Anda di halaman 1dari 37

Inisiasi 2

Olah Musik
Bernyanyi
Bernyanyi merupakan salah satu aktivitas olah musik, yang dapat
dilakukan oleh setiap orang yang memiliki organ vokal yang normal.
Apakah Anda suka bernaynyi?
Bernyanyi yang baik membutuhkan latihan rutin dan kontinu. Ada
beberapa syarat untuk dapat bernyanyi dengan baik. 1. Pernafasan, 2.
Teknik bernyanyi dan 3. Penanmpilan bernyanyi.

1. Pernafasan
Dalam bernyanyi dikenal jenis penafasan, yaitu:
a. Pernafasan perut
Yang mengembang setelah menghirup udara adalah bagian perut. Cara
bernafas inilah yang kita lakukan setiap hari, seperti saat kita berbicara.
Cara bernafas ini baik, hanya saja dalam bernyanyi kurang kuat saat
menyanyikan nada-nada yang panjang dan membutuhkan kekuatan
penuh.
b. Pernafasan dada
Ciri utama penafasan ini adalah mengembangnya dada dan terangkatnya
pundak saat menghirup udara. Walau pernafasan ini dapat digunakan
saat bernyanyi namun kurang baik karena akan terjadi ketegangan pada
otot-otot badan bagian atas.
c. Pernafasan diafragma (sekat rongga badan)
Inilah pernafasan yang baik sewaktu bernyanyi. Bernafas dengan cara
ini, badan terhindar dari ketegangan yang berlebihan dan memiliki daya
yang cukup untuk menghasilkan dan mempertahankan cadangan udara
saat bernyanyi. Penyanyi-penyanyi yang baik seperti penyanyi pop dan
seriosa menggunakan teknik penafasan ini.

Langit-langit keras Langit-langit lunak

Rongga hidung Pharynx/Tekak

Lidah
Larynx/ Pangkal Tenggorokan
Pita Suara
Paru-paru Trachea/
Batang tenggorok

Diafragm
a

(Gambar 5.1 Organ-organ Vokal)


Organ-organ Vokal
Perhatikan juga gambar berikut. Lihatlah perbedaan bagian badan yang
mengembang saat masing-masing jenis pernafasan dilakukan.

Bagian yang
mengembang
Bagian yang
mengembang

Pernapasan perut Pernapasan dada

Bagian
yang
mengemba
ng

Pemapasan diafragma

Untuk mendapatkan kualitas bernyanyi yang baik, syarat utama yang


harus kita kuasai adalah pernapasan. Sebagubagusnya suara Anda kalau
pernapsannya kurang baik nyanyian Anda tidak akan baik. Setelah
maenguasai teknik pernapasan berikutnya adalah
2. Teknik Bernyanyi
Suara manusia dibagi menjadi suara anak-anak dan suara dewasa. Suara
anak-anak dibedakan menjadi dua, yaitu suara tinggi dan suara rendah. Suara
dewasa dibagi menjadi suara wanita dan suara pria.
Jenis suara wanita dan pria dewasa masih dibedakan menurut register
atau ambitusnya. Dalam paduan suara biasanya hanya dibagi dalam empat
jenis, yaitu: Sopran, Alto, Tenor, dan Bas. Jadi, pembagian suara tersebut
berdasarkan jangkauan suara yang dapat dicapai oleh seseorang. Perhatikan
jenis-jenis dan register masing-masing suara berikut ini.

Suara Wanita:
 Tinggi (Sopran)

 Sedang (Mezzo Sopran)

 Rendah (Alto)

Suara Pria:
 Tinggi (Tenor)

 Sedang (Bariton)

 Rendah (Bas)

Suara Anak-anak:
 Tinggi

 Rendah

Ambitus atau register suara Anda termasuk jenis apa? Ikutilah cara
mengenalnya berikut ini. Apabila Anda memiliki instrumen piano, maka
bunyikan terlebih dahulu nada c tengah atau kemudian nyanyikan nada
tersebut dengan “a”. Semua orang dapat menjangkau tinggi nada tersebut.
Lalu, mainkan dan tirukan nada berikutnya secara berurutan turun
(tangganada diatonis), yaitu b, a, g, dst. Berhenti dan ingat nada terendah
yang dapat Anda jangkau. Selanjutnya nyanyikan nada-nada secara naik (c 1,
d1, e1, dst) dan ingat berhenti pada nada apa suara tertinggi Anda. Itulah
register tertinggi suara Anda. Bandingkan dengan jenis suara di atas, maka
kini Anda telah mengenal jenis suara Anda sendiri. Register suara ada
kemungkinan menjadi lebih luas bila dilatih dengan baik dan benar. Jika
disekitar Anda hanya tersedia Garpu Tala, Rekorder atau Pianika, maka cara
di atas dapat dilakukan. Hal penting dalam latihan ini adalah Anda mengenal
register atau ambitus suara Anda sendiri.

a. Artikulasi
Artikulasi dapat diartikan sebagai pengucapan kata-kata dan kalimat
musik secara nyata dan jelas. Salah satu perbedaan musik vokal
dibandingkan dengan musik instrumental adalah adanya lirik yang
dinyanyikan. Oleh karena itu, ucapan atau artikulasi yang jelas menjadi
sangat penting dalam bernyanyi.
Artikulasi dalam vokal dipengaruhi oleh bentuk bibir, lidah, dan rongga
mulut. Artikulasi yang baik adalah dengan membuka mulut lebar-lebar ke
bawah bukan ke samping. Perlunya artikulasi dilatih agar arti dan makna lagu
dapat dinikmati sebagaimana mestinya.
Kita mengenal dua jenis huruf, yaitu huruf hidup dan huruf mati.
Demikian halnya dalam bernyanyi. Mari kita mulai dengan latihan huruf
hidup terlebih dahulu.

b. Pembentukan Suara
Setelah menguasa teknik pernapasan dan artikulasi dilanjutkan latihan
pembentukan suara. Apabila organ-organ tubuh yang digunakan saat
bernyanyi berfungsi dengan normal, maka seseorang dapat bernyanyi dengan
suara merdu. Dengan sedikit kesabaran dalam membentuk suara yang disertai
dengan latihan kontinu, maka seseorang dapat memiliki suara sesuai dengan
harapannya. Ingat, hanya dengan berlatih dengan teratur suara Anda dapat
dibentuk.
Anda perlu mengerti terlebih dahulu organ-organ tubuh yang berfungsi
dalam pembentukan suara. Perhatikan gambar berikut ini.
Rongga dahi

Rongga hidung

Lidah
Kerongkongan

Pita Suara Katup pangkal


tenggorokan

Organ Resonansi

Ada dua dasar dalam pembentukan suara yang baik, yaitu:


1. Otot-otot leher dan kerongkongan diupayakan tetap selemas mungkin.
2. Mulut dibuka lebar-lebar ketika menyanyikan huruf-huruf hidup.

c. Resonansi
Maksudnya adalah pemanfaatan rongga-rongga kepala, leher, dan dada.
Ruang resonansi yang paling utama terdapat di bagian kepala. Ruang ini
apabila dimanfaatkan dan dilatih dengan baik akan memberikan banyak
kebaikan pada suara yang dihasilkan.
Bunyi yang dihasilkan oleh getaran pita suara akan menjalar ke udara
dalam bilik terutama yang terdapat dalam rongga kepala. Suara tersebut
memantul karena mengenai dinding bilik tadi. Pemantulan itu menjadikan
suara menjadi lebih kuat.
Ruang resonansi ini dapat dilatih. Berikut ini latihan-latihan yang
diperuntukkan untuk membentuk resonator yang baik. Latihan bersenandung
berikut ini dimaksudkan juga untuk membentuk resonansi. Caranya, adalah:
1. Mulut dikatupkan dengan bibir saling bersentuhan namun tidak ditekan.
2. Rahang bawah diturunkan dengan luwes dan tidak kaku.
3. Gigi bawah dan atas memiliki jarak 1 cm atau setebal jari telunjuk.
4. Lidah menyentuh gigi bawah dan permukaannya datar. Pangkalnya
dalam keadaan rileks tidak ditekan.
5. ongga mulut dan tenggorokkan membentuk ruang yang seluas mungkin.
d. Interpretasi & Ekspresi (Penghayatan & Pembawaan Lagu)
Muara dari seluruh kemampuan pernafasan dan pembentukan suara di
atas adalah pembawaan lagu. Pembawaan lagu adalah tujuan akhir belajar
vokal atau bernyanyi. Interpretasi lagu berkenaan dengan penafsiran lagu;
sedangkan ekspresi berhubungan dengan pembawaan atau penyampaian isi
pesan lagu.
Kedua hal di atas perlu dilatih. Interpretasi dalam bernyanyi dapat
dicapai dengan menghayati isi dari kata-kata/lirik dan menyandarkannya
pada nada-nada sebagai suatu gagasan, pesan dan kesatuan. Suatu lagu
merupakan kesatuan dari kalimat bahasa dan kalimat musik. Oleh karena itu,
menghayati suatu lagu dapat dilakukan dengan membaca terlebih dahulu lirik
lagu tanpa melodi, kemudian kalimat musiknya tanpa kata-kata.

3. Penampilan
Bernyanyi yang baik tidaklah seperti yang kita saksikan setiap hari
melalui acara televisi saat ini, yang kurang memerhatikan kostum dan
gerakan-gerakan yang berkenaan dengan lagunya. Bernyanyi yang baik dan
benar adalah sesuai dengan ungkapan isi lagu yang hendak dinyanyikan.
Sikap bernyanyi yang baik sewaktu berdiri maupun duduk adalah tidak
terganggunya organ-organ pernafasan dan organ vokal yang diperlukan.
Gerakan tubuh yang benar adalah gerakan yang mendukung ungkapan
musik yang hendak disampaikan kepada pendengar. Gerakan tangan dan kaki
dilakukan dengan wajar, karena bernyanyi lebih mengutamakan unsur vokal
(audio) dibandingkan dengan unsur gerak (visual).
Busana juga perlu diperhatikan. Sangat tidak baik apabila penyanyi
hanya berpakaian seadanya di panggung. Sebaliknya, sangat tidak baik pula
apabila busana yang dikenakan sangat berlebih-lebihan, sehingga
mengganggu produksi suara. Berbusana sopan dan wajar sangat baik
dikenakan pada acara pementasan musik.
Perkembangan teknologi audio saat ini memungkinkan penyanyi untuk
menggunakan microphone. Masing-masing microphone memiliki karakter
tersendiri, namun secara umum terdiri dari jenis kondensor dan dinamik.
Oleh karena itu, seorang penyanyi perlu berlatih menggunakan microphone
dan berkonsultasi kepada ahli audio tentang microphone mana yang paling
sesuai untuk jenis suaranya di saat hendak bernyanyi.
Mendireksi
Mendireksi merupakan salah satu kegiatan dalam berolah musik.
Aba-aba yang diberikan berguna untuk menyatukan seluruh penghayatan
dan pembawaan suatu karya musik.
Aba-aba dasar mendireksi berupa 1,2,3,4, dan 6 pukulan yang
didahului oleh gerakan awal (insetting) dan diakhiri dengan gerakan
penutup.
Dalam mendireksi tidak hanya tangan saja yang digerakkan,
melainkan badan dan bahkan dengan mimik. Berikut jenis Aba-aba
dalam mendireksi lagu.
1. Jenis Aba-aba
a. Aba-aba 1 Pukulan
Gambaran ayunan tangan pada aba-aba ini adalah mulai dari titik
tertinggi (sebagai titik awal gerakan) kemudian turun ke bawah langsung
membentuk gerakan melingkar ke samping luar sebelah kanan lalu naik
kembali ke titik awal. Perhatikan arah gerakannya pada gambar di bawah
ini.

1
1 1

T. Kiri T. Kanan
Gerakan Aba-aba 1 Pukulan

Lagu-lagu yang menggunakan gerakan aba-aba ini adalah:


1) Tujuh Belas Agustus, ciptaan H. Mutahar
2) Apuse (Papua)
3) Hela Rotan (Maluku)
4) Potong Bebek Angsa
5) Ayo Mama

b. Aba-aba 2 Pukulan
Dalam satu birama terdapat dua ketukan. Ketukan pertama lebih kuat
dari ketukan kedua. Ini tidak berarti bahwa ketukan pertama lebih lama
dari pada ketukan kedua, ukurannya sama hanya tekanan yang berbeda.
Gerakan aba-aba ini dimulai sama dengan gerakan satu pukulan. Jadi,
mulai dari titik awal (setinggi mars), kemudian turun ke bawah dalam
bentuk melingkar ke luar, lalu naik ke atas (setinggi bahu) untuk
hitungan satu. Kemudian dari titik tersebut tangan turun ke bawah dalam
bentuk melingkar ke dalam lalu naik ke atas menuju titik awal.

Gerakan Aba-aba 2 Pukulan

c. Aba-aba 3 Pukulan
Setelah kita belajar dan menguasai aba-aba 1 dan 2 pukulan, kini kita
lanjutkan pada irama terner, yaitu dalam satu birama terdapat tiga
ketukan. Dalam irama terner ketukan yang kuat terdapat pada ketukan
pertama. Dua hitungan berikutnya diketuk lebih ringan.
Untuk membedakan ketukan kuat dengan ketukan lemah dalam memberi
aba-aba pada umumnya ditunjukkan oleh gerakan yang lebih tegas. Lihat
gerakan abab-aba 3 berikut ini.

3
1 2
2
1
Lagu-lagu yang dapat dilatih dengan aba-aba 3 pukulan di antaranya
adalah:
1) Marilah Kita Berdendang Kawan, ciptaan C. Simanjuntak.
2) Melati.
3) Doa dan Restumu.
4) Lisoi (Tapanuli).

d. Aba-aba 4 Pukulan
Gerakan aba-aba ini dapat dikatakan sebagai pengembangan dari irama
dua atau biner. Oleh karena itu dalam memberi aba-abanya pun seolah-
olah ada dua pukulan berat yaitu hitungan 1 dan 3 serta dua pukulan
ringan pada hitungan 2 dan 4. Baiklah kita lihat bentuk dan arah gerakan
aba-abanya berikut ini.

4
3 4
1
2
2 3

1
Gerakan Aba-aba 4 Pukulan
Untuk membedakan tingkatan tinggi-rendahnya ayunan tangan setiap
hitungan dapat dilihat pada garis batas berikut ini.

Ayunan tertinggi

Ayunan tengah

Ayunan terendah
Lagu-lagu yang dapat dilatih dengan aba-aba tersebut antara lain adalah:
1) Tanah Tumpah Darahku.
2) Indonesia Raya.
3) Maju Tak Gentar.
b. Aba-aba 6 Pukulan
Gerakan aba-aba ini dapat dikatakan pengembangan dari irama 2 atau
jenis birama susun. Dikatakan demikian karena dalam 1 birama terdapat
2 pukulan kuat yang jatuh pada hitungan pertama dan keempat. Dengan
demikian dalam gerakan aba-abanya ketukan kuat itu harus diayunkan
lebih kuat/panjang dibandingkan dengan ketukan lainnya. Untuk
menguasai gerakan aba-aba tersebut, latihlah seperti uraian dan gambar
berikut ini.
1) Mulai dari titik awal gerakan, yaitu kedua tangan diangkat setinggi
mata ke depan.
2) Turunkan dan ayunkan tangan ke samping luar untuk hitungan "tu".
3) Kemudian naik setengah dari panjang gerakan pertama dan ayunkan
ke samping dalam untuk hitungan "wa".
4) Lalu buat ayunan kecil sekali lagi untuk hitungan "ga" kearah luar.
5) Dari hitungan "ga" ayunkan tangan naik lalu turun ke samping luar
untuk ketukan "pat".
6) Lalu tangan digerakkan naik kemudian diayunkan ke samping untuk
hitungan "ma".
7) Dari sini, tangan naik ke atas lalu membentuk gerakan ayunan kecil
ke dalam untuk hitungan "nam" lalu kembali menuju titik awal aba-
aba.
8) Ulangi beberapa kali hingga merasakan hitungan yang mendapat
aksen dan yang tidak.

6 6
5
4
3 3 2 4 5

2 1
1

Gerakan Aba-aba 6 Pukulan

Penggunaan aba-aba hitungan 6 ketukan digunakan untuk tempo sedang


ke lambat.
Untuk tempo sedang ke cepat aba-aba sebaiknya dihitung 2 saja.

Lagu-lagu yang dapat digunakan untuk berlatih di antaranya:


1) O Ina Ni Keke (Sulawesi Utara).
2) Naik-naik Ke Puncak Gunung.

2. Sikap Badan
Seleain penguasaan jenis aba-aba, yang perlu diperhatikan pada proses
mendireksi adalah sikap badan. Sikap badan seseorang pemimpin lagu, baik
tangan, kepala, mata dan gerakan lainnya haruslah mengacu kepada ekspresi
musik. Oleh karena itu dalam memberikan aba-aba sikap badan haruslah
sempurna. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah sikap badan dalam
keadaan rileks. Dengan sikap ini, konsentrasi dan gerakan-gerakan yang
dilakukan dapat dicapai dengan sempurna.
Mulailah berlatih dengan sikap berdiri pada kedua kaki Anda posisi kaki
kiri sedikit lebih maju dari pada kaki kanan. Pandangan lurus dan
menyeluruh ke depan (bayangkan bahwa Anda sedang menghadapi anak-
anak yang sedang memainkan musik atau bernyanyi paduan suara).
Kemudian angkat kedua tangan hingga sejajar dengan mata, lalu turunkan.
Ulangi beberapa kali hingga Anda melakukan semuanya dalam keadaan
tanpa ketegangan dan dengan sadar semua gerakan tersebut sudah berada
dalam kontrol Anda. Kepala tegak jangan kaku namun penuh percaya diri
dan berwibawa. Tangan dan jari-jari harus bebas dan luwes.
Ulangi sekali lagi latihan tadi, tetapi sekarang tangan kiri tetap bertahan
di atas sedangkan tangan kanan Anda bergerak ke atas dan ke bawah dengan
rileks seolah-olah Anda sedang mengayunkan sebuah irama dua dalam hati
Anda.
Latihan tersebut dapat Anda kembangkan sendiri untuk mencapai
penguasaan diri dan gerakan tubuh yang bebas. Berikut variasi latihan yang
dapat Anda lakukan.
1) Lakukanlah latihan semua jenis aba-aba dasar yang telah diutarakan di
atas sambil menghitung dengan dan tanpa bersuara.
2) Latihlah aba-aba sebuah lagu yang lengkap tulisan (score) musiknya dan
mainkan musik tersebut dalam hati sambil memainkan seluruh tanda-
tanda tempo dan dinamik yang tertulis pada lagu tersebut.
3) Latihlah aba-aba lagu yang telah Anda kuasai betul (hafal) dan mainkan
musik tersebut dalam hati Anda sambil memainkan seluruh tanda-tanda
tempo dan dinamik yang tertulis pada lagu tersebut.

3. Teknik Aba-aba
Melatih gerakan setiap jenis aba-aba sangat penting untuk dikuasai
terlebih dahulu. Gerakan yang telah dipelajari merupakan gerakan aba-aba
sepanjang lagu itu dinyanyikan. Lalu, bagaimana teknik aba-aba sebelum
suatu lagu dimulai dan diakhiri?

a. Aba-aba Permulaan
Ini berarti aba-aba yang dilakukan atau diberikan pemimpin sebelum
lagu dimulai. Dalam aba-aba ini termasuk
1) Sikap siap.
2) Gerakan pendahuluan.
3) Saat memulai (insetting).

b. Sikap Siap
Sikap siap di sini adalah aba-aba yang diberikan oleh pemimpin agar
penyanyi atau pemain musik konsentrasi serta mengenal tempo, dinamik
dan ekspresi lagu. Suatu kebiasaan jelek yang sering dilakukan adalah
memberi aba-aba dengan bertepuk tangan atau teriak-teriak agar
penyanyi/pemain musik berkonsentrasi. Hal ini dapat dihindari dengan
pemberian aba-aba persiapan oleh pemimpin. Aba-aba itu biasanya
berupa gerakan-gerakan tangan yang diperlukan untuk berikut ini
diuraikan beberapa gerakan tangan sebagai aba-aba persiapan.

1. Untuk aba-aba yang sedang atau biasa,


tangan kiri diangkat lebih tinggi
dari tangan kanan dengan telapak
tangan menghadap ke atas.

2) Untuk aba-aba yang lembut, kedua tangan diangkat setinggi dada


dengan telapak tangan kanan telungkup dengan jari sedikit terbuka
dan telapak tangan kiri menghadap ke atas.
3) Untuk aba-aba tegas, dilakukan dengan mengangkat tangan kiri
lebih tinggi dari tangan kanan dengan jari telunjuk dan ibu jari
dipertemukan; sedangkan jari-jari lain agak terbuka sedikit.
4) Untuk insetting kuat, telapak tangan saling berhadapan, tangan kiri
lebih tinggi dan sedikit maju dibandingkan tangan kanan dengan
jari-jari yang merapat.
5) Untuk insetting sangat lembut, telapak tangan menghadap ke depan,
dan jari- jari agak terbuka.

c. Gerakan Pendahuluan
Setelah penyanyi/pemain musik berkonsentrasi dengan aba-aba
persiapan seperti diuraikan di atas, maka berikutnya adalah aba-aba atau
gerakan penduluan. Aba-aba pendahuluan ini dilakukan setelah para
penyanyi/pemain musik betul-betul sudah konsentrasi. Jadi aba-aba
pendahuluan dilakukan diantara aba-aba persiapan dan insetting.
Perhatikan perbedaan masing-masing gerakan pendahuluan berikut ini:
 Aba-aba pendahuluan pada insetting ketukan berat. Gerakan
pendahuluan pada insetting ini jatuh pada pukulan ringan.
Contoh lagu: Syukur.
 Aba-aba pendahuluan pada insetting ketukan ringan (birama
gantung). Gerakan pendahuluan pada insetting ini jatuh pada
pukulan berat. Contoh lagu: Doa dan restumu.
 Aba-aba pendahuluan pada insetting di tengah ketukan.
Gerakan pendahuluan pada insetting ini jatuh pada pukulan
penuh sebelum lagu dimulai. Contoh lagu : Rayuan Pulau
Kelapa.

Suatu kebiasaan jelek yang sering dilakukan adalah memberi aba-aba


dengan bertepuk tangan atau teriak-teriak agar penyanyi/pemain musik
berkonsentrasi. Sering juga dilakukan dengan menghitung "satu", "dua",
"tiga".

d. Aba-aba Penutup
Untuk mengakhiri suatu lagu dengan baik atau tanpa keragu-raguan bagi
pemusik, maka, aba-aba penutup harus berlangsung sampai nada terakhir
sudah selesai. Baru pada hitungan yang berikutnya aba-aba tersebut
dihentikan. Menghentikan aba-aba ini adalah dengan menambahkan
sedikit gerakan "lingkaran kecil" persis setelah gerakan aba-aba nada
terakhir selesai.
Bermusik
Kegiatan bernyanyi lebih menekankan pada olah musik yang
berabsis pada keuatan vokal, mendireksi kemampuan untuk mempin
lagu atau sajian musik yang disajikan dalam kelompok seperti paduan
suara atau orkestra.
Bermain musik atau bermusik disyaratkan untuk menguasai teknik
dan cara memainkan berbagai intrumen (alat musik) yang sangat
beragam. Dalam musik dikenala alat musik intrumen melodis dan ritmis.
Pada kesempetan inni kita akan membahas terkait aktivitas bermusik
dengan intrumen Gitar, Perkusi, dan Suling.
Gitar adalah alat musik yang sudah dikenal secara turun menurun,
yang dapat digunakan untuk instrumen tunggal maupun iringan.
Kelengkapan bermain gitar adalah: kursi tanpa Bandar tangan, sandaran
kaki (footstool) dan standar musik. Untuk menunjang keberhasilan
permainan alat musik ini dibutuhkan pengetahuan teori musik umum dan
latihan-latihan. Latihan yang harus dilakukan adalah.
1. Sikap bermain.
2. Latihan penjarian tangan kiri dan kanan serta latihan memainkan karya
musik.
3. Permainan poly ritme dan progresi akor.

1. Instrumen Gitar
Gitar termasuk alat musik chordophone, yang dimainkan dengan cara
dipetik (pluck). Ditinjau dari fungsinya, maka gitar dapat digolongkan
sebagai alat musik tunggal (solo), maupun sebagai alat musik pengiring.
Sebelum mengenal lebih jauh tentang alat musik gitar, ada baiknya kita
mengenal terlebih dahulu bagian-bagian dari alat musik tersebut.

a. Bagian-bagian Gitar
b. Sikap Bermain
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sikap bermain gitar, adalah:
o Gunakan kursi tanpa sandaran samping, dan tinggi kursi disesuaikan
dengan tinggi pemain.
o Letakkan foot stool di depan sebelah kiri pemain, sehingga jika kaki
kiri' diletakkan di atasnya maka paha kiri akan naik. Pada posisi ini,
tubuh pemain akan ditopang oleh:
1) Telapak kaki kanan, di atas lantai
2) Telapak kaki kiri di atas foot stool
3) Tubuh di atas kursi.
o Lekuk badan diletakkan di paha kiri secara vertikal, dan paha
kanan menyangga badan gitar sebelah bawah.
o Siku tangan kanan diletakkan pada badan gitar sebelah kanan
atas.
o Untuk dapat bermain gitar dengan baik, dan mampu bergerak
dengan bebas (baik tangan kiri maupun tangan kanan), maka
gitar harus terletak atau bersandar pada paha kiri, dada, paha
kanan, dan siku tangan kanan.

c. Sistem Penalaan Gitar


Sistem penalaan pada gitar ada beberapa cara, yaitu:
o Dengan suling kunci nada (stempluit), yaitu dengan cara
membunyikan masing-masing nada sesuai dengan nada-nada pada
dawai dalam posisi terbuka (open string). Nada-nada dawai gitar
adalah:
o Dengan garputala, yaitu dengan cara memukulkan garputala tersebut
dan meletakkan pangkal garputala pada badan gitar atau permukaan
kayu, sehingga akan terdengar nada a', yang kemudian disesuaikan
dengan nada dan dawai 5 posisi terbuka (open string).

d. Penjarian
Sebelum berlatih bermain gitar, perlu diperhatikan terlebih dahulu
istilah-istilah jari yang akan digunakan dalam bermain gitar.

Telunjuk :1
TanganTengah
kiri :2
Manis :3
Kelingking :4

Tangan kanan:

Ibu jari : p (pulgar)


Telunjuk : i (indicio)
Tengah : m (medio)
Manis : a (anular)
e. Teknik Petikan pada Gitar
Ada beberapa cara petikan pada gitar, yaitu

1) Apoyando (petikan bersandar)


Teknik petikan ini dilakukan dengan memetik salah satu dawai,
dan penyelesaiannya dengan menyandarkan jari pada dawai di
atas/bawah dawai yang dipetik. Teknik ini biasanya digunakan
untuk memainkan melodi atau pun bas pada permainan gitar
tunggal. Perhatikan keempat gambar di bawah ini dari dua sudut
pandang yang berbeda.

Apoyando (persiapan) Apoyando (penyelesaian)

2) Tirando (petikan bebas)


Teknik petikan ini dilakukan dengan memetik salah satu dawai,
dan penyelesaiannya tidak menyentuh (lepas) dawai yang berada
di bawah/atas dawai yang dipetik. Teknik ini biasanya digunakan
untuk memainkan iringan atau harmoni (arpeggio) pada
permainan gitar tunggal. Perhatikan dua gambar di bawah ini dan
gambar lain notasi Tirando.

Tirando (persiapan) Tirando (penyelesaian)

3) Strumming
Teknik petikan ini lebih banyak dijumpai pada permainan kelompok
atau lebih bersifat iringan. Akan tetapi, teknik ini juga dapat
digunakan pada permainan gitar tunggal, terlebih pada bagian nada-
nada yang bersifat akor, untuk lebih memberikan tekanan-tekanan
atau ritmis yang tegas

f. Gitar Solo
Seperti telah dijelaskan di depan, bahwa alat musik gitar dapat berfungsi
sebagai alat musik tunggal, maka pemain dituntut mempunyai
kemampuan teknis yang lebih, karena peran dari beberapa pemain akan
digantikan dengan seorang pemain. Maksudnya adalah, bahwa dalam
permainan gitar tunggal, harus dapat memainkan fungsi melodi, harmoni
(iringan), dan bas dalam satu kesatuan.
Untuk menjadi seorang pemain gitar solo yang profesional, perlu
mempelajari teknik-teknik keterampilan jari, sehingga mampu bermain
secara baik dan benar. Adapun latihan-latihan yang perlu dilakukan,
antara lain: latihan petikan apoyando dan tirando, dan latihan tangga
nada untuk meningkatkan skill permainan.
Sebagai latihan awal akan kita pelajari lagu "Pelangi" ciptaan AT
Mahmud. Tangga nada dari lagu ini adalah G Mayor, akan tetapi karena
keperluan permainan gitar solo untuk keterampilan dasar, maka tangga
nada yang digunakan adalah tangga nada C Mayor. Posisi yang
digunakan pada lagu ini adalah posisi I dalam gitar.
Berikut ini akan diberikan lagu "Pelangi" yang telah diaransemen untuk
gitar solo, dengan 3 (tiga) jenis aransemen dengan tingkat keterampilan
yang berbeda. Aransemen pertama ditujukan bagi pemula, sehingga
aransemen masih dibuat sangat sederhana, dengan harapan dapat
dikuasai sesudah melatih petikan dasar apoyando dan tirando.

Aransemen kedua menggunakan nada-nada seperdelapan. Dalam


aransemen ini, dituntut keterampilan setingkat lebih tinggi dari
aransemen pertama, karena secara bersamaan nada-nada yang dimainkan
berfungsi sebagai melodi, ritme, dan bas.
Aransemen ketiga dibuat dengan bentuk triol. Sama halnya dengan
aransemen kedua, pada aransemen ini juga dituntut keterampilan yang
lebih karena petikan tangan kanan dapat membedakan melodi, iringan,
dan bas.

g. Gitar Iringan
Berbeda dengan gitar solo, gitar iringan sedikit lebih mudah untuk
dipelajari. Hal ini tidak dimaksudkan bahwa dalam permainan gitar
iringan tidak dituntut adanya teknik keterampilan yang baik. Akan tetapi
karena fungsi dari gitar iringan adalah mengiringi baik vokal maupun
alat musik yang lain, maka peran pemain gitar iringan hanyalah sebatas
mengiringi, sedangkan melodi pokok telah dimainkan ataupun
dinyanyikan oleh pemain lain.
Berikut beberapa teknik petikan untuk gitar iringan antara lain:
o Iringan dengan pola akor untuk lagu ‘Bintang Kecil’ dan ‘Pelangi’.

o Iringan dengan pola arpeggio:


o Iringan dengan
pola strumming:
Berikut ini adalah beberapa diagram akor pada gitar
Ada beberapa pola iringan yang dapat dipelajari untuk menguasai
permainan gitar iringan. Latihlah permainan di bawah ini.

1) Pola irama 2 (dua)

2) Pola irama 3 (tiga)

3) Pola irama 4 (empat)

Latihlah contoh-contoh pola irama berikut ini. Adapun cara


memainkannya adalah:
1) Not yang bertangkai ke bawah berfungsi sebagai bas, dan dipetik dengan
jari p.
2) Not-not yang bertangkai ke atas berfungsi sebagai akor, dipetik secara
bersama-sama dengan jari i m a.
3) Ulangi latihan-latihan tersebut dengan akor-akor lain sehingga menjadi
lancar.
Berikut ini iringan lagu daerah "Waktu Hujan Sore-sore" dengan iringan
pola irama Slow Rock, seperti berikut.

Notasi iringan lagu “Waktu Hujan Sore-sore”


dengan iringan pola irama Slow Rock

Dengan menggunakan pola-pola irama tersebut di atas, latihlah lagu-lagu


di bawah ini:
1. 0 Ina Ni Keke (Waltz)
2. Naik-naik ke puncak gunung (Waltz)
3. Burung Kakaktua (Waltz)
4. Sapu Tangan Bapuncu Ampat (Beguine)
5. Angin Mamiri (Beguine)
6. Di Bawah Sinar Bulan Purnama (Beguine)
7. Lembe-lembe (Beguine)
2. Instrumen Ritme
Alat musik yang tergolong dalam alat musik perkusi (pukul), dengan
sumber bunyi membran dan idiom (alat/bendanya), dapat dikelompokkan
menjadi:

a. Perkusi tak bernada, antara lain:


1) Castagnet (baca: kastanyet), adalah alat musik terbuat dari kayu,
terdiri dari sepasang kayu pipih, dimainkan dengan cara diletakkan
di telapak tangan kiri, kemudian jari-jari tangan kanan
memukul/mengetuk. Letak penulisan dalam notasi balok:

2) Wood block, alat musik terbuat dari kayu berbentuk panjang,


dengan rongga di bagian tengah, dimainkan dengan cara tangan kiri
memegang alat, sementara tangan kanan memukul dengan
menggunakan stick/tongkat pemukul yang terbuat dari kayu. Letak
penulisan dalam notasi balok:

3) Triangle, adalah alat musik berbentuk segitiga, terbuat dari logam,


cara memainkannya digantungkan pada jari tengah tangan kiri,
tangan kanan memukul dengan menggunakan stick/tongkat pemukul
yang terbuat dari logam. Letak penulisan dalam notasi balok:
4) Guiro, adalah alat musik terbuat dari kayu, berbentuk bulat panjang,
cara memainkannya dipegang dengan tangan kiri dan tangan kanan
menggesek/ menggaruk dengan tongkat. Letak penulisan dalam
notasi balok:

5) Maracas, adalah alat musik terbuat dari tempurung kelapa, terdiri


dari sepasang (2 buah), masing-masing dipegang tangan kanan dan
kiri, dimainkan dengan cara digoyang. Letak penulisan dalam notasi
balok:

6) Cabassa, alat musik berbentuk bulat, terdapat butir-butir logam


yang dililitkan di seluruh badan alat, cara memainkannya dipegang
oleh tangan kanan, lalu digesekkan pada telapak tangan kiri. Letak
penulisan dalam notasi balok:

7) Tambourine, pada alat musik ini terdapat membran dan lempengan-


lempengan logam tipis yang diletakkan di pinggir alat tersebut, cara
memainkannya tangan kanan memegang alat tersebut, dan
dipukulkan pada telapak tangan kiri. Letak penulisan dalam notasi
balok:

8) Bass drum, side drum, tom-tom, floor tom-tom, cymbal, dan hi-hat,
termasuk dalam drum set, yang biasanya dimainkan dalam satu
kesatuan. Cara memainkannya dipukul dengan sepasang
stick/tongkat yang terbuat dari kayu. Untuk menghasilkan efek suara
yang berbeda, digunakan stick yang menyerupai sebuah kuas (brush
stick). Letak penulisan dalam notasi balok:

b. Perkusi bernada, antara lain:

9) Piano, termasuk alat musik keyboard, akan tetapi cara


memainkannya adalah dengan dipukul, sehingga dikelompokkan
juga sebagai instrumen perkusi. Piano dilengkapi alat pemukul yang
disebut dengan hummer yang terletak di bagian dalam badan piano
(rongga resonansi), yang akan memukul dawai-dawai setiap kali
papan-papan nada (toots) dimainkan. Piano merupakan alat musik
terbesar/ terluas jangkauan suaranya, biasanya 7 oktaf.

10) Glockenspiel, alat musik ini terbuat dari logam, berbentuk bilah-
bilah yang menyerupai alat musik keyboard. Cara memainkannya dipukul
dengan sebuah stick pemukul dengan ujung stick berbentuk bulat dan
keras.
11) Xylophone, alat musik ini terbuat dari kayu, berbentuk bilah-bilah
yang menyerupai alat musik keyboard/kolintang, dilengkapi dengan
tabung-tabung resonansi.

12) Vibraphone, alat musik ini terbuat dari logam, berbentuk bilah-bilah
yang menyerupai alat musik keyboard, dilengkapi dengan tabung-
tabung resonansi dan pedal yang berfungsi untuk memperpanjang
nada

13) Marimba, alat musik ini terbuat


dari kayu, berbentuk bilah-bilah yang
menyerupai alat musik keyboard, mempunyai ukuran lebih besar dari
xylophone, dan dilengkapi dengan tabung-tabung resonansi.

14) Chimes, adalah alat musik ini terdiri dari bilah-bilah logam panjang
yang berjejer memanjang dari atas ke bawah, cara memainkannya
dipukul dengan sebuah stick/ mallet.

15) Timpani, adalah alat musik membran, berbentuk besar menyerupai


ketel, dilengkapi dengan pedal yang berfungsi untuk menaik-turunkan
nada, dan memberikan efek glisando.

Latihan-latihan:
Wood Block:

Castagnet:

Triangle:

Drum Set:

3. Instrumen Suling
Suling atau rekorder (recorder) termasuk dalam keluarga alat musik tiup.
Alat musik ini mempunyai mouthpiece dan beberapa lobang untuk
menghasilkan nada-nada yang berbeda. Alat musik recorder ini terdiri dari
beberapa jenis, yaitu sopranino, sopran, alto, tenor, dan bariton. Untuk
recorder sopran dan tenor memiliki sistem penalaan yang sama dengan alat
musik non-transposisi (natural). Sedangkan recorder sopranino, alto dan
bariton memiliki sistem penalaan yang berbeda. Nada c yang dibunyikan
pada alat musik ini (sopranino, alto, dan bariton), sama dengan nada f pada
recorder sopran maupun tenor.

Sikap Bermain
Posisi Duduk
1. Pemain duduk di ujung bagian depan kursi.
2. Badan tegap dan rileks.
3. Pandangan lurus ke depan.

Posisi Berdiri
1. Pemain berdiri dengan bertumpu pada kedua buah kaki
2. Kaki agak terbuka (tidak rapat).
3. Badan tegap, tetapi relaks.
4. Pandangan lurus ke depan.

a. Cara Bernafas
Gunakanlah cara bernafas diafragma, seperti Anda telah pelajari pada
Kegiatan Belajar 3.1. Karena, dengan bernafas diafragma Anda akan
memiliki pernafasan yang cukup untuk meniup Rekorder.

b. Cara Meniup
1) Letakkan ujung recorder (mouthpiece) di atas bibir bagian bawah,
dan bibir bagian atas diletakkan dengan wajar di atasnya.
2) Posisi lidah pada waktu meniup seolah-olah sedang mengucapkan
kata "tuuu".
3) Lakukan latihan berikut untuk menguasai cara bernafas dan meniup
Rekorder.

c. Cara Memegang
1) Posisi tangan
Tangan kiri memegang bagian atas recorder, dan tangan kanan
memegang bagian bawah recorder. Posisi kedua tangan relaks, tidak
tegang dan kaku, dan usahakan tidak terlalu dekat dengan badan,
tetapi juga jangan terlalu jauh.

2) Posisi jari
Jari-jari tangan kiri berada pada posisi yang tidak terlalu jauh dari
lubang-lubang nada, dengan ibu jari untuk menutup lubang yang
terdapat di bagian belakang recorder, telunjuk pada lubang paling
atas, jari tengah pada lubang kedua, dan jari manis pada lubang
ketiga.
Jari-jari tangan kanan berada pada posisi yang tidak terlalu jauh dari
lubang-lubang nada, dengan ibu jari' menahan badan recorder,
telunjuk untuk menutup lubang keempat, jari tengah pada lubang
kelima, jari manis pada lubang keenam, dan jari kelingking pada
lubang ketujuh yang terdiri dari 2 (dua) buah lubang kecil.
3) Bentuk jari
Usahakan bentuk jari-jari tangan kanan dan kiri berbentuk bulat,
relaks dan tidak kaku/tegang. Jari-jari yang tidak menekan lubang,
posisinya tidak terlalu diangkat tinggi/jauh dari lubang nada. Hal ini
perlu guna untuk menghemat gerakan-gerakan jari yang tidak
perlu/berlebihan.

4) Cara menekan
Cara menekan lubang-lubang yang benar adalah dengan meletakkan
bagian tengah dari ujung jari. Usahakan pada waktu menutup
lubang, seluruh bagian dari lubang tersebut dalam keadaan tertutup
penuh. Kecuali pada nada-nada oktaf, ibu jari tangan kiri hanya
menutup sebagian dari lubang.

d. Cara Menala
Sebelum kita memainkan sebuah alat musik, maka hal pertama yang
perlu dilakukan adalah menyamakan nada (menala) dengan sebuah
patokan standar (concert pitch/ diapason normal), yaitu a' = 440Hz.
Untuk mendapatkan concert pitch dapat dilakukan dengan menggunakan
piano, peluit tala, atau garputala.
Untuk menaikkan atau menurunkan nada, maka yang dilakukan adalah
dengan merapatkan atau meregangkan jarak antara bagian kepala dan
badan recorder.

Sumber: Buku Materi Pokok Pendidikan Seni di SD PDGK4207

Anda mungkin juga menyukai