Anda di halaman 1dari 11

INTEGRAL FUNGSI KOMPLEKS

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2 :

1. Anita Bessie (2001030022) 9. Hendrik Adrian Da Costa (2001030037)


2. Bendry Andronikus Mafo (2001030025) 10. Ingkri Welminci Sanu (1901030089)
3. Bernadinus R Meo Gay (1901030095) 11. Kresentia Gresela Nakul (2001030040)
4. Dionisius Asa Balibo (2001030013) 12. Michelle F. R. Awang (1901030038)
5. Diesnilya Belawaja Lagu (1901030087) 13. Petronela Loda Atandima (2001030079)
6. Elisa Gaudensia Wuwur (2001030029) 14. Siprina Magsela Rellam (1901030020)
7. Elvilia Yuserly Dju (1901030088) 15. Wina Aldiani Paru (20010030019)
8. Grasia Sella Hale (2001030036) 16. Wiwin A.K. Uju Wadu (1901030077)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2022
Integral Fungsi Kompleks

A. Integral Tentu Fungsi Bernilai Kompleks dari Variabel t


Misalkan F(t) adalah fungsi kompleks dari variabel riil t, ditulis sebagai berikut :
𝐹(𝑡) = 𝑢(𝑡) + 𝑖𝑣(𝑡)
Dengan 𝑢(𝑡) dan 𝑣(𝑡) adalah fungsi riil
Keterangan :
𝐹 (𝑡) = 𝑓𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑙𝑒𝑘𝑠 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑡
𝑢(𝑡) = 𝑅𝑒(𝐹 (𝑡))
𝑣 (𝑡) = 𝐼𝑚(𝐹 (𝑡))
𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑢(𝑡) 𝑑𝑎𝑛 𝑣(𝑡) 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑖𝑛𝑢 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑎 ≤ 𝑡 ≤ 𝑏

𝑏 𝑏 𝑏
∫ 𝐹 (𝑡)𝑑𝑡 = ∫ 𝑢(𝑡)𝑑𝑡 + 𝑖 ∫ 𝑣 (𝑡)𝑑𝑡
𝑎 𝑎 𝑎

B. Sifat-Sifat Integral Tentu Fungsi Kompleks

𝑏 𝑏
1. 𝑅𝑒 (∫𝑎 𝐹(𝑡)𝑑𝑡) = ∫𝑎 𝑅𝑒 (𝐹(𝑡))𝑑𝑡
𝑏 𝑏
2. 𝐼𝑚 (∫𝑎 𝐹(𝑡)𝑑𝑡) = ∫𝑎 𝐼𝑚 (𝐹(𝑡))𝑑𝑡
𝑏 𝑏
3. ∫𝑎 𝐾 (𝐹(𝑡))𝑑𝑡 = 𝐾 ∫𝑎 𝐹 (𝑡)𝑑𝑡
𝑏 𝑎
4. ∫𝑎 𝐹(𝑡)𝑑𝑡 = − ∫𝑏 𝐹 (𝑡)𝑑𝑡
𝑏 𝑏
5. |∫𝑎 𝐹(𝑡)𝑑𝑡| = ∫𝑎 |𝐹(𝑡)|𝑑𝑡

Pembuktian :
 Bukti sifat 1 :
𝑏 𝑏
𝑅𝑒 (∫ 𝐹(𝑡)𝑑𝑡) = ∫ 𝑅𝑒 (𝐹(𝑡))𝑑𝑡
𝑎 𝑎

Dari bentuk Integral tentu fungsi kompleks :


𝑏 𝑏 𝑏
∫ 𝐹 (𝑡)𝑑𝑡 = ∫ 𝑢 (𝑡)𝑑𝑡 + 𝑖 ∫ 𝑣(𝑡)𝑑𝑡
𝑎 𝑎 𝑎
diperoleh :
𝑏 𝑏 𝑏
𝑅𝑒 (∫ 𝐹(𝑡)𝑑𝑡) = ∫ 𝑢(𝑡)𝑑𝑡 = ∫ 𝑅𝑒 (𝐹(𝑡))𝑑𝑡 (𝒕𝒆𝒓𝒃𝒖𝒌𝒕𝒊)
𝑎 𝑎 𝑎

 Bukti sifat 2 :
𝑏 𝑏
𝐼𝑚 (∫ 𝐹(𝑡)𝑑𝑡) = ∫ 𝐼𝑚 (𝐹(𝑡))𝑑𝑡
𝑎 𝑎

Dari bentuk Integral tentu fungsi kompleks :


𝑏 𝑏 𝑏
∫ 𝐹 (𝑡)𝑑𝑡 = ∫ 𝑢 (𝑡)𝑑𝑡 + 𝑖 ∫ 𝑣(𝑡)𝑑𝑡
𝑎 𝑎 𝑎

Diperoleh:
𝑏 𝑏 𝑏
𝐼𝑚 (∫𝑎 𝐹 (𝑡)𝑑𝑡) = ∫𝑎 𝑣 (𝑡)𝑑𝑡 = ∫𝑎 𝐼𝑚(𝐹(𝑡))𝑑𝑡 (𝒕𝒆𝒓𝒃𝒖𝒌𝒕𝒊)

 Bukti sifat 3 :
𝑏 𝑏
∫ 𝐾 (𝐹(𝑡))𝑑𝑡 = 𝐾 ∫ 𝐹(𝑡)𝑑𝑡
𝑎 𝑎
𝑏 𝑏
∫ 𝐹(𝑡) 𝑑𝑡 = ∫ 𝐾(𝑢(𝑡) × 𝑖𝑣(𝑡))𝑑𝑡
𝑎 𝑎
𝑏 𝑏
Sifat integral fungsi riil : ∫𝑎 𝐾 (𝐹(𝑥))𝑑𝑥 = 𝐾 ∫𝑎 𝐹 (𝑥)𝑑𝑥 , Sehingga
𝑏 𝑏
∫ 𝐹(𝑡) 𝑑𝑡 = ∫ 𝐾(𝑢(𝑡) × 𝑖𝑣(𝑡))𝑑𝑡
𝑎 𝑎
𝑏 𝑏
= 𝐾 ∫ 𝑢 (𝑡)𝑑𝑡 + 𝐾 ∫ 𝑖𝑣(𝑡)𝑑𝑡
𝑎 𝑎
𝑏 𝑏
= 𝐾(∫𝑎 𝑢(𝑡)𝑑𝑡 + 𝑖 ∫𝑎 𝑣(𝑡) 𝑑𝑡)
𝑏
= 𝐾 ∫𝑎 𝐹(𝑡) 𝑑𝑡 (𝒕𝒆𝒓𝒃𝒖𝒌𝒕𝒊)
 Bukti sifat 4 :
𝑏 𝑎
∫ 𝐹 (𝑡)𝑑𝑡 = − ∫ 𝐹(𝑡)𝑑𝑡
𝑎 𝑏
𝑏 𝑏 𝑏
∫ 𝐹(𝑡) 𝑑𝑡 = ∫ 𝑢(𝑡)𝑑𝑡 + 𝑖 ∫ 𝑣(𝑡)𝑑𝑡
𝑎 𝑎 𝑎
𝑏 𝑎
Berdasarkan sifat integral fungsi riil: ∫𝑎 𝐹 (𝑥 )𝑑𝑥 = − ∫𝑏 𝐹 (𝑥)𝑑𝑥, sehingga
𝑏 𝑏 𝑏
∫ 𝐹(𝑡) 𝑑𝑡 = ∫ 𝑢(𝑡)𝑑𝑡 + 𝑖 ∫ 𝑣(𝑡)𝑑𝑡
𝑎 𝑎 𝑎
𝑎 𝑎
= − ∫𝑏 𝑢(𝑡)𝑑𝑡 − 𝑖 ∫𝑏 𝑣 (𝑡)𝑑𝑡
𝑎 𝑎
= - [∫𝑏 𝑢(𝑡)𝑑𝑡 + 𝑖 ∫𝑏 𝑣 (𝑡)𝑑𝑡 ]
𝑎
= -[∫𝑏 [𝑢(𝑡)𝑑𝑡 + 𝑖𝑣 (𝑡)]𝑑𝑡 ]
𝑎
= - ∫𝑏 𝐹 (𝑡)𝑑𝑡 (𝒕𝒆𝒓𝒃𝒖𝒌𝒕𝒊)
𝑏 𝑏 𝑏
 |∫𝑎 𝐹(𝑡) 𝑑𝑡| = |∫𝑎 𝑢(𝑡)𝑑𝑡 + 𝑖 ∫𝑎 𝑣(𝑡)𝑑𝑡|
𝑏
= |∫𝑎 (𝑢(𝑡)𝑑𝑡 + 𝑖𝑣(𝑡)𝑑𝑡)|
𝑏
= |∫𝑎 (𝑢(𝑡) + 𝑖𝑣(𝑡)) 𝑑𝑡|
𝑏
= |∫𝑎 | |𝑢(𝑡) + 𝑖𝑣(𝑡)| |𝑑𝑡|
𝑏
= ∫𝒂 |𝐹(𝑡)| 𝑑𝑡 (𝒕𝒆𝒓𝒃𝒖𝒌𝒕𝒊)

C. Lintasan
Jika g dan h bernilai rill dan kontinu dari variabel t dalam interval tertutup a ≤ t ≤ b, maka
himpunan titik-titik di bidang xy dapat dinyatakan dalam bentuk parameter x = g(t),y= h(t),
a ≤ t ≤ b.Oleh karena itu,himpunan titik-titik dalam bidang kompleks juga dapat dinyatakan
dalam bentuk parametrik.

Definisi: Kurva mulus ( smooth curve)


Kurva di bidang datar merupakan kurva mulus (smooth curve) jika dan hanya
jika kurva tersebut dapat dinyatakan dengan dua fungsi bernilai rill.
x = g(t), y= h(t), a ≤ t ≤ b
𝑑𝑥 𝑑𝑦
Sedemikian sehingga 𝑑𝑡 = 𝑔′ (𝑡) dan 𝑑𝑡 = ℎ′ (𝑡) ada dan kontinu dalam interval

a≤t≤b

Contoh 1 :
Kurva dengan bentuk parametik
3𝜋
𝑥 = 2 cos 𝑡, 𝑦 = 2 sin 𝑡, 0≤𝑡≤ merupakan kurva mulus.
2
Gambar diatas merupakan kurva mulus, karena syarat-syarat daefinisi yang diberikan di atas
dipenuhi. Dapa dilihat bahwa c adalah busur lingkaran pada gambar. Karena parameter t
berubah-ubah dari 0 ke 3𝜋/2, kurva itu dijelajahi dalam arah berlawanan jarum jam mulai
dari titik (2,0). Jadi suatu “orientasi” diberlakukan pada C yang ditunjukan dalam gambar
dengan mata panah.

Jika C merupakan kurva mulus dengan bentuk parametrik :


𝑥 = 𝑔 (𝑡 ), 𝑦 = ℎ (𝑡 ), 𝑎≤𝑡≤𝑏
Maka
 Titik pada C yang berpadanan dengan 𝑡 = 𝛼 disebut titik awal C
 Titik pada C yang berpadanan dengan 𝑡 = 𝛽 disebut titik akhir C
Selanjutnya, C disebut lintasan (path) bila C terdiri dari berhingga banyak kurva mulus,
C= 𝑐1 +𝑐2 + …+ 𝑐𝑛
Dengan C= 𝑐1 +𝑐2 + …+ 𝑐𝑛 merupakan kurva mulus
Pengertian lintasan sangat penting dalam integral fungsi kompleks karena berperan sebagai
selang pengintegralan dalam integral fungsi rill dari satu variabel.
Catatan:
1. C disebut lintasan tertutup jika titik c berhimpit dengan titik awal C
2. C disebut lintasan terbuka jika titik akhir C tidak berhimpit dengan titik awal C
3. C disebut lintasan sederhana jika lintasan tida memotong dirinya sendiri
4. C disebut lintasan berganda jika lintasan memotong dirinya sendiri.

Contoh 2:
Setiap himpunan persamaan parametrik berikut mewakili suatu kurva mulus:
𝐶1 : 𝑥 = 3, 𝑦 = −𝑡 0 ≤ 𝑡 ≤ 2;
𝐶2 : 𝑥 = −6 + 3, 𝑦 = 2𝑡 − 2 0 ≤ 𝑡 ≤ 1;
𝐶3 : 𝑥 = −3 cos 𝑡, 𝑦 = 3 sin 𝑡 0 ≤ 𝑡 ≤ 𝜋;
Hasil bangun itu dilukiskan dalam gambar, di mana kita menunjukan “orientasi” setiap kurva
yang diakibatkan oleh berubah-ubah parameter sepanjang interval masing-masing. Jadi,
misalnya, karena t berubah-berubah dari 0 ke 2, 𝐶1 dijelajahi dari (3,0) ke (3,-2).
Seperti akan segera kita ketahui, suatu gabungan kurva-kurva mulus demikian akan berguna
dalam studi kita mengenai integrasi kompleks, kita aka menggunakan simbol
𝐶1 + 𝐶2 + 𝐶3
Untuk keseluruhan kurva tersebut .
Jika C suatu kurva mulus yang dinyatakan secara parametrik seperti pada contoh 1, maka
titik C padanan nilai 𝑡 = 𝛼 dinamakan titik awal C, dan titik yanf diperoleh dari nilai 𝑡 = 𝛽
Dinamakan titik akhir C. Suatu kurva C dinamakan lintasan apabila ia terdiri dari sejumlah
berhinggah kurva mulus.
Gambar Lintasan-lintasan

𝐶1 , 𝐶2 , … , 𝐶𝑛 , tergabung satu dengan yang lain sehingga titik akhir 𝐶𝑘 berhimpit titik awal
𝐶𝐾+1 ,untuk 𝑘 = 1,2, … , 𝑛 . dari penjelasan tersebut kita dapat menamakan titik awal
𝐶1 sebagai titik awal jalur C dan titik akhir 𝐶𝑛 sebagai titik akhir C. kita menggunakan notasi
simbolik
C= 𝐶1 + 𝐶2 + ⋯ + 𝐶𝑛
Jika titik akhir lintasan C berimpit dengan titik awalnya, maka C dinamakan lintasan
tertutup, jika tidak demikian, dinamakan lintasan terbuka , jika suatu lintasan tidak
memotong dirinya sendiri maka lintasan itu dinamakan lintasan sederhana. Jika tidak
demikian, lintasan itu kita namakan lintasan berganda. Dengan bantuan gambar akan
menjadi jelas apa yang dimaksud dengan istilah terbuka sederhana, tertutup sederhana,
terbuka berganda, dan tertutup berganda.
Lintasan akan digunakan secara luas di dalam peembicaraan kita mengenai integrasi
kompleks, di mana lintasan akan menggantikan fungsi interval integrasi yang telah dikenal
baik oleh pembaca dari kalkulus elementer. Dalam proses integrasi, lintasan akan dijelajahi
dari titik awal ke titik akhirnya atau sebaliknya. Berikut suatu teorema oleh matematikawan
Perancis bernama Camille Jordan, yang disebut Teorema Kurva Jordan.

Teorema 1 ( Kurva Jordan)


Misalkan bahwa C suatu lintasan tertutup sederhana dalam bidang datar. Maka
bidang datar itu terbagi oleh C menjadi tiga himpunan yang saling asing sebagai
berikut:
1. Kurva C sendiri
2. Bagian dalam C, ditulis Dl(C) yang merupakan suatu himpunan terbuka
dan terbatas
3. Bagian luar C,ditulis Lr(C) yang merupakan suatu himpunan terbuka
dan tidak terbatas.
Kurva C merupakan batas bagi kedua himpunan Dl(C) dan Lr(C)

Contoh 3:
Lintasan
𝐶1 : 𝑥 = 𝑡, y= 𝑡 2 , 0 ≤ 𝑡 ≤ 2;
Adalah bagian parabola y= 𝑥 2 di antara titik (0,0) dan (2,4). Di pihak lain, lintasan yang
diberikan oleh
𝑥 = −𝑡, y= 𝑡 2 , −2 ≤ 𝑡 ≤ 0;
Adalah kurva yang sama tetapi sekarang berorientasi dari (2,4) ke (0,0) jadi, sebenarnya
himpunan persamaan yang kedua itu menyatakan – C.

D. Integral Garis

Teorema 2
Andaikan bahwa 𝜁 adalah suatu konstanta kompleks sembarang dan bahwa C + K
adalah suatu lintasan yang terdiri dari kurva mulus C dan K. andaikan lebih lanjut
bahwa integral-integral garis fungsi M(x,y) dan N(x,y) sepanjang lintasan di atas,
ada. Maka,

1. ∫𝑐 𝜁 𝑀(𝑥, 𝑦)𝑑𝑥 = 𝜁Type


∫𝑐 𝑀 (𝑥, 𝑦)𝑑𝑥.
equation here.

2. ∫𝑐( 𝑀(𝑥, 𝑦) + 𝑁(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝑥 = ∫𝑐 𝑀(𝑥, 𝑦)𝑑𝑥 + ∫𝑐 𝑁 (𝑥, 𝑦)𝑑𝑥.

3. ∫𝑐+𝑘 𝑀(𝑥, 𝑦)𝑑𝑥 = ∫𝑐 𝑀 (𝑥, 𝑦)𝑑𝑥 + ∫𝑘 𝑀(𝑥, 𝑦)𝑑𝑥.

4. ∫−𝑐 𝑀(𝑥, 𝑦)𝑑𝑥 = − ∫𝑐 𝑀(𝑥, 𝑦)𝑑𝑥.


5.
6. Jika P(x,y) kontinu di C,
Bukti :
maka∫𝑐 𝑃(𝑥, 𝑦)𝑑𝑥 𝑑𝑎𝑛 ∫ 𝑃(𝑥, 𝑦)𝑑𝑦 𝑎𝑑𝑎, dan
𝑐
3. ∫𝑐+𝑘 𝑀(𝑥, 𝑦)𝑑𝑥 = ∫𝑐 𝑀 (𝑥, 𝑦𝑏)𝑑𝑥 + ∫𝑘 𝑀(𝑥, 𝑦)𝑑𝑥.
∫ 𝑃(𝑥, 𝑦)𝑑𝑥 = ∫𝑎 𝑃 [𝑔(𝑡), ℎ(𝑡)]𝑔′ (𝑡)𝑑𝑡
Selanjutnya, 𝑐
𝑏
∫ 𝑃(𝑥, 𝑦𝛿)𝑑𝑦 = ∫𝑎 𝑃 [𝑔(′ 𝑡), ℎ(𝑡)]ℎ′ (𝑡)𝑑𝑡
𝑐 = ∫ 𝑀[𝑓 (𝑡), 𝑔(𝑡)]𝑓 (𝑡)𝑑𝑡
∫ 𝑀(𝑥, 𝑦)𝑑𝑥
𝑐+𝑘 𝐵 𝛼 𝐵
7. ∫𝐴 𝑃(𝑥, 𝑦)𝑑𝑥 = − ∫𝐴 𝑃 (𝑥, 𝑦)𝑑𝑥
𝛽 𝛿
= ∫𝛼 𝑀[𝑓 (𝑡), 𝑔(𝑡)]𝑓 ′ (𝑡)𝑑𝑡 + ∫𝛽 𝑀[𝑓 (𝑡), 𝑔(𝑡)]𝑓 ′ (𝑡)𝑑𝑡
8. Jika P(x,y) dan Q(x,y) kontinu di C, maka
𝛽 𝛿
= ∫𝛼 𝑀[𝜙(𝑡), 𝜓(𝑡)]𝜙 ′ (𝑡)𝑑𝑡 + ∫𝛽 𝑀[𝜇 (𝑡), 𝜈 (𝑡)]𝜇′ (𝑡)𝑑𝑡
∫ 𝑃 (𝑥, 𝑦)𝑑𝑥 + ∫ 𝑄 (𝑥, 𝑦)𝑑𝑥 = ∫ {𝑃 (𝑥, 𝑦)𝑑𝑥 + 𝑄 (𝑥, 𝑦)𝑑𝑥}
𝑐 𝛽 𝑐 𝑐 𝛿
= ∫𝛼 𝑀[𝜙(𝑡), 𝜓(𝑡)]𝜙 ′ (𝑡)𝑑𝑡 + ∫𝛾 𝑀[𝜅(𝑡), 𝜆(𝑡)]𝜅 ′ (𝑡)𝑑𝑡

= ∫𝑐 𝑀(𝑥, 𝑦)𝑑𝑥 + ∫𝑘 𝑀 (𝑥, 𝑦)𝑑𝑥


Contoh :
Tentukan integral garis fungsi 𝑀(𝑥, 𝑦) = 𝑥 + 𝑦 sepanjang lintasan C + K dengan C : garis
dari (0,0) ke (2,0) dan K : garis dari (2,0) ke (2,2).
Penyelesaian :

(2,2)

𝐶 ∶ 𝑦 = 0, 0 ≤ 𝑥 ≤ 2
K
𝐾 ∶ 𝑥 = 2, 0 ≤ 𝑦 ≤ 2

Pada kurva 𝐶 ∶ 𝑑𝑦 = 0 dan pada kurva 𝐾 ∶ 𝑑𝑥 = 0

(0,0) C (2,0)

∫ 𝑀(𝑥, 𝑦)𝑑𝑥 = ∫ 𝑀(𝑥, 𝑦)𝑑𝑥 + ∫ 𝑀 (𝑥, 𝑦)𝑑𝑥


𝐶+𝐾 𝐶 𝐾

= ∫𝐶 (𝑥 + 𝑦)𝑑𝑥
2
= ∫0 𝑥 𝑑𝑥
=2

∫ 𝑀(𝑥, 𝑦)𝑑𝑦 = ∫ 𝑀(𝑥, 𝑦)𝑑𝑦 + ∫ 𝑀(𝑥, 𝑦)𝑑𝑦


𝐶+𝐾 𝐶 𝐾

= ∫𝐶 (𝑥 + 𝑦)𝑑𝑥
2
= ∫0 (2 + 𝑦) 𝑑𝑦
=6

E. Integral Lintasan Kompleks


Diberikan lintasan C dalam bentuk parameter 𝑥 = 𝑔(𝑡) , 𝑦 = ℎ(𝑡) 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎 ≤ 𝑡 ≤ 𝑏.
𝑔(𝑡) 𝑑𝑎𝑛 ℎ(𝑡) kontinu di 𝑎 ≤ 𝑡 ≤ 𝑏. 𝑔′ (𝑡) 𝑑𝑎𝑛 ℎ′ (𝑡) 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑖𝑛𝑢 𝑑𝑖 𝑎 ≤ 𝑡 ≤ 𝑏 .
Jika 𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦, maka titik-titik z terletak di C. Arah pada kurva C
(𝑔(𝑎), ℎ(𝑎)) 𝑘𝑒 (𝑔(𝑏), ℎ(𝑏))
atau dari 𝑧 = 𝛼 sampai 𝑧 = 𝛽 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝛼 = (𝑔(𝑎), ℎ(𝑎)) 𝑑𝑎𝑛 𝛽 = (𝑔(𝑏), ℎ(𝑏)).
Defenisi :
Diberikan fungsi 𝑓 (𝑧) = 𝑢(𝑥, 𝑦) + 𝑖𝑣(𝑥, 𝑦) dengan u dan v fungsi dari t yang
kontinu sepotong- potong pada 𝑎 ≤ 𝑡 ≤ 𝑏. Integral fungsi 𝑓(𝑧) sepanjang lintasan
C dengan arah dari 𝑧 = 𝛼 sampai 𝑧 = 𝛽 adalah
𝛽 𝑏
∫ 𝑓 (𝑧)𝑑𝑧 = ∫ 𝑓 [𝑔(𝑡) + 𝑖ℎ(𝑡)]{𝑔′ (𝑡) + ℎ′ (𝑡)}𝑑𝑡
𝛼 𝑎

Sifat-sifat
𝛽 𝛼
1. ∫𝛼 𝑓 (𝑧)𝑑𝑧 = − ∫𝛽 𝑓(𝑧)𝑑𝑧
𝛼
2. ∫𝑐 𝑘 𝑓 (𝑧)𝑑𝑧 = 𝑘 ∫𝛽 𝑓 (𝑧)𝑑𝑧

3. ∫𝑐[𝑓(𝑧) + 𝑔(𝑧)]𝑑𝑧 = ∫𝑐 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 + ∫𝑐 𝑔(𝑧)𝑑𝑧

Contoh :
2
Hitung ∫𝛾 𝑧𝑒 𝑧 𝑑𝑧 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝛾 ; garis lurus dari 𝑧0 = 𝑖 𝑘𝑒 𝑧1 = 2 + 𝑖

Penyelesaian :
𝑧0 = 𝑖 → 𝑧1 = 2 + 𝑖
(0,1) (2,1)
Persamaan garis 𝛾 ∶ 𝑦 = 1 dan mempunyai bentuk parametrik :
𝑥 = 𝑔(𝑡) = 𝑡, 𝑡 ∈ [0,2]
𝑦 = ℎ(𝑡) =1
Dari definisi fungsi kompleks diperoleh :
𝑧 = 𝑔(𝑡) + 𝑖ℎ(𝑡) = 𝑡 + 𝑖
𝑑𝑧 = {𝑔′ (𝑡) + 𝑖ℎ′ (𝑡)}𝑑𝑡 = 1. 𝑑𝑡
2 2
Karena 𝑓(𝑧) = 𝑧𝑒 𝑧 maka 𝑓 [𝑔(𝑡) + 𝑖ℎ(𝑡)] = 𝑓 (𝑡 + 𝑖 ) = (𝑡 + 𝑖)𝑒 (𝑡+𝑖)
Sehingga,
2
2 2
∫ 𝑧𝑒 𝑧 𝑑𝑧 = ∫ (𝑡 + 𝑖 )𝑒 (𝑡+𝑖) 1𝑑𝑡
0
𝛾
2 2
= ∫0 (𝑡 + 𝑖 )𝑒 (𝑡+𝑖) 𝑑𝑡 (gunakan subtitusi : 𝑢 = (𝑡 + 𝑖 )2)
1 3+4𝑖
= [𝑒 − 𝑒 −1 ]
2

Anda mungkin juga menyukai