Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktifitas bisnis,


mengolah data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada
para pengambil keputusan. Akuntansi adalah “Bahasa Bisnis” karena
dengan akuntansi sebagian besar informasi bisnis dikomunikasikan.
Semakin baik Anda menguasai bahasa bisnis, akan semakin baik dalam
mengelola perusahaan. Al. Haryono Jusup (2011: 4)

“Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan

melaporkan informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan

pengambilan keputusan yang tetap bagi pemakai informasi tersebut.” Lili

M. Sadeli (2011: 2)

“Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah

menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan,

dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan

keputusan-keputusan ekonomi dalam memilih alternatif-alternatif dari suatu

keadaan.” Zaki Baridwan (2004: 1)

2. Proses Utama Akuntansi

Setelah tahap penyiapan transaksi diselesaikan maka transaksi yang


merupakan input di akuntansi siap untuk diproses. Pemrosesan utama
akuntansi pada dasarnya adalah berupa pencatatan (Enteries).
Terdapat 2 (dua) fungsi utama ditahap pencatatan transaksi, yaitu:
a. Penjurnalan: transaksi diringkas dengan cara yang sistematis dimedia
yang disebut buku jurnal.
b. Pemindah-bukuan: hasil penjualan dipindah-bukukan dan diklasifikasi
dari buku jurnal ke buku besar yang berisi kumpulan akun. Soni
Warsono Bin Hardono dkk (2013: 65)

5
6

3. Pengertian Kantor Cabang

Kantor cabang adalah suatu bentuk organisasi yang menjual barang-


barang dari persediaan yang dibentuknya (baik dikirim kantor pusat maupun
dibeli sendiri) dan diberi wewenang untuk melaksanakan transaksi-transaksi
dengan pihak ketiga, sehingga berfungsi sebagai unit usaha yang berdiri
sendiri.
Struktur organisasi dan kegiatan tidak terlepas dari kantor pusat.
Sehingga kantor cabang bertanggung jawab penuh atas segala aktivitasnya
kemanajemen kantor pusat.
Kegiatan kantor pusat tidak terbatas pada usaha untuk memperoleh
pesanan saja tetapi juga usaha untuk memenuhi pesanan yang dapat diambil
dari persediaan sendiri maupun persediaan kantor pusat.
Investasi kantor pusat ke cabang tidak hanya sebatas modal kerja
saja tetapi semua fasilitas yang dibutuhkan dalam mendirikan kantor cabang
dan permulaan operasi kantor cabang. Hadori Yunus dan Harnanto (2010:
164 - 165)

4. Sistem Akuntansi Kantor Cabang

Akuntansi kantor cabang membagi sistem akuntansi perusahaan


secara terpisah anatara kantor pusat dan kantor cabang. Kantor pusat terdiri
unit akuntansi pusat untuk perusahaan, sedangkan kantor cabang terdiri dari
tambahan sistem akuntansi untuk mencatat kegiatan setiap cabang. Sistem
kantor pusat dan kantor cabang yang terpisah digunakan untuk tujuan
akuntansi dan pelaporan internal, tetapi laporan keuangan kantor pusat dan
cabang yang terpisah harus disatukan untuk memenuhi kebutuhan akan
pelaporan keuangan eksternal. Floyd A dan Amir Abadi Jusuf (2000: 437)
Proses penggabungan laporan keuangan kantor pusat dan cabang
sama dengan proses penggabungan laporan keuangan perusahaan induk
dengan laporan keuangan perusahaan anak. Akun-akun resiprokal (saling
berbalasan) dieliminasi, akun-akun nonresiprokal digabungkan. Laba yang
belum direalisasi hasil transfer internal antara kantor pusat dengan cabang
tentu saja harus dieliminasi. Floyd A Beams dan Amir Abadi Jusuf (2000:
438)

5. Hubungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang

Meskipun cabang berusaha dan bekerja sebagai unit (usaha) yang


berdiri sendiri, tetapi tetap dikontrol oleh kantor pusat. Tingkat kebebasan
berdiri sendiri yang diberikan kepada suatu cabang ditetapkan oleh kantor
pusat.
Kebijaksanaan umum dan standar pelaksanaan yang biasa berlaku
bagi dunia usaha, juga dilaksanakan terhadap cabang-cabang yang dibentuk
oleh kantor pusat. Garis besar bekerjanya suatu cabang adalah sebagai
berikut:
7

1) Cabang diberi modal kerja, baik berupa uang kas, barang-barang


dagangan maupun aktiva lainnya oleh kantor pusat.
2) Cabang dapat membeli barang dagangan dari pihak ketiga untuk
memenuhi kebutuhan permintaan barang-barang lokal yang tidak dapat
dipenuhi oleh kantor pusat atau apabila pembelian itu dapat
dipertanggungjawabkan secara ekonomis.
3) Cabang melakukan aktivitas penjualan; mulai dari usaha-usaha untuk
mendapat pembeli; mengirimkan barang atau menyerahkan jasa-jasa
kepada langganan, membuat faktur penjualan, menagih
(mengumpulkan) piutang dan menyimpan uang didalam rekening
banknya sendiri. Hadori Yunus dan Harnanto (2010: 169 - 170)

6. Sistem Operasi untuk Operasi Kantor Cabang

Sistem pengumpulan dan pengolahan data akuntansi terhadap


transaksi-transaksi yang terjadi dikantor cabang dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Sistem akuntansi terhadap aktivitas kantor cabang pada
dasarnya dapat dilaksanakan menurut sistem Sentralisasi, Desentralisasi
atau kombinasi diantara keduanya.

1) Pengertian Sistem Sentralisasi

Sistem Sentralisasi adalah pembukuan terhadap transaksi-


transaksi yang terjadi dikantor cabang diselenggarakan sepenuhnya oleh
kantor pusat. Pada cara ini kantor cabang cukup mengumpulkan
dokumen-dokumen dasar, seperti faktur penjualan, catatan waktu kerja,
bukti-bukti pengeluaran kas, dan bukti-bukti lainnya yang mendukung
terjadinya transaksi. Hadori Yunus dan Harnanto (2010: 170)

Sistem Sentralisasi ini cocok dipakai apabila:

a) Kantor cabang dekat dengan kantor pusat

b) Kegiatan kantor cabang masih terbatas


8

Tabel 1
Jurnal untuk Mencatat Transaksi Sistem Sentralisasi

a) Untuk mencatat pembukaan kantor cabang: Kas – kantor cabang


Kas xxx
xxx
b) Untuk mencatat pembelian aktiva tetap oleh kantor cabang:
Aktiva tetap – kantor cabang Kas – kantor cabang
xxx
Untuk mencatat pembelian: xxx
c) (1)Pembelian kantor pusat: Persediaan
Utang dagang
xxx
xxx

(2)Pembelian kantor cabang: Persediaan – kantor cabang


Utang dagang xxx
xxx
Untuk mencatat pengiriman barang dagang ke kantor cabang: Persediaan – kantor cabangxxx
Persediaanxxx
Untuk mencatat penjualan barang dagang dan harga pokok penjualan (HPP):
Penjualan dan harga pokok penjualan (HPP) kantor pusat:

Piutang dagang xxx


Penjualan xxx
HPP xxx
Persediaan
xxx
(2)Penjualan dan HPP kantor cabang: Piutang
Penjualan
HPP xxx
Persediaan xxx
Untuk mencatat penagihan piutang: xxx
Piutang dagang kantor pusat: Kas xxx
Piutang dagang
Piutang dagang kantor cabang: Kas
Piutang dagang
xxx
xxx

xxx
xxx
Sumber: (Hadori Yunus dan Harnanto, 2010: 171)
9

2) Pengertian Sistem Desentralisasi

Sistem Desentralisasi adalah setiap cabang menyelenggarakan


pembukuan atas transaksi-transaksi yang terjadi pada cabang yang
bersangkutan secara lengkap. Tiap-tiap cabang menyelenggarakan
buku-buku jurnal, buku besar dan buku pembantu apabila dianggap
perlu.
Hal yang penting mengenai akuntansi dan pencatatan sistem
desentralisasi terhadap transaksi yang menghubungkan antara pusat
dengan cabang adalah Rekening Koran Timbal Balik (R/K). Sehingga
pencatatan setiap transaksi dalam jurnalnya juga sedikit berbeda dengan
jurnal biasa.
Transaksi keuangan kantor cabang didalam sistem desentralisasi
dikelompokkan menjadi 2 transaksi, yaitu:
a) Transaksi antara kantor cabang dengan kantor pusat. Transaksi ini
akan mempengaruhi hubungan kantor cabang dengan kantor pusat
sehingga transaksi ini akan dicatat oleh kantor cabang maupun
kantor pusat.
b) Transaksi antara kantor cabang dengan pihak ketiga. Transaksi ini
tidak mempengaruhi hubungan kantor cabang dengan kantor pusat
sehingga transaksi ini tidak dicatat oleh kantor pusat. Hadori Yunus
dan Harnanto (2010: 172 - 173)
10

Tabel 2
Jurnal untuk Mencatat Transaksi Sistem Desentralisasi

Transaksi Cabang Buku Kantor Cabang Buku Kantor Pusat


1) Diterima uang Kas R/K-Kantor Cabang
dari kantor pusat R/K-Kantor Pusat Kas
2) Diterima barang-
barang dari kantor Pengiriman Barang- R/K-Kantor Cabang
pusat Barang dari kantor Pengiriman barang
pusat untuk kantor
R/K-Kantor Pusat cabang
3) Pembelian alat-
alat perlengkapan Alat-alat kantor
Kas
4) Penjualan oleh
kantor cabang Kas
Piutang Dagang
Penjualan
5) Penerimaan
pembayaran piutang Kas
dari langganan Piutang Dagang
6) Biaya-biaya yang
dibayar Gaji & Komisi
Sewa Kantor
Listrik & Air
Macam-macam biaya
Kas
7) Pengiriman uang ke
kantor pusat R/K-Kantor Pusat Kas
Kas R/K-Kantor Cabang
Sumber: (Hadori Yunus dan Harnanto, 2010: 177)

3) Kombinasi diantara keduanya

“Ada sebagian pembukuan dicatat berdasarkan sistem sentralisasi

dan sebagian yang lain berdasarkan sistem desentralisasi.” Hadori

Yunus dan Harnanto (2010: 180)


11

7. Laporan Keuangan Gabungan (Konsolidasi) untuk Kantor Pusat dan Kantor


Cabang

“Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan

yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam

suatu periode tertentu.” Kasmir (2013 : 7)

“Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan suatu

kelompok usaha yang disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal.” IAI

(2012: 1)

Secara periodik baik kantor cabang maupun kantor pusat menyusun


laporan keuangannya (Neraca dan Perhitungan Rugi-Laba) secara
individual.

Meskipun laporan keuangan individual itu dapat menunjukkan


informasi-informasi yang penting, baik untuk kantor cabang maupun kantor
pusat, tetapi laporan-laporan itu tidak dapat menggambarkan posisi
keuangan dan hasil usaha kantor pusat dan cabangnya sebagai satu kesatuan
ekonomis. Hadori Yunus dan Harnanto (2010: 181)

Oleh karena laporan keuangan antara kantor pusat dan cabangnya,


dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang posisi keuangan dan
hasil usaha perusahaan sebagai satu kesatuan ekonomis yang bulat, maka
didalam penyusunannya harus memperhatikan hal-hal berikut:

a) Didalam neraca hanya disajikan aktiva dan hak-hak yang ada pada
perusahaan dan hutang-hutang atau kewajiban perusahaan yang lain
kepada pihak-pihak diluar perusahaan. Sebagai satu kesatuan usaha
hak-hak yang dimiliki oleh dan kewajiban-kewajiban yang ada diantara
kantor pusat dengan cabangnya, atau hutang-piutang diantara pusat
dengan cabangnya harus ditiadakan.
b) Di dalam Laporan Perhitungan Rugi-Laba, harus dihindarkan adanya
perhitungan ganda terhadap suatu pendapatan dan biaya yang sama.
Pengakuan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya yang
timbul dari transaksi antara pusat dengan cabang dan sebaliknya
sebagai akibat sistem desentralisasi, harus dibatalkan. Kenaikan dan
penurunan kekayaan (Net Assets) total yang ditempatkan dipusat dan
cabang, harus dipakai sebagai kriteria terhadap pengakuan adanya
pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang terjadi dalam
perusahaan sebagai satu kesatuan usaha, untuk menghindarkan adanya
perhitungan ganda terhadap pendapatan dan biaya-biaya tersebut.
12

Dengan demikian, langkah-langkah yang diperlukan di dalam


penyusunan laporan keuangan gabungan dari kantor pusat dan cabangnya
dapat dirumuskan sebagai berikut:

a) Penyusunan neraca gabungan, dilakukan dengan langkah-langkah yang


terdiri dari:
1) Menghapuskan (mengeliminasi) saldo rekening “R/K – Kantor
Pusat” dengan “R/K – Kantor Cabang” dan saldo rekening
“Hutang” dengan “Piutang Usaha” antara kantor pusat dan cabang,
yang ada didalam neraca individual kantor pusat maupun cabang.
2) Menjumlahkan (menggabungkan) saldo rekening-rekening aktiva,
dan rekening-rekening hutang yang terdapat dalam neraca individual
kantor pusat dan cabangnya, sesuai dengan kelompok masing-
masing. Saldo rekening-rekening modal (pemilik) didalam neraca
gabungan sama dengan saldo rekening-rekening yang bersangkutan
di dalam neraca individual kantor pusat.

b) Penyusunan perhitungan Rugi-Laba gabungan, diperlukan langkah-


langkah sebagai berikut:
1) Menghapuskan (mengeliminasi) saldo rekening “Pengiriman
Barang dari Kantor Pusat” dengan “Pengiriman Barang ke Kantor
Cabang” dan saldo rekening-rekening pendapatan dengan biaya-
biaya yang bersangkutan = yang diakui di dalam laporan
perhitungan rugi-laba individual kantor pusat dan cabang, sebagai
akibat (konsekuensi) kebijaksanaan sistem desentralisasi yang
dilaksanakan.
2) Menjumlahkan (menggabungkan) saldo rekening-rekening
pendapatan dan laba di luar usaha, rekening-rekening biaya dan rugi
diluar usaha yang terdapat didalam laporan rugi-laba individual
kantor pusat dan cabang, sesuai dengan kelompok masing-masing.
Hadori Yunus dan Harnanto (2010: 182 - 183)

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, diberikan contoh

prosedur penyusunan laporan keuangan gabungan dari kantor pusat dengan

cabangnya sebagai berikut:


13

Tabel 3
PT Yogyakarta
Laporan Perhitungan Rugi – Laba,
Periode Tahun Buku 1980 (dalam ribuan)

Kantor Pusat Kantor Cabang

Hasil Penjualan Rp9.000 Rp650


Harga Pokok
Penjualan: Persediaan, Rp 750 -
1 Jan 1980 Pembelian Rp7.595 -
Rp8.345 -
Pengiriman barang dari
kantor pusat - Rp 600
Pengiriman barang ke
kantor cabang Rp 600 -
Barang tersedia untuk di jual Rp7.745 Rp 600
Persediaan 31 Des 1980 Rp 995 Rp 225
Rp6.750 Rp 345
Laba kotor penjualan Rp2.250 Rp 305
Biaya-biaya usaha:
Gaji & Komisi Rp 750 Rp 55
Sewa kantor - Rp 40
Listrik, Air Rp 25 Rp 5
Brosur & Katalogus - Rp 40
Biaya Advertensi Rp 25 Rp 25
Depresiasi gedung Rp 125 -
Depresiasi alat-alat kantor Rp 75 Rp 5
Biaya asuransi Rp 80 Rp 20
Macam-macam biaya Rp 20 Rp 25
Rp1.100 Rp 205
Laba usaha Rp1.150 Rp 100
Biaya & rugi di luar usaha
Biaya bunga - Rp 75
Pendapatan & laba diluar usaha
Pendapatan bunga Rp 75
Laba Operasi Cabang Rp 25 Rp 100
Laba bersih Rp1.250 Rp 25
Sumber: (Hadori Yunus dan Harnanto, 2010: 184)
14

Tabel 4
PT Yogyakarta
Neraca, per 31 Desember 1980

Kantor Pusat Kantor Cabang


Aktiva

Kas Rp 167.500 Rp 225.000


Piutang Dagang Rp 650.000 Rp 150.000
Persediaan Barang Dagang Rp 995.000 Rp 255.000
Persekot Premi Asuransi Rp 75.000 -
Alat-alat Kantor Rp 1.500.000 Rp 200.000
Aktiva Depresiasi alat-alat Kantor Rp (450.000) Rp(5.000.000)
Bangunan Gedung Rp 2.500.000 -
Akum. Depresiasi Bangunan Gedung Rp (187.500) -
R/K - Kantor Cabang Rp 825.000 -
Jumlah Aktiva Rp 6.075.000 Rp 825.000

Hutang & Modal:

Hutang Dagang Rp 750.000 -


Hutang Bank Jangka Pendek Rp 1.050.000 -
Biaya yang Harus Dibayar Rp 25.000 -
Modal Saham Rp 3.000.000 -
Laba yang Ditahan Rp 1.250.000 -
R/K - Kantor Pusat - Rp 825.000
Jumlah Hutang & Modal Rp 6.075.000 Rp 825.000

Sumber: (Hadori Yunus dan Harnanto, 2010: 185)

8. Daftar Lajur Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan

Untuk mempermudah penggabungan saldo rekening-rekening


pembukuan yang ada baik di pusat maupun di cabang-cabangnya, biasanya
disusun suatu kertas kerja yang berupa “daftar lajur penyusunan laporan
keuangan gabungan”. Daftar lajur itu membuat kolom-kolom saldo
rekening-rekening pembukuan kantor pusat, cabang-cabang, debit & kredit
untuk penyesuaian & eliminasi dan kolom untuk neraca dan laporan rugi-
laba gabungan. Di dalam daftar lajur itu telah dilakukan penggolongan
rekening-rekening sedemikian rupa, sehingga penggabungan saldo
rekening-rekening pembukuan yang sama dengan mudah dapat dilakukan.
15

Daftar lajur dibuat semata-mata untuk mempermudah penyusunan


laporan keuangan gabungan, oleh karena itu jurnal penyesuaian & eliminasi
tidak perlu dibukukan kerekening-rekening yang bersangkutan baik dipusat
maupun dicabang. Hadori Yunus dan Harnanto (2010: 185 - 186)

Tabel 5
PT Yogyakarta
Daftar Lajur Penyusunan Laporan Rugi-Laba Gabungan,
Periode Tahun Buku 1980 (dalam ribuan)

Eliminasi Lap. Rugi


Kantor Kantor
Laba
Pusat Cabang D K
Gabunga
n
Hasil Penjualan Rp 9.000 Rp 650 Rp 9.650
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan, 1 Jan 1980 750 - Rp 750
Pembelian 7.595 - Rp 7.595
Rp 8.345 -
Pengiriman barang ke
kantor cabang Rp (600) (a) 600 -
Pengiriman barang dari
kantor pusat - 600 (a) 600 -
Barang tersedia untuk Rp 7.745 Rp 600 Rp 8.345
di jual Rp 1.250
Persediaan 31 Des 1980 Rp 995 Rp 255 Rp 7.095
Harga Pokok Penjualan Rp 6.750 Rp 345 Rp 255
Laba kotor penjualan Rp 2.250 Rp 303 Rp 1.305
Biaya Usaha Rp 1.100 Rp 205 Rp 1.250
Laba Usaha Rp 1.150 Rp 100
Pendapatan & Biaya
diluar usaha:
Rp 75 (b) 75 -
Pendapatan Bunga
- Rp 75 -
Biaya Bunga (b) 75
Laba Berish Rp 1.225 Rp 25 Rp 675 Rp 675 Rp 1.250
Sumber: (Hadori Yunus dan Harnanto, 2010: 186)
16

Tabel 6
PT Yogyakarta
Laporan Rugi-Laba Gabungan; Kantor Pusat
Dan Cabang, Periode Tahun Buku 1980 (dalam ribuan)

Hasil Penjualan Rp 9.650


Harga Pokok Penjualan
Persediaan 1 Januari 1980 Rp 750
Pembelian Rp 7.595
Tersedian untuk dijual Rp 8.345
Persediaan 31 Desember 1980 Rp 1.250
Laba Kotor Penjualan Rp 7.095
Rp 2.555
Biaya Usaha (Perincian
lihat laporan individual) Rp (1.305)
Laba Bersih Rp 1.250

Sumber: (Hadori Yunus dan Harnanto, 2010: 187)


17

Tabel 7
PT Yogyakarta
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Gabungan
Per 31 Desember 1980 (dalam ribuan)

Kantor Kantor Eliminasi Neraca Gabungan


Pusat Cabang
D K D K
Debit
Kas Rp 167,5 Rp225 Rp 392,5
Piutang Dagang 650 150 800
Persediaan Brg dg 993 255 1.250
Persekot Premi
Asuransi 75 - 75
Alat-Alat Kantor 1.500 200 1.700
Bangunan Gedung 2.500 - 2.500
R/K Kantor Cabang 825 (a) 825
6.712,5 830

Kredit
Akumulasi Depresiasi
alat kantor 450 5.000 455
Akumulasi Depresiasi
Bangunan Gedung 187,5 - 187,5
Hutang Dagang 750 - 750
Hutang Bank
Jangka Pendek 1.050 - 1050
Biaya yang masih
harus dibayar 25 - 25
Modal Saham 3.000 - 3000
Laba yang ditahan 1.250 - 1250
R/K - Kantor Pusat - 825 (a) 825

6.713 830 825 825 6.717,5 6.717,5


Sumber: (Hadori Yunus dan Harnanto, 2010: 188)
18

Tabel 8
PT Yogyakarta
Neraca Gabungan Kantor Pusat & Cabang
Per 31 Desember 1980

Aktiva Hutang & Modal


Kas Rp 392,5 Hutang Dagang Rp 750
Piutang Dagang Rp 800 Hutang Bank Rp
Persediaan Barang 1.050 Biaya yang Masih
Dagangan Rp 1.250 harus dibayar Rp 25

Persekot Premi Asuransi Rp 75 Modal Saham Rp 3.000


Alat-Alat Kantor Rp 1.700 Laba yang Ditahan Rp
Akumulasi Depresiasi Rp 455 Rp 1.245 1.250
Bangunan Gedung Rp 2.500
Akumulasi Depresiasi Rp(187,5) Rp2.313,5
Jumlah Aktiva Rp 6.075
Jumlah Hutang Rp 6.075
dan Modal
Sumber: (Hadori Yunus dan Harnanto, 2010: 187)
19

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang Penerapan Akuntansi Kantor Pusat dan

Kantor Cabang bisa dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 9
Penelitian Terdahulu

Identitas Nama : Ahmad Azhar Nama : Gorden Nama : Nurlela


peneliti Hasyim L.
Tobing
NIM : 020503002 NIM : 200812138 NIM : A03120021
Perguruan Tinggi : Perguruan Tinggi : Perguruan Tinggi :
Aspek Universitas Sumatra Universitas Esa Politeknik Negeri
Utara Unggul Banjarmasin
1. Judul Penerapan Sistem Permasalahan Penerapan Pencatatan
Akuntansi Antara Kantor Akuntansi Yang Timbul Akuntansi Antar Kantor
Cabang dan Kantor Dalam Penggabungan Pusat dan Kantor Cabang
Pusat pada PT. Bank Laporan Keuangan Pada Lumiére Florist
Rakyat Indonesia Kantor Pusat dan Banjarmasin
(Persero) Cabang Medan Kantor Cabang Pada
Iskandar Muda PT. Inbisco Niagatama
Semesta
2. Perusahaan PT. Bank Rakyat PT. Inbisco Niagatama Lumiére Florist
yang Diteliti Indonesia (Persero) Semesta Banjarmasin
Cabang Medan Iskandar
Muda

3. Permasalahan Bagaimana penerapan ketidak disipinan dari 1. Bagaimanakah


sistem akuntansi antar setiap pencatatan akuntansi
kantor cabang dan kantor karyawan dalam yang digunakan
pusat pada PT. Bank melakukan pencatatan Lumiére Florist
Rakyat Indonesia terhadap setiap Banjarmasin?
(Persero) Cabang Medan transaksi sesuai dengan 2. Bagaimanakah
Iskandar Muda terjadinya transaksi pembuatan laporan
keuangan gabungan
(konsolidasi) untuk
kantor pusat dan
kantor cabang pada
Lumiére Florist
Banjarmasin?
20

Lanjutan

4. Tujuan 1. Ingin mengetahui Penelitian dalam skripsi 1. Untuk mengetahui


Penelitian bagaimana penerapan ini bertujuan untuk pencatatan akuntansi
sistem akuntansi tersebut mengetahui bagaimana yang digunakan
membantu manajemen meminimalisasikan Lumiére Florist
dalam mengawasi dan masalah yang timbul di Banjarmasin.
mengendalikan kegiatan dalam penyusunan 2. Untuk mengetahui
operasional perusahaan. laporan keuangan pembuatan laporan
2. untuk mengetahui konsolidasi antara kantor keuangan gabungan
data-data dan informasi pusat dan kantor cabang, (konsolidasi) kantor
tentang sistem akuntansi sehingga penyusunan cabang dan kantor
yang diterapkan laporan keuangan pusat.
perusahaan dari kantor konsolidasi dapat
cabang kekantor wilayah. disajikan tepat waktu dan
sesuai dengan transaksi
yang sebenarnya pada
PT.Inbisco Niagatama
Semesta.

5. Metode Data yang diperoleh Data yang diperoleh Data yang diperoleh
Penelitian melalui wawancara, melalui wawancara, melalui wawancara,
observasi, teknik dokumentansi dan teknik dokumentansi.
kepustakaan, dan teknik kepustakaan.
dokumentasi
6. Hasil Dalam pelaporan Hasil penelitian Hasil penelitian ini
Penelitian keuangan dari kantor menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa
cabang kekantor wilayah dengan ada kedisiplinan Lumiére Florist
/ pusat PT. Bank Rakyat dari para Banjarmasin
Indonesia (Persero) karyawan dalam menggunakan sistem
menerapkan sistem melakukan pencatatan pencatatan desentralisasi
pencatatan akuntansi terhadap semua transaksi namun masih terdapat
sentralisasi. Laporan yang terjadi di kesalahan pencatatan
yang dihasilkan kantor cabang dapat mengurangi transaksi dan Lumiére
cabang berupa laporan permasalahan akuntansi Florist Banjarmasin juga
rekening perantara yang di dalam menyusun tidak membuat laporan
dibuat dalam bentuk nota laporan keuangan gabungan
berdasarkan hasil proses keuangan konsolidasi, (konsolidasi).
kejadian dari sistem dengan adanya perbaikan
online BRINets. dalam hal pencatatan
Pelaporan keuangan dari transaksi di
kantor cabang ke kantor cabang dapat
pusat dikirim langsung mempercepat
melalui sistem online penyusunan laporan
BRINets. keuangan konsolidasi
21

Lanjutan

antara kantor
pusat dan kantor
cabang, sehingga
laporan keuangan yang
dibuat lebih akurat dan
dapat dipertanggung
jawabkan.
Sumber : Ahmad Azhar Hasyim L. Tobing (2006), Gorden (2013)

Anda mungkin juga menyukai