Kelompok 4 Penerapan Proses Bisnis Digitalisasi Logistik Di Era Industri 4.0
Kelompok 4 Penerapan Proses Bisnis Digitalisasi Logistik Di Era Industri 4.0
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menuntaskan tugas makalah mata
kuliah Sistem Informasi Manajemen yang berjudul “Penerapan Proses Bisnis
Digitalisasi Logistik Di Era Industri 4.0” di tepat waktu serta terselesaikan dengan
baik.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen di
mata kuliah Sistem Informasi Manajemen. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
buat menambah wawasan perihal Penerapan Proses Bisnis Digitalisasi Logistik Di
Era Industri 4.0 bagi para pembaca serta juga kami.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata tepat.
Oleh sebab itu, kami mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan istilah dalam
makalah ini. Maka dari itu kritik dan saran yang senantiasa akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini dan semoga dapat berguna bagi kami dan para
pembaca.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
mudah. Butuh kesadaran dan kemauan dari berbagai pihak yang ada dalam
rantai pasokaan untuk saling bekerja bersama dalam mewujudkannya.
1.3 Tujuan
2
2) Mengetahui apa saja dampak dari era revolusi industry 4.0 pada
bidang digitalisasi logistik
3) Mengetahui cara memanfaatkan peluang dalam digitalisasi logistic
di era 4.0
4) Mengetahui upaya apa saja dalam menghadapi tantangan tantangan
ke depannya
5) Mengetahui deskripsi integrasi nasional di Indonesia
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pada era seperti itu, peran logistik bukan lagi sekadar urusan
pergudangan dan perpindahan barang. Namun, kegiatan logistik juga
dituntut harus mampu memahami dan melayani kebutuhan pelanggan
yang semakin melek teknologi digital dan membantu perusahaan
pengguna jasa logistik mencapai tujuan bisnis. Agar konsumen
terlayani dengan baik, maka perusahaan logistik harus memanfaatkan
teknologi artificial intelligence (AI) serta internet of things (IoT). Hal
itu dimaksudkan agar otomatisasi layanan bisa diselenggarakan demi
memenuhi kebutuhan konsumen, baik untuk konsumen business to
business (B2B) maupun business to customer (B2C).
4
waterhouse Cooper (PwC) bertajuk “Industry 4.0: Digital Supply
Chain–Logistic Autumn Conference” mengatakan, integrated supply
chain system memungkinkan perusahaan untuk memiliki rantai
distribusi yang terintegrasi dimulai dari tahapan supplier, production,
distribution, hingga customer. Sistem tersebut akan memudahkan
perusahaan mulai dari proses administrasi atau pencatatan arus barang
keluar masuk gudang, database yang telah terintegrasi, hingga
pemasaran.
Dampak Dari Era Revolusi Industry 4.0 Pada Bidang Digitalisasi Logistik
5
Konsumen memiliki kekuatan mendorong perubahan dalam fungsi
logistik dan supply chain. Penggunaan smartphone dan internet
memberikan kemudahan bagi konsumen untuk akses yang sangat luas ke
sumber informasi. Perkembangan perdagangan melalui e-commerce,
konsumen memiliki beragam pilihan distribusi omni-channel, dan dapat
menelusuri setiap channel yang ada, membandingkan berbagai
macamproduk dan jasa yang ditawarkan, baik dari segi harga, kualitas, dan
layanan. Sehingga konsumen dapat membandingkan produk dan jasa yang
ditawarkan. Saat ini, konsumen sangat sensitif terhadap harga, kualitas,
kenyamanan, fleksibilitas, dan respons layanan yang cepat dari
perusahaan. Bahkan konsumen sangat tidak toleran terhadap kualitas
produk dan layanan yang buruk, mereka akan segera mengekspos
pengalaman yang mereka alami menyangkut produk dan layanan
perusahaan, media sosial dan internet. Lebih dari itu, penilaian dan
ekspektasi konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan, semakin
tinggi.
b. Inovasi Produk dan rekonfigurasi produk yang sudah ada
Melalui penjualan e-commerce terdapat ribuan dan bahkan jutaan variasi
produk dan jasa yang ditawarkan. Variasi produk yang banyak tersebut
menuntut perusahaan terus mengembangkan inovasi untuk menciptakan
produk-produk baru atau menduplikasi dengan cepat produk-produk yang
laris di pasar. Sebagai akibatnya, siklus hidup produk semakin lebih
pendek, mengharuskan perusahaan terus mengembangkan produk baru
atau mengkonfigurasi ulang produk lama untuk mempertahankan pangsa
pasar.
c. Operasi Bisnis
Penggunaan teknologi digital, menyebabkan batas-batas organisasi
tradisional semakin tidak jelas. Lingkungan pasar semakin kompetitif dan
cerdas. Sehingga perusahaan harus menyesuaikan model operasi bisnisnya
agar mampu tetap bertahan dan tumbuh dalam ekonomi global yang
semakin kompetitif.
6
d. Berkembangnya Alih daya (sourcing)
Teknologi digital mendorong berkembangnya outsourcing (alihdaya),
karena memberikan cara baru untuk berkolaborasi dengan perusahaan lain.
Terdapat banyak perusahaan melakukan strategi outsourcing dengan
mengalihdayakan beberapa kegiatan dan proses ke Perusahaan Penyedia
Jasa Logistik (3PL dan 4PL). Tujuannya tak lain adalah untuk memberikan
nilai tambah bagi pelanggan, serta mempertahankan profitabilitas
perusahaan. Penggunaan teknologi digital, meningkatkan peluang untuk
berkolaborasi dengan perusahaan di dalam negeri maupun dengan
perusahaan global. Alih daya ini tentunya dapat menciptakan peluang
usaha pasar bagi perusahaan Penyedia Jasa Logistik. Beberapa contoh
kolaborasi (kemitraan) yang sering dilakukan antara lain dalam bidang: (1)
transportasi baik domestik maupun internasional; (2) pergudangan; (3)
Freight forwarding; (4) Teknologi dan informasi; (5) Order management
dan fulfillment.
e. Dampak E-Commerce terhadap Logistik
Perubahan yang pesat dari lanskap e-commerce, memberikan tantangan
dan sekaligus peluang baru bagi retailer. Menurut penelitian Forbes,
bahwa pasar e-commerce tumbuh menjadi bernilai $ 6,7 triliun pada tahun
2020. Pemain besar e-commerce dunia seperti Ali Baba, Amazon, Jd.com,
Rakuten, e-Bay, dan Walmart terus mengembangkan inovasi untuk
menjadi nomor satu dalam ceruk pasar tersebut. Begitu pula pemain e-
commerce terbesar di Indonesia seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak,
Lazada, BliBli.com, Zalora, dan AliExpres berlomba-lomba memberikan
promo menarik serta inovasi yang dapat memanjakan pelanggannya.Para
pemain ini baik pemain e-commerce global maupun domestik telah
mendorong pertumbuhan industri e-commerce dan terus bertarung keras
satu sama lain untuk meraih keuntungan yang tak ternilai. Perkembangan
ini tentunya memberi pengaruh terhadap bisnis jasa logistik.
7
Pandemi telah membawa perubahan besar pada sektor logistik.
Pembatasan aktivitas memaksa masyarakat untuk mulai belajar dan
pada akhirnya tergantung dengan transaksi online. Hal ini pada
akhirnya berimbas pada permintaan layanan logistik yang meningkat
pesat, selain juga karena adanya permintaan jasa logistik untuk
keperluan pribadi. Di tengah permintaan yang terus meningkat,
sebagian besar perusahaan logistik masih mengelola seluruh proses
rantai pasokannya secara konvensional. Hal ini berakibat pada
jangkauan ekspansi yang terbatas dan proses kerja yang lambat.
Misalnya, proses order dari retailer yang mengandalkan kunjungan
salesman, paper-based, terbatasnya opsi pembayaran dan pengiriman,
ketersediaan produk, hingga tingginya biaya logistik untuk distribusi
barang juga menjadi beberapa permasalahan yang masih terus
dihadapi perusahaan logistik hingga saat ini.
8
perusahaan logistik juga dapat dilakukan guna meningkatkan nilai
bisnis perusahaan.
9
seperti kendaraan tak berawak yang otonom, diagnosis medis,
pengenalan suara, video game, dan lainnya.
b. Internet of Things (IoT)
Menurut Junaidi (2015), IoT adalah salah satu hasil pemikiran para
peneliti yang mengoptimasi beberapa alat seperti media sensor, radio
frequency identification (RFID), wireless sensor network serta smar t
object lain yang memungkinkan manusia mudah berinteraksi dengan
semua perlatan yang terhubung dengan jaringan internet. Sedangkan
dikutip dari Idcloudhost (2016), Internet of Thing (IoT) adalah sebuah
konsep dimana suatu objek yang memiliki kemampuan untuk
mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia
ke manusia atau manusia ke komputer.
c. Wearable Technology (WT)
Wearable Technology merupakan bagian dari IoT. Menurut Wikipedia
(2020), Wearable Technology adalah perangkat elektronik pintar
(perangkat elektronik dengan pengontrol mikro) yang dipakai dekat
dengan dan/atau pada permukaan kulit, tempat mereka mendeteksi,
menganalisis, dan mengirimkan informasi (misalnya sinyal tubuh
seperti tanda-tanda vital) atau data sekitar dan yang dalam beberapa
kasus memungkinkan biofeedback langsung kepada pemakainya.
d. Advanced Robotic (AR)
Robot dengan logika telah dikembangkan dan digunakan di bidang
pengendalian proses yang memungkinkan untuk diekspresikan dalam
bentuk linguistik sederhana IF (A) THEN (B) dengan fungsi yang
ditetapkan (Suharman & Hari, 2019). Contoh sederhana adalah pemanas
kipas yang diatur oleh 4 aturan. Aturan-aturan ini mempetakan ke empat
set Fuzzy COLD, COOL, WARM dan HOT.
e. 3D Printing (3DP)
Pencetakan 3D telah digunakan oleh industri otomotif dan dirgantara
untuk membangun prototipe untuk beberapa waktu sekarang. Namun,
selama beberapa tahun terakhir, teknologi pencetakan 3D telah
berkembang dengan pesat. Penelitian yang dilakukan oleh Schork
(2017) menghasilkan enam teori tentang bagaimana teknologi ini akan
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan dan industri logistik.
10
Upaya dalam menghadapi tantangan
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
Karenanya, digitalisasi akan membawa perkembangan bisnis logistik
dan Supply Chain kepada dampak yang positif dan pasar yang lebih luas.
Proses bisnis menjadi lebih fleksibel. Perencanaan dapat terlaksana
secara Ad Hoc dan real-time sehingga memungkinkan respon orang yang cepat
terhadap perubahan permintaaan. Proses pengiriman dapat terlaksana secara
fleksibel karena memungkinkan pelanggan untuk menentukan jasa pengiriman
yang mereka inginkan dan mengalihkan rute pengiriman ke tujuan yang paling
nyaman.
Seiring perubahan perilaku konsumen yang berpengaruh pada sistem
operasional, dengan menggunakan sistem digital, seluruh pergerakan dan
proses logistik akan semakin lebih cepat seperti halnya pengurusan dokumen
secara digital yang dapat meminimalisir human error yang menjadikan proses
dokumentasi lebih akurat dan dapat melakukan pengecekan secara transparan.
Proses bisnis juga akan menjadi lebih efisien. Efisiensi yang menjadikan
seluruh proses end-to-end supply chain terjadi pada satu pintu aplikasi
pendukung yang terintegrasi.
B. SARAN
13
DAFTAR PUSTAKA
https://ojs.stiami.ac.id/index.php/logistik/article/view/873/496
https://ejournal.stiesyariahbengkalis.ac.id/index.php/iqtishaduna/article/view/1
70/169
https://ejournal.45mataram.ac.id/index.php/economina/article/view/286/250
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=j8KZDwAAQBAJ&oi=fnd&
pg=PA3&dq=penerapan+proses+bisnis+digitalisasi+logistik+di+era+industri+
4.0&ots=ZuSn0Mz62f&sig=v3dpmNM3jutBrTwiP1eR1TZXZus&redir_esc=y
#v=onepage&q&f=false
14