Antonius Montanus Dee NIM: 095214042
Antonius Montanus Dee NIM: 095214042
Antonius Montanus Dee NIM: 095214042
TUGAS AKHIR
Diajukan oleh :
NIM : 095214042
YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
FINAL ASSIGNMENT
Presented as partial fulfillment of the requirement
as to obtain the SarjanaTeknik Degree
in Mechanical Engineering
by
ANTONIUS MONTANUS DEE
Student Number : 095214042
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
INTISARI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat yang
Tugas Akhir ini merupakan sebagai salah satu syarat yang wajib untuk setiap
mahasiswa Jurusan Teknik Mesin. Tugas Akhir ini dilaksanakan dalam rangka
memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar sarjana S-1 pada Jurusan Teknik
Berkat bimbingan, dukungan dan nasihat dari berbagai pihak, akhirnya Tugas
Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini dengan segenap
kepada :
1. Sudi Mungkasi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
4. Michael Dee dan Roberta Mai selaku orang tua penulis, karena kebaikan dan
tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung penulis dalam
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
5. Yulius Martinus Dee yang telah membantu dalam pengetikan tulisan ini.
lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas segala
bantuanya.
Penulis menyadari dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna. Segala kritik dan saran yang membangun akan sangat penulis
penulis harapkan semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Penulis
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
TITLE PAGE.........................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii
INTISARI .............................................................................................................vi
1.3 Tujuan........................................................................................................2
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
2.1.1 Kalor..........................................................................................................5
2.2 Sirip..........................................................................................................11
Sirip..........................................................................................................24
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
4.1.1 Pengaruh Bahan Sirip Terhadap Laju Aliran Kalor, Efisiensi dan
Efektivitas Sirip.......................................................................................29
4.2 Pembahasan..............................................................................................34
5.1 Kesimpulan..............................................................................................43
5.2 Saran........................................................................................................44
LAMPIRAN .........................................................................................................47
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.4 Volume Kontrol dan Perpindahan Kalor Di Node Posisi Tengah ... 19
Gambar 3.5 Volume Kontrol dan Perpindahan Kalor Di Node Posisi Rusuk ..... 22
Gambar 3.6 Volume Kontrol dan Perpindahan Kalor Di Node Posisi Sudut ...... 25
Gambar 4.1 Pengaruh Bahan Sirip Terhadap Kalor Yang Dilepas Sirip ............ 36
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Sifat Bahan Sirip yang Diuji Dalam Penelitian ....................................29
Tabel 4.2 Pengaruh Bahan Sirip Terhadap Laju Aliran Kalor Sirip Dari
Waktu ke Waktu ...................................................................................30
Tabel 4.3 Pengaruh Bahan Sirip Terhadap Efisiensi Sirip Dari Waktu ke
Waktu............. .......................................................................................31
Tabel 4.4 Pengaruh Bahan Sirip Terhadap Efektivitas Sirip Dari Waktu ke
Waktu..................... ...............................................................................31
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Fungsi sirip sendiri adalah untuk memperluas permukaan agar laju perpindahan
kalor secara konveksi semakin besar. Contoh penggunaan sirip dapat dilihat pada
Pada motor bakar dengan adanya sirip laju perpindahan konveksi semakin
besar sehingga suhu dari piston bisa terjaga. Bila suhu dari piston terlalu tinggi
maka akan terjadi pemuaian piston yang dapat membuat piston tidak dapat
bergerak bila tanpa adanya oli. Pada alat-alat elektronik dengan adanya sirip
kendala saat beroperasi. Pada alat penukar kalor semakin besar laju perpindahan
konveksi semakin meningkat performanya dan hal ini bisa diperoleh dengan
bantuan sirip.
penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang sirip. Penelitian yang
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
komputasi lebih memberikan keuntungan seperti: lebih murah, lebih cepat dan
bisa dilakukan dimana saja. Selain itu belum banyak refrensi tentang perhitungan
penyelesaian perhitungan besarnya laju aliran kalor, efisiensi, dan efektivitas sirip.
sirip dan efisiensi sirip dengan metode komputasi beda-hingga secara eksplisit.
1.3 Tujuan
b. Mengetahui pengaruh bahan sirip terhadap waktu yang diperlukan sirip untuk
c. Mengetahui pengaruh bahan sirip terhadap besar laju aliran kalor yang
dilepas sirip.
efisiensi sirip.
efektivitas sirip.
Kondisi tak tunak atau suhu sirip berubah dari waktu ke waktu
suhu.
c. Sirip yang diteliti memiliki panjang 20 cm, lebar 20 cm dan tebal 0,1 cm
Perguruan Tinggi
dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
2.1.1. Kalor
k = konduktivitas thermal ( )
A = luas penampang ( )
= T1 – T2
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A
k
T1
T2
∆x
Perpindahan kalor konduksi dapat berlangsung pada benda padat, cair, dan
gas. Untuk perpindahan pada zat cair dan gas, syaratnya adalah dalam keadaan
diam.
Perpindahan kalor konveksi yaitu perpindahan kalor pada suatu zat yang
dapat terjadi pada fluida mengalir (zat cair dan gas). Perpindahan kalor konveksi
terdiri dari dua macam yaitu perpindahan kalor konveksi paksa dan perpindahan
bergerak disebabkan oleh peralatan bantu. Alat bantu untuk menggerakan fluida
dapat berupa kipas angin, blower, pompa dll. Prosedur untuk menghitung laju
Re = ......................................................................... (2.2)
Re = bilangan reynold
L = panjang (m)
μ = viskositas (kg/m.s)
(2.3)
persamaan (2.4)
Nu = bilangan Nusselt
Re = bilangan Reynold
Pr = bilangan Prandtl
persamaan (2.5)
h= ...................................................................................... (2.5)
Nu = bilangan Nusselt
(2.6)
yang disebabkan karena perbedaan massa jenisnya. Jadi pergerakan aliran fluida
β= , dengan Tf = ......................................................(2.7b)
Pr = bilangan prandtl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Panjang
Geometri Karekteristik Ra Nusselt (Nu)
104 s.d
Ts 109 Nu = 0,59
109 sd
1013 Nu = 0,1
L
Untuk
δ=L semua Ra
Nu =
h= .......................................................................................................... (2.8)
11
2.2. Sirip
benda, agar laju perpindahan kalor konveksi dapat diperbesar, sehingga dapat
dilepas sirip dengan kalor maksimum yang dapat dilepas sirip atau dapat
η= = .............................................................................. (2.10)
η = Efisiensi sirip
12
permukaan benda bersirip dengan permukaan benda jika tanpa sirip. Efektivitas
ε= = ............................................................ (2.11)
ε = efektivitas sirip
13
pada sirip tiga dimensi keadaan tak tunak. Tujuan penelitian untuk menentukan
besarnya laju perpindahan kalor yang dilepas sirip dan efektivitas sirip pada
keadaan tak tunak dengan berbagai nilai koefisien perpindahan kalor konveksi dan
berbagai bahan sirip. Perpindahan konduksi pada sirip ditinjau dalam tiga dimensi
(arah x, arah y dan arah z). Penelitian dilakukan secara komputasi. Hasil
besar laju aliran kalor yang dilepas sirip dan semakin kecil nilai efektivitas sirip.
pada sirip tiga dimensi keadaan tak tunak. Tujuan penelitian untuk mengetahui
laju aliran kalor dan efektivitas sirip tiga dimensi pada keadaan tak tunak pada
sirip berongga. Perpindahan konduksi pada sirip ditinjau dalam tiga dimensi (arah
x, arah y dan arah z). Penelitian dilakukan secara komputasi. Hasil penelitian: (a)
Semakin besar nilai koefisien konveksi di luar sirip (h1) maka semakin besar laju
perpindan kalor dan efektivitas menurun. (b) semakin besar nilai koefisien
konveksi di dalam sirip (h2) maka laju perpindahan dan efektivitas sirip semakin
besar. (c) semakin besar nilai h1 =h2 maka laju perpindahan kalor dan efektivitas
sirip semakin kecil. (d) Sifat bahan sirip mempengaruhi laju aliran kalor dan
efektivitas sirip.
efisiensi dan efektivitas sirip dua dimensi utuh dan berlubang pada keadaan tak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
efisiensi dan efektivitas sirip antara sirip berlubang dan sirip utuh. Perpindahan
konduksi pada sirip ditinjau dalam dua dimensi (arah x dan arah y). Hasil
penelitian (a) Besar laju perpindahan kalor pada sirip utuh lebih tinggi
dibandingkan dengan laju perpindahan kalor sirip berlubang. (b) Efisiensi sirip
utuh lebih besar dari efisiensi sirip berlubang. (c) Efektivitas sirip utuh lebih besar
15
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
Mulai
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Merk : Compaq
Tipe : 510
Objek penelitian ini adalah sebuah sirip yang memiliki ukuran panjang 20
(a)
(b)
Gambar 3.2 Sirip yng akan diteliti (a) tampak atas, (b) tampak samping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Nilai h
Nilai k
c. Variabel yang diamati yaitu variabel yang dibandingkan dan diamati sesuai
Efisiensi
Efektivitas
sehingga sirip dapat dibagi menjadi 96 volume kontrol seperti yang tersaji pada
Gambar 3.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66
67 68 69 70 71 72
73 74 75 76 77 78
79 80 81 82 83 84
85 86 87 88 89 90
91 92 93 94 95 96
energi pada setiap volume kontrol. Pada pengujian ini volume kontrol dengan
nomor 61, 62, 63, 64, 65, 66, 72, 78, 84, 90 dan 96 berada pada dasar sirip.
Sehingga volume kontrol pada dasar sirip tidak dilakukan penurunan persamaan
numerik karena suhu pada volume kontrol tersebut sama dengan suhu pada dasar
sirip. Maka penurunan persamaan numerik dilakukan pada volume kontrol yang
bersinggungan dengan udara sekitar pada arah x dan y seperti yang tersaji pada
gambar 3.3 di atas. Volume kontrol yang berada ditengah sirip antara lain volume
kontrol dengan nomor 13 s/d 22, 24 s/d 33, 35 s/d 44, 46 s/d 55, 57 s/d 60 68 s/d
71, 74 s/d 77, 80 s/d 83, 86 s/d 89, 92 s/d 95. Pada volume kontrol posisi tengah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
perpindahan kalor konduksi terjadi pada arah sumbu x dan sumbu y yaitu q 1 s/d q4
sedangkan perpindahan kalor konveksi terjadi pada arah sumbu z (dari arah atas
dan bawah) yaitu q5 dan q6, seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.4
(a)
(b)
Gambar 3.4 Volume kontrol dan perpindahan kalor di node posisi tengah
20
q5 = q6 = h A5 (Tf – Ti,j ) =h (dx dy) (Tf – Ti,jn ) = h (dx dx) (Tf – Ti,jn ) ........ (3.5)
+ + + + 2Bi Tf - ( 4 + 2Bi )= ( - )
........................................................................................................................ (3.10)
21
........................................................................................................................ (3.11)
- Fo (4+2Bi ) ≥ -1
Fo (4+2Bi )≤1
Volume kontrol di rusuk sirip adalah volume kontrol yang berada pada
tepi sirip yang besinggungan dengan udara dari arah luar ke dalam sirip pada
sumbu y dan dari arah sumbu z (dari arah atas dan arah bawah) seperti yang tersaji
pada Gambar 3.3 Volume kontrol yang berada di rusuk sirip antara lain volume
kontrol dengan nomor 2 s/d 11, 12, 23, 34, 45, 56, 67, 73, 79, 85 dan 91. Pada
volume kontrol di rusuk sirip perpindahan kalor konduksi terjadi pada arah sumbu
x yaitu q1 dan q2 serta dari arah sirip ke luar (lingkungan sekitar) pada sumbu y
yaitu q3. Sedangkan perpindahan kalor konveksi terjadi dari luar (lingkungan
sekitar) ke sirip pada arah sumbu y yaitu q4 dan pada sumbu z (dari arah atas dan
bawah) yaitu q5 dan q6, seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
(a)
(b)
Gambar 3.5 Volume kontrol dan perpindahan kalor di node posisi rusuk.
23
........................................................................................................................ (3.17)
........................................................................................................................ (3.20)
........................................................................................................................ (3.21)
( - )................................................................................................. (3.22)
24
........................................................................................................................ (3.23)
syarat stabilitas :
- (4 +2Bi +2B1 ) ≥ -1
(4 +2Bi +2B1 ) ≤ 1
Volume kontrol di sudut sirip adalah volume kontrol yang berada pada tepi
sirip yang besinggungan dengan udara dari arah luar ke dalam sirip pada sumbu y
dan sumbu x dari arah sumbu z (dari arah atas dan arah bawah) seperti yang tersaji
pada gambar 3.3. Volume kontrol yang berada di sudut sirip adalah volume
kontrol dengan nomor 1. Pada volume kontrol di sudut sirip, perpindahan kalor
konduksi terjadi pada sumbu x dan sumbu y dari arah dalam sirip menuju ke luar
terjadi pada sumbu x dan sumbu y dari arah luar (lingkungan sekitar) menuju sirip
serta dari arah sumbu z (arah atas dan arah bawah) sesuai dengan Gambar 3.6 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
(a)
(b)
Gambar 3.6 Volume kontrol dan perpindahan kalor di node posisi sudut
(a) Tampak atas, (b) tampak samping
q3 = h A3 (Tf – Ti,j) = h (0,5 dx t) (Tf – Ti,j) = h (0,5 dx t) (Tf – Ti,j) ........... (3.27)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
........................................................................................................................ (3.29)
........................................................................................................................ (3.32)
2( + + 2 Bi Tf + Bi Tf ) - Ti,jn (4 + 4 Bi + 2 Bi )
= ( - ) .......................................................................................... (3.34)
== 2Fo( + + 2 Bi Tf + Bi Tf ) - (4 Fo + 4 Bi Fo + 2 Bi Fo-1)
........................................................................................................................ (3.35)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Syarat stabilitas :
-(4 Fo + 4 Bi Fo + 2 Bi Fo-1) ≥ 0
1- 4 Fo + 4 Bi Fo + 2 Bi Fo ≥ 0
-Fo (4 + 4 Bi + 2 Bi ) ≥ -1
Fo (4 + 4 Bi + 2 Bi )≤1
a. Memilih seperempat bagian dari benda uji sirip untuk diamati dan membagi
seperempat bagian dari benda uji sirip tersebut menjadi elemen-elemen kecil
seperti yang ditunjukan pada gambar 3.2. Suhu pada elemen-elemen kecil
kalor, efisiensi dan efektivitas dari waktu ke waktu pada benda uji sirip.
28
Pengujian pada sirip dilakukan dengan variasi bahan yang telah ditentukan
untuk dapat mengetahui perbedaan distribusi suhu, laju aliran kalor, efisiensi dan
memasukan data kedalam program yang telah dibuat. Hasil perhitungan dari
program yang telah dibuat berupa distribusi suhu, laju aliran kalor efisiensi dan
efektivitas.
Hasil perhitungan dari program yang didapat kemudian diolah untuk dapat
29
BAB IV
4.1.1. Pengaruh Bahan Sirip Terhadap Laju Aliran Kalor, Efisiensi dan
Efektivitas Sirip
Pengaruh bahan sirip terhadap laju aliran kalor, efisiensi dan efektivitas
sirip dapat diketahui dengan melakukan empat variasi bahan yaitu alumunim, besi
nikel dan tembaga . Sifat-sifat dari keempat bahan yang diamati disajikan dalam
Tabel 4.1.
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Hasil penelitian disajikan dalam Tabel 4.2 sampai dengan Tabel 4.4.
Tabel 4.2 Pengaruh bahan sirip terhadap laju aliran kalor sirip dari waktu ke
waktu
31
Tabel 4.3 Pengaruh bahan sirip terhadap efisiensi sirip dari waktu ke waktu
waktu Efisiensi (%)
No
(detik) Tembaga Alumunium besi Nikel
1 0 6,91 6,91 6,91 6,91
2 0,12 8,92 8,37 7,26 7,31
3 0,24 10,65 9,68 7,61 7,69
4 0,48 13,56 11,95 8,27 8,44
5 0,72 15,99 13,91 8,90 9,14
6 1,2 20,07 17,20 10,08 10,43
7 2,4 27,90 23,52 12,60 13,20
8 3,6 34,03 28,40 14,70 15,49
9 7,2 47,40 38,94 19,54 20,78
10 10,8 56,18 45,96 23,10 24,71
11 18 66,20 54,17 28,20 30,44
12 24 70,38 57,73 31,20 33,87
13 30 72,66 59,74 33,45 36,49
14 45 74,80 61,73 37,03 40,74
15 60 75,27 62,22 38,89 43,02
16 90 75,40 62,37 40,39 44,93
17 120 75,40 62,37 40,82 45,51
18 150 75,40 62,37 40,82 45,51
Tabel 4.4 Pengaruh bahan sirip terhadap efektivitas sirip dari waktu ke waktu
waktu Efektivitas
No
(detik) Tembaga Alumunium Besi Nikel
1 0,00 10,50 10,50 10,50 10,50
2 0,12 13,56 12,72 11,04 11,11
3 0,24 16,19 14,71 11,57 11,70
4 0,48 20,60 18,17 12,58 12,82
5 0,72 24,31 21,14 13,54 13,89
6 1,20 30,50 26,15 15,32 15,85
7 2,40 42,40 35,75 19,15 20,06
8 3,60 51,73 43,17 22,35 23,55
9 7,20 72,05 59,19 29,70 31,58
10 10,80 85,40 69,85 35,11 37,56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
kalor, efisiensi dan efektivitas sirip dapat diketahui dengan melakukan empat
yang sama yaitu tembaga . Percobaan dilakukan dengan kondisi sebagai berikut:
Hasil penelitian disajikan dalam Tabel 4.5 sampai dengan Tabel 4.7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tabel 4.5 Pengaruh koefisien perpindahan kalor konveksi terhadap laju aliran
kalor sirip dari waktu ke waktu
Laju Aliran Kalor (watt)
Waktu
No h = 25 h = 50 h = 100 h = 200
(detik)
watt/m2 oC watt/m2 oC watt/m2 oC watt/m2 oC
1 0 7,35 14,70 29,40 58,80
2 0,12 9,49 18,99 37,97 75,95
3 0,24 11,34 22,66 45,30 90,47
4 0,48 14,44 28,85 57,54 114,49
5 0,72 17,06 34,04 67,75 134,22
6 1,2 21,45 42,70 84,61 166,12
7 2,4 30,00 59,36 116,26 223,21
8 3,6 36,82 72,43 140,19 263,38
9 7,2 52,19 100,86 188,88 334,80
10 10,8 62,86 119,56 217,57 368,61
11 18 75,99 140,86 245,68 393,24
12 24 82,07 149,77 255,26 398,78
13 30 85,68 154,62 259,60 400,52
14 45 89,58 159,16 262,73 401,29
15 60 90,66 160,17 263,17 401,33
16 90 91,05 160,45 263,24 401,33
17 120 91,08 160,46 263,24 401,33
18 150 91,08 160,46 263,24 401,33
Tabel 4.6 Pengaruh koefisien perpindahan kalor konveksi terhadap efisiensi sirip
dari waktu ke waktu
Efisiensi (%)
waktu
N0 h = 25 h = 50 h = 100 h = 200
(detik) 2o 2o 2o
watt/m C watt/m C watt/m C watt/m2 oC
1 0 6,91 6,91 6,91 6,91
2 0,12 8,92 8,92 8,92 8,92
3 0,24 10,65 10,65 10,64 10,63
4 0,48 13,57 13,56 13,52 13,45
5 0,72 16,03 15,99 15,92 15,77
6 1,2 20,16 20,07 19,88 19,52
7 2,4 28,20 27,90 27,32 26,22
8 3,6 34,61 34,03 32,94 30,94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
NO Efektivitas
waktu
(detik) h = 25 h= 50 h = 100 h = 200
watt/m2 oC watt/m C watt/m2 oC
2o
watt/m2 oC
1 0 10,50 10,50 10,50 10,50
2 0,12 13,56 13,56 13,56 13,56
3 0,24 16,19 16,19 16,18 16,16
4 0,48 20,63 20,60 20,55 20,45
5 0,72 24,37 24,31 24,20 23,97
6 1,2 30,64 30,50 30,22 29,66
7 2,4 42,86 42,40 41,52 39,86
8 3,6 52,60 51,73 50,07 47,03
9 7,2 74,56 72,05 67,46 59,79
10 10,8 89,80 85,40 77,71 65,82
11 18 108,56 100,62 87,74 70,22
12 24 117,24 106,98 91,16 71,21
13 30 122,41 110,44 92,72 71,52
14 45 127,97 113,69 93,83 71,66
15 60 129,52 114,41 93,99 71,67
16 90 130,07 114,60 94,01 71,67
17 120 130,11 114,61 94,02 71,67
18 150 130,11 114,61 94,02 71,67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
4.2. Pembahasan
sirip digambarkan dengan grafik seperti yang tersaji pada Gambar 4.1. Grafik
pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa seiring dengan pertambahan waktu laju
aliran kalor yang dilepas sirip semakin meningkat, hingga mencapai keadaan
tunak yaitu pada saat laju aliran kalor yang dilepas sirip tidak berubah-ubah lagi
terhadap waktu. Laju aliran kalor sirip mencapai keadaan tunak seperti yang
Pada sirip berbahan tembaga, laju aliran kalor menjadi tunak setelah detik ke 45.
Pada sirip berbahan alumunium, laju aliran kalor menjadi tunak setelah detik ke
47. Pada sirip berbahan besi, laju aliran kalor menjadi tunak setelah detik ke 83.
Pada sirip berbahan nikel, laju aliran kalor menjadi tunak setelah detik ke 87.
Dengan demikian untuk mencapai keadaan tunak tercepat dimiliki oleh tembaga
kemudian diikuti berturut-turut sirip dari bahan alumunium, besi dan nikel.
terhadap laju aliran kalor yang dilepas sirip. Pada penelitian ini laju aliran kalor
terbesar yang dilepas sirip dimiliki oleh bahan tembaga, kemudian diikuti
Ketika keadaan sudah tunak besar laju aliran kalor yang dilepas sirip dari
bahan tembaga, alumunium, besi dan nikel berturut-turut sebesar: 160 watt, 133
36
180
Laju Aliran Kalor (watt) 160
140
120
100 tembaga
80
alumunium
60
40 besi
20
nikel
0
0 50 100 150
waktu (detik)
Gambar 4.1 Pengaruh bahan sirip terhadap laju aliran kalor yang dilepas sirip
digambarkan dengan grafik seperti yang tersaji pada Gambar 4.2. Grafik pada
efisiensi sirip semakin meningkat, hingga mencapai keadaan tunak yaitu pada saat
efisiensi sirip tidak berubah-ubah lagi terhadap waktu. Laju efisiensi sirip
Pada sirip berbahan tembaga, efisiensi sirip menjadi tunak setelah detik ke 45.
Pada sirip berbahan alumunium, efisiensi sirip menjadi tunak setelah detik ke 47.
Pada sirip berbahan besi, efisiensi sirip menjadi tunak setelah detik ke 83. Pada
sirip berbahan nikel, efisiensi sirip menjadi tunak setelah detik ke 87.
terhadap efisiensi. Pada penelitian ini laju aliran kalor terbesar yang dilepas sirip
37
Ketika keadaan sudah tunak besar efisiensi sirip dari bahan tembaga,
alumunium, besi dan nikel berturut-turut sebesar: 75%, 62%, 41% dan 46%.
80
70
60
Efisiensi (%)
50
tembaga
40
30 alumunium
20
besi
10
0 nikel
0 50 100 150
waktu (detik)
digambarkan dengan grafik seperti yang tersaji pada Gambar 4.3. Grafik pada
sirip semakin meningkat, hingga mencapai keadaan tunak yaitu pada saat
efektivitas sirip tidak berubah-ubah lagi terhadap waktu. Laju efektivitas sirip
Pada sirip berbahan tembaga, efektivitas sirip menjadi tunak setelah detik ke 45.
Pada sirip berbahan alumunium, efektivitas sirip menjadi tunak setelah detik ke
47. Pada sirip berbahan besi, efektivitas sirip menjadi tunak setelah detik ke 83.
Pada sirip berbahan nikel, efektivitas sirip menjadi tunak setelah detik ke 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
terhadap efektivitas sirip. Pada penelitian ini efektivitas sirip terbesar dimiliki
oleh bahan tembaga kemudian diikuti berturut-turut dari bahan alumunium, nikel
dan besi.
Ketika keadaan sudah tunak besar efektivitas sirip dari bahan tembaga,
alumunium, besi dan nikel berturut-turut sebesar: 115, 95, 62 dan 69.
140
120
100
Efektivitas
80 tembaga
60 alumunium
40
besi
20
nikel
0
0 50 100 150
waktu (detik)
terhadap laju perpindahan kalor sirip digambarkan dengan grafik seperti tersaji
pada Gambar 4.4. Dari Gambar 4.4 untuk bahan sirip tembaga terlihat bahwa laju
aliran kalor sirip untuk nilai koefisien perpindahan kalor konveksi 25 watt/ m2 oC
akan mencapai tunak setelah detik ke 52, nilai koefisien perpindahan kalor
konveksi 50 watt/m2 oC akan mencapai tunak setelah detik ke 45, nilai koefisien
perpindahan kalor konveksi 100 watt/ m2 oC akan mencapai tunak setelah detik ke
37, nilai koefisien perpindahan panas konveksi 200 watt/ m2 oC akan mencapai
tunak setelah detik ke 27. Dengan demikian untuk mencapai keadaan tunak
tercepat ketika nilai koefisien perpindahan panas konduksi sebesar 200 watt/ m2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
o
C kemudian diikuti berturut-turut 100 200 watt/ m2 oC , 50 200 watt/ m2 oC dan
peprpindahan kalor konveksi berpengaruh terhadap laju aliran kalor yang dilepas
sirip. Pada penelitian ini laju aliran kalor terbesar yang dilepas sirip dari bahan
tembaga ketika nilai koefisien perpindahan kalor konveksi sebesar 200 watt/m 2 oC
Ketika keadaan sudah tunak besar laju aliran kalor yang dilepas sirip dari
450
Laju Aliran Kalor(watt)
400
350
300
250 h= 25 W/m² ˚C
200
h=50 W/m² ˚C
150
100 h=100 W/m² ˚C
50
h=200 W/m² ˚C
0
0 50 100 150
waktu (detik)
Gambar 4.4 Pengaruh nilai koefisien perpindahan kalor konveksi terhadap laju
aliran kalor sirip bahan tembaga
terhadap efisiensi sirip digambarkan dengan grafik seperti tersaji pada Gambar
4.5. Dari Gambar 4.5 untuk bahan sirip tembaga terlihat bahwa efisiensi sirip
40
watt/m2oC akan mencapai tunak setelah detik ke 45, nilai koefisien perpindahan
kalor konveksi 100 watt/ m2 oC akan mencapai tunak setelah detik ke 37 dan nilai
kalor konveksi berpengaruh terhadap efisiensi sirip. Pada penelitian ini efisiensi
terbesar sirip dari bahan tembaga, ketika nilai koefisien perpindahan kalor
Ketika keadaan sudah tunak besar efisiensi sirip dari bahan tembaga
pada saat nilai koefisien perpindahan kalor konveksi 25 watt/ m2 oC, 50 watt/ m2
o
C, 100 watt/ m2 oC dan 200 watt/ m2 oC berturut-turut sebesar: 86%, 75%, 62%
dan 47%.
90
80
70
Efisiensi (%)
60
50
h=25 W/m² ˚C
40
30 h=50 W/m² ˚C
20 h=100 W/m² ˚C
10 h=200 W/m² ˚C
0
0 50 100 150
waktu (detik)
41
terhadap efektivitas sirip digambarkan dengan grafik seperti tersaji pada Gambar
4.6. Grafik pada Gambar 4.6 untuk bahan sirip tembaga terlihat bahwa laju
akan mencapai tunak setelah detik ke 52, nilai koefisien perpindahan kalor
konveksi 50 watt/m2 oC akan mencapai tunak setelah detik ke 45, nilai koefisien
perpindahan kalor konveksi 100 watt/ m2 oC akan mencapai tunak setelah detik ke
37 dan nilai koefisien perpindahan panas konveksi 200 watt/ m2 oC akan mencapai
140
120
100
Efektivitas
80 h=25 W/m² ˚C
60 h=50 W/m² ˚C
40 h=100 W/m² ˚C
20 h=200 W/m² ˚C
0
0 50 100 150
waktu (detik)
efektivitas sirip terbesar dari bahan tembaga ketika nilai koefisien perpindahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Ketika keadaan sudah tunak besar efektivitas sirip dari bahan tembaga
pada saat nilai koefisien perpindahan kalor konveksi 25 watt/m2 oC, 50 watt/m2oC,
100 watt/ m2 oC dan 200 watt/ m2 oC berturut-turut sebesar: 130, 115, 94 dan 72.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada sirip
dengan variasi bahan dan koefisien perpindahan panas konveksi dapat diambil
kesimpulan bahwa :
c. Besar laju aliran kalor sirip berbahan tembaga, alumunium, besi dan nikel
watt/m2 oC berturut-turut adalah 160 watt, 133 watt, 86 watt dan 97 watt.
d. Besar efisiensi sirip berbahan tembaga, alumunium, besi dan nikel saat
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
e. Besar efektivitas sirip berbahan tembaga, alumunium, besi dan nikel saat
watt/m2 oC, 100 watt/m2 oC dan 200 watt/m2 oC adalah 52 detik, 45 detik,
g. Besar laju aliran kalor sirip berbahan tembaga saat keadaan tunak pada
watt/m2 oC dan 200 watt/m2 oC berturut-turut adalah 91 watt, 160 watt, 263
h. Besar efisiensi sirip berbahan tembaga saat keadaan tunak pada koefisien
5.2 Saran
Saran yang perlu dikemukakan untuk penelitian yang lebih lanjut tentang
sirip adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
a. Hasil penelitian akan lebih akurat jika volume kontrol yang digunakan
lebih kecil.
b. Penelitian akan lebih akan lebih cepat dan mudah jika menggunakan
c. Penelitian dapat dilakukan dengan variasi bahan dan bentuk sirip yang
yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
DAFTAR PUSTAKA
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
LAMPIRAN
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
48