Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENERAPAN PROSES BISNIS DIGITALISASI LOGISTIK DI


ERA INDUSTRI 4.0

Disusun Oleh :
Kelompok 4

1. Ayang Ardina Prasepti Putri (2101036007)


2. Novia Fitri Anggraeni (2101036274)
3. Riska Nur Fatimah (2101036276)
4. Dwi Ari Pamungkas Eko Putro (2101036225)
5. Dita Retno Praningrum (2101036280)
6. Anisa Hasya Nazhara (2101026085)
7. Cikalnando Ezra (2101036289)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menuntaskan tugas makalah mata
kuliah Sistem Informasi Manajemen yang berjudul “Penerapan Proses Bisnis
Digitalisasi Logistik Di Era Industri 4.0” di tepat waktu serta terselesaikan dengan
baik.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen di
mata kuliah Sistem Informasi Manajemen. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
buat menambah wawasan perihal Penerapan Proses Bisnis Digitalisasi Logistik Di
Era Industri 4.0 bagi para pembaca serta juga kami.

Kami mengucapkan terima kasih pada Bapak Muhammad Harits Zidni


Khatib Ramadhani, S.E., M.Si selaku dosen mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen yang telah menyampaikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan serta wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami peroleh. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sebagai akibatnya kami bisa menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata tepat.
Oleh sebab itu, kami mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan istilah dalam
makalah ini. Maka dari itu kritik dan saran yang senantiasa akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini dan semoga dapat berguna bagi kami dan para
pembaca.

Samarinda, 08 Maret 2023

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4
2.1 Perkembangan teknologi bisnis dalam bidang digitalisasi logistic di era
industry 4.0.......................................................................................................... 4
2.2 Dampak Dari Era Revolusi Industry 4.0 Pada Bidang Digitalisasi
Logistik ............................................................................................................... 5
2.3 Memanfaatkan peluang dalam digitalisasi logistic era ............................. 7
2.4 Upaya dalam menghadapi tantangan ...................................................... 11
BAB III ................................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ............................................................................................. 12
B. SARAN .................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transformasi ke arah digitalisasi yakni proses yang sedang


berlangsung di industri logistik. Sepanjang waktu, teknologi inovatif dan
baru terus dikembangkan salah satunya untuk merampingkan
penyampaian produk ke pelanggan secepat mungkin. Operasi logistik saat
ini dan cara isu yang digunakan tak dapat menghadapi tantangan yang
muncul. Globalisasi, e-commerce, ancaman dunia maya, struktur
organisasi yang kompleks, startup yang mengganggu lanskap bisnis dan
permintaan pelanggan yang kian tinggi mensupport perusahaan untuk
mengadopsi teknologi yang muncul yang memungkinkan mereka untuk
meningkatkan digitalisasi dan otomatisasi.

Dengan adanya revolusi industri 4.0, ketika ini banyak


perusahaann dari berjenis-jenis pejuru dunia mulai memakai digitalisasi
dalam aktifitas logistik mereka. konsep digitalisasi logistic merupakan
memungkinkan transparansi sepanjang waktu dari pemasok ke pelanggan
atau dengan kata lain harus adanya transparansi disepanjang rantai
pasokan. Kecuali itu, logistik harus mendapatkan visi yang lebih besar
untuk memenuhi prasyarat industri 4.0 secara berkelanjutan dalam hal
memakai teknologi yang tepat dan meningkatkan integrasi vertikal dan
horizontal di antara mitra rantai pasokan.

Perusahaan logistik sudah seharusnya melakukan transformasi


digital. Perusahaan dapat memanfaatkan sistem berbasis Industri 4.0 untuk
dalam mendapatkan informasi akurat pergerakan barang. Namun pada
kenyataannya membangun digitalisasi logistik bukanlah sesuatu yang

1
mudah. Butuh kesadaran dan kemauan dari berbagai pihak yang ada dalam
rantai pasokaan untuk saling bekerja bersama dalam mewujudkannya.

Di Indonesia, dikutip dari supplychainindonesia.com, Asisten


Deputi Bidang Logistik Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,
Erwin Raza (2019), mengungkapkan bahwa lebih kompleks membangun
digitalisasi untuk bisnis cara kerja logistik dalam negeri. “Digitalisasi
dalam negeri itu lebih kompleks, mulai dari inland atau transportasi darat,
permasalahannya amat kompleks. Terkait dengan dokumen saja kita tidak
ada standar disasinya dan bagaimana digitalisasinya. Belum lagi
menyangkut tracking atau pelacakannya. Sekarang ini lebih luas lagi,
karena ada yang cara kerja bisnisnya konvensional ada yang elektronik.
Apalagi bicara digitalisasi, mengubah pola pikir semua. Mau tidak
berkeinginan saling membangun kepercayaan, karena kepercayaan itu
penting,”

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana konsep perkembangan teknologi bisnis dalam bidang


digitalisasi logistic di era industry 4.0 ?
2) Apa saja dampak terhadap era revolusi industry 4.0 pada bidang
digitalisasi logistik ?
3) Bagaimana cara memanfaatkan peluang dalam digitalisasi logistic
di era 4.0?
4) Bagaimana upaya dalam menghadapi tantangan ke depan?

1.3 Tujuan

1) Mengetahui sebuah konsep perkembangan teknologi bisnis dalam


bidang digitalisasi logistic di era industry 4.0

2
2) Mengetahui apa saja dampak dari era revolusi industry 4.0 pada
bidang digitalisasi logistik
3) Mengetahui cara memanfaatkan peluang dalam digitalisasi logistic
di era 4.0
4) Mengetahui upaya apa saja dalam menghadapi tantangan tantangan
ke depannya
5) Mengetahui deskripsi integrasi nasional di Indonesia

3
BAB II
PEMBAHASAN

Perkembangan teknologi bisnis dalam bidang digitalisasi logistic di era


industry 4.0

Di tengah perkembangan gaya hidup masyarakat yang


menganut kecepatan, ketepatan, dan kemudahan dalam berbagai hal
dengan berbasis teknologi digital, proses produksi di industri pun juga
dituntut untuk menyesuaikan diri. Sehingga terjadi revolusi industri
yang menjadikan teknologi informasi (teknologi digital) dalam
mengubah landskap industri dan perkembangan bisnis. Bertumbuh
kembangnya e-commerce alias pasar daring adalah salah satu nyata
buah dari perkembangan gaya hidup masyarakat dan sektor bisnis
berbasis teknologi digital tersebut. Pada era seperti ini, bisnis logistik
yang merupakan penyokong utama dalam kegiatan distribusi barang
dari produsen ke konsumen juga berubah total.

Pada era seperti itu, peran logistik bukan lagi sekadar urusan
pergudangan dan perpindahan barang. Namun, kegiatan logistik juga
dituntut harus mampu memahami dan melayani kebutuhan pelanggan
yang semakin melek teknologi digital dan membantu perusahaan
pengguna jasa logistik mencapai tujuan bisnis. Agar konsumen
terlayani dengan baik, maka perusahaan logistik harus memanfaatkan
teknologi artificial intelligence (AI) serta internet of things (IoT). Hal
itu dimaksudkan agar otomatisasi layanan bisa diselenggarakan demi
memenuhi kebutuhan konsumen, baik untuk konsumen business to
business (B2B) maupun business to customer (B2C).

Penyesuaian yang bisa dilakukan pelaku bisnis logistik


terhadap model bisnisnya adalah dengan menerapkan end-to-end
integrated supply chain system. Laporan yang dikeluarkan Price

4
waterhouse Cooper (PwC) bertajuk “Industry 4.0: Digital Supply
Chain–Logistic Autumn Conference” mengatakan, integrated supply
chain system memungkinkan perusahaan untuk memiliki rantai
distribusi yang terintegrasi dimulai dari tahapan supplier, production,
distribution, hingga customer. Sistem tersebut akan memudahkan
perusahaan mulai dari proses administrasi atau pencatatan arus barang
keluar masuk gudang, database yang telah terintegrasi, hingga
pemasaran.

Perusahaan pelaku bisnis bisa saja mendayagunakan


sumberdaya, baik finansial maupun sumber daya manusia yang
mereka miliki untuk mengelola logistik dari bahan baku produksi
maupun output hasil produksinya sendiri. Namun dalam kegiatan
bisnis yang menuntut tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi
untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal di tengah ketatnya
persaingan, langkah seperti itu terbukti tidak menguntungkan.
Terlebih, fakta juga membuktikan bahwa pelaku bisnis yang juga
mengerjakan sendiri kegiatan logistik di saat sekarang ini ternyata
juga harus melakukan dua hal mempertimbangkan dua hal untuk bisa
memanfaatkan teknologi digital agar bisa memenuhi kebutuhan
konsumen. Keduanya adalah membuat layanan maupun model bisnis
baru, dan melakukan digitalisasi kegiatan operasional inti. Tetapi, hal
itu membutuhkan sumber daya finansial atau investasi baru yang tidak
kecil nilainya. Bahkan, membutuhkan tambahan sumberdaya manusia
dengan keahlian tertentu yang juga tidak sedikit.

Dampak Dari Era Revolusi Industry 4.0 Pada Bidang Digitalisasi Logistik

Beberapa perubahan penting dalam bisnis yang diakibatkan


transformasi digital, antara lain adalah:
a. Perilaku Konsumen.

5
Konsumen memiliki kekuatan mendorong perubahan dalam fungsi
logistik dan supply chain. Penggunaan smartphone dan internet
memberikan kemudahan bagi konsumen untuk akses yang sangat luas ke
sumber informasi. Perkembangan perdagangan melalui e-commerce,
konsumen memiliki beragam pilihan distribusi omni-channel, dan dapat
menelusuri setiap channel yang ada, membandingkan berbagai
macamproduk dan jasa yang ditawarkan, baik dari segi harga, kualitas, dan
layanan. Sehingga konsumen dapat membandingkan produk dan jasa yang
ditawarkan. Saat ini, konsumen sangat sensitif terhadap harga, kualitas,
kenyamanan, fleksibilitas, dan respons layanan yang cepat dari
perusahaan. Bahkan konsumen sangat tidak toleran terhadap kualitas
produk dan layanan yang buruk, mereka akan segera mengekspos
pengalaman yang mereka alami menyangkut produk dan layanan
perusahaan, media sosial dan internet. Lebih dari itu, penilaian dan
ekspektasi konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan, semakin
tinggi.
b. Inovasi Produk dan rekonfigurasi produk yang sudah ada
Melalui penjualan e-commerce terdapat ribuan dan bahkan jutaan variasi
produk dan jasa yang ditawarkan. Variasi produk yang banyak tersebut
menuntut perusahaan terus mengembangkan inovasi untuk menciptakan
produk-produk baru atau menduplikasi dengan cepat produk-produk yang
laris di pasar. Sebagai akibatnya, siklus hidup produk semakin lebih
pendek, mengharuskan perusahaan terus mengembangkan produk baru
atau mengkonfigurasi ulang produk lama untuk mempertahankan pangsa
pasar.
c. Operasi Bisnis
Penggunaan teknologi digital, menyebabkan batas-batas organisasi
tradisional semakin tidak jelas. Lingkungan pasar semakin kompetitif dan
cerdas. Sehingga perusahaan harus menyesuaikan model operasi bisnisnya
agar mampu tetap bertahan dan tumbuh dalam ekonomi global yang
semakin kompetitif.

6
d. Berkembangnya Alih daya (sourcing)
Teknologi digital mendorong berkembangnya outsourcing (alihdaya),
karena memberikan cara baru untuk berkolaborasi dengan perusahaan lain.
Terdapat banyak perusahaan melakukan strategi outsourcing dengan
mengalihdayakan beberapa kegiatan dan proses ke Perusahaan Penyedia
Jasa Logistik (3PL dan 4PL). Tujuannya tak lain adalah untuk memberikan
nilai tambah bagi pelanggan, serta mempertahankan profitabilitas
perusahaan. Penggunaan teknologi digital, meningkatkan peluang untuk
berkolaborasi dengan perusahaan di dalam negeri maupun dengan
perusahaan global. Alih daya ini tentunya dapat menciptakan peluang
usaha pasar bagi perusahaan Penyedia Jasa Logistik. Beberapa contoh
kolaborasi (kemitraan) yang sering dilakukan antara lain dalam bidang: (1)
transportasi baik domestik maupun internasional; (2) pergudangan; (3)
Freight forwarding; (4) Teknologi dan informasi; (5) Order management
dan fulfillment.
e. Dampak E-Commerce terhadap Logistik
Perubahan yang pesat dari lanskap e-commerce, memberikan tantangan
dan sekaligus peluang baru bagi retailer. Menurut penelitian Forbes,
bahwa pasar e-commerce tumbuh menjadi bernilai $ 6,7 triliun pada tahun
2020. Pemain besar e-commerce dunia seperti Ali Baba, Amazon, Jd.com,
Rakuten, e-Bay, dan Walmart terus mengembangkan inovasi untuk
menjadi nomor satu dalam ceruk pasar tersebut. Begitu pula pemain e-
commerce terbesar di Indonesia seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak,
Lazada, BliBli.com, Zalora, dan AliExpres berlomba-lomba memberikan
promo menarik serta inovasi yang dapat memanjakan pelanggannya.Para
pemain ini baik pemain e-commerce global maupun domestik telah
mendorong pertumbuhan industri e-commerce dan terus bertarung keras
satu sama lain untuk meraih keuntungan yang tak ternilai. Perkembangan
ini tentunya memberi pengaruh terhadap bisnis jasa logistik.

Memanfaatkan peluang dalam digitalisasi logistic era

7
Pandemi telah membawa perubahan besar pada sektor logistik.
Pembatasan aktivitas memaksa masyarakat untuk mulai belajar dan
pada akhirnya tergantung dengan transaksi online. Hal ini pada
akhirnya berimbas pada permintaan layanan logistik yang meningkat
pesat, selain juga karena adanya permintaan jasa logistik untuk
keperluan pribadi. Di tengah permintaan yang terus meningkat,
sebagian besar perusahaan logistik masih mengelola seluruh proses
rantai pasokannya secara konvensional. Hal ini berakibat pada
jangkauan ekspansi yang terbatas dan proses kerja yang lambat.
Misalnya, proses order dari retailer yang mengandalkan kunjungan
salesman, paper-based, terbatasnya opsi pembayaran dan pengiriman,
ketersediaan produk, hingga tingginya biaya logistik untuk distribusi
barang juga menjadi beberapa permasalahan yang masih terus
dihadapi perusahaan logistik hingga saat ini.

Digitalisasi perusahaan logistik dapat menjadi solusi yang tepat


untuk dapat mengatasi permasalahan yang ada, agar tetap adaptif
terhadap permintaan pasar yang terus meningkat. Penggunaan
teknologi dapat mengotomatisasi berbagai proses kerja yang awalnya
dilakukan secara manual. Hal ini membuat karyawan dapat bekerja
dengan lebih efisien, yang pada akhirnya berdampak pada kemampuan
untuk menangani lebih banyak konsumen. Digitalisasi juga
memungkinkan pengelolaan data dilakukan secara digital. Terlebih
lagi jika data layanan juga tersimpan dalam sistem penyimpanan
terintegrasi yang mudah diakses, akan sangat memudahkan koordinasi
dan pengawasan. Misalnya untuk kebutuhan pengurusan dokumen,
dapat dilakukan secara digital dengan lebih mudah dan cepat, serta
dapat meminimalisir human error yang dapat menghambat proses
distribusi. Berbagai inovasi lain yang didapatkan dari digitalisasi

8
perusahaan logistik juga dapat dilakukan guna meningkatkan nilai
bisnis perusahaan.

Dalam era Revolusi Industri 4.0, teknologi informasi telah


mengambil peran sangat penting dalam mengubah lanskap industri dan
perkembangan bisnis. Terutama, dalam hal cara pelaku bisnis
menawarkan produk dan jasanya. Industri logistik diperkirakan akan
terus mengalami perkembangan dalam beberapa tahun mendatang,
berkat perkembangan e-commerce. Industry 4.0 merupakan era yang
memberdayakan peran digitalisasi manufaktur dan jaringan suplai
yang melibatkan integrasi informasi digital dari berbagai sumber dan
lokasi untuk menggerakkan manufaktur dan distribusi secara fisik.
Terdapat lima teknologi utama Revolusi Industri 4.0, yaitu Artificial
Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), Wearable Technology
(WT), Advanced Robotic (AR) dan 3D Printing (3DP). Masing-
masing komponen teknologi dapat dimanfaatkan pada berbagai
industry dan manufaktur. Pemanfaatan Revolusi Industri 4.0 diyakini
akan memberikan manfaat dan keuntunganyang lebih banyak
(misalnya kinerja menjadi lebih efektif dan lebih efisien).

a. Artificial Intelligence (AI)


Terdapat banyak definisi mengenai yaitu Artificial Intelligence (AI)
atau yang sering kita sebut sebagai kecerdasan buatan. Menurut Russel
dan Norvig (2009), Artificial Intelligence (AI) adalah sebuah kondisi
dimana sebuah mesin mampu meniru fungsi kognitif yang dikaitkan
dengan pikiran manusia. AI dianggap sebagai pendorong utama
transformasi digital yang memiliki potensi untuk memperkenalkan
sumber pertumbuhan baru. Sedangkan menurut Tredinnick (2017), AI
adalah sekelompok teknologi dan pendekatan komputasi yang berfokus
pada kemampuan komputer untuk membuat keputusan rasional yang
fleksibel dalam menanggapi kondisi lingkungan yang seringkali tidak
dapat diprediksi. Pemanfaatan AI telah berhasil diuji di berbagai bidang

9
seperti kendaraan tak berawak yang otonom, diagnosis medis,
pengenalan suara, video game, dan lainnya.
b. Internet of Things (IoT)
Menurut Junaidi (2015), IoT adalah salah satu hasil pemikiran para
peneliti yang mengoptimasi beberapa alat seperti media sensor, radio
frequency identification (RFID), wireless sensor network serta smar t
object lain yang memungkinkan manusia mudah berinteraksi dengan
semua perlatan yang terhubung dengan jaringan internet. Sedangkan
dikutip dari Idcloudhost (2016), Internet of Thing (IoT) adalah sebuah
konsep dimana suatu objek yang memiliki kemampuan untuk
mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia
ke manusia atau manusia ke komputer.
c. Wearable Technology (WT)
Wearable Technology merupakan bagian dari IoT. Menurut Wikipedia
(2020), Wearable Technology adalah perangkat elektronik pintar
(perangkat elektronik dengan pengontrol mikro) yang dipakai dekat
dengan dan/atau pada permukaan kulit, tempat mereka mendeteksi,
menganalisis, dan mengirimkan informasi (misalnya sinyal tubuh
seperti tanda-tanda vital) atau data sekitar dan yang dalam beberapa
kasus memungkinkan biofeedback langsung kepada pemakainya.
d. Advanced Robotic (AR)
Robot dengan logika telah dikembangkan dan digunakan di bidang
pengendalian proses yang memungkinkan untuk diekspresikan dalam
bentuk linguistik sederhana IF (A) THEN (B) dengan fungsi yang
ditetapkan (Suharman & Hari, 2019). Contoh sederhana adalah pemanas
kipas yang diatur oleh 4 aturan. Aturan-aturan ini mempetakan ke empat
set Fuzzy COLD, COOL, WARM dan HOT.
e. 3D Printing (3DP)
Pencetakan 3D telah digunakan oleh industri otomotif dan dirgantara
untuk membangun prototipe untuk beberapa waktu sekarang. Namun,
selama beberapa tahun terakhir, teknologi pencetakan 3D telah
berkembang dengan pesat. Penelitian yang dilakukan oleh Schork
(2017) menghasilkan enam teori tentang bagaimana teknologi ini akan
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan dan industri logistik.

10
Upaya dalam menghadapi tantangan

Industry ini perlu beradaptasi dengan melakukan digitalisasi logistik


untuk mengantisipasi perkembangan dunia teknologi yang semakin pesat.
Pemanfaatan teknologi digital dalam sebuah sistem operasional dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan, di mana
manajemen ini juga harus berkembang selaras dengan penambahan gaya
hidup masyarakat.
Namun, mencari teknologi IT yang sesuai bagi perusahaan di industri
logistik memang tidaklah mudah. sektor Apalagi, kini semakin banyak
bisnis di sektor logistik membutuhkan sistem IT yang kuat, terintegrasi, dan
cepat untuk membantu mereka melakukan proses operasional seperti
pencatatan hingga pelacakan barang.
Itulah mengapa Anda perlu memilah solusi IT yang tepat sebelum
mengadopsi sistem digitalisasi logistik agar dapat memberikan layanan yang
maksimal di era globalisasi.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Revolusi industri 4.0 telah menjadikan banyak perusahaan dari


berbagai penjuru dunia mulai menerapkan digitalisasi dalam menunjang
operasional aktivitas bisnis. Permintaan pelanggan yang semakin tinggi dan
perubahan perilaku mendorong perusahaan untuk mengadopsi teknologi yang
muncul yang memungkinkan mereka untuk meningkatkan digitalisasi dan
otomatisasi.
Tidak terkecuali pada bisnis logistik dan Supply Chain, yang turut
melakukan transformasi digital untuk dapat memanfaatkan sistem berbasis
Industri 4.0 untuk mendapatkan informasi akurat pergerakan barang dan
meningkatkan integrasi vertikal dan horizontal di antara mitra rantai pasokan.
Sistem e-logistics atau digitalisasi logistik sangat dibutuhkan guna
meningkatkan kinerja terutama bagi pengguna jasa logistik. Dengan adanya
digitalisasi logistik diharapkan dapat mempercepat proses informasi
pergerakan material atau produk, aliran informasi, cash flow, dan aliran
informasi dokumen logistik.
Mengadopsi transformasi digital, tentunya dapat mengurangi biaya
logistik sehingga daya saing meningkat. Hal ini dikarenakan dari yang
sebelumnya menggunakan pertukaran data bilateral, kini menjadi platform
digital, sehingga akan meningkatkan keamanan dan kemudahan akses pada
informasi end to end supply chain.
Senada dengan hal itu, transformasi digital telah mengubah konteks
pasar. Perubahan tersebut mengubah berbagai aspek bisnis tidak hanya model
operasi bisnis semata, tetapi juga bagaimana perusahaan merubah cara dalam
menawarkan produk, interaksi dengan pelanggan serta mendapatkan sumber
layanan bisnis. Sehingga, perusahaan dituntut untuk mendesain Supply Chain
mereka dengan membangun jaringan Supply Chain yang lebih terhubung.

12
Karenanya, digitalisasi akan membawa perkembangan bisnis logistik
dan Supply Chain kepada dampak yang positif dan pasar yang lebih luas.
Proses bisnis menjadi lebih fleksibel. Perencanaan dapat terlaksana
secara Ad Hoc dan real-time sehingga memungkinkan respon orang yang cepat
terhadap perubahan permintaaan. Proses pengiriman dapat terlaksana secara
fleksibel karena memungkinkan pelanggan untuk menentukan jasa pengiriman
yang mereka inginkan dan mengalihkan rute pengiriman ke tujuan yang paling
nyaman.
Seiring perubahan perilaku konsumen yang berpengaruh pada sistem
operasional, dengan menggunakan sistem digital, seluruh pergerakan dan
proses logistik akan semakin lebih cepat seperti halnya pengurusan dokumen
secara digital yang dapat meminimalisir human error yang menjadikan proses
dokumentasi lebih akurat dan dapat melakukan pengecekan secara transparan.
Proses bisnis juga akan menjadi lebih efisien. Efisiensi yang menjadikan
seluruh proses end-to-end supply chain terjadi pada satu pintu aplikasi
pendukung yang terintegrasi.

B. SARAN

Digitalisasi akan terus mempengaruhi dunia bisnis, konten dan


arahannya menuntut perhatian yang serius jika tidak ingin ketinggalan.
Disarankan bagi parapemangku kepentingan Industri 4.0 antara lain; pemimpin
di sektor publik dan swasta, industriawan, dan akademisi, untuk lebih
memahami peluang yang ditawarkan oleh revolusi digital. Para pemangku
kepentingan diharapkan dapat bekerja bersama untuk memastikan bahwa
Industri 4.0 memberikan manfaat terbaik sebagaimana yang diharapkan
bersama.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://ojs.stiami.ac.id/index.php/logistik/article/view/873/496
https://ejournal.stiesyariahbengkalis.ac.id/index.php/iqtishaduna/article/view/1
70/169
https://ejournal.45mataram.ac.id/index.php/economina/article/view/286/250
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=j8KZDwAAQBAJ&oi=fnd&
pg=PA3&dq=penerapan+proses+bisnis+digitalisasi+logistik+di+era+industri+
4.0&ots=ZuSn0Mz62f&sig=v3dpmNM3jutBrTwiP1eR1TZXZus&redir_esc=y
#v=onepage&q&f=false

14

Anda mungkin juga menyukai