dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh
dalam tahun pajak atau bisa juga dikenakan pajak atas penghasilan dalam
bagian tahun pajak.
Salah satu Pajak Penghasilan yang ditetapkan ialah PPh Pasal 23 yang
merupakan pajak yang dikenakan pada penghasilan atas modal, penyerahan
jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.
Umumnya penghasilan jenis ini terjadi saat adanya transaksi antara pihak yang
menerima penghasilan (penjual dan pemberi jasa) dan pemberi penghasilan
pihak pemberi penghasilan (pembeli atau penerima jasa) akan memotong dan
melaporkan PPh Pasal 23 tersebut kepada kantor pajak.
Berdasarkan Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang tata cara
Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah sebesar 15% atas dividen,
bunga, royalty, hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah
dipotong PPh Pasal 21; sebesar 2% atas sewa dan penghasilan lain sehubungan
degan penggunaan harta kecuali yang telah dikenai PPh Pasal 4 ayat 2; dan
sebesar 2% atas imbalan sehubungan dengan Jasa Manajemen, Jasa Teknik,
Jasa Konsultan, Jasa Kontruksi, dan jasa lain selain yang telah dipotongoleh
PPh Pasal 21. Dari keterangan di atas, makalah ini akan menjelaskan
bagaimana menghitung PPh Pasal 23.

I.II. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis
merumuskan masalah : Bagaimana menghitung PPh Pasal 23 ?
I.III. Tujuan Penulisan
Mengetahui cara menghitung PPh Pasal 23

I.IV. Manfaat Penulisan


1. Berbagi wawasan mengenai macam – macam ketentuan yang dipotong
dalam PPh Pasal 23
2. Mengetahui cara menghitung PPh Pasal 23
BAB II
PEMBAHASAN

II.I Menghitung PPh Pasal 23


cara menghitung PPh Pasal 23 untuk masing – masing Objek Pajak dapat dilihat
pada tabel berikut

Perhitungan PPh Pasal 23


No. Objek Pajak Besarnya PPh Pasal 23
1 Dividen 15% X jumlah dividen
2 Bunga 15% X jumlah bunga
3 Royalti 15% X jumlah royalti
4 Sewa 2% X jumlah sewa
5 Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya 15% X jumlah hadiah/
selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan penghargaan/bonus
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1)
huruf e
6 sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan 2% X jumlah sewa
penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan
lain sehubungan dengan penggunaan harta yang
telah dikenai Pajak Penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)
7 imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa 2% X jumlah imbalan
manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan (tidak termasuk PPN)
jasa lain

II.II PPh atas Dividen, Bunga, dan Sewa


Perbedaan pengenaan PPh atas dividen, bunga, dan sewa dijelaskan dalam tabel
berikut :
II.III Contoh Penghitungan
Contoh 1
Pada tanggal 1 Juli 2009, PT Perdana membayarkan dividen tunai sebagai
berikut:

PPh yang dipotong oleh PT Perdana atas pembayaran dividen tersebut adalah :

Contoh 2 :
Penerbit Salemba pada Bulan Agustus 2011 membayarkan royalty kepada penulis
sebagai berikut :
PPh yang dipotong oleh Penerbit Salemba atas pembayaran royalty tersebut
adalah :

Contoh 3 :
PT Jaya Abadi menerima bunga atas penyertaan obligasi pada PT Perdana senilai
Rp. 5.500.000. Obligasi tersebut tidak diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
PPh Pasal 23 yang dipotong oleh PT Perdana adalah :
15% X Rp. 5.500.000 = Rp. 825.000

Contoh 4 :
Tuan Akbar pada Bulan Juli 2009, menerima bunga atas simpanan deposito di
Bank Danamon senilai Rp. 60.000.000.
Atas penghasilan bunga tersebut tidak dikenakan PPh Pasal 23 tetapi dikenakan
PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar 20% X Rp. 60.000.000 = Rp. 12.000.000

Contoh 5 :
Tuan Hakim adalah salah satu anggota koperasi Mandiri Sejahtera. Pada Bulan
Agustus 2009, menerima bunga simpanan dari Koperasi sebesar Rp. 500.000 dan
menerima pembagian sisa hasil usaha koperasi sebesar Rp. 1.500.000.
Atas penghasilan bunga tersebut tidak dikenakan PPh Pasal 23, tetapi dikenakan
PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar 10% X Rp. 50.000.
Atas penghasilan pembagian sisa hasil usaha koperasi tidak dikenakan PPh Pasal
23 karena bukan merupakan Objek Pajak.
Contoh 6 :
Dalam rangka Dies Natalis ke 20, PT Swaragama menyelenggarakan kegiatan
dengan memberikan hadiah/penghargaan kepada para pesertanya sebesat Rp.
100.000.000. stay Cool Group Band merupakan salah satu penerima hadiah
tersebut dengan nilai Rp. 10.000.000 sebelum dipotong pajak. Stay Cool Group
Band belum memiliki NPWP.
PPh Pasal 23 yang dipotong oleh PT Swaragama atas hadiah yang diterima oleh
Stay Cool Group Band adalah :
200% x 15% x Rp. 10.000.000 = Rp. 3.000.000

Contoh 7 :
Jaya Boga (ber-NPWP) merupakan salah satu usaha jasa catering. Pada tanggal
04 Agustus 2009 memberikan jasa catering kepada STIM YKPN senilai Rp.
25.000.000.
PPh Pasal 23 yang dipotong oleh STIM YKPN atas jasa tersebut adalah :
2% x Rp. 25.000.000 = Rp. 500.000

II.IV Saat Terutang, penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 23


1. Pajak Penghasilan Pasal 23 terutang pada akhir bulan dilakukannya
pembayaran atau pada akhir bulan terutangnya penghasilan yang
bersangkutan. Yang dimaksud saat terutangnya penghasilan yang
bersangkutan adalah saat pembebanan sebagai biaya oleh pemotong pajak
sesuai dengan metode pembukuan yang dianutnya.
2. Pajak Penghasilan Pasal 23 harus disetorkan oleh Pemotong Pajak selambat –
lambatnya tanggal 10 (sepuluh) bulan takwim berikutnya setelah bulan saat
terutangnya pajak ke bank persepsi atau Kantor Pos Indonesia.
3. Pemotong PPh Pasal 23 diwajibkan menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa
selambat – lambatnya 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir.
4. Pemotong PPh Pasal 23 harus memberikan tanda bukti pemotong kepada
orang pribadi atau badan yang dibebani Pajak Penghasilan yang dipotong.
5. Pelaksanaan pemootngan, penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal 23 dilakukan
secara desentralisasi artinya dilakukan di tempat terjadinya pembayaran atau
terutangnya penghasilan yang merupakan Objek PPh Pasal 23, hal ini
dimaksudkan untuk mempermudah pengawasan terhadap pelaksanaan
pemotongan PPh Pasal 23 tersebut. Transaksi – transaksi yang merupakan
onjek pemotongan PPh Pasal 23 yang pembayarannya dilakukan oleh kantor
pusat, PPh Pasal 23 dipotong, disetor, dan dilaporkan oleh kantor pusat,
sedangkan objek PPh Pasal 23 yang pembayarannya dilakukan oleh kantor
cabang, misalnya sewa kantor cabang, PPh Pasal 23 dipotong, disetor dan
dilaporkan oleh kantor cabang yang bersangkutan.

II.V Surat Pemberitahuan Masa dan Bukti Pemotongan


Kasus
PT Perdana merupakan perusahaan penerbitan dan percetakan. Perusahaan ini
didirikan pada tahun 200, beralamat di Jl. Tentara Pelajar No. 7 Yoghyakarta,
NPWP; 01.555.444.1.541.000. Pembayaran honorarium dan imbalan lain
sehubungan dengan PPh Pasal 23 selama Bulan Oktober 2011 sebagai berikut:
1. Pada tanggal 10 Oktober 2011, membayar bunga pinjaman kepada Bank
Mandiri Yogyakarta sebesar Rp. 1.000.000. bank Mandiri beralamat di Jl.
Diponegoro No. 133 Yogyakarta, NPWP: 01.222.333.2.541.000.
2. Pada tanggal 15 Oktober 2011, membayar royalty kepada beberapa penulis,
yaitu:

3. Pada tanggal 20 Oktober 2011, membayar jasa perbaikan mesin produksi yang
telah rusak sebesar Rp. 15.000.000 kepada PT Maju Jaya, yang beralamat di Jl.
Godean No. 26 Yogyakarta, NPWP: 01.446.577.2.541.000.
4. Pada tanggal 22 Oktober 2011, membayar fee sebesar Rp. 22.000.000 kepada
Kantor Akuntan Publik Dwiananda, yang beralamt di Jl. Mrican No. 200
Yogyakarta, NPWP: 04.322.233.2.541.000.
5. Pada tanggal 29 Oktober 2011, membayar sewa kendaraan untuk
mendistribusikan hasil produksi ke beberapa kota. Sewa dibayar kepada
Andika Rental yang beralamat di Jl. Adisucipto No. 38 Yogyakarta, NPWP:
01.111.333.1.541.000 sebesar Rp. 6.000.000.
Diminta :

 Hitunglah PPh Pasal 23 yang dipotong PT


 Buatkan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 untuk setiap Wajib Pajak
 Setorkan PPh Pasal 23 yang telah dipotong
 Buatkan SPT Masa PPh Pasal 23 Oktober 2011 untuk PT Perdana

Penyelesaian :

Penghitungan PPh Pasal 23 dan bukti pemotongan yang dibuat oleh PT Perdana
dijelaskan sebagai berikut:

1. Atas pembayaran bunga sebesar Rp. 1.000.000 kepada Bank Mandiri tidak
dipotong pajak karena penghasilan yang dibayarkan atau terutang kepada bank
merupakan pengecualian dari pengenaan PPh Pasal 23
2. Atas pembayaran royalty kepada penulis dipotong PPh Pasal 23 sebagai
berikut:

Masing – masing Wajib Pajak dibuatkan bukti pemotongan nomor :01/Ps-


23/10/2011, 02/Ps-23/10/2009, dan 03/Ps-23/10/2011.
3. Atas pembayaran imbalan jasa Teknik kepada PT Maju Jaya sebesar Rp.
15.000.000 dipotong PPh Pasal 23 sebesar:
Tarif 2% x penghasilan bruto
= 2% x Rp. 15.000.000
= Rp. 300.000 – Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 nomor 04/Ps-23/10/2011
4. Atas pembayaran fee kepada Kantor Akuntan Dwiananda Co. sebesar Rp.
22.000.000, dipotong PPh Pasal 23 sebesar:
Tarif 2% x penghasilan bruto
=2% x Rp. 15.000.000
= Rp. 300.000 – Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 nomor 04/Ps-23/10/2011
5. Atas pembayaran sewa kendaraan kepada Andika Rental sebesar Rp.
6.000.000, dipotong PPh Pasal 23 sebesar:
Tarif 2% x penghasilan bruto
=2% x Rp. 6.000.000
=Rp. 120.000 – Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 nomor 06/Ps-23/10/2011
Total PPh Pasal 23 yang dipotong dan disetor adalah :

Bukti pemotongan yang dilampirkan dalam kasus ini merupakan salah satu
lampiran SPT Masa yang diserahkan oleh Pemotong Pajak, yaitu PT Perdana.
Bukti pemotongan seharusnya dibuat rangkap ke-3, lembar 1 untuk Wajib
Pajak, lembar 2 untuk Kantor Pelayanan Pajak, dan lembar ke 3 untu
Pemotong Pajak.
II.VI

Anda mungkin juga menyukai