Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Kelas Iv Pada Konsep Struktur Tumbuhan Dan Fungsinya
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Kelas Iv Pada Konsep Struktur Tumbuhan Dan Fungsinya
Skripsi
OLEH :
KARMILAH
NIM : 809018300325
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, yang dengan memuji Nya terbuka segala pintu
ilmu,
Berkat rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
dengan baik. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama penulisan skripsi yang berjudul “Penerapan Pendekatan
Konstruktivisme untuk meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV pada Konsep
Struktur Tumbuhan dan Fungsi nya.” penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami saat menjalani proses
penyelesaian skripsi. Namun berkat bimbingan dan pengarahan dari dosen
pembimbing serta kesungguhan hati dan dorongan dari berbagai pihak semuanya
dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
1. Nurlena Rifai MA, Ph. D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Fauzan, MA, Ketua Prodi PGMI Dual Mode UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Nengsih Junaengsih, M. Pd sebagai dosen pembimbing yang telah sabar
membimbing dan mengarahkan penulis serta memberi motovasi selama
proses penyusunan skripsi.
4. Seluruh dosen yang mengajar PGMI Dual Mode UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Ust. Ahmad Fikriansyah .SS. Kepala sekolah MI Miftahul Huda yang
telah memberikan ijin kepada penulis dalam pelaksanaan penelitian.
6. Rini Fuazianti. S.Pd., obsever yang telah membantu dalam melaksanakan
proses penelitian.
7. Sahabat-sahabatku kelompok bimbingan IPA UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Romelah, Iis Dahlia, Halimah, Abdullah, dan Ai Suryani. Dan
ii
sahabat-sahabat lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih
atas dukungan, kasih sayang dan perhatian kepada penulis.
8. Suami dan anak-anakku tercinta yang telah memberikan motivasi serta
do’a yang tidak henti-hentinya kepada penulis.
9. Ida Mustafida, S.Pd, yang telah banyak membantu dalam proses penulisan
skripsi sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. viii
v
5. Model PembelajaranKonstruktivisme ............................ 25
6. KelebihandanKekuranganKonstruktivisme .................... 25
B. HasilPenelitianyangRelevan ................................................ 26
C. HipotesisTindakan ............................................................... 27
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Depdiknas, Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan, (Jakarta:
FITK PRESS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan),hal.6
1
2
2
Kurikulum KTSP Depdiknas 2006
3
3
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal.143
4
C. PembatasanFokus Penelitian
Mengingat luasnya ruang lingkup dan keterbatasan waktu, agar
pembahasan tidak menyimpang dari pokok permasalahan maka penulis memberi
alternatif dan prioritas pemecahan masalah dalam penelitian ini, yaitu melalui
pendekatan Konstruktivisme dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa,
antara lain:
1. Pendekatan konstruktivisme yang diterapkan adalah pendekatan yang
dikembangkan oleh Piaget.
2. Materi yang diajarkan adalah materi tentang struktur tumbuhan dan
fungsinya.
3. Aspek yang diukur adalah aspek kongitif, yaitu jenjang C1-C3
4. P TK yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK menurut Kurt Lewin
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
4
Masitoh dkk, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Dirjend Pendidikan Islam Depag RI,
2009), hal.3
6
7
5
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2002),
hal.14-15
6
Ibid,hal.23.
8
b. Tujuan Belajar
Tujuan-tujuan belajar yang eksplisit diuasahakan untuk mencapai dengan
tindakan instruksional, lazim dinamakan dengan intructional effects, yang biasa
berbentuk keterampilan dan pengetahuan. Sedangkan tujuan-tujuan yang lebih
merupakan hasil sampingan yaitu: tercapai karena siswa “menghidupi” (to live in)
suatu sistem belajar tertentu seperti contohnya, kemampuan berfikir kritis dan
kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima pendapat orang lain.
Ditinjau secara umum, maka tujuan belajar ada tiga jenis :
1) Untuk Mendapat Pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir, pemilikan pengetahuan dan
kemampuan berfikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak
dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya
kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan.
2) Pemahaman Konsep Keterampilan
Pemahaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu
keterampilan. Jadi keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani,
keterampilan jasmani adalah keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat,
diamati sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan gerak/penampilan dari
anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Termasuk dalam hal ini masalah-
masalah tehnik dan pengulangan, sedangkan keterampilan rohani lebih rumit,
karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat
dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak.
3) Pembentukan Sikap
Dalam interaksi belajar-mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat,
didengar, ditiru semua perilakunya oleh para siswanya. Dari proses observasi
siswa juga mungkin menirukan perilaku gurunya, sehingga diharapkan terjadi
proses internalisasi yang dapat menumbuhkan proses penghayatan pada setiap
siswa yang kemudian diamalkan.
9
c. Teori Belajar
Beberapa teori belajar yang dikutip dari para ahli pendidikan sebagai
berikut:
1) Teori Behavioristik
Teori belajar perilaku (behavioristik) merupak teori belajar yang
mengobservasi perilaku individu dalam belajar, baik perilaku eksternal dan
terbuka. Dalam teori belajar ini dikenal beberapa teori belajar yaitu :
a) Koneksionisme
Teori koneksionisme (connectionism) adalah teori yang dikembangkan
oleh Edward L Thorndike (1874-1949) dalam syah berdasarkan eksperimen
dengan menggunakan hewan seperti kucing untuk mengetahui fenomena belajar.
Dari hasil eksperimennya ia berpendapat bahwa belajar adalah hubungan stimulus
dan respon dan disebut pula “S-R Bond Teory” dan S-R bond teory dan S-R
psychology of learning”.7
7
Muhibun Syah, Psikolodi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda
Karya, 2005), hal.105.
10
4) Teori konstruktivisme
Konstruktivisme adalah suatu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Von Glaserveld
menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan,
pengetahuan bukan gambaran dari dunia nyata yang ada, tetapi pengetahuan selalu
merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan
seseorang.11
8
Ibid, hal.109
9
Tatang Saripudin, Landasan Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan, 2009),
hal.112
10
Ibid, h.114
11
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grapindo
Persada, 2011), hal.37
11
d. Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip belajar adalah konsep-konsep ataupun asas (kaidah dasar) yang
harus diterapkan dalam proses belajar mengajar, jadi prinsip-prinsip belajar adalah
landasn berfikir, landasan berpijak dan sumber motivasi, dengan harapan tujuan
pembelajaran tercapai dan tumbuhnya proses belajar antar anak didik dan
pendidik yang dinamis dan terarah.
1) Prinsip-prinsip Belajar Menurut Slameto
Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar:
- Dalam belajar setiap siswa harus diusahan partisipasi aktif, meningkatkan
minat, dan membimbing untuk mencapai instruksional.
- Belajar harus dapat menimbulkan “Reinforcement” dan motivasi yang kuat
pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
- Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan
kemampuannya bereksplorasi dan belajar aktif.
- Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari :
- Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian
yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.
- Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuia dengan tujuan
instruksional yang harus dicapai.
- Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan
tenang.
- Repetisi, dalam proses belajar perlu latihan berkali-kali agar
pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.
dan mengarahkan kegiatan belajar siswa, agar memperoleh hasil yang telah
dirancang sebelumnya. Dalam uraian ini peristiwa belajar akan dipandang dari
segi hasil.
Howard Kingsley (Sudjana, 2004) membagi tiga macam hasil belajar,
yakni (a) keterampilan dan kebiasan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap
dan cita-cita masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ditetapkan
dalam kurikulum sekolah.14
Sedangkan Gagne (Sudjana,2004) mengemukakan lima kategori tipe hasil
belajar, yakni (a) verbal information (b) intelektual skill (c) cognitive strategy (d)
Attitide dan (e) motoric skill. Sementara Benyamin Bloom berpendapat bahwa
tujuan pendidikan yang hendak kita capai digolongkan atau dibedakan (bukan
dipisahkan) menjadi tiga bidang, yakni, (a) bidang kognitif, (b) afektif dan (3)
bidng psikomotor.
Dalam tulisan ini, hanya akan dibahas tipe hasil belajar menurut Gagne
dan Benyamin Bloom. Sekalipun dalam system pendidikan kita menganit teori
yang dikemukakan oleh Benyamin Bloom, namun ada baiknya dikemukakan
pendapat Gagne sebagai bahan perbandingan, sekaligus dapat memperkaya
pembaca, sebab pendapat keduanya banyak persamaannya.
a. Bentuk Perbuatan Belajar
Gagne berpendapat, bahwa belajar dapat dilihat dari segi proses dan dapat pula
dilihat dari segi hasil. Dari segi proses, menurut Gagne ada delapan tipe perbuatan
belajar, yakni:15
1) Belajar signal. Bentuk belajar ini paling sederhana yaitu memberikan reaksi
terhadap perangsang.
2) Belajar mereaksi perangsang melalui penguatan, yaitu memberikan reaksi
yang berulang-ulang manakala terjadi reinforcement atau penguatan.
3) Belajar membentuk rangkaian, yaitu belajar menghubung-hubungkan
gejala/faktor yang satu dengan yang lain, sehingga menjadi satu kesatuan
(rangkaian) yang berarti.
14
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2004), hal.45
15
Berikut ini dikemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam ketiga aspek hasil
belajar:
1) Tipe Hasil Belajar Kognitif
Adapun tingkatan belajar tipa bidang kognitif, meliputi:
a) Tipe hasil Belajar Pengetahuan Hapalan (knowledge)
Pengetahuan hapalan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge
dari Bloom, cakupan dalam pengetahuan hapalan termasuk juga pengetahun
yang sifatnya faktual,disamping pengetahuan yang mengenai hal-hal yang
perlu diingat kembali seperti batasan, peristilahan, pasal, hukum, bab, ayat,
rumus dan laian-lain.
b) Tipe Hasil Belajar Pemahaman (comprehension)
Tipe hasil belajar ini lebih tinggi satu tingkat dari tipe hasil belajar
pengetahuan hapalan pemahaman memerlukan kemampuan menangkap
makna atau arti dari suatu konsep.Untuk itu diperlukan hubungan atau
pertauatan antara konsep dengan makna yang ada dalam konsep tersebut. Ada
tiga macam pemahaman yang berlaku umum; pertama pemahan terjemahan,
kedua pemahaman penafsiran, dan ketiga pemahaman ekstrapolasi
(kesanggupan melihat dibalik yang tertulis, tersirat, dan tersurat)
c) Tipe Hasil Belajar penerapan Aplikasi
Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabtraksi suatu konsep,
ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru
d) Tipe Hasil Belajar Analisis
Analisis adalah kesanggupan memecahkan, mengurai suatu integrita
(kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian yang mempunyai
arti, atau mempunyai tingkatan/hirarki.
e) Tipe Hasil Belajar Sintesis
Sintesis adalah lawan analisis. Bila pada analisis tekanan pada kesanggupan
menguraikan suatu integritas menjadi bagian yang bermakna, pada sintesis
adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas
f) Tipe Hasil Belajar evaluasi
18
16
Ibid, hal.54
17
Elin Rosalin,Gagasan Merancang Pembelajaran Konstektual, (Jakarta: PT Karsa
Mandiri Persada, 2010), hal.5
18
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal.266
20
belajar. Prinsip yang paling umum dan paling esensial dari konstrukrivis adalah
siswa memperoleh banyak pengetahuan diluar sekolah bukan dari bangku
sekolah. Model pembelajaran konstruktivisme bermula dari teori perkembangan
intelektual Piaget, yang memandang belajar sebagai proses pengaturan sendiri
(Self Regulation) yang dilakukan sesorang dalam mengatasi konnflik kognitif.
Konflik timbul pada saat terjadi ketidak selarasaan (disequbilration) antara
informasi yang diterima siswa dengan stuktur kognitif yang dimilikinya. Adapun
pengetahuan sendiri adalah proses internal untuk mencapai keselarasan
(equlibration) yang dilakukan melalui dua fungsi yaitu organisasi dan adaptasi.
Konflik kognitif muncul saat terjadi interaksi antara pengetahuan awal
yang telah dimiliki siswa dengan penomena baru yang tidak dapat dipadukan
begitu saja, sehingga diperlukan perubahan atau modfikasi stuktur kognitif untuk
mencapai keseimbangan. Peristiwa ini akan terjadi secara berkelanjutan selama
siswa menerima penegetahuan baru.
Masuknya informasi dalam stuktur kognitif (skemata) menurut Piaget
melalui dua mekanisme yaitu asimilasi dan akomodasi. Pada proses asimilasi
seseorang menggunakan stuktur kognitif dan kemampuan yang sudah ada untuk
beradaftasi dengan masalah atau informasi baru atau masalah yang dihadapi
sesorang mengandung kesamaan dengan stuktur mental yang sudah ada,
sementara pada akomodasi melibatkan modifikasi stuktur pengetahuan agar lebih
sesuai atau mengakomodasi stuktur kognitif.
Menurut Ausubel faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah apa
yang telah diketahui siswa atau konsep awal siswa. Hal ini mengetahui agar
terjadi pembelajaran bermakna, konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan
dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam stuktur kognitif siswa. Selain
pengetahuan awal siswa, menurut Ausubel ada beberapa konsep dan prinsip lain
yang perlu diperhatikan agar pemebalajaran menjadi bermakna antara lain.
Pengatur awal, diferrensial progresif, penyesuaian integratif, dan belajar super
ordinat.
Menurut Harlen seseorang memiliki pengetahuan pribadi yang merupakan
pemahaman sendiri tentang keadaan disekitarnya. Pengetahuan ini dapat bersifat
21
ilmiah yaitu dapat tahan uji terhadap kenyataan dan sebagian bersifat sehari-hari,
ada pula pengetahuan bersifat umum yaitu pengetahuan external yang dimiliki
masyarakat. Pengetahuan ini pun dapat bersifat ilmiah dan sebagaian bersifat
sehari-hari.
Para siswa sebelum memperoleh pembelajaran, sebenarnya sudah
mempunyai gagasan tentang peristiwa-peristiwa ilmiah yang terbentuk melalui
proses belajar informal dalam memahami pengalaman sehari-hari, saat siswa
memasuki ruang kelas, siswa telah membawa gagasan atau konsep awal yang
diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, gagasan atau konsep awal tersebut perlu
disadari oleh guru dalam kegiatan pembelajaran agar proses pembelajaran tidak
hanya memindahkan gagasan guru kepada siswa, melainkan sebagai proses untuk
mengubah gagasan yang ada melalui pengalaman di kelas.19
Proses terjadinya modifikasi stuktur kognitif dapat dilihat dari gambar 2.1
sebagai berikut.20
19
Ari Widodo.dkk. Pendidikan IPA di SD,(Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan-UPI.
2008), hal.50.
20
Ibid,hal.51
22
Hal Baru
Hasil interaksi dengan lingkungannya
( Dalam pembelajaran )
Diadopsi
Skemata
AKOMODASI
Ketidak seimbangan
COCOK
Jalan Buntu
KESEIMBANGAN
21
Ibid, hal. 52
23
5) Dalam proses pembelajran terjadi interaksi sosial antara sisiwa dengan siswa
dan siswa dengan guru.
Ekplorasi
22
Ibid, hal.26
23
Ibid,hal.52
25
24
Nengsih Juanengsih, Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan Dasar dalam Bidang
Sains, sebuah Ontologi dalam Pendekatan Baru dalam Pembelajaran Sains dan Matematika
Dasar, (Jakarta: PIC IISEP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), hal. 69.
26
b. Kelemahan
Dalam bahasan kekurangan atau kelemahan ini mungkin bisa kita lihat dalam
proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang
begitu mendukung; siswa berbeda persepsi satu dengan yang lainnya.25
25
http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/24/teori-belajar-konstruktivisme-406224.html
26
Siti Rahmina Haerunnisa: Pengaruh Pembelajaran Kontruktifisme Dalam
Pembelajaran Kimia Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Tentang Sistem koloid (Penelitian
Tindakan Kelas di MA AL – Baqiyatusholihat TenjoBogor).
27
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: “Pendekatan Pembelajaran
Konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa Kelas IVMI
Miftahul Huda pada konsep Struktur Tumbuhan dan Fungsinya
27
Asep Suryadi : Pengaruh Pembelajaran Kotruktifisme Terhadap Hasil Belajar Sains
Siswa MI Nurul Islamiyah Ciseeng Bogor Pada Pokok Pembahsan Sistem peredaran Darah
Manusia.
28
Amanah: Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Hasil belajar IPA Kelas III
Pada Konsep Sumber Energi dan Perubahanya (Kuasi Eksperimen di MI Al-Hidayah Lebak
Bulus)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
29
Wijaya Kusumah dkk, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Indeks, 2010),
hal. 19
30
Ibid, hal. 20
28
29
SIKLUS I
Pelaksanaan tindakan I :
Sub konsep dari berbagai
Identifikasi Alternatif Pemecahan benda langit dengan Model
Permasalahan (Rencana Tindakan I) Konstruktivisme
Siklus II
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah Siswa kelas IV MI Miftahul Huda Kecamatan
Tebet Jakarta Selatan yang berjumlah 16 orang yang terdiri dari 10 siswa laki –
laki dan 6 siswa perempuan.
30
Siklus II
Perencanaan - Memperbaiki kelemahan-kelemahan pada siklus I
- Menyiapkan kelas tempat penelitian
- Menyusun RPP berdasarkan pendekatan konstruktivisme
sesuai dengan hasil refleksi
- Mendiskusikan RPP dengan dosen pembimbing dan
kolabolator
- Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan
- Menyiapkan soal latihan pada seriap pertemuan tentang
materi yang akan dipelajari.
- Menyiapkan soal untuk pretest dan postest
32
Tabel 3.2
Jenis Data, Instrumen, dan Sumber Data
Data Sumber Data Instrumen
Hasil Belajar Siswa Tes Objektif
Kegiatan Proses Belajar Siswa dan Guru Lembar Observasi
Mengajar (PBM)
Tabel 3.4
Kisi – kisi Intrumen Penelitian Konsep Stuktur Akar Tumbuhan Dan
Fungsinya
No Indikator Ranah kognitip Jmlh Soal
C1 C2 C3 Digunakan
Tabel 3.4
Kisi – kisi Intrumen Penelitian Konsep Stuktur Daun Tumbuhan Dan
Fungsinya
No Indikator Ranah kognitip Jmlh Soal
C1 C2 C3 Digunakan
30
David E.Meltzer, Addendum to : The Relationship between Mathematicpreparation and
conceptual learning Gain in Physic. Dari Http : physic, iastet,edu/per/docs/Addendum on
normalized gain. Pdf.
36
BAB IV
DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Hasil penelitian tindakan kelas ini dilakukan peneliti di kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Miftahul Huda, yang berlokasi di Jl. Tebet Timur Dalam X C No.20,
Tebet Timur Jakarta Selatan. Kondisi Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda cukup
baik dengan sarana prasarana yang cukup tersedia dan didukung oleh guru-guru
yang pendidikannya sampai sarjana. Hal ini sangat memungkinkan hasil
pembelajaran di MI Miftahul Hudadapat menjadi lebih baik jika para tenaga
pendidiknya menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan efektif serta
disukai oleh siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan..
Sebelum diadakan penelitian, penulis melakukan penelitian kebutuhan
terlebih dahulu.Dari analisis kebutuhan diperoleh gambaran mengenai situasi,
kondisi dan hasil belajar dari sekolah tempat diadakannya penelitian.
Analisis kebutuhan yang dilakukan yaitu :
a) Diskusi dengan guru
Diskusi dengan guru dilakukan pada tanggal 31 Desember 2013. Tujuan
dari kegiatan ini untuk mengetahui kondisi hasil belajar siswa pada pembelajaran
IPA serta kendala apa yang dihadapi pada saat pembelajaran IPA itu berlangsung.
Selain itu sebelum diadakan penelitian terlebih dahulu dilakukan wawancara
untuk menggali informasi mengenai tinggi rendahnya hasil belajar siswa kelas IV
pada mata pelajaran IPA.
Dari hasil wawancara diperoleh data yaitu pembelajaran masih berpusat
pada guru sehingga siswa kurang terlibat secara aktif dalam belajar, hal ini akan
berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.
b) Wawancara dengan siswa
Wawancara dengan siswa dimaksudkan untuk mengungkapkan kesulitan
apa yang dialami siswa dalam mempelajari IPA selain itu wawancara ini juga
bertujuan untuk mengetahui pendapat mereka mengenai proses pembelajaran yang
mereka terima dikelas.
36
37
Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus I dimulai dengan mengidentifikasikan
permasalahan yang terdapat di kelas. Berdasarkan hasil observasi ada beberapa
permasalahan yang ditemukan diantaranya rendahnya hasil belajar IPA kelas IV,
kurangnya motivasi belajar siswa, media serta penggunaan metode belajar yang
kurang tepat.
Dari permasalahan tersebut, peneliti mencoba untuk menerapkan model
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV, yaitu
dengan menerapkan model pembelajaran Konstruktivisme.
Berikut hal-hal yang disiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran, yaitu meliputi :
38
c. Tahap pengamatan
Melalui tahapan pengamatan terdapat hal-hal yang ditemukan dalam
kegiatan pembelajaran, diantaranya masih ada siswa tidak ikut berdiskusi dengan
teman kelompoknya, siswamasih malu-malu dalam mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di hadapan teman-temannya. Dan dari hasil penilaian pretest
dan posttest diketahui keberhasilan model pembelajaran konstruktivisme dalam
meningkatkan hasil belajar IPA di kelas IV.
40
Untuk hasil belajar pada siklus I dapat disimpulkan pada Tabel 4.2.berikut ini:
Tabel4.2
Kategori Hasil Tes Kemampuan Siswa
Kategori Siklus I
≥ 0.70 = Tinggi 1
0.30 – 0.70 = Sedang 10
≤ 0.30 = Rendah 5
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.1 dapat diketahui nilai N-gain
rata-rata sebesar 0,32 dengan kategori sedang. Sehingga dapat dikatakan terjadi
peningkatan hasil belajar siswa setelahditerapkannya model pembelajaran
konstruktivisme. Dimana sebelum diterapkannya metode pembelajaran
konstruktivisme, rata-rata hasil belajar siswa 48,2 sedangkan setelah
41
Tabel 4.4
Presentase Ketercapaian KKM pada Posttest siklus I
No Kriteria Ketuntasan Data hasil test Presentase
1 Sudah memenuhi KKM 8 50 %
2 Belum tercapai KKM 8 50 %
Pada tabel 4.4 diatas, dapat dilihat Persentase Ketercapaian KKM siswa
padasiklus I baru mencapai63%.Hal ini berarti ketuntasan belajar pada siklus I
belum memenuhi kriteria ketuntasan yang diharapkan 85 %. Tidak tercapainya
KKM sesuai kriteria yang diharapkan disebabkan proses pembelajaran masih
belumkondusif dan masih banyak siswa belum fokus terhadap materi yang
disampaikan.
1. Observasi
a. Observasi Guru
Tabel 4.5.
Data Observasi kegiatan Guru Siklus I
No Aspek Yang Diamati Penilaian
Siklus I
I Pengamatan KBM
a. Pendahuluan
1. Mempersiapkan siswa untuk belajar 3
2. Memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran 3
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3
II b. Kegiatan Inti
1. Mempersiapkan materi pembelajaran 3
2. Mengorganisasikan siswa kedalam beberapa kelompok 3
3. Menjelaskan tugas kelompok yang harus dilakukan siswa
4. Membimbing siswa dalam mengerjakan tugas 3
kelompoknya
5. Memotivasi siswa untuk berani mempresentasikan hasil 3
diskusi kelompok
6. Memberikan kesempatan untuk bertanya atau 3
memberikan tanggapan kepada siswa terhadap hasil
diskusi kelompok-kelompok lain
7. Memberikan evaluasi 3
8. Memberi penghargaan pada kelompok yang pekerjaannya 4
bagus.
III c. Penutup
1. Memberikan penguatan pada siswa dari materi yang telah 3
dipelajari selama proses pembelajaran
2. Membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran 3
3. Memberikan tugas diakhir pelajaran 3
d. Suasana Belajar
1. Siswa antusias 3
2. Guru antusias 3
3. Waktu sesuai alokasi 3
4. KBM sesuai dengan skenario RPP 3
Jumlah 55
Persentase Penilaian Observer siklus I (%) 76 %
Kategori Sedang
yang sudah dilaksanakan pada siklus I dapat dikategorikan sedang yaitu sebesar
76%
Tabel 4.6
Persentase Hasil Observasi kinerja Gurudalam Proses Pembelajaran
IPApada Konsep Bagian-bagian dan Fungsi Tumbuhan
Hasil tabel tersebut menunjukkan bahwa kinerja guru yang sudah terlaksana
dengan tepat dan sistematis, baru mencapai 6 %, sedangkan yang terlaksana
dengan tepat tapi kurang sistematis 94%
Tabel 4.7.
Data Observasi Komponen Siswa Pada Siklus I
4 Penugasan/resitasi
a. Mengerjakan semua tugas 2
b. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai waktunya 1
c. Mengerjakan sesuai dengan perintah 4
Jumlah 30
Persentase Penilaian Observasi Siswa Siklus I 63 %
Kategori Sedang
Tabel 4.9.
Indikator Catatan Lapangan Pada Siklus I
Indikator Uraian
Kegiatan Siswa 1. Tahapan mengembangkan pemikiran siswa
mengkonstruk pengetahuannya sendiri
Siswa aktif menjawab pertanyan guru
2. Tahapan Melaksanakan model pembelajaran
Konstruktivisme
Siswa melakukan model pembelajaran
Konstruktivisme dengan baik
Dapat bekerja sama dengan kelompoknya.
3. Sebagian siswa sudah menguasai materi yang dipelajari
4. Tahap mengembangkan sikap ingin tahu dan bertanya.
Beberapa siswa ada yang bertanya ketika tidak
mengerti
Beberapa siswa fasif dalam pembelajaran.
5. Tahapan menciptakan masyarakat belajar.
Bebrapa siswa aktif berdiskusi
Siswa aktif menanggapi persentasi kelompok lain.
6. Tahapan menghadirkan permodelan
Siswa menyampaikan hasil pengamatan dengan baik
7. Tahapan melakukan refleksi
Siswa aktif serta terlihat senang ketika
menyimpulkan materi yang disampaikan
8. Tahapan melakukan penilaian
Terlihat bebrapa siswa yang tidak serius dan
bercanda.
Indikator Uraian
Kegiatan guru 1. Tahapan mengembangkan pemikiran siswa mengkostruk
pemikirannya sendiri.
Guru sudah baik dalam mengkonstruk pengetahuan
siswa.
2. Tahapan melaksanakan kegiatan Konstruktivisme
Guru sudah baik memfasilitasi proses pembelajaran
siswa
Guru sudah baik memberikan arahan selama proses
belajar berlangsung
Guru sudah baik dalam mengkondisikan siswa selama
proses pembelajaran.
3. Tahapan mengembangkan sikap ingin tahu dan bertanya
Guru sudah baik dalam memberikan kesempatan
bertanya pada siswa.
4. Tahapan menciptakan masyarakat belajar.
46
4. Hasil Wawancara
d. Refleksi
Proses pembelajaran dengan model pembelajarankonstruktivisme pada
konsep strukturakar tumbuhan dan fungsinya membuat siswa lebih mudah
mengerti dan lebih menarik, sehingga siswa lebih terkondisikan untuk belajar
lebih aktif, kreatif, efektif serta menyenangkan.
Namun dalam proses pembelajaran yang dilakukan pada Siklus I ini belum
menunjukan hasil yang lebih memuaskan, masih perlu melakukan refleksi atas
pembelajaran yang telah dilakukan, untuk menemukan kekurangan pada proses
pembelajaran baik yang dilakukan oleh guru maupun yang dilakukan oleh siswa.
Refleksi yang dilakukan untuk menetukan perbaikan pembelajaran selanjutnya.
Pada posttest siklus I untuk hasil belajar dari jumlah siswa 16 orang yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 8 orang (50%) dan yang
belum mencapai dari target Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 8siswa
(50%) sedangkan target yang ingin dicapai adalah 85 %. Untuk kinerja guru baru
mencapai 6 % terlaksana dengan tepat dan sistematis dan 94 % terlaksana dengan
tepat tetapi tidak sistematis karena masih ada yang kurang diantaranya guru
kurang memotivasi siswa, sehingga siswa tidak dapat melakukan proses
pembelajaran dengan baik.
e. Keputusan
Pada pelaksanaan siklus I berdasarkan test hasil belajar siswa yang telah
dilaksanakan selama proses pembelajaran pada siklus I ini, bahwa hasil belajar
siswa pada konsep struktur akar tumbuhan dan fungsinya belum memenuhi
indikator yang diharapkan, tidak semua siswa memiliki nilai diatas Kriteria
48
Ketuntasan Minimal (KKM). Maka dalam hal ini perlu dilakukan tindak lanjut
proses pembelajaran untuk perbaikan hasil belajar siswa dan untuk meningkatkan
semangat belajar siswa. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk melanjutkan
penelitian tindakan kelas ini di siklus II.
Siklus II
a. Tahap perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II merupakan tahap perbaikan dari siklus I.
Beberapa tindakan yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus II yaitu :
1. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
model pembelajaran konstruktivisme
2. Pembuatan Lembar Kerja Siswa, dengan menggunakan model pembelajaran
konstruktivisme
3. Pembuatan instrumen yang digunakan dalam siklus Penelitian Tindakan
Kelas(PTK) seperti instrumen tes, pedoman observasi, catatan lapangan, dan
pedoman wawancara.
4. Membuat kelompok belajar siswa.
c. Tahap pengamatan
Melalui tahap pengamatan peneliti didampingi oleh observer melihat
semua pengamatan aspek penilaian pre test dan posttest sehingga peneliti dapat
melihat sejauhmana keberhasilan model pembelajarankonstruktivisme dalam
meningkatkan hasil belajar IPA di kelas IV MI Miftahul Huda.
Dan pedoman observasi siswa digunakan untuk mengetahui ketercapaian
hasil belajar IPA pada setiap kegiatan pemebelajaran sebelum dan sesudah diberi
tindakan dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme.
Adapun pengamatan pada siklus II adalah sebagai berikut :
50
1. Hasil pretest pembelajaran IPA pada konsep struktur daun tumbuhan dan
fungsinya.
Tes yang digunakan pada siklus II ini berbentuk 15 butir soal pilihan
ganda.Data nilai pretest sebelum siswa mempelajari materi dengan menggunaan
model pembelajaran konstruktivisme.Skor pretest diperoleh dari hasil belajar
siswa setelah diterapkan model pembelajaran konstruktivisme.Skor pretest dan
posttest siswa digunakan untuk mencari skor N-gain. Pengolahan data hasil skor
pretest dan posttest terdapat dalam lampiran sedangkan nilai rata-rata hasil test
dengan skala pernilaian 0 – 100 disajikan pada tabel 4.11 berikut :
Tabel 4.11
Hasil Tes Kemampuan Siswa
Tabel 4.12
Kategori Hasil Tes Kemampuan Siswa
Kategori Siklus 1I
≥ 0.70 = Tinggi 4 Orang
0.30 – 0.70 = Sedang 11 Orang
≤ 0.30 = Rendah 1 Orang
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.12 dapat diketahui nilai N-gain rata-
rata sebesar 0,58 dengan kategori sedang. Peningkatan hasil belajar siswa pada tes
ini terlihat dari sebelum diberi tindakan dan sesudah diberi tindakan ada
peningkatan, sebelum tindakan rata-rata hasil belajar siswa 50,8 sedangkan setelah
diberi tindakan hasil belajar siswa rata-rata sebesar 78,2
51
Tabel 4.13
Presentase Ketercapaian KKM pada Pretest siklus II
Tabel 4.14
Presentase Ketercapaian KKM pada Posttest siklus II
Pada tabel 4.14 dapat dilihat Prosentase Ketercapaian KKM Siswa pada
siklus II Sebesar 87,5%.Hai ini berarti ketuntasan belajar pada siklus II sudah
lebih dari yang diharapkan yaitu 85%.Tercapainya KKM sesuai kriteria yang
diharapkan disebabkan proses pembelajaran sudah kondusif dan sebagian besar
siswa fokus dan tertarik untuk melaksanakan pembelajaran sehingga materi yang
disampaikan dapat terserap dengan baik.
2. Observasi
Pada Siklus II ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi,wawancara,dan catatan lapangan yang telah
dibuat berikut ini disajikan data yang diperoleh dalam tahap observasi.
a. Observasi guru
Kegiatan guru selama proses pembelajaran diamati dengan menggunakan lembar
observasi,untuk melihat keterlaksanaannya Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran(RPP) yang telah dibuat,berikut ini merupakan hasil observasi guru
yang sedang mengajar pada siklus II:
52
Tabel 4.15
Data Observasi Kegiatan Guru siklus II
d. Suasana Belajar
1. Siswa antusias 4
2. Guru antusias 4
3. Waktu sesuai alokasi 4
4. KBM sesuai dengan skenario RPP 4
Jumlah 69
Persentase Penilaian Observer siklus I (%) 96 %
Kategori Tinggi
Tabel 4.15. menunjukkan penilaian kegiatan guru dalam mengajar yang dinilai
observer.Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru harus sesuai dengan
Rencana PelaksanaanPembelajaran(RPP) yang sudah disiapkan dalam tahap
perencanaan.Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kegiatan guru yang sudah
dilakukan pada siklus II dapat dikategorikan tinggi, yaitu sebesar 93%. Pada tabel
53
diatas dapat diketahui adanya peningkatan kegiatan guru dari siklus I yaitu
sebesar 63% dan siklus dua yaitu 96%, hal ini sangat menunjang tercapainya
peningkatan hasil belajar siswa untuk pembelajaran IPA di kelas 1V MI Miftahul
Huda, Tebet. Dengan metode Konstruktivisme yang dapat menarik perhatian
siswa dengan cara yang menyenangkan sehingga siswa tidak bosan dan merasa
kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran.
Tabel 4.16
Persentase Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran IPA
pada Struktur Tumbuhan dan Fungsinya
Skor penilaian Frekwensi Presentase
Terlaksana tapi tidak sesuai - -
Terlaksana tapi kurang tepat dan tidak sistematis - -
Terlaksana dengan tepat tapi kurang sistematis 3 17 %
Terlaksana dengan tepat dan sistematis 15 83 %
Total 18 100 %
Hasil tabel tersebut menunjukan kinerja guru terlaksana dengan tepat dan
sistematis telah mencapai 83% Terlaksana dengantepat tapi kurang sistematis
17%.
Dari tabel diatas menunjukan bahwa skor penilaian proses belajar siswa kelas IV
MI Miftahul Huda adalah 25 % Baik dan 75 % Sangat baik.Tabel tersebut dapat
dilihat dengan kategori baik karena telah mencapai 75 %, hal ini suatu hasil yang
bagus sehingga dapat menunjang keberhasilan belajar siswa kelas IV pada
pembelajaran IPA .
b. Catatan Lapangan
Pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dimuat dalam catatan
lapangan.Uraian lengkap pada lembar catatan lapangan dapat dillihat pada tabel
4.19 dibawah ini:
55
Tabel 4.19
Indikator Catatan Lapangan Pada Siklus II
Indikator Uraian
Kegiatan Siswa 1. Tahapan mengembangkan pemikiran siswa mengkonstruk
pengetahuannya sendiri
Siswa aktif menjawab pertanyan guru
2. Tahapan Melaksanakan Konstruktivisme
Siswa melakukan metode Konstruktivisme dengan
baik
Dapat bekerja sama dengan kelompoknya.
3. Sebagian siswa sudah menguasai materi yang dipelajari
4. Tahap mengembangkan sikap ingin tahu dan bertanya.
Beberapa siswa ada yang bertanya ketika tidak
mengerti
Sebagian besar siswa aktif dalam pembelajaran.
5. Tahapan menciptakan masyarakat belajar.
Bebrapa siswa aktif berdiskusi
Siswa aktif menanggapi persentasi kelompok lain.
6. Tahapan menghadirkan permodelan
Siswa menyampaikan hasil pengamatan dengan baik
7. Tahapan melakukan refleksi
Siswa aktif serta terlihat senang ketika
menyimpulkan materi yang disampaikan
8. Tahapan melakukan penilaian
Siswa terlihar serius dalam mengerjakan tugas.
Indikator Uraian
Kegiatan guru 1. Tahapan mengembangkan pemikiran siswa mengkostruk
pemikirannya sendiri.
Guru sudah baik dalam mengkonstruk pengetahuan
siswa.
2. Tahapan melaksanakan kegiatan konstruktivisme
Guru sudah baik memfasilitasi proses pembelajaran
siswa
Guru sudah baik memberikan arahan selama proses
belajar berlangsung
Guru sudah baik dalam mengkondisikan siswa selama
proses pembelajaran.
3. Tahapan mengembangkan sikap ingin tahu dan bertanya
Guru sudah baik dalam memberikan kesempatan
bertanya pada siswa.
4. Tahapan menciptakan masyarakat belajar.
Guru sudah baik dalam memberikan kesempatan
bertanya kepada siswa
5. Tahapan menghadirkan permodelan
56
Hasil Observasi kegiatan guru sudah menunjukkan hasil lebih baik dari siklus
sebelumnya dengan peningkatan kinerja guru baik dalam menyajikan maupun
memilih metode yang tepat akan mendukung hasil belajar yang lebih baik dan
memuaskan..
c. Hasil Wawancara
Hasil wawancara diperoleh dengan memberikan pertanyaan kepada
beberapa siswa dari perwakilan tiap kelompok yang berbeda. Selama wawancara
diperoleh informasi mengenai pernyataan siswa selama proses pembelajaran
dengan menerapkam metode konstruktivisme yang disajikan pada tabel 4.20. di
bawah ini :
Tabel 4.20
Hasil Wawancara Pembelajaran IPA dengan Model Pembelajaran
Konstruktivismepada Konsep Struktur Tumbuhan dan Fungsinya
NO Pertanyaan yang diajukan Pernyataan Siswa
1 Apakah kamu merasa senang belajar konsep Sangat senang dengan
struktur daun tumbuhan dan fungsinya model konstruktivisme
dengan menggunakan model pembelajaran ini
konstruktivisme ?
2 Apakah kamu suka belajar dengan cara yang Ya, sangat suka karena
menyenangkan ini ? membuat aku senang
belajar.
3 Apakah kamu pernah diajarkan oleh guru mu Belum pernah, biasanya
dengan model pembelajaran konstruktivisme ini kami belajar dengan
sebelumnya? mendengarkan penjelasan
guru.
4 Apakah kamu merasa sulit mengerti belajar Tidak, bahkan lebih
tentang konsep struktur daun tumbuhan dan mengasyikan dan mudah
fungsinya dengan menggunakan model mengerti
pembelajaran konstruktivisme ini?
5 Apakah kamu setuju jika pembelajaran Ya, sangat setuju
dilakukan dengan cara diskusi yang
menyenangkan seperti ini ?
57
d. Refleksi
Proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
konstruktivisme pada konsep struktur daun tumbuhan dan fungsinya membuat
siswa lebih tertarik dan bersemangat, sehingga siswa lebih terkondisikan untuk
belajar lebih aktif, kreatif, efektif serta menyenangkan.
Proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus II ini telah menunjukkan
hasil yang lebih baik, dimana hampir sebagian besar siswa telah aktif dalam
proses pembelajaran yang dilakukan, sehingga kondisi belajar tidak membosankan
dan siswa telah terbiasa melakukan kegiatan belajar dengan model pembelajaran
konsruktivisme.
Pada posttest siklus II untuk hasil belajar dari jumlah siswa 16 orang yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 14 orang (88%) Untuk
kinerja guru telah mencapai 83 % terlaksana dengan tepat dan sistematis. Hal ini
menunjukkan telah terjadi peningkatan dalam proses pembelajaran yang telah
dilakukan pada siklius II ini.
e. Keputusan
Pada pelaksanaan siklus II berdasarkan test hasil belajar siswa yang telah
dilaksanakan selama proses pembelajaran pada siklus II ini, bahwa hasil belajar
siswa pada konsep struktur daun tumbuhan dan fungsinyatelah memenuhi
indikator yang diharapkan, yaitu sebanyak 14 siswa (88%). Hal ini berarti,
tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar IPA di kelas IV MI
Miftahul Huda tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya
58
B. Pembahasan
Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus I dan
siklus II dengan menerapkan pembelajaran Pendekatan konstruktivisme, dari
setiap siklus menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar selama proses
pembelajaran. Hal ini berdasarkan hasil pretest dan posttestataupun berdasarkan
lembar observasi kegiatan siswa dalam menguasai pembelajaran konsep struktur
tumbuhan dan fungsinya.
Hasil test kemampuan siswa pada siklus I setelah menerapkan model
pembelajaran konstruktivisme diketahui bahwa nilai rata-rata siswa adalah 68,7
dengan nilai N-gain 0,39 dengan interpretasi berkategori sedang. Sebanyak 8
siswa memiliki kemampuan yang sudah memenuhi KKM dengan prosentase 50%,
sedangkan 8 siswa belum memenuhi KKM dengan prosentase 50%. Hal ini
menunjukkan ketuntasan belajar di siklus I belum memenuhi keriteria ketuntasan
yang diharapkan yaitu 85%.Rata-rata hasil belajar siswa yang diukur pada siklus I
tergolong baik, namun masih perlu ditingkatkan.
Lembar observasi kegiatan siswa dalma proses pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran konstruktivisme pada siklus I mencapai
prosentase 63%. Hal ini menunjukkan siswa dapat mengikuti dengan baik dan
antusias kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Namun hasil belajar yang dicapai pada siklus I belum maksimal, masih
ada siswa yang mencapai hasil belajar yang masih rendah. Rendah nya hasil
belajar siswa dikarenakan pada saat pembelajaran terdapat siswa yang kurang
merespon dan tidak focus terhadap proses pembelajaran, diantara nya pada saat
proses diskusi dan perwakilan kelompok masih ada siswa yang malu untuk
mempresentasikan jawaban kelompoknya.Untuk mengatasi hal tersebut pada
siklus II peneliti memandu diskusi secara aktif dan memberikan kesempatan lebih
kepada siswa dalam menyampaikan pendapat, lebih memotivasi siswa untuk terus
aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Setelah melakukan perbaikan tindakan pada siklus II, hasil belajar siswa
menunjukkan peningkatan, yaitu mencapai nilai rata-rata 78,2 dengan N-gain
0,56. Siswa yang memiliki kemampuan sesudah memenuhi KKM sebanyak 14
59
siswa dengan prosentase 87,5%, dan hanya 2 siswa belum memenuhi KKM
dengan prosentase 12,5%.
Lembar observasi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran pada siklus II
juga mengalami peningkatan yaitu mencapai prosentase 94%. Hal ini
menunjukkan siswa sudah terbiasa dengan kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan, sehingga siswa aktif dan tampil lebih percaya diri dalam kegiatan
diskusi yang dilaksanakan.Hal ini mendorong siswa untuk mencapai hasil belajar
yang maksimal.
Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar
yang diakibatkan adanya perlakuan yang diberikan kepada siswa dengan kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran konstruktivisme.Dimana
sebelum penerapan model pembelajaran konstruktivisme ini nilai pretest siswa
lebih kecil dibandingkan dengan nilai posttest.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Asep Suryadi
yang menyimpulkan bahwa model pembelajaran konstruktivisme dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep Sistem Peredaran Darah Manusia.
Selain itu penelitian lain yang dilakukan oleh Amanah juga menunjukkan bahwa
model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa
kelas III di MI Al- Hidayah Lebak Bulus.
Sesuai yang telah dijelaskan pada bab II bahwa model pembelajaran
konstruktivisme dapat membuat siswa berfikir untuk menyelesaikan masalah,
memiliki ide dan membuat keputusan, karena murid terlibat secara langsung
dalam membina pengetahuan baru, mereka akan lebih memahami konsep yang
diajarkan dan dapat mengaplikasikan nya dalam segala situasi. Selain itu murid
terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme
pada konsep struktur tumbuhan dan fungsinya membuat siswa menjadi lebih aktif
dalam memperoleh pengetahuan dengan membangun sendiri konsep belajar
berdasarkan pengalaman belajar yang telah dimilikinya. Sehingga hasil belajar
siswa pun dapat meningkat.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I dan siklus II, maka
dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada konsep
struktur tumbuhan dan fungsinya. Hal ini dapat dilihat dari prosentase jumlah
siswa yang telah berhasil mencapai nilai KKM, dimana pada siklus I hasil posttest
siswa yang sudah memenuhi KKM mencapai 50 % meningkat menjadi 87,5 %
pada siklus II . Hasil observasi juga menunjukkan pelaksanaan pembelajaran di
kelas yang menggunakan model pembelajaran konstruktivisme berhasil dengan
baik, ini dibuktikan dengan prosentase keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
yang dilakukan, dimana pada siklus I mencapai 63 % meningkat menjadi 94 %
pada siklus II.
B. Saran
1. Keberhasilan penerapan model pembelajaran konstruktivisme dalam
penelitian ini dapat dijadikan motivasi untuk mencoba variasi pendekatan,
model atau strategi pembelajaran lainnya dalam proses pembelajaran yang
dilakukan
2. Sebelum menerapkan model atau strategi pembelajaran yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran,, guru harus memahami terlebih dahulu tahapan
pelaksanaan dari model atau strategi pembelajaran yang dilakukan
3. Mengkondinisikan suasana ruang belajar sesuai dengan kegiatan yang akan
dilakukan saat proses pembelajaran
60
61
DAFTAR PUSTAKA
Darmodjo, Herdro, Jeny R.E Kaligis dkk. 1992. Psikologi pendidikan. Jakarta:
Depdikbud.
Pembelajaran Sains dan Matematika Dasar. Jakarta: PIC IISEP UIN Syarif
Hidayatullah.
Sujana, Nana. 1989. Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosda Karya
Kelas : IV (Empat)
Semester : Ganjil
Pertemuan Ke : 4
II. Indikator
A.Pendahuluan :
Waktu : 10 Menit
B.1 Eksplorasi :
Waktu : 15 Menit
Nilai Karakter : Tanggap, tekun, berfikir logis dan kerjasama
Tahap Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
konstruktivis
me
Memotivasi siswa dengan megajukan Merespon apa yang di 5 Menit
pertanyaan sebagai berikut : katakan guru
B.2 Elaborasi :
Waktu : 20 Menit
Nilai Karakter : Disiplin, tanggap, tekun dan kerja keras
Tahap Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
konstruktivisme
Memerintahkan siswa untuk kembali ke Melaksana kan apa 10 menit
tempat duduk masing-masing yang di perintahkan
oleh guru
Membahas hasil diskusi dan menjelaskan Memperhatikan
kembali tentang konsep bagian-bagian penjelasan dari guru
Diskusi dan
akar dan fungsinya
penjelasan
konsep
Memerintahkan siswa menulis materi Melaksanakan apa 10 Menit
tentang bagian-bagian akar dan fungsinya yang diperintahkan
yang ada pada buku paket guru
B.3 Konfirmasi :
Waktu : 15 Menit
Nilai Karakter : Berfikir logis, disiplin dan tekun
C.Penutup :
Waktu : 10 Menit
Nilai Karakter : Kerjasama dan tekun
Guru mengkomunikasikan materi yang Siswa mendengarkan penjelasan dari guru 3 Menit
akan di sampaikan pada pertemuan
selanjut nya
X. PENILAIAN
Kunci Jawaban
3. Akar tunjang
Akar ini tumbuh dari bagian bawah akar ke segala arah. Akar tersebut seakan-
akan menunjang batang agar tidak roboh, misalnya akar pohon bakau dan pandan.
4. Akar napas
Akar napas tumbuh tegak lurus ke atas sehingga muncul dari permukaan tanah
atau air. Akar napas ada yang di miliki tumbuhan darat (tumbuh di tanah) dan ada
yang dimiliki tumbuhan air. Akar napas merupakan cabang-cabang akar. Akar
napas memiliki banyak celah untuk jalan masuk udara, misalnya akar pohon kayu
api.
Lampiran 5
a. Bunga
b. Buah
c. Biji
d. Daun
2. Menyebutkan bagian lain dari C1 Selain mempunyai tiga bagian pokok, tumbuhan juga
tumbuhan mempunyai bagian lain yaitu…
b.
a. Batang
b. Bunga
c. Daun
d. Akar
3. Menunjukkan letak akar C1 Pada umum nya akar terletak di…
a. Di atas tanah b.
b. Di dalam tanah
c. Di atas air
d. A, b, dan c salah
4. Menjelaskan bentuk akar C2 Pada umumnya bentuk akar meruncing pada ujung,
ini bertujuan untuk…
c.
a. Memudahkan akar menyerap air
b. Memudahkan akar menyerap sari makanan
c. Memudah akar menembus tanah
d. Tidak ada fungsinya
5. Menjelaskan fungsi dari tudung akar C2 Tudung akar berfungsi untuk…
a. Bernafas c.
b. Menghisap sari makanan dari dalam tanah
c. Melindungi akar saat menembus tanah
d. Menghasilkan udara
6. Menyebutkan beberapa bagian akar C1 Berikut ini adalah bagian-bagian akar…
a. Daun
b. Batang
c. Ranting
d. Akar
16. Menjelaskan kelainan air yang di serap C2 Jika air yang di serap oleh akar adalah air yang sudah
oleh akar tercemar apa yang terjadi pada tanaman ?
a. Tumbuh subur b.
b. Tanaman kurus dan lama-kelamaan akan mati
c. Tidak berpengaruh
d. Biasa-biasa saja
17. Membuktikan bahwa akar dapat C3 Pada tebing yang gundul akan lebih mudah terjadi
menahan tanah dari erosi dan longsor longsor/erosi di bandingkan dengan tebing yang
banyak pepohonan nya. Ini membuktikan bahwa…
c.
a. Akar menyimpan air dan sari makanan
b. Akar sebagai alat pernapassan pada
tumbuhan
c. Akar dapat menahan tanah dari lonsor dan
erosi
d. Semua benar
18. Menunjukkan alat pernapasan pada C1 Akar berguna sebagai alat pernapasan tumbuhan,
akar akar bernapas melalui…
a.
a. Pori-pori yang terdapat pada permukaan akar
b. Rambut akar (bulu akar)
c. Tudung akar
d. Penopang akar
19. Membuktikan bahwa akar menyimpan C3 Tanaman yang disiram dan di beri pupuk secara
air dan zat hara dari dalam tanah teratur akan tampak subur karena…
a. Tunggang
b. Tunjang
c. Serabut
d. Nafas
21. Memahami bagian lain dari tumbuhan C2 Pada tumbuhan terpadat bagian pokok yang telah
berubah, bagian tersebut adalah…
b.
a. Ranting
b. Bunga dan duri
c. Batang
d. Akar
22. Menyebutkan bagian-bagian inti akar C1 Pada bagian-bagian akar terdapat inti akar, inti akar,
inti akar terdiri dari…
b.
a. Inti akar dan rambut akar
b. Pembuluh kayu dan pembuluh tapis
c. Inti akar dan pembuluh akar
d. Tudung akar dan rambut akar
23. Menyebutkan contoh tanaman berakar C1 Berikut adalah contoh tanaman berakar napas :
napas
a. Pohon bakau c.
b. Pohon pandan
c. Pohon kayu api
d. Pohon beringin
24. Menyebutkan contoh tanaman berakar C1 Berikut ini adalah contoh tanaman berakar tunjang
tunggang kecuali…
a.
a. Pohon beringin
b. Pohon pandan
c. Pohon bakau
d. Pohon tebu
25. Menyebutkan sistem perakaran pada C1 Ada dua sistem perakaran pada tanaman yaitu :
tanaman
a. Sistem cangkok d.
b. Sistem setek
c. Sistem akar serabut
d. Sistem akar serabut dan akar tunggang
Lampiran 6
a. Merah d.
b. Kuning
c. Ungu
d. hijau
2. Menjelaskan penyebab daun berwarna C2 Daun barwarna hijau di sebabkan karna ada nya…
hijau
a. Stomata c.
b. Pori-pori
c. Klorofil
d. Semua benar
3. Menjelaskan bagian-bagian daun lengkap C2 Daun lengkap memiliki bagian-bagian sebagai
berikut…
d.
a. Pelepah
b. Tangkai
c. Helai daun
d. Semua benar
4. Menyebutkan bagian-bagian daun tidak C1 Sedangkan daun tidak lengkap terdiri dari…
lengkap
a. Tangkai c.
b. Helai
c. Tangkai dan helai
d. Ab dan c salah
5. Menyebutkan contoh daun tidak lengkap C1 Di bawah ini merupakan contoh daun tidak lengkap
yaitu…
d.
a. Daun jambu
b. Daun nangka
c. Daun mangga
d. Semua benar
6. Menjelaskan bentuk helai daun C2 Bentuk helai daun di pengaruhi…
a. Tunggal c.
b. Menjari
c. Majemuk
d. sejajar
14. Menjelaskan tentang daun tunggal C2 Daun tunggal yaitu daun yang pada setiap tangkai
nya terdapat…
a.
a. Satu helai daun
b. Dua helai daun
c. Tiga helai daun
d. Beberapa helai daun
15. Menjelaskan tentang susunan tulang C2 Tulang daun menjari berbentuk seperti...
daun menjari
a. Garis-garis melengkung d.
b. Garis-garis lurus
c. Susunan siri-sirip ikan
d. Susunan jari-jari tangan
16. Menyebutkan tempat tumbuh daun C1 Daun selalu tumbuh dari…
a. Batang a.
b. Akar
c. Bunga
d. biji
17. Menyebutkan contoh tumbuhan berdaun C1 Daun tumbuhan yang hanya memiliki pelepah dan
tidak lengkap helai daun saja adalah daun dari tumbuhan…
a.
a. Padi
b. Mangga
c. Kacang
d. Cabai
18. Menyebutkan istilah pada proses C1 Fungsi daun sebagai tempat pembuatan makanan
memasak makanan pada daun yang di sebut dengan proses…
c.
a. Penguapan
b. Penyerapan
c. Fotosintesis
d. B dan c benar
19. Menyebutkan sesuatu yang sangat di C1 Dalam proses fotosintesis daun membutuhkan…
butuhkan daun saat proses fotosintesis
a. Udara b.
b. Cahaya
c. Air
d. Tanah
20. Menjelaskan tentang kelebihan zat C2 Makanan yang di hasilkan dalam proses fotosintesis
makanan yang di hasilkan oleh proses berguna untuk kelangsungan tumbuhan, sedangkan
fotosintesis kelebihan nya di simpan dalam bentuk… d.
a. Cadangan air
b. Cadangan udara
c. Cadangan uap
d. Cadangan makanan
21. Menyebutkan tempat proses fotosintesis C1 Dimanakah proses fotosintesis di lakukan pada
bagi tumbuhan tumbuhan…
c.
a. Di batang
b. Di akar
c. Di daun
d. Di ranting
22. Menjelaskan penting nya cahaya dalam C2 Dalam proses fotosintesis tumbuhan sangat
proses fotosintesis bagi tumbuhan membutuhkan cahaya jika tidak ada cahaya apakah
daun masih bisa berfotosintesis… b.
a. Bisa
b. Tidak bisa
c. Bisa dan tidak bisa
d. Semua salah
23. Menyebutkan beberapa fungsi daun C1 Berikut ini adalah beberapa fungsi daun, kecuali…
Memberikan evaluasi
d. Suasana Belajar
Siswa antusias
Guru antusias
Ketepatan alokasi waktu
KBM sesuai dengan RPP
Jakarta, 2013
Observer
2 Perhatian siswa
a. Mendengarkan presentasi teman
b. Terfokus pada materi
c. Antusias
3 Kedisiplinan
a. Kehadiran/ absensi
b. Datang tepat waktu
d. Pulang tepat waktu
4 Penugasan/resitasi
a. Mengerjakan semua tugas
b. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai
waktunya
c. Mengerjakan sesuai dengan perintah
Keterangan:
4 : sangat baik
3 : baik
2 : tidak baik
1 : sangat tidak baik
Jakarta, 2013
Observer
Jakarta, 2013
Observer
2 Perhatian siswa
a. Mendengarkan presentasi teman
b. Terfokus pada materi
c. Antusias
3 Kedisiplinan
a. Kehadiran/ absensi
b. Datang tepat waktu
d. Pulang tepat waktu
4 Penugasan/resitasi
a. Mengerjakan semua tugas
b. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai
waktunya
c. Mengerjakan sesuai dengan perintah
Keterangan:
4 : sangat baik
3 : baik
2 : tidak baik
1 : sangat tidak baik
Jakarta, 2013
Observer
2. Pada umumnya bentuk akar meruncing pada ujung, ini bertujuan untuk…
a. Memudahkan akar menyerap air
b. Memudahkan akar menyerap sari makanan
c. Memudah akar menembus tanah
d. Tidak ada fungsinya
8. Akar yang tumbuh tegak lurus ke atas yang muncul dari permukaan tanah atau
dari air di sebut…
a. Akar gantung
b. Akar pelekat
c. Akar tunjang
d. Akar napas
9. Pada musim kemarau tanaman tampak layu bahkan mati, ini membuktikan
bahwa tanaman membutuhkan air demi kelangsungan hidup nya, yang di
serap melalui…
a. Daun
b. Batang
c. Ranting
d. Akar
10. Akar berguna sebagai alat pernapasan tumbuhan, akar bernapas melalui…
a. Pori-pori yang terdapat pada permukaan akar
b. Rambut akar (bulu akar)
c. Tudung akar
d. Penopang akar
11. Tanaman yang disiram dan di beri pupuk secara teratur akan tampak subur
karena…
a. Air dan zat hara di serap oleh akar dan di salurkan ke seluruh bagian tubuh
lainnya
b. Air dan zat hara tidak di serap akar
c. Tanaman tidak prlu air
d. Tanaman tidak perlu di pupuk
10. Fungsi daun sebagai tempat pembuatan makanan yang di sebut dengan
proses…
a. Penguapan
b. Penyerapan
c. Fotosintesis
d. B dan C benar
14. Kelebihan air yang telah di serap oleh tumbuhan akan di keluarkan melalui
proses…
a. Penguapan
b. Fotosintesis
c. Penyerapan
d. Semua benar
Butir Soal 1 4 5 9 10 11 12 13 15 18 19 23 24 25
Jumlah
No Kunci Jawaban D C C D B C D D D A A B A D Skor
Nilai
Nama Siswa
1 AbdurRahman 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 5 36
2 Akbar 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 5 36
3 Aminah 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 6 43
4 AuliaSalsabila 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 8 57
5 FaizahAmani 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 8 57
6 Haikal. A 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 4 29
7 Haikal. S 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 5 36
8 Indah 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 7 50
9 M. Fadli 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 6 43
10 M. Rizky 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 7 50
11 M. Syafiq 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 6 43
12 Nurawalia 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 7 50
13 Prinsesa 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 10 71
14 Sarah 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 8 57
15 Tia Herlina 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 10 71
16 Zakiah 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 7 50
Lampiran 19
Analisis Butir Soal Postest Siklus I
ButirSoal 1 4 5 9 10 11 12 13 15 18 19 23 24 25
Jumlah
No Kunci Jawaban D C C D B C D D D A A B A D Skor
Nilai
Nama Siswa
1 AbdurRahman 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 8 57
2 Akbar 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 10 71
3 Aminah 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 9 64
4 AuliaSalsabila 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 10 71
5 FaizahAmani 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 11 79
6 Haikal. A 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 6 43
7 Haikal. S 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 11 79
8 Indah 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 64
9 M. Fadli 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 7 50
10 M. Rizky 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 10 71
11 M. Syafiq 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 79
12 Nurawalia 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 71
13 Prinsesa 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 93
14 Sarah 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 8 57
15 Tia Herlina 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 12 86
16 Zakiah 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 9 64
Lampiran 20
Analisis Butir Soal Pretest Siklus II
Butir Soal 2 4 5 7 8 9 10 11 15 17 18 19 23 24 25
Jumlah
No Kunci Jawaban C C D D C A B C D A C B B A C Skor
Nilai
Nama Siswa
1 AbdurRahman 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 6 40
2 Akbar 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 7 47
3 Aminah 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 7 47
4 AuliaSalsabila 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 6 40
5 FaizahAmani 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 9 60
6 Haikal. A 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 5 33
7 Haikal. S 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 6 40
8 Indah 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 7 47
9 M. Fadli 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 6 40
10 M. Rizky 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 8 53
11 M. Syafiq 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 10 67
12 Nurawalia 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 8 53
13 Prinsesa 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 9 60
14 Sarah 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 8 53
15 Tia Herlina 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 11 73
16 Zakiah 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 9 60
Lampiran 21
Analisis Butir Soal Postest Siklus II
Butir Soal 2 4 5 7 8 9 10 11 15 17 18 19 23 24 25
Jumlah
No Kunci Jawaban C C D D C A B C D A C B B A C Skor
Nilai
Nama Siswa
1 AbdurRahman 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 6 40
2 Akbar 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 7 47
3 Aminah 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 7 47
4 AuliaSalsabila 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 6 40
5 FaizahAmani 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 9 60
6 Haikal. A 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 5 33
7 Haikal. S 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 6 40
8 Indah 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 7 47
9 M. Fadli 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 6 40
10 M. Rizky 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 8 53
11 M. Syafiq 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 10 67
12 Nurawalia 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 8 53
13 Prinsesa 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 9 60
14 Sarah 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 8 53
15 Tia Herlina 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 11 73
16 Zakiah 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 9 60
Lampiran 20