Ajeng Gandari Primalia-20180510441-B (Tugas 5)
Ajeng Gandari Primalia-20180510441-B (Tugas 5)
TUGAS 5
RESUME WEBINAR
PERNYATAAN PERS TAHUNAN MENTERI LUAR NEGERI 2021
Tahun 2020 merupakan tahun yang terbilang cukup berat bagi semua masyarakat di
seluruh Indonesia, bahkan juga untuk masyarakat belahan dunia lainnya. Memasuki tahun 2021,
pandemi COVID-19 ini memberikan pelajaran mengenai pentingnya kerjasama global untuk
memperkokoh infrastruktur, tata kelola kesehatan, ketahanan ekonomi dunia, serta
multilateralisme. Semua berusaha untuk sebisa mungkin untuk bekerja sama dalam
menghadapi pandemic ini dengan mengesampingkan rivalitas.
Agar dapat berkontribusi dalam perubahan dunia, diplomasi Indonesia dituntut untuk
antisipatif, adaptif, dan agile (tangkas). Prioritas diplomasi yang dilakukan selama pandemic
antara lain adalah memperkuat perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI), kemudian
mendukung upaya dalam mengelola dampak dari pandemi baik dari aspek kesehatan, sosial,
maupun ekonomi, terakhir yaitu berkontribusi dalam perdamaian dan stabilitas dunia untuk
perlindungan WNI.
Dalam rangka memperkuat perlindungan WNI, diketahui bahwa selama tahun 2020,
lebih dari 54.000 kasus WNI telah ditangani, dimana angka ini meningkat lebih dari 200% dari
tahun 2019. Selain itu, diplomasi Indonesia juga bergerak dalam mendukung ketahanan
nasional di bidang kesehatan. Terutama di tengah-tengah pandemi COVID-19.
Dalam upaya pengelolaan dampak sosial dan ekonomi semasa pandemi, Indonesia telah
berkontribusi dalam mendorong aktivitas ekonomi, mendukung pembukaan kembali
pariwisata Indonesia bagi wisatawan mancanegara, memperluas askes pasar dan integrasi
ekonomi kawasan, menarik dan mempromosikan investasi ke Indonesia, memperkuat pasar
tradisional dan non-tradisional, menangani diskriminasi kelapa sawit, serta memastikan
keberlangsungan layanan komunikasi serta penguatan teknologi digital.
Dalam satu tahun ini, Indonesia juga menginisasi resolusi PBB lainnya yaitu ekonomi
kreatif serta menjadikan tahun 2021 menjadi tahun International Economy Creative bagi
pembangunan berkelanjutan. Isu perempuan juga menjadi salah satu fokus utama dalam
diplomasi Indonesia, dimana Indonesia menjalin hubungan kerjasama dengan negara-negara
lain sebagai upaya memperkuat peran perempuan dalam mitigasi pandemi.
Saat ini, isu demokrasi, hak asasi manusia (HAM), serta lingkungan hidup diperkirakan
akan menjadi perhatian dunia. Kemajuan teknologi digital sangat berperan penting dalam
perkembangan isu-isu tersebut, Diplomasi Indonesia pada tahun 2021 sendiri akan berfokus
pada lima hal berikut.
Prioritas pertama, yaitu membangun kemandirian dan ketahanan kesehatan yang
berfokus kerjasama mengenai realisasi vaksin, membangun industri kesehatan nasional,
kemudian industri bahan baku obat, farmasi, dan alat kesehatan. Selain itu, diplomasi Indonesia
juga berupaya untuk mengembangkan teknologi dan SDM di bidang kesehatan sebagai
penguatan mekanisme untuk menghadapi pandemic.
Indonesia juga memperkuat kerjasama ekonomi digital dengan ASEAN melalui World
Conference On Creative Economy, yang bertujuan untuk mengembangkan start-up di negara-
negara ASEAN, kemudian memperkuat upaya dalam menghadapi hambatan perdagangan,
mendorong sustainability melalui kerjasama bilateral, regional, maupun multilateral, serta
mendorong kerjasama ekonomi dan pembangunan hijau. Terakhir, Indonesia juga berupaya
untuk memperkuat sektor UMKM paca pandemi guna mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan.
Prioritas keempat yakni berkontribusi untuk memajukan berbagai isu kawasan dan
dunia. Untuk isu peremepuan, Indonesia membentuk Woman, Peace, and Security Regional
Forum of Women Negotiators and Mediators sebagai forum untuk membahas peran perempuan
dalam upaya perdamaian dunia. Kemudian terkait isu Rohingya, Indonesia bersama ASEAN
mengupayakan penyelenggaraan Comprehensive Need Assessment untuk mendorong repatriasi
yang aman, sukarela, dan bermartabat bagi pengungsi Rohingya.
Selain itu, Indonesia juga memajukan isu-isu perdamaian di beberapa negara seperti
mengirimkan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina, kemudian mendorong proses
perdamaian di Afghanistan dengan memberikan melalui kerjasama bilateral. Kemudian
Indonesia juga akan melanjutkan komitmen untuk kemajuan dan perlindungan HAM, salah
satunya dengan menyelenggarakan Human Rights Plan of Action sebagai upaya peningkatan
HAM bagi seluruh masyarakat terutama perempuan dan anak-anak.
Prioritas terakhir dari diplomasi Indonesia di tahun 2021, antara lain dengan melakukan
diplomasi pekerja untuk menjaga kedaulatan dan integritas wilayah. Terdapat dua wilayah
kedaulatan yang menjadi fokus diplomasi Indonesia, yaitu perbatasan darat dan maritime.
Untuk perbatasan maritime, Indonesia melakukan proses perundingan dengan beberapa negara,
seperti Malaysia, Palau, Filipina, dan Vietnam. Perundingan tersebut membahas mengenai
batas-batas laut territorial dan juga Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Untuk batas darat,
Indonesia juga menyetujui beberapa bentuk kesepakatan dengan Malaysia dan juga Timor
Leste.
Dalam hal kedaulatan wilayah, Indonesia menekankan dua prinsip yakni akan terus
menolak klaim wilayah yang tidak memiliki dasar hukum resmi teramsuk dari UNCLOS tahun
1982. Tak hanya itu, Indonesia juga akan memperkuat upaya untuk menjaga integritas NKRI
dan juga menghormati kedaulatan wilayah negara lain.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa pandemic COVID-19 cukup dapat
mengubah prioritas diplomasi Indonesia. Pada tahun 2020, Indonesia banyak melakukan upaya
untuk meningkatkan ketahanan nasional terutama di bidang kesehatan. Indonesia juga
melakukan upaya pengelolaan dampak pandemic terhadap sosial dan juga ekonomi, terutama
untuk mendorong kembali aktivitas ekonomi.
Untuk diplomasi Indonesia pada tahun 2021 sendiri, Indonesia tak hanya berfokus pada
isu-isu kesehatan saja, namun Indonesia juga berupaya mengangkat isu demokrasi, ekonomi,
perlindungan warga negara, perdamaian dunia, peran perempuan, HAM, kemanusiaan,
lingkungan hidup, serta isu kedaulatan wilayah. Prioritas inilah yang akan menjadi fokus
diplomasi Indonesia pada tahun 2021.