Teobil Kel 4
Teobil Kel 4
PERSAMAAN DIOPHANTINE
DOSEN PENGAJAR
Dr. Walter Punding, M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok IV
1. Rangga Prawira Gabdin 223020206020
2. Jeniawan Fathur Rozaq 223020206021
3. Meilan Sharon 223020206024
4. Aurelista Fuji Ardana 223020206038
5. Millo 223030206048
6. Rindy Tri Wahyuni 203030206059
7. Nopita 203030206067
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan kasih karunia-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Persamaan Diophantine” dengan tepat waktu. Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Teori Bilangan di Universitas
Palangkaraya Prodi Pendidikan Matematika. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang persamaan Diophantine.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Walter Punding,
M.Pd selaku dosen mata kuliahTeori Bilangan. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis memohon maaf
apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persamaan Diophantine adalah persamaan yang menjumlahkan dua atau lebih
monomial yang berderajat nol atau satu. Kata “Diophantine” berasal dari serorang
matematikawan Hellenistik (pada abad ketiga) yaitu Diophantus dari Alexandria yang
membuat sebuah persamaan. Dia menjadi matematikawan pertama yang
memperkenalkan symbol aljabar dan Diophantus berinisiatif memeberikan nama
“Analisis Diophantine”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu persamaan Diophantine linear?
2. Cara apa saja yang digunakan dalam persamaan Diophantine?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui persamaan Diophantine.
2. Untuk menegetahui langkah-langkah penyelesaian persamaan Diophantine.
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendahuluan
Persamaan Diophantine terdiri dari persamaan Diophantine Linear dan persamaan
Diophantine Non-Linear. Persamaan ini pertama kali ditulis oleh Diophantus (250 M) di dalam
bukunya yang berjudul Arithmetica, dan buku ini dikenal sebagai buku Aljabar yang pertama
kali.
Persoalan persamaan Diophantine linear berkaitan dengan mencari penyelesaian bulat dari
persamaaan-persamaan linear dengan dua atau lebih variabel. Perhatikan peragaan berikut :
1. Di suatu tempat parkir terdapat sejumlah sepeda roda dua dan sejumlah becak roda tiga.
Jika roda sepeda dan roda becak sama dengan 50, maka berapa banyaknya sepeda dan
banyaknya becak di tempat parkir itu?
Untuk menjawab persoalan di atas jelas nukan merupakan hal yang sulit karena
permasalahannya dapat diwujudkan dalam bentuk persamaan linear dua variabel.
Jika: x= banyaknya sepeda
y= banyaknya becak
maka dapat ditentukan bahwa:
2x+3y=50
Merupakan persamaan yang menyatakan jumlah roda sepeda dan jumlah roda becak.
Persamaan linear ini mempunyai 9 penyelesaian (x,y), yaitu: (1,16), (4,14), (7,12), (13,8),
(16,6), (19,4), (22,2), dan (25,0), masing-masing diperoleh dengan jalan mencoba-coba.
Dalam mencoba-coba tentunya boleh saja digunakan cara yang menarik dengan tabel
yang secara sistmatis dicari nilai-nilai pada kolom terakhir yang menghasilkan 50. Urutan
mencoba dapat dirancang dengan sebaik-baiknya sehingga secara bertahap berbagai
kemungkinan tidak ada yang terlewati.
3
Jika tabel diatas diteruskan, maka akan secara sistematis dapat diketemukan
penyelesaiannya, meskipun tabelnya akan menjadi semakin panjang. Proses mencari
penyelesaian bulat persamaan linear 2x+3y=50 memerlukan cukup waktu, apalagi jika
variabelnya lebih dari dua.
Bukti:
d | a => d | ax
mempunyai penyelesaian.
𝑏 𝑎
= (𝑎𝑥0 + 𝑎 (𝑑) 𝑛 + (b 𝑦0 − b ( 𝑑 )n)
𝑏 𝑎
= (𝑎𝑥0 + 𝑏 𝑦0+ 𝑎 ( ) 𝑛 − b ( )n)
𝑑 𝑑
= 𝑎𝑥0 + 𝑏 𝑦0
ax + by = c.
Misalkan x, y ∈ Z dan ax + by = c.
𝑎 𝑎
{𝑦 = 𝑦0 − (𝑑) 𝑛 dan 𝑎(𝑥 − 𝑥0 ) = 𝑏(𝑦0 − 𝑦)} => 𝑎(𝑥 − 𝑥0 ) = 𝑏 (𝑑) 𝑛
𝑏
𝑥 − 𝑥0 = (𝑑) 𝑛
𝑏
𝑥 = 𝑥0 + (𝑑) 𝑛
Contoh:
(4)(-1)+(5)(1)=1
10{(4)(-1)+(5)(1)} = 10.1
Jadi: 𝑥0 = 10 dan 𝑦0 = 10
Cara lain yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan Diophantine linear
adalah cara reduksi dan cara kongruensi.
1. Cara Reduksi.
Cara reduksi dalam menyelesaikan persamaan Diophantine linear adalah
mereduksi koefisien (bukan mereduksi variabel) melalui pembagian berulang
(serupa dengan algoritma pembagian), sehingga diperoleh tanpa pecahan.
Selanjutnya dengan bekerja mundur, nilai-nilai penyelesaian akan diperoleh, dan
variabel lain yang digunakan dan tidak tercantum dalam persamaan semula, antara
lain r, s, t, dan u meskipun tanpa keterangan, semuanya diambil bernilai bulat.
Contoh:
1. Selesaikan: 4x+5y= 10 dengan menggunakan cara reduksi.
Jawab:
4x+5y=10 ⇒ 4x = 10-5y
6
2−𝑦
x = (2-y) +
4
2−𝑦
Ambil t = atau (2 - y) = 4t atau y = 2 - 4t, sehingga dari y = 2 - 4t
4
2−𝑦
Diperoleh: x =(2-y) + 4
= (2-y) + t
=2-(2-4)+ t
= 5t
= 5t + 0
2. Cara Kongruensi.
Penyelesaian persamaan linear dengan menggunakan cara kongruensi
melibatkan penyelesaian kongruensi linear dan/atau sistem kongruensi linear.
Meskipun hasil yang diperoleh mungkin mempunyai bentuk yang berbeda denga
hasil yang diperoleh dengan menggunakan cara yang lain, sebenarnya hasil itu
adalah sama. Untuk lebih memantapkan bahwa hasil yang diperoleh benar, maka
ada baiknya dilakukan pengecekan ulang dengan nilai-nilai yang relatif kecil.
1. Selesaikan persamaan-persamaan Diophantine linear 2x+5y=11
Jawab:
2x+5y=11 => 5y=11-2x ⇒ 5y ≡ 11(mod 2) => y ≡ 1 (mod 2)
y ≡1 (mod 2) ⇒ y =1+2t
⇒x=3-5t
x=-3u-21+6
Penyelesaian persamaan adalah:
𝑥 = 3𝑢 − 𝑡 + 2, 𝑦 = −7𝑢 + 1 − 3, 𝑧 = 𝑡
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persamaan Diophantine terdiri dari persamaan Diophantine Linear dan persamaan
Diophantine Non-Linear. Persamaan ini pertama kali ditulis oleh Diophantus (250 M) di dalam
bukunya yang berjudul Arithmetica, dan buku ini dikenal sebagai buku Aljabar yang pertama
kali. Persamaan Diophantine linear yang paling sederhana adalah memuat dua variabel, pada
umumnya dinyatakan dengan 𝑎𝑥 = 𝑏𝑦 = 𝑐, dengan 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝛧. Ada 3 kemungkinan solusi
persamaan diophantine, yaitu:
1. Tidak ada
2. Hanya ada satu
3. penyelesaian Lebih dari satu penyelesaian
Untuk lebih menyederhanakan persamaan Diophantine, dapat kita manfaatkan algoritma
Eucliedean. Juga cara lain yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan
Diophantine linear adalah cara reduksi dan cara kongruensi.
8
DAFTAR PUSTAKA