Anda di halaman 1dari 6

Penulis Dian Maharani | EditorBestari Kumala Dewi JAKARTA, KOMPAS.

com – Salah satu kunci


utama keberhasilan dalam menyusui adalah rasa percaya diri dan niat ibu untuk bisa menyusui
bayinya. Kondisi seperti ini dapat meningkatkan produksi hormon prolaktin dan oksitosin, yaitu
hormon yang berfungsi untuk produksi dan pengeluaran ASI. Sayangnya, tak semua ibu memiliki
pikiran yang tenang atau selalu berpikir positif. Jika ibu stres dan berpikiran negatif, maka kerja
hormon oksitosin akan terhambat. Untuk mengatasinya, bisa dibantu dengan melakukan terapi
Hypno-breastfeeding. “Ibu habis melahirkan banyak yang stres. Banyak ibu-ibu pada dasarnya
enggak percaya diri. Misalnya, merasa payudaranya kecil jadi enggak ada ASI-nya,” ujar Terapis
Hypno-breastfeeding, Fonda Kuswandi dalam seminar New Mom, New You di Rumah Sakit Bunda,
Jakarta, Sabtu (12/9/2015). Masalah lainnya, sering kali ibu merasa produksi ASI sedikit ketika
melihat hasil ASI perah. Dengan Hypno-breastfeeding, pola pikir ibu akan dibuat lebih positif,
memiliki rasa percaya diri, dan ikhlas. Fonda menjelaskan, terapi ini merupakan upaya alami
menggunakan energi bawah sadar agar menghasilkan ASI yang mencukupi. Hypno berasal dari
kata Yunani yang berarti pikiran tenang dan breastfeeding adalah proses menyusui. Hypno-
breastfeeding menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan dan stres pada
ibu,sehingga bisa meningkatkan produksi ASI. Kemudian, dapat meningkatkan kepercayaan diri
untuk bisa menjadi seorang ibu yang baik dengan menyusui bayinya. Terapi dilakukan di dalam
ruangan yang tidak terang benderang, menggunakan alunan musik yang menenangkan, dengan
arahan suara dari terapis. “Anda adalah ibu yang sehat, dianugerahkan air susu. Yakinkan diri Anda
bahwa Anda mampu menyusui bayi Anda. Kedua payudara mampu menghasilkan ASI yang cukup,
baik kuantitas dan kualitas untuk memenuhi tumbuh kembang bayi Anda,” ucap Fonda saat
memberikan terapi. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email “Ketika
kita ikhlas, ASI malah banyak. Berapapun hasilnya, katakan Alhamdulillah. Supaya mindset
terbentuk. Ingat untuk bersyukur,” lanjut Fonda Terapi ini juga menggunakan pendulum atau bandul
yang bergantung pada tali atau rantai. Pendulum dipegang sejajar dengan mata, kemudian Fonda
akan memberikan arahan agar ibu tetap fokus. Pendulum dalam keadaan diam. Kemudian terapis
akan meminta para ibu untuk membayangkan pendulum tersebut bergerak ke kiri dan ke kanan
tanpa menggerakakkan tangan. “Pendulum akan bergerak sesuai niat kita, begitu juga saat
menyusui. Pendulum bisa dijadikan latihan untuk fokus,” terang Fonda yang berpraktek di Klinik Pro
V, Jakarta itu. Fungsi terapi ini juga untuk menghilangkan kecemasan dan ketakutan, sehingga ibu
dapat memfokuskan pikiran terhadap hal-hal yang positif. Dalam satu sesi, hypno-breastfeeding
dapat berlangsung selama 1 jam 30 menit. Fonda menyarankan terapi ini sebaiknya dilakukan
sebelum melahirkan untuk mencegah ibu stres saat menyusui. Fonda juga memberikan CD terapi,
agar ibu bisa melakukannya sendiri di rumah. Menurut Fonda, sejumlah ibu yang mengikuti terapi ini
sudah dapat menunjukkan perubahan setelah mengikuti satu hingga dua sesi terapi. Namun,
keberhasilan itu kembali lagi pada ibu sendiri. Ketika pikiran positif dan yakin bahwa ASI bisa keluar,
maka air susu akan diproduksi dan keluar dari payudara ibu. Pikiran yang positif, rileks, tidak
terbebani atau ikhlas dan penuh cinta kasih dapat merangsang kembali hormon prolaktin dan
oksitosin yang sangat berperan terhadap produksi dan pengeluaran ASI.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Hypno-Breastfeeding, Terapi untuk
Memperlancar ASI", Klik untuk
baca: https://health.kompas.com/read/2015/09/13/103109523/Mengenal.Hypno-
Breastfeeding.Terapi.untuk.Memperlancar.ASI.
Penulis : Dian Maharani
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Hypnobreastfeeding: Solusi Menyusui yang JituBeranda Layanan Informasi Lihat

ASI merupakan makanan tunggal bagi bayi di 6 bulan pertama usianya. Selayaknya proses persalinan,
proses menyusui adalah proses yang alami. Walaupun demikian, para ibu tetap harus mempersiapkan
diri dengan sebaik2nya secara menyeluruh (body, mind, and soul) untuk dapat menyusui bayinya
dengan nyaman.

Persiapan dari segi fisik (body) meliputi asupan makanan yang bergizi seimbang dan mempelajari
manajemen menyusui. Persiapan dari segi pikiran (mind) meliputi ketenangan pikiran, sehingga ibu
percaya diri bahwa dirinya mampu memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tumbuh
kembang bayi. Persiapan dari segi jiwa (soul) meliputi niat yang tulus ikhlas untuk memberikan yang
terbaik bagi bayi.

Tantangan yang paling sering dihadapi oleh ibu menyusui adalah bahwa ibu merasa produksinya tidak
mencukupi sehingga menghambat aktivitas menyusui. Hal ini biasanya disimpulkan jika bayi sering
menangis, bayi tidur tidak nyenyak, sering terbangun, dan bayi terlihat kurus. Padahal, ASI adalah
makanan terbaik bagi bayi hingga menginjak usia dua tahun.

Tidak dapat dipungkiri lagi, ketenangan pikiran dan keikhlasan ibu untuk menyusui bayinya merupakan
faktor pendukung yang tidak kalah pentingnya dengan persiapan fisik seperti makan dengan gizi
seimbang, minum yang cukup, pijat payudara, mempelajari manajemen menyusui yang benar.

Sebenarnya pada usia kehamilan 16 minggu, ASI sudah mulai diproduksi oleh hormon prolaktin di dalam
tubuh ibu, tetapi karena ada hormon estrogen yang bekerja secara dominan, maka kerja prolaktin
terhambat. Setelah proses persalinan (ketika bayi dan plasenta keluar dari tubuh ibu), hormon estrogen
menurun drastis, sehingga hormon prolaktin menjadi dominan dan ASI mulai keluar pada waktu 2-3 hari
setelah proses persalinan.

Selain hormon prolaktin, hormon yang tidak kalah pentingnya dalam proses menyusui adalah hormon
oksitosin. Jika hormon prolaktin berfungsi untuk memproduksi ASI, hormon oksitosin ini berfungsi untuk
mengalirkan ASI sehingga dapat dikonsumsi oleh bayi melalui hisapan bayi.

Kerja kedua hormon tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi psikologis ibu. Semakin ibu tenang dan
percaya diri, apalagi jika didukung oleh pengetahuan ibu tentang manajemen menyusui, maka proses
menyusui bisa dilalui dengan lebih mudah. Jika ibu khawatir, tidak percaya diri, banyak pikiran, maka
proses menyusui bisa terhambat.

Salah satu yang bisa dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam menyusui adalah dengan teknik
hypno-breastfeeding. Hypno-breastfeeding berasal dari 2 kata, yaitu hypnos dan breastfeeding. Hypnos
berasal dari kata Yunani yang berarti tidur / pikiran tenang. Breastfeeding adalah proses menyusui. Jadi
pengertian hypno-breastfeeding adalah upaya alami menggunakan energi bawah sadar agar proses
menyusui berjalan dengan nyaman lancar, serta ibu dapat menghasilkan asi yang mencukupi untuk
kebutuhan tumbuh-kembang bayi. Caranya adalah dengan memasukkan kalimat-kalimat afirmasi positif
yang membantu proses menyusui disaat si ibu dalam keadaan sangat rileks atau sangat berkonsentrasi
pada suatu hal (keadaan hipnosis).

Manfaat dari Hypnobreastfeeding yang utama tentunya adalah meningkatkan produksi dan aliran ASI,
namun ada lagi manfaat lainnya seperti meningkatkan ketenangan ayah dan ibu sehingga tercipta
keluarga yang senantiasa harmonis dan menciptakan lingkungan yang positif bagi bayi.

Adapun cara kerja hypno-breastfeeding adalah :

Mengurangi kecemasan dan stress pada ibu sehingga dapat meningkatkan produksi ASI

Menghilangkan kecemasan dan ketakutan sehingga ibu dapat memfokuskan pikiran kepada hal-hal yang
positif

Meningkatkan kepercayaan diri ibu, sehingga membuat ibu merasa lebih baik dan percaya diri dalam
perannya sebagai seorang “new mum”

Contoh afirmasi positif untuk ibu menyusui :

Saya semakin tenang dan relaks

Seluruh sel, organ, dan hormonal bekerja secara seimbang

Produksi ASI optimal untuk kebutuhan bayi

Aliran ASI lancar

Bayi tumbuh dan berkembang secara sehat dan cerdas, baik jasmani maupun rohani
Teknik hypno-breastfeeding ini sangat membantu saya sehingga sampai sekarang (anak saya usia 19
bulan) saya masih tetap dapat menyusui anak saya. Berawal dari masa kehamilan, saya tidak mencari
informasi apapun tentang menyusui. Pada hari H operasi Caesar, bidan yang mempersiapkan saya
sebelum operasi melihat puting saya (yang ternyata datar), lalu berkomentar “Ibu, ini pasti nanti akan
setengah mati menyusuinya, karena putingnya datar”. Saya yang tidak memiliki informasi apapun
perihal ASI dan menyusui, langsung shock saat mendengar perkataan bidan tersebut. Alhasil, apa yang
dikatakan oleh bidan tersebut benar-benar menjadi kenyataan, saya setengah mati waktu menyusui bayi
saya. Dan efeknya, berat badan anak saya mandeg, hanya naik sekitar 200 gr per bulannya.

Saya konsultasi ke beberapa tempat, sampai seorang dokter anak yang juga merupakan pakar laktasi di
Indonesia ini berkata bahwa hormon yang berperan dalam proses menyusui ada 2, yaitu prolaktin
(untuk produksi ASI) dan oksitosin (untuk mengalirkan ASI). Kalau masalahnya hanya di prolaktin, beliau
bisa membantu, dengan cara memperbaiki pelekatan dan posisi menyusui. Tapi kalau masalahnya di
oksitosin, beliau mengaku tidak bisa membantu. Saat itu saya tersadar, waktu hamil dulu, saya belajar
bahwa hormon oksitosin akan bekerja optimal jika kita dalam kondisi relaks. Dan saya bisa hipnoterapi,
jadi saya yakin bahwa hipnoterapi bisa membantu saya dalam proses menyusui. Ternyata benar, setelah
saya rutin berlatih setiap hari, ASI saya semakin bertambah sehingga akhirnya bisa memenuhi
kebutuhan anak saya untuk tumbuh kembang secara optimal, dan berat badannya pun bertambah
sekitar 600 gr per bulan.

Terdapat pada kategori Informasi pada 21 Mar 2011

Anda mungkin juga menyukai