Punyadiva
Punyadiva
Rute Paraselular
Rute Transelular
Rute Paraselular
• Rute paraselular merupakan rute yang
melalui celah diantara sel epitelial
dengan mekanisme difusi pasif atau
penarikan oleh pelarut.
• Permeabilitas paraselular dari epitel
nasal hampir sama dengan usus
sehingga molekul kecil yang hidroflik
dapat berdifusi secara pasif melalui sel.
• Difusi pasif di antara sel dapat terjadi
karena adanya gradient atau
perbedaan konsentrasi, dengan laju
absorpsi sesuai dengan hukum Fick’s
pertama.
RUTE TRANSELULAR
Absorption enhancer
Faktor Fisikokimia
Obat dan Faktor
Formulasi
Nur Azizah, 1006683772
Lipoflisitas FAKTOR
• Obat-obat lipofl diabsorpsi FISIKOKIMIA OBAT
secara baik dengan laju
absorpsi cepat melalui rute
transeluler. Bobot molekul
• Jika terlalu lipofl obat tidak • Pada senyawa lipofl : BM
larut dalam lingkungan berair > 1 kDa absorpsinya
di rongga hidung mulai berkurang secara
mempercepat klirens mukosilia signifkan
(MCC) waktu kontak dengan • obat hidroflik : absorpsi
membran hidung berkurang lebih bervariasi, misalnya
permeasi berkurang. Na cromoglycate
(absorpsi cepat), absorpsi
Conto peptida dan protein
h: bervariasi dari 100%
absor (penta peptida),
psi metkephamid (BM 660
fenta Da), sampai 1%
nil
(gonadorelin /GnRH, BM
1.300 Da).
FAKTOR pKa
Bentuk molekul akan lebih
FISIKOKIMIA OBAT mudah diabsorpsi daripada
bentuk ion (bermuatan)
Stabilitas oleh membran mukosa
hidung dipengaruhi nilai
• Lingkungan rongga hidung pKa obat dan pH mukosa
memiliki kemampuan untuk hidung (5,0-6,5).
memetabolisme obat Terutama berpengaruh
secara enzimatik untuk senyawa-senyawa
mengurangi stabilitas polar (hidroflik).
biologis dari obat
dibentuk pro-drug maupun
menggunakan inhibitor Kelarutan
enzim. • Agar dapat diabsorpsi obat
• Disisi lain, beberapa obat harus terdisolusi di dalam
juga mungkin tidak stabil cairan mukosa hidung
akibat mengalami hidrolisis, sehingga dapat terdispersi
oksidasi, isomerisasi, reaksi secara molekuler dan
dekomposisi atau menembus membran atau
polimerisasi. rongga antar sel.
FAKTOR
FORMULASI
Konsentrasi (Kadar)
Absorpsi pada intranasal DDS : difusi
pasif (transeluler dan paraseluler) juga
dipengaruhi oleh konsentrasi obat dalam
larutan pada membran.
Semakin tinggi konsentrasi perbedaan
gradien konsentrasi yang mendorong
terjadinya difusi juga semakin besar.
Oleh karena itu, jika obat diformulasikan
sebagai larutan, dipilih konsentrasi
tertinggi yang kompatibel dengan volume
dan dosis yang akurat.
pH Viskositas
pH formulasi : sesuai pH
• Peningkatan
stabilitas obat dan dapat
viskositas larutan
meyakinkan jumlah
terbesar dari spesies memperlama waktu
obat yang tidak kontak antara obat
terionisasi (bentuk dan mukosa hidung
molekul) dilepaskan dari sehingga dapat
sediaan. meningkatkan potensi
pH juga sedapat mungkin penyerapan obat.
sesuai atau mendekati • Viskositas tinggi
pH mukosa hidung ( 5,0-
6,5 ) sehingga tidak
dapat mengganggu
menyebabkan iritasi. klirens mukosilia
(MCC) sehingga
meningkatkan
FAKTOR FORMULASI permeabilitas obat.
Bentuk Sediaan
Tetes hidung : sediaan intranasal paling sederhana,
namun tidak dapat menghantarkan obat dalam jumlah
yang terukur secara tepat dan dapat mengakibatkan
overdosis.
Untuk dapat diabsorpsi, aerosol harus terdeposisi lalu
diikuti dengan disolusi partikel padat saat digunakan.
Bentuk semprotan larutan lebih disukai daripada
semprotan bubuk karena dapat menyebabkan iritasi
mukosa hidung.
Saat ini dikembangkan sistem khusus seperti emulsi
lipid, mikrosfer, liposom dan flm meningkatkan
absorpsi.
Eksipien
Eksipien dalam formulasi mungkin dapat menyebabkan
iritasi pada hidung. Selain itu, eksipien yang digunakan
diharapkan tidak mengubah absorpsi
FAKTOR zat aktif di hidung.
FORMULASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGHANTARAN SECARA INTRANASAL
Idam Titis
Permana
1006659483
FAKTOR FISIOLOGIS
1. K l ire n s m u ko s ilia r i m e n g u r a n g i w a k t u re t e n s i o b a t d a l a m ro n g g a
n a s a l d a n ke s em p a t a n u n t u k a b s o r p s i .
2. Pe n g h a la n g m u c u s . D i f u s i o b a t m u n g k i n t e r b a t a s i d e n g a n
p e n g h a la n g fs ik d a r i l a p i s a n m u c u s d a n t e r i ka t n y a o b a t d e n g a n
m u s in .
3. Te r b a t a s u n tu k m o leku l p o t e n . O b a t d e n g a n b e r a t m o l e ku l t i n g g i
(s u l i t d ia b s o r p s i) , r u te i n i t e r b a t a s h a n ya u n t u k m o l e ku l o b a t ya n g
p o t e n d en g a n ka d a r p l a s m a e f e k t i f d a l a m n g m L - 1 a t a u ku r a n g
4. Ku r a n g n y a rep ro d u s ib i li t a s . Pe rm a s a l a h a n u t a m a d a la m p e m b e r i a n
in t r a n a s a l a d a la h a p a ka h h a l t e r s e b u t d a p a t m e m b e r i ka n a b s o r p s i
ya n g d a p a t d ia n d a lka n . Pe r u b a h a n p e rm e a b i l i t a s a b s o r p s i d a p a t
m e m p en g a r u h i a p a ka h a b s o r p s i o b a t le b i h t i n g g i a t a u re n d a h d a r i
s e h a r u s n ya
5. Ef e k s a m p in g . I r it a s i l o c a l d a n s e n s i t i f t a s t e rh a d a p o b a t h a r u s
d i p e rh a t ika n . E p ite l n a s a l d a n d a l a m p a r t i c u l a r s ili a s a n g a t s e n s i t i ve
d a n r a p u h . Ker u s a ka n p a d a e p i t h e l i u m d a p a t m e n g a k i b a t ka n
m u ko s ilia r i y a n g t id a k n o rm a l y a n g b e rh u b u n g a n d e n g a n p e n ya k i t
p e rn a p a s a n
PENGEMBANGAN Dinda
Rahma
TEKNOLOGI TERBARU Sesha
DALAM PENGHANTARAN 100670502
OBAT MELALUI NASAL 2
LATAR BELAKANG PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI TERBARU INTRANASAL
DDS
Berikut ini beberapa cara yg digunakan untuk
meningkatkan kemampuan absorbsi sediaan yg
dihantarkan melalui rongga nasal:
1. MENINGKATKAN PERMEABILITAS
EPITEL NASAL
2. MENINGKATKAN WAKTU
KONTAK PADA DAERAH ABSORBSI
Lamanya waktu kontak antara obat dan daerah
absorpsinya dapat meningkatkan bioavailabilitas
dari obat. Karena obat dapat dibersihkan dari rongga
nasal melalui mekanisme mucociliary clearance,
menelan dan atau melalui metabolisme, maka
penghambatan mekanisme clearance ini akan
menghasilkan peningkatan absorbsi.
Langkah- langkah yang di lakukan adalah:
c. Penggunaan bahan
bioadhesive
• Menggunakan prinsip perlekatan substrat bilologis (spt
mukus atau jaringan). Mekanisme bioadhesiv diharapkan
dapat mempengaruhi bioavailabilitas dengan cara:
• Menurunkan laju clearance pada daerah absorpsi,
sehingga mampu meningkatkan waktu absorpsi
• Meningkatkan konsentrasi obat lokal pada daerah adhesi/
absorpsi
• Menjaga obat dari pelarutan dan degradasi dari sekresi
nasal.
• Beberapa macam formulasi bioadhesiv yang digunakan
adalah:
• Larutan bioadhesiv/ suspensi digunakan peningkat
viskositas spt metilselulosa, CMC Na, kitosan, karbopol.
• Dry powder bioaadhesiv digunakan microcrystalline
cellulose, pati hidroksietil, microcrystalline chitosan,
karbomer dan asam alginat. Mekanismenya: Polimer
yang berkontak dgn mukosa nasal akan terhidrasi oleh
adanya air dari yang dihasilkan pada epitel nasal terjadi.
Polimer yang terhidrasi tersebut menyebabkan
3. PENGHAMBATAN DEGRADASI
ENZIM
Salah satu mekanisme clearance pada rongga nasal
adalah degradasi enzimatik dari zat aktif melalui
sekresi nasal dan mukosa.
Degradasi peptida dan protein oleh protease
inhibitor seperti bestatin, diprotinin A dan
aprotinin, akan menginhibisi leucin
aminopeptidase, dipeptidyl peptidase dan
trypsin.
Penggunaan peningkat penetrasi menurunkan
metabolisme beberapa peptida mempengaruhi
absorbsi obat. Penghambatan ini terjadi akibat
denaturasi leucine aminopeptidase dengan
mencegah pembentukan kompleks antara substrat-
enzim.
4. METODE MICELLANEOUS
Metode ini meliputi: