Analisis Kompleks Bab 3
Analisis Kompleks Bab 3
Fungsi Elementer
A. Kompetensi Dasar
Mengenal dan memahami fungsi elementer dari C ke C dan sifat-sifatnya serta mampu
menyelesaikan masalah yang melibatkan fungsi elementer.
C. Uraian Materi
Dalam bab ini kita akan menggeneralisasi beberapa fungsi dalam domain riil ke domain
kompleks antara lain fungsi eksponensial, fungsi trigonometri, dan fungsi logaritma.
45
Analisis Kompleks 46
Definisi 3.1.1. Fungsi eksponensial didefinisikan untuk semua bilangan kompleks z sebagai
∑ zn ∞
z2 z3
ez = 1 + z + + + ··· = (3.1.1)
2! 3! n!
n=0
Jika pada (3.1.1) diambil z bilangan riil, yakni z = x + i0, maka diperoleh perluasan dari
ex . Jadi, (3.1.1) merupakan perluasan fungsi eksponensial riil. Jika diambil z = iy, maka (3.1.1)
menghasilkan persamaan Euler seperti telah diuraikan dalam Bab 2.
Dari Definisi 3.1.1 dapat diturunkan sifat-sifat fungsi eksponensial sebagai berikut:
1. e0 = 1.
5. ez ̸= 0 untuk setiap z ∈ C.
Teorema 3.1.1.
(i). Syarat perlu dan cukup agar ez = 1 adalah z = 2kπi dengan k bilangan bulat.
(ii). Syarat perlu dan cukup agar ez1 = ez2 adalah z1 = z2 + 2kπi dengan k bilangan bulat.
Bukti.
|ez | = |ex+iy | = ex = 1
cos y = 1, sin y = 0.
Sistem persamaan ini dipenuhi hanya oleh y = 2kπ untuk suatu bilangan bulat k. Jadi
z = 2kπi.
Dengan menggunakan bagian (i), persamaan terakhir ini berlaku jika z1 −z2 = 2kπi dengan
k bilangan bulat.
Satu konsekuensi penting dari Teorema 3.1.1 adalah bahwa ez periodik. Suatu fungsi f
dikatakan periodik dalam domain D jika terdapat konstanta taknol λ sedemikian sehingga per-
samaan f (z + λ) = f (z) berlaku untuk setiap z dalam D. Konstanta λ dengan sifat ini disebut
periode dari f . Karena untuk setiap z berlaku ez+2πi = ez , berarti ez periodik dengan periode
kompleks 2πi.
Teorema 3.1.2. Fungsi eksponensial ez periodik dalam C dengan periode 2πi. Setiap periode
w ∈ C dari ez mempunyai bentuk w = 2πki dengan k ∈ Z \ {0}.
dengan k ∈ Z. Biasanya diambil arg w = y dengan pembatasan −π < y ≤ π. Ini berarti bahwa
z terletak pada lajur horisontal
Lajur R0 ini disebut lajur periode fundamental dari fungsi eksponensial. Setiap himpunan
berbentuk
Rk = {z ∈ C : −∞ < x < ∞, (2k − 1)π < y ≤ (2k + 1)π}
dapat diturunkan
e−iy = cos y − i sin y.
Dengan dasar formula ini kita dapat mendefinisikan fungsi trigonometri kompleks sebagai berikut.
Definisi 3.2.1. Diberikan bilangan kompleks z, fungsi sin dan cos didefinisikan sebagai berikut:
Karena eiz dan e−iz fungsi utuh, berarti sin z dan cos z juga fungsi utuh dan
( )
d d eiz − e−iz 1
sin z = = (ieiz − (−i)e−iz ) = cos z.
dz dz 2i 2i
Beberapa identitas trigonometri dalam bilangan riil yang juga valid untuk bilangan kompleks
disajikan berikut ini.
3. sin2 z + cos2 z = 1
Perhatikan bahwa identitas (1) menunjukkan bahwa sin z dan cos z keduanya periodik dengan
periode 2π.
Contoh 3.2.1. Buktikan bahwa sin z = 0 jika dan hanya jika z = kπ dengan k bilangan bulat.
eiz − e−iz
=0
2i
atau
eiz = e−iz .
iz = −iz + 2kπ i
π
cos z = 0 jika dan hanya jika z = + kπ,
2
sin z cos z
tan z = , cot z =
cos z sin z
1 1
sec z = , csc z =
cos z sin z
Perhatikan bahwa fungsi cot z dan csc z analitik kecuali pada titik-titik pembuat nol dari sin z,
yakni titik-titik z = kπ; sedangkan fungsi tan z dan sec z analitik kecuali pada titik-titik pem-
buat nol dari cos z, yakni titik-titik z = π/2 + kπ.
Aturan-aturan turunan yang biasa juga valid untuk fungsi-fungsi ini.
d d
tan z = sec2 z, sec z = sec z tan z
dz dz
d d
cot z = − csc2 z, csc z = − csc z cot z
dz dz
Meskipun banyak kesesuaian antara fungsi trigonometri riil dan kompleks, namun kehati-
hatian harus tetap dijaga. Nilai sin(z) dan cos(z) tidak selalu bilangan riil dan tidak selalu
terletak di antara −1 dan 1. Misalnya, kita telah pelajari fungsi kosinus terbatas oleh 1, yakni
tetapi −y
e + ey
| cos (iy)| = = | cosh y|
2
tak terbatas dan tidak pernah kurang dari 1.
Definisi 3.3.1. Untuk setiap bilangan kompleks z, fungsi sinh dan cosh didefinisikan sebagai
berikut:
ez − e−z ez + e−z
sinh z = , cosh z = .
2 2
Fungsi trigonometri hiperbolik jelas berkaitan dengan fungsi trigonometri dan ini diru-
muskan dalam relasi berikut
Persamaan sin x sinh y = 0 memberikan x = kπ, k bilangan bulat atau y = 0. Dengan meng-
gunakan y = 0 dalam persamaan cos x cosh y = cosh 2 didapat cos x = cosh 2 > 1. Hal ini
tidak mungkin. Jadi, x = kπ, k bilangan bulat. Karena cosh y ≥ 1 untuk semua nilai y, suku
cos x dalam cos x cosh y = cosh 2 haruslah positif sehingga nilai k yang ganjil tidak diperlukan.
Akibatnya, x = 2kπ, k bilangan bulat.
Berikutnya, kita selesaikan persamaan cos 2kπ cosh y = cosh y = cosh 2. Dengan meng-
gunakan fakta cosh y adalah fungsi genap, diperoleh y = ±2. Jadi, solusi dari persamaan
cos z = cosh 2 adalah z = 2kπ ± 2i, k bilangan bulat. ♣♣♣
w = ln z ⇔ z = ew . (3.4.1)
Karena ew tidak pernah nol berarti z ̸= 0. Untuk mendapatkan formula bagi ln z, kita tuliskan
z dalam bentuk polar z = reiθ dan tuliskan w dalam bentuk w = u + iv. Maka persamaan
z = ew menjadi
reiθ = eu+iv = eu eiv . (3.4.2)
Dengan menyamakan modulus dari kedua ruas dari (3.4.2) didapat r = eu atau
u = ln r.
Dari eiθ = eiv kita turunkan bahwa v adalah sudut polar (bernilai banyak) θ = arg z:
v = arg z = θ.
ln z = ln |z| + i arg z
Banyaknya nilai ln z mencerminkan fakta bahwa bagian imajiner dari logaritma adalah
sudut polar θ dan bagian riil bernilai tunggal. Misalnya,
ln 3 = ln 3 + i arg 3 = ln 3 + i2kπ
ln (1 + i) = ln |1 + i| + i arg (1 + i)
1 (π )
= ln 2 + i + 2kπ
2 4
eln z = z,
tetapi
ln ez = z + 2kπi, k = 0, ±1, ±2, . . . .
ln (z1 z2 ) = ln z1 + ln z2 (3.4.4)
( )
z1
ln = ln z1 − ln z2 . (3.4.5)
z2
( )
ln z11 = − ln (z1 ) (3.4.6)
Persamaan (3.4.4) mempunyai arti bahwa sembarang nilai ln (z1 z2 ) dapat dinyatakan sebagai
jumlah dari suatu nilai ln z1 dan suatu nilai ln z2 . Sebaliknya, sembarang nilai ln z1 ditambah
sembarang nilai ln z2 adalah nilai ln (z1 z2 ). Jika nilai tertentu diberikan kepada sembarang dua
suku, maka dapat ditemukan nilai untuk suku ketiga sehingga persamaan terpenuhi. Misalnya,
jika diambil z1 = z2 = −1 dan ln (z1 z2 ) = ln 1 = 0, maka (3.4.4) dipenuhi oleh ln z1 = πi dan
ln z2 = −πi tetapi tidak dipenuhi oleh ln z1 = ln z2 = πi. Sifat lain yang dimiliki logaritma
kompleks adalah
z n = en ln z .
Sebagai ilustrasi, ambil z = i dan n = 2. Nilai dari ln i2 adalah bilangan (2k + 1)πi, k =
0, ±1, ±2, . . . sedangkan nilai 2 ln i diberikan oleh (4k + 1)πi, k = 0, ±1, ±2, . . .. Jelas bahwa
kedua nilai logaritma ini tidak sama.
Pandang kembali fungsi exp : R0 → C \ {0}. Karena fungsi ini satu-satu dan onto, fungsi
ini mempunyai fungsi invers seperti dinyatakan dalam definisi berikut.
Jadi,
Ln(w) = ln |w| + iArg(w). (3.4.7)
Persamaan (3.4.7) memberikan nilai utama dari logaritma. Jadi, nilai utama logaritma diperoleh
dengan mengambil nilai utama dari arg z, yaitu nilai-nilai arg z yang terletak dalam interval
(−π, π].
Jadi, cabang utama Ln z yaitu interval (−π, π] adalah salah satu cabang dari logaritma.
Cabang utama ini diskontinu pada sumbu riil negatif; sumbu ini disebut irisan cabang untuk Ln.
Namun, pada semua titik yang tidak terletak pada sumbu rill nonpositif, Ln z kontinu seperti
dirumuskan dalam teorema berikut.
Teorema 3.4.1. Fungsi Ln z analitik dalam domain D yang terdiri atas semua titik dalam
bidang kompleks kecuali titik-titik yang terletak pada sumbu riil nonpositif. Juga,
d 1
Ln z = , z ∈ D.
dz z
Contoh 3.4.1. Pandang fungsi logaritma dalam cakram {w : |w + 2| < 1}, cakram buka dengan
jari-jari 1 dan pusat di titik w = −2. Perhatikan bahwa cakram ini melintasi irisan pada bidang
w sepanjang sumbu riil negatif. Dalam hal ini, kita bisa membatasi argumen agar memenuhi
0 ≤ argw < 2π misalnya. Fungsi logaritma yang didefinisikan dengan cara ini kontinu pada
cakram {w : |w + 2| < 1}. ♣♣♣
Contoh 3.4.2. Tentukan domain keanalitikan untuk fungsi f (z) = Ln (3z − i) dan hitung f ′ (z).
Solusi. Karena f merupakan komposisi Ln dengan fungsi g(z) = 3z − i, aturan rantai meny-
atakan bahwa f terdiferensialkan pada setiap titik z yang membuat 3z −i terletak dalam domain
D seperti pada Teorema 3.2.1. Titik-titik ini terletak pada sinar datar x ≤ 0, y = 1
3 (lihat Gam-
bar 3.2.1). Dalam domain D ini,
d 1 d 3
f ′ (z) = Ln (3z − i) = (3z − i) = .
dz 3z − i dz 3z − i
♣♣♣
Tentu saja kita dapat memilih cabang lain (selain cabang utama) jika cabang utama di-
rasakan kurang seusai dengan persoalan yang dihadapi. Jadi,
menyatakan fungsi bernilai tunggal yang bagian imajinernya terletak dalam interval (τ, τ + 2π].
Fungsi ini analitik dalam bidang kompleks dengan mengecualikan sinar θ = τ dan titik asal; dan
dalam domain ini
d 1
Lτ (z) = .
dz z
Tentu saja tidak ada cabang ln z yang analitik di titik asal yang dikenal sebagai titik cabang
untuk ln z.
Meskipun sifat-sifat fungsi logaritma bilangan riil berlaku untuk fungsi logaritma kompleks
bernilai banyak, namun sifat ini tidak selalu valid untuk fungsi logaritma utama.
Contoh 3.4.3. Tunjukkan bahwa Ln(z1 z2 ) = Ln(z1 ) + Ln(z2 ) tidak selalu valid.
√ √
Solusi. Ambil z1 = − 3 + i dan z2 = −1 + i 3. Maka
Ln(z1 z2 ) = Ln(−4i)
( )
= ln 4 + i − π2
tetapi
Ln(z1 ) + Ln(z2 ) = ln 2 + i 5π 2π
6 + ln 2 + i 3
= ln 4 + i 3π
2 .
z n = (eln z )n = en ln z
z α = eα ln z .
Jadi, (−2)i mempunyai tak hingga banyaknya nilai-nilai yang berbeda. ♣♣♣
Dengan menggunakan (3.4.3), z α dapat dituliskan sebagai
z α = eα(ln |z|+i Arg z+2kπi) = eα(ln |z|+i Arg z) eα2kπi , k = 0, ±1, ±2, . . . (3.5.1)
Nilai-nilai dari z α yang diperoleh dengan mengambil k = k1 dan k = k2 (̸= k1 ) dalam (3.5.1)
akan sama bila
eα2k1 πi = eα2k2 πi .
dengan m bilangan bulat. Dari sini kita peroleh α = m/(k1 − k2 ). Ini berarti rumus (3.5.1)
memberikan beberapa nilai z α yang identik hanya bila α bilangan rasional. Akibatnya, jika α
bukan bilangan rasional, maka kita peroleh tak hingga banyaknya nilai-nilai yang berbeda dari
z α , satu untuk setiap pilihan nilai k. Di lain pihak, jika α = m/n dengan m dan n keduanya
bilangan bulat positif yang tidak mempunyai faktor persekutuan, maka terdapat tepat n nilai
berbeda dari z m/n yang diberikan oleh
(m ) ( m )
z m/n = exp ln |z| exp i (Arg z + 2kπ) , k = 0, 1, . . . , n − 1.
n n
Uraian di atas dapat disarikan sebagai berikut:
Dari Definisi 3.5.1 jelas bahwa setiap cabang dari ln z menghasilkan suatu cabang bagi z α .
Misalnya, dengan menggunakan cabang utama dari ln z diperoleh cabang utama untuk z α , yaitu
eαLn z . Karena ez fungsi utuh dan Ln z analitik dalam domain D = C\(−∞, 0], aturan rantai
berakibat bahwa cabang utama dari z α juga analitik dalam D. Juga, untuk z ∈ D, berlaku
d α Ln z d α
(e ) = eα Ln z (α Ln z) = eα Ln z .
dz dz z
Tentu saja kita dapat memilih cabang lain untuk z α dengan menggunakan cabang lain untuk
ln z. Karena ln z mempunyai turunan 1/z, rumus
d α 1
(z ) = α z α
dz z
valid untuk setiap cabang dari z α yang bersesuaian (asalkan cabang yang sama digunakan pada
kedua ruas).
Kita telah mempelajari bahwa eksponensial dinyatakan dalam suku-suku fungsi trigonometri,
fungsi trigonometri dinyatakan sebagai eksponensial, dan logaritma didefinisikan sebagai invers
eksponensial. Sekarang kita akan menunjukkan bahwa arcsin adalah logaritma.
Contoh 3.5.2. Fungsi invers sinus w = sin−1 z didefinisikan oleh persamaan z = sin w. Tun-
jukkan bahwa sin−1 z adalah fungsi bernilai banyak yang diberikan oleh
( )
sin−1 z = −i ln iz + (1 − z 2 )1/2 . (3.5.2)
e2iw − 2izeiw − 1 = 0.
eiw = iz + (1 − z 2 )1/2
yang mempunyai dua nilai. Formula (3.5.2) diperoleh dari persamaan ini dengan mengambil
logaritmanya. ♣♣♣
Cabang dari fungsi bernilai banyak sin−1 z dapat diperoleh dengan terlebih dahulu memilih
cabang untuk akar pangkat dua, lalu memilih cabang yang sesuai untuk logaritma. Dengan
menggunakan aturan rantai dan formula (3.5.2) dapat ditunjukkan bahwa setiap cabang dari
sin−1 z memenuhi
d 1
(sin−1 z) = , z ̸= ±1
dz (1 − z 2 )1/2
dengan cabang untuk akar pangkat dua di ruas kanan harus sama dengan cabang yang digunakan
untuk sin−1 z.
Dengan teknik yang sama seperti pada Contoh 3.3.2, diperoleh formula untuk fungsi invers
kosinus dan invers tangen sebagai berikut:
( )
cos−1 z = −i ln z + (z 2 − 1)1/2
i i+z i 1 − iz
tan−1 z = ln = ln , z ̸= ±i
2 i−z 2 1 + iz
d −1
(cos−1 z) = , z ̸= ±1
dz (1 − z 2 )1/2
d 1
(tan−1 z) = , z ̸= ±i
dz 1 + z2
Teknik pada Contoh 3.5.2 juga dapat diterapkan untuk fungsi invers trigonometri hiperbolik.
Hasilnya adalah sebagai berikut:
( )
sinh−1 z = ln z + (z 2 + 1)1/2
( )
cosh−1 z = ln z + (z 2 − 1)1/2
1 1+z
tanh−1 z = ln , z ̸= ±1
2 1−z
d 1
(sinh−1 z) = 2
dz (z + 1)1/2
d 1
(cosh−1 z) = 2 , z ̸= ±1
dz (z − 1)1/2
d 1
(tanh−1 z) = , z ̸= ±1
dz 1 − z2
tanh−1 (1 + 2i) = 1
2 ln 1+1+2i
1−1−2i = 1
2ln (−1 + i)
1
(3 )
= 4 ln 2 + i 8 +k π
D. Rangkuman
yang memenuhi
(a). e0 = 1.
ez
(b). Untuk semua bilangan kompleks z dan w, ez ew = ez+w dan ew = ez−w .
(d). Untuk semua bilangan kompleks z, ez e−z = 1.
(e). ez ̸= 0.
dan
d d
sin z = cos z, cos z = − sin z.
dz dz
sin z cos z
tan z = , cot z =
cos z sin z
1 1
sec z = , csc z =
cos z sin z
d d
tan z = sec2 z, sec z = sec z tan z
dz dz
d d
cot z = − csc2 z, csc z = − csc z cot z
dz dz
4. Identitas trigonometri dalam bilangan riil juga berlaku untuk bilangan kompleks diantaranya:
ez − e−z ez + e−z
sinh z = , cosh z = .
2 2
dan
d d
sinh z = cosh z, cosh z = sinh z.
dz dz
sinh z cosh z
tanh z = , coth z=
cosh z sinh z
1 1
sech z = , csch z =
cosh z sinh z
6. Fungsi trigonometri hiperbolik dan fungsi trigonometri dihubungkan oleh relasi berikut
7. Identitas hiperbolik pada kasus riil juga valid pada kasus kompleks. Misalnya,
ln z = ln |z| + i arg z
9. Fungsi logaritma merupakan fungsi bernilai banyak. Dengan memilih cabang bagi arg z
dapat diperoleh logaritma yang bernilai tunggal. Nilai utama dari logaritma didapat
dari nilai utama dari arg z. Fungsi logaritma dengan cabang utama dinotasikan dengan
Ln z dan diberikan oleh Ln z = ln |z| + i Arg z.
ln (z1 z2 ) = ln z1 + ln z2
( )
z1
ln = ln z1 − ln z2
z2
( )
ln z11 = − ln z1 .
Namun, ln(z n ) ̸= n ln z, n = 0, 1, 2, . . . .
12. Fungsi Ln z analitik dalam domain D yang terdiri atas semua titik dalam bidang kompleks
kecuali titik-titik yang terletak pada sumbu riil nonpositif serta
d 1
Ln z = , z ∈ D.
dz z
Fungsi z α bernilai tunggal bila α bilangan bulat, mempunyai berhingga banyaknya nilai
bila α bilangan rasional, dan mempunyai tak hingga banyaknya nilai untuk α yang lain.
14. Setiap cabang yang dipilih untuk ln z memberikan suatu cabang untuk z α . Karena ez
fungsi utuh dan Ln z analitik dalam domain D = C\(−∞, 0], untuk z ∈ D berlaku
d α Ln z α
(e ) = eα Ln z .
dz z
( )
sin−1 z = −i ln iz + (1 − z 2 )1/2
( )
cos−1 z = −i ln z + (z 2 − 1)1/2
i i+z i 1 − iz
tan−1 z = ln = ln , z ̸= ±i
2 i−z 2 1 + iz
d 1
(sin−1 z) = , z ̸= ±1
dz (1 − z 2 )1/2
d −1
(cos−1 z) = , z ̸= ±1
dz (1 − z 2 )1/2
d 1
(tan−1 z) = , z ̸= ±i
dz 1 + z2
( )
sinh−1 z = ln z + (z 2 + 1)1/2
( )
cosh−1 z = ln z + (z 2 − 1)1/2
1 1+z
tanh−1 z = ln , z ̸= ±1
2 1−z
d 1
(sinh−1 z) = 2
dz (z + 1)1/2
d 1
(cosh−1 z) = 2 , z ̸= ±1
dz (z − 1)1/2
d 1
(tanh−1 z) = , z ̸= ±1
dz 1 − z2
E. Daftar Pustaka
Brown, J. W. dan Churchill, R. V. 1996. Complex Variables and Applications, Sixth Edition.
New York: McGraw-Hill, Inc.
Spiegel, M. R. 1990. Complex Variables. New York: McGraw-Hill.
Krantz, S. G. 2008. Complex Variables: A physical approach with applications and MATLABr .
Boca Raton: Chapman & Hall/CRC.
F. Latihan
1. Tunjukkan bahwa
(a). −π/3
(b). −4 + 5i
(c). 1
2 − i π4
4. Tunjukkan bahwa exp(iz) = exp(iz̄) jika dan hanya jika z = nπ, n bilangan bulat.
5. Tentukan df /dz untuk fungsi berikut dan nyatakan dimana turunan tersebut terdefinisi.
9. Buktikan bahwa
11. Pilih cabang logaritma yang sesuai, tentukan dw/dz dan nyatakan dimana formula turunan
valid.
(a). w = lnα (z 2 − z + 2)
(b). w = lnα (iz)
(c). w = lnα (4 + i − z).
12. Tentukan cabang dari ln(2z −1) yang analitik pada semua titik di bidang kecuali titik-titik
pada sinar yang diberikan oleh {x + iy|x ≤ 21 , y = 0}.
(a). (1 − i)4i
(b). i2i
(c). 4i
√
(d). (−1 − i 3)3πi
(a). e2z−1 = 1
(b). eiz = 3
(c). sinh z = i
(d). Ln (z 2 − 1) = πi/2
(e). sin z = cosh 4
(f). z 1/2 = 1 + i
(a). Ln (−ei)
(b). Ln (Ln i)
(c). (1 + i)3+4i
(d). 2πi
(e). ii
(f). ln (−3)
(g). ln (4i)
(h). Ln (ie2 )
√
(i). Ln ( 3 − i)
18. Dengan menggunakan hasil dari Soal (c), (d) tunjukkan bahwa