Anda di halaman 1dari 126

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS IV PADA


KONSEP STRUKTUR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA

(Penelitian Tindakan Kelas Di MI Miftahul Huda Tebet Jakarta Selatan)

Skripsi

Ditujukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) Untuk


Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

KARMILAH
NIM : 809018300325

PROGRAM DUAL MODE SYSTEM


PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK

Karmilah NIM 809018300325, “Penerapan Pendekatan Konstruktivisme


Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV Pada Konsep Struktur
Tumbuhan dan Fungsinya” Jurusan PGMI FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil


belajar IPA dengan penerapan model pembelajaran pendekatan
Konstruktivisme pada konsep struktur tumbuhan dan fungsinya siswa kelas
IV MI Miftahul Huda. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dilaksanakan sebagai upaya
untuk mengatasi permasalahan yang muncul dalam kelas. Metode ini
dilakukan dengan empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan siklus yang berlangsung
secara berulang dan dilakukan dengan langkah yang sama dan difokuskan
pada pembelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran pendekatan
Konstruktivisme. Subjek penelitian tindakan kelas ini sebanyak 16 siswa
kelas IV MI Miftahul Huda, Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah instrument test, wawancara, dan observasi. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hasil belajar IPA
melalui penerapan model pembelajaran pendekatan Konstruktivisme
mengalami peningkatan yang signifikan, peningkatan tersebut dapat dilihat
pada hasil pretest dan postest pada pra siklus dan siklus. Pada pra siklus
hasil posttest nilai rata – rata 48,2 sedangkan hasil posttest nilai rata – rata
mencapai 68,7. Sementara pada pelaksanaan siklus hasil yang dicapai
adalah sebagai berikut : pretes nilai rata – rata 50,8 dan posttest nilai rata –
rata mencapai 78,2. Persentase hasil nilai siswa yang sudah memenuhi
KKM sebesar 87,5%. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa
penerapan model pembelajaran pendekatan Konstruktivisme memberi
konstribusi yang besar dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas I
MI Miftahul Huda.

Kata Kunci : Hasil Belajar IPA, Penerapan Model Pembelajaran


Pendekatan Konstruktivisme

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, yang dengan memuji Nya terbuka segala pintu
ilmu,
Berkat rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
dengan baik. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama penulisan skripsi yang berjudul “Penerapan Pendekatan
Konstruktivisme untuk meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV pada Konsep
Struktur Tumbuhan dan Fungsi nya.” penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami saat menjalani proses
penyelesaian skripsi. Namun berkat bimbingan dan pengarahan dari dosen
pembimbing serta kesungguhan hati dan dorongan dari berbagai pihak semuanya
dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
1. Nurlena Rifai MA, Ph. D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Fauzan, MA, Ketua Prodi PGMI Dual Mode UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Nengsih Junaengsih, M. Pd sebagai dosen pembimbing yang telah sabar
membimbing dan mengarahkan penulis serta memberi motovasi selama
proses penyusunan skripsi.
4. Seluruh dosen yang mengajar PGMI Dual Mode UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Ust. Ahmad Fikriansyah .SS. Kepala sekolah MI Miftahul Huda yang
telah memberikan ijin kepada penulis dalam pelaksanaan penelitian.
6. Rini Fuazianti. S.Pd., obsever yang telah membantu dalam melaksanakan
proses penelitian.
7. Sahabat-sahabatku kelompok bimbingan IPA UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Romelah, Iis Dahlia, Halimah, Abdullah, dan Ai Suryani. Dan

ii
sahabat-sahabat lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih
atas dukungan, kasih sayang dan perhatian kepada penulis.
8. Suami dan anak-anakku tercinta yang telah memberikan motivasi serta
do’a yang tidak henti-hentinya kepada penulis.
9. Ida Mustafida, S.Pd, yang telah banyak membantu dalam proses penulisan
skripsi sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik.

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, mudah-


mudahan bantuan, bimbingan, dukungan serta do’a yang telah diberikan
mendapat imbalan dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya, dan bagi seluruh pembaca sekalian, serta lembaga
pendidikan sebagai infomasi dalam peningkatan mutu pendidikan.

Jakarta, Juli 2014

Penulis

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAKSI.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1


A. LatarBelakangMasalah ........................................................ 1
B. Identifikasi Area danFokusPenelitian.................................. 4
C. PembatasanFokusPenelitian ................................................ 4
D. PerumusanMasalahPenelitian .............................................. 4
E. TujuandanKegunaanHasilPenelitian ................................... 5

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL


INTERVENSI TINDAKAN .................................................... 6
A. AcuanTeoritis Area danFokus yang Diteliti ........................ 6
1. HakikatBelajar ................................................................ 6
a. PengertianBelajardanPembelajaran .......................... 6
b. TujuanBelajar ........................................................... 8
c. TeoriBelajar .............................................................. 9
d. Prinsip – prinsipBelajar ............................................ 11
e. Faktor-faktor yang MempengaruhiBelajar ............... 13
2. BentukdanTipeBelajar .................................................... 13
a. BentukPerbuatanBelajar ........................................... 14
b. TipeHasilBelajar ....................................................... 16
3. HakikatPembelajaranKonstruktivisme ........................... 19
4. Pengertian Model PembelajaranKonstruktivisme .......... 20

v
5. Model PembelajaranKonstruktivisme ............................ 25
6. KelebihandanKekuranganKonstruktivisme .................... 25
B. HasilPenelitianyangRelevan ................................................ 26
C. HipotesisTindakan ............................................................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. TempatdanWaktuPenelitian ................................................ 28
B. MetodePenelitiandanRancanganSiklusPenelitian ............... 28
C. SubyekPenelitian ................................................................. 29
D. PerandanPosisiPenelitiDalamPenelitian .............................. 30
E. TahapInterventasiTindakan ................................................. 30
F. HasilInterventasiTindakan yang Diharapkan ...................... 30
G. Data danSumber Data .......................................................... 32
H. Instrument Pengumpulan Data ............................................ 33
I. TeknikPengumpulan Data ................................................... 34
J. Analisis Data danInterpretasi Data ...................................... 35
K. PengembangandanPerencanaanTindakan ............................ 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 36


A. Deskripsi Data ..................................................................... 36
Siklus I ................................................................................. 37
Siklus II ............................................................................... 48
B. Pembahasan ......................................................................... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 60


A. Kesimpulan .......................................................................... 60
B. Saran ................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 61

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 TahapanInterventasiTindakan ................................................ 30


Tabel 3.2 Jenis Data, InstrumendanSumberData ................................... 33
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrument PenelitianStrukturAkar&Fungsinya ..... 33
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrument StrukturDaundanFungsinya .................. 34
Tabel 4.1 HasilTesKemampuanSiswaSiklus I ....................................... 40
Tabel 4.2 KategoriHasilTesdanKemampuanSiswaSiklus I ................... 40
Tabel 4.3 PersentaseKetercapaian KKM pada Pretest Siklus I ............. 41
Tabel 4.4 PersentaseKetercapaian KKM padaProttestSiklis I ............... 41
Tabel 4.5 Data ObservasiKegiatan Guru Siklus I .................................. 42
Tabel 4.6 PersentaseHasilObservasiKinerja Guru ................................. 43
Tabel 4.7 Data ObservasiKomponenSiswaSiklus I ............................... 44
Tabel 4.8 PersentaseHasilObservasiSiswa............................................. 44
Tabel 4.9 IndikatorCatatanLapanganPadaSiklus I ................................. 45
Tabel 4.10 HasilWawancaraPembelajaran IPA denganMetodeKonstruktivisme
............................................................................................... 45
Tabel 4.11 HasilTesKemampuanSiswaSiklus I ....................................... 50
Tabel 4.12 KategoriHasilTesKemampuanSiswaSiklus II........................ 50
Tabel 4.13 PersentaseKetercapaian KKM pada Pretest Siklus II ............ 51
Tabel 4.14 PersentaseKetercapaian KKM padaProttestSiklus II ............. 51
Tabel 4.15 Data ObservasiKegiatan Guru Siklus II................................. 52
Tabel 4.16 PersentaseHasilObservasiKinerja Guru dalam Proses
Pembelajaran IPA padaStrukturTumbuhandanFungsinya ..... 53
Tabel 4.17 Data ObservasiKomponenSiswaPadaSiklus II ...................... 53
Tabel 4.18 PersentaseHasilObservasiSiswaKelas IV MI Miftahul Huda
Pada Proses Pembelajaran IPA .............................................. 54
Tabel 4.19 IndikatorCatatanLapanganPadaSiklus II ............................... 55
Tabel 4.20 HasilWawancaraPembelajaran IPA
denganMetodeKonstruktivismepadaKonsepStrukturTumbuhandan
Fungsinya ............................................................................... 56

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses TerjadinyaModifikasiStrukturKognitif .................. 22


Gambar 2.2 Tahap-tahapImplikasidan Model Konstruktivisme ........... 24
Gambar 2.3 BaganAlurPenelitianTindakanKelas ................................ 29

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Siklus I…………………………………………………………...62


Lampiran 2 RPP Siklus II…………………………………………………………..72
Lampiran 3 LKS Siklus I…………………………………………………………...87
Lampiran 4 LKS Siklus II………………………………………………………….89
Lampiran 5 InsturmenTes Siklus I………………………………………………...91
Lampiran 6 InstrumenTes Siklus II……………………………………………….97
Lampiran 7 Pedoman Wawancara Siswa………………………………………...102
Lampiran 8 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I………………………….104
Lampiran 9 Lembar Observasi PTK Siklus I……………………………………106
Lampiran 10 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II………………………...107
Lampiran 11 Lembar Observasi PTK Siklus II…………………………………..109
Lampiran 12 Soal Tes Siklus I……………………………………………………..110
Lampiran 13 Soal Test Siklus II……………………………………………………113
Lampiran 14 UjiValiditas, Realibilitas, Tingkat
Kesukaran dan Daya Pembeda Soal Uji Coba Siklus I…………...116
Lampiran 15 UjiValiditas, Realibilitas, Tingkat Kesukaran dan
Daya Pembeda Soal Uji Coba Siklus II…………………………...118
Lampiran 16 Analisis Butir Soal Pretest Siklus I…………………………………120
Lampiran 17 Analisis Butir Soal Posttest Siklus I…………………………………121
Lampiran 18 Analisis Butir Soal Pretest Siklus I1………………………………..122
Lampiran 19 Analisis Butir Soal Posttest Siklus I1……………………………….123
Lampiran 20 Hasil Pretest dan Posttest Siklus I…………………………………..124
Lampiran 21 Hasil Pretest dan Posttest Siklus II………………………………....125

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagaimana kita ketahui bahwa pada abad XXI adalah abad globalisasi,
dimana pasar bebas mulai diberlakukan dan pembauran terjadi dalam banyak
aspek kehidupan. Pada abad ini persaingan antar bangsa semakin ketat khususnya
dalam perdagangan dan penguasaan Iptek. Perubahan abad ini begitu cepat, segala
sesuatunya bergerak dan bergerak, sehingga untuk menghadapi persaingan yang
sedemikian bebas dan ketat di butuhkan kesiapan sumber daya manusia (SDM)
yang berkualitas. Persoalan mutu SDM tentu tidak terlepasdari pendidikan, karena
keunggulan di bidang SDM bisa di capai bila terdapat keunggulan dalam bidang
pendidikan. Oleh karena itu mutu pendidikan menjadi sangat penting dan perlu
mendapat perhatian yang serius terutama pada tingkat pendidikan dasar dan
menengah. Hal ini menuntut agar pemerintah lebih bijaksana dalam
mengembangkan pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang
dalam UUSPN No 20 tahun 2003 tercantum pada pasal 3 secara lengkap
berbunyi sebagai berikut:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupang bangsa, bertujuan untk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”1

Ilmu pengetahuan alam (sains) merupakan hasil kegiatan manusia berupa


pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisisir, tentang alam sekitar yang
diperoleh dari pengelaman melalui serangkaian proses ilmiah. Sehingga siswa
dapat belajar mandiri untuk mencapai hasil yang optimal. Kemampuan siswa
dalam mengunakan metode ilmiah perlu dikembangkan untuk memecahkan

1
Depdiknas, Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan, (Jakarta:
FITK PRESS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan),hal.6

1
2

masalah-masalah dalam kehidupan nyata. Bahwa “IPA berhubungan dengan cara


mencari tahu tentang alam sekitar secara sistematis, sehingga bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja
tetati juga merupakan suatu proses penemuan.”2
Oleh karena itu dalam proses pembalajaran guru harus dapat menggunakan
strategi dalam mengajar dan alat peraga yang dapat menarik dan memotivasi
siswa untuk belajar sungguh-sungguh terutama dalam pelajaran IPA yang
merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting dalam mengenal lingkungan
alam dan sekitar kita dengan baik sehingga hasil belajarnya meningkat.
Hasil belajar IPA khususnya kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul
Huda masih sangat rendah, hal ini terbukti berdasarkan data yang diperoleh dari
hasil ulangan IPA semeter ganjil tahun 2012/2013 ternyata hanya 8 siswa dari 16
siswa kelas satu yang memperoleh nilai mencapai KKM, jadi hanya 50 % saja
yang mencapaiKKM yang ditetapkan sekolah. Hal tersebut disebabkan oleh
kurangnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA, ini terlihat pada proses
belajar mengajar, pada saat mengikuti pembelajaran IPA siswa nampak tidak
serius dan bersifat fasif, siswa lebih banyak mengobrol dengan teman-temanya
atau berjalan-jalan dikelas daripada mendengarkan penjelasan guru. Dengan
model pembelajaran seperti diatas maka hasil yang didapat siswa tidak dapat
bertahan lama yang menyebabkan kebosanan dalam belajar. Mereka kurang
diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat, tetapi hanya langsung menerima
transfer materi dari guru, sehingga siswa tidak memiliki pengalaman dalam proses
belajar.
Dalam pembelajaran IPA peserta didik dituntut untuk dapat menemukan
pengertian sendiri, apakah itu berarti mereka diharuskan menemukan kembali
prinsip-prinsip sains sejak awal, jawabannya tentu terletak pada pemahaman
konsep bahwa dalam pengajaran sains yang paling utama ialah penekanan pada
self construction dalam belajar dan tentu saja tidak mungkin peserta didik dituntut
untuk menemukan kebenaran sains secara mutlak, dengan menerapkan penemuan
dalam tahap-tahap penemuan eksploratif, penemuan bebas dan eksperimentasi,

2
Kurikulum KTSP Depdiknas 2006
3

maka sedikit demi sedikit self constrruction tersebut dapat dikembangkan.Untuk


itu perlu dikembangkan suatu model pembelajaran IPA yang melibatkan siswa
secara aktif dalamkegiatan pembelajaran untuk menemukan atau menerapkan
sendiri ide-idenya. Guru hanya memberi tangga yang membantu siswa untuk
mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, namun harus diupayakan agar
siswa dapat menaiki tangga tersebut.3
Berdasarkan penjabaran diatas, maka dalam proses belajar mengajar sains
perlu digunakan model pembelajaran tertentu yang lebih efektif dan disesuaikan
kepada materi yang diberikan. Diantara benyak model pembelajaran sains yang
lebih dirasakan dapat merangsang siswa untuk berfikir kreatif dan lebih
mempunyai tanggung jawab serta dapat memiliki kecakapan hidup dalam
bersosialisasi dengan lingkungannya adalah pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran konstruktivisme yang menekankan bahwa pengetahuan
adalah (konstruksi) bentukan sendiri. Pengetahuan bukan tiruan dari realitas,
bukan juga gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan merupakan
hasil kontruksi kognitif melalui kegiatan seseorang dengan membuat stuktur,
kategori, konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan
tersebut.
Pendekatan pembelajaran konstruktivisme ini termasuk pendekatan yang
dapat mengaktifkan dan menyenangkan siswa, namun tidak boleh membuat siswa
kesulitan atau membebani mereka. Tetapi diharapkan dengan pembelajaran
konstruktivisme ini dapat meningkatkan hasil belajardan dapat memotivasi siswa
dalam belajar serta bertujuan agar guru dapat meningkatkan kemampuannya
dalam mengajar. Berdasarkan latar belakang itulah, penulis mencoba untuk
melakukan penelitian tentang pembelajaran konstruktivisme dengan mengambil
judul skripsi “Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Kelas IV Pada Konsep Struktur Tumbuhan dan Fungsinya”.

3
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal.143
4

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian


Berdasararkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa rendah karena siswa kurang mampu memahami konsep
materi pembelajaran IPA.
2. Kurangnya keterlibatan siswa dalam memperoleh pengetahuan.
3. Suasana pembelajaran IPA kurang menarik sehingga siswa jenuh pada saat
pembelajaran berlangsung.

C. PembatasanFokus Penelitian
Mengingat luasnya ruang lingkup dan keterbatasan waktu, agar
pembahasan tidak menyimpang dari pokok permasalahan maka penulis memberi
alternatif dan prioritas pemecahan masalah dalam penelitian ini, yaitu melalui
pendekatan Konstruktivisme dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa,
antara lain:
1. Pendekatan konstruktivisme yang diterapkan adalah pendekatan yang
dikembangkan oleh Piaget.
2. Materi yang diajarkan adalah materi tentang struktur tumbuhan dan
fungsinya.
3. Aspek yang diukur adalah aspek kongitif, yaitu jenjang C1-C3
4. P TK yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK menurut Kurt Lewin

D. Perumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka masalah yang
akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada konsep struktur
tumbuhandan fungsinya setelah diterapkan pembelajaran konstruktivisme?

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk:
5

Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa Kelas mVIMI Miftahul Huda


Tebet Jakarta Selatan pada pembelajaran IPA dengan menggunan model
pembelajaran pendekatan konstruktivisme.
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Guru
Sebagai masukan agar lebih memperkaya ilmu pengetahuan dan
keterampilan serta mengembangkan kreatifitas dalam proses pembelajaran,
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Sekolah
Sekolah dapat memberikan proses pembelajaran terbaik kepada
seluruh siswa dan dapat memberikan masukan kepada guru-guru untuk
bersama-sama meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
6

BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teoritis Area Dan Fokus Yang Diteliti


1. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah satu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan
masyarakat.Lingkungan akademik seperti di lingkungan sekolah, pelajar, siswa
dan siswi serta mahasiswa yang mempunyai tugas belajar.Kegiatan belajar adalah
kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari mereka.
Konsep tentang belajar sendiri telah banyak dikemukakan oleh para ahli,
diantaranya:4
- Menurut Gagne, belajar adalah suatu proses dimana suatu organism berubah
perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.
- Menurut Driscroll, belajar yaitu perubahan yang terus-menerus dalam kinerja
atau potensi kinerja manusia
- James LM, belajar adalah upaya yang dilakukan dengan mengalami sendiri,
menjelajahi, menelusuri, dan memperoleh sendiri.
- Garry dan Kingsley berpendapat bahwa belajar adalah proses perubahan
tingkah laku yang orisinil melalui pengalaman dan latihan-latihan.
- Robert dan Davis, belajar adalah perubahan perilaku yang relativf permanen
sebagai suatu fungsi praktis atau pengalaman.
- Oemar Hamalik berpendapat bahwa belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
- Menurut Nana Syaodih belajar adalah segala perubahan tingkah laku baik yang
berbentuk kognitif maupun psikomotor dan terjadi melalui proses pengalaman.
Maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di
dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk

4
Masitoh dkk, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Dirjend Pendidikan Islam Depag RI,
2009), hal.3

6
7

peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang seperti peningkatan


kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, daya fikir, dan lain-lain
dalam berbagai bidang.
Jadi secara umum definisi belajar adalah perubahan tingkah laku.
Perubahan yang didasari dan timbul akibat praktek, pengalaman, latihan bukan
secara kebetulan. Belajar berbeda dengan pertumbuhan kedewasaan, dimana
perubahan yang terjadi dalam individu berasal dari bawaan genetiknya. Perubahan
tingkahlaku individu sebagai hasil belajar ditunjukan didalam berbagai aspek
seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, persepsi, motivasi atau gambaran
dari aspek-aspek tesebut. Sedangkan pengertian belajar berbeda dengan
pembelajaran. Kalau pengertaian belajar lebih mengarah pada hasil sedangkan
pengertian pembelajaran lebih mengarah pada prosesnya.
Pengertian pembelajaran oleh Piaget dalam bukunya Dimyati dan
Mujiono, yang menyatakan bahwa :
Pembelajaran terdiri dari empat langkah yaitu: 1) Menentukan topikyang
akan dipelajari sendiri, 2) Memilih atau mengembangkan aktifitas kelas dengan
topik tersebut, 3) Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk menemukan
pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah, 4) Melaksanakan
penilaian tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan dan melakukan revisi.5

Sedangkan Nata wijaya dan Moesa membuat rumusan tentang pengetian


pembelajaran adalah upaya pembimbingan terhadap siswa agar siswa itu secara
sadar dan terarah berkeinginan untuk belajar dan memperoleh hasil belajar sebaik-
baiknya, sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa yang bersangkutan.6
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka arti pembelajaran dalam
penelitian ini adalah suatu proses infasilitasi peserta didik yang berupa susunan
informasi dan lingkungan, berisi topik dan langkah-langkah belajar untuk
mengembangkan aktifitas yang harus dilakukan peserta didik serta penilaian
pelaksanaan tipa-tiap kegiatan, penilaian tingkat keberhasilan dan perbaikan untuk
memperoleh hasil belajar yang sebaik-baiknya.

5
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2002),
hal.14-15
6
Ibid,hal.23.
8

b. Tujuan Belajar
Tujuan-tujuan belajar yang eksplisit diuasahakan untuk mencapai dengan
tindakan instruksional, lazim dinamakan dengan intructional effects, yang biasa
berbentuk keterampilan dan pengetahuan. Sedangkan tujuan-tujuan yang lebih
merupakan hasil sampingan yaitu: tercapai karena siswa “menghidupi” (to live in)
suatu sistem belajar tertentu seperti contohnya, kemampuan berfikir kritis dan
kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima pendapat orang lain.
Ditinjau secara umum, maka tujuan belajar ada tiga jenis :
1) Untuk Mendapat Pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir, pemilikan pengetahuan dan
kemampuan berfikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak
dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya
kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan.
2) Pemahaman Konsep Keterampilan
Pemahaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu
keterampilan. Jadi keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani,
keterampilan jasmani adalah keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat,
diamati sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan gerak/penampilan dari
anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Termasuk dalam hal ini masalah-
masalah tehnik dan pengulangan, sedangkan keterampilan rohani lebih rumit,
karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat
dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak.
3) Pembentukan Sikap
Dalam interaksi belajar-mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat,
didengar, ditiru semua perilakunya oleh para siswanya. Dari proses observasi
siswa juga mungkin menirukan perilaku gurunya, sehingga diharapkan terjadi
proses internalisasi yang dapat menumbuhkan proses penghayatan pada setiap
siswa yang kemudian diamalkan.
9

c. Teori Belajar
Beberapa teori belajar yang dikutip dari para ahli pendidikan sebagai
berikut:
1) Teori Behavioristik
Teori belajar perilaku (behavioristik) merupak teori belajar yang
mengobservasi perilaku individu dalam belajar, baik perilaku eksternal dan
terbuka. Dalam teori belajar ini dikenal beberapa teori belajar yaitu :
a) Koneksionisme
Teori koneksionisme (connectionism) adalah teori yang dikembangkan
oleh Edward L Thorndike (1874-1949) dalam syah berdasarkan eksperimen
dengan menggunakan hewan seperti kucing untuk mengetahui fenomena belajar.
Dari hasil eksperimennya ia berpendapat bahwa belajar adalah hubungan stimulus
dan respon dan disebut pula “S-R Bond Teory” dan S-R bond teory dan S-R
psychology of learning”.7

b) Teori pembiasaan klasik


Teori pembiasaan klasik (clasical conditioning) ini berkembang
berdasarkan hasil eksperimen yang dikembangkan oleh Ivan Valvov (1849-1936)
seperti yang dikutip oleh Syah. Dalam eksperimennya Ivan Palvov mengunakan
anjing untuk mengetahui hubungan antara conditionined stimulus (CS),
unconditioned stimulus (UCR), conditioned respon (CR), dan unconditioned
respon (UCR). Dari hasil eksperimennya ini menghasilkan hukum-hukum belajar
yaitu law of Respondent Conditioning dan Law of Respondent Extinction,
menurut Hitzman kedua hukum tersebut mempunyai makna :
(1) Law ofRespondent Conditioning (hukum pembiasaan yang dituntut) jika dua
macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi
reinforcer), maka refleks dan simultan lainnya akan meningkat.

7
Muhibun Syah, Psikolodi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda
Karya, 2005), hal.105.
10

(2)Law of Respondent Extinction (hukum pemusnahan yang dituntut) jika refleks


yang sudah diperkuat melalui respondent conditioning itu didatangkan
kembali tanpa menghadirkan reinforcer maka kekuatanya akan menurun.8

2) Teori Belajar Kognitif


Teori belajar kognitif adalah Jerome Bruner dan Jean Piget, teorinya
didasarkan pada asumsi bahwa: (1) Individu mempunyai kemampuan memproses
informasi, (2) Kemampuan memproses informasi tergantung pada faktor kognitif
yang perkembangannya berlangsung secara bertahap sejalan dengan tahapan
usianya, (3) belajar adalah proses internal yang kompleks berupa pemerosesan
informasi, (4) Hasil belajar adalah berupa perubahan struktur kognitif.9

3) Teori Belajar Humanisme


Tokoh teori Humanisme antara lain Carl Rogers. Teorinya didasarkan pada
asumsi bahwa: (1) Individu adalah pribadi utuh, (2) Individu mempunyai hasrat
untuk mengetahui (curiosity) hasrat untuk bereksplorasi dan mengasimilasi
pengalamannya, (3) Belajar adalah fungsi seluruh kepribadian individu, (4) belajar
akan bermakna jika melibatkan seluruh kepribadian individu (jika relevan dengan
kebutuhan individu, dan melibatkan aspek intelektual dan emosional individu).10

4) Teori konstruktivisme
Konstruktivisme adalah suatu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Von Glaserveld
menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan,
pengetahuan bukan gambaran dari dunia nyata yang ada, tetapi pengetahuan selalu
merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan
seseorang.11

8
Ibid, hal.109
9
Tatang Saripudin, Landasan Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan, 2009),
hal.112
10
Ibid, h.114
11
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grapindo
Persada, 2011), hal.37
11

d. Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip belajar adalah konsep-konsep ataupun asas (kaidah dasar) yang
harus diterapkan dalam proses belajar mengajar, jadi prinsip-prinsip belajar adalah
landasn berfikir, landasan berpijak dan sumber motivasi, dengan harapan tujuan
pembelajaran tercapai dan tumbuhnya proses belajar antar anak didik dan
pendidik yang dinamis dan terarah.
1) Prinsip-prinsip Belajar Menurut Slameto
Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar:
- Dalam belajar setiap siswa harus diusahan partisipasi aktif, meningkatkan
minat, dan membimbing untuk mencapai instruksional.
- Belajar harus dapat menimbulkan “Reinforcement” dan motivasi yang kuat
pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
- Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan
kemampuannya bereksplorasi dan belajar aktif.
- Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari :
- Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian
yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.
- Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuia dengan tujuan
instruksional yang harus dicapai.
- Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan
tenang.
- Repetisi, dalam proses belajar perlu latihan berkali-kali agar
pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.

2) Prinsip-prinsip Belajar menurut Gestalt


- Belajar berdasarkan keseluruhan
Orang berusaha menghubungkan suatu materi pelajaran yang lain sebanyak
mungkin. Mata pelajaran yang bulat lebih dimengerti daripada bagian-
bagiannya.
12

- Belajar adalah suatu proses perkembangan


Anak-anak baru dapat mempelajari dan merencanakan bila ia telah datang
menerima bahan pelajarannya itu. Manusia sebagai organisme yang
berkembang, kesediaan mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan oleh
kematangan jiwa, batiniah, tetapi juga perkembangan karena lingkungan dan
pengalaman.
- Siswa sebagai organisme keseluruhan
Siswa belajar tidak hanya intelektualnya saja, tetapi juga emosional dan
jasmaninya. Dalam pengajaran modern guru disamping mengajar, juga mendidik
untuk membentuk pribadi siswa.
- Terjadi Transfer
Belajar pada pokoknya yang terpenting pada penyesuaian pertama adalah
memperoleh respons yang tepat. Mudah atau sukarnya problem itu terutama
adalah masalah pengamatan bila dalam suatu kemampuan telah dikuasi betul-
betul, maka dapat dipindahkan untuk kemampuan yang lain.
- Belajar adalah reorganisasi pengalaman
Pengalaman adalah suatu interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.
Anak kena api, kejadian ini menjadi pengalaman bagi anak. Belajar itu baru
timbul bila seseorang menemui suatu situasi atau soal baru. Dalam menghadapi
itu ia akan mengunakan segala pengalaman yang telah dimiliki, siswa
mengadakan analisis reorganisasi pengalamannya.
- Belajar Harus Dengan Insight
Insight adalah suatu saat dalam proses belajar dimana seseorang melihat
pengertian tentang sangkut paut dan hubungan-hubungan tertentu dalam unsur
yang mengandung suatu problem.
- Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan
siswa
- Hal ini terjadi bila banyak berhubungan dengan apa yang diperlukan siswa
dalam kehidupan sehari-hari.
13

- Belajar berlangsung terus menerus


Siswa memperoleh pengetahuan tidak hanya disekolah tetapi juga diluar
sekolah, dalam pergaulan memperoleh pengalaman-pengalaman sendiri-sendiri,
oleh karena itu sekolah harus bekerjasama dengan orang tua di rumah dan di
masyarakat, agar semua turut serta membantu perkembangan siswa secara
harmonis.12

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar


Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat
dibedakan menjadi tiga macam yaitu (1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa),
yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. (2) Faktor ekternal (faktor dari
luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa. (3) Faktor pendekatan
belajar (approach to learning),yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran.13

2. Bentuk dan Tipe Hasil Belajar


Dalam proses belajar mengajar, tipe hasil belajar yang diharapkan dapat
dicapai siswa penting diketahui oleh guru, agar guru dapat merancang/mendesain
pengajaran secara tepat dan penuh arti. Setiap proses belajar-mengajar
keberhasilanya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa,
disamping diukur dari prosesnya. Artinya, seberapa jauh tipe hasil belajar yang
dicapai siswa. Tipe hasil belajar harus Nampak dalam tujuan pengajaran (tujuan
instruksional), sebab tujuan itulah yang akan dicapai oleh belajar mengajar.
Peristiwa belajar-mengajar adalah alat untuk mencapai tujuan pengajaran.
Ada beberapa pendapat yang melihat proses belajar. Dari semua pendapat tersebut
dapat dibagi menjadi tiga sudut pandang, yakni (a) Melihat belajar sebagai proses,
(b) Melihat belajar sebagai hasil (c) Melihat belajar sebagai fungsi. Ketiga
caratentang ini perlu bagi guru, karena tugas guru adalah membina/membimbing
12
Yatim Rianto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenda Media Group,
2010), hal. 62-63
13
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), hal.132.
14

dan mengarahkan kegiatan belajar siswa, agar memperoleh hasil yang telah
dirancang sebelumnya. Dalam uraian ini peristiwa belajar akan dipandang dari
segi hasil.
Howard Kingsley (Sudjana, 2004) membagi tiga macam hasil belajar,
yakni (a) keterampilan dan kebiasan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap
dan cita-cita masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ditetapkan
dalam kurikulum sekolah.14
Sedangkan Gagne (Sudjana,2004) mengemukakan lima kategori tipe hasil
belajar, yakni (a) verbal information (b) intelektual skill (c) cognitive strategy (d)
Attitide dan (e) motoric skill. Sementara Benyamin Bloom berpendapat bahwa
tujuan pendidikan yang hendak kita capai digolongkan atau dibedakan (bukan
dipisahkan) menjadi tiga bidang, yakni, (a) bidang kognitif, (b) afektif dan (3)
bidng psikomotor.
Dalam tulisan ini, hanya akan dibahas tipe hasil belajar menurut Gagne
dan Benyamin Bloom. Sekalipun dalam system pendidikan kita menganit teori
yang dikemukakan oleh Benyamin Bloom, namun ada baiknya dikemukakan
pendapat Gagne sebagai bahan perbandingan, sekaligus dapat memperkaya
pembaca, sebab pendapat keduanya banyak persamaannya.
a. Bentuk Perbuatan Belajar
Gagne berpendapat, bahwa belajar dapat dilihat dari segi proses dan dapat pula
dilihat dari segi hasil. Dari segi proses, menurut Gagne ada delapan tipe perbuatan
belajar, yakni:15
1) Belajar signal. Bentuk belajar ini paling sederhana yaitu memberikan reaksi
terhadap perangsang.
2) Belajar mereaksi perangsang melalui penguatan, yaitu memberikan reaksi
yang berulang-ulang manakala terjadi reinforcement atau penguatan.
3) Belajar membentuk rangkaian, yaitu belajar menghubung-hubungkan
gejala/faktor yang satu dengan yang lain, sehingga menjadi satu kesatuan
(rangkaian) yang berarti.
14
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2004), hal.45
15

4) Belajar asosiasi verbal, yaitu memberikan reaksi dalam bentuk kata-kata,


bahasa, terhadap perangsang yang diterimanya.
5) Belajar membedakan hal yang majemuk, yaitu memberikan reaksi yang
berbeda terhadap perangsang yang hampir sama sifatnya.
6) Belajar konsep, yaitu menempatkan objek menjadi satu klasifikasi tertentu.
7) Belajar kaidah atau belajar prinsip yaitu menghubung-hubungkan beberapa
konsep.
8) Belajar memecahkan masalah, yaitu mengabungkan beberapa kaidah atau
prinsip, untuk memecahkan persoalan.
Kedelapan tipe diatas, disusun mulai dari yang sederhana sampai kepada yang
kompleks. Dengan kata lain mempunyai hubungan hirarki. Belajar ditinjau dari
proses, seperti dikemukakan diatas memberi petunjuk bagaimana belajar itu
dilakukan, atau bagaimana terjadinya perbuatan belajar. Bukan pada petunjuk
mengenai hasil belajar yang harus dicapai siswa.
Sedangkan belajar yang berkenaan dengan hasil, (dalam pengertian banyak
hubunganya dengan tujuan pengajaran), Gagne mengemukakan ada lima jenis
atau lima tipe, yakni:
1) Belajar kemahiran intelektual (Kognitif)
Dalam tipe ini termasuk belajar diskriminasi belajar konsep dan belajar kaidah.
Belajar diskriminasi, yakni belajar kesanggupan membedakan beberapa objek
berdasarkan ciri-ciri tertentu.Untuk itu diperlukan pengamatan yang cermat dan
ciri-ciri objek tersebut seperti bentuknya, ukuran, warna, dan lain-
lain.Kemampuan membedakan objek dipengaruhi oleh kematangan, pertumbuhan,
dan pendidikannya.
2) Belajar informasi verbal
Pada umumnya belajar, berlangsung melalui informasi verbal, apalagi
belajar di sekolah, seperti membaca, mengarang, bercerita, mendengarkan uraian
guru, kesanggupan, menyatakan pendapat dalam bahasa lisan/tulisan,
berkomunikasi, kesanggupan memberi arti dari setiap kata/kalimat dan lain-lain.
3) Belajar mengatur kegiatan intelektual
16

Tipe belajar ini menekankan pada aplikasi kognitif dalam memecahkan


persoalan.Ada dua aspek penting dalam tipe belajar ini, yakni prinsip pemecahan
masalah dan langkah berpikir, dalam pemecahan masalah problem solving prinsip
pemecahan masalah memerlukan kemahiran intelektual seperti belajar
diskriminasi,belajar konsep dan belajar kaidah. Kemahiran intelektual tersebut,
pada gilirannya akan membentuk satu kumpulan intelektual yang lebih tinggi,
yakni langkah-langkah berpikir dalam pemecahan masalah. Dengan kata lain,
kemampuan memecahkan masalah merupakan aspek kognitif tingkat tinggi.
4) Belajar sikap
Sikap merupakan kesiapan dan kesediaan seseorang untuk menerima atau
menolak suatu objek berdasarkan penilaian terhadap objek itu apakah berarti atau
tidak bagi dirinya.Itulah sebabnya sikap berhubungandengan pengetahuan, dan
perasaan seseorang terhadap objek.Sikap juga dapat dipandang sebagai
kecenderungan seseorang untuk berperilaku (Predisposisi).Hasil belajar sikap
Nampak dalam bentuk kemauan, minat, perhatian, perubahan perasaan dan lain-
lain. Sikap dapat dipelajari dan dapat diubah melalui proses belajar.
5) Belajar keterampilan motorik
Belajar keterampilan motorik banyak berhubungan dengan kesanggupan
menggunakan gerakan badan, sehingga memiliki rangkaian gerakan yang teratur,
luwes, tepat, cepat, dan lancar.Misalnya belajar melakukan eksperimen dalam
IPA. Belajar motorik memerlukan kemahiran intelektual dan sikap, sebab dalam
belajar motorik bukan semata-mata hanya gerakan anggota badan, tetapi juga
memerlukan pemahaman dan penugasan akan prosedur yang harus dilakukan.

b. Tipe Hasil Belajar


Tujuan belajar yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang,
yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan
dengan sikap dan nilai), serta bidang psikomotor (kemampuan/keterampilan
bertindak/berperilaku), ketiga aspek ini tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki.
17

Berikut ini dikemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam ketiga aspek hasil
belajar:
1) Tipe Hasil Belajar Kognitif
Adapun tingkatan belajar tipa bidang kognitif, meliputi:
a) Tipe hasil Belajar Pengetahuan Hapalan (knowledge)
Pengetahuan hapalan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge
dari Bloom, cakupan dalam pengetahuan hapalan termasuk juga pengetahun
yang sifatnya faktual,disamping pengetahuan yang mengenai hal-hal yang
perlu diingat kembali seperti batasan, peristilahan, pasal, hukum, bab, ayat,
rumus dan laian-lain.
b) Tipe Hasil Belajar Pemahaman (comprehension)
Tipe hasil belajar ini lebih tinggi satu tingkat dari tipe hasil belajar
pengetahuan hapalan pemahaman memerlukan kemampuan menangkap
makna atau arti dari suatu konsep.Untuk itu diperlukan hubungan atau
pertauatan antara konsep dengan makna yang ada dalam konsep tersebut. Ada
tiga macam pemahaman yang berlaku umum; pertama pemahan terjemahan,
kedua pemahaman penafsiran, dan ketiga pemahaman ekstrapolasi
(kesanggupan melihat dibalik yang tertulis, tersirat, dan tersurat)
c) Tipe Hasil Belajar penerapan Aplikasi
Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabtraksi suatu konsep,
ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru
d) Tipe Hasil Belajar Analisis
Analisis adalah kesanggupan memecahkan, mengurai suatu integrita
(kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian yang mempunyai
arti, atau mempunyai tingkatan/hirarki.
e) Tipe Hasil Belajar Sintesis
Sintesis adalah lawan analisis. Bila pada analisis tekanan pada kesanggupan
menguraikan suatu integritas menjadi bagian yang bermakna, pada sintesis
adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas
f) Tipe Hasil Belajar evaluasi
18

Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu


berdasarkan judgment yang dimilikinya, dan kriteria yang dipakainya. Tipe
hasil belajar ini dikategorikan paling tinggi, dan terkadang semua tipe hasil
belajar yang telah dijelaskan sebelumnya

2) Tipe Hasil Belajar Afektif


Ada beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil
belajar.Tingkatan tersebut dimulai dari tingakatan yang sederhana/dasar sampai
tingkatan yang kompleks.15
a) Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan
(stimulasi) dari luar yang datang pada diri siswa.
b) Responding (jawaban), yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap
stimulasi yang datang dari luar
c) Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap
gejala atau stimulus tadi
d) Organisasi, yakni pengembangan nilai kedalam suatu system organisasi,
termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai yang lain dan
kemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan dari semua
sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkahlakunya.

3) Tipe Hasil Belajar Psikomotorik


Hasil belajar bidang psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill),
kemampuan bertindak individu (seseorang). Ada 6 tingkatan, yakni:
a) Gerakan refleks (Keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)
b) Kterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
c) Kemampuan perseptual termasuk didalamnya membedakan visual,
membedakan auditif motorik dan lain-lain.
d) Kemampuan bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan.
19

e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai


keterampilan yang kompleks.
f) Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti
gerakan akspresif dan interpretative.16

3. Hakikat Pembelajaran Konstruktivisme


Piaget menyatakan hakikat pengetahuan sebagai berikut :
a. Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan belaka,
melainkan selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek.
b. Subjek membentuk skeme kognitif, kategori konsep dan struktur yang perlu
untuk pengetahuan.
c. Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsepsi seseorang. Struktur konsepsi
membentuk pengetahuan jika konsepsi itu berlaku dalam berhadapan
dengan pengalaman-pengalaman seseorang.

Jadi yang terpenting dalam teori konstruktivisme adalah dalam proses


pembelajaran, pembelajaran yang harus mendapatkan penekanan. Merekalah yang
harus akatif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan pengajar atau orang
lain. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan
belajar siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan
kognitif siswa.17

4. Pengertian Model Pembelajaran Konstruktivisme


Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru
dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.18
Model belajar konstruktivisme adalah model pembelajaran yang
menekankan pada penegetahuan pengetahuan awal siswa sebgai tolak ukur dalam

16
Ibid, hal.54
17
Elin Rosalin,Gagasan Merancang Pembelajaran Konstektual, (Jakarta: PT Karsa
Mandiri Persada, 2010), hal.5
18
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal.266
20

belajar. Prinsip yang paling umum dan paling esensial dari konstrukrivis adalah
siswa memperoleh banyak pengetahuan diluar sekolah bukan dari bangku
sekolah. Model pembelajaran konstruktivisme bermula dari teori perkembangan
intelektual Piaget, yang memandang belajar sebagai proses pengaturan sendiri
(Self Regulation) yang dilakukan sesorang dalam mengatasi konnflik kognitif.
Konflik timbul pada saat terjadi ketidak selarasaan (disequbilration) antara
informasi yang diterima siswa dengan stuktur kognitif yang dimilikinya. Adapun
pengetahuan sendiri adalah proses internal untuk mencapai keselarasan
(equlibration) yang dilakukan melalui dua fungsi yaitu organisasi dan adaptasi.
Konflik kognitif muncul saat terjadi interaksi antara pengetahuan awal
yang telah dimiliki siswa dengan penomena baru yang tidak dapat dipadukan
begitu saja, sehingga diperlukan perubahan atau modfikasi stuktur kognitif untuk
mencapai keseimbangan. Peristiwa ini akan terjadi secara berkelanjutan selama
siswa menerima penegetahuan baru.
Masuknya informasi dalam stuktur kognitif (skemata) menurut Piaget
melalui dua mekanisme yaitu asimilasi dan akomodasi. Pada proses asimilasi
seseorang menggunakan stuktur kognitif dan kemampuan yang sudah ada untuk
beradaftasi dengan masalah atau informasi baru atau masalah yang dihadapi
sesorang mengandung kesamaan dengan stuktur mental yang sudah ada,
sementara pada akomodasi melibatkan modifikasi stuktur pengetahuan agar lebih
sesuai atau mengakomodasi stuktur kognitif.
Menurut Ausubel faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah apa
yang telah diketahui siswa atau konsep awal siswa. Hal ini mengetahui agar
terjadi pembelajaran bermakna, konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan
dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam stuktur kognitif siswa. Selain
pengetahuan awal siswa, menurut Ausubel ada beberapa konsep dan prinsip lain
yang perlu diperhatikan agar pemebalajaran menjadi bermakna antara lain.
Pengatur awal, diferrensial progresif, penyesuaian integratif, dan belajar super
ordinat.
Menurut Harlen seseorang memiliki pengetahuan pribadi yang merupakan
pemahaman sendiri tentang keadaan disekitarnya. Pengetahuan ini dapat bersifat
21

ilmiah yaitu dapat tahan uji terhadap kenyataan dan sebagian bersifat sehari-hari,
ada pula pengetahuan bersifat umum yaitu pengetahuan external yang dimiliki
masyarakat. Pengetahuan ini pun dapat bersifat ilmiah dan sebagaian bersifat
sehari-hari.
Para siswa sebelum memperoleh pembelajaran, sebenarnya sudah
mempunyai gagasan tentang peristiwa-peristiwa ilmiah yang terbentuk melalui
proses belajar informal dalam memahami pengalaman sehari-hari, saat siswa
memasuki ruang kelas, siswa telah membawa gagasan atau konsep awal yang
diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, gagasan atau konsep awal tersebut perlu
disadari oleh guru dalam kegiatan pembelajaran agar proses pembelajaran tidak
hanya memindahkan gagasan guru kepada siswa, melainkan sebagai proses untuk
mengubah gagasan yang ada melalui pengalaman di kelas.19
Proses terjadinya modifikasi stuktur kognitif dapat dilihat dari gambar 2.1
sebagai berikut.20

19
Ari Widodo.dkk. Pendidikan IPA di SD,(Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan-UPI.
2008), hal.50.
20
Ibid,hal.51
22

Hal Baru
Hasil interaksi dengan lingkungannya
( Dalam pembelajaran )

Diadopsi
Skemata

Dibandingkan dengan konsepsi

Tidak cocok COCOK

AKOMODASI
Ketidak seimbangan

COCOK

Jalan Buntu

KESEIMBANGAN

Alternatif strategi lain


MENGERTI
ASIMILASI

Gambar 2.1 Proses Terjadinya Modifikasi Struktur Kognitif

a. Ciri utama model kontruktivis, antara lain :21


1) Menekankan pada penegetahuan awal siswa yang diperoleh dari luar bangku
sekolah melalui interaksi sosial dan interaksi dengan lingkungannya.
2) Pada saat belajar ditekankan pada kegiatan mind-on dan hand-on
3) Ada perubahan konseptual saat belajar yang menjembantani antara konsepsi
awal siswa dan penegetahuan baru.
4) Siswa secara aktif membangun pengetahuannya sehingga siswa harus terlibat
dalam proses pembelajaran.

21
Ibid, hal. 52
23

5) Dalam proses pembelajran terjadi interaksi sosial antara sisiwa dengan siswa
dan siswa dengan guru.

b. Implikasi dari model belajar kontruktivis dalam pembelajaran meliputi


empattahapan yaitu :
1) Tahap Pengetahuan Awal
Pada tahap ini siswa didorong untuk mengungkapkan pengetahuan awal
tentang konsep yang akan dipelajari. Bila guru memancing dengan
pertanyaan-pertanyaan problematis tentang fenomena yang sering ditemui
sehari-hari dengan mengkaitkan konsep yang akan dibahas. Siswa diberi
kesempatan untuk mengkomunikasikan, mengilustrasikan pemahaman
tentang konsep tersebut.
2) Tahap ekplorasi
Pada tahap ini siswa diajak untuk menemukan konsep melalui penyelidikan,
pengumpulan data, dan penginterpretasikan data melalui suatu kegiatan yang
telah dirancang oleh guru. Kegiatan ekplorasi dapat berupa pengamatan,
percobaan, diskusi, tanya jawab, mencari informasi melaui buku atau surfing
di internet secara berkelompok. Pada tahap ini dirancang agar rasa ingin tahu
siswa tentang fenomena alam disekelilingnya dapat terpenuhi secara
keseluruhan. Pada tahap ini guru memberi kebebasan pada siswa untuk
mengekplorasi rasa keingin tahuannya.

3) Tahap Diskusi dan Penjelasan Konsep


Pada tahap ini siswa memberikan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada
hasil observasinya. Tugas guru memberikan penguatan bukan informasi.
Dengan demikian siswa sendiri membangun pemahaman baru tentang konsep
yang sedang dipelajari. Bila konsepnya/pengetahuan awalnya benar, maka
siswa menajdi tidak ragu-ragu tentang konsepsinya. Bila pengetahuan
awalnya salah, maka ekplorasi akan merupakan jembatan antara konsepsi
siswa dengan konsep baru.
24

4) Tahap Pengembangan dan Aplikasi Konsep


Pada tahap ini guru berusaha untuk menciptakan iklim pembelajaran yang
memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman konsepnya. Guru
memunculkan isu-isu di lingkungan yang dapat dipecahkan melalui
pemahaman konsep yang telah diperoleh. Dengan demikian diharapkan
konsep yang dipelajarinya akan menjadi bermakna.22

Tahap-tahap tersebut digambarkan dalam gambar 2.2 sebagai berikut23

Mengungkapkan Konsep awal untuk


membangkitkan motivasi

Ekplorasi

Diskusi dan pembelajaran


konsep

Pengembangan dan aplikasi konsep


Gambar 2.2 Tahap-tahap Implikasi dan Model Pembelajaran Konstruktivisme
c. Aplikasi
Konstruktivisme merupakan salah satu teori belajar yang berkembang dari
teori behaviorisme yang mangakaji perubahan tingkah laku dan kognitivisme yang
mengkaji tentang cara manusia belajar dan memperoleh pengetahuan yang
menekankankan pada aktifitas mental. Menurut Bruner (1960) teori
konstruktivisme menekankan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses
dimana siswa membina ide baru atau konsep berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman awal yang dimiliki siswa. Siswa memilih dan menginterpretasikan
pengetahuan, membina hipotesis dan membuat keputusan yang melibatkan

22
Ibid, hal.26
23
Ibid,hal.52
25

pengetahuan mental, memberikan makna dan membentuk penegalaman individu.


Hasil dari pemeblajaran ini dikenal dengan discovery learning.
5. Model Pembelajaran Konstruktivisme
Model pembelajaran konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang
proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar (perolehan
Pengetahuan) diawalidengan terjadinya konflik kognitif. Konflik kognitif hanya
dapat diatasi melalui pengetahuan diri (Self regulation). Pada akhir proses belajar,
penegetahuan akan dibangun sendiri oleh anak melalui pengalamannya dari hasil
interaksi dengan lingkungannya.
Konflik kognitif terjadi saat interaksi antara konsepsi awal yang telah dimiliki
dengan fenomena baru yang dapat diintegrasikan begitu saja, sehingga diperlukan
perubahan/modifikasi struktur kognitif (skema) untuk mencapai keseimbangan.
Peristiwa ini akan terjadi secara berkelanjutan selama siswa menerima
pengetahuan baru.24
Untuk memperbaiki hasil belajar siswa yang belum optimal, maka penulis
melakukan perbaikan pembelajaran. Dalam proses pelaksanaan perbaikan ini
dilakukan 2 siklus untuk mata pelajaran IPA.
Proses penulisan laporan ini berdasarkan hasil refleksi penulis dan diskusi
dengan teman sejawat yang membantu memberikan masukan-masukan demi
perbaikan proses pembelajaran yang konstruktivisme.

6. Kelebihan dan Kekurangan Konstruktivisme


a. Kelebihan
Murid berfikir untuk menyelesaikan masalah, menjadi ide dan membuat
keputusan.Paham karena murid terlibat secara langsung dalam membina
pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan boleh mengapliksikannya dalam
semua situasi. Selain itu murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan
ingat lebih lama semua konsep.

24
Nengsih Juanengsih, Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan Dasar dalam Bidang
Sains, sebuah Ontologi dalam Pendekatan Baru dalam Pembelajaran Sains dan Matematika
Dasar, (Jakarta: PIC IISEP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), hal. 69.
26

Kemahiran sosial diperoleh apabila berinteraksi dengan rekan dan guru


dalam membina pengetahuan baru; Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar
adalah tanggung jawab siswa itu sendiri; Mengembangkan kemampuan siswa
untuk mengejukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya; Membantu
siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap;
Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri; Lebih
menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.

b. Kelemahan
Dalam bahasan kekurangan atau kelemahan ini mungkin bisa kita lihat dalam
proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang
begitu mendukung; siswa berbeda persepsi satu dengan yang lainnya.25

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Banyak penelitian yang telah dilakukan dalanm rangka meningkatkan hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran IPA.Penelitian tersebut telah membuktikan
adanya pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa melalui
pendekatan konstruktivisme. Diantara penelitian yang dilakukan tersebut adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Rahmina Haerunisa dalam judul skripsi:
Pengaruh Pembelajaran Kontruktivisme dalam Pembelajaran Kimia Terhadap
Pemahaman Konsep Siswa Tentang Sistem koloid (Penelitian Tindakan Kelas di
MA Al-Baqiyatusholihat TenjoBogor). 26 Penelitian dilakukan pada tanggal 17
Maret-18 April 2008, hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa penerapan
pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatakan aktivitas dan prestasi belajar
siswa.
2. Penelitianyang dilakukan oleh Asep Suryadi dengan judul skripsi:Pengaruh
Pembelajaran Kotruktifisme Terhadap Hasil Belajar Sains Siswa MI Nurul
Islamiyah Ciseeng Bogor Pada Pokok Pembahasan Sistem peredaran Darah

25
http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/24/teori-belajar-konstruktivisme-406224.html
26
Siti Rahmina Haerunnisa: Pengaruh Pembelajaran Kontruktifisme Dalam
Pembelajaran Kimia Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Tentang Sistem koloid (Penelitian
Tindakan Kelas di MA AL – Baqiyatusholihat TenjoBogor).
27

Manusia.Penelitiannya menyimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran


27
konstruktivisme berpengaruh terhadap prestasi belajar sains.
3. Penelitian yangdilakukan oleh Amanah dengan judul skripsi:Pengaruh
Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas III Pada Konsep
Sumber Energi Dan Perubahannya (Kuasi Eksperimen Di MI Al-Hidayah Lebak
Bulus). Menyimpulkan bahwa pendekatan Konstruktivisme berpengaruh terhadap
hasil belajar pada konsep sumber energi dan perubahanya. Hal ini ditunjukan oleh
hasil uji t hitung (-5.461)< t tabel (2.086). Adapun jumlah siswa yang mencapai
KKM sebanyak 21 orang (95%) dari jumlah keseluruhan siswa kelas III yaitu 22
orang.28

C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: “Pendekatan Pembelajaran
Konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa Kelas IVMI
Miftahul Huda pada konsep Struktur Tumbuhan dan Fungsinya

27
Asep Suryadi : Pengaruh Pembelajaran Kotruktifisme Terhadap Hasil Belajar Sains
Siswa MI Nurul Islamiyah Ciseeng Bogor Pada Pokok Pembahsan Sistem peredaran Darah
Manusia.
28
Amanah: Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Hasil belajar IPA Kelas III
Pada Konsep Sumber Energi dan Perubahanya (Kuasi Eksperimen di MI Al-Hidayah Lebak
Bulus)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu Penelitian


Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di MI Miftahul Huda
kecamatan Tebet Jakarta Selatan, pada semester Genap Bulan Mei Tahun Ajaran
2012-2013.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian


Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa
penelitian tindakan kelas (Classroom action research), yaitu penelitian yang
dikembangkan berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar
mengajar di kelas.29Penelitian tindakan kelas yang di lakuka dalam penelitian ini
menggunakan model PTK menurut Kurt Lewin yang dilakukan melalui beberapa
tahap yaitu, perencanaan (planning), tindakan pelaksanaan (acting), pengamatan
(observing), dan refleksi (reflecting). 30Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus.
Siklus I menggunakan sub konsep struktur akar dan fungsinya dan siklus II
menggunakan sub konsep stuktur daun tumbuhan dan funginya.Siklus akan
berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai. Model penelitian tindakan
kelasnya adalahsebagia berikut :

29
Wijaya Kusumah dkk, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Indeks, 2010),
hal. 19
30
Ibid, hal. 20

28
29

SIKLUS I

Pelaksanaan tindakan I :
Sub konsep dari berbagai
Identifikasi Alternatif Pemecahan benda langit dengan Model
Permasalahan (Rencana Tindakan I) Konstruktivisme

Refleksi Hasil Analisis Hasil Observasi Aktifitas


Analisi Tindakan I Observasi Tindakan I Guru dan Siswa

Siklus II

Rencana Tindakan Pelaksanaan Tindakan II : Sub


II Konsep Cuaca

Refleksi Hasil Analisis Hasil Oservasi Aktivitas


Analisis Tindakan II Observasi Tindakan II Guru dan Siswa

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian Tindakan Kelas

C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah Siswa kelas IV MI Miftahul Huda Kecamatan
Tebet Jakarta Selatan yang berjumlah 16 orang yang terdiri dari 10 siswa laki –
laki dan 6 siswa perempuan.
30

D. Peran dan Posisi Penelitian Dalam penelitian


Peran dan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai guru yang
merencanakan, maka sebelum penelitian terlebih dahulu mengadakan pengamatan
terhadap proses pembelajaran IPA di kelas IV, kemudian perencanaan tindakan
dibantu oleh teman sejawat yang disebut kolabolator.

E. Tahapan Intervensi Tindakan


Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus. Hal ini
dimaksudkan untuk melihat bagaimana hasil belajar siswa pada setiap siklus
setelah diberikan tindakan. Jika pada penelitian siklus I terdapat perkembangan
maka diberikan pada siklus II lebih diarahkan pada perbaikan dan penyempurnaan
hal-hal yang dianggap kurang pada silklus I.
Tabel 3.1
Tahapan Intervensi Tindakan
Siklus I
Tahap Kegiatan
Perencanaan - Menyiapkan Kelas tempat penelitian
- Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
menggunakan pendekatan konstruktivisme
- Mendiskusikan RPP dengan Dosen pembimbing dan
korabolator
- Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan dengan
menggunakan pendekatan konstruktivisme
- Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru, alat peraga,
wawancara, catatan lapangan serta keprluan observasilainya
- Menyiapkan soal latihan pada setiap pertemuan tentang
sturktur akar dan fungsinya.
- Menyiapkan soal untuk pretest dan postest
- Menyiapkan alat dokumentasi
31

Pelaksanaan - Penelitian melaksanakan proses belajar-mengajar


- Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran
pendekatan konstruktivisme
- Guru memberikan tugas pada siswa untuk menyebutkan
struktur tumbuhan dengan alat peraga gambar
- Guru memberikan hadiah dan pujian pada siswa terbaik
Observasi Memberikan angket hasil belajar dan wawancara untuk
mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa dengan
membandingkan hasil belajar dan wawancara siklus I. Hasil
belajar dan wawancara dianalisis dengan menggunakan metode
yang sama.
Refleksi Mengevaluasi perkembangan kondisi siswa setelah dilakukan
tindakan kedua dengan melihat hasil lembar observasi hasil
bekajar dan wawancara dan diskusi dengan kolabolator terhadap
hasil yang telah didapat dalam setiap instrumen penelitian,
mengidentifikasi penyebab ketidak berhasilan penelitian pada
siklus II membandingkan hasil sebelum dan sesudah tindakan

Siklus II
Perencanaan - Memperbaiki kelemahan-kelemahan pada siklus I
- Menyiapkan kelas tempat penelitian
- Menyusun RPP berdasarkan pendekatan konstruktivisme
sesuai dengan hasil refleksi
- Mendiskusikan RPP dengan dosen pembimbing dan
kolabolator
- Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan
- Menyiapkan soal latihan pada seriap pertemuan tentang
materi yang akan dipelajari.
- Menyiapkan soal untuk pretest dan postest
32

Pelaksanaan / - Penelitian melaksanakan proses belajar-mengajar


Tindakan - Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran
pendekatan konstruktivisme
- Guru memberikan pertanyaan pada siswa untuk menyebutkan
berbagai macam daun tanaman dengan alat peraga gambar.
- Guru memberikan pujian pada siswa terbaik.
Obsevasi Memberikan angket hasil belajar dan wawancara untuk
mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa dengan
membandingkan hasil belajar dan wawancara siklus I. Hasil
belajar dan wawancara dianalisis dengan menggunakan metode
yang sama.
Refleksi Mengevaluasi perkembangan kondisi siswa setelah dilakukan
tindakan kedua dengan melihat hasil lembar observasi hasil
belajar dan wawancara dan diskusi dengan kolabolator terhadap
hasil yang telah didapat dalam setiap instrumen penelitian,
kemudian membandingkan hasil sebelum dan sesudah tindakan.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan


Pencapaian keberhasilan dari setiap tindakan yang dilakukan dalam kajian
pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Konstruktivisme diharapkan
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran tersebut.
Kriteria keberhasilan kemamapuan yang akan digunakan adalah sebagai
berikut,jika85% siswa mampu mencapai skor belajar Kriteria Ketuntasan
Maksimum (KKM) 70,00 (IPA Sekolah tesebut).

G. Data dan Sumber Data


Pengertian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif yang dianalisis berdasarkan
hasil belajar serta hasil wawancara terhadap guru dan siswa. Sedangkan sumber
data dalam penelitian ini adalah guru sebagai peneliti, siswa dan observer.
33

Tabel 3.2
Jenis Data, Instrumen, dan Sumber Data
Data Sumber Data Instrumen
Hasil Belajar Siswa Tes Objektif
Kegiatan Proses Belajar Siswa dan Guru Lembar Observasi
Mengajar (PBM)

H. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen pengumpulan data yang digunakan antara lain :
1. Tes obyektif (Pretest dan postest). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu tes pilihan ganda (Multiple Choice). Soal-soal yang
diajukan berupa materi yang akan dibahas dalam pelaksanaan pembelajaran.
Bentuk penilaian adalah dengan memberikan nilai 1 apabila siswa menjawab
dengan benar dan nilai 0 apabila siswa menjawab salah.

Tabel 3.4
Kisi – kisi Intrumen Penelitian Konsep Stuktur Akar Tumbuhan Dan
Fungsinya
No Indikator Ranah kognitip Jmlh Soal
C1 C2 C3 Digunakan

1 Menyebutkan 5*, 16, 21 15*, 6 soal 3 soal


fungsi akar 17, 19*
2 Menyebutkan 1*,2,3,6, 4* 7 soal 3 soal
bagian-bagian 18*, 22
akar
3 Menjelaskan 7, 25* 8,9*, 14, 6 soal 2 soal
dua system 20
perakaran
pada
tumbuhan
4 Menjelaskan 11*,13* 10*,12*, 6 soal 6 soal
macam- 23*, 24*
macam akar
Jumlah 10 12 3 25 14 soal
34

Tabel 3.4
Kisi – kisi Intrumen Penelitian Konsep Stuktur Daun Tumbuhan Dan
Fungsinya
No Indikator Ranah kognitip Jmlh Soal
C1 C2 C3 Digunakan

1 Menjelaskan 17, 18*, 20, 24* 21 9 soal 5 Soal


fungsi daun 19*, 22,
23*, 25*
2 Menyebutkan 1, 16 2*, 6 4 soal 1 Soal
bagian-
bagian daun
3 Menjelaskan 4*, 7*, 3, 10*, 8 soal 5 Soal
macam- 8*, 9* 14, 15
macam daun
berdasarkan
susunan
tulang daun
4 Menjelaskan 5*, 12 11*, 13 4 soal 2 Soal
macam-
macam daun
berdasarkan
helai daun
Jumlah 14 10 1 25 15

2. Lembar observasi proses kegiatan belajar mengajar. Untuk mengadakan


pencatatan secara sistematis mengenai aktivitas siswa pada proses belajar
mengajar dikelas.
3. Lembar wawancara dengan guru dimaksudkan untuk mengetahui tanggapan
dan kendala-kendala yang dihadapi guru pada pembelajaran konsep benda
langit dengan menerapkan pembelajaran konstruktivisme.

I. Teknik Pengumpulan Data


Tehnik pengumpulan data penelitian yang dilakukan dengan melakukan
tes untuk melihat sejauh mana hasil belajar yang diperoleh selama dilakukan
tindakan, selain tes ada juga pengamatan yang dilakukan oleh subjek/partisispan
yang terlibat dalam penelitian ini, serta dokumentasi.
35

Pengembangan instrument ditempuh melalui beberapa cara, yaitu (1)


menyusun dimensi dan indikator varibel penelitian (2) menyususn kisi-kisi
instrumen (3) melakukan uji coba (4) Melakukan pengujian validitas dan
reabilitas intrumen (dibuat oleh penelitian berdasarkan buku metodologi).

J. Analisa Data dan Interpretasi Data


Pengujian teknik analisis data mengunakan analisi deskriptif dari tiap siklus
dan dengan mengunakan N-gain untuk melihat selisih antara postest dan pretest
pada setiap siklus.
Normal Gain
Gain adalah selisih antara nilai postest dan pretest, gain menunjukan peningkatan
pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan
olehguru. Uji normal gain digunakan untuk menghindari bisa pada penelitian dan
mengunakan rumus Meltzer30:
Skorpostest - skorpretest
N – Gain =
Skor ideal - skor pretest

Dengan kategorisasi perolehan :


G – tinggi : nilai ( <g> ) > 0.70
G – sedang : nilai 0.70 – 0.30
G – rendah : nilai ( <g> ) < 0.30
Data diperoleh dari pengukuran normal gain ini dapat dijadikan acauan untuk
perhitungan neo parametik.

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan


Apabila setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil
yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan peningkatan hasil belajar
siswa maka akan ditindaklanjuti dengan melakukan tindakan selanjutnya sebagai
rencana perbaikan pembelajaran.

30
David E.Meltzer, Addendum to : The Relationship between Mathematicpreparation and
conceptual learning Gain in Physic. Dari Http : physic, iastet,edu/per/docs/Addendum on
normalized gain. Pdf.
36

BAB IV
DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Hasil penelitian tindakan kelas ini dilakukan peneliti di kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Miftahul Huda, yang berlokasi di Jl. Tebet Timur Dalam X C No.20,
Tebet Timur Jakarta Selatan. Kondisi Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda cukup
baik dengan sarana prasarana yang cukup tersedia dan didukung oleh guru-guru
yang pendidikannya sampai sarjana. Hal ini sangat memungkinkan hasil
pembelajaran di MI Miftahul Hudadapat menjadi lebih baik jika para tenaga
pendidiknya menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan efektif serta
disukai oleh siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan..
Sebelum diadakan penelitian, penulis melakukan penelitian kebutuhan
terlebih dahulu.Dari analisis kebutuhan diperoleh gambaran mengenai situasi,
kondisi dan hasil belajar dari sekolah tempat diadakannya penelitian.
Analisis kebutuhan yang dilakukan yaitu :
a) Diskusi dengan guru
Diskusi dengan guru dilakukan pada tanggal 31 Desember 2013. Tujuan
dari kegiatan ini untuk mengetahui kondisi hasil belajar siswa pada pembelajaran
IPA serta kendala apa yang dihadapi pada saat pembelajaran IPA itu berlangsung.
Selain itu sebelum diadakan penelitian terlebih dahulu dilakukan wawancara
untuk menggali informasi mengenai tinggi rendahnya hasil belajar siswa kelas IV
pada mata pelajaran IPA.
Dari hasil wawancara diperoleh data yaitu pembelajaran masih berpusat
pada guru sehingga siswa kurang terlibat secara aktif dalam belajar, hal ini akan
berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.
b) Wawancara dengan siswa
Wawancara dengan siswa dimaksudkan untuk mengungkapkan kesulitan
apa yang dialami siswa dalam mempelajari IPA selain itu wawancara ini juga
bertujuan untuk mengetahui pendapat mereka mengenai proses pembelajaran yang
mereka terima dikelas.

36
37

Berdasarkan wawancara dengan siswa diperoleh hasil bahwa sebagian


siswa kurang tertarik dengan pelajaran IPA dengan alasan sulit dan kurang
menarik sehingga mereka merasa bosan dan mengantuk bahkan mereka lebih
senang bermain dengan temannya saat pelajaran itu berlangsung.Hal ini
dikarenakan metode belajar yang digunakan guru kurang tepat dan variatif, siswa
tidak diikutsertakan untuk aktif berinteraksi dengan guru dan teman dalam belajar.

c) Observasi proses pembelajaran


Observasi dilakukan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 7 Januari 2013.
Dari observasi tersebut diperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisis belajar
siswa.Hasil yang diperoleh pada observasi awal adalah kondisi dan situasi belajar,
dimanaterlihat bahwa sebagian besar siswa kurang perhatian dan tertarik dengan
pembelajaran IPA.Dimana pada saat proses pembelajaran berlangsung, ada siswa
yang bercanda dengan temannya, ada yang melamun bahkan mengantuk. Masalah
lainyang ditemukan selama observasi awal yaitu siswa kurang aktif, tidak ada
interkasisiswa dengan guru dan temannya, siswa belum berani dan merasa takut
untuk bertanya pada guru.

Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus I dimulai dengan mengidentifikasikan
permasalahan yang terdapat di kelas. Berdasarkan hasil observasi ada beberapa
permasalahan yang ditemukan diantaranya rendahnya hasil belajar IPA kelas IV,
kurangnya motivasi belajar siswa, media serta penggunaan metode belajar yang
kurang tepat.
Dari permasalahan tersebut, peneliti mencoba untuk menerapkan model
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV, yaitu
dengan menerapkan model pembelajaran Konstruktivisme.
Berikut hal-hal yang disiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran, yaitu meliputi :
38

1) Telaah kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dasar dan indikator


pembelajaran yang akan disampaikan dengan metode pembelajaran
Konstrutivisme.
2) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan penggunaan
metode Konstruktivisme..
3) Pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS), dengan mengunakan metode
Konstruktivisme..
4) Pembuatan instrumen yang digunakan dalam siklus penelitian tindakan kelas.

b. Tindakan yang dilakukan


Tahapan tindakan siklus I di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda .pada
Januari 2014 semester genap tahun pelajaran 2013/2014 dengan subjek penelitian
kelas IV MI Miftahul Huda, Tebet pada tanggal 14 Januari 2014 dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit. Adapun materi yang diberikan pada siklus pertama ini
meliputi struktur akar tumbuhan dan fungsinya. Adapun langkah-langkah
tindakan siklus pertama sebagai berikut :
1) Pertemuan pertama
Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Konstrutivisme pada pertemuan siklus I ini adalah sebagai berikut :
a. Peneliti memberikan pretest untuk mengetahui kemampuan dasar yang
dimiliki siswa sebelum pemberian treatment dengan menggunakan instrument tes
berbentuk pilihan ganda sebanyak 14 soal. Pembelajaran dimulai dengan
menggali pengetahuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan apersepsi dan
motivasi kepada siswa yang sesuai konsep yang akan dibahas pada pertemuan ini.
b. Peneliti membuka pembelajaran dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran
c. Guru memancing respon siswa dengan mengadakan tanya jawab tentang
materi yang akan dipelajari
d. Siswa membentuk kelompok sesuai instruksi guru
e. Setiap kelompok mengambil tanaman kecil yang telah disediakan oleh guru
dan melakukan diskusi berdasarkan pengamatan terhadap tanaman tersebut.
39

f. Setiap kelompok mencatat hasil pengamatan dan melaporkan atau


mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
g. Siswa dibimbing guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
h. Diakhir pembelajaran peneliti memberikan posttest pilihan ganda sebanyak
14 soal untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA pada konsep struktur
akar tumbuhan dan fungsinya dengan menggunakan model pembelajaran
konstruktivisme.
i. Untuk materi awal siswa belum terlalu mengalami kesulitan. Kemudian
peneliti mewawancarai siswa, berikut kutipan wawancaranya :
Guru : “Apakah kalian senang belajar dengan cara berkelompok
seperti ini?”
Siswa (Syafiq) : “Ya sangat senang”.
Siswa (Salsa) : “Senang bu, besok belajarnya diskusi kelompok seperti ini
lagi bu ?”
Siswa (Sarah) : “Senang bu, kita semua dapat belajar bersama tentang
tumbuhan dengan mengamati langsung tumbuhanya,saya
senang sekali”.
Dari kutipan wawancara diatas, terlihat siswa merasa senang belajar IPA
dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme sehingga siswa
termotivasi untuk belajar.
j. Menutup pembelajaran dan menegaskan kesimpulan tentang konsep struktur
akar tumbuhan dan fungsinya dengan memberikan contoh srtuktur akar tumbuhan
yang berbeda.

c. Tahap pengamatan
Melalui tahapan pengamatan terdapat hal-hal yang ditemukan dalam
kegiatan pembelajaran, diantaranya masih ada siswa tidak ikut berdiskusi dengan
teman kelompoknya, siswamasih malu-malu dalam mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di hadapan teman-temannya. Dan dari hasil penilaian pretest
dan posttest diketahui keberhasilan model pembelajaran konstruktivisme dalam
meningkatkan hasil belajar IPA di kelas IV.
40

Pedoman observasi siswa digunakan untuk mengetahui ketercapaian hasil


belajar IPA pada setiap kegiatan pembelajaran sebelum dan sesudah
diterapkannya model pembelajaran konstruktivisme
Adapun pengamatan pada siklus I adalah sebagai berikut :
Soal pretest pembelajaran IPA pada konsep sturktur akar tumbuhan dan
fungsinyapada siklus ini berbetuk pilhan ganda dengan jumlah 14 butir soal.Dan
nilai pretest dilihat sebelum siswa mempelajari materi dengan penggunaan model
pembelajarankonstruktivisme. Nilai postest diperoleh dari hasil belajar siswa
setelah diterapkan model pembelajarankonstruktivisme. Skor pretest dan posttest
siswa digunakan untuk mencari skor N-gain. Pengolahan data hasil skor pretest
dan posttest terdapat dalam lampiran sedangkan nilai rata-rata hasil test dengan
skala penilaian 0–100 disajikan pada tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1
Hasil Tes Kemampuan Siswa
Data Hasil Test Pretest Posttest N-Gain
Nilai Maksimal 71 86 0,08
Nilai minimal 36 50 0,76
Rata-rata 48,2 68,7 0,41
Standart Deviasi 12,17 11,81 0,32

Untuk hasil belajar pada siklus I dapat disimpulkan pada Tabel 4.2.berikut ini:

Tabel4.2
Kategori Hasil Tes Kemampuan Siswa
Kategori Siklus I
≥ 0.70 = Tinggi 1
0.30 – 0.70 = Sedang 10
≤ 0.30 = Rendah 5

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.1 dapat diketahui nilai N-gain
rata-rata sebesar 0,32 dengan kategori sedang. Sehingga dapat dikatakan terjadi
peningkatan hasil belajar siswa setelahditerapkannya model pembelajaran
konstruktivisme. Dimana sebelum diterapkannya metode pembelajaran
konstruktivisme, rata-rata hasil belajar siswa 48,2 sedangkan setelah
41

diterapkannya metode pembelajaran konstruktivismehasil belajar siswa meningkat


dengan rata-rata sebesar 68,7
Tabel 4.3
Presentase Ketercapaian KKM pada Pretest siklus I
No Kriteria Ketuntasan Data hasil test Presentase
1 Sudah memenuhi KKM 2 50 %
2 Belum tercapai KKM 14 50 %

Tabel 4.4
Presentase Ketercapaian KKM pada Posttest siklus I
No Kriteria Ketuntasan Data hasil test Presentase
1 Sudah memenuhi KKM 8 50 %
2 Belum tercapai KKM 8 50 %

Pada tabel 4.4 diatas, dapat dilihat Persentase Ketercapaian KKM siswa
padasiklus I baru mencapai63%.Hal ini berarti ketuntasan belajar pada siklus I
belum memenuhi kriteria ketuntasan yang diharapkan 85 %. Tidak tercapainya
KKM sesuai kriteria yang diharapkan disebabkan proses pembelajaran masih
belumkondusif dan masih banyak siswa belum fokus terhadap materi yang
disampaikan.

1. Observasi

Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan


dengan menggunakan lembar observasi, wawancara, dan catatan lapangan yang
telah dibuat, berikut ini disajikan data yang diperoleh dalam tahap observasi.

a. Observasi Guru

Kegiatan guru selama proses pembelajaran diamati dengan menggunakan


lembar observasi, untuk melihat keterlaksanaannyaRencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.Berikut ini merupakan hasil observasi guru
yang sedang mengajar
42

Tabel 4.5.
Data Observasi kegiatan Guru Siklus I
No Aspek Yang Diamati Penilaian
Siklus I
I Pengamatan KBM
a. Pendahuluan
1. Mempersiapkan siswa untuk belajar 3
2. Memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran 3
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3
II b. Kegiatan Inti
1. Mempersiapkan materi pembelajaran 3
2. Mengorganisasikan siswa kedalam beberapa kelompok 3
3. Menjelaskan tugas kelompok yang harus dilakukan siswa
4. Membimbing siswa dalam mengerjakan tugas 3
kelompoknya
5. Memotivasi siswa untuk berani mempresentasikan hasil 3
diskusi kelompok
6. Memberikan kesempatan untuk bertanya atau 3
memberikan tanggapan kepada siswa terhadap hasil
diskusi kelompok-kelompok lain
7. Memberikan evaluasi 3
8. Memberi penghargaan pada kelompok yang pekerjaannya 4
bagus.
III c. Penutup
1. Memberikan penguatan pada siswa dari materi yang telah 3
dipelajari selama proses pembelajaran
2. Membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran 3
3. Memberikan tugas diakhir pelajaran 3

d. Suasana Belajar
1. Siswa antusias 3
2. Guru antusias 3
3. Waktu sesuai alokasi 3
4. KBM sesuai dengan skenario RPP 3
Jumlah 55
Persentase Penilaian Observer siklus I (%) 76 %
Kategori Sedang

Tabel 4.5.menunjukan penilaian kegiatan guru dalam mengajar yang


dinilai oleh observer. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru harus
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah disiapkan
dalam tahap perencanaan. Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kegiatan guru
43

yang sudah dilaksanakan pada siklus I dapat dikategorikan sedang yaitu sebesar
76%

Tabel 4.6
Persentase Hasil Observasi kinerja Gurudalam Proses Pembelajaran
IPApada Konsep Bagian-bagian dan Fungsi Tumbuhan

Skor penilaian Frekwensi Presentase


Terlaksana tapi tidak sesuai - -
Terlaksana tapi kurang tepat dan tidak sistematis - -
Terlaksana dengan tepat tapi kurang sistematis 17 94 %
Terlaksana dengan tepat dan sistematis 1 6%
Total 18 100 %

Hasil tabel tersebut menunjukkan bahwa kinerja guru yang sudah terlaksana
dengan tepat dan sistematis, baru mencapai 6 %, sedangkan yang terlaksana
dengan tepat tapi kurang sistematis 94%

b. Hasil Observasi Siswa


Dari hasil observasi yang dilaksanakan selama pembelajaran, diperoleh hasil
sebagai berikut :

Tabel 4.7.
Data Observasi Komponen Siswa Pada Siklus I

No Hal yang diamati Skor


Siswa Penilaian
1 Keaktifan Siswa
a. Siswa aktif mencatat materi pelajaran 2
b. Siswa aktif bertanya 2
c. Siswa aktif mengajukan ide 2
2 Perhatian siswa
a. Mendengarkan presentasi teman 2
b. Terfokus pada materi 2
c. Antusias 3
3 Kedisiplinan
a. Kehadiran/ absensi 4
b. Datang tepat waktu 2
c. Pulang tepat waktu 4
44

4 Penugasan/resitasi
a. Mengerjakan semua tugas 2
b. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai waktunya 1
c. Mengerjakan sesuai dengan perintah 4
Jumlah 30
Persentase Penilaian Observasi Siswa Siklus I 63 %
Kategori Sedang

Pada tabel 4.7.menunjukkan persentase kegiatan siswa pada siklus I dalam


mengikuti pembelajaran yang dinilai oleh observer dapat dikategorikan sedang
dengan nilai 63% siswa melaksanakan kegiatan belajarnya dengan baik. Hal ini
belum sesuai dengan harapan 85% siswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran
dengan sangat baik, sehingga hasil belajar siswa akan meningkat terutama pada
pembelajaran IPA.
Berikut ini, persentase hasil observasi siswa kelas IV pada proses
pembelajaran berdasarkan skor penilaian observasi siswa yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.8.Persentase Hasil Observasi Siswa Kelas IV


MI Miftahul Huda pada Proses Pembelajaran IPA

Skor Penilaian Frekwensi Prosentase


Sangat tidak baik - -
Tidak Baik 1 8%
Baik 8 67 %
Sangat Baik 3 25 %
Total 12 100 %
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa skor penilaian proses belajar siswa
kelas IV MIMiftahul Hudaadalah 25 % sangat baik, 67 % baik, dan 8 % tidak
baik. Hal ini perlu ditingkatkan kembali pada siklus selanjutnya agar hasil belajar
siswa kelas IV pada pembelajaran IPA dapat lebih meningkat.
3.Catatan Lapangan
Pengamatan selama proses prmbelajaran berlangsung dimuat dalam
catatan lapangan. Uraian lengkap pada lembar catatan lapangan dapat dilihat pada
tabel 4.9.di bawah ini :
45

Tabel 4.9.
Indikator Catatan Lapangan Pada Siklus I

Indikator Uraian
Kegiatan Siswa 1. Tahapan mengembangkan pemikiran siswa
mengkonstruk pengetahuannya sendiri
 Siswa aktif menjawab pertanyan guru
2. Tahapan Melaksanakan model pembelajaran
Konstruktivisme
 Siswa melakukan model pembelajaran
Konstruktivisme dengan baik
 Dapat bekerja sama dengan kelompoknya.
3. Sebagian siswa sudah menguasai materi yang dipelajari
4. Tahap mengembangkan sikap ingin tahu dan bertanya.
 Beberapa siswa ada yang bertanya ketika tidak
mengerti
 Beberapa siswa fasif dalam pembelajaran.
5. Tahapan menciptakan masyarakat belajar.
 Bebrapa siswa aktif berdiskusi
 Siswa aktif menanggapi persentasi kelompok lain.
6. Tahapan menghadirkan permodelan
 Siswa menyampaikan hasil pengamatan dengan baik
7. Tahapan melakukan refleksi
 Siswa aktif serta terlihat senang ketika
menyimpulkan materi yang disampaikan
8. Tahapan melakukan penilaian
 Terlihat bebrapa siswa yang tidak serius dan
bercanda.

Indikator Uraian
Kegiatan guru 1. Tahapan mengembangkan pemikiran siswa mengkostruk
pemikirannya sendiri.
 Guru sudah baik dalam mengkonstruk pengetahuan
siswa.
2. Tahapan melaksanakan kegiatan Konstruktivisme
 Guru sudah baik memfasilitasi proses pembelajaran
siswa
 Guru sudah baik memberikan arahan selama proses
belajar berlangsung
 Guru sudah baik dalam mengkondisikan siswa selama
proses pembelajaran.
3. Tahapan mengembangkan sikap ingin tahu dan bertanya
 Guru sudah baik dalam memberikan kesempatan
bertanya pada siswa.
4. Tahapan menciptakan masyarakat belajar.
46

 Guru sudah baik dalam memberikan kesempatan


bertanya kepada siswa
5. Tahapan menghadirkan permodelan
 Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk persentasi
6. Tahapan melakukan refleksi
 Guru sudah baik dalam menyimpulkan materi
7. Tahapan melakukan penilaian
 Guru sudah baik dalam memberikan penilaian kepada
siswa

4. Hasil Wawancara

Hasil wawancara diperoleh dengan memberikan pertanyaan kepada


beberapa siswa dari perwakilan tiap kelompok yang berbeda. Selama wawancara
diperoleh informasi mengenai peryataan siswa selama proses pembelajaran
dengan menerapkam metode konstruktivisme yang disajikan pada tabel 4.10. di
bawah ini:

Tabel 4.10 Hasil WawancaraPembelajaran IPA dengan Model


PembelajaranKonstruktivismepada Konsep Struktur Tumbuhan dan
Fungsinya

NO Pertanyaan yang diajukan Pernyataan Siswa


1 Apakah kamu merasa senang belajar konsep Sangat senang dengan
bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya Model pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran seperti ini
konstruktivisme ?
2 Apakah kamu suka belajar dengan cara yang Ya, sangat suka karena
menyenangkan ini ? membuat aku senang
belajar.
3 Apakah kamu pernah diajarkan oleh guru mu Belum pernah, biasanya
dengan model pembelajaran konstruktivisme ini kami belajar dengan
sebelumnya? mendengarkan penjelasan
guru.
4 Apakah kamu merasa sulit mengerti belajar Tidak, bahkan lebih
konsep struktur akar tumbuhan dan mengasyikan dan mudah
fungsinyadengan menggunakan model mengerti
pembelajaran konstruktivisme ini?
5 Apakah kamu setuju jika pembelajaran Ya, sangat setuju
dilakukan dengan cara diskusi yang
menyenangkan seperti ini ?
47

Kesimpulan hasil wawancara tersebut sebagian siswa lebih senang serta


mudah mengerti dalam proses pembelajaran IPA dengan mengunakan model
pembelajaran konstruktivisme, hal ini sangat mendukung peningkatan hasil
belajar siswa terutama pada pembelajaran IPA. Walaupun ada beberapa siswa
yang masih belum fokus dan malu dalam proses pembelajaran.

d. Refleksi
Proses pembelajaran dengan model pembelajarankonstruktivisme pada
konsep strukturakar tumbuhan dan fungsinya membuat siswa lebih mudah
mengerti dan lebih menarik, sehingga siswa lebih terkondisikan untuk belajar
lebih aktif, kreatif, efektif serta menyenangkan.
Namun dalam proses pembelajaran yang dilakukan pada Siklus I ini belum
menunjukan hasil yang lebih memuaskan, masih perlu melakukan refleksi atas
pembelajaran yang telah dilakukan, untuk menemukan kekurangan pada proses
pembelajaran baik yang dilakukan oleh guru maupun yang dilakukan oleh siswa.
Refleksi yang dilakukan untuk menetukan perbaikan pembelajaran selanjutnya.
Pada posttest siklus I untuk hasil belajar dari jumlah siswa 16 orang yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 8 orang (50%) dan yang
belum mencapai dari target Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 8siswa
(50%) sedangkan target yang ingin dicapai adalah 85 %. Untuk kinerja guru baru
mencapai 6 % terlaksana dengan tepat dan sistematis dan 94 % terlaksana dengan
tepat tetapi tidak sistematis karena masih ada yang kurang diantaranya guru
kurang memotivasi siswa, sehingga siswa tidak dapat melakukan proses
pembelajaran dengan baik.

e. Keputusan
Pada pelaksanaan siklus I berdasarkan test hasil belajar siswa yang telah
dilaksanakan selama proses pembelajaran pada siklus I ini, bahwa hasil belajar
siswa pada konsep struktur akar tumbuhan dan fungsinya belum memenuhi
indikator yang diharapkan, tidak semua siswa memiliki nilai diatas Kriteria
48

Ketuntasan Minimal (KKM). Maka dalam hal ini perlu dilakukan tindak lanjut
proses pembelajaran untuk perbaikan hasil belajar siswa dan untuk meningkatkan
semangat belajar siswa. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk melanjutkan
penelitian tindakan kelas ini di siklus II.

Siklus II
a. Tahap perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II merupakan tahap perbaikan dari siklus I.
Beberapa tindakan yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus II yaitu :
1. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
model pembelajaran konstruktivisme
2. Pembuatan Lembar Kerja Siswa, dengan menggunakan model pembelajaran
konstruktivisme
3. Pembuatan instrumen yang digunakan dalam siklus Penelitian Tindakan
Kelas(PTK) seperti instrumen tes, pedoman observasi, catatan lapangan, dan
pedoman wawancara.
4. Membuat kelompok belajar siswa.

b. Tindakan yang dilakukan


Tahapan tindakan selanjutnya adalah melaksanakan prosedur yang telah
disususn dengan mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada
siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Peneliti melaksanakan proses
pembelajaran siklus II dengan sub konsep struktur daun tumbuhan dan fungsinya.
Adapun langkah-langkah tindakan siklus kedua adalah sebagai berikut :
1. Pertemuan pertama
Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
konstruktivisme disiklus II pada pertemuan ini adalah sebagai berikut :
a. Peneliti memberikan pretest untuk mengetahui kemampuan dasar yang
dimilki siswa treatment, ini diberikan dengan menggunakan instrument tes
berbentuk pilihan ganda sebanyak 15 soal. Pembelajaran ini dimulai dengan
49

menggali pengetahuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan apersepsi


dan motivasi kepada siswa. Peneliti membuka pemebelajaran dengan
menyampaikan tujuan/kompetensi pembelajaran.
b. Guru menetukan topik sesuai KD
c. Siswa membentuk kelompok sesuai instruksi guru
d. Guru menyiapkan berbagai jenis daun tanaman yang akan dibagikan kepada
setiap kelompok
e. Setiap kelompok menerima daun tanaman yang diberikan oleh guru,
kemudian mengamati daun tanaman tersebut dan mendiskusikannya dengan
kelompoknya
f. Perwakilan kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya.
g. Siswa menyimpulkan pembelajaran
h. Siswa merangkum materi dalam buku tugas
i. Diakhir pembelajaran peneliti memberikan posttest pilihan ganda sebanyak
15 soal kemudian siswa memberikan jawaban secara masing-masing untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dengan model pembelajaran
konstruktivisme
j. Menutup pembelajaran dan memberi kesimpulan tentang konsep struktur
daun tumbuhan dan fungsinyasecara bersama-sama.

c. Tahap pengamatan
Melalui tahap pengamatan peneliti didampingi oleh observer melihat
semua pengamatan aspek penilaian pre test dan posttest sehingga peneliti dapat
melihat sejauhmana keberhasilan model pembelajarankonstruktivisme dalam
meningkatkan hasil belajar IPA di kelas IV MI Miftahul Huda.
Dan pedoman observasi siswa digunakan untuk mengetahui ketercapaian
hasil belajar IPA pada setiap kegiatan pemebelajaran sebelum dan sesudah diberi
tindakan dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme.
Adapun pengamatan pada siklus II adalah sebagai berikut :
50

1. Hasil pretest pembelajaran IPA pada konsep struktur daun tumbuhan dan
fungsinya.
Tes yang digunakan pada siklus II ini berbentuk 15 butir soal pilihan
ganda.Data nilai pretest sebelum siswa mempelajari materi dengan menggunaan
model pembelajaran konstruktivisme.Skor pretest diperoleh dari hasil belajar
siswa setelah diterapkan model pembelajaran konstruktivisme.Skor pretest dan
posttest siswa digunakan untuk mencari skor N-gain. Pengolahan data hasil skor
pretest dan posttest terdapat dalam lampiran sedangkan nilai rata-rata hasil test
dengan skala pernilaian 0 – 100 disajikan pada tabel 4.11 berikut :
Tabel 4.11
Hasil Tes Kemampuan Siswa

Data Hasil Tes Pretest Posttest N.Gain


Nilai Maksimal 73 93 0,74
Nilai Minimal 33 53 0,30
Rata-rata 50,8 78,2 0,58
Standar Deviasi 11,50 11,85 0,49

Untuk hasil belajar pada siklus II dapat disimpulkan sebagai berikut :

Tabel 4.12
Kategori Hasil Tes Kemampuan Siswa

Kategori Siklus 1I
≥ 0.70 = Tinggi 4 Orang
0.30 – 0.70 = Sedang 11 Orang
≤ 0.30 = Rendah 1 Orang

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.12 dapat diketahui nilai N-gain rata-
rata sebesar 0,58 dengan kategori sedang. Peningkatan hasil belajar siswa pada tes
ini terlihat dari sebelum diberi tindakan dan sesudah diberi tindakan ada
peningkatan, sebelum tindakan rata-rata hasil belajar siswa 50,8 sedangkan setelah
diberi tindakan hasil belajar siswa rata-rata sebesar 78,2
51

Tabel 4.13
Presentase Ketercapaian KKM pada Pretest siklus II

No Kriteria Ketuntasan Data hasil test Presentase


1 Sudah memenuhi KKM 1 6,25 %
2 Belum tercapai KKM 15 93,75 %

Tabel 4.14
Presentase Ketercapaian KKM pada Posttest siklus II

No Kriteria Ketuntasan Data hasil test Presentase


1 Sudah memenuhi KKM 14 87,5 %
2 Belum tercapai KKM 2 12,5 %

Pada tabel 4.14 dapat dilihat Prosentase Ketercapaian KKM Siswa pada
siklus II Sebesar 87,5%.Hai ini berarti ketuntasan belajar pada siklus II sudah
lebih dari yang diharapkan yaitu 85%.Tercapainya KKM sesuai kriteria yang
diharapkan disebabkan proses pembelajaran sudah kondusif dan sebagian besar
siswa fokus dan tertarik untuk melaksanakan pembelajaran sehingga materi yang
disampaikan dapat terserap dengan baik.

2. Observasi
Pada Siklus II ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi,wawancara,dan catatan lapangan yang telah
dibuat berikut ini disajikan data yang diperoleh dalam tahap observasi.

a. Observasi guru
Kegiatan guru selama proses pembelajaran diamati dengan menggunakan lembar
observasi,untuk melihat keterlaksanaannya Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran(RPP) yang telah dibuat,berikut ini merupakan hasil observasi guru
yang sedang mengajar pada siklus II:
52

Tabel 4.15
Data Observasi Kegiatan Guru siklus II

No Aspek Yang Diamati Penilaian


Siklus I
I Pengamatan KBM
a. Pendahuluan
1. Mempersiapkan siswa untuk belajar 4
2. Memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran 4
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4
II b. Kegiatan Inti
1. Mempersiapkan materi pembelajaran 4
2. Mengorganisasikan siswa kedalam beberapa kelompok 4
3. Menjelaskan tugas kelompok yang harus dilakukan siswa 4
4.Membimbing siswa dalam mengerjakan tugas kelompoknya 4
5.Memotivasi siswa untuk berani mempresentasikan hasil 3
diskusi kelompok
6. Memberikan kesempatan untuk bertanya atau memberikan 3
tanggapan kepada siswa terhadap hasil diskusi kelompok-
kelompok lain
7. Memberikan evaluasi 4
8.Memberi penghargaan pada kelompok yang pekerjaannya 4
bagus.
III c. Penutup
1. Memberikan penguatan pada siswa dari materi yang telah 3
dipelajari selama proses pembelajaran
2. Membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran 4
3. Memberikan tugas di akhir pelajaran 4

d. Suasana Belajar
1. Siswa antusias 4
2. Guru antusias 4
3. Waktu sesuai alokasi 4
4. KBM sesuai dengan skenario RPP 4
Jumlah 69
Persentase Penilaian Observer siklus I (%) 96 %
Kategori Tinggi

Tabel 4.15. menunjukkan penilaian kegiatan guru dalam mengajar yang dinilai
observer.Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru harus sesuai dengan
Rencana PelaksanaanPembelajaran(RPP) yang sudah disiapkan dalam tahap
perencanaan.Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kegiatan guru yang sudah
dilakukan pada siklus II dapat dikategorikan tinggi, yaitu sebesar 93%. Pada tabel
53

diatas dapat diketahui adanya peningkatan kegiatan guru dari siklus I yaitu
sebesar 63% dan siklus dua yaitu 96%, hal ini sangat menunjang tercapainya
peningkatan hasil belajar siswa untuk pembelajaran IPA di kelas 1V MI Miftahul
Huda, Tebet. Dengan metode Konstruktivisme yang dapat menarik perhatian
siswa dengan cara yang menyenangkan sehingga siswa tidak bosan dan merasa
kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran.

Tabel 4.16
Persentase Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran IPA
pada Struktur Tumbuhan dan Fungsinya
Skor penilaian Frekwensi Presentase
Terlaksana tapi tidak sesuai - -
Terlaksana tapi kurang tepat dan tidak sistematis - -
Terlaksana dengan tepat tapi kurang sistematis 3 17 %
Terlaksana dengan tepat dan sistematis 15 83 %
Total 18 100 %
Hasil tabel tersebut menunjukan kinerja guru terlaksana dengan tepat dan
sistematis telah mencapai 83% Terlaksana dengantepat tapi kurang sistematis
17%.

d) Hasil Observasi Siswa


Dari hasil observasi yang dilaksanakan selama pembelajaran, diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.17
Data Observasi Komponen Siswa Pada Siklus II

No Hal yang diamati Skor


Siswa Penilaian
1 Keaktifan Siswa
a. Siswa aktif mencatat materi pelajaran 4
b. Siswa aktif bertanya 4
c. Siswa aktif mengajukan ide 3
2 Perhatian siswa
a. Mendengarkan presentasi teman 4
b. Terfokus pada materi 4
c. Antusias 4
3 Kedisiplinan
a. Kehadiran/ absensi 4
54

b. Datang tepat waktu 3


d. Pulang tepat waktu 4
4 Penugasan/resitasi
a. Mengerjakan semua tugas 4
b. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai 3
waktunya 4
c. Mengerjakan sesuai dengan perintah
Jumlah 45
Persentase Penilaian Observasi Siswa Siklus II 94 %
Kategori Tinggi
Tabel 4.17 menunjukan prosentase kegiatan siswa pada siklus II dalam mengikuti
pembelajaran yang dinilai oleh observer dapat dikategorikan tinggi dengan nilai
94 % siswa melaksanakan kegiatan belajarnya dengan sangat baik.
Berikut inipersentase hasil observasi siswa kelas IV pada proses pembelajaran
berdasarkan skor penilaian observasi siswa yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.18
Persentase Hasil Observasi Siswa Kelas IV
MI Miftahul Huda Pada Proses Pembelajaran IPA

Skor Penilaian Frekwensi Persentase


Sangat tidak baik - -
Tidak baik - -
Baik 3 25 %
Sangat baik 9 75 %
Total 12 100 %

Dari tabel diatas menunjukan bahwa skor penilaian proses belajar siswa kelas IV
MI Miftahul Huda adalah 25 % Baik dan 75 % Sangat baik.Tabel tersebut dapat
dilihat dengan kategori baik karena telah mencapai 75 %, hal ini suatu hasil yang
bagus sehingga dapat menunjang keberhasilan belajar siswa kelas IV pada
pembelajaran IPA .

b. Catatan Lapangan
Pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dimuat dalam catatan
lapangan.Uraian lengkap pada lembar catatan lapangan dapat dillihat pada tabel
4.19 dibawah ini:
55

Tabel 4.19
Indikator Catatan Lapangan Pada Siklus II
Indikator Uraian
Kegiatan Siswa 1. Tahapan mengembangkan pemikiran siswa mengkonstruk
pengetahuannya sendiri
 Siswa aktif menjawab pertanyan guru
2. Tahapan Melaksanakan Konstruktivisme
 Siswa melakukan metode Konstruktivisme dengan
baik
 Dapat bekerja sama dengan kelompoknya.
3. Sebagian siswa sudah menguasai materi yang dipelajari
4. Tahap mengembangkan sikap ingin tahu dan bertanya.
 Beberapa siswa ada yang bertanya ketika tidak
mengerti
 Sebagian besar siswa aktif dalam pembelajaran.
5. Tahapan menciptakan masyarakat belajar.
 Bebrapa siswa aktif berdiskusi
 Siswa aktif menanggapi persentasi kelompok lain.
6. Tahapan menghadirkan permodelan
 Siswa menyampaikan hasil pengamatan dengan baik
7. Tahapan melakukan refleksi
 Siswa aktif serta terlihat senang ketika
menyimpulkan materi yang disampaikan
8. Tahapan melakukan penilaian
 Siswa terlihar serius dalam mengerjakan tugas.

Indikator Uraian
Kegiatan guru 1. Tahapan mengembangkan pemikiran siswa mengkostruk
pemikirannya sendiri.
 Guru sudah baik dalam mengkonstruk pengetahuan
siswa.
2. Tahapan melaksanakan kegiatan konstruktivisme
 Guru sudah baik memfasilitasi proses pembelajaran
siswa
 Guru sudah baik memberikan arahan selama proses
belajar berlangsung
 Guru sudah baik dalam mengkondisikan siswa selama
proses pembelajaran.
3. Tahapan mengembangkan sikap ingin tahu dan bertanya
 Guru sudah baik dalam memberikan kesempatan
bertanya pada siswa.
4. Tahapan menciptakan masyarakat belajar.
 Guru sudah baik dalam memberikan kesempatan
bertanya kepada siswa
5. Tahapan menghadirkan permodelan
56

 Guru sudah baik dalam memberikan kesempatan


kepada siswa untuk persentasi
6. Tahapan melakukan refleksi
 Guru sudah baik dalam menyimpulkan materi
7. Tahapan melakukan penilaian
 Guru sudah baik dalam memberikan penilaian kepada
siswa

Hasil Observasi kegiatan guru sudah menunjukkan hasil lebih baik dari siklus
sebelumnya dengan peningkatan kinerja guru baik dalam menyajikan maupun
memilih metode yang tepat akan mendukung hasil belajar yang lebih baik dan
memuaskan..
c. Hasil Wawancara
Hasil wawancara diperoleh dengan memberikan pertanyaan kepada
beberapa siswa dari perwakilan tiap kelompok yang berbeda. Selama wawancara
diperoleh informasi mengenai pernyataan siswa selama proses pembelajaran
dengan menerapkam metode konstruktivisme yang disajikan pada tabel 4.20. di
bawah ini :
Tabel 4.20
Hasil Wawancara Pembelajaran IPA dengan Model Pembelajaran
Konstruktivismepada Konsep Struktur Tumbuhan dan Fungsinya
NO Pertanyaan yang diajukan Pernyataan Siswa
1 Apakah kamu merasa senang belajar konsep Sangat senang dengan
struktur daun tumbuhan dan fungsinya model konstruktivisme
dengan menggunakan model pembelajaran ini
konstruktivisme ?
2 Apakah kamu suka belajar dengan cara yang Ya, sangat suka karena
menyenangkan ini ? membuat aku senang
belajar.
3 Apakah kamu pernah diajarkan oleh guru mu Belum pernah, biasanya
dengan model pembelajaran konstruktivisme ini kami belajar dengan
sebelumnya? mendengarkan penjelasan
guru.
4 Apakah kamu merasa sulit mengerti belajar Tidak, bahkan lebih
tentang konsep struktur daun tumbuhan dan mengasyikan dan mudah
fungsinya dengan menggunakan model mengerti
pembelajaran konstruktivisme ini?
5 Apakah kamu setuju jika pembelajaran Ya, sangat setuju
dilakukan dengan cara diskusi yang
menyenangkan seperti ini ?
57

Kesimpulan hasil wawancara tersebut sebagian siswa lebih senang serta


mudah mengerti dalam proses pembelajaran IPA dengan mengunakan model
pembelajaran konstruktivisme, hal ini sangat mendukung peningkatan hasil
belajar siswa terutama pada pembelajaran IPA. Siswa terlihat aktif dan
bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

d. Refleksi
Proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
konstruktivisme pada konsep struktur daun tumbuhan dan fungsinya membuat
siswa lebih tertarik dan bersemangat, sehingga siswa lebih terkondisikan untuk
belajar lebih aktif, kreatif, efektif serta menyenangkan.
Proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus II ini telah menunjukkan
hasil yang lebih baik, dimana hampir sebagian besar siswa telah aktif dalam
proses pembelajaran yang dilakukan, sehingga kondisi belajar tidak membosankan
dan siswa telah terbiasa melakukan kegiatan belajar dengan model pembelajaran
konsruktivisme.
Pada posttest siklus II untuk hasil belajar dari jumlah siswa 16 orang yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 14 orang (88%) Untuk
kinerja guru telah mencapai 83 % terlaksana dengan tepat dan sistematis. Hal ini
menunjukkan telah terjadi peningkatan dalam proses pembelajaran yang telah
dilakukan pada siklius II ini.

e. Keputusan
Pada pelaksanaan siklus II berdasarkan test hasil belajar siswa yang telah
dilaksanakan selama proses pembelajaran pada siklus II ini, bahwa hasil belajar
siswa pada konsep struktur daun tumbuhan dan fungsinyatelah memenuhi
indikator yang diharapkan, yaitu sebanyak 14 siswa (88%). Hal ini berarti,
tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar IPA di kelas IV MI
Miftahul Huda tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya
58

B. Pembahasan
Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus I dan
siklus II dengan menerapkan pembelajaran Pendekatan konstruktivisme, dari
setiap siklus menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar selama proses
pembelajaran. Hal ini berdasarkan hasil pretest dan posttestataupun berdasarkan
lembar observasi kegiatan siswa dalam menguasai pembelajaran konsep struktur
tumbuhan dan fungsinya.
Hasil test kemampuan siswa pada siklus I setelah menerapkan model
pembelajaran konstruktivisme diketahui bahwa nilai rata-rata siswa adalah 68,7
dengan nilai N-gain 0,39 dengan interpretasi berkategori sedang. Sebanyak 8
siswa memiliki kemampuan yang sudah memenuhi KKM dengan prosentase 50%,
sedangkan 8 siswa belum memenuhi KKM dengan prosentase 50%. Hal ini
menunjukkan ketuntasan belajar di siklus I belum memenuhi keriteria ketuntasan
yang diharapkan yaitu 85%.Rata-rata hasil belajar siswa yang diukur pada siklus I
tergolong baik, namun masih perlu ditingkatkan.
Lembar observasi kegiatan siswa dalma proses pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran konstruktivisme pada siklus I mencapai
prosentase 63%. Hal ini menunjukkan siswa dapat mengikuti dengan baik dan
antusias kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Namun hasil belajar yang dicapai pada siklus I belum maksimal, masih
ada siswa yang mencapai hasil belajar yang masih rendah. Rendah nya hasil
belajar siswa dikarenakan pada saat pembelajaran terdapat siswa yang kurang
merespon dan tidak focus terhadap proses pembelajaran, diantara nya pada saat
proses diskusi dan perwakilan kelompok masih ada siswa yang malu untuk
mempresentasikan jawaban kelompoknya.Untuk mengatasi hal tersebut pada
siklus II peneliti memandu diskusi secara aktif dan memberikan kesempatan lebih
kepada siswa dalam menyampaikan pendapat, lebih memotivasi siswa untuk terus
aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Setelah melakukan perbaikan tindakan pada siklus II, hasil belajar siswa
menunjukkan peningkatan, yaitu mencapai nilai rata-rata 78,2 dengan N-gain
0,56. Siswa yang memiliki kemampuan sesudah memenuhi KKM sebanyak 14
59

siswa dengan prosentase 87,5%, dan hanya 2 siswa belum memenuhi KKM
dengan prosentase 12,5%.
Lembar observasi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran pada siklus II
juga mengalami peningkatan yaitu mencapai prosentase 94%. Hal ini
menunjukkan siswa sudah terbiasa dengan kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan, sehingga siswa aktif dan tampil lebih percaya diri dalam kegiatan
diskusi yang dilaksanakan.Hal ini mendorong siswa untuk mencapai hasil belajar
yang maksimal.
Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar
yang diakibatkan adanya perlakuan yang diberikan kepada siswa dengan kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran konstruktivisme.Dimana
sebelum penerapan model pembelajaran konstruktivisme ini nilai pretest siswa
lebih kecil dibandingkan dengan nilai posttest.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Asep Suryadi
yang menyimpulkan bahwa model pembelajaran konstruktivisme dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep Sistem Peredaran Darah Manusia.
Selain itu penelitian lain yang dilakukan oleh Amanah juga menunjukkan bahwa
model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa
kelas III di MI Al- Hidayah Lebak Bulus.
Sesuai yang telah dijelaskan pada bab II bahwa model pembelajaran
konstruktivisme dapat membuat siswa berfikir untuk menyelesaikan masalah,
memiliki ide dan membuat keputusan, karena murid terlibat secara langsung
dalam membina pengetahuan baru, mereka akan lebih memahami konsep yang
diajarkan dan dapat mengaplikasikan nya dalam segala situasi. Selain itu murid
terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme
pada konsep struktur tumbuhan dan fungsinya membuat siswa menjadi lebih aktif
dalam memperoleh pengetahuan dengan membangun sendiri konsep belajar
berdasarkan pengalaman belajar yang telah dimilikinya. Sehingga hasil belajar
siswa pun dapat meningkat.
60

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I dan siklus II, maka
dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada konsep
struktur tumbuhan dan fungsinya. Hal ini dapat dilihat dari prosentase jumlah
siswa yang telah berhasil mencapai nilai KKM, dimana pada siklus I hasil posttest
siswa yang sudah memenuhi KKM mencapai 50 % meningkat menjadi 87,5 %
pada siklus II . Hasil observasi juga menunjukkan pelaksanaan pembelajaran di
kelas yang menggunakan model pembelajaran konstruktivisme berhasil dengan
baik, ini dibuktikan dengan prosentase keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
yang dilakukan, dimana pada siklus I mencapai 63 % meningkat menjadi 94 %
pada siklus II.

B. Saran
1. Keberhasilan penerapan model pembelajaran konstruktivisme dalam
penelitian ini dapat dijadikan motivasi untuk mencoba variasi pendekatan,
model atau strategi pembelajaran lainnya dalam proses pembelajaran yang
dilakukan
2. Sebelum menerapkan model atau strategi pembelajaran yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran,, guru harus memahami terlebih dahulu tahapan
pelaksanaan dari model atau strategi pembelajaran yang dilakukan
3. Mengkondinisikan suasana ruang belajar sesuai dengan kegiatan yang akan
dilakukan saat proses pembelajaran

60
61

DAFTAR PUSTAKA

Angkono.2007. Optimalisasi Media pembelajaran.Jakarta: PT Grasindo.

Dimyati dan Mujiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rieneka Cipta.

Darmodjo, Herdro, Jeny R.E Kaligis dkk. 1992. Psikologi pendidikan. Jakarta:
Depdikbud.

Herlanti,Yanti. 2006. Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains. Jakarta:


Jurusan Pendidikan IPA, FITK. UIN Syahid.

Junaesih, Nengsih. 2007.Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan Dasar


dalamBidang Sains, sebuah Ontologi dalam Pendekatan Baru dalam

Pembelajaran Sains dan Matematika Dasar. Jakarta: PIC IISEP UIN Syarif
Hidayatullah.

Muslich, Mansur. 2007. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta:


Bumi Aksara

Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru dalam Pembelajaran. Jakarta: Prenada


Media Group

Rosalin,Elin. 2010. Gagasan Merancang Pembelajaran Konstektua. Jakarta: PT


Karsa Mandiri Persada.

Rustaman, Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.

Sabri, Alisuf. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja


Grafindo Persada

Saripudin, Tatang. 2009. Landasan Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jendral


Pendidikan.

Soemanto,Wasty. 2003.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rieneka Cipta.

Suherman, Erman. 2003. Strategi Belajar dan Pembelajaran


MatematikaKontemporer. Bandung:UPI.
62

Sujana, Nana. 1989. Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosda Karya

Widodo, Ari dkk. 2008. Pendidikan IPA di SD. Bandung: Fakultas


IlmuPendidikan-UPI.
SIKLUS I

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP)

Nama Sekolah : Mis Miftahul Huda

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas : IV (Empat)

Semester : Ganjil

Pertemuan Ke : 4

Alokasi Waktu : 2x35 Menit


2. Memahami hubungan antara strukur bagian tumbuhan
Standar Kompetensi :
dengan fungsinya

2.1.Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan


Kompetensi Dasar :
dan fungsinya.

II. Indikator

 2.1.1.Menyebutkan fungsi akar


 2.1.2. Menyebutkan bagian-bagian akar
 2.1.3. Menjelaskan dua system perakaran pada tumbuhan
 2.1.4. Menjelaskan macam-macam akar

III. Tujuan Pembelajaran :

 Mengetahui fungsi akar


 Menyebutkan bagian-bagian akar
 Menyebutkan dua sistem perakaran pada tumbuhan
 Menyebutkan macam-macam akar
IV. Materi Pembelajaran

A. Materi Pokok : Bagian-bagian akar dan fungsi nya


B. Uraian Materi : (Terlampir)

V. Metode Pembelajaran : Ceramah interaktif, observasi, dan diskusi

VI. Model Pembelajaran : Konstruktivisme


- Gambar pohon mangga
VII. Media Pembelajaran :
-Tanaman kecil yang ada di lingkungan sekolah

VIII. Langkah-Langkah Pembelajaran :

A.Pendahuluan :

Waktu : 10 Menit

Nilai Karakter : Kreatif, kerjasama dan disiplin


Kegiatan siswa Waktu
Kegiatan guru
Motivasi 5 Menit
Ice breaking (permainan Bersama-sama melakukan ice breaking
cek bum)

Menyanpaikan tujuan Mendengarkan apa-apa yang dijelaskan guru 5 Menit


pembelajaran
B.Kegiatan Inti :
Waktu : 50 Menit

B.1 Eksplorasi :
Waktu : 15 Menit
Nilai Karakter : Tanggap, tekun, berfikir logis dan kerjasama
Tahap Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
konstruktivis
me
Memotivasi siswa dengan megajukan Merespon apa yang di 5 Menit
pertanyaan sebagai berikut : katakan guru

1. Pernakah kalian mengamati apa yang


terihat pada gambar pohon mangga yang
ada di papan tulis?
2. Bagian apakah itu?
3. Apakah semua tumbuhan memiliki
Pengetahuan bagian seperti yang terlihat pada pohon
awal mangga itu?

Meminta siswa untuk membentuk kelompok Melakukan apa yang 10 Menit


terdiri dari 3 orang di katakan guru
(menurut deretan tempat duduk)
Meminta perwakilan masing-masing Melakukan apa di
kelompok untuk mengambil salah satu perintahkan guru
tanaman kecil yang sudah disediakan di
depan kelas kemudian bergabung kembali
dengan kelompoknya masing-masing untuk
Eksplorasi
mengamati apa yang mereka dapat

Memerintahkan siswa untuk berdiskusi dan Mengamati dan


mencatat apa yang mereka amati mendiskusi kan
tentang tumbuhan
yang di dapat nya
Meminta perwakilan salah satu kelompok Memberi
untuk membacakan hasil pengamatan dan pendapat/komentar/sar
diskusi an

B.2 Elaborasi :
Waktu : 20 Menit
Nilai Karakter : Disiplin, tanggap, tekun dan kerja keras
Tahap Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
konstruktivisme
Memerintahkan siswa untuk kembali ke Melaksana kan apa 10 menit
tempat duduk masing-masing yang di perintahkan
oleh guru
Membahas hasil diskusi dan menjelaskan Memperhatikan
kembali tentang konsep bagian-bagian penjelasan dari guru
Diskusi dan
akar dan fungsinya
penjelasan
konsep
Memerintahkan siswa menulis materi Melaksanakan apa 10 Menit
tentang bagian-bagian akar dan fungsinya yang diperintahkan
yang ada pada buku paket guru

B.3 Konfirmasi :
Waktu : 15 Menit
Nilai Karakter : Berfikir logis, disiplin dan tekun

Tahap konstruk Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu


Menanyakan hal-hal yang kurang di Bertanya 10 Menit
fahami
Pengembangan
aplikasi Siswa dan guru membuat kesimpulan Membuat kesimpulan 5 Menit
dari materi yang telah di pelajari
No Indikator Instrumen Kunci jawaban Skor

1. Menyebutkan 1. Pada tumbuhan terdapat Akar, batang dan


bagian-bagian akar tiga bagian pokok, daun 1
yaitu……..,….dan………

2. Bagian-bagian akar terdiri Inti akar, rambut


dari…………,………dan akar dan tudung 1
……. akar

2. Menjelaskan dua 3. Tunbuhan monokotil Serabut


sistem perakaran berkeping satu memiliki
pada tumbuhan akar…

4. Pada tumbuhan dikotil


(tumbuhan biji berkeping 1
dua) yang dikembang Serabut
biakan secara
stek/cangkok, maka akan
menjadi jenis akar…… 1

3 Menyebutkan fungsi 5. Sebutkan fungsi akar Fungsi akar :


akar 1. Untuk
menegakan dan 4
memperkuat
berdirinya
pohon
2. Sebagai
cadangan
makanan
3. Menyerap air
dan mineral
dalam tanah
4. Sebagai alat
pernapasan
4 Menjelaskan 6. Apa yang dimaksud Akar isap
macam-macam akar dengan akar isap? merupakan akar 2
yang berfungsi
untuk mengisap air
dan zat makanan
dari pohon
inangnya.
Jumlah 10

C.Penutup :
Waktu : 10 Menit
Nilai Karakter : Kerjasama dan tekun

Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu


Guru memberi lembar tugas untuk di Merespon atas apa yag di lakukan guru 7 Menit
selesaikan siswa

Guru mengkomunikasikan materi yang Siswa mendengarkan penjelasan dari guru 3 Menit
akan di sampaikan pada pertemuan
selanjut nya

IX. Sumber Belajar :


 Sains untuk SD Kelas IV (KTSP)
 Penerbit : Erlangga
 Penulis : Drs. Haryanto

X. PENILAIAN

Mengetahui Jakarta, Agustus 2013


Kepala sekolah Guru kelas

Ahmad Fikhryansyah Karmila


Lembar tugas

1. Sebutkan bagian-bagian pokok pada tubuh tumbuhan!

2. Sebutkan bagian-bagian akar!

3. Sebutkan dua sistem perakaran pada tumbuhan!

4. Akar memiliki beberapa fungsi. Sebutkan!

Kunci Jawaban

1.Akar, batang, dan daun


2.Inti akar, rambut akar dan tudung akar
3.a. akar serabut
b. akar tunggang
4. a. akar berguna untuk menyerap air dan zat hara dalam tanah
b. memperkokoh berdirinya tumbuhan
c. sebagai alat pernapasan
d. sebagai cadangan makanan
URAIAN MATERI

Struktur Dan Fungsi Bagian Tumbuhan

Seperti makhluk lain, tumbuhan memiliki bagian bagian tertentu.


Bagian bagian tumbuhan adalah daun, batang, akar, bunga , buah dan biji.
Setiap bagian tumbuhan itu mempunyai fungsi tertentu.
Tentu saja fungsi bagian tumbuhan berkaitan dengan kegiatan makan, bergerak, tumbuh,
bernapas, dan berkembang biak.
A. Akar
1. Struktur Akar
Akar pada umumnya terletak di dalam tanah. Warna akar tidak hijau, biasanya
keputih putihan atau kekuning kuningan.
Bentuk akar sebagian besar meruncing pada ujungnya. Bentuk yang runcing
memudahkan akar menembus tanah.
Akar terdiri dari beberapa bagian, diantaranya rambut akar (bulu akar) dan tudung
akar. Rambut akar merupakan jalan masuk air dan zat hara dari tanah ke tumbuhan.
Tudung akar berfungsi melindungi akar saat menembus tanah.
Ada dua jenis akar yaitu akar serabut dan akar tunggang.
Akar serabut berbentuk seperti serabut. Bagian ujung dan bagian pangkal akar
berukuran hampir sama besar. Semua bagian akar keluar dari pangkal batang. Akar
serabut juga bercabang cabang. Akan tetapi ukuran percabangannya tidak terlalu
berbeda. Akar serabut dimiliki oleh tumbuhan biji berkeping satu (monokotil),
misalnya jagung, padi, dan tebu.
Akar tunggang memiliki akar pokok. Akar pokok bercabang cabang menjadi bagian
akar yang lebih kecil. Perbedaan ukuran antara akar pokok dan akar cabang sangat
nyata. Akar tunggang di milliki oleh tumbuhan berkeping dua (dikotil), misalnya
mangga, jeruk, dan kacang-kacangan. Akan tetapi, tumbuhan dikotil tidak berakar
tunggang jika di tanam denagn cara cangkok atau disetek. Tumbuhan yang dicangkok
atau disetek menjadi berakar serabut.
Akar serabut memiliki kesamaan dengan akar tunggang. Kedua jenis akar ini
dapat bercabang-cabang. Tujuan percabangan akar untuk memperluas bidang
penyerapan di dalam tanah. Percabangan akar juga memperkuat berdiri nya batang.
Pada baian tumbuahan terdapat juga akar-akar khusus. Berikut ini akar-akar yang mempunyai
sifat dan tugas khusus.
1. Akar gantung
Akar ini tumbuh dari bagian batang tumbuhan di atas tanah. Akar tersebut
menggantung di udara dan tumbuh ke arah tanah, misalnya akar gantung pohon
beringin.
2. Akar pelekat
Akar ini tumbuh di sepanjang batang. Akar tersebut berguna untuk menempel
pada kayu, tumbuhan lain, atau tembok. Akar pelekat dimiliki tumbuhan yang
memanjat, misalnya akar tumbuhan lada dan sirih.

3. Akar tunjang
Akar ini tumbuh dari bagian bawah akar ke segala arah. Akar tersebut seakan-
akan menunjang batang agar tidak roboh, misalnya akar pohon bakau dan pandan.

4. Akar napas
Akar napas tumbuh tegak lurus ke atas sehingga muncul dari permukaan tanah
atau air. Akar napas ada yang di miliki tumbuhan darat (tumbuh di tanah) dan ada
yang dimiliki tumbuhan air. Akar napas merupakan cabang-cabang akar. Akar
napas memiliki banyak celah untuk jalan masuk udara, misalnya akar pohon kayu
api.
Lampiran 5

Instrumen tes siklus 1

SK : Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya

KD : Menjelaskan hubungan antara sturktur akar tumbuhan dengan fungsinya

NO. Indikator jenjang Soal Kunci


jawaban
1. Menyebutkan tiga pokok bagian C1 Tiga pokok bagian tumbuhan antara lain akar,
tumbuhan batang dan… d.

a. Bunga
b. Buah
c. Biji
d. Daun
2. Menyebutkan bagian lain dari C1 Selain mempunyai tiga bagian pokok, tumbuhan juga
tumbuhan mempunyai bagian lain yaitu…
b.
a. Batang
b. Bunga
c. Daun
d. Akar
3. Menunjukkan letak akar C1 Pada umum nya akar terletak di…

a. Di atas tanah b.
b. Di dalam tanah
c. Di atas air
d. A, b, dan c salah

4. Menjelaskan bentuk akar C2 Pada umumnya bentuk akar meruncing pada ujung,
ini bertujuan untuk…
c.
a. Memudahkan akar menyerap air
b. Memudahkan akar menyerap sari makanan
c. Memudah akar menembus tanah
d. Tidak ada fungsinya
5. Menjelaskan fungsi dari tudung akar C2 Tudung akar berfungsi untuk…

a. Bernafas c.
b. Menghisap sari makanan dari dalam tanah
c. Melindungi akar saat menembus tanah
d. Menghasilkan udara
6. Menyebutkan beberapa bagian akar C1 Berikut ini adalah bagian-bagian akar…

a. Inti akar, Rambut akar, dan tudung akar


b. Rambut akar dan bulu akar a.
c. Batang akar
d. Semua salah
7. Menyebutkan ciri-ciri akar serabut C1 Akar serabut meliki ciri-ciri…

a. Akar pokok bercabang-cabang


b. Akar pokok tidak bercabang-cabang d.
c. Tidak semua akar batng keluar dari pangkal
batang
d. Berbentuk seperti serabut
8. Menjelaskan contoh tanaman berakar C2 Akar serabut di miliki oleh tumbuhan…
serabut
a. Biji perkeping satu (monokotil) a.
b. Biji berkeping dua (dikotil)
c. Biji tidak berkeping
d. Semua benar
9. Memberi contoh tentang tanaman C2 Berikut ini adalah contoh tanaman berakar serabut,
berakar serabut kecuali…
a. Jagung d.
b. Rumput
c. Padi
d. jeruk
10. Memberi contoh tentang tanaman C2 Berikut ini adalah contoh tanaman yang memiliki
berakar tunggang akar tunggang…
b.
a. Tebu
b. Rambutan
c. Kelapa
d. Padi
11. Menyebutkan contoh tanaman berakar C1 Pohon beringin adalah contoh tanaman yang
gantung memiliki akar…
c.
a. Serabut
b. Tunggang
c. Gantung
d. Pelekat
12. Menjelaskan fungsi akar pelekat C2 Fungsi akar pelekat pada tanaman sirih berguna
untuk…
d.
a. Penopang berdirinya pohon
b. Penopang daun
c. Penopang batang
d. Menempel pada kayu atau tembok
13. Menjelaskan definisi tentang konsep C1 Akar yang tumbuh tegak lurus ke atas yang muncul
akar napas dari permukaan tanah atau dari air di sebut…
d.
a. Akar gantung
b. Akar pelekat
c. Akar tunjang
d. Akar napas
14. Menejelaskan perubahan jenis akar C2 Tumbuhan berkeping dua (dikotil) jika di
kembangbiakkan dengan cara di setek maka akar
nya akan berubah menjadi jenis akar… c.
a. Tunggan
b. Tunjang
c. Serabut
d. Tunggang dan serabut
15. Membuktikan bahwa tanaman C3 Pada musim kemarau tanaman tampak layu bahkan
membutuhkan air dan zat hara demi mati, ini membuktikan bahwa tanaman
kelangsungan hidup nya… membutuhkan air demi kelangsungan hidup nya, d.
yang di serap melalui…

a. Daun
b. Batang
c. Ranting
d. Akar
16. Menjelaskan kelainan air yang di serap C2 Jika air yang di serap oleh akar adalah air yang sudah
oleh akar tercemar apa yang terjadi pada tanaman ?

a. Tumbuh subur b.
b. Tanaman kurus dan lama-kelamaan akan mati
c. Tidak berpengaruh
d. Biasa-biasa saja
17. Membuktikan bahwa akar dapat C3 Pada tebing yang gundul akan lebih mudah terjadi
menahan tanah dari erosi dan longsor longsor/erosi di bandingkan dengan tebing yang
banyak pepohonan nya. Ini membuktikan bahwa…
c.
a. Akar menyimpan air dan sari makanan
b. Akar sebagai alat pernapassan pada
tumbuhan
c. Akar dapat menahan tanah dari lonsor dan
erosi
d. Semua benar
18. Menunjukkan alat pernapasan pada C1 Akar berguna sebagai alat pernapasan tumbuhan,
akar akar bernapas melalui…
a.
a. Pori-pori yang terdapat pada permukaan akar
b. Rambut akar (bulu akar)
c. Tudung akar
d. Penopang akar
19. Membuktikan bahwa akar menyimpan C3 Tanaman yang disiram dan di beri pupuk secara
air dan zat hara dari dalam tanah teratur akan tampak subur karena…

a. Air dan zat hara di serap oleh akar dan di a.


salurkan ke seluruh bagian tubuh lainnya
b. Air dan zat hara tidak di serap akar
c. Tanaman tidak prlu air
d. Tanaman tidak perlu di pupuk
20. Member contoh tentang tanaman C2 Pohon kelapa adalah termasuk tanaman dikotil
berakar serabut (tanaman berbiji tunggal) pohon kelapa memiliki
akar… c.

a. Tunggang
b. Tunjang
c. Serabut
d. Nafas
21. Memahami bagian lain dari tumbuhan C2 Pada tumbuhan terpadat bagian pokok yang telah
berubah, bagian tersebut adalah…
b.
a. Ranting
b. Bunga dan duri
c. Batang
d. Akar
22. Menyebutkan bagian-bagian inti akar C1 Pada bagian-bagian akar terdapat inti akar, inti akar,
inti akar terdiri dari…
b.
a. Inti akar dan rambut akar
b. Pembuluh kayu dan pembuluh tapis
c. Inti akar dan pembuluh akar
d. Tudung akar dan rambut akar
23. Menyebutkan contoh tanaman berakar C1 Berikut adalah contoh tanaman berakar napas :
napas
a. Pohon bakau c.
b. Pohon pandan
c. Pohon kayu api
d. Pohon beringin
24. Menyebutkan contoh tanaman berakar C1 Berikut ini adalah contoh tanaman berakar tunjang
tunggang kecuali…
a.
a. Pohon beringin
b. Pohon pandan
c. Pohon bakau
d. Pohon tebu
25. Menyebutkan sistem perakaran pada C1 Ada dua sistem perakaran pada tanaman yaitu :
tanaman
a. Sistem cangkok d.
b. Sistem setek
c. Sistem akar serabut
d. Sistem akar serabut dan akar tunggang
Lampiran 6

Instrumen Tes Siklus II

No. Indikator jenjang Soal Kunci


jawaban
1. Menyebutkan warna daun C1 Pada umum nya daun barwarna…

a. Merah d.
b. Kuning
c. Ungu
d. hijau
2. Menjelaskan penyebab daun berwarna C2 Daun barwarna hijau di sebabkan karna ada nya…
hijau
a. Stomata c.
b. Pori-pori
c. Klorofil
d. Semua benar
3. Menjelaskan bagian-bagian daun lengkap C2 Daun lengkap memiliki bagian-bagian sebagai
berikut…
d.
a. Pelepah
b. Tangkai
c. Helai daun
d. Semua benar
4. Menyebutkan bagian-bagian daun tidak C1 Sedangkan daun tidak lengkap terdiri dari…
lengkap
a. Tangkai c.
b. Helai
c. Tangkai dan helai
d. Ab dan c salah
5. Menyebutkan contoh daun tidak lengkap C1 Di bawah ini merupakan contoh daun tidak lengkap
yaitu…
d.
a. Daun jambu
b. Daun nangka
c. Daun mangga
d. Semua benar
6. Menjelaskan bentuk helai daun C2 Bentuk helai daun di pengaruhi…

a. Bentuk susunan tulang daun a.


b. Bentuk serat daun
c. Bentuk tangkai daun
d. Bentuk pelapah daun
7. Menyebutkan bermacam-macam bentuk C1 Di bawah ini adalah contoh bermacam-macam
susunan tulang daun bentuk susunan tulang daun, kecuali…
d.
a. Tulang daun menyirip
b. Tulang daun menjari
c. Tulang daun melengkung
d. Tulang daun memutar
8. Menyebutkan contoh tulang daun sejajar C1 Jenis rumput-rumputan memiliki susunan tulang
daun…
c.
a. Menyirip
b. Menjari
c. Sejajar
d. melengkung
9. Menyebutkan contoh tulang daun C1 Berikut ini adalah contoh tulang daun meyirip…
menyirip
a. Daun jambu a.
b. Daun singkong
c. Daun padi
d. Daun sirih
10. Memberi contoh tentang susunan tulang C2 Daun sirih memiliki susunan tulang daun…
daun melengkung
a. Menjari b.
b. Melengkung
c. Sejajar
d. Menyirip
11. Menjelaskan jenis daun berdasarkan C2 Berdasarka jumlah helai nya daun di bedakan 2
jumlah helai nya macam yaitu…
c.
a. Daun tunggal
b. Daun majemuk
c. Daun tunggal dan daun majemuk
d. Daun lengkap
12. Menyebutkan contoh daun tunggal C1 Berikut ini adalah contoh-contoh jenis daun
tunggal, kecuali…
a.
a. Daun belimbing
b. Daun pepaya
c. Daun singkong
d. Daun jagung
13. Memberi contoh jenis daun majemuk C2 Daun bunga mawar termasuk jenis daun…

a. Tunggal c.
b. Menjari
c. Majemuk
d. sejajar

14. Menjelaskan tentang daun tunggal C2 Daun tunggal yaitu daun yang pada setiap tangkai
nya terdapat…
a.
a. Satu helai daun
b. Dua helai daun
c. Tiga helai daun
d. Beberapa helai daun
15. Menjelaskan tentang susunan tulang C2 Tulang daun menjari berbentuk seperti...
daun menjari
a. Garis-garis melengkung d.
b. Garis-garis lurus
c. Susunan siri-sirip ikan
d. Susunan jari-jari tangan
16. Menyebutkan tempat tumbuh daun C1 Daun selalu tumbuh dari…

a. Batang a.
b. Akar
c. Bunga
d. biji
17. Menyebutkan contoh tumbuhan berdaun C1 Daun tumbuhan yang hanya memiliki pelepah dan
tidak lengkap helai daun saja adalah daun dari tumbuhan…
a.
a. Padi
b. Mangga
c. Kacang
d. Cabai
18. Menyebutkan istilah pada proses C1 Fungsi daun sebagai tempat pembuatan makanan
memasak makanan pada daun yang di sebut dengan proses…
c.
a. Penguapan
b. Penyerapan
c. Fotosintesis
d. B dan c benar
19. Menyebutkan sesuatu yang sangat di C1 Dalam proses fotosintesis daun membutuhkan…
butuhkan daun saat proses fotosintesis
a. Udara b.
b. Cahaya
c. Air
d. Tanah
20. Menjelaskan tentang kelebihan zat C2 Makanan yang di hasilkan dalam proses fotosintesis
makanan yang di hasilkan oleh proses berguna untuk kelangsungan tumbuhan, sedangkan
fotosintesis kelebihan nya di simpan dalam bentuk… d.

a. Cadangan air
b. Cadangan udara
c. Cadangan uap
d. Cadangan makanan
21. Menyebutkan tempat proses fotosintesis C1 Dimanakah proses fotosintesis di lakukan pada
bagi tumbuhan tumbuhan…
c.
a. Di batang
b. Di akar
c. Di daun
d. Di ranting
22. Menjelaskan penting nya cahaya dalam C2 Dalam proses fotosintesis tumbuhan sangat
proses fotosintesis bagi tumbuhan membutuhkan cahaya jika tidak ada cahaya apakah
daun masih bisa berfotosintesis… b.

a. Bisa
b. Tidak bisa
c. Bisa dan tidak bisa
d. Semua salah
23. Menyebutkan beberapa fungsi daun C1 Berikut ini adalah beberapa fungsi daun, kecuali…

a. Sebagai tempat pembuatan makanan d.


b. Tempat penguapan air
c. Sebagai alat pernapasan
d. Mengangkut makanan ke seluruh bagian
tubuh tumbuhan
24. Menjelaskan kelebihan air yang di serap C2 Kelebihan air yang telah di serap oleh tumbuhan
oleh tumbuhan akan di keluar kan melalui proses…
a.
a. Penguapan
b. Fotosintesis
c. Penyerapan
d. Semua benar
25. Menyebutkan istilah stomata (mulut C1 Mulut daun di sebut dengan istilah…
daun)
a. Penguapan c.
b. Penyerapan
c. Stomata
d. Fotosintesis
Lampiran 7
PEDOMAN WAWANCARA SISWA

Sumber : Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda


Nama : Aulia Salsabila
Alamat : Jl. Tebet Timur Dalam V

NO Pertanyaan yang diajukan Pernyataan Siswa


1 Apakah kamu merasa senang belajar konsep Sangat senang dengan
bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya Metode konstruktivisme
dengan mengunakan metode konstruktivisme ? ini
2 Apakah kamu suka belajar dengan cara yang Ya, sangat suka karena
menyenangkan ini ? membuat aku senang
belajar.
3 Apakah kamu pernah diajarkan oleh guru mu Belum pernah, biasanya
dengan metode konstruktivisme ini kami belajar dengan
sebelumnya? mendengarkan penjelasan
guru.
4 Apakah kamu merasa sulit mengerti belajar Tidak, bahkan lebih
konsep bagian-bagian tumbuhan dan mengasyikan dan mudah
fungsinyadengan menggunakan metode mengerti
konstruktivisme ini?
5 Apakah kamu setuju jika pembelajaran Ya, sangat setuju
dilakukan dengan cara diskusi yang
menyenangkan seperti ini ?
PEDOMAN WAWANCARA SISWA

Sumber : Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda


Nama : Muhammad Rizky
Alamat : Jl. Tebet Timur Dalam IX C

NO Pertanyaan yang diajukan Pernyataan Siswa


1 Apakah kamu merasa senang belajar konsep Ya senang banget!
bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya
dengan mengunakan metode konstruktivisme ?
2 Apakah kamu suka belajar dengan cara yang Ya, sangat suka, besok
menyenangkan ini ? mau belajar seperti ini
lagi!
3 Apakah kamu pernah diajarkan oleh guru mu Belum pernah, biasanya
dengan metode konstruktivisme ini Ibu guru yang banyak
sebelumnya? jelasin!.
4 Apakah kamu merasa sulit mengerti belajar Tidak, malah sya tambah
konsep bagian-bagian tumbuhan dan mengerti
fungsinyadengan menggunakan metode
konstruktivisme ini?
5 Apakah kamu setuju jika pembelajaran Ya, sangat setuju
dilakukan dengan cara diskusi yang
menyenangkan seperti ini ?
Lampiran 8

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU


SIKLUS I

Dilaksanakan Skor Penilaian


No Aspek yang diamati Ya Tidak 4 3 2 1
Kegiatan Belajar Mengajar
1 a. Pendahuluan
 Mempersiapkan siswa untuk belajar
 Memotivasi siswa untuk mengikuti
pelajaran dengan baik
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
2 b. Kegiatan Inti
 Mempresentasikan materi pelajaran
 Mengorganisasikan siswa dalam
membentuk kelompok
 Mengamati kegiatan diskusi siswa
 Memendu siswa dalam mengerjakan
tugas dalam kelompokny
 Memfasilitasi siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya
 Memfasilitasi siswa untuk
melakukan kegitan Tanya jawab
antar kelompok
 Mengapresiasi hasil kerja kelompok
siswa
3 c. Penutup
 Membimbing siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajar

 Memberikan evaluasi
d. Suasana Belajar
 Siswa antusias
 Guru antusias
 Ketepatan alokasi waktu
 KBM sesuai dengan RPP

Kriteria Skor Penilaian:


1 Terlaksana tapi tidak sesuai
2 Terlaksana tapi kurang tepat dan tidak sistematis
3 Terlaksana dengan tepat tapi kurang sistematis
4 Terlaksana dengan tepat dan sistematis

Jakarta, 2013
Observer

Rini Fauziawati, S.Pd


Lampiran 9

LEMBAR OBSERVASI PTK SIKLUS I


Data Observasi Komponen Siswa

No Hal yang diamati Skor


Siswa 4 3 2 1
1 Keaktifan Siswa
a. Siswa aktif mencatat materi pelajaran
b. Siswa aktif bertanya
c. Siswa aktif mengajukan ide

2 Perhatian siswa
a. Mendengarkan presentasi teman
b. Terfokus pada materi
c. Antusias

3 Kedisiplinan
a. Kehadiran/ absensi
b. Datang tepat waktu
d. Pulang tepat waktu

4 Penugasan/resitasi
a. Mengerjakan semua tugas
b. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai
waktunya
c. Mengerjakan sesuai dengan perintah

Keterangan:
4 : sangat baik
3 : baik
2 : tidak baik
1 : sangat tidak baik

Jakarta, 2013
Observer

Rini Fauziawati, S.Pd


Lampiran 10

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU


SIKLUS II

Dilaksanakan Skor Penilaian


No Aspek yang diamati Ya Tidak 4 3 2 1
Kegiatan Belajar Mengajar
1 a. Pendahuluan
 Mempersiapkan siswa untuk belajar
 Memotivasi siswa untuk mengikuti
pelajaran dengan baik
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
2 b. Kegiatan Inti
 Mempresentasikan materi pelajaran
 Mengorganisasikan siswa dalam
membentuk kelompok
 Mengamati kegiatan diskusi siswa
 Memendu siswa dalam mengerjakan
tugas dalam kelompokny
 Memfasilitasi siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya
 Memfasilitasi siswa untuk
melakukan kegitan Tanya jawab
antar kelompok
 Mengapresiasi hasil kerja kelompok
siswa
3 c. Penutup
 Membimbing siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajar
 Memberikan evaluasi
d. Suasana Belajar
 Siswa antusias
 Guru antusias
 Ketepatan alokasi waktu
 KBM sesuai dengan RPP

Kriteria Skor Penilaian:


1 Terlaksana tapi tidak sesuai
2 Terlaksana tapi kurang tepat dan tidak sistematis
3 Terlaksana dengan tepat tapi kurang sistematis
4 Terlaksana dengan tepat dan sistematis

Jakarta, 2013
Observer

Rini Fauziawati, S.Pd


Lampiran 11

LEMBAR OBSERVASI PTK SIKLUS II


Data Observasi Komponen Siswa

No Hal yang diamati Skor


Siswa 4 3 2 1
1 Keaktifan Siswa
a. Siswa aktif mencatat materi pelajaran
b. Siswa aktif bertanya
c. Siswa aktif mengajukan ide

2 Perhatian siswa
a. Mendengarkan presentasi teman
b. Terfokus pada materi
c. Antusias

3 Kedisiplinan
a. Kehadiran/ absensi
b. Datang tepat waktu
d. Pulang tepat waktu

4 Penugasan/resitasi
a. Mengerjakan semua tugas
b. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai
waktunya
c. Mengerjakan sesuai dengan perintah

Keterangan:
4 : sangat baik
3 : baik
2 : tidak baik
1 : sangat tidak baik

Jakarta, 2013
Observer

Rini Fauziawati, S.Pd


Lampiran 12

Soal Tes Siklus 1

Mata Pelajaran : IPA


Kelas/Semester : IV/1
Nama :
Hari/Tanggal :

Silanglah pada salah satu pada jawaban yang benar!

1. Tiga pokok bagian tumbuhan antara lain akar, batang dan…


a. Bunga
b. Buah
c. Biji
d. Daun

2. Pada umumnya bentuk akar meruncing pada ujung, ini bertujuan untuk…
a. Memudahkan akar menyerap air
b. Memudahkan akar menyerap sari makanan
c. Memudah akar menembus tanah
d. Tidak ada fungsinya

3. Tudung akar berfungsi untuk…


a. Bernafas
b. Menghisap sari makanan dari dalam tanah
c. Melindungi akar saat menembus tanah
d. Menghasilkan udara

4. Berikut ini adalah contoh tanaman berakar serabut, kecuali…


a. Jagung
b. Rumput
c. Padi
d. Jeruk

5. Berikut ini adalah contoh tanaman yang memiliki akar tunggang…


a. Tebu
b. Rambutan
c. Kelapa
d. Padi

6. Pohon beringin adalah contoh tanaman yang memiliki akar…


a. Serabut
b. Tunggang
c. Gantung
d. Pelekat

7. Fungsi akar pelekat pada tanaman sirih berguna untuk…


a. Penopang berdirinya pohon
b. Penopang daun
c. Penopang batang
d. Menempel pada kayu atau tembok

8. Akar yang tumbuh tegak lurus ke atas yang muncul dari permukaan tanah atau
dari air di sebut…
a. Akar gantung
b. Akar pelekat
c. Akar tunjang
d. Akar napas

9. Pada musim kemarau tanaman tampak layu bahkan mati, ini membuktikan
bahwa tanaman membutuhkan air demi kelangsungan hidup nya, yang di
serap melalui…
a. Daun
b. Batang
c. Ranting
d. Akar

10. Akar berguna sebagai alat pernapasan tumbuhan, akar bernapas melalui…
a. Pori-pori yang terdapat pada permukaan akar
b. Rambut akar (bulu akar)
c. Tudung akar
d. Penopang akar

11. Tanaman yang disiram dan di beri pupuk secara teratur akan tampak subur
karena…
a. Air dan zat hara di serap oleh akar dan di salurkan ke seluruh bagian tubuh
lainnya
b. Air dan zat hara tidak di serap akar
c. Tanaman tidak prlu air
d. Tanaman tidak perlu di pupuk

12. Berikut adalah contoh tanaman berakar napas :


a. Pohon bakau
b. Pohon pandan
c. Pohon kayu api
d. Pohon beringin
13. Berikut ini adalah contoh tanaman berakar tunjang kecuali…
a. Pohon beringin
b. Pohon pandan
c. Pohon bakau
d. Pohon tebu

14. Ada dua sistem perakaran pada tanaman yaitu :


a. Sistem cangkok
b. Sistem setek
c. Sistem akar serabut
d. Sistem akar serabut dan akar tunggang
Lampiran 13

Soal Tes Siklus 2

Mata Pelajaran : IPA


Kelas/Semester : IV/1
Nama :
Hari/Tanggal :

Silanglah pada salah satu pada jawaban yang benar!

1. Daun berwarna hijau di sebabkan karena ada nya…


a. Stomata
b. Pori-pori
c. klorofil
d. Semua benar

2. Sedangkan daun kat lengkap terdiri dari…


a. Tangkai
b. Helai
c. Tangkai dan helai
d. Ab dan c salah

3. Di bawah ini contoh daun tak lengkap yaitu…


a. Daun jambu
b. Daun nangka
c. Daun mangga
d. Semua benar

4. Di bawah ini adalah contoh bermacam-macam bentuk susunan tulang daun,


kecuali…
a. Tulang daun menyirip
b. Tulang daun menjari
c. Tulang daun melengkung
d. Tulang daun memutar

5. Jenis rumput-rumputan memiliki susunan tulang daun…


a. Menyirip
b. Menjari
c. Sejajar
d. Melengkung
6. Berikut ini adalah contoh tulang daun meyirip…
a. Daun jambu
b. Daun singkong
c. Daun padi
d. Daun sirih

7. Daun sirih memiliki susunan tulang daun…


a. Menjari
b. Melengkung
c. Sejajar
d. Menyirip

8. Berdasarkan jumlah helai nya daun di bedakan 2 macam yaitu…


a. Daun lengkap
b. Daun tunggal
c. Daun majemuk
d. Daun tunggal dan daun majemuk

9. Tulang daun menjari berbentuk seperti…


a. Gars-garis yang melengkung
b. Garis-garis lurus
c. Susunan sirip-sirip ikan
d. Susunan jari-jari tangan

10. Fungsi daun sebagai tempat pembuatan makanan yang di sebut dengan
proses…
a. Penguapan
b. Penyerapan
c. Fotosintesis
d. B dan C benar

11. Dalam proses fotosintesis daun membutuhkan…


a. Udara
b. Cahaya
c. Air
d. Tanah

12. Makanan yang hasilkan dalam proses fotosintesis berguna untuk


kelangsungan tumbuhan, sedangkan kelebihan nya disimpan dalam bentuk…
a. Cadangan air
b. Cadangan udara
c. Cadangan uap
d. Cadangan makanan
13. Daun tumbuhan yang hanya memiliki pelepah dan helai daun saja adalah
daun dari tumbuhan…
a. Padi
b. Mangga
c. Kacang
d. Cabai

14. Kelebihan air yang telah di serap oleh tumbuhan akan di keluarkan melalui
proses…
a. Penguapan
b. Fotosintesis
c. Penyerapan
d. Semua benar

15. Mulut daun di sebut dengan istilah…


a. Penguapan
b. Penyerapan
c. Stomata
d. Fotosintesis
Lampiran 18
Analisis Butir Soal Pretest Siklus I

Butir Soal 1 4 5 9 10 11 12 13 15 18 19 23 24 25
Jumlah
No Kunci Jawaban D C C D B C D D D A A B A D Skor
Nilai
Nama Siswa
1 AbdurRahman 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 5 36
2 Akbar 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 5 36
3 Aminah 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 6 43
4 AuliaSalsabila 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 8 57
5 FaizahAmani 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 8 57
6 Haikal. A 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 4 29
7 Haikal. S 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 5 36
8 Indah 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 7 50
9 M. Fadli 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 6 43
10 M. Rizky 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 7 50
11 M. Syafiq 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 6 43
12 Nurawalia 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 7 50
13 Prinsesa 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 10 71
14 Sarah 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 8 57
15 Tia Herlina 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 10 71
16 Zakiah 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 7 50
Lampiran 19
Analisis Butir Soal Postest Siklus I

ButirSoal 1 4 5 9 10 11 12 13 15 18 19 23 24 25
Jumlah
No Kunci Jawaban D C C D B C D D D A A B A D Skor
Nilai
Nama Siswa
1 AbdurRahman 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 8 57
2 Akbar 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 10 71
3 Aminah 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 9 64
4 AuliaSalsabila 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 10 71
5 FaizahAmani 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 11 79
6 Haikal. A 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 6 43
7 Haikal. S 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 11 79
8 Indah 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 64
9 M. Fadli 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 7 50
10 M. Rizky 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 10 71
11 M. Syafiq 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 79
12 Nurawalia 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 71
13 Prinsesa 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 93
14 Sarah 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 8 57
15 Tia Herlina 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 12 86
16 Zakiah 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 9 64
Lampiran 20
Analisis Butir Soal Pretest Siklus II

Butir Soal 2 4 5 7 8 9 10 11 15 17 18 19 23 24 25
Jumlah
No Kunci Jawaban C C D D C A B C D A C B B A C Skor
Nilai
Nama Siswa
1 AbdurRahman 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 6 40
2 Akbar 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 7 47
3 Aminah 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 7 47
4 AuliaSalsabila 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 6 40
5 FaizahAmani 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 9 60
6 Haikal. A 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 5 33
7 Haikal. S 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 6 40
8 Indah 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 7 47
9 M. Fadli 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 6 40
10 M. Rizky 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 8 53
11 M. Syafiq 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 10 67
12 Nurawalia 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 8 53
13 Prinsesa 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 9 60
14 Sarah 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 8 53
15 Tia Herlina 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 11 73
16 Zakiah 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 9 60
Lampiran 21
Analisis Butir Soal Postest Siklus II

Butir Soal 2 4 5 7 8 9 10 11 15 17 18 19 23 24 25
Jumlah
No Kunci Jawaban C C D D C A B C D A C B B A C Skor
Nilai
Nama Siswa
1 AbdurRahman 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 6 40
2 Akbar 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 7 47
3 Aminah 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 7 47
4 AuliaSalsabila 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 6 40
5 FaizahAmani 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 9 60
6 Haikal. A 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 5 33
7 Haikal. S 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 6 40
8 Indah 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 7 47
9 M. Fadli 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 6 40
10 M. Rizky 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 8 53
11 M. Syafiq 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 10 67
12 Nurawalia 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 8 53
13 Prinsesa 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 9 60
14 Sarah 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 8 53
15 Tia Herlina 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 11 73
16 Zakiah 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 9 60
Lampiran 20

Hasil Pretest dan Posttest Siklus I

No Nama Siswa Nilai Pretest Nilai Posttest N-Gain

1 Abdur Rahman 35 57 0,34


2 Akbar 35 71 0,55
3 Aminah 43 64 0,37
4 Aulia Salsabila 57 71 0,39
5 Faizah Amani 57 79 0,51
6 Haikal. A 29 43 0,19
7 Haikal. S 35 79 0,68
8 Indah 50 64 0,28
9 M. Fadli 43 50 0,17
10 M. Rizky 50 71 0,42
11 M. Syafiq 43 79 0,63
12 Nur Awalia 50 71 0,42
13 Prinsesa 71 93 0,76
14 Sarah 53 57 0,08
15 Tia Herlina 71 86 0,52
16 Zakiah 50 64 0,28
Jumlah Nilai 772 1099 6,59
Rata-rata 48,2 68,7 0,39
Standar Deviasi 12,17 11,81 0,32
Lampiran 21

Hasil Pretest dan Posttest Siklus II

No Nama Siswa Nilai Pretest Nilai Posttest N-Gain

1 Abdur Rahman 40 73 0,55


2 Akbar 47 80 0,62
3 Aminah 47 73 0,49
4 Aulia Salsabila 40 87 0,78
5 Faizah Amani 60 93 0,82
6 Haikal. A 33 53 0,29
7 Haikal. S 40 73 0,55
8 Indah 47 73 0,49
9 M. Fadli 40 67 0,62
10 M. Rizky 53 80 0,57
11 M. Syafiq 67 87 0,61
12 Nur Awalia 53 73 0,42
13 Prinsesa 60 93 0,82
14 Sarah 53 73 0,42
15 Tia Herlina 63 93 0,74
16 Zakiah 60 80 0,50
Jumlah Nilai 813 1251 9,29
Rata-rata 50,8 78,3 0,56
Standar Deviasi 11,50 11,85 0,49

Anda mungkin juga menyukai