Kinerja Pengelolaan Ipal Berbasis Masyarakat Progr
Kinerja Pengelolaan Ipal Berbasis Masyarakat Progr
ABSTRAK
Permasalahan umum yang terjadi pada wilayah perkotaan salah satunya terkait sanitasi.
Hal ini karena belum ada sarana sanitasi yang memadai serta tingkat perekonomian masyarakat
yang rendah. Pemerintah Kota Semarang telah berupaya untuk meningkatkan kualitas sanitasi
permukiman dengan mengadakan program sanitasi berbasis masyarakat program USRI pada tahun
2011. Akan tetapi belum pernah dilakukan kajian terkait pengelolaan sarana sanitasi tersebut dari
segi teknis, kelembagaan dan peran serta masyarakat. Untuk mengetahui kondisi pengelolaan sarana
tersebut dilakukan dengan metode pendekatan deskriptif kualitatif yakni dengan mendeskripsikan
kondisi pengelolaan sarana sanitasi berdasarkan hasil uji laboratorium air limbah domestik, hasil
wawancara dan kuisioner kepada pengelola dan masyarakat pemanfaat. Dari hasil penelitian di
dapatkan hasil uji laboratorium untuk air limbah domestik pada titik inlet (BOD=357mg/l, TSS=136
mg/l, pH=7,13, Minyak dan Lemak=5,26 mg/l) dan titik outlet (BOD=15 mg/l, TSS=28 mg/l, pH=6,70,
Minyak dan Lemak=1,05 mg/l). Dari data tersebut menunjukkan bahwa kualitas air limbah hasil
pengolahan IPAL USRI di Kelurahan Ngijo masih dibawah baku mutu lingkungan air limbah domestik
berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No.5 Tahun 2012. Dari hasil observasi, dan
hasil wawancara terkait Kondisi lembaga pengelola IPAL USRI belum berjalan dengan optimal. Dari
aspek peran serta masyarakat dalam memanfaatkan IPAL USRI didapatkan hasil masih belum
optimal karena menurut hasil wawancara dan hasil kuisioner jumlah pemanfaat baru 28 KK
sedangkan desain awal sarana IPAL tersebut untuk 34KK. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa
kualitas air limbah domestik masih di bawah baku mutu lingkungan. Kondisi lembaga pengelola
belum berjalan optimal, sedangkan peran serta masyarakat pada tahap operasional masih belum
optimal.
Kata Kunci : Air limbah domestik, IPAL USRI, pengelolaan, kelembagaan, teknis, peran serta
masyarakat.
memiliki nilai efisiensi yang cukup tinggi Hasil observasi peneliti terhadap
mencapai 95% dalam menyisihkan keberadaan kelembagaan pengelola IPAL
parameter tersebut. Menurut Ali d.k.k komunal USRI Kelurahan Ngijo
(2007) dan Nugrahini d.k.k (2008) didapatkan hasil sudah terdapat lembaga
meyatakan bahwa waktu tinggal yang pengelola yakni KPP (Kelompok
lama dalam reaktor akan memberikan Pemanfaat dan Pemelihara) Lembah
waktu yang lebih terhadap Asam. Dari hasil wawancara dengan
mikroorganisme untuk menguraikan zat Ketua RT 02 RW 03 Kelurahan Ngijo yang
organik sehingga nilai parameter pada sekaligus menjadi anggota BKM (Badan
titik outlet akan lebih baik. Hal tersebut Keswadyaan Masyarakat) menyatakan
sesuai dengan kondisi masyarakat meski sudah memiliki lembaga pengelola
pemanfaat yang belum optimal sehingga IPAL USRI, tetapi kondisi KPP tidak
mempengaruhi debit air limbah yang berjalan dengan optimal karena anggota
masuk ke IPAL komunal di lokasi KPP sebagai lembaga pengelola IPAL
penelitian. Tingginya nilai efisiensi yang kurang sadar terhadap tugas dan
diperoleh menunjukkan bahwa teknologi tanggung jawab sebagai anggota KPP. Hal
ABR masih bisa berjalan dengan baik tersebut diperkuat bukti bahwa kondisi
untuk mengolah air limbah domestik bangunan IPAL komunal USRI tidak
meski sudah berusia 2 tahun lebih. Nilai terawat bahkan dibiarkan begitu saja
efisiensi penyisihan parameter BOD yang karena jarang dibersihkan kondisi sekitar
dihasilkan menggunakan teknologi ABR bangunan IPAL yang ada. Menurut
lebih tinggi dari nilai efisiensi pengolahan Pedoman operasi dan pemeliharaan
air limbah domestik yang menggunakan Sanitasi Komunal (2013) bahwa
teknologi HUASB (Hybrid upflow diperlukan lembaga untuk mengelola
anaerobic sludge blanket). Menurut sarana sanitasi setelah pelaksanaan
penelitian (Banu, 2007) yang berjudul konstruksi agar pelaksanaan operasional
Treatment of Domestic Wastewater using dan pemeliharaan dapat berjalan lancar
upflow Anaerobic Sludge Blanket Reactor namun hal tersebut berbeda dengan
menunjukkan hasil bahwa parameter kondisi yang didapatkan peneliti di
BOD yang dapat disisihkan sebesar 70-91 Kelurahan Ngijo. Meski sudah memiliki
%. lembaga pengelola tetapi kegiatan
pemeliharaan bangunan IPAL USRI belum
Tabel 2. Kondisi Aspek Teknis IPAL berjalan optimal. Padahal keberadaan
komunal USRI Kelurahan Ngijo lembaga pengelola tingkat masyarakat
No Indikator Hasil Keterangan dalam hal ini KPP sangat vital
Penelitian peranannya. Menurut Massoud dan
1 Jumlah 28 KK Belum Akhram (2010), bahwa faktor sumber
Pemanfaat Optimal daya manusia yang meliputi kemauan
(Kapasitas dan kemampuan masyarakat dapat
desain untuk mempengaruhi efektifitas sistem
34 KK) pengelolaan limbah domestik.
2 Jenis dan IPAL Dari hasil kuisioner terkait
sistem perpipaan /
penguatan kapasitas kelembagaan yang
IPAL offsite
diberikan kepada pengelola IPAL
3 Teknologi ABR + AF -
4 Efisiensi 95 %
komunal USRI di Kelurahan Ngijo
pengolaha didapatkan hasil bahwa hanya 28 %
n anggota KPP yang pernah mendapatkan
5 Kualitas Memenuhi Pada titik peatihan khusus maupun seminar terkait
hasil baku mutu outlet nilai pengelolaan air limbah domestik. Hal ini
pengolaha sesuai BOD = 15,72 menunjukkan bahwa masih banyak
n air PERDA mg/l (Nilai anggota KPP yang belum mendapatkan
limbah Prov. batas baku pelatihan dibidang pengelolaan air
JATENG mutu BOD limbah. Masih banyaknya anggota KPP
Nomor 5 =100 mg/l) yang belum mendapatkan pelatihan lebih
Tahun 2012 disebabkan keengganan untuk
mengeluarkan biaya sendiri untuk
3.2. Aspek Kelembagaan mengikuti pelatihan terkait. Untuk
68
© 2015, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
Oktober 2015 ULUM, G. H.; SUHERMAN; SYAFRUDIN; KINERJA PENGELOLAAN IPAL BERBASIS MASYARAKAT
70
© 2015, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
Oktober 2015 ULUM, G. H.; SUHERMAN; SYAFRUDIN; KINERJA PENGELOLAAN IPAL BERBASIS MASYARAKAT
71
© 2015, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP