Makalah (Hamda Sawitri) 2 PDF
Makalah (Hamda Sawitri) 2 PDF
Disusun Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai
PERILAKU SEHAT PASCA PANDEMI COVID-19 ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui
bagaimana perkembangan perilaku hidup sehat pasca pandemi Covid-19 ini. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang wabah penyakit
Coronavirus Disease 19 bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam membuat tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan tentang wabah penyakit akibat Coronavirus Disease 19
ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah
ini.
Penulis menyadari, makalah yang Penulis tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan Penulis nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
dr.HAMDA SAWITRI
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Awal tahun ini dunia digegerkan dengan pandemi COVID-19. Hiruk pikuk
dunia seketika senyap berfokus pada upaya menghindari makhluk nano tak kasat
Setidaknya hingga Mei 2020, ada lebih dari 3 juta kasus positif COVID-19 di
seluruh dunia. Di Indonesia bahkan diketahui bahwa fatality rate atau angka
negara tetangga. Setidaknya hingga saat ini tercatat sebanyak lebih dari 12.000
kasus positif (PDP) dan lebih dari 800 diantaranya meninggal dunia. Seolah tidak
cukup berdampak pada kesehatan umat manusia, kondisi pandemi ini memaksa
rakyat dan kondisi sosial budaya di dalam negeri, tidak terkecuali Indonesia. Segala
upaya dikerahkan mulai dari hulu ke hilir, dari sektor ekonomi hingga kesehatan.
Kebijakan work from home, physical distancing, hingga penerapan gaya hidup
bersih dan sehat digalakkan dari tingkat keluarga, RT/RW, kecamatan, kabupaten,
kota, provinsi hingga negara. Situasi yang berubah cepat ini menjadikan banyak
Apabila menilik dari status pandemi yang ditetapkan oleh WHO pada
COVID-19 ini, kita dapat membayangkan betapa pada kehidupan kita (sebelum) ini
adalah kondisi yang sangat ideal bagi penyebaran dan perkembangbiakan virus.
1
menggunakan masker menjadi hal yang tiba-tiba spesial di masa sekarang kalau
saja bukan karena keduanya sangat asing dilakukan di masa lalu? Seolah-olah
kebiasaan mencuci tangan adalah suatu terobosan mutakhir yang terasa mewah. Hal
ini menunjukkan betapa kita dahulu terbiasa dengan perilaku kita yang kurang
memperhatikan gaya hidup bersih dan gaya hidup sehat. Sebelumnya, normalnya
orang tidak akan ambil pusing ketika harus bepergian atau berinteraksi dengan
orang lain. Tidak pernah umum dilakukan budaya mencuci tangan selepas
menggunakan atau menyentuh fasilitas umum. Terasa asing melakukan etika batuk
dan bersin yang benar. Bahkan terkesan berlebihan apabila harus menggunakan
masker di tempat-tempat umum. Tapi bisa kita lihat sekarang, dari tukang sapu,
tukang becak, pedagang asongan, sampai para pejabat negara tanpa kecuali ramai-
Fenomena yang sama sekali baru bagi penduduk dunia abad ini ternyata
justru menciptakan suatu kondisi normal yang baru. Pepatah every clouds had its
silver lining sangat cocok menggambarkan situasi ini. Mengungkap sisi terang
pandemi COVID-19 tentu saja kita menemukan bahwa masyarakat secara paksa
terdidik untuk menerapkan gaya hidup sehat dan gaya hidup bersih tanpa terkecuali.
Mencuci tangan sebelum makan menjadi kebiasaan. Orang menjadi lebih sadar
untuk menjaga makanan dan memilah jenis makanan yang baik bagi kesehatan
tubuh. Mereka bahkan secara sukarela menerapkan gaya hidup sehat dengan rutin
alami. Seolah-olah dengan adanya pandemi ini masyarakat justru menjadi lebih
2
mawas dengan istilah-istilah kesehatan yang sebelumnya seringkali terabaikan,
Semua orang berharap pandemi ini akan berakhir. Orang sudah mulai jengah
meredefinisikan normal yang baru. Ketika pandemi berakhir, bukan berarti kita
dapat kembali ke pola kehidupan kita yang dulu. Apakah tidak mubadzir menyia-
nyiakan kebiasaan bagus yang sudah terlanjur terbentuk selama masa pandemi ini?
COVID-19 tidak berarti lenyap dari muka bumi. Justru akan timbul
ketidakseimbangan alam semesta apabila virus dan bakteri lenyap dari muka bumi
karena toh setiap makhluk di muka bumi pasti memiliki perannya sendiri dalam
menjaga dinamisme harmoni kehidupan. Pada dasarnya bakteri dan virus, materi-
materi mikron dan nano tak kasat mata tersebut sudah ada dari sejak dulu kala, dan
akan terus ada sepanjang kehidupan alam semesta. Hanya karena ukurannya yang
super kecil dan tidak tampak oleh penglihatan manusia, bukan berarti ia lantas tidak
ada. Oleh karenanya kita perlu menyadari bahwa kita tidak pernah aman dari risiko
paparan infeksi virus maupun bakteri selama kita masih sama-sama hidup
Untuk menjaga kehidupan manusia agar tetap lestari, maka tentunya tidak
ada salahnya dan memang alangkah baiknya jika kondisi new normal yang sekarang
ini berlangsung tetap dijalankan dan dibentuk menjadi kebaisaan. Kondisi ini justru
3
memandang status negara dan kondisi geografi. Lebih ekstrem lagi, dari pandemi
ini manusia telah diinkubasi untuk menjalani revolusi kehidupan yang serentak dan
keberlangsungan kondisi normal yang baru ini secara istiqomah. Konsistensi adalah
lebih baik bersama-sama. Untuk itu maka semua unsur masyarakat yang kini juga
telah melakukan adaptasi hidup bersih dan sehat ini perlu terus mengembakannya
keberlanjutannya itu, tidak cukup kiranya kalau hanya diserahkan begitu saja
biotik (makhluk hidup) dan abiotik (kehidupan sosial ekonomi) yang saat ini sudah
kondisi paska covid-19 ini agar terjaga harmoni kehidupan yang sehat dan
produktif.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran, sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan.
Misalnya tentang gizi: makan beraneka ragam makanan, minum tablet tambah
darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita kapsul vitamin
semua perilaku kesehatan. Apa manfaat PHBS? Antara lain, setiap anggota
keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas,
anggota keluarga giat bekerja. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan
untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah
pendapatan keluarga. Lokasi PHBS bisa di rumah tangga, sekolah, tempat kerja
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di
5
Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di
B. PHBS di Sekolah
seyogianya tidak terlalu susah karena pada umumnya tiap sekolah sudah
memiliki Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Pengertian UKS adalah usaha untuk
peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh dan terpadu.
hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik
6
sehingga diharapkan dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat
tujuan UKS tidak lain mengarah pada praktik PHBS di sekolah. Karena terdiri
dari sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan
lingkungan sehat.
pekerja, pemilik dan pengelola usaha/kantor, agar tahu, mau dan mampu
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
7
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah
12. Pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditujukan untuk peningkatan taraf
a. Bagi masyarakat
tempat kerja, dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang
8
pendapatan dan belanja daerah dapat dialihkan untuk peningkatan
di Rumah Tangga.
dan preventif agar orang yang sehat menjadi lebih sehat dan produktif. Pola
1. Memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan cara olah raga teratur dan
hidup sehat
Terjadinya infeksi oleh bakteri atau virus yang ada di fasilitas pelayanan
9
ini disebut dengan infeksi rumah sakit. Infeksi rumah sakit dapat terjadi karena
Penularan penyakit juga dapat terjadi karena tidak memadainya fasilitas sanitasi
petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan
5. Larangan merokok;
10
Tujuan PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan:
1. Pasien;
2. Keluarga pasien;
3. Pengunjung;
4. Petugas kesehatan
5. Karyawan.
11
Program PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan dapat terwujud apabila
ada keinginan dan kemampuan dari para pengambil keputusan dan peran aktif
Pola makan ber-Gizi Seimbang akan menjadi tak berguna bila tidak
serangga/lalat;
5. Menjaga makanan dan minuman agar tidak tercemar oleh logam berat.
Termasuk dalam pola hidup bersih adalah menjalankan pola hidup sehat
Prinsip pola hidup bersih dalam Gizi Seimbang mendukung program kesehatan
mengenai pentingnya PHBS pada tingkatan rumah tangga. Apa dan bagaimana
upaya PHBS tersebut, dapat dilihat dalam rangkuman sumber pustaka dari Pusat
12
indikator PHBS di tingkat rumah tangga, di sekolah, di tempat kerja, di tempat
umum dan tempat lainnya, tentu sangat tergantung lagi dengan kesadaran dan
Sebab upaya mewujudkan lingkungan yang sehat akan menunjang pola perilaku
13
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
2 Perlu adanya perubahan sikap dari setiap individu dalam menjaga kesehatan
tubuh masing-masing
4 Pola hidup yang baik akan meningkatkan taraf kesehatan dan usia harapan
B. Saran
1. Agar tiap rumah tangga tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup
masyarakat.
lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan
14
3. Agar memberdayakan para pekerja, pemilik dan pengelola usaha/kantor,
agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat
4. Agar dapat pola hidup sehat di rumah sakit dapat diwujudkan melalui
15
SUMBER RUJUKAN
Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi Kesehatan, Depkes
RI, Jakarta, 2007, hal.2
Systematic Literature Review (SLR) On Mental Health in Malaysia During the
Covid-19 Pandemic
Health system resilience in managing the COVID-19 pandemic: lessons from
Singapore
Riopel L. Resilience Skills, Factors and Strategies of the Resilient Person. 20 Jan
2019
Gross R. Psychology The Science of Mind and Behaviour. 4th Edition. 2001
Green L, Ashton K, Bellis MA, Clemens, and Douglas M. Viewpoint ‘Health in All
Policies’ - A Key Driver for Health and Well-Being in a Post-COVID-
19 Pandemic World. Int. J. Environ. Res. Public Health 2021, 18, 9468
Mujiono K, Katmini. Analysis of Knowledge, Attitude and Motivation Towards
Compliance of Pandemi Covid-19 Health Protocols in Community in
Banter Village, Benjeng District, Gresik Regency. Journal for Quality in
Public Health Vol. 5, No. 1, November 2021, pp: 57-65
Shanbehzadeh S, Tavahomi M, Zanjari N, Ebrahimi-Takamjani I, Amiri-arimi S.
Physical and mental health complications post-COVID-19: Scoping
review. Journal of Psychosomatic Research 147 (2021) 110525
Yenny Y, Istriana E, Kartini K, Ardhanariswara IP, Anggraeni C. Counseling and
Training of Managing Family Mental Health during the COVID-19
Pandemic. Juara, Volume 2, Nomor 2, halaman 188 - 200, Juli 2021
Rajkumar RP. COVID-19, hypocortisolism, and psychosomatic sequelae.
Jawaharla
Institute of Postgraduate Medical Education and Research (JIPMER), Pondicherry,
India
Augustin M. Post-COVID syndrome in non-hospitalised patients with COVID-19:
a longitudinal prospective cohort study. The Lancet Regional Health -
Europe 6 (2021) 100122
www.promkes.depkes.go.id/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-di-institusi-
kesehatan, www.dinkesrl.net/blog/2011/03/31/phbs-di-institusi-
kesehatan, Ismoyowati, materi kuliah promosi kesehatan, Universitas
Indonesia, 2009)
16