Anda di halaman 1dari 27

Masa Depan

Televisi
2022
Laporan tentang layanan OTT di
Indonesia
MASA DEPAN TELEVISI HIBURAN VIDEO DI INDONESIA

Fleksibilitas terbukti menjadi kunci


dalam menarik minat penonton di
Indonesia
Daya tarik terbesar platform OTT bagi
penonton di Indonesia adalah fleksibilitas.
Layanan OTT mengubah pola penonton
menikmati hiburan, dari program yang
disiarkan pada waktu tertentu dan hanya
dapat dinikmati di ruang tamu, kini mereka
dapat menonton program apa pun yang
mereka inginkan, kapan saja, lewat
perangkat apa pun, dan dari lokasi mana Suara Akses yang lancar
pun. konsumen
“Pada layanan streaming video, pengguna memiliki kontrol penuh dalam
memilih program dan video yang ingin mereka tonton. Saya rasa OTT akan terus
digunakan di Indonesia karena layanan ini tidak hanya menyajikan hiburan tetapi
juga fleksibilitas pada model bisnis dan kemudahan penggunaan serta dapat
dinikmati kapan dan di mana saja. Dengan segala kemudahan ini, pengguna pun
jadi enggan untuk kembali ke saluran konvensional.”

Kantar Cultural Streetscaping 2


MASA DEPAN TELEVISI LAYANAN OTT DI INDONESIA

Konsumsi layanan OTT tumbuh 40%


selama setahun terakhir

Orang Indonesia menonton lebih banyak konten OTT


dalam waktu yang lebih lama: 3,5 miliar jam konten OTT
setiap bulannya di seluruh wilayah Indonesia, dengan
peningkatan 40% dibanding periode yang sama di tahun
sebelumnya.

pertumbuhan konsumsi layanan OTT


+40% dibanding periode yang sama di
tahun sebelumnya

41,4 jam
layanan OTT kini dinikmati oleh
penonton rata-rata setiap bulan

The Trade Desk Future of TV Survey 2021 (Jumlah orang yang menggunakan minimal 1 platform OTT di
P3M = 601), (Jumlah penonton layanan OTT yang telah menonton program TV tradisional di P3M = 455),
(Jumlah penonton layanan OTT yang telah menonton YouTube di P3M = 537), (Jumlah penonton layanan
OTT yang telah menggunakan media sosial di P3M = 474) 3
MASA DEPAN TELEVISI LAYANAN OTT DI INDONESIA

Hampir 1 dari 3 orang Indonesia saat ini menggunakan


layanan OTT

Hampir satu dari tiga orang Indonesia saat ini menonton layanan OTT, yaitu total 83 juta
orang. Proporsi penonton wanita dari Indonesia juga yang tertinggi dibandingkan dengan
negara Asia Tenggara lainnya: penayangan konten OTT di kalangan wanita 36% lebih
tinggi dibanding pria.

30% penetrasi layanan OTT pada semua


konsumen yang disurvei di Indonesia

83jt pengguna layanan OTT di Indonesia

36% Lebih tinggi penetrasi layanan OTT di


kalangan wanita dibanding pria

The Trade Desk Future of TV Survey 2021 (Jumlah orang yang menggunakan minimal 1 platform OTT di P3M = 601)
MASA DEPAN TELEVISI LAYANAN OTT DI INDONESIA

Kaum wanita menjadi Wanita Indonesia menyambut baik kehadiran layanan OTT. Penonton wanita
dari Indonesia juga yang tertinggi dibandingkan dengan negara Asia Tenggara
pelopor peralihan ke lainnya. Selain itu, wanita Indonesia cenderung menjadi pengguna berat
layanan OTT dengan menikmati lebih dari 4 jam konten OTT setiap harinya.

Penonton layanan OTT Penonton layanan OTT Penonton layanan OTT menurut
menurut jenis kelamin menurut pendapatan pekerjaan

5% 14%
Pengguna 13%
berat: 65% 38% 9%
58%
42% 11%
62%
4%
44%

Bekerja Tidak Bekerja


< Rp5jt Rp5jt-Rp15jt Pelajar Ibu rumah tangga
Pria Wanita
Rp15jt-Rp25jt Rp25jt ke atas Lainnya

The Trade Desk Future of TV survey (Jumlah orang yang menggunakan minimal 1 platform OTT di P3M = 601) 5
MASA DEPAN TELEVISI LAYANAN OTT DI INDONESIA

Gen Z dan Milenial muda mendorong


pertumbuhan layanan OTT di seluruh
Indonesia

Penonton yang lebih muda juga mendorong Penonton layanan OTT menurut
pertumbuhan layanan OTT: 52% penonton layanan OTT kelompok usia
di seluruh Indonesia merupakan Gen Z atau Milenial
muda berusia 16-34 tahun, menjadi yang tertinggi di
10%
Asia Tenggara. 23% Pengguna
berat: 38%

Selain itu, mereka bukan hanya pengguna awal: para 17%


audiens berusia muda ini cenderung menjadi pengguna
berat, dengan menikmati lebih dari 4 jam konten OTT
per harinya.

21% 29%

16 - 24 Tahun 25 - 34 Tahun 35 - 44 Tahun


45 - 54 Tahun 55 Tahun ke atas
The Trade Desk Future of TV survey (Jumlah orang yang menggunakan minimal 1 platform OTT di P3M = 601) 6
Indonesia

Konten
MASA DEPAN TELEVISI LAYANAN OTT DI INDONESIA

Saat ini penonton Orang Indonesia semakin banyak yang beralih menonton
acara favorit mereka di platform OTT. Selisih antara
menikmati acara layanan OTT dan TV tradisional dalam hal menonton acara
favorit mereka di favorit hanya sebesar 13% pada tahun 2020, tetapi
meningkat menjadi 22% pada tahun lalu.
platform OTT dan
tidak lagi di TV Di kalangan Gen Z, selisihnya bahkan lebih tinggi hingga
27%. Hal ini menunjukkan semakin tidak akrabnya
tradisional generasi muda dengan tayangan TV tradisional.

% menyatakan ‘menonton acara favorit saya’


sebagai alasan utama menggunakan platform OTT
62% Suara “OTT berperan penting bagi masyarakat Indonesia karena
16-24 tahun:
konsumen layanan tersebut dapat membantu meredakan stres dari
40% rutinitas bekerja atau belajar dan di tengah sulitnya melewati
35%
masa-masa karantina. Saya pikir layanan ini akan terus
berperan penting dalam hidup kita karena menawarkan
hiburan terjangkau yang dapat diakses semua orang di
OTT TV Tradisional
berbagai perangkat, kapan dan di mana saja.”

The Trade Desk Future of TV survey (Jumlah orang yang menggunakan minimal 1 platform OTT di P3M =
601), (Jumlah penonton layanan OTT yang telah menonton TV tradisional di P3M = 455) 8
MASA DEPAN TELEVISI LAYANAN OTT DI INDONESIA

5 jenis konten terpopuler, menurut negara


Konten dari Korea mendominasi asalnya (Peringkat 2 teratas)

sementara konten lokal tetap


dinikmati
Wanita: 75%

Popularitas konten Korea meningkat tajam sepanjang 57% 56%


p15pp
tahun lalu dan menjadi genre paling populer di platform q9pp
40%
OTT. Popularitasnya di kalangan penonton wanita tidak
perlu diragukan lagi: 75% wanita Indonesia memilih
konten Korea sebagai pilihan utama. 18%
11%

Peningkatan popularitas konten Korea tersebut


berdampak negatif pada konten Barat, yang
Korea Barat Lokal Jepang Mandarin
popularitasnya menurun hingga 9 persen sejak tahun
2020.

75%
wanita di Indonesia memilih konten
Korea di antara 2 teratas (vs rata-rata
pasar sebesar 57%),

The Trade Desk Future of TV survey (Jumlah orang yang menggunakan minimal 1 platform OTT di P3M = 603) 9
MASA DEPAN TELEVISI LAYANAN OTT DI INDONESIA

Genre
74% 61%
Drama Korea yang juga dikenal sebagai K-drama,
saat ini menjadi genre paling populer di Indonesia,
terpopuler di didukung dengan popularitasnya di kalangan
platform OTT: penonton Gen Z dan Milenial muda wanita serta
penonton wanita penonton pria
kalangan ibu-ibu.
K-drama memasukkan memasukkan
drama Korea ke siaran langsung
Ada perbedaan preferensi yang jelas antara dalam daftar olahraga ke
penonton pria dan wanita: penonton Gen Z pria genre favorit dalam daftar
lebih menyukai komedi, laga, dan anime Jepang, mereka genre favorit
sementara Milenial pria muda lebih menyukai mereka
siaran langsung tayangan olahraga.

Pria Wanita Milenial Milenial


Ibu-ibu
Gen Z GenZ Muda Pria Muda Wanita

1. Komedi 1. Drama Korea 1. Siaran Langsung 1. Drama Korea 1. Drama Korea


2. Laga 2. Komedi Olahraga 2. Komedi 2. Komedi
3. Anime Jepang 3. Percintaan 2. Laga 3. Reality show 3. Berita
3. Komedi

The Trade Desk Future of TV survey (Jumlah orang yang menggunakan minimal 1 platform OTT di P3M = 603) 10
Indonesia

Pengalaman
MASA DEPAN TELEVISI LAYANAN OTT DI INDONESIA

Orang Indonesia menggunakan layanan OTT untuk


mengisi waktu di tengah perjalanan dan lalu lintas
yang sibuk

6% penonton layanan OTT di Indonesia


tinggal sendiri

54% penonton layanan OTT biasanya


menonton konten OTT sendirian Suara
konsumen
“Kebanyakan masyarakat Jakarta terpaku ke ponsel
mereka sepanjang perjalanan pulang-pergi bekerja.
Terkadang kita bisa terjebak selama berjam-jam dalam
perjalanan menggunakan bus atau kereta, dan cara terbaik
untuk mengisinya yaitu dengan menonton acara atau

94%
bermain game. Saat sudah sampai di rumah, mandi dan
penonton layanan OTT terkadang kembali segar, orang-orang juga lebih suka menonton
konten favorit di TV sendirian.”
menonton konten OTT sendirian

The Trade Desk Future of TV survey (Jumlah orang yang menggunakan minimal 1 platform OTT di P3M = 601) 12
MASA DEPAN TELEVISI LAYANAN OTT DI INDONESIA

Smart TV menghadirkan layanan OTT


lewat layar berukuran besar di rumah
Anda

Meskipun smartphone masih merajai, Smart TV


mengklaim pangsa yang lebih besar atas penayangan
konten OTT: 29% vs 23% satu tahun sebelumnya.
Bahkan, 1 dari 4 penonton layanan OTT membeli Smart

27%
TV dalam 6 bulan terakhir karena banyaknya Smart TV
dengan harga terjangkau yang beredar di pasaran. penonton layanan OTT telah
membeli Smart TV dalam 6 bulan
Tren ini akan berlanjut seiring penonton layanan OTT terakhir1
terus memperbarui perangkat mereka ke Smart TV

55%
dalam 18 bulan mendatang. penonton layanan OTT di Indonesia
sangat ingin atau cenderung ingin
membeli Smart TV dalam 18 bulan
ke depan2

1 The Trade Desk Future of TV Survey 2021 (Jumlah orang yang menggunakan minimal 1 platform OTT di P3M dan memiliki smart
TV = 391)
2. The Trade Desk Future of TV Survey 2021 (Jumlah orang yang menggunakan minimal 1 platform OTT di P3M dan tidak memiliki
smart TV = 212) 13
Indonesia

Hal yang harus


diketahui
oleh merek
MASA DEPAN TELEVISI LAYANAN OTT DI INDONESIA

Penayangan konten yang didukung Bagaimana penonton mengakses platform OTT


iklan meningkat pesat
61% penonton layanan OTT menonton konten video di
8%
platform yang didukung iklan, artinya saat ini pengiklan
dapat menjangkau lebih dari 50 juta konsumen di
seluruh Indonesia dengan beriklan di platform tersebut.
Itu berarti terdapat penambahan jumlah penonton yang
menggunakan platform yang didukung iklan sebesar
25%. 53%
39%

90% penonton layanan OTT di Indonesia


menggunakan lebih dari satu platform
OTT dibandingkan 82% pada tahun
2020 Hanya yang didukung iklan Berbasis langganan Keduanya

The Trade Desk Future of TV Survey 2021 (Jumlah orang yang menggunakan minimal 1 platform OTT di P3M = 601) 15
MASA DEPAN TELEVISI LAYANAN OTT DI INDONESIA

Semakin banyak penonton yang


bersedia menonton iklan untuk
konten gratis

Di antara 96% penonton layanan OTT yang setuju melihat


iklan, 92% bersedia menonton 2 iklan atau lebih setiap
satu jam tayangan acara. Bahkan, jumlah penonton yang
bersedia menonton 4 iklan atau lebih setiap jam pada
konten gratis telah meningkat 4 poin persentase
dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.

42% 92%
penonton layanan OTT bersedia penonton layanan OTT bersedia
menonton 4 iklan atau lebih per jam menonton 2 iklan atau lebih per jam
dari konten gratis dari konten gratis

The Trade Desk Future of TV Survey 2021 (Jumlah penonton layanan OTT yang bersedia melihat iklan = 583) 16
penonton layanan OTT tidak

27%
MASA DEPAN TELEVISI LAYANAN OTT DI INDONESIA
menonton TV tradisional dalam 3
bulan terakhir dibandingkan 17%
pada tahun 2020
Layanan OTT telah mengambil alih
penonton yang tidak lagi
menggunakan TV tradisional
% penonton yang menonton lebih sedikit TV tradisional dan

Jumlah orang Indonesia yang tidak lagi menonton TV


tradisional meningkat 59% selama setahun terakhir.
Mayoritas (57%) beralih ke layanan OTT. Menonton lebih banyak konten OTT 57%

Sadar akan peralihan ini, perusahaan media tradisional


berinvestasi secara masif ke platform OTT.
Menonton lebih banyak konten YouTube 45%

Menonton lebih banyak konten media sosial 33%

The Trade Desk Future of TV Survey 2021 (Jumlah orang yang menggunakan minimal 1 platform OTT di P3M = 601) 17
MASA DEPAN TELEVISI LAYANAN OTT DI INDONESIA

62%
Konten OTT premium dapat Tidak melakukan berbagai
pekerjaan lain saat menonton
mendatangkan interaksi yang lebih konten
tinggi dari audiens, serta pengalaman
iklan yang positif

61% Tidak terganggu saat menonton


konten

70% Tidak melewatkan atau


mengabaikan iklan

33%
Merasa lebih banyak merek
premium yang beriklan di
platform OTT

The Trade Desk Future of TV Survey 2021 (Jumlah orang yang menggunakan minimal 1 platform OTT di
P3M = 601), (Jumlah penonton layanan OTT yang telah menonton YouTube di P3M = 537) 18
MASA DEPAN TELEVISI LAYANAN OTT DI INDONESIA

Merek melakukan berbagai


terobosan dengan beriklan di
platform OTT
Ingatan terhadap merek telah meningkat pesat, di antara
penonton yang menggunakan platform yang didukung
iklan, 35% mengingat merek di balik iklan terakhir yang
mereka lihat, dibandingkan dengan 23% pada tahun
sebelumnya.

58% penonton layanan OTT yang disurvei menemukan


bahwa iklan selalu relevan sepanjang waktu, naik secara
signifikan bila dibandingkan dengan 45% satu tahun
sebelumnya.

The Trade Desk Future of TV Survey 2021 (Jumlah penonton layanan OTT yang mengingat iklan terakhir
yang ditayangkan (n=323), v 19
POIN PENTING

Implikasi pada pengiklan sangat besar

Akses penonton dari Streaming yang Layanan OTT menjadi Merek melakukan
kalangan Gen Z dan didukung iklan pelengkap TV & Konten berbagai terobosan
Ikuti tren Milenial berkembang pesat Buatan Pengguna (UGC) dengan layanan OTT

Konsumsi konten OTT Gen Z dan Milenial Pengiklan dapat Jumlah orang Indonesia Meskipun layanan OTT
naik 40% dibanding menjadi pelopor menjangkau lebih dari 50 yang tidak lagi menonton adalah saluran yang
periode yang sama di peralihan ke layanan juta orang Indonesia di TV tradisional naik 59% baru, merek belajar
tahun sebelumnya, OTT, didorong oleh platform OTT yang dalam satu tahun dengan cepat. Penonton
karena orang Indonesia kemampuan untuk didukung iklan. Kini para terakhir. Layanan OTT layanan OTT dilaporkan
lebih banyak melakukan menciptakan audiens ini lebih mudah mengambil alih sebagian menunjukkan ingatan
streaming setiap harinya pengalaman menonton menerima tayangan besar pangsa penonton yang lebih tinggi
dan lebih sering yang tepersonalisasi yang didukung iklan. Bila tersebut. Layanan OTT terhadap merek, bila
menonton. Saat ini rata- yang memungkinkan dibandingkan dengan menawarkan interaksi dibandingkan dengan
rata pengguna layanan mereka mengakses tahun lalu, mereka audiens yang lebih baik setahun lalu. Persona
OTT menonton selama acara favorit sesuai bersedia menonton lebih dibandingkan UGC dan utama seperti Gen Z,
41.4 jam setiap bulan. permintaan. banyak iklan untuk bisa TV tradisional. Pengiklan Milenial, dan ibu-ibu juga
menikmati konten gratis. harus cenderung melakukan
mempertimbangkan pembelian setelah
kedua aspek tersebut melihat iklan di platform
dalam rencana media OTT.
demi memaksimalkan
dampak kampanye iklan
mereka.

20
POIN PENTING

Bekerja sama dengan The Trade Desk untuk memaksimalkan peluang layanan OTT

Akses alat-alat untuk menjangkau lebih dari 50 juta penonton di Indonesia menggunakan pembelian OTT berbasis data.

Pembelian Ukur hasilnya Pembatasan frekuensi Inventori premium,


berbasis data secara nyata iklan secara real-time dalam satu platform Keamanan merek

Gunakan beragam data Kaitkan investasi Anda Saat membeli OTT Beriklan pada inventori Maksimalkan keamanan
audiens pihak pertama dengan hasil bisnis nyata dengan The Trade Desk, premium dari platform merek (brand safety)
dan ketiga pada dengan mengukur dan Anda yang memutuskan OTT lokal dan regional tanpa perlu adanya
pembelian media Anda mengatribusikan kapan, di mana, dan terbaik. Aktifkan dan pengelolaan dan
— termasuk minat, kunjungan ke toko serta seberapa sering iklan kelola semua pelacakan menggunakan
demografi, kontekstual, penjualan online dan Anda muncul — secara kesepakatan OTT Anda alat pihak ketiga.
konten, geografi, dan offline terhadap iklan di real-time — hingga dalam satu platform.
lainnya. Dengan platform OTT. Atau, spesifik ke hitungan
menggunakan mesin AI manfaatkan tingginya menit, jam, hari, atau
Koa™ milik kami, viewability dan minggu.
optimalkan kampanye completion rate untuk
secara otomatis pada membangun dan
penonton Anda yang memantau brand
paling berharga. awareness (kesadaran
merek).

21
Indonesia
Persona utama di
layanan OTT
• Gen Z
• Milenial
• Ibu-ibu
MEMEGANG KENDALI MINAT SAYA

• Bagi penonton dari kalangan Gen Z, menikmati • Penonton dari kalangan Gen Z di Indonesia menyukai
layanan OTT berarti memegang kendali untuk K-drama, terutama penonton wanita. Baik pria
menentukan pengalaman menonton sesuai keinginan maupun wanita sama-sama menyukai tayangan
sendiri: mereka lebih suka menikmati tontonan komedi. Selain itu, ketertarikan mereka pada genre
sendirian (33% vs 19% secara keseluruhan) romansa dan drama lainnya juga semakin meningkat.

• Gen Z memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap


perangkat seluler: mereka diklaim sebagai kelompok
usia yang paling sering berinteraksi dengan
smartphone, mereka juga cenderung kurang berminat
beralih ke Smart TV, meskipun 40%-nya bersedia SANGAT TERBUKA DENGAN IKLAN
menambahkan sedikit waktu untuk menonton di
Smart TV. • Dibandingkan kelompok lain, Gen Z menyatakan
GEN Z • Lebih dari 50% Gen Z menyatakan bahwa mereka
bahwa mereka tidak mudah terganggu saat
menonton konten di platform OTT.
16-24 tahun sudah memiliki paket internet broadband di rumah,
tetapi kurang tertarik melakukan upgrade ke
Penonton layanan OTT dari kalangan Gen Z sangat broadband dalam setahun terakhir.
konsumtif.
SETUJU DENGAN PERTUKARAN
Pola menonton mereka juga lebih individualis – NILAI: MELIHAT IKLAN UNTUK
mereka lebih suka menonton sendirian lewat
KONTEN FAVORIT SESUAI JADWAL PRIBADI MENIKMATI KONTEN GRATIS
smartphone.

Dengan pendapatan yang tidak terlalu besar, • Rata-rata penonton dari kalangan Gen Z menonton
• Lebih dari separuh penonton dari kalangan Gen Z di
Indonesia bersedia menonton 3 iklan atau lebih di
penonton dari kalangan Gen Z menjadi sangat konten OTT hampir 2 jam dalam sehari – sedikit lebih
platform OTT
pemilih untuk berlangganan platform – artinya, tinggi dibandingkan rata-rata nasional.
mereka lebih cenderung mencari platform OTT
gratis yang didukung iklan.
• Gen Z menyukai layanan OTT karena mereka dapat
menonton konten favorit. Gen Z juga menyatakan
bahwa mereka menggunakan layanan OTT untuk
Genre terpopuler yang diminati Gen Z adalah K- menonton konten yang mereka inginkan, dan bukan
Drama dan komedi. konten yang ditonton keluarga.

• Dengan waktu yang lebih fleksibel, Gen Z biasanya


lebih suka menikmati acara favorit mereka pada sore
hari dan larut malam.

23
TERTARIK UNTUK UPGRADE MINAT SAYA

• Milenial Muda memang tetap tak bisa lepas • Generasi Milenial Muda sangat tertarik
dari perangkat seluler, tetapi cenderung dengan banyaknya pilihan konten K-Drama.
beralih ke Smart TV saat menonton konten di
rumah. • Mereka juga memiliki ketertarikan pada
genre animasi dan horor.
• Peralihan mereka ke layanan OTT juga lebih
cepat dan tidak lagi menonton TV tradisional.
SANGAT MENERIMA IKLAN

• Generasi Milenial Muda cenderung lebih


KONTEN DI MANA SAJA sedikit melakukan pekerjaan multitasking
GENERASI MILENIAL MUDA saat menonton konten di platform OTT.
25-34 tahun • Rata-rata penonton dari kalangan Milenial Mereka juga merupakan kelompok dengan
kemungkinan paling kecil melewati iklan di
Muda menonton konten OTT selama 1,7 jam
Mengingat ketergantungan yang tinggi akan
setiap harinya. platform OTT jika dibandingkan pasar secara
perangkat seluler, kelompok ini cenderung meng- keseluruhan. (21% vs 30% secara
upgrade pengalaman menonton mereka dari TV
biasa di rumah ke Smart TV. Hal ini menjadikan
• Mereka lebih menyukai layanan OTT karena keseluruhan).
tingkat peralihan mereka meninggalkan TV
dapat menonton acara atau konten yang
diinginkan sesuai dengan waktu yang
• Mereka menyatakan mudah mengingat
tradisional tergolong lebih tinggi jika dibandingkan merek setelah menonton iklan di platform
populasi secara umum. dimiliki (63% vs 56% secara keseluruhan)
dan bisa menontonnya di luar rumah (43% vs OTT (44% vs 41% secara keseluruhan)
dibandingkan rata-rata nasional.
Mereka menyukai fleksibilitas dan kemudahan yang 36% secara keseluruhan).
ditawarkan layanan OTT, terutama kemudahan
menonton konten OTT di luar rumah. • Kelompok ini lebih suka menonton di pagi • Milenial Muda dilaporkan cenderung
mengalami “efek halo” yang mengaitkan
hari, biasanya sepanjang perjalanan menuju
konten OTT premium dengan merek
Mereka merasa layanan OTT sangat menarik, dan itu kantor, serta saat malam hari.
premium: mereka cenderung beranggapan
menunjukkan bahwa Milenial Muda cenderung
memiliki ingatan yang lebih baik terhadap merek • Generasi Milenial Muda juga cenderung lebih bahwa merek premium akan beriklan di
platform ini (46% vs 34% secara
dan berkeinginan untuk membeli produk setelah fleksibel apakah ingin menikmati konten
melihat iklan di platform OTT dibandingkan sendirian atau bersama-sama. keseluruhan).
kelompok generasi lainnya.

24
PERUBAHAN MOMENTUM HAL POSITIF BAGI PENGIKLAN

• Ibu-ibu cenderung telah meng-upgrade • Kelompok ibu-ibu sangat fokus saat


paket internet broadband mereka dalam 12 menonton konten OTT, tidak begitu banyak
bulan terakhir (44% vs 33% secara melakukan pekerjaan lain saat menonton
keseluruhan). konten OTT bila dibandingkan dengan rata-

• Ini menunjukkan adanya perubahan dalam rata populasi.

pola penonton, karena 64% ibu-ibu • Dibandingkan rata-rata kelompok lain, ibu-
dilaporkan lebih sedikit menonton TV ibu dapat lebih mudah mengingat merek
tradisional dan lebih banyak menikmati setelah menonton iklan di platform OTT.
konten OTT dalam 12 bulan terakhir (vs rata- Mereka juga 37% lebih cenderung membeli
rata pasar sebesar 57%). produk setelah menonton iklan di platform
OTT dibandingkan dengan rata-rata pasar.
IBU-IBU
Ibu yang memiliki anak berusia
LEBIH SERING DENGAN DURASI LEBIH LAMA
• Kalangan ibu-ibu juga dilaporkan tidak
terlalu merasa terganggu akan adanya iklan,
di bawah 16 tahun
Ibu-ibu di Indonesia adalah penggemar berat • Para ibu menyukai platform OTT karena bila dibandingkan dengan kelompok lainnya,
sehingga mereka cenderung tidak melewati
layanan OTT yang beralih dari TV tradisional, dengan mereka dapat menikmati konten bersama iklan. Ibu-ibu mengingat dengan baik iklan
jumlah yang lebih besar dibanding kelompok keluarga dan teman. terakhir yang mereka lihat di platform OTT,
lainnya.
• Ibu-ibu juga lebih cenderung menonton baik ingatan akan merek (41% vs 35% secara
keseluruhan) maupun ingatan akan produk
Iklan meninggalkan kesan yang kuat di kalangan konten OTT sepanjang waktu pagi, siang,
(38% vs 29%).
para ibu, sehingga kelompok ini memiliki ingatan atau sore hari: biasanya mereka tidak
yang lebih baik akan suatu merek atau produk.
Mereka juga menyatakan bahwa iklan yang mereka
menonton pada larut malam. • Para ibu lebih cenderung menyatakan bahwa
iklan di platform OTT sering kali relevan (48%
lihat di platform OTT lebih relevan, jika dibandingkan vs 32% secara keseluruhan).
dengan yang dirasakan oleh kelompok lain. Ibu-ibu
MINAT SAYA – DRAMA DAN REALITY SHOW
di Indonesia cenderung tidak melewati iklan dan
menyatakan bahwa iklan di platform OTT tidak
begitu mengganggu. Dengan semua fakta tersebut • Ibu-ibu senang menonton drama, komedi,
menjadikan kelompok ini sebagai target utama bagi dan uniknya mereka juga tertarik dengan
merek. tayangan berita. Untuk genre drama, K-
Drama menjadi yang paling populer dengan
78% ibu-ibu menontonnya. 25
Tentang The Trade Desk dan Kantar
The Trade Desk membantu merek dan agensi beriklan pada audiens di
jutaan aplikasi, situs web, dan penyedia layanan streaming yang
didukung iklan — di seluruh dunia. Platform pembelian media mereka
hanya fokus pada sisi pembelian, membekali pengiklan dengan data,
transparansi, dan presisi untuk menjangkau dan mengembangkan
audiens mereka di mana saja. Dan mendukung konten yang
mendorong internet gratis dan terbuka.

Kantar adalah perusahaan data pemasaran, informasi, dan konsultasi


terkemuka di dunia. Sebagai bagian dari WPP, layanan perusahaan ini
digunakan oleh lebih dari setengah perusahaan Fortune 500 di 100
negara. Tim konsultan global mereka memadukan keahlian sumber
daya manusia dengan pengalaman industri untuk membangun solusi
yang membantu mendorong pertumbuhan positif bagi klien kami.
Dokumen ini dikembangkan melalui kerja sama dengan Consulting
Division yang berkantor di Singapura.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami di


info@thetradedesk.com
Metodologi
Laporan ini ditugaskan oleh The Trade Desk dan
dijalankan oleh perusahaan riset pasar, Kantar.
Kantar melakukan survei pada 6,700 konsumen,
berusia 16 tahun ke atas di Filipina, Singapura,
Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Indonesia pada
November 2021.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami di


info@thetradedesk.com

Anda mungkin juga menyukai