Anda di halaman 1dari 23

Analisis Kompleks 44

This page is intentionally left blank

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Bab 3

Fungsi Elementer

A. Kompetensi Dasar
Mengenal dan memahami fungsi elementer dari C ke C dan sifat-sifatnya serta mampu
menyelesaikan masalah yang melibatkan fungsi elementer.

B. Indikator Hasil Belajar

1. menghitung nilai fungsi elementer (eksponensial, trigonometri, trigonometri hiperbolik)


kompleks di suatu titik;

2. menentukan solusi persamaan yang melibatkan fungsi elementer (eksponensial, trigonometri,


trigonometri hiperbolik) kompleks;

3. menentukan logaritma dari suatu bilangan kompleks;

4. menentukan solusi persamaan yang melibatkan logaritma;

5. menentukan nilai perpangkatan kompleks;

6. membuktikan identitas trigonometri dan trigonometri hiperbolik.

C. Uraian Materi
Dalam bab ini kita akan menggeneralisasi beberapa fungsi dalam domain riil ke domain
kompleks antara lain fungsi eksponensial, fungsi trigonometri, dan fungsi logaritma.

3.1 Fungsi Eksponesial


Fungsi eksponensial kompleks ez mempunyai peranan menonjol dalam teori fungsi anali-
tik karena disamping sifat-sifatnya yang penting, juga digunakan untuk mendefinisikan fungsi
trigonometri dan hiperbolik kompleks.
Fungsi eksponensial kompleks didefinisikan menggunakan deret pangkat sebagai berikut.

45
Analisis Kompleks 46

Definisi 3.1.1. Fungsi eksponensial didefinisikan untuk semua bilangan kompleks z sebagai
∑ zn ∞
z2 z3
ez = 1 + z + + + ··· = (3.1.1)
2! 3! n!
n=0

Jika pada (3.1.1) diambil z bilangan riil, yakni z = x + i0, maka diperoleh perluasan dari
ex . Jadi, (3.1.1) merupakan perluasan fungsi eksponensial riil. Jika diambil z = iy, maka (3.1.1)
menghasilkan persamaan Euler seperti telah diuraikan dalam Bab 2.
Dari Definisi 3.1.1 dapat diturunkan sifat-sifat fungsi eksponensial sebagai berikut:

1. e0 = 1.

2. Untuk semua bilangan kompleks z dan w, ez ew = ez+w .


ez
3. Untuk semua bilangan kompleks z dan w, ew = ez−w .

4. Untuk semua bilangan kompleks z, ez e−z = 1.

5. ez ̸= 0 untuk setiap z ∈ C.

Teorema 3.1.1.

(i). Syarat perlu dan cukup agar ez = 1 adalah z = 2kπi dengan k bilangan bulat.

(ii). Syarat perlu dan cukup agar ez1 = ez2 adalah z1 = z2 + 2kπi dengan k bilangan bulat.

Bukti.

(i). Jika ez = 1 dengan z = x + yi, maka

|ez | = |ex+iy | = ex = 1

sehingga x = 0. Ini berakibat

ez = eiy = cos y + i sin y = 1

yang memberikan sistem persamaan

cos y = 1, sin y = 0.

Sistem persamaan ini dipenuhi hanya oleh y = 2kπ untuk suatu bilangan bulat k. Jadi
z = 2kπi.

Sebaliknya, jika z = 2kπi dengan k bilangan bulat, maka

ez = e2kπi = e0 (cos 2kπ + i sin 2kπ) = 1.

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 47

(ii). Dari aturan pembagian kita tahu bahwa

ez1 = ez2 jika dan hanya jika ez1 −z2 = 1.

Dengan menggunakan bagian (i), persamaan terakhir ini berlaku jika z1 −z2 = 2kπi dengan
k bilangan bulat.

Satu konsekuensi penting dari Teorema 3.1.1 adalah bahwa ez periodik. Suatu fungsi f
dikatakan periodik dalam domain D jika terdapat konstanta taknol λ sedemikian sehingga per-
samaan f (z + λ) = f (z) berlaku untuk setiap z dalam D. Konstanta λ dengan sifat ini disebut
periode dari f . Karena untuk setiap z berlaku ez+2πi = ez , berarti ez periodik dengan periode
kompleks 2πi.

Teorema 3.1.2. Fungsi eksponensial ez periodik dalam C dengan periode 2πi. Setiap periode
w ∈ C dari ez mempunyai bentuk w = 2πki dengan k ∈ Z \ {0}.

Bukti. Pernyataan pertama dengan mudah diturunkan dari

e2πi = cos 2π + i sin 2π = 1.

Misalkan w ∈ C. Jelas bahwa ez+w = ez berakibat ew = 1. Tulis w = a + bi dengan a, b ∈ R.


Maka
ea (cos b + i sin b) = 1.

Dengan mengambil modulusnya, didapat bahwa ea = 1 sehingga a = 0. Ini berarti cos b +


i sin b = 1. Samakan bagian riil dan bagian imajiner, diperoleh cos b = 1 dan sin b = 0 sehingga
b = 2πk dengan k ∈ Z. Ini membuktikan pernyataan kedua.
Sekarang pandang pemetaan w = ez yang dapat dituliskan sebagai w = ex (cos y + i sin y)
dengan x, y ∈ R. Dari sini diturunkan

|w| = ex dan arg w = y + 2πk

dengan k ∈ Z. Biasanya diambil arg w = y dengan pembatasan −π < y ≤ π. Ini berarti bahwa
z terletak pada lajur horisontal

R0 = {z ∈ C : −∞ < x < ∞, −π < y ≤ π}.

Lajur R0 ini disebut lajur periode fundamental dari fungsi eksponensial. Setiap himpunan
berbentuk
Rk = {z ∈ C : −∞ < x < ∞, (2k − 1)π < y ≤ (2k + 1)π}

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 48

dengan k ∈ Z mempunyai sifat yang sama dengan R0 .


insert figure
Fungsi exp : R0 → C \ {0}, yang didefinisikan untuk setiap z ∈ R0 oleh exp(z) = ez , adalah
satu-satu dan onto.

3.2 Fungsi Trigonometri


Dari persamaan Euler
eiy = cos y + i sin y

dapat diturunkan
e−iy = cos y − i sin y.

Dengan mengurangkan dan menambahkan kedua persamaan ini didapat

eiy − e−iy eiy + e−iy


sin y = , cos y = .
2i 2

Dengan dasar formula ini kita dapat mendefinisikan fungsi trigonometri kompleks sebagai berikut.

Definisi 3.2.1. Diberikan bilangan kompleks z, fungsi sin dan cos didefinisikan sebagai berikut:

eiz − e−iz eiz + e−iz


sin z = , cos z = .
2i 2

Karena eiz dan e−iz fungsi utuh, berarti sin z dan cos z juga fungsi utuh dan
( )
d d eiz − e−iz 1
sin z = = (ieiz − (−i)e−iz ) = cos z.
dz dz 2i 2i

Dengan cara yang sama didapat


d
cos z = − sin z.
dz
Jika pada Definisi 3.2.1 diambil z = iy, y ∈ R, maka diperoleh hubungan berikut:

cos iy = cosh y dan sin iy = i sinh y.

Beberapa identitas trigonometri dalam bilangan riil yang juga valid untuk bilangan kompleks
disajikan berikut ini.

1. sin (z + 2π) = sin z, cos (z + 2π) = cos z

2. sin (−z) = − sin z, cos (−z) = cos z

3. sin2 z + cos2 z = 1

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 49

4. sin (z1 ± z2 ) = sin z1 cos z2 ± cos z1 sin z2


5. cos (z1 ± z2 ) = cos z1 cos z2 ∓ sin z1 sin z2
6. sin 2z = 2 sin z cos z, cos 2z = cos2 z − sin2 z

Perhatikan bahwa identitas (1) menunjukkan bahwa sin z dan cos z keduanya periodik dengan
periode 2π.

Contoh 3.2.1. Buktikan bahwa sin z = 0 jika dan hanya jika z = kπ dengan k bilangan bulat.

Solusi. Jika z = kπ, maka jelas sin z = 0. Sebaliknya, jika z = 0, maka

eiz − e−iz
=0
2i

atau
eiz = e−iz .

Dengan Teorema 3.1.1(ii) kita peroleh

iz = −iz + 2kπ i

yang berakibat bahwa z = kπ untuk suatu bilangan bulat k. ♣♣♣


Dari Contoh 3.1.1 tampak bahwa pembuat nol dari sin z adalah bilangan riil. Hal ini juga
berlaku untuk fungsi cos z, yakni

π
cos z = 0 jika dan hanya jika z = + kπ,
2

dengan k bilangan bulat.


Fungsi-fungsi trigonometri kompleks yang lain didefinisikan sebagai berikut.

sin z cos z
tan z = , cot z =
cos z sin z
1 1
sec z = , csc z =
cos z sin z

Perhatikan bahwa fungsi cot z dan csc z analitik kecuali pada titik-titik pembuat nol dari sin z,
yakni titik-titik z = kπ; sedangkan fungsi tan z dan sec z analitik kecuali pada titik-titik pem-
buat nol dari cos z, yakni titik-titik z = π/2 + kπ.
Aturan-aturan turunan yang biasa juga valid untuk fungsi-fungsi ini.

d d
tan z = sec2 z, sec z = sec z tan z
dz dz
d d
cot z = − csc2 z, csc z = − csc z cot z
dz dz

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 50

Meskipun banyak kesesuaian antara fungsi trigonometri riil dan kompleks, namun kehati-
hatian harus tetap dijaga. Nilai sin(z) dan cos(z) tidak selalu bilangan riil dan tidak selalu
terletak di antara −1 dan 1. Misalnya, kita telah pelajari fungsi kosinus terbatas oleh 1, yakni

| cos x| ≤ 1 untuk semua x riil

tetapi −y
e + ey

| cos (iy)| = = | cosh y|
2
tak terbatas dan tidak pernah kurang dari 1.

3.3 Fungsi Trigonometri Hiperbolik


Fungsi hiperbolik kompleks didefinisikan sebagai berikut.

Definisi 3.3.1. Untuk setiap bilangan kompleks z, fungsi sinh dan cosh didefinisikan sebagai
berikut:
ez − e−z ez + e−z
sinh z = , cosh z = .
2 2
Fungsi trigonometri hiperbolik jelas berkaitan dengan fungsi trigonometri dan ini diru-
muskan dalam relasi berikut

sinh z = −i sin (iz), cosh z = cos (iz)


(3.3.1)
cos z = cosh (iz), sin z = −i sinh (iz).

Fungsi sinh z dan cosh z adalah fungsi utuh dan memenuhi


d d
sinh z = cosh z, cosh z = sinh z.
dz dz
Dengan menggunakan identitas trigonometri dan rumus-rumus pada (3.3.1) dapat ditunjukkan
bahwa identitas hiperbolik pada kasus riil juga valid pada kasus kompleks. Misalnya,

1. cosh (−z) = cosh z, sinh (−z) = − sinh z;


2. cosh2 z − sinh2 z = 1
3. sinh (z1 ± z2 ) = sinh z1 cosh z2 ± cosh z1 sinh z2
4. cosh (z1 ± z2 ) = cosh z1 cosh z2 ± sinh z1 sinh z2

Fungsi-fungsi hiperbolik kompleks yang lain didefinisikan sebagai berikut.


sinh z cosh z
tanh z = , coth z=
cosh z sinh z
1 1
sech z = , csch z =
cosh z sinh z

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 51

Contoh 3.3.1. Tentukan nilai z sehingga cos z = cosh 2.

Solusi. Kita gunakan identitas

cos z = cos x cosh y − sin x sinh y = cosh 2.

Jika bagian riil dan bagian imajiner disamakan, maka didapat

cos x cosh y = cosh 2 dan sin x sinh y = 0.

Persamaan sin x sinh y = 0 memberikan x = kπ, k bilangan bulat atau y = 0. Dengan meng-
gunakan y = 0 dalam persamaan cos x cosh y = cosh 2 didapat cos x = cosh 2 > 1. Hal ini
tidak mungkin. Jadi, x = kπ, k bilangan bulat. Karena cosh y ≥ 1 untuk semua nilai y, suku
cos x dalam cos x cosh y = cosh 2 haruslah positif sehingga nilai k yang ganjil tidak diperlukan.
Akibatnya, x = 2kπ, k bilangan bulat.
Berikutnya, kita selesaikan persamaan cos 2kπ cosh y = cosh y = cosh 2. Dengan meng-
gunakan fakta cosh y adalah fungsi genap, diperoleh y = ±2. Jadi, solusi dari persamaan
cos z = cosh 2 adalah z = 2kπ ± 2i, k bilangan bulat. ♣♣♣

3.4 Fungsi Logaritma


Kita ingin mendefinisikan ln z sebagai invers dari fungsi eksponensial, yakni

w = ln z ⇔ z = ew . (3.4.1)

Karena ew tidak pernah nol berarti z ̸= 0. Untuk mendapatkan formula bagi ln z, kita tuliskan
z dalam bentuk polar z = reiθ dan tuliskan w dalam bentuk w = u + iv. Maka persamaan
z = ew menjadi
reiθ = eu+iv = eu eiv . (3.4.2)

Dengan menyamakan modulus dari kedua ruas dari (3.4.2) didapat r = eu atau

u = ln r.

Dari eiθ = eiv kita turunkan bahwa v adalah sudut polar (bernilai banyak) θ = arg z:

v = arg z = θ.

Jadi, w = ln z adalah fungsi bernilai banyak yang didefinisikan sebagai berikut.

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 52

Definisi 3.4.1. Jika z ̸= 0, maka ln z didefinisikan oleh

ln z = ln |z| + i arg z

= ln |z| + i(Arg z + 2kπ), k = 0, ±1, ±2, . . . (3.4.3)

Banyaknya nilai ln z mencerminkan fakta bahwa bagian imajiner dari logaritma adalah
sudut polar θ dan bagian riil bernilai tunggal. Misalnya,

ln 3 = ln 3 + i arg 3 = ln 3 + i2kπ

ln (−1) = ln 1 + i arg (−1) = i(2k + 1)π

ln (1 + i) = ln |1 + i| + i arg (1 + i)
1 (π )
= ln 2 + i + 2kπ
2 4

dengan k = 0, ±1, ±2, . . ..


Sifat-sifat fungsi logaritma riil dapat diperluas untuk kompleks, tetapi perluasan ini menjadi
lebih rumit karena ln z bernilai banyak. Misalnya, jika z ̸= 0, maka

eln z = z,

tetapi
ln ez = z + 2kπi, k = 0, ±1, ±2, . . . .

Juga berlaku untuk z1 ̸= 0 dan z2 ̸= 0 bahwa

ln (z1 z2 ) = ln z1 + ln z2 (3.4.4)
( )
z1
ln = ln z1 − ln z2 . (3.4.5)
z2
( )
ln z11 = − ln (z1 ) (3.4.6)

Persamaan (3.4.4) mempunyai arti bahwa sembarang nilai ln (z1 z2 ) dapat dinyatakan sebagai
jumlah dari suatu nilai ln z1 dan suatu nilai ln z2 . Sebaliknya, sembarang nilai ln z1 ditambah
sembarang nilai ln z2 adalah nilai ln (z1 z2 ). Jika nilai tertentu diberikan kepada sembarang dua
suku, maka dapat ditemukan nilai untuk suku ketiga sehingga persamaan terpenuhi. Misalnya,
jika diambil z1 = z2 = −1 dan ln (z1 z2 ) = ln 1 = 0, maka (3.4.4) dipenuhi oleh ln z1 = πi dan
ln z2 = −πi tetapi tidak dipenuhi oleh ln z1 = ln z2 = πi. Sifat lain yang dimiliki logaritma
kompleks adalah

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 53

1. Untuk n bilangan bulat dan z ̸= 0 berlaku

z n = en ln z .

2. Untuk n bilangan bulat positif dan z ̸= 0 berlaku


( )
1/n 1
z = exp ln z .
n

Namun, perhatikan bahwa


ln(z n ) ̸= n ln z, n = 0, 1, 2, . . . .

Sebagai ilustrasi, ambil z = i dan n = 2. Nilai dari ln i2 adalah bilangan (2k + 1)πi, k =
0, ±1, ±2, . . . sedangkan nilai 2 ln i diberikan oleh (4k + 1)πi, k = 0, ±1, ±2, . . .. Jelas bahwa
kedua nilai logaritma ini tidak sama.

Fungsi Logaritma Utama

Pandang kembali fungsi exp : R0 → C \ {0}. Karena fungsi ini satu-satu dan onto, fungsi
ini mempunyai fungsi invers seperti dinyatakan dalam definisi berikut.

Definisi 3.4.2. Fungsi Ln : C \ {0} → R0 , yang didefinisikan oleh Ln(w) = z ∈ R0 dengan


exp(z) = w, disebut fungsi logaritma utama.

Misalkan z = x + iy dan w = u + iv dengan x, y, u, v ∈ R. Misalkan pula diberlakukan


pembatasan −π < y ≤ π. Jika w = exp(z), maka u = ex cos y dan v = ex sin y sehingga

|w| = (u2 + v 2 )1/2 = ex dan y = Arg(w)

dengan Arg(w) menyatakan argumen utama dari w. Dengan demikian didapat

x = ln |w| dan y = Arg(w).

Jadi,
Ln(w) = ln |w| + iArg(w). (3.4.7)

Persamaan (3.4.7) memberikan nilai utama dari logaritma. Jadi, nilai utama logaritma diperoleh
dengan mengambil nilai utama dari arg z, yaitu nilai-nilai arg z yang terletak dalam interval
(−π, π].
Jadi, cabang utama Ln z yaitu interval (−π, π] adalah salah satu cabang dari logaritma.
Cabang utama ini diskontinu pada sumbu riil negatif; sumbu ini disebut irisan cabang untuk Ln.
Namun, pada semua titik yang tidak terletak pada sumbu rill nonpositif, Ln z kontinu seperti
dirumuskan dalam teorema berikut.

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 54

Teorema 3.4.1. Fungsi Ln z analitik dalam domain D yang terdiri atas semua titik dalam
bidang kompleks kecuali titik-titik yang terletak pada sumbu riil nonpositif. Juga,

d 1
Ln z = , z ∈ D.
dz z

Contoh 3.4.1. Pandang fungsi logaritma dalam cakram {w : |w + 2| < 1}, cakram buka dengan
jari-jari 1 dan pusat di titik w = −2. Perhatikan bahwa cakram ini melintasi irisan pada bidang
w sepanjang sumbu riil negatif. Dalam hal ini, kita bisa membatasi argumen agar memenuhi
0 ≤ argw < 2π misalnya. Fungsi logaritma yang didefinisikan dengan cara ini kontinu pada
cakram {w : |w + 2| < 1}. ♣♣♣

Contoh 3.4.2. Tentukan domain keanalitikan untuk fungsi f (z) = Ln (3z − i) dan hitung f ′ (z).

Solusi. Karena f merupakan komposisi Ln dengan fungsi g(z) = 3z − i, aturan rantai meny-
atakan bahwa f terdiferensialkan pada setiap titik z yang membuat 3z −i terletak dalam domain
D seperti pada Teorema 3.2.1. Titik-titik ini terletak pada sinar datar x ≤ 0, y = 1
3 (lihat Gam-
bar 3.2.1). Dalam domain D ini,

d 1 d 3
f ′ (z) = Ln (3z − i) = (3z − i) = .
dz 3z − i dz 3z − i

♣♣♣
Tentu saja kita dapat memilih cabang lain (selain cabang utama) jika cabang utama di-
rasakan kurang seusai dengan persoalan yang dihadapi. Jadi,

Lτ (z) = ln |z| + i argτ z

menyatakan fungsi bernilai tunggal yang bagian imajinernya terletak dalam interval (τ, τ + 2π].
Fungsi ini analitik dalam bidang kompleks dengan mengecualikan sinar θ = τ dan titik asal; dan
dalam domain ini
d 1
Lτ (z) = .
dz z

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 55

Tentu saja tidak ada cabang ln z yang analitik di titik asal yang dikenal sebagai titik cabang
untuk ln z.
Meskipun sifat-sifat fungsi logaritma bilangan riil berlaku untuk fungsi logaritma kompleks
bernilai banyak, namun sifat ini tidak selalu valid untuk fungsi logaritma utama.

Contoh 3.4.3. Tunjukkan bahwa Ln(z1 z2 ) = Ln(z1 ) + Ln(z2 ) tidak selalu valid.
√ √
Solusi. Ambil z1 = − 3 + i dan z2 = −1 + i 3. Maka

Ln(z1 z2 ) = Ln(−4i)
( )
= ln 4 + i − π2

tetapi

Ln(z1 ) + Ln(z2 ) = ln 2 + i 5π 2π
6 + ln 2 + i 3

= ln 4 + i 3π
2 .

Jelas bahwa kedua bentuk ini tidak sama nilainya. ♣♣♣

3.5 Pangkat Kompleks dan Invers Fungsi Trigonometri


Salah satu penggunaan penting dari fungsi logaritma adalah untuk mendefinisikan pangkat
kompleks dari z. Definisi ini dimotivasi oleh sifat

z n = (eln z )n = en ln z

yang berlaku untuk semua bilangan bulat n.

Definisi 3.5.1. Jika α konstanta kompleks dan z ̸= 0, maka z α didefinisikan sebagai

z α = eα ln z .

Contoh 3.5.1. Dapatkan semua nilai dari (−2)i .

Solusi. Karena ln (−2) = ln 2 + (π + 2kπ)i, kita mempunyai

(−2)i = ei ln (−2) = ei ln 2 e−π−2kπ , k = 0, ±1, ±2, . . . .

Jadi, (−2)i mempunyai tak hingga banyaknya nilai-nilai yang berbeda. ♣♣♣
Dengan menggunakan (3.4.3), z α dapat dituliskan sebagai

z α = eα(ln |z|+i Arg z+2kπi) = eα(ln |z|+i Arg z) eα2kπi , k = 0, ±1, ±2, . . . (3.5.1)

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 56

Nilai-nilai dari z α yang diperoleh dengan mengambil k = k1 dan k = k2 (̸= k1 ) dalam (3.5.1)
akan sama bila
eα2k1 πi = eα2k2 πi .

Tetapi dengan Teorema 3.1.1(ii) ini berlaku bila

α2k1 πi = α2k2 πi + 2mπi,

dengan m bilangan bulat. Dari sini kita peroleh α = m/(k1 − k2 ). Ini berarti rumus (3.5.1)
memberikan beberapa nilai z α yang identik hanya bila α bilangan rasional. Akibatnya, jika α
bukan bilangan rasional, maka kita peroleh tak hingga banyaknya nilai-nilai yang berbeda dari
z α , satu untuk setiap pilihan nilai k. Di lain pihak, jika α = m/n dengan m dan n keduanya
bilangan bulat positif yang tidak mempunyai faktor persekutuan, maka terdapat tepat n nilai
berbeda dari z m/n yang diberikan oleh
(m ) ( m )
z m/n = exp ln |z| exp i (Arg z + 2kπ) , k = 0, 1, . . . , n − 1.
n n
Uraian di atas dapat disarikan sebagai berikut:

z α bernilai tunggal bila α bilangan bulat.


z α mempunyai berhingga banyaknya nilai bila α bilangan rasuonal.
z α mempunyai tak hingga banyaknya nilai untuk α yang lain.

Dari Definisi 3.5.1 jelas bahwa setiap cabang dari ln z menghasilkan suatu cabang bagi z α .
Misalnya, dengan menggunakan cabang utama dari ln z diperoleh cabang utama untuk z α , yaitu
eαLn z . Karena ez fungsi utuh dan Ln z analitik dalam domain D = C\(−∞, 0], aturan rantai
berakibat bahwa cabang utama dari z α juga analitik dalam D. Juga, untuk z ∈ D, berlaku
d α Ln z d α
(e ) = eα Ln z (α Ln z) = eα Ln z .
dz dz z
Tentu saja kita dapat memilih cabang lain untuk z α dengan menggunakan cabang lain untuk
ln z. Karena ln z mempunyai turunan 1/z, rumus
d α 1
(z ) = α z α
dz z
valid untuk setiap cabang dari z α yang bersesuaian (asalkan cabang yang sama digunakan pada
kedua ruas).
Kita telah mempelajari bahwa eksponensial dinyatakan dalam suku-suku fungsi trigonometri,
fungsi trigonometri dinyatakan sebagai eksponensial, dan logaritma didefinisikan sebagai invers
eksponensial. Sekarang kita akan menunjukkan bahwa arcsin adalah logaritma.

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 57

Contoh 3.5.2. Fungsi invers sinus w = sin−1 z didefinisikan oleh persamaan z = sin w. Tun-
jukkan bahwa sin−1 z adalah fungsi bernilai banyak yang diberikan oleh

( )
sin−1 z = −i ln iz + (1 − z 2 )1/2 . (3.5.2)

Solusi. Dari persamaan


eiw − e−iw
z = sin w =
2i

kita turunkan bahwa

e2iw − 2izeiw − 1 = 0.

Persamaan ini diselesaikan untuk eiw dengan rumus kuadratik:

eiw = iz + (1 − z 2 )1/2

yang mempunyai dua nilai. Formula (3.5.2) diperoleh dari persamaan ini dengan mengambil
logaritmanya. ♣♣♣
Cabang dari fungsi bernilai banyak sin−1 z dapat diperoleh dengan terlebih dahulu memilih
cabang untuk akar pangkat dua, lalu memilih cabang yang sesuai untuk logaritma. Dengan
menggunakan aturan rantai dan formula (3.5.2) dapat ditunjukkan bahwa setiap cabang dari
sin−1 z memenuhi
d 1
(sin−1 z) = , z ̸= ±1
dz (1 − z 2 )1/2
dengan cabang untuk akar pangkat dua di ruas kanan harus sama dengan cabang yang digunakan
untuk sin−1 z.
Dengan teknik yang sama seperti pada Contoh 3.3.2, diperoleh formula untuk fungsi invers
kosinus dan invers tangen sebagai berikut:

( )
cos−1 z = −i ln z + (z 2 − 1)1/2
i i+z i 1 − iz
tan−1 z = ln = ln , z ̸= ±i
2 i−z 2 1 + iz

dan formula untuk turunan:

d −1
(cos−1 z) = , z ̸= ±1
dz (1 − z 2 )1/2
d 1
(tan−1 z) = , z ̸= ±i
dz 1 + z2

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 58

Teknik pada Contoh 3.5.2 juga dapat diterapkan untuk fungsi invers trigonometri hiperbolik.
Hasilnya adalah sebagai berikut:
( )
sinh−1 z = ln z + (z 2 + 1)1/2
( )
cosh−1 z = ln z + (z 2 − 1)1/2
1 1+z
tanh−1 z = ln , z ̸= ±1
2 1−z

dengan turunannya adalah

d 1
(sinh−1 z) = 2
dz (z + 1)1/2
d 1
(cosh−1 z) = 2 , z ̸= ±1
dz (z − 1)1/2
d 1
(tanh−1 z) = , z ̸= ±1
dz 1 − z2

Contoh 3.5.3. Nilai tanh−1 (1 + 2i) diberikan oleh

tanh−1 (1 + 2i) = 1
2 ln 1+1+2i
1−1−2i = 1
2ln (−1 + i)
1
(3 )
= 4 ln 2 + i 8 +k π

dengan k bilangan bulat. ♣♣♣

D. Rangkuman

1. Fungsi eksponensial didefinisikan untuk semua bilangan kompleks z sebagai


∑ zn ∞
z2 z3
ez = 1 + z + + + ··· =
2! 3! n!
n=0

yang memenuhi

(a). e0 = 1.
ez
(b). Untuk semua bilangan kompleks z dan w, ez ew = ez+w dan ew = ez−w .
(d). Untuk semua bilangan kompleks z, ez e−z = 1.
(e). ez ̸= 0.

2. Fungsi eksponensial mempunyai sifat-sifat berikut:

(a). ez = 1 jika dan hanya jika z = 2kπi dengan k bilangan bulat.


(b). ez1 = ez2 jika dan hanya jika z1 = z2 + 2kπi dengan k bilangan bulat.
(c). Fungsi ez adalah periodik dengan periode kompleks 2πi.

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 59

3. Fungsi sin z dan cos z didefinisikan sebagai berikut:

eiz − e−iz eiz + e−iz


sin z = , cos z = .
2i 2

dan
d d
sin z = cos z, cos z = − sin z.
dz dz

Fungsi-fungsi trigonometri kompleks yang lain didefinisikan sebagai berikut.

sin z cos z
tan z = , cot z =
cos z sin z
1 1
sec z = , csc z =
cos z sin z

dengan turunan sebagai berikut:

d d
tan z = sec2 z, sec z = sec z tan z
dz dz
d d
cot z = − csc2 z, csc z = − csc z cot z
dz dz

4. Identitas trigonometri dalam bilangan riil juga berlaku untuk bilangan kompleks diantaranya:

(a). sin (z + 2π) = sin z, cos (z + 2π) = cos z


(b). sin (−z) = − sin z, cos (−z) = cos z
2
(c). sin z + cos2 z = 1
(d). sin (z1 ± z2 ) = sin z1 cos z2 ± cos z1 sin z2
(e). cos (z1 ± z2 ) = cos z1 cos z2 ∓ sin z1 sin z2
(f). sin 2z = 2 sin z cos z, cos 2z = cos2 z − sin2 z

5. Fungsi sinh z dan cosh z didefinisikan sebagai berikut:

ez − e−z ez + e−z
sinh z = , cosh z = .
2 2

dan
d d
sinh z = cosh z, cosh z = sinh z.
dz dz

Fungsi-fungsi hiperbolik kompleks yang lain didefinisikan sebagai berikut.

sinh z cosh z
tanh z = , coth z=
cosh z sinh z
1 1
sech z = , csch z =
cosh z sinh z

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 60

6. Fungsi trigonometri hiperbolik dan fungsi trigonometri dihubungkan oleh relasi berikut

sinh z = −i sin (iz), cosh z = cos (iz)

cos z = cosh (iz), sin z = −i sinh (iz).

7. Identitas hiperbolik pada kasus riil juga valid pada kasus kompleks. Misalnya,

(a). cosh (−z) = cosh z, sinh (−z) = − sinh z;


(b). cosh2 z − sinh2 z = 1
(c). sinh (z1 ± z2 ) = sinh z1 cosh z2 ± cosh z1 sinh z2
(d). cosh (z1 ± z2 ) = cosh z1 cosh z2 ± sinh z1 sinh z2

8. Jika z ̸= 0, maka ln z didefinisikan oleh

ln z = ln |z| + i arg z

= ln |z| + i(Arg z + 2kπ), k = 0, ±1, ±2, . . . .

9. Fungsi logaritma merupakan fungsi bernilai banyak. Dengan memilih cabang bagi arg z
dapat diperoleh logaritma yang bernilai tunggal. Nilai utama dari logaritma didapat
dari nilai utama dari arg z. Fungsi logaritma dengan cabang utama dinotasikan dengan
Ln z dan diberikan oleh Ln z = ln |z| + i Arg z.

10. Jika z1 ̸= 0 dan z2 ̸= 0, maka berlaku

ln (z1 z2 ) = ln z1 + ln z2
( )
z1
ln = ln z1 − ln z2
z2
( )
ln z11 = − ln z1 .

11. Sifat lain yang dimiliki logaritma kompleks adalah

(a). Untuk n bilangan bulat dan z ̸= 0 berlaku z n = en ln z .


(1 )
(b). Untuk n bilangan bulat positif dan z ̸= 0 berlaku z 1/n = exp n ln z .

Namun, ln(z n ) ̸= n ln z, n = 0, 1, 2, . . . .

12. Fungsi Ln z analitik dalam domain D yang terdiri atas semua titik dalam bidang kompleks
kecuali titik-titik yang terletak pada sumbu riil nonpositif serta

d 1
Ln z = , z ∈ D.
dz z

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 61

13. Jika α konstanta kompleks dan z ̸= 0, maka z α didefinisikan sebagai z α = eα ln z .

Fungsi z α bernilai tunggal bila α bilangan bulat, mempunyai berhingga banyaknya nilai
bila α bilangan rasional, dan mempunyai tak hingga banyaknya nilai untuk α yang lain.

14. Setiap cabang yang dipilih untuk ln z memberikan suatu cabang untuk z α . Karena ez
fungsi utuh dan Ln z analitik dalam domain D = C\(−∞, 0], untuk z ∈ D berlaku

d α Ln z α
(e ) = eα Ln z .
dz z

15. Fungsi invers trigonometri diberikan oleh formula berikut:

( )
sin−1 z = −i ln iz + (1 − z 2 )1/2
( )
cos−1 z = −i ln z + (z 2 − 1)1/2
i i+z i 1 − iz
tan−1 z = ln = ln , z ̸= ±i
2 i−z 2 1 + iz

dan turunannya diberikan oleh:

d 1
(sin−1 z) = , z ̸= ±1
dz (1 − z 2 )1/2
d −1
(cos−1 z) = , z ̸= ±1
dz (1 − z 2 )1/2
d 1
(tan−1 z) = , z ̸= ±i
dz 1 + z2

16. Fungsi invers trigonometri hiperbolik diberikan oleh

( )
sinh−1 z = ln z + (z 2 + 1)1/2
( )
cosh−1 z = ln z + (z 2 − 1)1/2
1 1+z
tanh−1 z = ln , z ̸= ±1
2 1−z

dengan turunannya adalah

d 1
(sinh−1 z) = 2
dz (z + 1)1/2
d 1
(cosh−1 z) = 2 , z ̸= ±1
dz (z − 1)1/2
d 1
(tanh−1 z) = , z ̸= ±1
dz 1 − z2

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 62

E. Daftar Pustaka
Brown, J. W. dan Churchill, R. V. 1996. Complex Variables and Applications, Sixth Edition.
New York: McGraw-Hill, Inc.
Spiegel, M. R. 1990. Complex Variables. New York: McGraw-Hill.
Krantz, S. G. 2008. Complex Variables: A physical approach with applications and MATLABr .
Boca Raton: Chapman & Hall/CRC.

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 63

F. Latihan

1. Tunjukkan bahwa

(a). exp(2 ± 3πi) = −e2


( ) √e
(b). exp 2+πi
4 = 2 (1 + i)
(c). ez+πi = −ez

2. Tuliskan bilangan berikut dalam bentuk a + bi.

(a). sinh(1 + πi)


(b). cos(1 − i)
exp(1+3πi)
(c). exp(−1+iπ/2)
(d). sin 2i
(e). cosh(iπ/2)
( )
(f). tan π+2i
4

3. Nyatakan ez dalam bentuk a + bi untuk z yang berikut ini.

(a). −π/3
(b). −4 + 5i
(c). 1
2 − i π4

4. Tunjukkan bahwa exp(iz) = exp(iz̄) jika dan hanya jika z = nπ, n bilangan bulat.

5. Tentukan df /dz untuk fungsi berikut dan nyatakan dimana turunan tersebut terdefinisi.

(a). f (z) = exp(πz 2 )


(b). f (z) = cos 2z + i sin (1/z)
(c). f (z) = (sinh z + 1)2
(d). f (z) = tan3 z.
(e). f (z) = z 4 exp(z 3 )
(f). f (z) = z sinh z
(g). f (z) = sec z 2
(h). f (z) = exp(1/z).

6. Jelaskan mengapa fungsi sin (z 2 ) + 2z 2 − 3 − zez + e−z adalah utuh.

7. Buktikan bahwa fungsi ez̄ tidak analitik dimana-mana.

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 64

8. Buktikan identitas berikut.

(a). sinh (z1 + z2 ) = sinh z1 cosh z2 + cosh z1 sinh z2


(b). cos (x + iy) = cos x cosh y − i sin x sinh y
(c). cosh2 z − sinh2 z = 1

9. Buktikan bahwa

(a). eiz periodik dengan periode 2π


(b). sinh z dan cosh z keduanya periodik dengan periode 2πi
(c). tan z periodik dengan periode π
(d). tanh z periodik dengan periode πi.

10. (a). Tentukan semua nilai dari ln (i1/2 ).


(b). Dapatkan semua nilai dari ii dan tunjukkan bahwa semua nilai ini riil. Lalu, tentukan
semua bilangan kompleks z sedemikian sehingga z i bilangan riil.
i
(c). Tentukan semua nilai dari ei .

11. Pilih cabang logaritma yang sesuai, tentukan dw/dz dan nyatakan dimana formula turunan
valid.

(a). w = lnα (z 2 − z + 2)
(b). w = lnα (iz)
(c). w = lnα (4 + i − z).

12. Tentukan cabang dari ln(2z −1) yang analitik pada semua titik di bidang kecuali titik-titik
pada sinar yang diberikan oleh {x + iy|x ≤ 21 , y = 0}.

13. Tentukan nilai utama dari

(a). (1 − i)4i
(b). i2i
(c). 4i

(d). (−1 − i 3)3πi

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 65

14. Dapatkan nilai dari

(a). tan−1 (2i)


(b). cosh−1 (−1)
(c). tanh−1 0
(d). arccos (3i)

(e). arcsin ( 45 3)

(f). arccos ( 53 3i)
(g). sinh−1 (i)

15. Tentukan semua solusi dari persamaan berikut:

(a). e2z−1 = 1
(b). eiz = 3
(c). sinh z = i
(d). Ln (z 2 − 1) = πi/2
(e). sin z = cosh 4
(f). z 1/2 = 1 + i

16. Tentukan nilai dari berikut ini:

(a). Ln (−ei)
(b). Ln (Ln i)
(c). (1 + i)3+4i
(d). 2πi
(e). ii
(f). ln (−3)
(g). ln (4i)
(h). Ln (ie2 )

(i). Ln ( 3 − i)

17. Misal z = x + iy. Tunjukkan bahwa

(a). sin z = sin x cosh y + i cos x sinh y


(b). cos z = cos x cosh y − i sin x sinh y
(c). | sin z|2 = sin2 x + sinh2 y = cosh2 y − cos2 x
(d). | cos z|2 = cos2 x + sinh2 y = cosh2 y − sin2 x

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 66

18. Dengan menggunakan hasil dari Soal (c), (d) tunjukkan bahwa

(a). | sinh y| ≤ | sin z| ≤ cosh y


(b). | sinh y| ≤ | cos z| ≤ cosh y

19. Tunjukkan bahwa .

(a). tan (iz) = i tanh z untuk semua z.


(b). cos (iz) = cos (iz̄) untuk semua z.

20. Turunkan formula untuk cos−1 z, tan−1 z, cosh−1 z, sinh−1 z, tanh−1 z.

2010 Universitas Pendidikan Ganesha

Anda mungkin juga menyukai