Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/357794760

ANALISIS KINERJA ALAT KALSINER DITINJAU DARI EFISIENSI THERMAL DI


PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO) TBK.

Article · January 2022

CITATIONS READS

0 417

3 authors, including:

Safar Uddin
PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Indonesia
213 PUBLICATIONS   17 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Kotamo View project

BROGAN View project

All content following this page was uploaded by Safar Uddin on 13 January 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jupiter Vol.3 No.1 Januari 2022
Jurnal Pengetahuan & Ilmu Terapan E-IECN: 2003-0521

ANALISIS KINERJA ALAT KALSINER DITINJAU DARI EFISIENSI THERMAL


DI PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO) TBK.

ARIF SETIONO1 RAKHMAT ADIWIJAYA2 SAFARUDDIN3


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA1 SEMEN BATURAJA2,3
Arfstn2@gmail.com1 rakhmatadiwijaya@semenbaturaja.co.id2
safaruddintohir@gmail.com3

ABSTRACT
Calciner is a heating aid used in all modern rotary kiln products. The calciner uses coal as fuel
which is in contact with hot air from the kiln (tertiary air) coming from the grate cooler. The
purpose of using the Calciner is to reduce the burning load of the rotary kiln. Calculation of
the average thermal efficiency for 6 days is 50.57%. The highest efficiency will be on August
26, 2021, which is 65.41%. The increase and decrease in thermal efficiency can be caused by
the large feed flow rate, where the greater the feed flow rate, the greater the calciner
efficiency. In addition to the feed flow rate, efficiency is also affected by the calciner operating
conditions such as the degree of calcination, dust lost, and operating temperature.

KEYWORDS: Calsiner, Mass and Heat Balance, Thermal Efficiency

ABSTRAK
Calciner merupakan alat bantu pemanasan yang digunakan semua produk rotary kiln modern.
Calciner menggunakan batubara sebagai bahan bakar yang kontak dengan udara panas dari
kiln (udara tersier) yang berasal dari grate cooler. Tujuan dari penggunaan Calciner adalah
mengurangi beban pembakaran dari rotary kiln. Perhitungan rata – rata efisinsi thermal
selama 6 hari yaitu menghasilkan sebesar 50,57%. Efisinsi tertinggi pada tanggal 26 Agustus
2021 yaitu sebesar 65,41%. Kenaikan dan penurunan efisiensi thermal dapat disebabkan oleh
besarnya laju alir umpan, dimana semakin besar laju alir umpan maka akan semakin besar
efisiensi calciner. Selain laju alir umpan, efisiensi juga dipengaruhi oleh kondisi operasi calciner
seperti, derajat kalsinasi, dust lost, dan suhu operasi.

KATA KUNCI: Kalsiner, Neraca Massa dan Panas, Efisiensi Thermal

PENDAHULUAN
Pengolahan semen dengan alat Kiln yang merupakan wadah pemasakan utama dalam
pengolahan semen, pada tahun 1942 diperkenalkan teknologi calciner dengan tujuan
menghemat bahan bakar pada rotary kiln dengan membagi reaksi kalsinasi sehingga
mengurangi beban kerja rotary kiln. Teknologi calciner juga dapat membantu proses
pemasakan pada rotary kiln. Calciner merupakan bagian dari preheater yang berfungsi
membantu kinerja kiln dalam mendekomposisi CaCO3 menjadi CaO. Untuk mengetahui kinerja
Jupiter Vol.3 No.1 Januari 2022
Jurnal Pengetahuan & Ilmu Terapan E-IECN: 2003-0521

dari Calciner dapat dilakukan perhitungan neraca massa dan neraca panas dari alat selama
proses berlangsung. Analisis kinerja suatu peralatan perlu dilakukan secara berkala sehingga
performa kerja alat dapat dijaga dan tetap berkerja efektif.

TINJAUAN TEORI
Calsiner sendiri merupakan merupakan salah satu reaktor di dalam suatu pabrik semen
dengan proses kering. Kalsiner adalah suatu peralatan yang digunakan untuk proses kalsinasi.
Proses kalsinasi adalah proses penguraian karbonat menjadi oksida CaO dan MgO serta CO2
sebagai gas. Proses kalsinasi adalah proses penguraian karbonat menjadi oksida CaO dan
MgO serta CO2 sebagai gas. Proses kalsinasi berlangsung dari cyclone I hingga cyclone III
pada temperature yang berbeda dengan keberhasilan derajat kalsinasi (persentasi unsur CaO
yang terurai dari senyawa karbonat) sesuai dengan desain preheater yang digunakan.
Calsiner sendiri merupakan merupakan salah satu reaktor di dalam suatu pabrik semen
dengan proses kering. Kalsiner adalah suatu peralatan yang digunakan untuk proses kalsinasi.
Proses kalsinasi adalah proses penguraian karbonat menjadi oksida CaO dan MgO serta CO2
sebagai gas. Proses kalsinasi adalah proses penguraian karbonat menjadi oksida CaO dan
MgO serta CO2 sebagai gas. Proses kalsinasi berlangsung dari cyclone I hingga cyclone III
pada temperature yang berbeda dengan keberhasilan derajat kalsinasi (persentasi unsur CaO
yang terurai dari senyawa karbonat) sesuai dengan desain preheater yang digunakan. Pada
kalsiner terdapat dua sistem yaitu:

a. In Line Calciner (ILC) Aliran udara pembakaran di kalsiner di suplai dari udara tersier dan
udara dari kiln. Gambar in line calciner dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Gambar Inline Calsiner


Sumber : Manias, Con. G

b. Separate Line Calsiner Udara panas tersier dari cooler masuk ke kalsiner melalui sentral
inlet di dasar konis dan gas buang keluar kalsiner melalui sisi outlet di bagian atas. Gambar
separate line calciner dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 1. Gambar Separate Line Calsiner


Sumber : Manias, Con. G

Suspension preheater yang digunakan di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk adalah
preheater dengan dua string. Pemanasan raw meal dilakukan oleh preheater siklon empat
tingkat. Aliran material dari silo raw meal diangkut oleh conveyer masuk ke bagian puncak
preheater (tingkat 1) sedangkan gas panas masuk ke siklon paling bawah berlawanan arah
dengan arah aliran material masuk. Aliran gas panas dimungkinkan karena adanya isapan fan,
sedangkan material bergerak karena gaya gravitasi. Material yang mengalir dari atas bertemu
dengan gas panas dari bawah dalam saluran yang menghubungkan cyclone. Pada saat
Jupiter Vol.3 No.1 Januari 2022
Jurnal Pengetahuan & Ilmu Terapan E-IECN: 2003-0521

tersebut terjadi perpindahan panas dari gas ke material. Material yang sempat terbawa oleh
gas dari bawah dipisahkan dengan cyclone dan selanjutnya dialirkan ke bawah.
Calciner memiliki 2 input yaitu input yang berasal dari hasil siklon double string berupa
calciner feed yang memiliki kadar air sangat rendah. Input kedua merupakan batubara dari
bagian bawah hasil coal mill dengan kadar air rendah dengan dorongan blower. Sumber panas
berasal dari udara tersier yang didorong grate cooler melewati hasil klinker panas sehingga
suhu udara tersier diatas 700 C. Kontak keduanya menghasilkan pemanasan yang memicu
reaksi kalsinasi Reaksi kalsinasi pada calciner PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk terjadi pada
perubahan CaCO3 dan MgCO3 menjadi oksida Ca (CaO) dan Oksida Mg (MgO).
CaCO3 CaO + CO2
MgCO3 MgO + CO2
Suhu umum yang terjadi di dalam calciner berkisar 850 C. hal ini membuat calciner
menghasilkan exhaust gas dalam jumlah besar yang dibutuhkan pada siklon I hingga III.
Exhaust gas diharapkan dapat mendorong O2 sehingga pada siklon I preheater diharapkan
jumlah O2 dibawah 2%. Karena pada aliran gas ini digunakan dalam pengeringan coal. Hasil
yang diharapkan yaitu reaksi kalsinasi banyak terjadi pada calciner. Sehingga pada proses di
kiln, umpan yang berupa kiln feed siap dimasak. Karena jika suhu kiln feed tidak siap, hasil
klinker tidak akan baik sehingga pada cement mill digunakan klinker dalam jumlah besar untuk
mencapai kualitas yang diinginkan.

2.3 Efisiensi Thermal Calsiner


Efisiensi merupakan salah satu indikasi dalam mengetahui kinerja alat yang digunakan.
Efisiensi Thermal pada unit Calciner merupakan suatu hal yang penting untuk diperihatikan,
karena efisiensi Efisiensi pada calsiner menjadi hal penting dikarenakan merupakan tolak ukur
dalam mengetahui kinerja calsiner. Efisiensi thermal dapat menentukan seberapa banyak
panas yang hilang sehingga diketahui seberapa baik alat tersebut bekerja. Efisiensi peralatan
Calciner dapat diketahui dengan perhitungan energi yang terpakai dan energi yang terbuang.
Evaluasi kinerja peralatan perlu dilakukan dalam suatu industri secara berkala untuk menjaga
performa kerja alat sehingga tetap bekerja dengan efisien.
Dalam menentukan kinerja alat calsiner tentunya terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi efisiensi alat tersebut. Faktor-faktor ini dapat berupa komponen neraca massa
yang masuk dan keluar, neraca panas, serta panas hilang ( heat loss) yang terjadi selama
proses kalsinasi pada calsiner

METODE
Data umpan Calciner yang didapatkan dari pabrik adalah sebagai berikut :

Tabel 1 Preheater Feed


Preheater Calciner Fine Coal
Tanggal Feed Feed Mass Flow
(ton/jam) (C) (ton/jam)
26 Agustus 2021 282.87 778 18,78
27 Agustus 2021 246.56 809 14,51
28 Agustus 2021 262.22 814 18,21
29 Agustus 2021 280.59 775 19,72
30 Agustus 2021 336.88 772 20,01
31 Agustus 2021 337.23 768 20,62
Jupiter Vol.3 No.1 Januari 2022
Jurnal Pengetahuan & Ilmu Terapan E-IECN: 2003-0521

Data yang diperoleh berupa data primer maupun sekunder selanjutnya diolah sehingga
diperoleh hasil yang diperlukan,

Gambar 3. Metodelogi

Data yang telah didapat dari pabrik kemudian diolah untuk menghitung nilai dari neraca massa
dan neraca panas dengan perhitungan :

Massa Masuk - Massa Keluar = Akumulasi

Dalam kondisi steady state akumulasi = 0, sehingga


Massa Masuk = Massa

Perhitungan neraca panas yang masuk akan menghasilkan proses dengan panas yang dibawa keluar,
dirumuskan dengan:

Q = M x Cp x ΔT

sehingga diperoleh efisiensi thermal yang dapat dirumuskan dengan:

PEMBAHASAN
Calciner merupakan alat bantu pemanasan yang digunakan semua produk rotary kiln
modern. Calciner menggunakan batubara sebagai bahan bakar yang kontak dengan udara
panas dari kiln (udara tersier) yang berasal dari grate cooler. Tujuan dari penggunaan Calciner
adalah mengurangi beban pembakaran dari rotary kiln.
Perhitungan data neraca massa dan neraca panas dilakukan untuk mengetahui kinerja
dari Calciner sehingga dapat dihitung Efisiensi Thermal. Data perhitungan selama 6 hari
Jupiter Vol.3 No.1 Januari 2022
Jurnal Pengetahuan & Ilmu Terapan E-IECN: 2003-0521

dimulai pada tanggal 26 Agustus 2021 hingga 31 Agustus 2021, dengan umpan masuk
Calciner berkisaran 270 – 360 ton/jam. Dan juga kebutuhan batubara masuk Calciner
berkisaran 11,8 – 21 ton/jam.

Berdasarkan perhitungan neraca massa dan neraca panas didapatkan :

Tabel 2. Neraca Massa Calsiner


Tanggal Input Output

26 Agt 2021 362.180,0 362.180,0


27 Agt 2021 433.579,16 433.579,16
28 Agt 2021 410.809,64 410.809,64
29 Agt 2021 442.091,36 442.091,36
30 Agt 2021 496.809,81 496.809,81
31 Agt 2021 502.985,13 502.985,13

Tabel 3. Neraca Panas Calsiner

Tanggal Input Output

26 Agt 2021 143577262,46 143577262,46


27 Agt 2021 174895935,82 174895935,82
28 Agt 2021 167492040,43 167492040,43
29 Agt 2021 176355816,01 176355816,01
30 Agt 2021 190150038,48 190150038,48
31 Agt 2021 193123150,98 193123150,98

Dari perhitungan neraca massa dan neraca panas selama 6 hari menghasilkan nilai efisiensi
yang dapat dilihat pada grafik gambar 4. berikut ini.

Efisiensi Thermal
70.00%
65.41%
65.00%
61.04%60.91%
60.00% 58.49%58.94%
57.09%
55.00%

50.00%
26 Agt 27 Agt 28 Agt 29 Agt 30 Agt 31 Agt
2021 2021 2021 2021 2021 2021

Gambar 4. Grafik Efisiensi Thermal Calsiner


Jupiter Vol.3 No.1 Januari 2022
Jurnal Pengetahuan & Ilmu Terapan E-IECN: 2003-0521

Hasil perhitungan nilai efisiensi thermal pada calciner pada gambar 4. Mengalami
perubahan kenaikan dan penurunan setiap harinya. Efisiensi tertinggi terdapat pada tanggal
26 Agustus 2021 yaitu sebesar 65,41 %, sedangkan efisiensi thermal terkecil pada tanggal 27
Agustus 2021 57,09%. Perhitungan rata – rata efisinsi thermal selama 6 hari yaitu
menghasilkan sebesar 50,57%. Kenaikan dan penurunan efisiensi thermal dapat disebabkan
oleh besarnya laju alir umpan, dimana semakin besar laju alir umpan maka akan semakin
besar efisiensi calciner. Selain laju alir umpan, efisiensi juga dipengaruhi oleh kondisi operasi
calciner seperti, derajat kalsinasi, dust lost, dan suhu operasi.

KESIMPULAN
Perhitungan rata – rata efisinsi thermal selama 6 hari yaitu menghasilkan sebesar
50,57%. Efisinsi tertinggi pada tanggal 26 Agustus 2021 yaitu sebesar 65,41%. Kenaikan
dan penurunan efisiensi thermal dapat disebabkan oleh besarnya laju alir umpan, dimana
semakin besar laju alir umpan maka akan semakin besar efisiensi calciner. Selain laju alir
umpan, efisiensi juga dipengaruhi oleh kondisi operasi calciner seperti, derajat kalsinasi,
dust lost, dan suhu operasi.
Pemeliharaan peralatan dan Untuk mendapatkan kinerja calciner yang baik, maka
perlu dilakukan perawatan atau turn around secara rutin pada alat calciner untuk menjaga
kinerja calciner.

DAFTAR PUSTAKA
FLSmidth. 1990. Buku Panduan PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Baturaja.
FLSmidth. 2003. Buku Panduan PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Baturaja.
Holderbank,K.E.2000.Cement Seminar Process TecnologyI.Holderbank Managenement &
Consulting.
Peray,K.E.1979.Cement Manufacturer’s Handbook. Chemical Publishing Co., Inc ,New York.
Keefe, B. P. and Shenk, R. E.. 2002. “Staged Combustion for Low - NOx Calciners”.
Jacksonville, Florida. IEEE-IAS/PCA Cement Industry Technical Conference.
Perry,R.H.2008.Perry’s Chemical Engineering Hand Book,6 th ed.Mc Graw Hill Inc , New
York.Tedings, APCAC XVII Technical Conference

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai