Anda di halaman 1dari 42

PENGKAJIAN HOME INDUSTRI 1 Warung Nasi Goreng HD Nama pemilik Usia Aalamat Pekerja Lama didirikan Suku Bangsa

Jenis Kelamin 1. : Sandi : 21 tahun : Gang Mawar 5 Jatinangor : 2 orang Nanang dan Ace (18tahun) : 2tahun : Sunda : Laki-laki

Jenis Home industry : rumah makan

Dimensi Biopsikal Tidak ada kondisi kecacatan pada populasi kerja Tingkat kehadiran Jenis pekerjaan Status imunisasi : datang setiap hari : full time sebagai penjual nasi goreng : imunisasi lengkap

2.

Dimensi Psikologi Kontrol kerja : oleh pemilik dan saling membantu ketika mengontrol Sumber stress : tidak ada Tingkat konflik keluarga : ringan karena hampir tidak ada konflik Program manajemen stress : tidak ada manajemen tertentu

3.

Dimensi sosial
Kondisi ekonomi pekerja mengandalkan penjualan makanan sebagai sumber

mata pencaharian yang di urus secara kekeluargaan. Beberapa pegawai ada yang hanya sebagai pegawai pembantu saja, bekerja hanya saat kekurangan tenaga saja dan hanya pemilik yang bekerja tetap. System penggajian pekerja adalah dengan pembagian hasil keuntungan yang diperoleh. Ini merupakan usaha keluarga sehingga pembagian hasil juga secara kekeluargaan.

Tidak ada system pelayanan kesehatan Pengorganisasian antar pekerja adalah anggota keluarga yang menjadi pegawai Tidak ada potensi terjadinya kekerasan dan konflik di lingkungan kerja karena yang bekerja adalah keluarga sehingga suasana kerja yang tercipta adalah kekeluargaan shingga jarang terjadi konflik atau kekerasan. Latar belakang budaya yaitu budaya Sunda Bahasa yang digunakan antara pekerja menggunakan bahasa Sunda sedangkan ke pelanggan dengan bahasa Indonesia Tingkat pendidikan pekerja: Anak : SMP Ibu/orang tua : tidak bersekolah 4. Dimensi Sistem Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang ada di lingkungan kerja jaraknya dekat, yaitu

Puskesmas Jatinangor dan Puskesmas Tanjung Sari


Kemudahan

memperoleh pelayanan kesehatan : walaupun Puskesmas

Jatinangor dekat dengan lingkungan kerja, namun mereka lebih memilih pergi ke Al-Islam dan Puskesmas Tanjung Sari Penggunaan fasilitas kesehatan : Pekerja jarang menggunakan fasilitas kesehatan, walaupun mereka mengidap penyakit Thypes namun mereka hanya sekali saja pergi ke fasilitas kesehatan Tingkah laku pekerja : Tingkah lakunya kurang baik karena mereka lebih memilih perawatan mandiri
Kemudahan mendapat informasi kesehatan : Informasi kesehatan didapatkan

dari RS/Puskesmas ketika mereka control kesehatan 5. Dimensi Fisik ( Wawancara dan observasi ) Sistem transportasi kerja: Pekerja mengatakan bahwa pekerja parkir juga tidak ada. Penggunaan pestisida dan racun dalam lingkungan kerja: tidak membawa kendaraan, jadi temat

Pekerja mengatakan bahwa home industri ini tidak menggunakan pestisida ataupun racun dalam lingkungan kerja Terdapat nya binatang atau serangga di lingkungan kerja Polusi dalam lingkungan kerja Tidak terdapat polusi dalam lingkungan kerja Sistem Pemadam Kebakaran Tidak terdapat sistem pemadam kebakaran Potensi terpapar substasi beracun Tidak terpapar substansi beracuna Tingkat keterpaparan terhadap cuaca: Tidak terdapat keterpaparan cuaca
Resiko terjadinya jatuh:

Tidak terdapat potensi terjadinya jatuh Alergen tumbuhan dan racun di lingkungan kerja Tidak terdapat alergen atau racun di lingkungan kerja Kondisi suhu, Penerangan, Ventilasi Keadaan suhu di lingkungan kerja tidak lembab, penerangan baik karena sinar matahari masuk ke dalam warung nasi tersebut, dan ventilasi sangat baik. Tingkat kebisingan Lokasi kerja terdapat di depan jalan, kadang-kadang pekerja sering merasa terganggu . Pengolahan makanan dan peyimpanan Pada kasus ini, makanan disimpan dalam tempat tertutup dan jikalau belum habis disimpan dalam kulkas . Minyak yang dipakai tidak sering disimpan, tetapi langsung habis sekali dipakai. Fasilitas Toilet dan dapur Toilet menyatu dengan dapur, tidak ada pintu penutup WC , ruangan cukup gelap, pada atap terdapat jaring-jaring laba-laba dan berdebu banyak, penataan piring dan gelas pada rak piring kurang rapih dan kondisi sekitar rak piring kotor, ada pakaian dalam yang dijemur diatas dekat rak piring sehingga membuat lingkungan kurang indah/ bersih. Fasiitas pembuangan limbah dan pengolahan sampah Limbah dan sampah dibuang setiap hari di tempat atas.

6.

Dimensi tingkah laku Pola komunikasi antarpekerja di nasi goreng HD baik. Terlihat dari adanya tenggang rasa di antara mereka dengan cara liburnya yang bergantian walaupun tidak ada jadwa libur yang tetap. Kualitas nutrisi dari nasi goreng HD. Makanan yang ada di nasi goreng HD termasuk makanan yang bergizi. Contohnya nasi gila, bahan yang digunakan ada daging, sayur-sayuran. Dan kebersihan dari bahan-bahannya juga termasuk bersih karena disimpan di tempat tertutup. Status nutrisi pekerja. Status nutrisi pekerja baik, terlihat dari berat badan dan tinggi badan yang seimbang. Pekerja makan 3 kali sehari Pengetahuan tentang nutrisi. Pekerja cukup mengetahui tentang nutrisi yang bik bagi dirinya juga bagi pelanggan. Kebiasaan konsumsi alkohol, merokok, penggunaan obat. Pekerja di nasgor HD mengonsumsi rokok kurang lebih 2 bungkus per hari. Dan tidak jarang pekerja merokok saat memasak pesanan pembeli. Tetapi tidak mngonsusi alkohol maupun obat. Pola aktivitas pekerja. Warung nai goreng HD buka dari jam 6 pagi dan tutup jam 11 malam. Istirahat pekerja. Pekerja eristirahat saat warung sudah tutup.jika saat warung buka, dan sedang tidak ada pelanggan, pekerja pun memanfaatkan waktu tersebut untuk istirahat

PENGKAJIAN HOME INDUSTRI 2 Warung Nasi Rima Nama pemilik Usia Aalamat Pekerja Lama didirikan Suku Bangsa Jenis Kelamin 1. : Heni Muliani : 40 tahun : Gang Mawar 5 Jatinangor : tidak memiliki pekerja, hanya dibantu oleh suami : 10tahun : Sunda : Perempuan

Jenis Home industry : rumah makan warteg

Dimensi Biopsikal Tidak ada kondisi kecacatan pada populasi kerja Tingkat kehadiran Jenis pekerjaan Status imunisasi 2. Dimensi Psikologi Organisasi hari kerja: setiap hari Kualitas Keindahan Lingkungannya : lingkungan warung lumayan bersih dan indah, tertata dengan baik dan rapi Hubungan antar pekerja : tidak memiliki pekerja (dibantu oleh suami) Pembagian kerjanya : tidak ada pembagian khusus untuk pekerjaan tertentu, semua dikerjakan bersama-sama (suami istri) Kontrol kerja : oleh pemilik dan saling membantu ketika mengontrol Sumber stress : tidak ada Tingkat konflik keluarga : ringan karena hampir tidak ada konflik Program manajemen stress : tidak ada manajemen tertentu : datang setiap hari : full time sebagai penjual nasi : imunisasi lengkap

3.

Dimensi sosial Kondisi ekonomi Bu Heni dan suami mengandalkan penjualan makanan sebagai sumber mata pencaharian yang di urus secara kekeluargaan. Tidak ada system pelayanan kesehatan Tidak ada potensi terjadinya kekerasan dan konflik di lingkungan kerja karena yang bekerja adalah Bu Heni dan suaminya. Latar belakang budaya yaitu budaya Sunda Bahasa yang digunakan antara pekerja menggunakan bahasa Sunda sedangkan ke pelanggan dengan bahasa Indonesia Tingkat pendidikan pekerja: Anak : Anak Bu Heni dan suami yang pertama duduk di kelas 3 SMA. Anak yang kedua tengah duduk di bangku SD. Ibu/orang tua : Lulusan SMA

4.

Dimensi Sistem Kesehatan Pelayanan kesehatan yang ada di lingkungan kerja jaraknya dekat, yaitu Puskesmas Jatinangor dan Puskesmas Tanjung Sari Kemudahan memperoleh pelayanan kesehatan : walaupun Puskesmas Jatinangor dekat dengan lingkungan kerja, namun mereka lebih memilih pergi ke Al-Islam Penggunaan fasilitas kesehatan : setiap bulan ibu Heni selalu mengontrol kondisi kesehatannya ke Rumah Sakit Al-Islam Tingkah laku pemilik warung nasi : Bu Heni memamfaatkan pelayanan kesehatan dengan baik Kemudahan mendapat informasi kesehatan : Informasi kesehatan didapatkan dari RS ketika mereka control kesehatan

5.

Dimensi Fisik ( Wawancara dan observasi ) Sistem transportasi kerja: Bu Heni dan suami memiliki motor yang digunakan untuk membeli kebutuhan warung setiap pagi. Penggunaan pestisida dan racun dalam lingkungan kerja: Bu Heni mengatakan bahwa home industri ini tidak menggunakan pestisida ataupun racun dalam lingkungan kerja.

Polusi dalam lingkungan kerja Tidak terdapat polusi dalam lingkungan kerja Sistem Pemadam Kebakaran Tidak terdapat sistem pemadam kebakaran Potensi terpapar substasi beracun Tidak terpapar substansi beracun Tingkat keterpaparan terhadap cuaca: Tidak terdapat keterpaparan cuaca. Keadaan lingkungan kerja dalam batas normal.
Resiko terjadinya jatuh:

Bu Heni memiliki risiko terjadinya jatuh saat bekerja dikarenakan keadaan fisik dan tekanan darahnya yang tinggi Alergen tumbuhan dan racun di lingkungan kerja Tidak terdapat alergen atau racun di lingkungan kerja Kondisi suhu, Penerangan, Ventilasi Keadaan suhu di lingkungan kerja tidak lembab, penerangan baik karena sinar matahari masuk ke dalam warung nasi tersebut, dan ventilasi sangat baik. Tingkat kebisingan Lokasi kerja terdapat di depan jalan, kadang-kadang pekerja sering merasa terganggu dengan adanya suara motor dari mahasiswa yang mengganggu kenyamanan dari pengunjung. Pengolahan makanan dan peyimpanan Pada kasus ini, makanan disimpan dalam tempat tertutup dan jikalau belum habis disimpan dalam kulkas . Minyak yang dipakai tidak sering disimpan, tetapi langsung habis sekali dipakai. Fasilitas Toilet dan dapur Toilet menyatu dengan dapur, tidak ada pintu penutup WC , ruangan cukup gelap, pada atap terdapat jaring-jaring laba-laba dan berdebu banyak, penataan piring dan gelas pada rak piring kurang rapih dan kondisi sekitar rak piring kotor, ada pakaian dalam yang dijemur diatas dekat rak piring sehingga membuat lingkungan kurang indah/ bersih.
Fasilitas pembuangan limbah dan pengolahan sampah

Limbah dan sampah dibuang setiap hari di tempat penampungan sampah.

6. Dimensi tingkah laku Pola komunikasi antara Bu Heni dan suami terjalin dengan baik. Pembagian tugas dilakukan dengan baik, yaitu suami memasak sate sedangkan ibu bertanggung jawab untuk memasak makanan seperti sayur, ikan, nasi, dll.

Kualitas nutrisi dari warung nasi. Makanan yang ada di warung nasi termasuk makanan yang bergizi. Contohnya setiap hari warung nasi tersebut menyediakan sayur dan ikan yang terbuat dari bahan yang segar. Dan kebersihan dari bahan-bahannya juga termasuk bersih karena disimpan di tempat tertutup.

Status nutrisi pekerja. Status nutrisi Bu Heni termasuk obesitas, terlihat dari berat badan dan tinggi badan yang tidak seimbang. Bu Heni dan suami makan 3 kali sehari

Pengetahuan tentang nutrisi. Bu Heni dan suami cukup mengetahui tentang nutrisi yang bik bagi dirinya juga bagi pelanggan. Kebiasaan konsumsi alkohol, merokok, penggunaan obat. Bu Heni dan suami mengonsumsi rokok kurang lebih 1 bungkus per hari. Dan kadang-kadang Bu Heni dan suami merokok saat memasak pesanan pembeli. Tetapi tidak mngonsusi alkohol maupun obat.

Pola aktivitas pekerja. Warung nasi buka dari jam 6 pagi dan tutup jam 11 malam. Istirahat pekerja. Bu Heni dan suami beristirahat saat warung sudah tutup. Jika saat warung buka, dan sedang tidak ada pelanggan, Bu Heni dan suami pun memanfaatkan waktu tersebut untuk istirahat

Diagnosa Kasus Kesja


1. Resiko terkena penyakit ISPA berhubungan dengan kurang pengetahuan pekerja

tentang bahaya merokok dan kurangnya pengetahuan tentang kriteria hygiene restoran/rumah makan 2. Risiko terjadinya kecelakaan kerja berhubungan dengan kelelahan dan penyakit pada tenaga kerja dan factor eksternal lainnya

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KESELAMATAN KERJA HOME INDUSTRY WARUNG NASI RIMA DAN NASI GORENG HD JATINANGOR N o 1 Diagnosa Keperawatan Komunitas Resiko terkena penyakit ISPA berhubungan dengan kurang pengetahuan bahaya merokok dan kurangnya pengetahuan tentang kriteria hygiene restoran/rumah makan, ditandai Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 kali pertemuan pekerja home industry 1. Menyebutkan bahaya meroko dan keuntungan merokok 2. Menyebutkan penyakit akibat merokok 3. Menyebutkan strategi berhenti Sasaran Pemilik dan Pekerja home industry warung nasi Rima dan nasi Goreng HD Strategi K.I.E (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) Rencana Kegiatan Penyuluhan tentang bahaya merokok Waktu/ Implementasi
1. Menyiapkan alat dan

Tempat Kamis,10 Maret 2011, Pukul 10.0011.00 (2x30 menit)

Kriteria V E R B A L
1.

Evaluasi Standar Seluruh

bahan penyuluhan flipchart dan leaflet mengenai bahaya merokok.


2. Berkoordinasi dengan

pekerja menghadiri penyuluhan


2.

Peserta

penyuluhan antusias mengikuti penyuluhan ditandai dengan banyak warga yang bertanya (min 2 pertanyaan)

pekerja tentang diharapkan mampu :

pemilik usaha tentang bahaya merokok.


3. Menjelaskan tentang

bahaya merokok. 4. Memberikan evaluasi secara verbal mengenai materi penyuluhan. 5. Berikan reinforcement bagi pekerja yang Warung nasi Rima dan Nasi goreng

3.

Peserta

mampu menyebutkan dan menjelaskan

dengan: DO: lingkungan rumah terlihat kotor, ventilasi kurang dari 20%, pekerja rata-rata merokok. DS : pekerja mengatakan bahwa mereka jarang olah raga dan ratarata mereka mengkomsumsi rokok 1 bungkus dalam satu hari.

merokok 4. Menyebutkan keuntungan melakukan hygiene di rumah makan. 5. Menyebutkan akibat tidak melakukan hygiene di rumah makan. 6. Menyebutkan cara untuk memodifikasi lingkungan untuk memenuhi criteria hygiene di rumah makan. Penyuluhan tentang hygiene sanitasi rumah makan

mampu menjawab pertanyaan evaluasi 1. Menyiapkan alat dan bahan penyuluhan flipchart dan leaflet mengenai bahaya kriteria hygiene restoran/rumah makan.
2. Menjelaskan

HD Jatinango r V E R B A L

kembali tentang materi penyuluhan


1. Seluruh pekerja

menghadiri penyuluhan
2. Peserta penyuluhan

antusias mengikuti penyuluhan ditandai dengan banyak warga yang bertanya (min 2 pertanyaan)
3. Peserta mampu

tentang kriteria hygiene restoran/rumah makan dan dampak mengenai hygiene restoran/rumah makan yang tidak sesuai kriteria
3. Diskusikan dengan

menyebut-kan dan menjelaskan kembali tentang materi penyuluhan


4. Pekerja dan

pekerja dan pemilik usaha mengenai modifikasi hygiene restoran/rumah makan


4. Berikan

pemilik usaha bersedia untuk memodifikasi hygiene

reinforcement kepada

pekerja dan pemilik usaha bila keadaan hygiene sekarang sudah mencakup sebagian kriteria hygiene 2. Risiko terjadinya kecelakaan kerja berhubungan dengan kelelahan dan penyakit pada tenaga kerja dan factor eksternal lainnya, ditandai dengan: DO: TD 190/120 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 kali pertemuan pekerja home industry diharapkan mampu : 1. Meningkatkan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan tenaga kerja
2. Meningkatkan

restoran/rumah makan

Pemilik dan Pekerja home industry warung nasi Rima dan nasi Goreng HD

K.I.E (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)

Penyuluhan tentang kesehatan kerja

restoran/rumah makan 1. Menyiapkan alat dan bahan penyuluhan flipchart dan leaflet mengenai kesehatan kerja
2. Berkoordinasi dengan

Kamis,10 Maret 2011, Pukul 10.0011.00 (2x15 menit)

V E R B A L

1. Seluruh pemilik

dan pekerja menghadiri penyuluhan


2. Peserta

penyuluhan antusias mengikuti penyuluhan ditandai dengan banyak warga

pemilik usaha tentang kesehatan kerja


3. Menjelaskan tentang

kesehatan kerja 4. .Memberikan evaluasi secara verbal mengenai materi penyuluhan. 5. Berikan reinforcement bagi pekerja yang mampu menjawab Warung nasi Rima dan Nasi goreng HD

yang bertanya (min 2 pertanyaan)


3. Peserta mampu

efisiensi dan produktivitas pekerja sehingga meningkatkan

menyebut-kan dan

mmHg DS: bu Heni mengatakan kalau bekerja pernah pingsan dan pusing/sakit kepala.

produksi home industry


3. Pekerja mencapai

pertanyaan evaluasi

Jatinango r

menjelaskan kembali tentang materi penyuluhan

derajat kesehatan yang sebaikbaiknya


4. Menyebutkan

strategi untuk meningkatkan kondisi kesehatan pemilik dan pekerja


5. Menyebutkan

cara untuk memodifikasi sistem kerja untuk mengurangi tingkat kelelahan pemiliki

RENCANA KEGIATAN (PRE-PLANNING) PENYULUHAN KESEHATAN KERJA MAHASISWA FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN Masalah Pokok Bahasan

: Pendidikan Kesehatan : PHBS Lingkungan Kerja dan Keselamatan Kerja Sub Pokok Bahasan : Bahaya merokok dan hygiene restoran Organisasi hari kerja: setiap hari

Kualitas Keindahan Lingkungannya : lingkungan warung lumayan bersih dan indah, tertata dengan baik dan rapi Hubungan antar pekerja : hubungan kekeluargaan antar adik (pemilik) dan kakaknya (membantu mengelola) Hubungan pekerja dengan atasan : terjalin baik karena ada hubungan keluarga antara adik dan kakak Nilai & sikap pekerja : sikap pekerja saling bantu membantu dalam melayani permintaan pembeli Pembagian kerjanya : tidak ada pembagian khusus untuk pekerjaan tertentu, semua dikerjakan bersama-sama. : Pemilik dan Pekerja home industry warung nasi Rima Goreng HD : Warung nasi Rima dan Nasi goreng HD, Jatinangor. : Kamis,10 Maret 2011 / Pukul 10.00-11.00 : 2 x 30 menit : Kelompok 11 Keperawatan Komunitas 4 dan nasi

Sasaran Tempat Hari/Tanggal Waktu Penyuluh A. Latar Belakang

Perkembangan dalam bidang kesehatan di Indonesia semakin meluas dan tidak hanya berorientasi pada upaya kuratif saja melainkan meliputi upaya promotif, preventif, dan rehabilitatif yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan kerja merupakan kegiatan pokok puskesmas yang ditujukan terutama pada masyarakat pekerja informal diwilayah kerja

puskesmas dalam rangka upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit serta kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja. Perawat sangat berperan dalam melaksanakan upaya tersebut Fakultas keperawatan Universitas Padjadjaran merupakan fakultas kesehatan yang memberikan pendidikan kepada mahasiswa secara terintegrasi. Salah satunya adalah dengan menerapkannya praktik lapangan pada mata kuliah Komunitas IV yang diharapkan mampu menerapkan ilmu yang didapat selama perkuliahan secara langsung kepada masyarakat serta ikut membantu memberikan Berdasarkan hasil pengkajian di Rumah Makan Rima dan Nasi Goreng HD yang dilaksanakan pada hari Selasa, 08 Maret 2011 di Jatinangor, maka dirumuskan beberapa fokus masalah yang terjadi pada pekerja dan lingkungannya, yaitu : - Pekerja Rumah Makan Rima dan Nasi Goreng HD sebagian besar perokok aktif. - Rumah Makan Rima dan Nasi Goreng HD belum memenuhi Persyaratan higiene sanitasi restoran atau rumah makan. Melihat permasalahan yang telah dirumuskan tersebut, mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran, membuat beberapa kegiatan yang nantinya diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mengurangi masalah kesehatan yang terjadi di lingkungan home industri ini. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah Penyuluhan tentang bahaya merokok dan memenuhi Persyaratan higiene sanitasi restoran atau rumah makan. B. Tujuan (1)Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan penyuluhan, pekerja mengetahui bahaya perilaku merokok dan kriterian hygiene sanitasi restoran/ rumah makan serta keselamatan dan kesehatan kerja. (2)Tujuan Instruksional Khusus Pekerja dapat mengulang kembali mengenai: Bahaya merokok dan keuntungan merokok Penyakit akibat merokok Strategi berhenti merokok Keuntungan melakukan hygiene di rumah makan. Akibat tidak melakukan hygiene di rumah makan.

Cara untuk memodifikasi lingkungan untuk memenuhi criteria hygiene di rumah makan. Keselamatan dan kesehatan kerja di warung nasi / dapur Kesehatan lingkungan dapur Kesehatan personal karyawan di dapur Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja di dapur Jenis-jenis kecelakaan kerja yang dapat terjadi di dapur Pencegahan kecelakaan kerja di dapur secara umum Penanggulangan / penanganan terhadap kecelakaan kerja yang terjadi di dapur

C. Pokok Materi (1) (2) (3) (4) (5) (6)


(7) (8) (9) (10) (11) (12)

Bahaya merokok dan keuntungan merokok Penyakit akibat merokok Strategi berhenti merokok Keuntungan melakukan hygiene di rumah makan. Akibat tidak melakukan hygiene di rumah makan. Cara untuk memodifikasi lingkungan untuk memenuhi criteria hygiene di rumah makan Keselamatan dan kesehatan kerja di warung nasi / dapur Kesehatan lingkungan dapur Kesehatan personal karyawan di dapur Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja di dapur Jenis-jenis kecelakaan kerja yang dapat terjadi di dapur Pencegahan kecelakaan kerja di dapur secara umum Penanggulangan / penanganan terhadap kecelakaan kerja yang terjadi di dapur

(13)

D. Peserta Pemilik dan Pekerja Warung nasi Rima dan Nasi goring HD

E. Kegiatan

Tahap Sebelum kegiatan

Kegiatan Pendidik a. Menyiapkan peralatan perlengkapan b. Set ruangan c. Menyiapkan daftar hadir Apersepsi a. Melakukan perkenalan b. Menjelaskan tujuan pembelajaran c. Menjelaskan cakupan materi yang dan

Kegiatan Peserta Didik -

Metode -

Media Flip Chart (dipasang sepanjang kegiatan berlangsung )

Waktu 10

Kegiatan pembuka

10 Flip Chart

Menyimak

Ceramah

Uraian materi

akan dibahas (1) Bahaya merokok Menyimak dan Ceramah dan merokok (2) Penyakit merokok (3) Strategi merokok (4) Keuntungan melakukan hygiene di rumah makan. (5) Akibat rumah makan. (6) Cara memodifikasi lingkungan memenuhi untuk criteria untuk tidak melakukan hygiene di berhenti akibat keuntungan diskusi dan Tanya Jawab Poster/ Flip Chart

30

hygiene di rumah makan

(7) Keselamatan

dan di

kesehatan

kerja

warung nasi / dapur


(8) Kesehatan

lingkungan dapur
(9) Kesehatan personal

karyawan di dapur
(10)

Faktor terjadinya kerja Jenis-jenis di

penyebab kecelakaan dapur


(11)

kecelakaan kerja yang dapat terjadi di dapur


(12)

Pencegahan kerja di /

kecelakaan

dapur secara umum (13)Penanggulangan penanganan terhadap

kecelakaan kerja yang Kegiatan menutup terjadi di dapur Menutup pertemuan: a. Menyimpulkan materi b. Mengundang Peserta mampu materi diberikan c. Menjawab pertanyaan atau komentar dengan singkat dan jelas Total 60 hasil Menyimak Mengutarakan komentar pendapat/perta diharapkan menyimpulkan yang telah Evaluasi Ceramah Tanya jawab Flip Chart 10

atau pertanyaan peserta. -nyaan

F. Materi Penyuluhan Terlampir. G. Metode Pengajaran (1) Ceramah (2) Diskusi (3) Tanya jawab H. Media Pengajaran (1) Flip Chart (2) Leaflet I. Rencana Evaluasi Hasil Kegiatan (1)Peserta dapat menjawab pertanyaan dan mengulang kembali tentang bahaya merokok dan keuntungan merokok (2)Peserta dapat menjawab pertanyaan dan mengulang kembali tentang penyakit akibat merokok (3)Peserta dapat menjawab pertanyaan dan mengulang kembali tentang strategi berhenti merokok (4)Peserta dapat menjawab pertanyaan dan mengulang kembali tentang keuntungan melakukan hygiene di rumah makan. (5)Peserta dapat menjawab pertanyaan dan mengulang kembali tentang akibat tidak melakukan hygiene di rumah makan.
(6) Peserta dapat menjawab pertanyaan dan mengulang kembali tentang cara untuk

memodifikasi lingkungan untuk memenuhi kriteria hygiene di rumah makan.


(7) Peserta dapat menjawab pertanyaan dan mengulang kembali tentang kesehatan dan

keselamatan kerja di dapur.

LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN A. Higiene sanistasi restoran / rumah makan Persyaratan higiene sanitasi yang harus di penuhi (six principle of food sanitation) a. persyaratan lokasi 1. Lokasi Rumah makan dan restoran terletak pada lokasi yang terhindar dari pencemaran yang diakibatkan oleh debu, asap, serangga, dan tikus. Tidak berdekatan dengan sumber pencemaran antara lain terdapat pembuangan sampah umum, wc, umum, dan pengolahan limbah yang dapat diduga mencemari hasil produksi makanan. 2. Bangunan Umum. Bangunan dan rancang bangun harus dibuat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan terpisah dengan tempat tinggal Tata ruang a) Pembagian ruangan minimal terdiri dari dapur, gudang, ruang makan, toilet, ruang karyawan, ruang makan, dan ruang administrasi. b) Setiap ruangan mempunyai batas dinding serta ruangan satu dan lainnya dihubungkan dengan pintu c) Ruangan harus ditata sesuai dengan fungsinya, sehingga memudahkan arus tamu, arus karyawan, arus bahan makanan dan makanan jadi, serta barang-barang lainnya yang dapat mencemari makanan d) Konstruksi. Lantai : lantai harus kedap air, rata, tidak licin, dan mudah dibersihkan. Pertemuan lantai dengan dinding tidak boleh membuat sudut mati. Dinding: permukaan dinding sebelah dalam harus rata, mudah dibersihkan, konstruksi dinding tidak boleh dibuat rangkap, permukaan dinding yang terkena percikan air harus dibuat kedap air atau dilapisi dengan bahan kedap air dan mudah dibersihkan seperti porselin dan sejenisnya setinggi 2 meter dari lantai. Ventilasi : venlitasi alami harus memenuhi syarat sebagai berikut : cukup menjamin peredaran udara dengan baik, dapat menghilangkan uap, gas,

asap, bau, dan debu dalam ruangan, ventilasi buatan diperlukan bila ventilasi alami tidak dapat memenuhi persyaratan. Pencahayaan/penerangan : intensitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup untuk melakukan pekerjaan pengolahan makanan secara efektif dan kegiatan pembersihan ruangan, di setiap ruang kerja seperti gudang, dapur, tempat cuci tangan, intensitas pencahayaan sedikitnya10 foot condle, pencahayaan/penerangan harus tidak menyilaukan dan tersebar merata, sehingga sedapat mungkin tidak menimbulkan bayangan yang nyata Atap : tidak bocor, cukup landai, tidak menjadi sarang tikus, serangga dan lainnya Langit-langit : permukaan rata, berwarna terang dan mudah dibersihkan, tidak terdapat lubang-lubang, tinggi langit-langit dan lantai sekurangkurangnya 2,4 meter Pintu : pintu dibuat dan bahan yang kuat dan mudah dibersihkan, pintu dapat dibuka dengan baik dan membuka ke arah luar, setiap bagian bawah pintu setinggi 36 cm dilapisi logam, jarak antara pintu dan lantai tidak lebih dari 1 cm. b. 1. Dapur Luas dapur sekurang-kurangnya 40 % dari ruang makan atau 27 % dari luas bangunan Permukaan lantai dibuat cukup landai ke arah saluran pembuangan air limbah Permukaan langit-langit harus menutup seluruh atap ruangan dapur Permukaan rata Berwarana terang dibersihkan Ventilasi dilengkapi dengan alat pengeluaran udara panas maupun bau-bauan Tungku dapur dilengkapi dengan sungkup asap, alat perangkap asap, cerobong asap, saringan dan saluran serta pengumpulan lemak Intensitas pencahayaan alam maupun buatan minimal 10 foot candle Pertukaran udara sekurang-kurangnya 15 kali per jam untuk menjamin kenyamanan pekerja di dapur Menghilangkan asap dan debu Persyaratan Dapur, ruang makan, dan gudang makan

Ruang dapur harus bebas dari serangga, tikus dan hewan lainnya Tidak boleh berhubungan langsung dengan jamban/WC Ruang dapur paling sedikit terdiri atas: Tempat pencucian peralatan Tempat penyimpanan bahan makanan Tempat pengolahan Tempat persiapan Tempat administrasi 2. Ruang makan
Setiap kursi tersedia ruangan minimal 0,85 m2

Meja, kursi, dan taplak meja harus dalam keadaan bersih Tidak boleh berhubungan lansung dengan jamban/WC 3. Gudang bahan makanan Gudang makanan tidak boleh untuk menyimpan bahan lain selain makanan
Pencahayaan gudang minimal empat foot candle pada bidang setinggi lutut

Gudang dilengkapi dengan ventilasi menjamin sirkulasi udara Gudang harus dilengkapi dengan pelindung serangga dan tikus c. Persyaratan pengolahan makanan 1. Pengolahan makanan dengan cara terlindung dan kontak langsung dengan tubuh 2. Perlindungan kontak langsung dengan makanan jadi dapat dilakukan dengan menggunakan sarung tangan plastik, penjepit makanan, sendok garpu, dan sejenisnya 3. Tenaga pegolah makanan pada saat bekerja harus memakai celemek, tutup rambut, sepatu dapur, tidak merokok, tidak makan atau mengunyah, tidak memakai perhiasan, selalu mencuci tangan sebelum bekerja, selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah keluar dari kamar mandi, selalu memakai pakaian kerja yang bersih yang tidak dipakai di luar tempat bekerja
4. Tenaga pengolah makanan harus memilki sertifikat vacsinasi chotypa dan baku

kesehatan yang berlaku d. Penyajian makanan Makanan harus terhindar dari bahan pencemar Peralatan yang digunakan untk menyajikan harus terjaga kebersihannya

Makanan jadi yang disajikan dalam keadaan hangat ditempatkan pada fasilitas

penghangat makanan dengan suhu minimal 60oC Penyajian dilakukan dengan perilaku yang sehat da perilaku yang bersih Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan berikut : Ditempat yang bersih Meja penyajian harus tertutup kain putih atau tutup plastik berwarna yang menarik kecuali jika meja dribuat dai formica Tempat bumbu merica, garam,cuka, tomato, saus, kecap, dan sambal lainnya perlu dijaga kebersihannya Asbak tempat abu rokok yang tersedia di meja makan setiap saat dibersihkan, peralatan makan dan minum yang telah dipakai paling lambat 5 menit sudah harus dicuci e. Persyaratan tempat penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi 1. Penyimpanan bahan makanan Tempat penyimpanan bahan makanan selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih Penempatan terpisah dengan makanan jadi Bahan makanan disimpan dalam aturan sejenis Disusun dalam rak-rak sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan rusaknya bahan makanan 2. Penyimpanan makanan jadi Terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan
Makanan yang cepat busuk disimpan dalam suhu panas 65,5oC atau disimpan

dalam suhu dingin 4 derajat C atau kurang


Makanan cepat busuk untuk penggunaan dalam waktu lama (lebih dari 6 jam)

disimpan dalam suhu -5oC sampai -1oC

B. Bahaya Merokok bagi Kesehatan Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paruparu, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit. Seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin. Setiap kali menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, berarti juga mengisap lebih dari 4.000 macam racun. Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racunracun tadi ke dalam rongga mulut dan tentunya paru-paru. Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita mungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya. Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari secondhand-smoke, yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok, atau biasa disebut juga dengan perokok pasif. Zat yang terkandung dalam rokok, diantaranya: 1. Zat kimia Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol, dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi, dan menimbulkan kanker (karsinogen).
2. Nikotin

Dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya.

Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan.
3. Timah Hitam(Pb)

Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan, bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh!
4. Gas Karbonmonoksida (CO)

Memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 15 persen. Berlipat-lipat!
5. Tar

Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Adapun dampak bagi kesehatan adalah: 1. Paru-paru Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paruAkibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM. Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. 2. Jantung Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer. a. Penyakit Jantung Koroner Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak. Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan. Akibat penggumpalan

(trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer.
b. Stroke

Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. 3. Gangguan Kesehatan Jiwa Merokok berkaitan erat dengan disabilitas dan penurunan kualitas hidup. Dalam sebuah penelitian di Jerman sejak tahun 1997-1999 yang melibatkan 4.181 responden, disimpulkan bahwa responden yang memilki ketergantungan nikotin memiliki kualitas hidup yang lebih buruk, dan hampir 50% dari responden perokok memiliki setidaknya satu jenis gangguan kejiwaan. Selain itu diketahui pula bahwa pasien gangguan jiwa cenderung lebih sering menjadi perokok, yaitu pada 50% penderita gangguan jiwa, 70% pasien maniakal yang berobat rawat jalan dan 90% dari pasien-pasien skizrofen yang berobat jalan. Berdasaran penelitian dari CASA (Columbian University`s National Center On Addiction and Substance Abuse), remaja perokok memiliki risiko dua kali lipat mengalami gejala-gejala depresi dibandingkan remaja yang tidak merokok. Para perokok aktif pun tampaknya lebih sering mengalami serangan panik dari pada mereka yang tidak merokok Banyak penelitian yang membuktikan bahwa merokok dan depresi merupakan suatu hubungan yang saling berkaitan. Depresi menyebabkan seseorang merokok dan para perokok biasanya memiliki gejala-gejala depresi dan kecemasan (ansietas). Sebagian besar penderita depresi mengaku pernah merokok di dalam hidupnya. Riwayat adanya depresi pun berkaitan dengan ada tidaknya gejala putus obat (withdrawal) terhadap nikotin saat seseorang memutuskan berhenti merokok. Sebanyak 75% penderita depresi yang mencoba berhenti merokok mengalami gejala putus obat tersebut. Hal ini tentunya berkaitan dengan meningkatnya angka kegagalan usaha berhenti merokok dan relaps pada penderita depresi. Selain itu, gejala putus zat nikotin mirip dengan gejala depresi. Namun, dilaporkan bahwa gejala putus obat yang dialami oleh pasien depresi lebih bersifat gejala fisik misalnya berkurangnya konsentrasi, gangguan tidur, rasa lelah dan peningkatan berat badan). Nikotin sebagai obat gangguan kejiwaan Merokok sebagai salah satu bentuk terapi untuk gangguan kejiwaan masih menjadi perdebatan yang kontroversial.

Gangguan kejiwaan dapat menyebabkan seseorang untuk merokok dan merokok dapat menyebabkan gangguan kejiwaan, walau jumlahnya sangat sedikit, sekitar 70% perokok tidak memiliki gejala gangguan jiwa. Secara umum merokok dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi, menekan rasa lapar, menekan kecemasan, dan depresi. Dalam beberapa penelitian nikotin terbukti efektif untuk pengobatan depresi. Pada dasarnya nikotin memberikan peluang yang menjanjikan untuk digunakan sebagai obat psikoaktif. Namun nikotin memiliki terapheutic index yang sangat sempit, sehingga rentang antara dosis yang tepat untuk terapi dan dosis yang bersifat toksis sangatlah sempit. Sehingga dipikirkan suatu bentuk pemberian nikotin tidak dalam bentuk murni tetapi dalam bentuk analognya. Namun, kerangka pemikiran pemberian nikotin sebagai obat tidaklah dalam bentuk kebiasaan merokok. Seperti halnya morfin yang digunakan sebagai obat analgesik kuat (penahan rasa sakit), pemberiannya harus dalam pengawasan dokter. Gawatnya, saat ini nikotin bisa didapatkan dengan bebas dan mudah dalam sebatang rokok, hal ini perlu diwaspadai karena kebiasaan merokok tidak lantas menjadi sebuah pembenaran untuk pengobatan gejala gangguan kejiwaan. 4. Sistem Reproduksi Studi tentang rokok dan reproduksi yang dilakukan sepanjang 2 dekade itu berkesimpulan bahwa merokok dapat menyebabkan rusaknya sistim reproduksi seseorang mulai dari masa pubertas sampai usia dewasa Pada penelitian yang dilakukan Dr. Sinead Jones, direktur The British Medical Assosiations Tobacco Control Resource Centre, ditemukan bahwa wanita yang merokok memiliki kemungkinan relatif lebih kecil untuk mendapatkan keturunan. pria akan mengalami 2 kali resiko terjadi infertil (tidak subur) serta mengalami resiko kerusakan DNA pada sel spermanya. Sedangkan hasil penelitian pada wanita hamil terjadi peningkatan insiden keguguran. Penelitian tersebut mengatakan dari 3000 sampai 5000 kejadian keguguran per tahun di Inggris, berhubungan erat dengan merokok. 120.000 pria di Inggris yang berusia antara 30 sampai50 tahun mengalami impotensi akibat merokok. Lebih buruk lagi, rokok berimplikasi terhadap 1200 kasus kanker rahim per tahunnya. Perempuan yang merokok sangat mungkin untuk mulai memasuki masa menopause sebelum usia 45 tahun dan juga membuat mereka menghadapi resiko osteoporosis dan serangan jantung, demikian laporan beberapa peneliti Norwegia.

Di antara sebanyak 2.123 perempuan yang berusia 59 sampai 60 tahun, mereka yang saat ini merokok, 59% lebih mungkin mengalami menopause dini dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok, kata Dr. Thea F. Mikkelsen dari University of Oslo dan rekannya. Bagi perokok paling berat, resiko menopause dini hampir dua kali lipat. Namun, perempuan yang dulunya merokok, tapi berhenti setidaknya 10 tahun sebelum menopause, pada dasarnya kurang mungkin untuk berhenti menstruasi dibandingkan dengan perokok sebelum usia 45 tahun. Ada bukti bahwa merokok belakangan dalam kehidupan membuat seorang perempuan lebih mungkin untuk mengalami menopause dini, sedangkan perokok yang berhenti sebelum berusia setengah baya mungkin tak terpengaruh, kata Mikkelsen dan timnya di dalam jurnal Online, BMC Public Health. Mereka meneliti hubungan lebih lanjut dan menetapkan apakah menjadi perokok pasif juga mungkin mempengaruhi waktu menopause. Para peneliti tersebut mendapati bahwa hampir 10% perempuan memasuki menopause sebelum usia 45 tahun. STRATEGI BERHENTI MEROKOK Berikut ini strategi-strategi yang dapat anda gunakan untuk berhenti merokok: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Rencanakan waktu berhenti Obat-obatan Bantu diri anda sendiri Kelompok pendukung Konseling Cold turkey Olahraga Ajak Sahabat/Keluarga Anda Terapi alternatif

APA YANG HARUS ANDA LAKUKAN? Bila anda seorang perokok dan berencana ingin memiliki anak, berhentilah merokok sekarang juga (Para ahli merekomendasikan setidaknya anda berhenti merokok sebulan sebelum terjadinya pembuahan). Berkonsultasilah dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk membantu menghilangkan kebiasaan merokok anda. Banyak sekali tehnik yang ditawarkan, carilah yang paling cocok untuk dilakukan.

7 cara berhenti merokok yang dianjurkan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Bersihkan dan buang. Bersihkan dan buang semua rokok yang anda miliki. Buat catatan dan peringatan. Tulis catatan seperti Anda sekarang bukan perokok Lakukan terus-menerus. Tetaplah berhenti merokok pada hari yang telah anda tentukan untuk berbuat demikian Pusatkan perhatian pada pekerjaan sehari-hari untuk mengalihkan keinginan merokok. Berpikir positif. Mintalah dukungan Melawan keinginan untuk merokok

GERBANG NARKOBA Akibat kronik yang paling gawat dari penggunaan nikotin adalah ketergantungan. Sekali seseorang menjadi perokok, akan sulit mengakhiri kebiasaan itu baik secara fisik maupun psikologis. Merokok menjadi sebuah kebiasaan yang kompulsif, dimulai dengan upacara menyalakan rokok dan menghembuskan asap yang dilakukan berulang-ulang. Karena sifat adiktifnya (membuat seseorang menjadi ketagihan) rokok dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM IV) dikelompokkan menjadi Nicotine Related Disorders. Sedangkan WHO menggolongkannya sebagai bentuk ketagihan. Proses farmakologis dan perilaku yang menentukan ketagihan tembakau sama dengan proses yang menimbulkan ketagihan pada obat, seperti heroin dan kokain. Nikotin mempunyai sifat mempengaruhi dopamin otak dengan proses yang sama seperti obat-obatan tersebut. Dalam urutan sifat ketagihan zat psikoaktif, nikotin lebih menimbulkan ketagihan dibanding heroin, kokain, alkohol, kafein dan marijuana. Menurut Flemming, Glyn dan Ershler merokok merupakan tingkatan awal untuk menjadi penyalahguna obat-obatan (drug abuse). Mencoba merokok secara signifikan membuka peluang penggunaan obat-obatan terlarang di masa yang akan datang. Berdasarkan data epidemiologi diketahui kurang lebih 20% dari perokok memiliki risiko delapan kali menjadi penyalahguna NAPZA, dan berisiko sebelas kali untuk menjadi peminum berat dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Perhatian khusus mengenai masalah ini dikaitkan dengan meningkatnya jumlah perokok remaja. Menangani masalah kebiasaan merokok pada remaja diharapkan dapat mencegah masalah yang akan timbul dikemudian hari berkaitan kebiasaan tersebut, salah satunya adalah pencegahan penyalahgunaan narkoba. Menurut Teddy Hidayat, Spesialis Kedokteran Jiwa, Remaja yang berisiko tinggi adalah remaja-remaja yang memiliki sifat pemuasaan segera,

kurang mampu menunda keinginan, merasa kosong dan mudah bosan, mudah cemas, gelisah, dan depresif. Pemahaman tentang kebiasaan merokok dan kecenderungan sifat kepribadian seseorang akan sangat membantu upaya menghentikan kebiasaan yang merugikan tersebut. Untuk pencegahan kebiasaan merokok pada anak-anak dan remaja. Orang tua serta guru memegang peranan besar untuk mengawasi, memberikan informasi yang benar dan yang terpenting tidak menjadi contoh perilaku individu yang ketagihan kebiasaan merokok. BERHENTI MEROKOK Beberapa alasan untuk berhenti merokok 1. Impotensi Merokok akan mengurangi aliran darah yang diperlukan untuk mencapai suatu keadaan ereksi. Karena hal tersebutlah rokok dapat mempengaruhi days ereksi penis. 2. Wajah keriput Merokok dapat mengurangi aliran oksigen dan zat gizi yang diperlukan sel kulit Anda dengan jalan menyempitkan pembuluh darah di sekitar wajah. Sehingga akan menyebabkan keriput. 3. Gigi berbercak dan nafas bau. Partikel dari rokok sigaret dapat memberi bercak kuning hingga cokelat pada gigi Anda, dan ini juga akan memerangkap bakteri penghasil bau di mulut Anda. Kelainan gusi dan gigi tanggal juga lebih sering terjadi pada perokok. 4. Anda dan di sekitar menjadi bau. Rokok sigaret memiliki bau yang tidak menyenangkan dan menempel pada segala sesuatu, dari kulit dan rambut Anda sampai pakaian dan barang-barang di sekitar Anda. Dan bau ini sama sekali bukan hal yang membangkitkan selera pasangan maupun teman-teman. 5. Tulang rapuh Sejumlah penelitian menemukan hubungan antara merokok dengan osteoporosis pada pria dan wanita. Sebuah penelitian mengamati kasus patah tulang pinggul pada wanita lansia, dan menyimpulkan bahwa satu dari 8 kasus patah tulang itu disebabkan oleh kehilangan massa tulang yang disebabkan oleh merokok. 6. Depresi Sebagian ilmuwan menganggap rokok mengandung zat yang mampu menyebabkan peningkatan mood. Zat inilah yang biasanya kandungannya berkurang saat seseorang

menderita depresi. Itulah juga penyebabnya mengapa orang yang sedang stres atau depresi cenderung mencari pelarian ke rokok. 7. Panutan yang buruk bagi anak. Setiap hari, dliperkirakan 3000 anak di AS yang menjadi ketagihan merokok sigaret. Bila mereka terus merokok, 1000 diantaranya bisa dipastikan akan meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan merokok. 8. Kebakaran jika Anda ceroboh, saat merokok clan membuang puntung rokok yang masih menyala ke sembarang tempat dapat menyebabkan kebakaran. 9. Sirkulasi darah yang buruk Sel darah merah telah dirancang dari sananya untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Pada perokok, molekul oksigen digantikan oleh komponen dari asap rokok, sehingga menghambat transportasi oksigen yang penting bagi kehidupan sel. 10. Terkesan bodoh Jika perokok membela ketergantungannya, ada satu kebenaran yang tak mampu mereka pungkiri: Seperti kata slogan, rokok itu pembunuh. jadi, bila masih ada yang meneruskan kebiasaan itu, tentunya akan terlihat bodoh kan.

C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Warung Nasi / Dapur Kesehatan dan keselamatan kerja di dapur menyangkut beberapa aspek, yaitu kesehatan lingkungan dapur, kesehatan personal karyawan dapur, pencegahan kecelakaan kerja yang mungkin terjadi serta penanganan dan pengendaliannya. Untuk mewujudkan kesehatan dan keselamatan kerja di dapur, kita harus mewujudkan semua aspek tersebut. Semua aspek tersebut berhubungan dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut. Kesehatan Lingkungan Dapur Peralatan dan lingkungan yang bersih merupakan suatu faktor yang penting untuk mencegah kontaminasi bakteri seperti halnya kebersihan dan kesehatan tubuh para pekerja di dapur. Kebersihan atau kesehatan dapur menyangkut beberapa segi : 1. Lingkungan fisik dapur Lingkungan fisik dapur meliputi lantai, dinding, ceiling, pintu dan jendela, ventilasi, lampu penerangan, tempat mencuci tangan, ruang pegawai, toilet, ruang penampungan sampah, dan saluran limbah. Lingkungan fisik dapur ini harus dijaga kebersihannya karena dapur sebagai tempat pengolahan makanan, setiap saat menerima bahan makanan untuk diolah dan setiap saat pula ada kemungkinan bagi potongan-potongan atau kotoran bahan makanan jatuh ke lantai atau terselip pada tempat-tempat yang sulit dibersihkan. Semua kotoran ini mudah membusuk dan selanjutnya berfungsi sebagai media bagi bakteri berkembang biak dan mencemari makanan. 2. Peralatan dan perlengkapan dapur Peralatan dan perlengkapan dapur ini mencakup cara-cara pembersihan, penyimpanan dan penentuan desain peralatan. Peralatan-peralatan yang terdapat di dapur ini banyak jenisnya dan memiliki prosedur atau cara pembersihan yang mungkin berbeda. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan dapur adalah sebagai berikut :

a. Bersihkan ventilasi, langit-langit/ceiling, pintu dan jendela secara teratur agar selalu dalam keadaan bersih. b. Lantai hendaknya dicuci dengan menggunakan air sabun panas, kemudian dikeringkan. c. Dinding hendaknya dicuci dengan menggunakan air sabun panas kemudian dikeringkan. d. Toilet di lingkungan dapur harus selalu bersih dan tidak mengeluarkan bau. e. Cerobong asap hendaknya selalu dalam keadaan bersih. Hanya dengan pelaksanaan, prosedur dan pengawasan yang ketat serta terarah dapat dicapai suatu hasil yang dapat mencegah terjadinya akibat fatal seperti keracunan yang dapat timbul di dapur akibat dari tidak bersihnya lingkungan dapur. Oleh karena itu, para pekerja di dapur harus bekerja sama dalam menciptakan lingkungan dapur yang bersih dan sehat. Kesehatan Personal Karyawan di Dapur Para karyawan yang bekerja di dapur wajib bertanggung jawab dalam menentukan suatu standar kebersihan baik tempat kerjanya maupun dirinya sendiri. Mereka dituntuk untuk lebih berhati-hati dalam menjaga standar kebersihan, karena merekalah yang berperan dalam kebersihan secara keseluruhan. Beberapa hal yang perlu dilakukan karyawan dapur untuk menjaga kesehatan dirinya adalah sebagai berikut : a. Mandi harus teratur 2 kali sehari. b. Pakaian harus bersih baik sehari-hari maupun pakaian kerja. c. Tangan setiap kali akan bekerja dan sesudah bekerja harus dicuci dengan sabun. d. Kuku harus dipotong pendek dan selalu dibersihkan setiap hari. e. Rambut, jenggot dan kumis harus dicukur bersih dan rapi. f. Rambut dicukur rapi dan tidak terlau panjang. g. Tangan tidak boleh menyentuh mulut atau bibir selama menangani makanan karena mulut dan gigi merupakan sumber bakteri. Kerapian diri adalah bagian dasar dari kebersihan diri pribadi karyawan dan kebersihan diri merupakan tolak ukur dari kesehatan. Jadi, sebelum kita menciptakan lingkungan dapur yang sehat, kita harus mewujudkan kesehatan pribadi terlebih dahulu. Pribadi yang sehat juga akan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja. Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja di Dapur

Sebelum kita menentukan tindakan pencegahan, kita harus mengetahui terlebih dahulu penyebab terjadinya kecelakaan kerja di dapur. Faktor-faktor yang menjadi penyebab kecelakaan antara lain : 1. Faktor lingkungan Kondisi lingkungan yang tidak aman dapat menyebabkan kecelakaan, misalnya : a. Kesalahan konstruksi, misalnya lantai yang tidak rata. b. Tata letak yang kurang menguntungkan, letak gudang bahan makanan dan dapur berjauhan akan merangsang timbulnya kecelakaan. c. Penempatan peralatan yang kurang baik d. Peralatan yang tidak memenuhi syarat dan tidak dapat berfungsi dengan baik. e. Penerangan yang kurang baik 2. Faktor manusia Kecelakaan kerja juga dapat disebabkan oleh sikap pekerja itu sendiri. Adapun sikap tersebut adalah : a. Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh. b. Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect) c. Kesalahan dalam menggunakan api dan alat yang panas. d. Kesalahan dalam menggunakan mesin atau peralatan baik yang elektronik maupun yang non elektronik.
e. Bekerja terlalu tergesa-gesa sehingga terpeleset.

f. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana. g. Sengaja tidak peduli terhadap apa yang dikerjakan. Jenis-Jenis Kecelakaan Kerja yang Dapat Terjadi di Dapur dan Pencegahannya Kecelakaan di dapur adalah suatu hal yang tidak diharapkan, padahal di dalam dapur penuh dengan peralatan dan perlengkapan yang sangat membahayakan. Setiap alat dan perlengkapan mempunyai cara penanganan sendiri dan pegawai harus dapat menggunakan alat tersebut sebagaimana mestinya agar tidak terjadi kecelakaan. Selain itu, lingkungan dapur juga dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan, misalnya lantai yang terlalu licin dapat menyebabkan terpeleset atau terjatuh. Untuk itu, perlu dilakukan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan-kecelakaan kerja yang dapat terjadi di dapur. Adapun jenis-jenis kecelakaan kerja dan pencegahannya adalah sebagai berikut. 1. Luka bakar akibat terkena uap panas atau api

Di dapur, terdapat dua macam penyebab luka karena panas. Pertama burn disebabkan oleh panas yang kering misalnya pan yang panas, oven, dan sebagainya. Sedangkan scald disebabkan oleh panas yang basah misalnya air panas dan uap panas. Keduanya bisa menimbulkan akibat yang serius dan menimbulkan rasa sakit. Adapun tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya luka bakar adalah :
a. Pada waktu bekerja, pakailah celemek atau apron dengan semestinya.

b. Lengan baju dilipat semestinya hingga pergelangan siku. c. Pergunakan lap kering bila hendak mengambil atau membawa alat yang panas. d. Alat yang panas (pan, oven, grill, dsb.) harus diberi tanda dengan tepung atau garam. e. Pergunakan alat pengaduk yang cukup panjang sehingga tangan tidak bersentuhan dengan barang yang panas (minyak, air, pan, dll.) f. Jangan meletakkan atau menyimpan cairan panas pada rak di atas garis pandang mata. g. Buka tutup panci pada sisi terjauh dari letak badan h. Buka pintu oven panas sedikit demi sedikit dengan hati-hati. i. Perhatikan dan hati-hati dalam menggunakan minyak goreng. j. Hati-hati pada waktu menyaring atau menuang cairan panas. 2. Luka tergores atau terpotong benda tajam Menjalankan dan mengikuti peraturan yang diarahkan bagi keselamatan bersama adalah tugas semua orang. Dengan demikian, kecelakaan bisa dihindari atau paling tidak ditekankan seminimal mungkin agar waktu dan jam kerja tidak terganggu. Berikut beberapa cara menghindarkan diri dari luka terkena pisau dan alat tajam lainnya : a. Pisau Pergunakan pisau dengan semestinya atau dengan cara benar. Pisau harus selalu bersih dan tajam karena pisau yang tumpul lebih berbahaya. Bila membersihkan pisau, jauhkan bagian yang tajam dari hadapan tangan. Pergunakan talenan bila hendak memotong sesuatu. Pegangan pisau harus kering dan tidak berminyak. Letakkan pisau dengan baik, harus rata dengan meja atau talenan maupun bantalan serta mudah dilihat. Simpan pisau di tempatnya bila tidak dipergunakan lagi. Jangan menyimpan pisau di tempat yang tersembunyi (di dalam air, di tempat sampah dan sebagainya).

Jangan mencoba meraih pisau yang terjatuh tiba-tiba. Kontrol diri bila sedang memegang pisau. Jangan bermain dengan pisau dan jangan membawa pisau pada waktu bermain.

b. Mesin pemotong Jangan mencoba menggunakan mesin bila belum mengetahui dengan pasti tatacara pemakaiannya. Katup pengaman harus selalu terpasang baik. Jangan memasukkan sesuatu oleh tangan atau dengan benda lain untuk menekan barang yang akan dipotong ataupun digiling. Jangan mencoba untuk membuka pengaman bila mesin sedang atau dalam keadaan hidup atau bekerja. Matikan mesin dan cabut kontak listriknya setelah selesai menggunakannya dan bila akan membersihkan mesin tersebut. c. Barang pecah belah (dari gelas dan porselen) Pergunakan alas (baki) bila membawa barang pecah belah. Pergunakan sap dan dustpan untuk membersihkan pecahan yang besar dan gunakan lap yang basah untuk pecahan kecil. Pisahkan sampah pecahan gelas dengan sampah lainnya. Jangan menggunakan gelas sebagai skop es. Jangan memakai gelas atau alat lain yang sudah retak maupun pecah.

d. Tulang atau duri dan bahan makanan beku Pecahan tulang bisa membuat infeksi bila pecahan tulang daging, dari udang, sisik ikan dan sejenisnya dalam keadaan beku, maka keadaannya menjadi tajam, kaku dan membahayakan sekali. Daging atau ikan sebaiknya dipotong dalam keadaan lembek. Bila beku, biarkan lebih dahulu dalam suhu ruangan karena bila kita mencoba memotongnya, kemungkinan pisau meleset dan akan melukai. 3. Kecelakaan karena gas Gas yang dipergunakan sebagai bahan bakar adalah gas elpiji (LPG) yaitu gas buatan yang tidak berwarna, tetapi diberi ban yang spesifik sehingga mudah dikenal bila terjadi

kebocoran. Ledakan gas terjadi apabila ada gas terkumpul dalam suatu ruangan, tidak terbakar, dan tiba-tiba ada panas yang mempengaruhi ruangan tersebut. Panas yang menyambar gas akan menyebabkan tekanan udara dalam ruang tersebut bertambah ringgi dan akhirnya timbul ledakan. Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah bahaya ledakan gas adalah : a. Periksa pipa-pipa gas yang bocor, sehingga tidak ada gas yang keluar tanpa pembakaran. b. Periksalah pilot light sebelum menghidupkan api c. Bila akan menyalakan gas, maka biarkan pintu oven terbuka beberapa saat sehingga sisa-sisa gas yang terkumpul dalam ruangan oven dapat keluar. d. Bila menyalakan solid top range atau griddle maka setelah seluruh ruang gas terbakar, biarkan terbuka beberapa saat sehingga sisa-sisa gas di udara terbakar seluruhnya. 4. Kecelakan karena arus listrik Suatu alat mungkin sudah dirancang dan dipasang sedemikian rupa sehingga aman bagi pemakai. Namun, karena suatu keadaan yang belum diketahui dan menyebabkan alat tersebut mengandung arus listrik terbuka. Keadaan tersebut sering menimbulkan kaget, shock, gerak reflek ataupun kecelakaan yang patal. Tindakan pencegahan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : a. Saklar dan alat penyambung arus listrik harus selalu kering dan bersih. b. Jangan mempergunaan banyak stekker ataupun stekker cabang pada satu stop kontak. c. Periksalah keadaan kawat penghubung sehingga tidak ada bagian-bagian yang robek. d. Putuskan aliran listrik bila mesin atau alat tidak dipergunakan. e. Sebelum mencuci peralatan listrik pastikan alat itu sudah dimatikan dan kabelnya sudah dicabut. Setelah dicuci, selalu keringkan sebelum digunakan kembali. f. Laporkan segera bila melihat gejala-gejala aneh pada mesin atau alat. 5. Kecelakaan karena bahan kimia Beberapa bahan kimia dipergunakan juga dalam pengolahan makanan, misalnya untuk pembersih, pengawet ataupun pemberantas hama/tikus. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu : a. Bahan-bahan kimia harus disimpan dalam kotak khusus. b. Jangan mencoba mempergunakan bahan kimia bila belum tahu betul cara mempergunakannya. c. Berhati-hati waktu memasang racun tikus di dapur.

d. Berhati-hatilah dengan bahan kimia yang serupa dengan bahan makanan baik pada waktu mempergunakan, maupun pada waktu menyimpan kembali. Contohnya baking soda, garam Inggris, pupuk urea ataupun rinso tampak hampir sama dengan garam dapur atau gula. Liquid soap/tipol tampak hampir sama dengan minyak goreng, dan sebagainya.

6. Kebakaran Kebakaran di dapur rentan terjadi karena sikap manusia itu sendiri, disamping pengawasan yang kurang terhadap penggunaan peralatan atau barang yang dapat menimbulkan api, misalnya alat pemanas, peralatan listrik, punting rokok, dan ledakan gas. Untuk menghindari api, hal-hal yang dapat diterapkan yaitu :
a. Sediakan selalu alat-alat pemadam api atau fire extinguisher.

b. Sediakan alarm untuk peringatan jika terjadi kebakaran. c. Mengetahui aturan penanggulangan kebakaran di hotel/restoran yang bersangkutan. d. Mengetahui letak alat pemadam api. e. Segera bersihkan ceceran minyak. f. Jangan gunakan bahan pembersih yang mudah terbakar. g. Matikan aliran gas dan listrik bila tidak digunakan. h. Jangan merokok ketika sedang bertugas. 7. Terpeleset atau terjatuh Terpeleset atau terjatuh dapat menimbulkan sesuatu yang fatal, misalnya jika kepala atau bagian badan yang lain terbentur sesuatu. Terpeleset terjadi karena beberapa hal, yaitu karena keseimbangan yang kurang, lantai yang licin atau yang jauh lebih penting, mungkin sepatu atau alas kaki kita yang tidak sesuai dengan apa yang kita injak. Terpeleset atau terjatuh dapat dicegah dengan beberapa cara yaitu : a. Lantai harus kering, bila kita melihat atau menjatuhkan sesuatu, ambillah dan keringkan lantai. b. Lantai harus bebas dari barang perintang yang tidak seharusnya ada untuk menghindari kemungkinan terantuk. c. Jangan lupa memberi tanda bila lantai dalam keadaan licin, misalnya baru di pel. d. Alat-alat dapur yang tidak terpakai jangan diletakkan di lantai atau diatur rapi sehingga tidak membahayakan orang lain.

e. Pergunakan tangga bila meraih sesuatu yang tinggi. f. Pastikan bahwa tangga tersebut cukup panjang dan kuat. g. Pastikan tangga tersebut berdiri aman dan dekat dengan benda yang akan diambil. h. Periksa agar tangga tidak licin.

Pencegahan Kecelakaan Kerja di Dapur Secara Umum Seperti kata pepatah Lebih baik mencegah daripada mengobati. Hal ini berlaku pula dalam menangani kecelakaan kerja di dapur. Tindakan yang paling tepat adalah tindakan pencegahan (preventif) sebelum kecelakaan itu terjadi. Tindakan yang umum dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di dapur adalah : 1. Menggunakan alat pelindung diri Alat pelindung diri yang digunakan di dapur yaitu perlengkapan pakaian yang ditentukan dan penggunaan sarung tangan pada waktu tertentu. Penggunaan pakaian / seragam ini memang terkesan sederhana, namum memiliki fungsi yang sangat penting dalam melindungi diri selama melaksanakan kegiatan di dapur. Adapun perlengkapan tersebut adalah sebagai berikut : a. Topi Topi juru masak berbentuk silinder, lurus ke atas dan bagian atasnya tidak tertutup sehingga sirkulasi udara dapat terjadi dengan baik untuk mencegah kerontokan rambut. Topi juga berfungsi untuk mencegah keringat agar tidak sampai jatuh ke makanan.
b. Kacu (necktie)

Kacu terbuat dari kain yang tipis berbentuk segitiga sama kaki dengan panjang 90-100 cm. Fungsinya adalah untuk mengisap keringat yang timbul di daerah muka dan leher sehingga tidak jatuh kedalam makanan yang sedang diolah.
c. Kemeja (jacket)

Kemeja juru masak dibuat berlengan panjang, bagian dada dibuat berlapis dua serta memiliki double breasted. Tujuannya adalah untuk melindungi bagian dada dari panas api dan makanan yang menyirami tubuh dan melindungi tangan dari barang panas.
d. Celemek (apron)

Tujuan utama penggunaan apron adalah untuk melindungi tubuh bagian bawah dari cairan seperti air, kaldu, atau sauce panas yang mungkin menyiram.

e. Lap (towel)

Berfungsi untuk melindungi tangan dari alat-alat panas seperti panci dan oven.
f. Sarung tangan (hand gloves)

Sarung tangan dibutuhkan dalam proses pengolahan makanan agar tangan dan makanan tetap hygiene atau bersih sehingga mencegah penyebaran bakteri berbahaya.

g. Masker (Mask)

Berfungsi untuk mencegah terhirupnya bau yang menusuk hidung, bersin dan penularan penyakit atau bakteri sehingga makanan yang diolah tetap hygiene. 2. Memperhatikan dan menghindari faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja, baik faktor lingkungan maupun faktor manusia atau pekerja itu sendiri.
3. Manajer atau supervisor hendaknya memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada

pekerja di dapur mengenai semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan. Dalam hal ini, dibutuhkan pelatihan atau training dan pengawasan yang intensif.
4. Manajer atau supervisor hendaknya memasang gambar atau poster keselamatan kerja

yang berhubungan dengan dapur, misalnya : Gunakan pisau dengan benar, Hati-hati terhadap kebakaran, Never smoke while you are on duty, dan lain sebagainya. Posterposter ini tidak akan mengganggu kinerja para karyawan melainkan justru akan mengingatkan karyawan akan pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja. 5. Memperbaiki manajemen tentang kesehatan dan keselamatan kerja karena terjadinya kecelakaan kerja bisa merupakan akibat kesalahan manajemen. Manajemen yang baik akan menuntun kita menuju arah yang baik dan akan mengurangi resiko kecelakaan. Penanggulangan / Penanganan Terhadap Kecelakaan Kerja yang Terjadi di Dapur Tindakan pencegahan atau preventif memang merupakan tindakan yang paling tepat dalam menanggulangi kecelakaan kerja. Walaupun kita telah berusaha melakukan tindakan pencegahan, kecelakaan kerja itu tetap dapat terjadi. Oleh karena itu, kita juga harus mengetahui cara atau upaya penanggulangan apabila telah terjadi kecelakaan. Adapun usahausaha yang dapat dilakukan dalam menangani kecelakaan kerja adalah sebagai berikut : 1. Pertolongan pertama pada kecelakaan Apabila ada orang yang celaka atau terluka segera lakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Jika tidak, segera beritahukan kepada supervisor, manager, atau

orang yang ditunkuk oleh manajemen untuk menindaklanjuti kecelakaan. Di hotel besar, biasanya terdapat satu atau lebih petugas yang telah dilatih secara khusus untuk menjadi penolong pertama pada kecelakaan. Pastikan bahwa Anda mengetahui siapa yang harus dihubungi dan lokasi kotak First Aid. Pada kotak First Aid terdapat perlengkapan untuk pertolongan pada kecelakaan minor, kartu dengan petunjuk. Laporkan kepada supervisor jika ada perlengkapan yang kurang atu hilang. Di hotel besar juga biasanya tersedia medical clinic yang memberikan pelayanan kesehatan kepada karyawan dan tamu. 2. Menangani kebakaran Hal yang pertama dilakukan apabila kita mendapati kebakaran adalah membunyikan alarm dengan cepat. Hal ini juga berfungsi untuk mempercepat para fire fighters datang untuk memadamkan api. Namun, apabila api yang ditumbulkan sangat kecil, api tersebut dapat dipadamkan dengan air. Di hotel termasuk dapur umumnya terdapat pemadam api dengan bentuk tabung (fire extinguisher) yang digunakan untuk memadamkan api kecil. Namun kita harus mengetahui benar bagaimana dan kapan menggunakan fire extinguisher karena penggunaan extinguisher yang tidak tepat dapat menyebabkan api berkobar lebih besar. Jadi, jangan mencoba memadamkan api sementara kita tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang bagaimana menangani kebakaran. Apabila terjadi kebakaran besar, segera hubungi petugas pemadam kebakaran.
3. Menghubungi Emergency Call

Apabila kecelakaan yang terjadi termasuk ke dalam kecelakaan berat, segera hubungi emergency call. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a. Gunakan telepon terdekat untuk menghubungi nomor 999 (tidak dipungut biaya). b. Sampaikan dengan jelas layanan yang Anda inginkan : ambulance, pemadam kebakaran, polisi. c. Jika layanan terjawab, berikan nomor telepon yang Anda gunakan, sehingga operator dapat menelpon Anda kembali bila diperlukan. Bicaralah dengan jelas. d. Sampaikan lokasi kecelakaan, apa yang terjadi, jumlah korban dan penjelasan rinci tentang kecelakaan yang anda ketahui. e. Tetap berada di telepon sampai layanan emergency memutuskannya. Pastikan Anda telah memberikan informasi yang cukup dan akurat.

DAFTAR PUSTAKA Bagyono.2005.Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan Kerja di Bidang Perhotelan.CV ALFABETA Bagyono.2005.Mengikuti Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan di Tempat Kerja.Cakrawala Bartono dan Ruffino.2005.Food Product Management di Hotel dan Restaurant.CV Andi Offset Hadrizal.2008.Tingkat Kecelakaan Kerja di Indonesia Tertinggi. http://www.metroriau.com/?q=taxonomy/term/10 Notoatmodjo, Soekidjo, Prof. Dr. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta Ronibayu.2008.Pemahaman Kerja_Masih_Tinggi Kurang Kecelakaan Kerja Masih Tinggi.

http://ronibayu.multiply.com/journal/item/73/Pemahaman_Kurang_Kecelakaan_

Anda mungkin juga menyukai