Peraturan BSN 12 Tahun 2020
Peraturan BSN 12 Tahun 2020
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
REPUBLIK INDONESIA,
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL TENTANG
SKEMA PENILAIAN KESESUAIAN TERHADAP STANDAR
NASIONAL INDONESIA SEKTOR BAHAN BANGUNAN,
KONSTRUKSI DAN TEKNIK SIPIL.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan:
1. Badan Standardisasi Nasional yang selanjutnya disingkat
BSN adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang
bertugas dan bertanggung jawab di bidang Standardisasi
dan Penilaian Kesesuaian.
2. Komite Akreditasi Nasional yang selanjutnya disingkat
KAN adalah lembaga nonstruktural yang bertugas dan
bertanggung jawab di bidang akreditasi Lembaga
Penilaian Kesesuaian.
3. Standar Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat
SNI adalah Standar yang ditetapkan oleh BSN dan berlaku
di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
-3-
Pasal 2
Skema Penilaian Kesesuaian terhadap SNI Sektor Bahan
Bangunan, Konstruksi dan Teknik Sipil meliputi Skema
Penilaian Kesesuaian untuk produk:
a. aspal buton butir;
b. aspal buton pracampur dan aspal buton campuran panas
hampar dingi;
c. aspal buton kadar bitumen tinggi;
d. papan semen rata nonasbestos; dan
e. laminasi dekorasi tekanan tinggi (HPL, HPDL) – lembaran
dari resin termoseting.
-4-
Pasal 3
(1) Kepala BSN menetapkan Skema Penilaian Kesesuaian
terhadap SNI sektor Bahan Bangunan, Konstruksi dan
Teknik Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
(2) Skema Penilaian Kesesuaian terhadap SNI Sektor Bahan
Bangunan, Konstruksi dan Teknik Sipil sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk pelaksanaan
sertifikasi produk.
(3) Ketentuan mengenai penetapan Skema Penilaian
Kesesuaian produk:
a. aspal buton butir tercantum dalam Lampiran I;
b. aspal buton pracampur dan aspal buton campuran
panas hampar dingi tercantum dalam Lampiran II;
c. aspal buton kadar bitumen tinggi tercantum dalam
Lampiran III;
d. papan semen rata nonasbestos tercantum dalam
Lampiran IV; dan
e. laminasi dekorasi tekanan tinggi (HPL, HPDL) –
lembaran dari resin termoseting tercantum dalam
Lampiran V,
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Badan ini.
Pasal 4
Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
-5-
DItetapkan di Jakarta
pada tanggal 26 Oktober 2020
REPUBLIK INDONESIA,
TTD
KUKUH S. ACHMAD
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 6 November 2020
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
REPUBLIK INDONESIA,
TTD
WIDODO EKATJAHJANA
i dengan aslinya
ooARO/
Kepala Manusia, Organisasi, dan Hukum
Margahayu
-6-
LAMPIRAN I
PERATURAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2020
TENTANG
SKEMA PENILAIAN KESESUAIAN TERHADAP STANDAR
NASIONAL INDONESIA SEKTOR BAHAN BANGUNAN,
KONSTRUKSI DAN TEKNIK SIPIL
A. Ruang lingkup
Dokumen ini berlaku untuk acuan pelaksanaan Sertifikasi produk
aspal buton butir.
B. Persyaratan Acuan
Persyaratan acuan Sertifikasi produk aspal buton butir mencakup:
1 SNI produk aspal buton butir sebagaimana ditetapkan dalam
Keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional tentang
Daftar SNI Sektor Bahan Bangunan, Konstruksi dan Teknik
Sipil;
2 SNI dan standar lain yang diacu dalam SNI sebagaimana
dimaksud dalam huruf B angka 1;
3 Peraturan yang mengatur tentang penggunaan aspal buton
untuk pembangunan dan preservasi jalan; dan
4 Peraturan lain terkait produk aspal buton butir.
D. Prosedur Administratif
1 Pengajuan permohonan Sertifikasi
1.1 LSPRo harus menyusun format permohonan Sertifikasi
bagi Pelaku Usaha untuk mendapatkan seluruh informasi
yang tercantum pada huruf D angka 1.3.
2 Seleksi
2.1 Tinjauan permohonan Sertifikasi
2.1.1 LSPro harus memastikan bahwa informasi yang
diperoleh dari permohonan Sertifikasi yang
diajukan oleh pemohon telah lengkap dan
memenuhi persyaratan, serta dapat memastikan
kemampuan LSPro untuk menindaklanjuti
permohonan Sertifikasi.
3 Determinasi
Determinasi mencakup 2 (dua) tahap evaluasi, yaitu evaluasi
tahap 1 (satu) dan evaluasi tahap 2 (dua).
E. Pemeliharaan Sertifikasi
1 Pengawasan oleh LSPro
Pengawasan oleh LSPro dilaksanakan melalui kegiatan
Surveilans. LSPro harus melaksanakan kunjungan surveilans
paling sedikit 2 (dua) kali dalam periode Sertifikasi, dengan
jarak antar surveilans tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan.
Kunjungan surveilans dilakukan melalui kegiatan evaluasi
berupa audit proses produksi.
Apabila pada saat batas waktu Surveilans terjadi kondisi kahar
(force majeure) dimana auditor LSPro tidak dapat melakukan
audit di lokasi pemohon, maka audit dapat dilakukan dengan
audit dokumen/rekaman dan/atau melalui audit jarak jauh
(remote audit) dengan menggunakan media yang disepakati
untuk mendapatkan bukti objektif.
2 Sertifikasi ulang
2.1 LSPro harus menyampaikan informasi kepada pemohon
untuk melaksanakan sertifikasi ulang paling lambat 6
(enam) bulan sebelum masa berlaku sertifikat berakhir.
Apabila proses sertifikasi ulang belum selesai sampai pada
saat masa berlaku sertifikat berakhir, maka akan
dilakukan pembekuan sertifikasi.
2.2 Pelaksanaan Sertifikasi ulang dilakukan sesuai dengan
tahapan pada prosedur administratif.
- 18 -
F. Evaluasi Khusus
1 LSPro dapat melaksanakan evaluasi khusus dalam rangka
audit perluasan lingkup maupun tindak lanjut (investigasi)
atas keluhan atau informasi yang ada.
I. Informasi Publik
LSPro harus mempublikasikan informasi kepada publik sesuai
persyaratan ISO/IEC 17065 termasuk informasi pelanggan yang
disertifikasi, dibekukan dan dicabut. Informasi publik terkait
informasi pelanggan yang disertifikasi, dibekukan dan dicabut
tersebut juga harus disampaikan melalui Aplikasi Barang Ber-SNI
(BangBeni) https://bangbeni.bsn.go.id.
J. Kondisi Khusus
Dalam hal ditemukan situasi yang tidak memungkinkan penerapan
persyaratan tertentu dalam Sertifikasi ini, BSN akan menetapkan
kebijakan dengan mempertimbangkan masukan dari KAN dan para
pemangku kepentingan lainnya.
Dengan ukuran:
Keterangan:
y = 11x
r = 0,5x
- 22 -
Penerimaan Bahan
Baku
Penghancuran
{Crushing)
1
Pengeringan
1
' . ...
Pengayakan
(Screening)
''
Pengemasan
(Packing)
REPUBLIK INDONESIA,
TTD
KUKUH S. ACHMAD
6
rgahayu
- 24 -
LAMPIRAN II
PERATURAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2020
TENTANG
SKEMA PENILAIAN KESESUAIAN TERHADAP STANDAR
NASIONAL INDONESIA SEKTOR BAHAN BANGUNAN,
KONSTRUKSI DAN TEKNIK SIPIL
A. Ruang Lingkup
Dokumen ini berlaku untuk acuan pelaksanaan Sertifikasi produk
aspal buton pracampur dan aspal buton campuran panas hampar
dingin.
B. Persyaratan Acuan
Persyaratan acuan Sertifikasi produk aspal buton campur
mencakup:
1 SNI produk aspal buton pracampur dan aspal buton campuran
panas hampar dingin sebagaimana ditetapkan dalam
Keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional tentang
Daftar SNI Sektor Bahan Bangunan, Konstruksi dan Teknik
Sipil;
2 SNI dan standar lain yang diacu dalam SNI sebagaimana
dimaksud dalam huruf B angka 1;
3 Peraturan yang mengatur tentang penggunaan aspal buton
untuk pembangunan dan preservasi jalan; dan
4 Peraturan lain terkait produk aspal buton campur pracampur
dan aspal buton campuran panas hampar dingin.
D. Prosedur Administratif
1 Pengajuan permohonan Sertifikasi
1.1 LSPro harus menyusun format permohonan Sertifikasi
bagi Pelaku Usaha untuk mendapatkan seluruh informasi
yang tercantum pada huruf D angka 1.3.
2 Seleksi
2.1 Tinjauan permohonan Sertifikasi
2.1.1 LSPro harus memastikan bahwa informasi yang
diperoleh dari permohonan Sertifikasi yang
diajukan oleh pemohon telah lengkap dan
memenuhi persyaratan, serta dapat memastikan
- 28 -
3 Determinasi
Determinasi mencakup 2 (dua) tahap evaluasi, yaitu evaluasi
tahap 1 (satu) dan evaluasi tahap 2 (dua).
- 30 -
E. Pemeliharaan Sertifikasi
1 Pengawasan oleh LSPro
Pengawasan oleh LSPro dilaksanakan melalui kegiatan
Surveilans. LSPro harus melaksanakan kunjungan surveilans
paling sedikit 2 (dua) kali dalam periode Sertifikasi, dengan
jarak antar surveilans tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan.
Kunjungan surveilans dilakukan melalui kegiatan evaluasi
berupa audit proses produksi.
Apabila pada saat batas waktu Surveilans terjadi kondisi kahar
(force majeure) dimana auditor LSPro tidak dapat melakukan
- 36 -
2 Sertifikasi ulang
2.1 LSPro harus menyampaikan informasi kepada pemohon
untuk melaksanakan sertifikasi ulang paling lambat 6
(enam) bulan sebelum masa berlaku sertifikat berakhir.
Apabila proses sertifikasi ulang belum selesai sampai pada
saat masa berlaku sertifikat berakhir, maka akan
dilakukan pembekuan sertifikasi.
F. Evaluasi Khusus
1 LSPro dapat melaksanakan evaluasi khusus dalam rangka
audit perluasan lingkup maupun tindak lanjut (investigasi)
atas keluhan atau informasi yang ada.
I. Informasi Publik
LSPro harus mempublikasikan informasi kepada publik sesuai
persyaratan ISO/IEC 17065 termasuk informasi pelanggan yang
disertifikasi, dibekukan dan dicabut. Informasi publik terkait
informasi pelanggan yang disertifikasi, dibekukan dan dicabut
tersebut juga harus disampaikan melalui Aplikasi Barang Ber-SNI
(BangBeni) https://bangbeni.bsn.go.id.
- 39 -
J. Kondisi Khusus
Dalam hal ditemukan situasi yang tidak memungkinkan penerapan
persyaratan tertentu dalam Sertifikasi ini, BSN akan menetapkan
kebijakan dengan mempertimbangkan masukan dari KAN dan para
pemangku kepentingan lainnya.
Dengan ukuran:
- 40 -
Keterangan:
y = 11x
r = 0,5x
- 41 -
L. Tahapan Kritis Proses Produksi Produk Aspal Buton Pracampur dan Aspal Buton Campuran Panas Hampar
Dingin
(tahapan proses produksi aspal buton pracampur dan aspal buton campuran panas hampar dingin terlampir
di halaman selanjutnya)
Produk aspal buton
Tahapan kritis
No. Penjelasan tahapan kritis Pracampur Campuran panas
proses produksi
hampar dingin
1. Penerimaan bahan Penerimaan bahan baku termasuk Berlaku Berlaku
baku bahan tambahan dilakukan sesuai
dengan persyaratan bahan baku dan
bahan tambahan yang ditetapkan
2. Crushing Crushing dilakukan dengan metode Berlaku Berlaku
tertentu yang dikendalikan dan (bila dilakukan)
memperhatikan kesesuaian proses
crushing termasuk kompetensi SDM,
material, peralatan kerja, alat
pemantauan, serta kondisi lingkungan
kerja untuk mendapatkan hasil crushing
yang sesuai dengan persyaratan
3. Pengeringan Pengeringan dilakukan dengan metode Berlaku Berlaku
tertentu yang dikendalikan dan (bila dilakukan)
memperhatikan kesesuaian proses
pengeringan termasuk kompetensi SDM,
material, peralatan kerja, alat
pemantauan, serta kondisi lingkungan
kerja untuk mendapatkan kadar air yang
sesuai dengan persyaratan SNI
- 42 -
Tahapan proses produksi aspal buton pracampur (bahan baku berupa aspal
buton)
Penerimaan Bahan
Baku
(Raw Material
Asbuton)
Penghancuran
(Crushing)
Pengeringan
Pengayakan
(Screening)
Pencampuran
(Mixing)
Penyesuaian Mutu
(Adjustment)
Pengemasan Pengemasan
(Packing) (Packing) Curah
Kemasan Sak Kemasan Drum
- 45 -
Tahapan proses produksi aspal buton pracampur (bahan baku berupa aspal
buton kadar bitumen tinggi/konsentrat)
Penerimaan Bahan
Baku
(Asbuton Kadar
Bitumen Tinggi)
Pracampur
(Mixing)
Pendinginan
Pengemasan Pengemasan
(Packing) (Packing) Curah
Kemasan Sak Kemasan Drum
-46-
Penerimaan Bahan
Agregat
Baku
(Berbagai Ukuran)
(Bongkahan)
Penghancuran
(Crushing)
Pengayakan
{Screening)
Pencampuran
(AMP)
StokPile
Pendinginan
Pengemasan
Curah
{Packing)
Dump Trilk
Kemasan Sak
REPUBLIK INDONESIA,
TTD
KUKUH S. ACHMAD
f »
fargahayu
(NDO
- 47 -
LAMPIRAN III
PERATURAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2020
TENTANG
SKEMA PENILAIAN KESESUAIAN TERHADAP STANDAR
NASIONAL INDONESIA SEKTOR BAHAN BANGUNAN,
KONSTRUKSI DAN TEKNIK SIPIL
A. Ruang lingkup
Dokumen ini berlaku untuk acuan pelaksanaan Sertifikasi
produk aspal buton kadar bitumen tinggi.
B. Persyaratan Acuan
Persyaratan acuan Sertifikasi produk aspal buton kadar bitumen
tinggi mencakup:
1 SNI produk aspal buton kadar bitumen tinggi sebagaimana
ditetapkan dalam Keputusan Kepala Badan Standardisasi
Nasional tentang Daftar SNI Sektor Bahan Bangunan,
Konstruksi dan Teknik Sipil;
2 SNI dan standar lain yang diacu dalam SNI sebagaimana
dimaksud dalam huruf B angka 1;
3 Peraturan yang mengatur tentang penggunaan aspal buton
untuk pembangunan dan preservasi jalan; dan
4 Peraturan lain terkait produk aspal buton kadar bitumen
tinggi.
D. Prosedur Administratif
1 Pengajuan permohonan Sertifikasi
1.1 LSPro harus menyusun format permohonan Sertifikasi
bagi Pelaku Usaha untuk mendapatkan seluruh
informasi yang tercantum pada huruf D angka 1.3.
2 Seleksi
2.1 Tinjauan permohonan Sertifikasi
2.1.1 LSPro harus memastikan bahwa informasi yang
diperoleh dari permohonan Sertifikasi yang
diajukan oleh pemohon telah lengkap dan
- 51 -
3 Determinasi
Determinasi mencakup 2 (dua) tahap evaluasi, yaitu
evaluasi tahap 1 (satu) dan evaluasi tahap 2 (dua).
3.1 Pelaksanaan evaluasi tahap 1 (satu)
3.1.1 Pada evaluasi tahap 1 (satu) dilakukan
pemeriksaan awal terhadap kesesuaian
informasi produk dan proses produksi yang
disampaikan pemohon sebagaimana dimaksud
pada huruf D angka 1.3 terhadap lingkup
produk yang ditetapkan dalam SNI dan
peraturan terkait.
E. Pemeliharaan Sertifikasi
1 Pengawasan oleh LSPro
Pengawasan oleh LSPro dilaksanakan melalui kegiatan
Surveilans. LSPro harus melaksanakan kunjungan
surveilans paling sedikit 2 (dua) kali dalam periode
Sertifikasi, dengan jarak antar surveilans tidak lebih dari 12
bulan. Kunjungan surveilans dilakukan melalui kegiatan
evaluasi berupa audit proses produksi.
Apabila pada saat batas waktu Surveilans terjadi kondisi
kahar (force majeure) dimana auditor LSPro tidak dapat
melakukan audit di lokasi pemohon, maka audit dapat
dilakukan dengan audit dokumen/rekaman dan/atau
melalui audit jarak jauh (remote audit) dengan menggunakan
media yang disepakati untuk mendapatkan bukti objektif.
2 Sertifikasi ulang
2.1 LSPro harus menyampaikan informasi kepada
pemohon untuk melaksanakan sertifikasi ulang paling
lambat 6 (enam) bulan sebelum masa berlaku sertifikat
berakhir. Apabila proses sertifikasi ulang belum selesai
sampai pada saat masa berlaku sertifikat berakhir,
maka akan dilakukan pembekuan sertifikasi.
F. Evaluasi Khusus
1 LSPro dapat melaksanakan evaluasi khusus dalam rangka
audit perluasan lingkup maupun tindak lanjut (investigasi)
atas keluhan atau informasi yang ada.
I. Informasi Publik
LSPro harus mempublikasikan informasi kepada publik sesuai
persyaratan ISO/IEC 17065 termasuk informasi pelanggan yang
disertifikasi, dibekukan dan dicabut. Informasi publik terkait
informasi pelanggan yang disertifikasi, dibekukan dan dicabut
tersebut juga harus disampaikan melalui Aplikasi Barang Ber-
SNI (BangBeni) https://bangbeni.bsn.go.id.
J. Kondisi Khusus
Dalam hal ditemukan situasi yang tidak memungkinkan
penerapan persyaratan tertentu dalam Sertifikasi ini, BSN akan
menetapkan kebijakan dengan mempertimbangkan masukan
dari KAN dan para pemangku kepentingan lainnya.
Dengan ukuran:
Keterangan:
y = 11x
r = 0,5x
- 64 -
Penerimaan Bahan
Baku
Penghancuran
Pengeringan
{Crushing)
Pemisahan
(antara cairdan
padat)
Penambahan Aspal
atau Additive
Pendinginan
Pengemasan
(Packing)
Kemasan sak
REPUBLIK INDONESIA.
TTD
KUKUH 8. ACHMAD
I t-
''^^^argahayu
- 66 -
LAMPIRAN IV
PERATURAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2020
TENTANG
SKEMA PENILAIAN KESESUAIAN TERHADAP STANDAR
NASIONAL INDONESIA SEKTOR BAHAN BANGUNAN,
KONSTRUKSI DAN TEKNIK SIPIL
A. Ruang lingkup
Dokumen ini berlaku untuk acuan pelaksanaan Sertifikasi produk
papan semen rata nonasbestos.
B. Persyaratan Acuan
Persyaratan acuan Sertifikasi produk papan semen rata
nonasbestos mencakup:
1 SNI produk papan semen rata nonasbestos sebagaimana
ditetapkan dalam Keputusan Kepala Badan Standardisasi
Nasional tentang Daftar SNI Sektor Bahan Bangunan,
Konstruksi dan Teknik Sipil;
2 SNI dan standar lain yang diacu dalam SNI sebagaimana
dimaksud dalam angka 1;
3 Penerapan sistem manajemen mutu berdasarkan SNI ISO
9001 atau sistem manajemen mutu lainnya yang setara; dan
4 Peraturan terkait produk papan semen rata nonasbestos yang
berlaku.
D. Prosedur Administratif
1 Pengajuan permohonan Sertifikasi
1.1 LSPro harus menyusun format permohonan Sertifikasi
bagi Pelaku Usaha untuk mendapatkan seluruh
informasi yang tercantum pada huruf D angka 1.3.
2 Seleksi
2.1 Tinjauan permohonan Sertifikasi
2.1.1 LSPro harus memastikan bahwa informasi yang
diperoleh dari permohonan Sertifikasi yang
diajukan oleh pemohon telah lengkap dan
memenuhi persyaratan, serta dapat memastikan
kemampuan LSPro untuk menindaklanjuti
permohonan Sertifikasi.
3 Determinasi
Determinasi mencakup 2 (dua) tahap evaluasi, yaitu evaluasi
tahap 1 (satu) dan evaluasi tahap 2 (dua).
E. Pemeliharaan Sertifikasi
1 Pengawasan oleh LSPro
1.1 Pengawasan oleh LSPro dilaksanakan melalui kegiatan
Surveilans. LSPro harus melaksanakan kunjungan
surveilans paling sedikit 2 (dua) kali dalam periode
Sertifikasi, dengan jarak antar surveilans tidak lebih dari
12 bulan. Kunjungan surveilans dilakukan melalui
kegiatan evaluasi berupa audit proses produksi
(termasuk rekaman uji rutin) dan pengujian sesuai
parameter SNI.
- 78 -
2 Sertifikasi ulang
2.1 LSPro harus menyampaikan informasi kepada pemohon
untuk melaksanakan sertifikasi ulang paling lambat 6
(enam) bulan sebelum masa berlaku sertifikat berakhir.
Apabila proses sertifikasi ulang belum selesai sampai
pada saat masa berlaku sertifikat berakhir, maka akan
dilakukan pembekuan sertifikasi.
F. Evaluasi Khusus
1 LSPro dapat melaksanakan evaluasi khusus dalam rangka
audit perluasan lingkup maupun tindak lanjut (investigasi)
atas keluhan atau informasi yang ada.
I. Informasi Publik
LSPro harus memublikasikan informasi kepada publik sesuai
persyaratan ISO/IEC 17065 termasuk informasi pelanggan yang
disertifikasi, dibekukan dan dicabut. Informasi publik terkait
informasi pelanggan yang disertifikasi, dibekukan dan dicabut
tersebut juga harus disampaikan melalui Aplikasi Barang Ber-SNI
(BangBeni) https://bangbeni.bsn.go.id.
J. Kondisi Khusus
Dalam hal ditemukan situasi yang tidak memungkinkan
penerapan persyaratan tertentu dalam Sertifikasi ini, BSN akan
menetapkan kebijakan dengan mempertimbangkan masukan dari
KAN dan para pemangku kepentingan lainnya.
Dengan ukuran:
Keterangan:
y = 11x
r = 0,5x
Persiapan Bahan
Baku
(Pencampuran Pasir Material Penggariti
Semen
Asbes
Silika dan Kertas)
Pencampuran
{Mixing)
Pembentukan
Lembarart
Pemotongan
[Cutting)
Pengawetan
{Curing).
REPUBLIK INDONESIA,
TTD
KUKUH S. ACHMAD
drgajhayu
- 85 -
LAMPIRAN V
PERATURAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2020
TENTANG
SKEMA PENILAIAN KESESUAIAN TERHADAP STANDAR
NASIONAL INDONESIA SEKTOR BAHAN BANGUNAN,
KONSTRUKSI DAN TEKNIK SIPIL
A. Ruang lingkup
Dokumen ini berlaku untuk acuan pelaksanaan sertifikasi produk
laminasi dekorasi tekanan tinggi (HPL, HPDL) – lembaran dari
resin termoseting.
B. Persyaratan acuan
Persyaratan acuan Sertifikasi produk laminasi dekorasi tekanan
tinggi (HPL, HPDL) – lembaran dari resin termoseting mencakup:
1 SNI produk HPL, HPDL sebagaimana ditetapkan dalam
Keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional tentang
Daftar SNI Sektor Bahan bangunan, konstruksi dan teknik
sipil;
2 SNI dan standar lain yang diacu dalam SNI sebagaimana
dimaksud dalam angka 1;
3 Penerapan sistem manajemen mutu berdasarkan SNI ISO
9001 atau sistem manajemen mutu lainnya yang setara; dan
4 Peraturan lain yang terkait produk laminasi dekorasi tekanan
tinggi.
D. Prosedur administratif
1 Pengajuan permohonan Sertifikasi
1.1 Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) harus menyusun
format permohonan Sertifikasi bagi Pelaku Usaha
untuk mendapatkan seluruh informasi yang
tercantum pada angka 1.3.
2 Seleksi
2.1 Tinjauan permohonan Sertifikasi
2.1.1 LSPro harus memastikan bahwa informasi yang
diperoleh dari permohonan Sertifikasi yang
diajukan oleh pemohon telah lengkap dan
memenuhi persyaratan, serta dapat memastikan
- 89 -
3 Determinasi
Determinasi mencakup 2 (dua) tahap evaluasi, yaitu evaluasi
tahap 1 (satu) dan evaluasi tahap 2 (dua).
- 91 -
E. Pemeliharaan Sertifikasi
1 Pengawasan oleh LSPro
Pengawasan oleh LSPro dilaksanakan melalui kegiatan
surveilans. LSPro harus melaksanakan kunjungan surveilans
paling sedikit 2 (dua) kali dalam periode Sertifikasi, dengan
- 97 -
2 Sertifikasi ulang
2.1 LSPro harus melaksanakan Sertifikasi ulang paling
lambat 6 (enam) bulan sebelum masa berlaku sertifikat
berakhir.
F. Evaluasi khusus
1 LSPro dapat melaksanakan evaluasi khusus dalam rangka
audit perluasan lingkup maupun tindak lanjut (investigasi)
atas keluhan atau informasi yang ada.
I. Informasi publik
LSPro harus memublikasikan informasi kepada publik sesuai
persyaratan ISO/IEC 17065 termasuk informasi pelanggan yang
disertifikasi, dibekukan dan dicabut. Informasi publik terkait
informasi pelanggan yang disertifikasi, dibekukan dan dicabut
tersebut juga harus disampaikan melalui Aplikasi Barang Ber-SNI
(BangBeni) https://bangbeni.bsn.go.id.
- 100 -
J. Kondisi khusus
Dalam hal ditemukan situasi yang tidak memungkinkan
penerapan persyaratan tertentu dalam Sertifikasi ini, maka akan
ditetapkan kebijakan BSN dengan mempertimbangkan masukan
dari KAN dan para pemangku kepentingan lainnya.
Dengan ukuran:
Keterangan:
y = 11x
r = 0,5x
Tahapan kritis
No. Penjelasan tahapan kritis
proses produksi
1. Pemilihan bahan Bahan baku, harus memenuhi
baku persyaratan yang ditetapkan atau
peraturan terkait yang berlaku
2. Proses produksi Proses produksi lembaran dilakukan
lembaran dengan metode tertentu yang
dikendalikan dan memperhatikan
kesesuaian proses pencampuran
termasuk kompetensi SDM, material,
peralatan kerja, alat pemantauan,
serta kondisi lingkungan kerja untuk
mendapatkan spesifikasi sesuai
persyaratan
3. Pengendalian mutu Pengendalian mutu dilakukan dengan
metode tertentu yang dikendalikan
dan memperhatikan kesesuaian
proses pengendalian mutu termasuk
kompetensi SDM, material, peralatan
kerja, alat pemantauan, serta kondisi
lingkungan kerja untuk memastikan
produk akhir sesuai dengan
persyaratan
4. Pengendalian Proses produksi lembaran dilakukan
Produk Akhir dengan metode tertentu yang
dikendalikan dan memperhatikan
kesesuaian proses pencampuran
termasuk kompetensi SDM, material,
- 102 -
Tahapan kritis
No. Penjelasan tahapan kritis
proses produksi
peralatan kerja, alat pemantauan,
serta kondisi lingkungan kerja untuk
mendapatkan spesifikasi sesuai
persyaratan
Persiapan Kertas
(Kertas Berpola)
Pencelupan dalam
Resin/
Larutan Melamin
Pengeringan
(Drying)
Pemotongan
(Cutting)
Pengaturan
Ketebalan
(Setting)
Pengepresan
(Pressing)
Produk Laminasi
Inspeksi Produk
Dekorasi Tekanan
Akhir
Tinggi (Finishing)
Pengemasan
(Packing)
Pengiriman
(Shipping)
Perslapan Kertas
(Kertas Dekoratif/
Kertas Overlay)
Pencelupan dalarh
Resin
Pengeringan
(Drying)
Penyusunan
(Kertas Dekoratif dan
Kertas Overlay)
Pengepresan dan
Pemanasan
{Pressing)
Pengukuran
{Sizing)
Pengasaraii
{Sanding)
I
Produk Lamirtasi
Inspeksi Produk
Dekorasi Tekanan
Akhir
Tlnggi (Finishing)
Pengemasan
(Packing)
Pengiriman
(Shipping)
TTD
KUKUH S. ACHMAD
INOO^