BAB II Pernedaan Individu Dan Karakteristiknya
BAB II Pernedaan Individu Dan Karakteristiknya
Individu berasal dari kata Yunani yaitu Individium. Dalam Bahasa Inggris Individu disebut
Undivided yang artinya tidak terbagi. Hal tersebut seperti yang dinyatakan oleh A.Lysen (1978)
dalam Desmita (2009) bahwa kata “Individu bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak
dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai sebagai manusia
perseorangan”. Berdasarkan definisi A.Lysen, individu merupakan satu kesatuan organisme yang
tidak dapat dibagi-bagi atau tidak dapat dipisahkan, keberadaannya sebagai mahkluk yang pilah,
tunggal, khas, seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri-cirinya yang khusus itu.
Menurut Kamus Echols dan Sadaly (1975:519) individu adalah kata benda dari individual
yang berarti orang, perseorangan, oknum, kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk
menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Menurut Ilmu Sosial paham individu
berkaitan dengan tingkah laku dalam kehidupan dan jiwa majemuk yang berperan dalam
pergaulan manusia. Individu sebagai sebagai kesatuan yang terbatas yang berarti bahwa individu
sebagai mahkluk perseorangan bukan sebagai mahkluk keseluruhan. Dengan demikian individu
adalah manusia yang memiliki kepribadian yang khas atau spesifik. Dalam konsep sosiologis
individu berarti manusia yang hidup sendiri, sebagai mahluk ciptaan Tuhan individu selalu
dilengkapi dengan raga, rasa, rasio, dan rukun di dalam dirinya.
1.Raga yaitu bentuk jasad manusia yang khas dalam setiap individu sehingga dapat
membedakannya dengan individu lain meskipun pada hakikatnya sama
2.Rasa yaitu perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dan benda-benda isi
alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
3.Rasio atau akal pikiran yaitu kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi
segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk menerima
sesuatu yang diterima oleh Panca Indra
4.Rukun atau pergaulan hidup yaitu bentuk sosialisasi antar manusia dan hidup berdampingan
satu sama lain secara harmonis, damai, dan saling melengkapi. Rukun tersebut dapat
membantu manusia membentuk kelompok sosial yang disebut masyarakat.
Individu memiliki 3 aspek yaitu aspek organik jasmani, psikis rohaniah, dan sosial yang
saling berkaitan satu sama lain. Manusia sebagai individu merupakan objek formal yang
digunakan dalam filsafat yang mempersoalkan hakikat dan dipandang pula sebagai objek materil
yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya dengan berbagai kondisi dan kepemilikan raga
seperti apa adanya.
Istilah –istilah lain yang identik dengan manusia adalah manusia sebagai mahkluk berpikir
atau Homo Sapiens, mahkluk yang berbentuk atau Homo Faber dan mahkluk yang dapat dididik
atau Homo Educandum. Manusia juga diberikan istilah Animal Educandum yaitu binatang yang
dapat dididik.
Menurut pandangan bangsa Indonesia bahwa yang dimaksud manusia secara utuh adalah
manusia sebagai pribadi yang merupakan pengejawantahan manunggalnya berbagai ciri atau
karakter hakiki atau sifat kodrati manusia yang seimbang antara berbagai segi yaitu segi individu
dan sosial, jasmani dan rohani, dan dunia dan akhirat
Dalam kaitan dengan kepentingan pendidikan pengertian manusia lebih ditekankan pada
hakikat manusia sebagai kesatuan sifat makhluk individu dan makhluk sosial sebagai kesatuan
jasmani dan rohani dan sebagai mahkluk Tuhan dengan menempatkan hidupnya sebagai
persiapan kehidupannya di akhirat.
Sifat dan ciri-ciri tersebut merupakan hal yang mutlak disandang oleh manusia sehingga setiap
manusia pada dasarnya sebagai pribadi atau individu yang utuh. Individu menurut
Webster’s :734 berarti tidak dapat dibagi (undivided) tidak dapat dipisahkan keberadaannya
sebagai mahkluk yang pilah, tunggal dan khas. Seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri-
ciri yang khusus itu. Menurut Kamus Echols dan Shadaly Individu adalah kata benda dari
individual yang berarti orang, perseorangan, oknum ( Echols,1975:519)
Individu adalah manusia yang berkedudukan sebagai pribadi yang utuh, pilah, tunggal,dan
khas, Ia sebagai subjek yang merupakan satu kesatuan psiko-fisik dengan berbagai
kemampuannya untuk berhubungan dengan lingkungan, dengan sesama, dan dengan Tuhan yang
menciptakannya.
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (Heredity) dan karakteristik
yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Heredity (karakteristik bawaan) merupakan
karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir baik yang menyangkut faktor biologis maupun
faktor sosial psikologis.
Pada masa lalu ada keyakinan kepribadian terbawa pembawaan (heredity) dan lingkungan
dengan caranya sendiri-sendiri, namun dikemudian hari disadari bahwa apa - apa yang dipikirkan
dan dikerjakan seseorang, atau apa yang dirasakan oleh seorang anak, remaja atau dewasa
merupakan hasil perpaduan antara apa yang ada di faktor - faktor biologis yang diturunkan dan
pengaruh lingkungan
Istilah Natur dan Nurture merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan
karakteristik individu dalam hal fisik, mental dan emosional pada setiap tingkatan
perkembangan. Natur adalah karakteristik individu yang berasal dari faktor keturunan atau gen
sedangkan Nurture adalah karakteristik yang berasal dari pengaruh lingkungan.
Manusia terus mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis. Pertumbuhan dan
perkembangan tersebut dialami semenjak manusia masih berada dalam kandungan. Seorang bayi
yang baru lahir merupakan hasil dari dua garis keluarga yaitu garis keluarga ayah dan garis
keluarga ibu, sejak saat terjadinya pembuahan atau konsepsi kehidupan yang baru itu secara
berkesinambungan dipengaruhi oleh banyak dan bermacam-macam faktor lingkungan yang
merangsang.
Masing - masing perangsang tersebut baik secara terpisah atau terpadu dengan rangsangan,
semuanya membantu perkembangan potensi - potensi biologis demi terbentuknya tingkah laku
manusia yang terbawa sejak lahir. Hal itu akhirnya membentuk suatu pola karakteristik tingkah
laku yang dapat mewujudkan seseorang sebagai individu yang berkarakteristik berbeda dengan
individu-individu yang lain.
Macam –macam aspek perkembangan individu yang menonjol dari bahasa dikenal ada 2 faktor
yang menonjol yaitu :
2. Di dalam pola yang bersifat umum dari apa yang membentuk warisan manusia secara biologis
dan sosial tiap - tiap individu mempunyai kecenderungan yang berbeda.
Perbedaan individual menurut Landgren (1980:578) adalah menyangkut variasi yang terjadi
baik variasi pada aspek fisik dan psikologis. Sifat individual adalah sifat yang berkaitan dengan
orang perseorangan. Ciri dan sifat orang yang satu berbeda dengan yang lain. Perbedaan antara
ciri dan sifat orang yang satu dengan yang lain inilah yang disebut dengan Perbedaan individu
Makna “perbedaan” dan “perbedaan individual” menurut Lindgren menyangkut tentang variasi
yang terjadi, baik variasi yang terjadi pada aspek fisik dan psikologis. Setiap individu memiliki
karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari lingkungan. Karakteristik
bawaan merupakan karakretistik yang diturunkan dari orangtuanya dan dimiliki sejak lahir, baik
yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Kepribadian dan kemampuan
individu seseorang merupakan hasil dari perpaduan antara faktor-faktor biologis yang diturunkan
dan pengaruh lingkungan.
Dalam dunia pendidikan seorang guru setiap tahun ajaran baru selalu menghadapi siswa-
siswa yang berbeda satu sama lain. Siswa-siswa yang berada di dalam sebuah kelas, tidak
terdapat seorang pun yang sama. Mungkin sekali dua orang dilihat hampir sama mirip, akan
tetapi pada kenyataannya jika diamati benar-benar keduanya tentu terdapat perbedaan.
Perbedaan yang segera dikenal oleh seorang guru tentang siswanya adalah perbedaan fisiknya
seperti tinggi badan, bentuk badan, warna kulit, bentuk muka dan semacamnya. Dari fisik
seseorang guru cepat mengenali siswa dikelasnya satu persatu. Ciri lain yang dapat segera
dikenal adalah tingkah laku masing - masing siswa, begitu pula suara mereka. Ada siswa yang
lincah, banyak gerak, pendiam dan lain sebagainya. Ada siswa yang nada suaranya kecil dan ada
yang besar atau rendah, ada yang berbicara cepat dan ada pula yang berbicara pelan - pelan.
Apabila ditelusuri secara cermat siswa yang satu dengan yang lain memiliki sifat psikis yang
berbeda-beda.
Upaya pertama yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan individu, sebelum dilakukan
pengukuran kapasitas mental yang mempengaruhi penilaian sekolah adalah menghitung umur
kronologi. Seorang anak memasuki sekolah dasar pada umur 6 tahun dan ia diperkirakan dapat
mengalami kemajuan secara teratur dalam tugas-tugas sekolahnya dilihat dalam kaitannya
dengan faktor umur. Selanjutnya ada anggapan bahwa semua anak diharapkan mampu
menangkap, semua anak mampu mengerti bahan - bahan pelajaran yang mempunyai kesamaan
materi dan penyajiannya bagi semua siswa pada kelas yang sama. Ketidakmampuan yang jelas
tampak pada siswa untuk menguasai bahan pelajaran umumnya dijelaskan dengan pengertian
faktor - faktor seperti kemalasan atau sikap keras kepala. Penjelasan itu tidak mendasarkan
kenyataan bahwa siswa memang berbeda dalam hal kemampuan mereka untuk menguasai satu
atau lebih bahan pelajaran dan mungkin berada dalam satu tingkat perkembangan.
Umur kronologis, sebagai faktor yang mewakili tingkat kematangan siswa dan karena itu
memungkinkan dia dapat dididik hendaknya dilihat sebagai komponen perbedaan. Tidak peduli
betapa tingginya kemampuan mental atau fisik seorang anak seusia 3 tahun, ia tidak diharapkan
untuk mengikuti kegiatan-kegiatan anak usia 14 tahun karena perbedaan tingkat kematangan.
Kecakapan mental dapat secara umum dapat diukur dengan Tes Intelegensi juga merupakan
indeks kesiapan anak untuk belajar. Kecakapan khusus yang dimiliki anak berbeda anak yang
satu dengan yang lainnya. Masalah ini perlu dipertimbangkan pula, terutama dalam mempelajari
hal - hal yang memerlukan kemampuan mental tinggi. Tambahan lagi, kesiapan untuk
melibatkan diri dalam situasi belajar tertentu berbeda antara individu satu dengan yang lainnya
dalam setiap tingkatan umur.
Kondisi fisik dari individu sejauh mana ia secara fisik mempunyai bentuk – bentuk yang khas,
tingkat stabilitas emosional dan tempramennya, sikapnya terhadap pelajaran, dan minat-
minatnya akan mempengaruhi keberhasilan yang dicapai dalam belajar mereka. Faktor-faktor
lain seperti jenis kelamin, pengaruh keluarga, status ekonomi, pengalaman belajar sebelumnya,
kesesuaian bahan yang dipelajari, dan teknik-teknik mengajar, semuanya berpengaruh terhadap
tingkat kemampuan individu untuk mencapai keberhasilan dalam tingkatan belajarnya
Perbedaan individu mengakibatkan perbedaan dalam kualitas dan ciri adalah berjenjang.
Tidak ada penggolongan anak-anak ke dalam satu kategori atau sama sekali tidak termasuk
dalam satu kategori. Seorang anak dikategorikan intelegent atau tidak intelegent, berminat atau
tidak berminat, dapat mengontrol emosi sepenuhnya atau betul - betul sangat terganggu
emosinya, 100% siap untuk melakukan kegiatan belajar tertentu atau ada pada tingkat nol dalam
kesiapan belajarnya.
Faktor-faktor yang berasal dari luar individu seperti pengaruh keluarga, kesempatan
pendidikan sebelumnya, kurikulum yang ditawarkan, dan teknik-teknik mengajar tidak
sepenuhnya baik dan tidak sepenuhnya jelek. Aspek-aspek tingkah laku yang manapun atau
faktor yang berpengaruh yang manapun dari individu mempunyai derajat perbedaan dan bukan
berbeda absolut dari individu yang lain. Di dalam setiap individu itu sendiri memiliki terdapat
perbedaan dari bermacam-macam aspek dari keseluruhan kepribadiannya. Tetapi tidak ada
satupun dari sifat kepribadian individu tersebut dapat berdiri sendiri, berfungsinya satu sifat akan
mempengaruhi berfungsi sifat yang lainnya sehingga semua sifat tersebut akan mempengaruhi.
Banyak individu cenderung berbeda tertapi perbedaan itu hanya sedikit dalam kaitannya
dengan sifat atau kondisi. Jadi, mereka berada kelompok sekitar rata-rata dari suatu distribusi.
Dengan demikian, penyimpangan-penyimpangan mulai berkurang ke arah ekstrem. Fakta ini
menambah kesulitan dalam memberikan pendidikan untuk semua anak yang memiliki perbedaan
individual yang mungkin ada di antara pelajar dalam beberapa aspek kepribadiannya.
Jumlah dan macam pengalaman sebelumnya dan pengetahuan yang dibawa individu ke situasi
tertentu mempengaruhi kapasitasnya untuk belajar pada tingkat selanjutnya atau sikapnya
terhadap mata pelajaran tersebut. Jika siswa merasa (benar atau salah) bahwa ia telah mengetahui
banyak tentang isi dari suatu pelajaran tertentu mungkin akan kehilangan minat untuk
mempelajari mata pelajaran tertentu ia mungkin akan kehilangan minat untuk mempelajari mata
pelajaran tersebut dan akibatnya mengalami kegagalan dalam mata pelajaran tersebut dan
akibatnya mereka dapat mengalami kegagalan dalam mata pelajaran selanjutnya.
1.Perbedaan fisik : usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan dan
kemampuan bertindak
2.Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan, keluarga, dan suku
Dari bermacam-macam aspek perkembangan individu terdapat dua fakta menonjol yaitu
manusia mempunyai unsur kesamaan di dalam pola yang bersifat umum dan tiap-tiap individu
mempunyai kecenderungan yang berbeda. Perbedaan tersebut secara keseluruhan lebih banyak
bersifat kuantitatif. Aspek kedua individu adalah manusia baik anak atau dewasa dan berada
dalam kelompok atau seorang diri. Sifat individual adalah sifat yang berkaitan dengan orang
perseorangan atau berkaitan dengan perbedaan individual perseorangan. Perbedaan individual
adalah ciri dan sifat pada orang yang satu berbeda dengan yang lain.
Manusia sebagai mahkluk biologis yang lahir sebagai potensi individu yang perlu
dikembangkan. Perkembangan individu memiliki banyak variabel yang berbeda dengan individu
yang lainnya. Permasalahan perkembangan individu dilihat dari faktor-faktor yang
memungkinkan perkembangan itu serta sifat-sifat perkembangan individu pada fase tertentu.
Dalam konsep para ahli pendapat tersebut digolongkan menjadi beberapa :
1. Aliran Asosiasi yaitu perkembangan merupakan proses asosiasi artinya hal primer adalah
bagian-bagian yang lebih dahulu, sedangkan keseluruhan kemudian. Oleh karena itu
bagian-bagian tersebut terikat satu sama lain menjadi keseluruhan oleh asosiasi. Pendukung
aliran Asosiasi ini adalah Jhon Locke dengan teori Tabularasa yang menyatakan bahwa
pada awalnya jiwa anak itu bersih seperti kertas putih, kemudian sedikit demi sedikit terisi
oleh pengalaman.
2. Aliran Gestalt adalah perlawanan dari aliran Asosiasi yaitu perkembangan sebagai suatu
proses diferensiasi (pembedaan), hal primer bukanlah bagian-bagian tetapi keseluruhan.
Dengan pernyataan lain, keseluruhan lebih memiliki arti dibandingkan dengan bagian-
bagian dan bagian-bagian baru memiliki arti dalam hubungan dengan keseluruhan.
Tanpa menghubungkannya dengan keseluruhan bagian-bagian itu tidak memiliki arti.
3. Aliran Neo Gestalt menyatakan bahwa perkembangan terkait dengan proses diferensiasi
dan stratifikasi. Struktur kepribadian terdiri atas lapisan-lapisan (strata). Adanya kenyataan
yang menyatakan bahwa tingkat kejujuran anak kecil lebih dapat dipercaya membuktikan
bahwa lapisan yang ada (strata yang dimilki) masih satu lapis ( apa yang ditampakkan ke
luar) sedangkan semakin dewasa akan memiliki lapisan luar juga memiliki lapisan yang
paling dalam (hal-hal yang bersifat pribadi. Semakin dewasa individu itu akan memiliki
lapisan yang semakin bertambah.
4. Aliran Sosialis berpendapat bahwa perkembangan sebagai proses sosialiasasi yaitu pada
awalnya sebagai individu manusia - manusia pada awalnya bersifat prasosial/asosial.
Dalam perkembangannya manusia mengalami proses sosialiasasi. Salah satu pengikut
aliran ini adalah menyebut aliran Sosialis sebagai Teori Freudian.
Teori Freudian menyebutkan pada awalnya anak-anak kecil belum memiliki moral
kemudian baru memiliki moral yang heteronom dalam perkembangan selanjutnya
memiliki moral yang otonom setelah mencapai kedewasaan.
Perkembangan individu selalu dinamis dan perkembangannya menyeluruh, baik secara fisik
dan mental, proses perkembangan individu berlangsung secara artinya perubahan yang terjadi
pada setiap individu bersifat meningkat, mendalam dan meluas secara kualitatif (prinsip
progresif). Perubahan yang terjadi di antara bagian dan fungsi organisme yang satu dengan yang
lainnya terdapat interpendensi sebagai kesatuan integral yang harmonis (prinsip sistematik).
Perubahan yang terjadi di bagian atau fungsi yang berlangsung secara beraturan dan berurutan
serta tidak secara kebetulan dan meloncat - loncat( prinsip berkesinambungan).
Sumber Perbedaan Individu dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor bawaan dan faktor
lingkungan.
Faktor bawaan adalah faktor-faktor biologis yang diturunkan oleh orang tua melalui
pewarisan genetik pada saat terjadinya pembuahan. Menurut Zimbardo dan Gerig (1999)
penyatuan antara sebuah sperma dan sel telur hanya menghasilkan satu di antara miliaran
kemungkinan kombinasi gen. Salah satu kromosom yaitu kromosom seks merupakan pembawa
kode gen untuk perkembangan karakteristik fisik laki-laki atau perempuan.Kode gen ini
didapatkan dari kromosom ibu dan saah satu dari kromosom X atau Y dari ayah kombinasi xx
merupakan kode untuk perkembangan fisik perempuan sedangkan kombinasi xy merupakan
kode untuk perkembangan fisik laki – laki. Meskipun rata - rata individu memiliki 50% gen yang
sama denga saudaranya, kumpulan gen individu tetap khas kecuali untuk individu yang kembar
identik. Perbedaan gen ini merupakan satu alasan tiap individu berbeda, secara fisik, pisikologis
maupun prilaku. Selebihnya perbedaan individu dipengaruhi oleh lingkungan karena pernah
berada di lingkungan yang sama persis (Zimbardo & Gerig ,1999).
Faktor lingkungan adalah faktor luar yang dapat menyebabkan perbedaan individu. Faktor
lingkungan meliputi status sosial, ekonomi, orang tua, pola asuh orang tua, budaya dan urutan
kelahiran
Catatan : Aturan menjawab seperti tgl 17 maret 2020. Kumpul tgl 1 april jam 08.00
wita..