JURNAL BASICEDU
Research & Learning in Elementary Education
https://jbasic.org/index.php/basicedu
Abstrak
Penelitian ini bertujuan menghasilkan desain pembelajaran model ASSURE yang valid, praktis, dan efektif
pada pembelajaran tematik terpadu tema 8 kelas V Sekolah Dasar. Desain pembelajaran yang dikembangkan
adalah dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Jenis penelitian ini menggunakan penelitian
pengembangan dengan model ASSURE. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V UPTD SDN 02
Simpang Kapuak. Data dikumpulkan menggunakan lembar pengamatan keterlaksanaan desain pembelajaran,
angket respon peserta didik, angket respon pendidik, lembar pengamat anak aktivitas siswa selama proses
pembelajaran dan hasil belajar. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis secara deskriptif. Diharapkan hasil
penelitian desain pembelajaran yang dikembangkan menunjukkan kategori sangat valid. Berdasarkan hasil uji
coba, diperoleh hasil bahwa desain pembelajaran memenuhi aspek kepraktisan ditinjau dari respon pendidik
dan peserta didik. Desain pembelajaran juga memenuhi aspek keefektifan dilihat dari: 1) aktivitas peserta didik;
2) sikap peserta didik; 3) pengetahuan peserta didik yang melampaui KKM; dan 4) keterampilan peserta didik.
Desain pembelajaran (RPP) yang dikembangkan memiliki karakteristik: 1) praktis dalam penggunaan, 2)
penggunaan bahasanya jelas, logis, dan sistematis.
Kata kunci: desain pembelajaran, model ASSURE, pembelajaran tematik terpadu
Abstract
This study aims to produce ASSURE model that is valid, practical, and effective of learning design on
integrated thematic learning theme 8 grade V Elementary School. Learning design developed is in the form of
Learning Implementation Plan (RPP). This type of research uses development research with the ASSURE
model.The subjects of this study were students of class V UPTD SDN 02 Simpang Kapuak. Data were collected
using observation sheets for the implementation of the learning design, student response questionnaires,
teacher response questionnaires, observation sheets of student activities during the learning process and
learning outcomes.The data obtained were processed and analyzed descriptively. It is expected that the results
of the developed learning design research show very valid categories. Based on the trial results, it was found
that the learning design fulfilled the practical aspect in terms of the responses of educators and students. The
learning design also fulfills the aspect of effectiveness seen from: 1) student activities; 2) the attitude of
students; 3) learners' knowledge that goes beyond the KKM; and 4) the skills of students.The learning design
(RPP) developed has the following characteristics: 1) practical in use, 2) the use of language is clear, logical,
and systematic.
Keywords: learning design, ASSURE model, integrated thematic learning
adalah model pembelajaran Problem Based mengemukakan bahwa jika seseorang memiliki
Learning (PBL). motivasi besar, maka ia akan menampakkan minat,
Kusnandar (2013) menyatakan bahwa perhatian, konsentrasi, ketekunan, serta orientasi
Model Problem Based Learning adalah model akan prestasi tanpa mengenal rasa bosan, jenuh,
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia dan menyerah.
nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar Ciri khas siswa usia belajar jenjang SD
berpikir kritis dan keterampilan pemecahan adalah lebih tertarik pada bacaan ringan dan
masalah, serta untuk memperoleh konsep esensial menyenangkan. Mereka lebih banyak meluangkan
dan pengetahuan dari materi pelajaran. waktu untuk membaca komik dibandingkan buku
Pembelajaran dengan PBL dapat pelajaran. Sebab menurut mereka, membaca komik
menciptakan pembelajaran yang berpusat kepada tidak membutuhkan pola pikir yangerat.
siswa (students centered) yang mengutamakan Charlina et al. (2020) mengemukakan
proses dalam pembelajarannya. Hal ini sejalan bahwa komik merupakan media yang sangat dekat
dengan salah satu karakteristik pembelajaran dengan anak-anak selain televisi. Hal ini didukung
tematik terpadu yaitu berpusat pada siswa. dengan hasil survei AC Nielsen terhadap audience
Pembelajaran tematik terpadu tidak lepas usia 5-14 tahun, tanggal 29 April-26 Mei 2007 di
dari media dan bahan ajar yang digunakan. Media lima kota besar di Indonesia. Berangkat dari hal
dan bahan ajar yang umum dan sering digunakan tersebut, komik bisa dijadikan “pintu masuk”
di sekolah adalah berupa buku teks atau modul untuk menumbuhkan minat baca terhadap buku
dengan ciri khas banyak tulisan atau penjelasan pelajaran.
dan sedikit gambar yang cenderung membuat Sejalan dengan hal di atas, hasil penelitian
siswa bosan dan kurang termotivasi. Puspitorini et al. (2014), penggunaan media komik
Daryanto& Tasrial (2012) mengemukakan dalam pembelajaran IPA mampu meningkatkan;
bahwa siswa cenderung tidak menyukai buku teks (1) motivasi belajar siswa sebesar 0,55 (sedang),
apalagi tidak disertai gambar atau ilustrasi yang (2) hasil belajar siswa ranah kognitif sebesar 0,42
menarik, dan secara empirik siswa cenderung (sedang), dan, (3) hasil belajar siswa ranah afektif
menyukai buku bergambar, penuh warna, dan sebesar 0,34 (sedang).
divisualisasikan dalam bentuk realistis atau kartun. Melalui komik, informasi yang akan
Banyak asumsi menyatakan bahwa disampaikan dapat tersampaikan secara efektif.
pembelajaran tematik terpadu merupakan pelajaran Kombinasi gambar, tulisan dan alur cerita yang
yang padat materi, sulit dan dengan penggunaan jelas dapat meningkatkan daya imajinasi siswa
media dan metode yang kurang inovatif, maka serta daya kembang logika yang dikolaborasikan
akan mengakibatkan siswa malas belajar dan dengan pengalaman serta masalah yang ditemukan
minatnya berkurang. Minat merupakan modal awal sehari-hari. Terkait dengan model pelaksanaan
terbentuknya motivasi. Arigiyati (2016) pembelajaran, maka harus direncanakan atau
didesain dengan matang. Berbagai jenis desain Huruf demi huruf dari kata-katanya merupakan
pembelajaran berkembang saat ini. Salah satu rincian langkah-langkah dalam membuat
desain tersebut adalah desain pembelajaran model rancangan pembelajaran. Desain pembelajaran
ASSURE. model ASSURE adalah suatu rencana yang
Desain pembelajaran ASSURE merupakan digunakan untuk membantu guru
petunjuk prosedural dalam merencanakan dan mengorganisasikan prosedur pembelajaran, dan
menjalankan pembelajaran termasuk media dan melakukan penilaian autentik (Baharun, 2016).
teknologi pembelajaran yang akan dipakai. Model
ASSURE merujuk pada analisis kebutuhan ideal METODE
untuk suatu kegiatan pembelajaran yang hasilnya Penelitian ini dilaksanakan di UPTD SDN02
diyakini dapat membantu guru mencapai tujuan Simpang Kapuak. Subjek penelitian adalah siswa
pembelajaran secara efektif dan efisien. Karena kelas V UPTD SDN 02 Simpang Kapuak tahun
seluruh aktifitas pembelajaran yang diterapkan pelajaran 2019/2020. Penelitian pengembangan
merupakan hasil analisis yang mendalam yang yang dilakukan menggunakan model
dituangkan dalam suatu perencanaan yang resmi pengembangan ASSURE berbasis PBL.
dan selanjutnya diaplikasikan dalam kegiatan Terdapat enam tahapan yang harus dilalui
pembelajaran (Pribadi:2010). dalam model ASSURE yaitu: (a) menganalisis
Bajracharya (2019) menyatakan bahwa, siswa (analyze learner), (b) merumuskan standar
desain pembelajaran adalah “the systemic and dan tujuan (state standard and objectives), (c)
reflective process of translating principles of memilih strategi, teknologi, media dan materi ajar
learning and instruction into plans for (select methods, media, and materials), (d)
instructional materials, activities, information memanfaatkan teknologi, media dan materi ajar
resources, and evaluation”. Dalam hal ini, Smith (utilize methods, media, and materials), (e)
dan Ragan’s menegaskan bahwa desain mengajak siswa untuk berpartisipasi (requires
pembelajaran adalah proses yang sistematis dan learner participation), (f) melakukan evaluasi dan
reflektif dalam menerjemahkan prinsip dan revisi (evaluate and revise). Jenis data yang akan
langkah pembelajaran kedalam perencanaan bahan diambil pada penelitian ini adalah data deskriptif,
ajar, aktifitas, sumber, dan evaluasi pembelajaran. yaitu mendeskripsikan pengembangan desain
Desain pembelajaran sebagai proses pembelajaran, tingkat validitas, praktikalitas, dan
merupakan pengembangan pembelajaran secara efektifitas desain pembelajaran.
sistematik dan menggunakan teori pembelajaran Teknik pengembangan desain pembelajaran
secara khusus untuk menjamin kualitas yang dilakukan adalah teknik analisis karakteristik
pembelajaran (Sagala, 2012). peserta didik, teknik analisis tujuan pembelajaran,
Desain pembelajaran model ASSURE Teknik analisis pemilihan metode, media dan
dikembangkan oleh Smaldino, dkk, tahun 2005. materi, analisis validitas desain pembelajaran, dan
analisis kepraktisan desain pembelajaran serta media video, dan latihan yang melibatkan aktifitas
analisis efektivitas desain pembelajaran. mental siswa dengan materi yang sedang
dipelajari, (f) evaluasi dan revisi (evaluate and
HASIL DAN PEMBAHASAN revise). Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi
Tahapan pengembangan desain formatif dan sumatif.
pembelajaran model ASSURE berbasis PBL telah Keberhasilan mengembangkan desain
dilalui dengan hasil produk berupa Rencana pembelajaran model ASSURE pada tematik
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP yang terpadu dengan kategori sangat baik karena
dikembangkan adalah RPP satu lembar sesuai diawali beberapa tahap desain yang sangat
dengan arahan dan edaran Mendikbud RI nomor kompleks. Secara teoretik, keberhasilan dalam
14 tahun 2019 tentang penyederhanaan RPP. mengembangkan model desain pembelajaran ini
Proses pengembangan RPP diawali dengan sejalan dengan pandangan Hosnan (2014), yang
melakukan (a) analisis siswa (analyze learner). menyatakan bahwa jaring tema sebaiknya
Pada tahap ini dilakukan analisis objek disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik agar
berdasarkan hasil dari literatur berupa buku, hasil pembelajaran bermakna bagi mereka.
penelitian, jurnal dan literatur lainnya, (b) Validasi isi/konten desain pembelajaran
merumuskan standar dan tujuan (state standard dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas
and objectives). Tujuan pembelajaran adalah desain pembelajaran. Hasil validasi pakar berupa
rumusan atau pernyataan yang koreksi, kritik, dan saran digunakan sebagai dasar
menggambarkanaspek pengetahuan, keterampilan, untuk merevisi dan menyempurnakan desain
dan sikap yang diperoleh siswa setelah melalui pembelajaran yang telah dirancang. Instrumen
proses pembelajaran, (c) memilih strategi, yang disusun adalah berupa lembar validasi RPP,
teknologi, media dan bahan ajar (select methods, lembar pengamatan keterlaksanaan RPP, angket
media, andmaterials). Pemilihan metode, media, respon siswa, angket respon pendidik, dan lembar
dan bahan ajar yang tepat dapat mengoptimalkan observasi aktifitas belajar.
hasil belajar siswa dalam mencapai kompetensi Kepraktisan produk diukur dari
atau tujuan pembelajaran. (d) menggunakan keterlaksanaan RPP dalam proses pembelajaran
teknologi, media dan bahan ajar (utilize methods, yang dilakukan. Data mengenai kepraktisan
media, and materials). Hal yang dilakukan pada produk, diperoleh dari hasil pengamatan
tahap ini adalah pencermatan umum terhadap keterlaksanaan RPP, angket respon siswa terhadap
teknologi, media, dan materi yang digunakan, RPP dan angket respon pendidik.
penyiapan teknologi, media, dan materi yang Hasil validasi, koreksi dan saran perbaikan
digunakan, (e) mengajak partisipasi siswa yang diberikan validator digunakan untuk merevisi
(requires learner participation). Pada tahap ini RPP. Setelah direvisi, RPP divalidasi kembali
siswa dilibatkan dengan cara pemberian contoh,
dengan menggunakan lembar uji validasi. Ini dapat keterlaksanaan RPP secara keseluruhan sangat
dilihat pada tabel 1 berikut: praktis. Ini dapat dilihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 1. Hasil validasi, koreksi dan saran Tabel 3. Hasil Uji Keterlaksanaan RPP pada Tema
perbaikan 8 kelas V SD
keterlaksanaan RPP, angket respon guru, serta No Aspek penilaian Rata-rata Kategori
validitas
1. Kepraktisan 4 Sangat praktis
angket respon siswa. Keterlaksanaan RPP ditinjau Penyajian
2. Kepraktisan 4 Sangat praktis
melalui penilaian kegiatan pendahuluan, kegiatan 3.
Penggunaan
Waktu 3 Sangat praktis
Rata-rata 3,67 Sangat praktis
inti, dan penutup dengan rata-rata 3,87 dengan Presentase 91,67%
Angket respon siswa diberikan kepada dengan penelitian Muhammad Nawawi & Ana
seluruh siswa kelas V sebagai subjek penelitian. Christanti, (2020) yang meneliti tentang
Adapun hasil respon siswa berada pada kategori Mendesain Pembelajaran Efektif Berdasarkan
sangat baik dengan rata-rata persentase 86,16%. Model ASSURE, menunjukan bahwa model
Dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini: mampu menggunakan teknologi terbaru dan media
berbasis teknologi ke dalam pembelajaran secara
Tabel 5. Angket respon siswa tepat dan efektif. Demikian juga penelitian Kadir,
No pernyataan
1
Jumlah
102
Rata-rata
3,4
(2018) yang meneliti tentang Peningkatan
2 105 3,5
3 105 3,5 Kreatifitas Guru dalam Mengajar Melalui
4 99 3,3
5
6
105
105
3,5
3,5
pelatihan Model ASSURE dengan Pendekatan
7 99 3,3
8 105 3,5 Saintifik pada MGMP Pendidikan Agama Islam di
9 102 3,4
10 102 3,4 Sekolah Menengah Atas Kabupaten Indragiri Hulu
11 111 3,7
Jumlah 1140 38,00
Rata-rata 103,64 3,45 Tahun 2017, hasilnya menunjukkan bahwa terjadi
Persentase 86,36
peningkatan kemampuan guru setelah diberi
pelatihan model ASSURE dari rata-rata
Tes hasil belajar siswa dengan penggunaan
kemampuan 44,44% naik menjadi 100%.
desain pembelajaran model ASSURE berbasis
Simpulannya, hasil tersebut membuktikan bahwa
PBL di kelas V Sekolah Dasar telah mencapai
desain pembelajaran model ASSURE telah valid
KKM dengan nilai rata-rata 85,71 berdasarkan
dan layak digunakan dalam pembelajaran.
KKM yang telah ditetapkan di UPTD SDN 02
Penelitian lain yang sejalan dengan temuan
Simpang Kapuak yaitu 76, dari 28 siswa telah
ini adalah penelitian Andriani & Wahyudi, (2016)
mencapai KKM sebanyak 25siswa, yang artinya
meneliti tentang Pengembangan Media
pembelajaran sudah efektif digunakan.
Pembelajaran Power Point Interaktif Melalui
Keberhasilan mengembangkan desain
Pendekatan Saintifik Untuk Pembelajaran Tematik
pembelajaran model ASSURE pada tematik
Integratif Siswa Kelas 2 SDN Bergas Kidul 03
terpadu dengan kategori sangat baik karena
Kabupaten Semarang.
diawali beberapa tahap desain yang sangat
Berdasarkan hasil uji efektivitas diperoleh
kompleks. Secara teoretik, keberhasilan dalam
bahwa aktivitas positif menunjukkan persentase
mengembangkan model desain pembelajaran ini
yang cenderung meningkat untuk setiap
sejalan dengan pandangan Hosnan, (2014), yang
pertemuan. Pribadi, (2017) menyatakan bahwa
menyatakan bahwa jaring tema sebaiknya
peserta didik yang aktif dalam menempuh proses
disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik agar
belajar berusaha untuk menemukan informasi dan
pembelajaran bermakna bagi mereka.
pengetahuan yang bermakna. Sebaliknya, peserta
Temuan bahwa pengembangan desain
didik yang pasif dalam proses belajar tidak akan
pembelajaran dengan model ASSURE sejalan
memiliki rasa ingin tahu yang kuat untuk menggali