Anda di halaman 1dari 7

© 2015 Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP

JURNAL ILMU LINGKUNGAN


Volume 13 Issue 2: 65-71 (2015) ISSN 1829-8907
KINERJA PENGELOLAAN IPAL BERBASIS MASYARAKAT PROGRAM
USRI KELURAHAN NGIJO, KECAMATAN GUNUNG PATI, KOTA
SEMARANG

Ginanjar Hidayatul Ulum1, Suherman2, Syafrudin3


1 Program Magister Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro, email:
ginanjar.hidayatul@gmail.com
2 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
3 Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

ABSTRAK

Permasalahan umum yang terjadi pada wilayah perkotaan salah satunya terkait sanitasi.
Hal ini karena belum ada sarana sanitasi yang memadai serta tingkat perekonomian masyarakat
yang rendah. Pemerintah Kota Semarang telah berupaya untuk meningkatkan kualitas sanitasi
permukiman dengan mengadakan program sanitasi berbasis masyarakat program USRI pada tahun
2011. Akan tetapi belum pernah dilakukan kajian terkait pengelolaan sarana sanitasi tersebut dari
segi teknis, kelembagaan dan peran serta masyarakat. Untuk mengetahui kondisi pengelolaan sarana
tersebut dilakukan dengan metode pendekatan deskriptif kualitatif yakni dengan mendeskripsikan
kondisi pengelolaan sarana sanitasi berdasarkan hasil uji laboratorium air limbah domestik, hasil
wawancara dan kuisioner kepada pengelola dan masyarakat pemanfaat. Dari hasil penelitian di
dapatkan hasil uji laboratorium untuk air limbah domestik pada titik inlet (BOD=357mg/l, TSS=136
mg/l, pH=7,13, Minyak dan Lemak=5,26 mg/l) dan titik outlet (BOD=15 mg/l, TSS=28 mg/l, pH=6,70,
Minyak dan Lemak=1,05 mg/l). Dari data tersebut menunjukkan bahwa kualitas air limbah hasil
pengolahan IPAL USRI di Kelurahan Ngijo masih dibawah baku mutu lingkungan air limbah domestik
berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No.5 Tahun 2012. Dari hasil observasi, dan
hasil wawancara terkait Kondisi lembaga pengelola IPAL USRI belum berjalan dengan optimal. Dari
aspek peran serta masyarakat dalam memanfaatkan IPAL USRI didapatkan hasil masih belum
optimal karena menurut hasil wawancara dan hasil kuisioner jumlah pemanfaat baru 28 KK
sedangkan desain awal sarana IPAL tersebut untuk 34KK. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa
kualitas air limbah domestik masih di bawah baku mutu lingkungan. Kondisi lembaga pengelola
belum berjalan optimal, sedangkan peran serta masyarakat pada tahap operasional masih belum
optimal.

Kata Kunci : Air limbah domestik, IPAL USRI, pengelolaan, kelembagaan, teknis, peran serta
masyarakat.

1. PENDAHULUAN jumlah penduduk tentu sejalan dengan


Kota Semarang merupakan salah meningkatnya kebutuhan air bersih yang
satu wilayah di Provinsi Jawa Tengah digunakan. Air bersih yang dibutuhkan
yang memiliki status sebagai ibu kota dan digunakan oleh masyarakat tentunya
sekaligus sebagai pusat pemerintahan akan berpengaruh terhadap air limbah
Provinsi Jawa Tengah. Menurut data yang dihasilkan karena dari total
Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun penggunaan air bersih oleh masyarakat
2014 Kota Semarang terdiri dari 16 80 % nya akan menjadi air limbah. Air
Kecamatan serta memiliki jumlah limbah hasil kegiatan rumah tangga
penduduk sebanyak 1.572.105 jiwa. apabila langsung dibuang ke badan air
Penduduk yang ada di Kota Semarang tanpa dikelola terlebih dahulu dengan
belum merata persebarannya. Mayoritas baik berpotensi menimbulkan gangguan
penduduk masih berdomisili di wilayah terhadap lingkungan baik dari segi
yang berdekatan dengan pusat Kota estetika, kesehatan masyarakat maupun
Semarang, sehingga kepadatan penduduk dari segi lingkungan badan air. Menurut
pada wilayah tersebut tinggi. Tingginya Syafrudin (2014), penanganan air limbah
Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol. 13 (2):65-71, 2015 ISSN : 1829-8907

greywater di Kota Semarang sebanyak pengelolaan air limbah sangat besar


94,06% dibuang ke saluran drainase dan namun tidak diiringi dengan pengetahuan
5,94% diresapkan ke dalam tanah. Hal ini yang cukup mengenai tata cara
melanggar PERDA No.5 Tahun 2012 operasional sehingga dibutuhkan
tentang Baku Mutu Air Limbah karena sosialisasi secara terus menerus.
greywater memiliki kandungan COD 155- Sedangkan dari aspek teknis didapatkan
1400 mg/L dan BOD 125-673 mg/L. hasil bahwa efisiensi pengolahan air
Kelurahan Ngijo merupakan salah limbah masih bagus. Sedangkan menurut
satu kelurahan yang ada di Kota Arifin (2013) dalam penelitiannya
Semarang yang secara administrasi mendapatkan hasil bahwa pengelolaan
masuk ke dalam wilayah Kecamatan air limbah domestik belum berjalan
Gunung Pati. Kecamatan Gunung Pati secara optimal karena beberapa faktor
merupakan wilayah yang memiliki diantaranya keinginan masyarakat untuk
ketinggian 259 m di atas permukaan air memiliki sarana sanitasi yang baik masih
laut dimana masih memiliki banyak lahan rendah.
persawahan dan pertanian. Jumlah Oleh karena itu, penelitian ini
penduduk pada tahun 2014 di Kelurahan dilakukan untuk memberikan gambaran
Ngijo sebanyak 2.949 jiwa dan mayoritas terkait kondisi pengelolaan IPAL
mata pencaharian penduduk sebagai program USRI Kelurahan Ngijo,
petani. Permasalahan sanitasi yang ada di Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang
Kelurahan Ngijo terutama terkait dengan dari segi teknis (Kualitas air limbah,
masih dijumpai penduduk yang buang air jumlah pemanfaat, sistem dan jenis IPAL
besar sembarangan karena tidak serta efisiensi IPAL). Kelembagaan dan
memiliki sarana sanitasi dan masih peran serta masyarakat.
banyak penduduk yang mengalirkan air
limbah hasil kegiatan rumah tangga
langsung ke saluran drainase di depan 2. METODE PENELITIAN
rumah mereka. Metode penelitian yang
Pemerintah Kota Semarang telah digunakan adalah deskriptif dengan
mengadakan berbagai program pendekatan studi kasus (Afandi, 2013).
peningkatan kualitas sanitasi lingkungan Lokasi penelitian dilakukan pada
salah satunya melalui sanitasi kelurahan Ngijo Kecamatan Gunung Pati
permukiman berbasis masyarakat Kota Semarang. Lokasi penelitian
program USRI (Urban Sanitation Rural tersebut dipilih sebagai tempat penelitian
Infrastructure). Kelurahan Ngijo karena telah mendapatkan program IPAL
mendapat program IPAL USRI pada tahun USRI pada tahun 2012. Data penelitian
2012 dengan tujuan awal untuk yang dikumpulkan bersifat kualitatif
meningkatkan kualitas sanitasi di wilayah antara lain jumlah pemanfaat IPAL USRI,
tersebut. Seiring berjalannya waktu kualitas air limbah yang dihasilkan dari
kondisi IPAL USRI yang telah ada belum IPAL, kondisi peran serta masyarakat
diketahui kondisi pengelolaannya pemanfaat, serta kondisi kelembagaan
ditinjau dari segi teknis, kelembagaan, pengelolaa IPAL USRI dan kondisi aktual
dan peran serta masyarakat. wilayah penelitian. Pengambilan
Beberapa penelitian terdahulu responden masyarakat pemanfaat
terkait pengelolaan IPAL berbasis menggunakan metode Purposive
masyarakat salah satunya menurut sebanyak 34 KK sedangkan responden
Subandiyah (2013), dari aspek pengelolaa sebanyak 7 orang. Analisis
kelembagaan faktor pemahaman data dilakukan secara deskriptif yakni
pengelola terhadap prosedur operasi dan dengan medeskripsikan data lapangan
pemeliharaan IPAL komunal masih relatif yang telah diperoleh dengan tujuan untuk
rendah, namun dari sisi struktur menggambarkan kondisi pengelolaan
organisasi dan SDM sudah memenuhi IPAL program USRI dari aspek teknis,
kriteria. Dari aspek peran masyarakat kelembagaan dan peran serta masyarakat
didapatkan hasil bahwa antusiasme yang ada.
masyarakat untuk turut terlibat dalam
66
© 2015, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
Oktober 2015 ULUM, G. H.; SUHERMAN; SYAFRUDIN; KINERJA PENGELOLAAN IPAL BERBASIS MASYARAKAT

3. HASIL DAN PEMBAHASAN limbah domestik di Kota Probolinggo


3.1. Aspek Teknis bahwa dengan penerapan teknologi
Hasil penelitian menunjukkan Anaerobic Baffle Reactor (ABR) dalam
bahwa sistem penyaluran air limbah yang pengolahan air limbah domestik
digunakan pada lokasi penelitian berjenis didapatkan hasil efluen air limbah yang
offsite (terpusat) dimana air limbah dari masih jauh di bawah batas baku mutu
rumah tangga pemanfaat disalurkan lingkungan yang dipakai yaitu keputusan
melalui jaringan perpipaan menuju IPAL Menteri Negara Lingkungan Hidup
untuk selanjutnya diolah terlebih dahulu No.112 Tahun 2003. Dalam penelitian
sebelum dibuang ke badan air penerima. tersebut hanya mengukur kualitas air
Dari hasil observasi terkait kondisi IPAL limbah pada titik efluen saja sedangkan
USRI di Kelurahan Ngijo didapatkan hasil pada penelitan yang dilakukan peneliti di
IPAL tersebut masih berfungsi dalam IPAL USRI Kelurahan Ngijo mengambil
mengolah air limbah domestik sampel air limbah pada titik inlet dan
masyarakat. Dari hasil studi dokumen outlet. Hal ini dilakukan untuk
rencana kegiatan pembangunan mengetahui efisiensi unit pengolah air
Kelurahan Ngijo, IPAL USRI tersebut limbah domestik yang sudah berumur
direncanakan untuk 34 KK masyarakat lebih dari 2 tahun. Selain itu baku mutu
pemanfaat, tetapi dalam kenyataan yang yang digunakan dalam penelitian yang
terjadi di lapangan IPAL tersebut hanya telah dilakukan di Kelurahan Ngijo
dimanfaatkan oleh 28 KK saja. Kurang mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi
optimalnya jumlah pemanfaat Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012.
dikarenakan masalah keterbatasan biaya Pada Tabel 1 di bawah menunjukkan
penyambungan ke saluran rumah dari hasil uji laboratorium air limbah
jaringan perpipaan IPAL yang ada serta domestik di lokasi penelitian. Hasil uji
kesadaran masyarakat yang belum laboratorium dilakukan terhadap
terbentuk akan pentingnya pengelolaan parameter air limbah domestik pada titik
air limbah yang mereka hasilkan. inlet dan titik outlet. Hasil ini
Berdasarkan penelitian Arifin (2013) menunjukkan bahwa kondisi IPAL
keinginan masyarakat untuk komunal USRI di Kelurahan Ngijo masih
meningkatkan kualitas sanitasi dalam kondisi bagus dalam mengolah air
pemukiman masih rendah dan lebih tetap limbah domestik. Hal ini ditunjukkan oleh
memilih membuang air limbah domestik nilai parameter limbah domestik (BOD,
langsung ke badan air daripada TSS, Minyak lemak, pH) masih di bawah
mengeluarkan biaya untuk baku mutu sesuai dengan peraturan
memanfaatkan sarana pengolahan air daerah Provinsi Jawa Tengah No.5 Tahun
limbah domestik yang ada. 2012. Dengan umur IPAL Komunal MCK
Teknologi pengolahan air limbah plus yang lebih dari 2 tahun ternyata
yang digunakan menggunakan kombinasi teknologi pengolahannya masih bisa
ABR + AF. Teknologi ABR adalah diandalkan untuk mengolah air limbah
teknologi septic tank yang diperbaiki dari aktifitas rumah tangga.
karena adanya deretan dinding penyekat
yang memaksa air limbah mengalir Tabel 1. Nilai parameter air limbah
melewatinya secara turun-naik. domestik sebelum dan setelah
Sedangkan AF sendiri merupakan sebuah pengolahan
tangki septik yang terbuat dari beton Baku
No Parameter Satuan Inlet Outlet
dengan dinding pasangan batu – bata mutu
yang diisi kompartemen yang dipasang 1 BOD mg/l 357 15,72 100
filter. Keuntungan penggunaan teknologi 2 TSS mg/l 136 28 100
ABR karena desain yang sederhana, 3 Minyak mg/l 5,26 1,05 10
produksi lumpur rendah, biaya investasi Lemak
dan operasional rendah, serta efisiensi 4 pH - 7,13 6,70 6-9
pengolahan yang tinggi (Abdullah, d.k.k
2005). Nilai efisiensi parameter BOD dari
Menurut Afandi (2013) dalam hasil uji laboratorium yang dilakukan
penelitiannya tentang pengelolaan air didapatkan hasil bahwa IPAL komunal
MCK plus dilokasi penelitian masih
67
© 2015, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol. 13 (2):65-71, 2015 ISSN : 1829-8907

memiliki nilai efisiensi yang cukup tinggi Hasil observasi peneliti terhadap
mencapai 95% dalam menyisihkan keberadaan kelembagaan pengelola IPAL
parameter tersebut. Menurut Ali d.k.k komunal USRI Kelurahan Ngijo
(2007) dan Nugrahini d.k.k (2008) didapatkan hasil sudah terdapat lembaga
meyatakan bahwa waktu tinggal yang pengelola yakni KPP (Kelompok
lama dalam reaktor akan memberikan Pemanfaat dan Pemelihara) Lembah
waktu yang lebih terhadap Asam. Dari hasil wawancara dengan
mikroorganisme untuk menguraikan zat Ketua RT 02 RW 03 Kelurahan Ngijo yang
organik sehingga nilai parameter pada sekaligus menjadi anggota BKM (Badan
titik outlet akan lebih baik. Hal tersebut Keswadyaan Masyarakat) menyatakan
sesuai dengan kondisi masyarakat meski sudah memiliki lembaga pengelola
pemanfaat yang belum optimal sehingga IPAL USRI, tetapi kondisi KPP tidak
mempengaruhi debit air limbah yang berjalan dengan optimal karena anggota
masuk ke IPAL komunal di lokasi KPP sebagai lembaga pengelola IPAL
penelitian. Tingginya nilai efisiensi yang kurang sadar terhadap tugas dan
diperoleh menunjukkan bahwa teknologi tanggung jawab sebagai anggota KPP. Hal
ABR masih bisa berjalan dengan baik tersebut diperkuat bukti bahwa kondisi
untuk mengolah air limbah domestik bangunan IPAL komunal USRI tidak
meski sudah berusia 2 tahun lebih. Nilai terawat bahkan dibiarkan begitu saja
efisiensi penyisihan parameter BOD yang karena jarang dibersihkan kondisi sekitar
dihasilkan menggunakan teknologi ABR bangunan IPAL yang ada. Menurut
lebih tinggi dari nilai efisiensi pengolahan Pedoman operasi dan pemeliharaan
air limbah domestik yang menggunakan Sanitasi Komunal (2013) bahwa
teknologi HUASB (Hybrid upflow diperlukan lembaga untuk mengelola
anaerobic sludge blanket). Menurut sarana sanitasi setelah pelaksanaan
penelitian (Banu, 2007) yang berjudul konstruksi agar pelaksanaan operasional
Treatment of Domestic Wastewater using dan pemeliharaan dapat berjalan lancar
upflow Anaerobic Sludge Blanket Reactor namun hal tersebut berbeda dengan
menunjukkan hasil bahwa parameter kondisi yang didapatkan peneliti di
BOD yang dapat disisihkan sebesar 70-91 Kelurahan Ngijo. Meski sudah memiliki
%. lembaga pengelola tetapi kegiatan
pemeliharaan bangunan IPAL USRI belum
Tabel 2. Kondisi Aspek Teknis IPAL berjalan optimal. Padahal keberadaan
komunal USRI Kelurahan Ngijo lembaga pengelola tingkat masyarakat
No Indikator Hasil Keterangan dalam hal ini KPP sangat vital
Penelitian peranannya. Menurut Massoud dan
1 Jumlah 28 KK Belum Akhram (2010), bahwa faktor sumber
Pemanfaat Optimal daya manusia yang meliputi kemauan
(Kapasitas dan kemampuan masyarakat dapat
desain untuk mempengaruhi efektifitas sistem
34 KK) pengelolaan limbah domestik.
2 Jenis dan IPAL Dari hasil kuisioner terkait
sistem perpipaan /
penguatan kapasitas kelembagaan yang
IPAL offsite
diberikan kepada pengelola IPAL
3 Teknologi ABR + AF -
4 Efisiensi 95 %
komunal USRI di Kelurahan Ngijo
pengolaha didapatkan hasil bahwa hanya 28 %
n anggota KPP yang pernah mendapatkan
5 Kualitas Memenuhi Pada titik peatihan khusus maupun seminar terkait
hasil baku mutu outlet nilai pengelolaan air limbah domestik. Hal ini
pengolaha sesuai BOD = 15,72 menunjukkan bahwa masih banyak
n air PERDA mg/l (Nilai anggota KPP yang belum mendapatkan
limbah Prov. batas baku pelatihan dibidang pengelolaan air
JATENG mutu BOD limbah. Masih banyaknya anggota KPP
Nomor 5 =100 mg/l) yang belum mendapatkan pelatihan lebih
Tahun 2012 disebabkan keengganan untuk
mengeluarkan biaya sendiri untuk
3.2. Aspek Kelembagaan mengikuti pelatihan terkait. Untuk
68
© 2015, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
Oktober 2015 ULUM, G. H.; SUHERMAN; SYAFRUDIN; KINERJA PENGELOLAAN IPAL BERBASIS MASYARAKAT

mengantisipasi masalah tersebut perlu hasil wawancara dengan ketua


kesadaran anggota KPP untuk pembangunan IPAL USRI menyatakan
memperoleh informasi terkait bahwa pada saat pembangunan berjalan
pengelolaan air limbah secara mandiri terjadi pembengkakan biaya pekerjaan
melalui akses informasi dan komunikasi karena waktu pembangunan tidak sesuai
melalui media internet atau bisa dengan dengan yang direncanakan. Akibatnya
forum komunikasi KPP yang ada. dana yang seharusnya digunakan untuk
Kelembagaan di tingkat penyambungan saluran rumah dengan
pemerintahan Kota Semarang belum ada jaringan IPAL tidak bisa direalisasikan.
yang melakukan kegiatan pemantauan Menurut Agustina (2010) dalam
terhadap kondisi hasil pelaksanaan penelitiannya menyatakan bahwa apabila
pembangunan sarana IPAL komunal USRI peran serta masyarakat dalam
di Kelurahan Ngijo. Menurut Kurniawan pengelolaan air limbah masih rendah,
(2013) dalam penelitiannya tentang maka pemerintah perlu melakukan
kajian pengelolaan air limbah dalam stimulant yang dengan cara pembebasan
perspektif good governance mengatakan biaya pemasangan sambungan rumah ke
bahwa belum terdapat koordinasi yang unit jaringan IPAL komunal.
solid dan intensif dari masing-masing Hasil kuisioner mengenai peran serta
lembaga pemerintah terkait pengelolaan masyarakat pada tahap perencanaan
air limbah. Hal ini bisa menyebabkan menunjukkan hasil 59 % masyarakat
tidak terpantaunya hasil pelaksanaan pemanfaat yang menjadi responden tidak
program sanitasi IPAL Komunal MCK plus pernah terlibat pada saat perencanaan
dan berpotensi membuat mangkraknya pembangunan. Hal tersebut terjadi
suatu hasil kegiatan pembangunan. karena masyarakat berpendapat bahwa
program IPAL komunal USRI merupakan
Tabel 3. Kondisi Aspek Kelembagaan bantuan dari pemerintah dan sudah ada
Pengelola IPAL USRI Kelurahan Ngijo panitia pembangunan yang menangani
No Indikator Hasil Keterangan kegiatan tersebut. Menurut Soetomo
Penelitian (2011), ciri pembangunan seperti ini
1 Fungsi Sudah Belum lebih cenderung kepada pembangunan
Kelembag Terdapat Optimal yang berorientasi pada basic need
aan KPP daripada people centered, karena peran
2 Penguatan 72 % Biaya pemerintah terutama dalam perencanaan
Kapasitas anggota terbatas terutama dalam tahap perencanaan
Kelembaa KPP belum dan masih Nampak dominan.
n Lokal mendapatk kesadaran
Pada tahap pelaksanaan
an pelatihan untuk
di bidang mengikuti
pembangunan didapatkan hasil sebanyak
pengelolaan pelatihan 59 % masyarakat pemanfaat tidak
air limbah rendah terlibat dalam kegiatan tersebut. Masih
domestik tingginya masyarakat yang tidak terlibat
3 Pengelola Belum Belum dalam pelaksanaan pembangunan karena
an dikelola dilakukan masyarakat beranggapan bahwa sudah
Keuangan pembukuan ada panitia pembangunan yang
keuangan melaksanakan kegiatan tersebut. Akan
tetapi masih terdapat keterlibatan
masyarakat pemanfaat dalam kegiatan
3.3. Aspek Peran Serta Masyarakat pembangunan IPAL USRI, sebanyak 29 %
Hasil observasi pada aspek peran masyarakat pemanfaat terlibat kegiatan
serta masyarakat dalam pemanfaatan pelaksanaan pembangunan melalui
sarana IPAL komunal USRI adalah pemberian konsumsi bagi pekerja
sebanyak 28 KK. Jumlah pemanfaat pembangunan serta sumbangan tenaga
tersebut lebih rendah dari desain yang pada saat pelaksanaan pengecoran
telah direncanakan pada dokumen bangunan IPAL.
rencana pembangunan Kelurahan Ngijo Hasil kuisioner pada tahap
yakni sebanyak 34 KK. Belum optimalnya operasioanal menunjukkan sebanyak 76
jumlah masyarakat pemanfaat menurut % masyarakat pemanfaat berpartisipasi
dalam membayar uang retribusi secara
69
© 2015, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol. 13 (2):65-71, 2015 ISSN : 1829-8907

rutin setiap bulan. hasil tersebut 4. KESIMPULAN


menunjukkan bahwa peran serta Kualitas air limbah domestik yang
masyarakat pemanfaat di Kelurahan dihasilkan pada titik outlet sudah
Ngijo pada tahap operasional kurang memenuhi standar baku mutu sesuai
optimal. Hasil kuisioner tersebut lebih peraturan daerah Provinsi Jawa Tengah
rendah dari hasil penelitian yang nomor 5 Tahun 2012. Aspek pemanfaat
dilakukan oleh Karyadi (2010), dalam sarana IPAL komunal USRI belum
penelitiannya menyebutkan bahwa optimal. Aspek kelembagaan yakni sudah
bentuk partisipasi warga dalam mempunyai kelompok pemanfaat dan
pemanfaatan dan pengelolaan IPAL pemelihara namun belum berjalan
Komunal termasuk dalam tingkat dengan optimal. Peran pemerintah
partisipasi tinggi yaitu sebesar 95,24%. sebagai regulator dalam melaksanakan
Berdasarkan kajian terkait aspek proses pengawasan pengelolaan IPAL
peran serta masyarakat dalam USRI pasca pembangunan belum
pengelolaan IPAL USRI di Kelurahan
dilaksanakan. Peran serta masyarakat
Ngijo didapatkan hasil bahwa secara
sudah terlihat pada tahap operasional
umum peran serta masyarakat dalam
meski belum optimal.
pengelolaan IPAL komunal USRI sudah
ada dan nyata yakni ditunjukkan pada
tahap operasional.
5. SARAN
Tabel 4. Kondisi Aspek Peran Serta Bagi Pemerintah Kota Semarang
Masyarakat IPAL USRI Kelurahan Ngijo a. Lebih intensif dalam pengawasan
No Indikator Hasil Penelitian Keterangan terhadap lembaga KPP dalam
1 Perencan 59 % Tahap menjalankan tugas pokok dan
aan masyarakat perencanaa fungsinya.
tidak terlibat n hanya b. Lebih intensif dalam sosialisasi PHBS
pada tahapan dilakukan (Perilaku Hidup Bersih Sehat).
perencanaan oleh BKM
dan KSM Bagi masyarakat
2 Pelaksan 59 % Masyarakat Lebih melibatkan diri dalam
aan masyarakat berpendapa pemeliharaan sarana IPAL USRI yang
Pembang tidak terlibat t sudah ada
unan pada tahap pihak yang
dilakukan.
pelaksanaan melaksanak
Pembangunan an
pembangun DAFTAR PUSTAKA
an IPAL Abdullah LG, Idris A, Ahmadun FR,
USRI Baharin BS, Emby F, Megat MNMJ,
3 Operasio 76 % Belum Nour AH, 2005, A kinetic study of a
nal masyarakat semua membrane anaerobic reactor (MAR)
pemanfaat masyarakat for treatment of sewage sludge,
membayar pemanfaat Desalination, 183: 439-445.
retribusi sadar
Afandi, Yusdi, 2013, Pengelolaan Air
terhadap
kewajiban Limbah Domestik Komunal Berbasis
membayar Masyarakat di Kota Probolinggo,
biaya Tesis Program Studi Ilmu
retribusi Lingkungan Universitas Diponegoro.
4 Evaluasi Hanya 20 % Masyarakat Ali, Manal, Rashed Al-Sa`ed, and Nidal
masyarakat berpendapa Mahmoud, 2007. Start – Up Phase
yang terlibat t sudah ada Assessment of A UASB – Septic Tank
dalam pihak yang System Treating Domestic Septage.
pemeliharaan memelihara The Arabian Journal for Science and
sarana IPAL IPAL USRI.
Engineering, Volume 32, No. 1 C.
USRI
Arifin, Z. 2013. Evaluasi dan Strategi
Pengelolaan Air Limbah Domestik

70
© 2015, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
Oktober 2015 ULUM, G. H.; SUHERMAN; SYAFRUDIN; KINERJA PENGELOLAAN IPAL BERBASIS MASYARAKAT

Kota Bandung – Jawa Barat. Tesis. Parameter Kinetika Proses Anaerobik


Universitas Diponegoro. Semarang Campuran Limbah Cair Industri
Badan Pusat Statistik Kota Semarang, Menggunakan Reaktor Upflow
2014, Semarang Barat Dalam Angka, Anaerobic Sludge Blanket (UASB).
BPS. Prosiding Seminar Nasional Sains
Banu, J.R, S. Kaliappan, dan I. T. Yeom. dan Teknologi – II 2008 Universitas
2007. Treatment of domestic Lampung.
wastewater using upflow anaerobic Pedoman Operasi & Pemeliharaan sarana
sludge blanket reactor. Int. J. Environ. sanitasi komunal. Dinas Perumahan,
Sci. Tech.,4 (3) 363-370 Penataan Ruang dan Kebersihan
Karyadi,Lukman,2010,Partisipasi Kabupaten Bandung Tahun 2013.
Masyarakat Dalam Program Instalasi Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah
Pengolahan Air Limbah (IPAL) No.5 Tahun 2012 tentang Baku Mutu
Komunal RT 30 RW 07 Kelurahan Air Limbah Domestik.
Warungboto, Kecamatan Umbulharjo, Subandiyah, 2013, Evaluasi Sistem
Kota Yogyakarta, Program Studi Pengelolaan IPAL Komunal (Studi
Pendidikan Geografi Universitas Kasus : Kecamatan Bantul,
Negeri Yogyakarta Kabupaten Bantul Provinsi D.I
Kurniawan, M. Wawan, 2013, Kajian Yogyakarta),
Pengelolaan Air Limbah Sentra http://digilib.its.ac.id/evaluasi-
Industri Kecil dan Menengah Batik sistem-pengelolaan-ipal-
dalam Perspektif Good Governance di komunalstudi-kasus-kec-bantul-kab-
Kabupaten Sukoharjo, Tesis Program bantul-prov-di-yogyakarta-
Studi Ilmu Lingkungan Universitas 35313.html diakses pada tanggal 13
Diponegoro. April 2015.
Massoud M.A dan Akram T, 2010, Syafrudin,2014,Pengolahan Air Limbah
Effectiveness of wastewater Domestik Tipe Greywater
management in rural areas of Menggunakan Reaktor Upflow
developing countries: a case of Al- Anaerobic Sludge Blanket (UASB),
Chouf Caza in Lebanon, Environ Disertasi Program Doktor Ilmu
Monit Assess, 161:61–69. Lingkungan Universitas
Nugrahini, Panca, T. M. Rizki Habibi, dan Diponegoro.
Anitia Dwi Safitri. 2008. Penentuan

71
© 2015, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP

Anda mungkin juga menyukai