Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG

DAYA AKTIF, REAKTIF, SEMU DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA

Dosen Pengampuh : Rumiasih, S.T., M.T

Nama : Muhammad Hakim Syahputra


Kelas : 2 LN
NIM 062130310070

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
sudah memberikan karunia Nya pada saya dalam melaksanakan tugas praktikum
Analisa daya aktif, reaktif , semu dan Perbaikan faktor daya.

Adapun maksud dan tujuan kami untuk menyusun karya tulis ini, yaitu
dalam rangka memenuhi tugas Praktikum Elektronika Analog. Tidak lupa, penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Rumiasih S.ST, M.T selaku Dosen
mata kuliah Praktikum dan Elektronika Analog yang dengan sabar membantu
kami.

Serta kepada semua pihak yang telah mendukung dalam proses terciptanya
laporan ini.Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan yang ditemukan
dalam laporan praktikum ini. Oleh sebab itu, kami mengharapkan masukan-
masukan dan kritik yang membangun sebagai bahan evaluasi guna memperbaiki
laporan ini.

Saya mohonkan saran dan kritiknya apabila terdapat banyak kekurangan


pada hasil laporan Praktikum Elektronika Analog yang sudah saya
buat.Semoga laporan ini memberi banyak kegunaan pada semua pihak. Terima
kasih.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB 4......................................................................................................................1
DAYA AKTIF, REAKTIF DAN SEMU.................................................................1
1. Tujuan...........................................................................................................1
2. Pendahuluan..................................................................................................1
3. Bahan dan Peralatan......................................................................................8
4. Diagram Rangkaian........................................................................................8
5. Langkah Kerja...............................................................................................9
6. Hasil Pengamatan........................................................................................10
BAB 5....................................................................................................................11
PERBAIKAN FAKTOR DAYA...........................................................................11
1. Tujuan.........................................................................................................11
2. Pendahuluan................................................................................................11
3. Bahan dan Peralatan....................................................................................15
4. Diagram Rangkaian......................................................................................15
5. Langkah Kerja.............................................................................................16
6. Hasil Pengamatan........................................................................................17

iii
BAB 4

DAYA AKTIF, REAKTIF DAN SEMU

1. TUJUAN
1.1 Menentukan daya listrik beban-resistif, induksi kapasitif dan
campuran.
1.2 Menentukan factor daya ( Cos φ ) dan faktor reaktif ( Sin φ )
1.3 Menggambar tiga komponen daya dalam segitiga-daya beserta
diagram vektor arus dan tegangan.

2. PENDAHULUAN

A. Kualitas Daya Listrik (Power Quality)

Listrik yang berkualitas adalah listrik yang mempunyai tegangan


dan frekuensi yang konstan sesuai dengan nilai nominalnya. Dalam
kisaran yang ditentukan, frekuensi yang stabil dan sangat dekat dengan
nilai nominalnya (dalam sepersekian persen). Permasalahan yang
sering terjadi pada kualitas daya listrik (power quality) yaitu
permasalahan daya listrik yang mengalami penyimpangan baik
tegangan, arus, dan frekuensi sehingga menimbulkan kegagalan atau
kesalahan operasi pada peralatan.

Suplai daya listrik dari generator pembangkit sampai ke beban


ioperasikan dalam batas toleransi parameter kelistrikannya seperti
tegangan, arus, frekuensi, dan bentuk gelombang. Perubahan dan
deviasi diluar batas toleransi parameter tersebut sangat bepengaruh
terhadap kualitas daya yang menyebabkan operasi tidak efesien dan
dapat merusak perangkat.

Kualitas daya banyak dipengaruhi antara oleh jenis beban yang


tidak linear, ketidak seimbangan pembebanan, distorsi gelombang
harmonik yang melebihi standart dan lain- lain. Penurunan kulaitas
daya dapat menyebabkan peningkatan rugi-rugi pada sisi beban,
bahkan menyebabkan penurunan kapasitas daya pada sumber
pembangkit (generator).

1
 Pengertian Daya Listrik
Daya listrik adalah besarnya laju hantaran energi listrik yang
terjadi pada suatu rangkaian listrik. Dalam satuan internasional daya
listrik adalah W (Watt) yang menyatakan besarnya usaha yabg
dilakukan oleh sumber tegangan untuk mengalirkan arus listrik tiap
satuan waktu J/s ( Joule/detik).
Berikut ini adalah rumus yahg digunakan untuk menghitung daya
listrik:

Keterangan:
P = Daya (Watt)
W = Usaha (J)
t = Waktu (s)

Daya memiliki arti sebagi energi per satuan waktu. Daya


merupakan jumlah energi listrik yang digunakan untuk melakukan
usaha di dalam sistem tenaga listrik. Satuan untuk daya listrik
umumnya adalah Waatt. Daya pada suatu sistem tegangan bolak-bali
(AC) dikenal dengan tiga macam yaitu daya aktif (nyata) dengan
simbol (P) satuannya adalah Watt (W), daya reaktif dengan simbol (Q)
satuannya adalah volt ampere reactive (VAR) dan daya semu dengan
simbol (S) satuannya adalah volt ampere (VA).

B. Macam-macam Daya pada Arus Bolak-Balik


Dalam listrik arus bolak-balik terdapat tiga jenis daya yaitu:

1. Daya Aktif (P)


Daya aktif adalah daya rata-rata yang sesuai dengan
kekuatan sebenarnya ditransmisikan atau dikonsumsi (daya yang
sesungguhnya) dibutuhkan oleh beban. Satuan daya aktif adalah W
(Watt) dan dapat diukur dengan menggunakan alat ukur listrik
Wattmeter.

Daya aktif pada beban yang bersifat resistansi (R), dimana


tidak mengandung inductor grafik gelombang tegangan (V) dan
arus se fasa, sehingga besar daya sebagai perkalian tegangan dan

2
arus menghasilkan dua gelombang yang keduanya bernilai positif,
besarnya daya aktif adalah P. Sisa puncak dibagi menjadi dua
untuk celah-celah kosong sehingga kedua rongga terisi oleh dua
puncak yang mengisinya.

Gambar gelombang daya aktif pada beban yang bersifat


resistansi

Persamaan Daya Aktif (P) pada beban yang bersifat

resistansi: P = V . I . Cos φ (1 phasas)

P = 3. VL . IL . Cos φ (3 phasa)
Dimana :

P = Daya aktif (watt) / Daya rata-rata


V = Tegangan (volt)
I = Arus (ampere)
Cos φ = Faktor daya
VL = Tegangan jaringan (volt)
IL = Arus jaringan (ampere)
φ = Beda sudut
φ = < 0 Jika beban bersifat induktif
φ = 0 Jika beban tahanan murni
φ = > 0 Jika beban bersifat kapasitif

2. Daya Reaktif

Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk


pembentukan medan magnet. Dari pembentukan medan magnet
maka akan terbentuk fluks medan magnet. Contoh daya yang
menimbulkan daya reaktif adalah trasnformator, motor, lampu pijar
dan lain – lain. Daya reaktif memiliki satuan berupa volt ampere
reactive (VAR). Berikut ini merupakan persamaan daya reaktif :

3
Q = V . I . Sin φ (1 phasa)
Q = 3 . VL . IL . Sin φ (3 phasa)
Dimana :

Q = Daya Reaktif
(VAR) V = Tegangan
(Volt)
I = Arus (Ampere)
VL = Tegangan jaringan
(Volt) IL = Arus jaringan
(ampere)

3. Daya Semu

Daya Semu (daya sesaat) adalah daya yang dihasilkan oleh


perkalian antara tegangan dan arus dalam suatu jaringan atau daya
yang merupakan hasil penjumlahan trigonometri daya aktif dan
daya reaktif. Daya semu ialah daya yang dikeluarkan sumber
alternation current (AC) atau di serap oleh beban. Satuan dari daya
semu yaitu volt ampere (VA). Berikut persamaan dari daya semu :

S=V.I

Dimana :

S = Daya Semu(VA)

V = Tegangan (Volt)

I = Arus (Ampere)

Hubungan dari ketiga daya diatas disebut sistem segtiga daya dapat
digambarkan seperti gambar di bawah ini

4
Gambar 1. Segitiga daya

Hubungan daya pada gambar segitiga daya dapat dijelaskan dengan


persamaan seperti pada Tabel 1

Tabel 1. Persamaan segitiga daya

No. Nama Daya Rumus Satuan


1 Daya aktif (P) P = V . I .Cos φ Watt
2 Daya reaktif (Q) Q = V . I . Sin φ VAR
3 Daya semu (S) S=V.I VA

C. Analisa Aliran Daya

Analisis aliran daya merupakan penentuan atau perhitungan


tegangan, arus, daya aktif, daya reaktif, faktor daya yang terdapat pada
setiap simpul atau bus suatu sistem tenaga listrik. Perhitungan tersebut
dilakukan pada kondisi normal, baik yang sedang berjalan saat ini
maupun yang diharapkan akan berkembang di masa mendatang.
Dengan analisis aliran daya listrik dapat diketahui efek-efek
interkoneksi dengan sistem tenaga lain, beban yang baru, sistem
pembangkit yang baru, dan saluran yang baru.

D. Faktor Daya

Faktor daya yang dinotasikan sebagai cos φ didefiniskan sebagai


perbandingan antara arus yang dapat menghasilkan kerja didalam suatu
rangkaian terhadap arus total yang masuk kedalam rangkaian atau
dapat dikatakan sebagai perbandingan daya aktif (kW) dan daya semu
(kVA). Daya reaktif yang tinggi akan meningkatkan sudut ini dan

5
sebagai hasilnya factor daya akan menjadi lebih rendah. Faktor daya
selalu lebih kecil atau sama dengan satu

Cos φ =P/S
Dalam sistem tenaga listrik dikenal 3 jenis faktor daya yaitu faktor
daya unity, faktor daya terbelakang (lagging) dan faktor daya
terdahulu (leading) yang ditentukan oleh jenis beban yang ada pada
system.

1) Faktor Daya Unity

Faktor daya unity adalah keadaan saat nilai cos φ adalah


satu dan tegangan sephasa dengan arus. Faktor daya Unity akan
terjadi bila jenis beban adalah resistif murni.

Gambar 2 Arus Sephasa Dengan Tegangan

Pada Gambar terlihat nilai cos φ sama dengan 1, yang


menyebabkan jumlah daya nyata yang dikonsumsi beban sama
dengan daya semu.

2) Faktor Daya Terbelakang (Lagging)


Faktor daya terbelakang (lagging) adalah keadaan factor daya
saat memiliki kondisi-kondisi sebagai berikut:
a) Beban/peralatan listrik memerlukan daya reaktif dari sistem
atau beban bersifat induktif.
b) Arus (I) terbelakangan tegangan (V), V mendahului dari I
dengan sudut φ

Gambar 3 Arus tertinggal dari tegangan sebesar sudut φ

6
Dari Gambar terlihat bahwa arus tertinggal dari tegangan
maka daya reaktif mendahului daya semu, berarti beban
membutuhkan atau menerima daya reaktif dari sistem.

3) Faktor Daya Mendahului (Leading)


Faktor daya mendahului (leading) adalah keadaan factor daya
saat memiliki kondisi-kondisi sebagai berikut:
a) Beban/peralatan listrikmemerlukan daya reaktif dari sistem
atau beban bersifat kapasitif.
b) Arus (I) mendahului tegangan (V), V terbelakang dari I
dengan sudut φ

Gambar 4 Arus Mendahului Tegangan Sebesar Sudut φ.


Dari Gambar terlihat bahwa arus mendahului tegangan
maka daya reaktif tertinggal dari daya semu, berarti beban
memberikan daya reaktif kepada sistem.

E. Rugi Daya (losses)

Konduktor pada bagian penyaluran energi listrik mempunyai


resistansi terhadap arus listrik, jadi ketika sistem beroperasi pada
bagian penyaluran ini akan terjadi rugi daya yang berubah menjadi
energi panas. Rugi daya pada gardu induk relatif kecil, sehingga rugi
daya dalam sistem tenaga listrik dapat dianggap terdiri dari rugi daya
pada jaringan transmisi dan jaringan distribusi. Jika energi listrik
disalurkan melalui jaringan arus bolak-balik tiga fasa, maka rugi daya
pada jaringan tersebut adalah :

ΔP1 = 3.I2.R (Watt)


Dimana :

I : Arus konduktor
(Ampere) R : Resistansi
konduktor (Ω)

7
3. BAHAN DAN PERALATAN
1 variac 0 - 220v
1 Lampu pijar 220V/15W
1 Ballast TL 220V/0,37A/50Hz
1 Kapasitor 9µF
1 Voltmeter AC
1 Amperemeter AC
1 Wattmeter

4. DIAGRAM RANGKAIAN

8
5. LANGKAH KERJA
a) Persiapkan alat dan komponen serta cek kondisinya terlebih dahulu
b) Rakitlah rangkaian seperti diagram gambar 1 diatas.
c) Hidupkan variac di tegangan 220V
d) Pasangkan beban R (Resistif), amati dan catat data hasil
pengukuran kedalam tabel.
e) Kemudian lepaskan beban R (Resistif) dari rangkaian, lalu
pasangkan beban L (Induktif) ke dalam rangkaian tersebut.
f) Amatilah dan catat data hasil pengukuran kedalam tabel.
g) Kemudian lepaskan beban L (Induktif) dari rangkaian, lalu
pasangkan beban C (Kapasitif) ke dalam rangkaian tersebut.
h) Amatilah dan catat data hasil pengukuran kedalam tabel.
i) Selanjutnya pasangkan beban R (Resistif) secara seri terhadap beban
L (Induktif) dan C (Kapasitif), R+L+C. Amatilah dan catat data hasil
pengukuran kedalam table.
j) Lepaskan C (Kapasitif), sehingga beban R (Resistif) secara seri
terhadap beban L (Induktif), R+L. Amatilah dan catat data
hasil pengukuran kedalam table.
k) Lepaskan L (Induktif), sehingga beban R (Resistif) secara seri
terhadap beban C (Kapasitif), R+C. Amatilah dan catat data hasil
pengukuran kedalam table.
l) Rakitlah rangkaian seperti diagram gambar 2 diatas
m) Pasangkan beban R (Resistif) secara paralel terhadap beban L
(Induktif), R//L . Amatilah dan catat data hasil pengukuran
kedalam tabel.
n) Lepaskan beban R (Resistif), sehingga beban L (Induktif) secara
paralel terhadap C (Kapasitif), L//C. Amatilah dan catat data
hasil pengukuran kedalam tabel.
o) Pasangkan kembali beban R (Resistif) ke dalam rangkaian secara
paralel terhadap beban L (Induktif) dan C (Kapasitif) sehingga
R//L//C. Amatilah dan catat data hasil pengukuran kedalam
tabel.
p) Gambarkan vektor diagram arus, tegangan dan segitiga daya dari
hasil pengukuran beban campuran R//L, R//C, dan R//L//C
q) Buktikan secara grafis ( Segitiga-daya), apakah L//C dan
R//L//C adalah beban yang bersifat induktif atau kapasitif
r) Berdasarkan hasil pengukuran semuanya , buktikan secara grafis
bahwa daya total suatu sistem beban merupakan hasil
penjumlahan daya masing-masing beban.
s) Buatlah Jurnal Praktikum.

9
6. HASIL PENGAMATAN

Tabel hasil pengukuran

NO Beban VB IA PWatt Cos φ Sin φ SVA QVAR


1

3
4
5
6
7
8
9

1
BAB 5

PERBAIKAN FAKTOR DAYA

1. TUJUAN
1.1 Menjelaskan pengaruh pemasangan kapasitor pada beban induktif
1.2 Menghitung kebutuhan kapasitor kompensasi pada
rangkaian listrik.

2. PENDAHULUAN
A. FAKTOR DAYA
Secara umum, pengertian daya adalah energi yang dikeluarkan
untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan
jumlah energi listrik yang digunakan untuk melakukan usaha. Daya
listrik biasanya dinyatakan dalam satuan Watt. Untuk memperoleh
faktor daya, terlebih dahulu kita harus mengenal daya dan segitiga
daya. Terdapat tiga macam daya yaitu:

• Daya aktif (P)


Daya aktif (active power) adalah daya yang terpakai untuk
melakukan usaha atau energi sebenarnya. Satuan daya aktif adalah
watt atau horsepower (HP), Horsepower merupakan satuan daya
listrik dimana 1 HP setara 746 Watt.

P=VI Cos φ
• Daya reaktif (Q)
Daya Reaktif (reactive power) adalah daya yang di suplai oleh
komponen reaktif. Satuan daya reaktif adalah VAR.

Q=VI Sin φ
• Daya semu (S)
Daya semu (apparent power) adalah daya yang dihasilkan oleh
perkalian antara tegangan rms(Vrms) dan arus rms (Irms) dalam suatu
jaringan atau daya yang merupakan hasil penjumlahan trigonometri
antara daya aktif dan daya reaktif. Satuan daya nyata adalah VA.

S=VI

1
• Segitiga Daya
Segitiga daya adalahsuatu hubungan antara daya nyata, daya semu,
dan daya reaktif, yang dapat dilihat hubungannya pada Gambar 1
berikut ini.

Gambar 1. Segitiga daya

Pada gambar ini P adalah positif, artinya alih daya terjadi dari arah
sumber ke beban atau beban menyerap daya. Segitiga daya ini bisa
terletak di kuadran pertama atau kuadran keempat, tergantung apakah
Q positif atau negatif. Besar daya kompleks S adalah

│S│ = Vrms Irms

yang kita sebut juga sebagai daya tampak dan mempunyai satuan volt-
amper (VA). Hubungan antara daya kompleks dan daya ratarata serta
daya reaktif adalah
S = P+jQ
P =│S│cos φ = Vrms Irms cos φ
Q =│S│sin φ = Vrms Irms sin φ
• Faktor daya
Beda sudut fasa antara fasor tegangan dan arus adalah θ, dan cos θ
disebut faktor daya
faktor daya = cos φ = P/│S│
Sudut θ mempunyai rentang nilai antara −90⁰ sampai +90⁰ . Tetapi
karena factor daya adalah cosθ , maka nilainya selalu positif.
Walaupun demikian faktor daya ini ini bisa lagging atau leading.
Faktor daya disebut lagging jika segitiga daya berada di kwadran
pertama yang berarti bahwa daya reaktif Q bernilai positif.
Hal ini terjadi jika fasor arus berada di belakang fasor tegangan
atau arus lagging terhadap tegangan. Beban-beban industri dan juga
perumahan pada umumnya mempunyai faktor daya lagging, jadi daya
reaktif bernilai positif (Gambar 1.2). Apabila fasor arus mendahului
fasor tegangan atau arus leading terhadap tegangan maka faktor daya
disebut leading. Dalam hal ini segitiga daya berada di kwadran ke-
empat karena daya reaktif Q bernilai negatif. Keadaan ini terjadi
apabila beban bersifat kapasitif (gambar 2).

1
Gambar 2. Fasor tegangan, arus dan segitiga daya

• Daya Kompleks
Impedansi beban adalah perbandingan antara tegangan beban dan arus
beban. Jika tegangan beban adalah V , arus beban I, dan impedansi
beban adalah ZB , maka

Dengan hubungan ini maka daya kompleks yang dialihkan ke beban


dapat diuraikan sebagai

dengan RB dan XB masing-masing adalah resistansi dan reaktansi


beban. Persamaan (14.16) dapat kita uraikan menjadi

Persamaan di atas menunjukkan bahwa daya rata-rata terkait


dengan resistansi beban. Nilai P yang positif menunjukkan bahwa
seluruh daya rata-rata diserap oleh resistansi beban atau dengan kata
lain resistansi bebanlah yang menyerap daya rata-rata. Persamaan Q di
atas menunjukkan bahwa daya reaktif terkait dengan reaktansi beban.
Jika daya reaktif Q bernilai positif, maka reaktansi beban juga bernilai
positif, yang berarti beban bersifat induktif. Jika Q negative berarti
beban negatif dan ini berarti bahwa beban bersifat kapasitif. Jika beban
berupa resistor murni, maka tidak terdapat perbedaan sudut fasa antara
tegangan dan arus beban. Seluruh daya yang dialihkan ke beban adalah
daya rata-rata. Untuk keadaan ini,

1
Jika beban berupa kapasitor, perbedaan sudut fasa antara tegangan dan
arus beban adalah 90⁰ dan daya yang dialihkan ke beban hanya berupa
daya reaktif yang negatif. Untuk keadaan ini,

Jika beban berupa induktor, perbedaan sudut fasa antara tegangan dan
arus beban adalah +90⁰ dan daya yang dialihkan ke beban hanya
berupa daya reaktif yang positif. Untuk keadaan ini,

menunjukkan bahwa daya yang diserap oleh kapasitor maupun


induktor merupakan daya reaktif akan tetapi berlawanan tanda.
Kapasitor menyerap daya reaktif negative sedangkan induktor
menyerap daya reaktif positif. Jika suatu beban mengandung baik
kapasitor maupun induktor, maka daya reaktif yang diserap beban ini
adalah jumlah dari dua daya reaktif yang dalam keadaan tertentu akan
saling meniadakan.
Jika suatu beban bersifat terlalu induktif, artinya terlalu banyak
menyerap daya reaktif positif, kebutuhan daya reaktif tersebut dapat
dikurangi dengan memasang kapasitor parallel dengan beban.
Kapasitor yang diparalelkan itu akan menyerap daya reaktif negatif,
sehingga daya reaktif total akan berkurang. Inilah yang dilakukan
orang untuk memperbaiki faktor daya beban yang juga akan kita lihat
kemudian.

B. PERBAIKAN FAKTOR DAYA


Faktor daya dapat diperbaiki dengan memasang kapasitor
pengkoreksi faktor daya pada sistim distribusi listrik/instalasi listrik di
pabrik/industri. Kapasitor bertindak sebagai pembangkit daya reaktif
dan oleh karenanya akan mengurangi jumlah daya reaktif, juga daya
semu yang dihasilkan oleh bagian utilitas.
Bila daya nyata tinggi yang tergabung dengan faktor daya rendah
tidak dikurangi, maka seluruh jaringan listrik dari pusat pembangkit ke
sub sirkit pabrik harus mampu membawa arus beban lebih besar
daripada yang diperlukan. Untuk alasan ini, otoritas penyedia listrik
memasukkan ketentuan tagihan yang berhubungan dengan besarnya

1
operasi faktor daya yang tinggi pada komersial dan industri. Selain
meningkatkan tagihan listrik, instalasi faktor daya rendah akan
menyebabkan kenaikan suhu operasi, rugi-rugi, tegangan jatuh, dan
efisiensi penggunaan energi listrik menjadi turun.

Keuntungan Perbaikan Faktor Daya dengan Penambahan Kapasitor


adalah:
1) Bagi Konsumen, khususnya perusahaan atau industri:
• Diperlukan hanya sekali investasi untuk pembelian dan
pemasangan kapasitor dan tidak ada biaya terus menerus.
• Mengurangi biaya listrik bagi perusahaan, sebab:
• daya reaktif (kVAR) tidak lagi dipasok oleh perusahaan utilitas
sehingga kebutuhan total (kVA) berkurang dan
• nilai denda yang dibayar jika beroperasi pada faktor daya
rendah dapat dihindarkan.
• Mengurangi kehilangan distribusi (kWh) dalam
jaringan/instalasi pabrik.
• Tingkat tegangan pada beban akhir meningkat sehingga
meningkatkan kinerja motor.
2) Bagi utilitas pemasok listrik
• Komponen reaktif pada jaringan dan arus total pada sistem
ujung akhir berkurang.
• Kehilangan daya I kwadrat R dalam sistem berkurang karena
penurunan arus.
• Kemampuan kapasitas jaringan distribusi listrik meningkat,
mengurangi kebutuhan untuk memasang kapasitas tambahan.

Kebanyakan beban yang digunakan untuk penerangan dan daya


bersifat induktif. Misalnya, lampu TL, motor-motor listrik,
transformator. Karena adanya daya reaktif induktif yang ditimbulkan
oleh beban tersebut, maka besarnya daya VA akan lebih besar daripada
daya–nyatanya. Hal ini secara teknis dan ekonomis kurang
menguntungkan. Salah satu mengatasinya dengan memasang kapasitor
parallel dengan beban.

3. BAHAN DAN
PERALATAN 1 lampu TL 40
W/220V/50Hz 1 motor
kapasitor
3 kapasitor 3µF/250V
1 voltmeter
1 amperemeter
1 wattmeter

4. DIAGRAM RANGKAIAN

1
5. LANGKAH KERJA
1) Persiapkan alat dan komponen serta cek kondisinya terlebih
dahulu
2) Buatlah rangkaian seperti diagram, dengan beban lampu TL, dan
tanpa pemasangan kapasitor.
3) Hidupkan variac lalu naikan tegangan perlahan-lahan dari 0-
220V
4) Ukur tegangan arus dan daya (aktif) beban.
5) Selanjutnya beban Lampu TL diparalelkan dengan kapasitor 1,5
µF
6) Ukur tegangan arus dan daya (aktif) beban.
7) Lakukan kembali seperti langkah 5 dan 6 untuk kapasitor 3,5
µF ; 4,5 µF ; 6 µF.
8) Matikan variac untuk merangkai motor kapasitor.
9) Kemudian rakitlah rangkaian seperti diagram gambar, dengan
motor kapasitor, dan tanpa pemasangan kapasitor kompensasi C.
10) Hidupkan variac ditegangan 220V
11) Ukur tegangan arus dan daya (aktif) beban.
12) Selanjutnya motor kapasitor diserikan dengan kapasitor
kompensasi 6 µF
13) Ukur tegangan arus dan daya (aktif) beban.
14) Lakukan kembali seperti langkah 12 dan 13 untuk kapasitor 10
µF ; 20 µF ; 24 µF ; 28 µF ; 30 µF.
15) Hitunglah daya S, Q dan factor daya (Cos Q) untuk masing-
masing pengukuran diatas.
16) Tentukan/Hitunglah nilai C agar factor daya = 1, untuk masing-
masing beban diatas.
17) Buatlah kembali rangkaian dari diagram gambar dibawah ini.
Lalu selesaikan soal berikut ini:
Tentukan kapasitor C agar faktor daya = 0,94

1
6. HASIL PENGAMATAN

Tabel hasil pengukuran

NO Beban VB IA PWatt Cos φ Sin φ SVA QVAR


Lampu TL
1

NO Beban VB IA PWatt Cos φ Sin φ SVA QVAR


Motor C
1

Anda mungkin juga menyukai