ID Pengaruh Muka Air Tanah Terhadap Pekerja PDF
ID Pengaruh Muka Air Tanah Terhadap Pekerja PDF
Abstrak
Air adalah salah satu komponen yang tidak terpisahkan dari segala ilmu pengetahuan. Jauh di
dalam tanah juga terdapat air, di Bumi hampir sekitar 70 % luasan permukaannya dipenuhi oleh
perairan. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah
permukaan bumi. Tinggi muka air tanah setiap wilayah tentu berbeda-beda disesuaikan dengan
kondisi di mana daerah tersebut berada. Khusus daerah pesisir pantai dengan tanah lunaknya
seperti Pontianak, Kalimantan Barat ketinggian air sangat berpengaruh terhadap pekerjaan
konstruksi yang berkaitan dengan galian tanah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pekerjaan galian yaitu : kestabilan tanah galian dipengaruhi oleh sifat-sifat material dari tanah
tersebut, tinggi permukaan air tanah, kedalaman galian, jenis struktur penahan tanah yang
digunakan, prosedur dan metode penggalian, metode pengeringan (dewatering) yang dipilih.
Analisa perhitungan selain dengan perhitungan manual, juga dilakukan dengan program Plaxis
dengan membuat berbagai macam jenis permodelan kasus tahapan pekerjaan dan jenis material
yang digunakan guna membandingkan hasil analisisnya. Hasil perhitungan menyimpulkan pada
pekerjaan galian tanah dengan adanya air tanah menyebabkan deformasi horizontal tanah yang
cukup besar, disamping itu penanganan nilai deformasi bisa minimalisir dengan menggunakan
turap yang diberi penyangga (struts) dan galian bertahap yang didewateringkan secara
berkelanjutan.
1
tanah menjadi sulit dan mahal. Pekerjaan yang lebih rendah. Rembesan air dalam
basement memerlukan galian tanah (seepage) tanah bergerak melawati celah-
dengan kedalaman lebih dari 1 meter dan celah pori butiran tanah. Aliran air tanah
diperlukan struktur penahan tanah. Galian umumnya dibuat dengan menggunakan
tanah ini dapat menjadi tidak stabil dan grafik-grafik yang dinamakan jaringan aliran
akan terjadi kelongsoran dan berpengaruh (flow net).
terhadap bangunan eksisting disekitarnya
2.2 Tegangan Efektif
Maksud dan tujuan dari penulisan
penelitian ini untuk menganalisis pengaruh Tegangan efektif merupakan gaya per
apa saja yang mempengaruhi pekerjaan satuan luas yang dipikul oleh butir-butir
galian basement, mendesain struktur tanah, perubahan volume dan kekuatan
penahan tanah dan menganalisis bentuk tanah tergantung pada tegangan efektif di
jaringan aliran air tanah, serta untuk dalam massa tanah. Makin tinggi tegangan
mengetahui cara penanganan muka air efektif suatu tanah, makin padat tanah
tanah terhadap pekerjaan galian di lokasi tersebut.
tanah proyek hotel Swiss-Belhotel
Pontianak 2.3 Struktur Penahan Tanah
Tanah yang tidak stabil akibat adanya
2. TINJAUAN PUSTAKA perbedaan elevasi tanah di depan dan
Pekerjaan penggalian tanah hal-hal yang belakang struktur penahan tanah maka
harus diperhitungkan meliputi data-data diperlukan analisis desain struktur turap
tanah ; berat isi tanah diatas muka air tanah yang kuat dan aman yang disesuaikan
(γ ), berat isi tanah di bawah muka air dengan kondisi tanah tersebut. Besar dan
tanah (γ sat ), sudut geser tanah (ɸ), nilai penyebaran gerakan-gerakan tanah
kohesi tanah (c) dan kadar air tanah (w), tergantung pada tipe tanah, dimensi galian,
nilai permeabilitas rembesan tanah dan rincian prosedur pembangunan dan standar
besaran tegangan efektifnya dll. pekerjanya.
2
3. METODE PENELITIAN
Lokasi kegiatan penelitian berada di Jalan
Teuku Umar, Pontianak dekat bangunan
eksisting 11 lantai. Data tanah yang didapat
dari hasil penyelidikan oleh tim lab mekanika
tanah Universitas Tanjungpura, Pontianak
dimana meninjau 5 (lima) titik pekerjaan bor
dalam (Deep Boring) masing-masing :
DB.1a, DB.2a, DB.3a, DB.4a dan DB.5a dan
tim lab mekanika tanah Tarumanegara
Bumiyasa, Jakarta dimana meninjau 2 (dua)
titik bor dalam (Deep Boring) masing-masing
: DB.1b dan DB.2b seperti yang ditunjukan
pada Gambar 1
Gambar 2 Denah rencana penggalian basement
3
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Hasil rekapitulasi nilai N-SPT yang digambarkan pada setiap kedalaman tanah berupa data
borlog sebagai berikut.
Dari hasil data tanah dan hasil analisa didapatkan kumpulan data yang diperlukan dalam
analisis dengan program Geoteknik seperti Plaxis adalah sebagai berikut.
Tabel 3 Sifat-sifat material untuk input kumpulan data material tanah dan antarmuka
Lapisan ke-
No. Parameter Nama Satuan
1 2 3 4
1. Kedalaman 0,00 - 5,00 5,00 - 9,00 9,00 - 11,00 11,00 - 17,00 m
2. Model material Model Mohr-Coulomb Mohr-Coulomb Mohr-Coulomb Mohr-Coulomb -
3. Jenis perilaku material Jenis Terdrainase Terdrainase Terdrainase Terdrainase -
4. Berat isi tanah di atas m.a.t γ unsat 15,269 14,329 15,593 14,309 kN/m
3
5. Berat isi tanah di bawah m.a.t γ sat 15,269 16,301 15,593 17,656 kN/m
3
4
4.2 Analisa Data Bangunan Eksisting Tekanan pada tanah =
Bangunan eksisting ini direncanakan dan = Total beban mati / Luas bidang
telah dibangun untuk perkantoran dengan bangunan
jumlah lantai 11 (sebelas) lantai.
= 4913,658 Ton
1074,519 m 2
= 4,573 Ton/m2
= 44,861 kN/m2
5
Hasil perhitungan didapatkan untuk A= (5 – H) γ (lapisan tanah 1)
perhitungan turap cantilever pada tanah
pasir didapat kedalaman pemancangan uA= 4,5 γw
turap D aktual = 87,471 m sedangkan hasil Jika terjadi penggelembungan, maka ’A = 0
perhitungan turap pada tanah lempung A- uA =0
nilai D aktual = 36,148 m. Hasil
(5 – H) γ (lapisan tanah 1)- 4,5 γw =0
kesimpulan awal bahwa bila
disingkronisasikan dengan data tanah pada (5 – H) 1,557 – 4,5 x 1 =0
kedalaman pemancangan yang didapat 1,557 H = 3,285
adalah tidak mungkin untuk direalisasikan H = 2,109 m
karena pertimbangan pelaksanaan di
lapangan yang akan mengalami kendala. Jadi dari hasil perhitungan di atas didapat
bahwa tanah akan mengalami
4.5 Perhitungan Heave dan penggelembungan (heave) bila kedalaman
Keruntuhan Hidrolik galian 2,109 m.
Heave adalah peristiwa penggelembungan
4.6 Permodelan dengan Program
tanah dimana tekanan air hidrostatik pada
Plaxis v8.6
tanah di bawah dasar galian naik sehingga
memberikan tekanan yang cukup besar Permodelan ini akan dibahas detail model
cara kerja jenis dan tahap-tahap pekerjaan
pada dasar galian.
galian. Permodelan ini akan dibagi menjadi
4 (empat) yaitu :
6
d) Permodelan 4a & 4b : Penggalian 4.7 Hasil Analisa Permodelan
bertahap dengan 2 (dua) tahap galian Hasil permodelan-permodelan dengan
dari -1,5 m lalu -3,30 m dengan turap
program Plaxis :
corrugated W-350-A-1000 kedalaman
12,00 m ditambah penopang strut baja a) Permodelan 1 : Penggalian langsung -
WF ada 2 tipe : Baja WF 300.300.10.15 3,30 m tanpa tuap dan tanpa pengaruh
dan Baja WF 400.400.13.21 pada setiap muka air tanah atau galian kering.
tahapan galian dan dianalisis terhadap
pengaruh muka air tanah pada proses
dewatering bertahap sesuai tahapan
galian.
7
c) Permodelan 3a & 3b : Penggalian d) Permodelan 4a & 4b : Penggalian
bertahap dengan 2 (dua) tahap galian bertahap dengan 2 (dua) tahap galian
dari -1,50 m lalu -3,30 m dengan dari -1,5 m lalu -3,30 m dengan turap
turap corrugated ada 2 tipe : W-350- corrugated W-350-A-1000
A-1000 dan W-500-A-1000 kedalaman 12,00 m ditambah
kedalaman 12,00 m dan muka air penopang strut baja WF ada 2 tipe :
tanah di dewatering kan perlapis Baja WF 300.300.10.15 dan Baja WF
galian. 400.400.13.21 pada setiap tahapan
galian dan dianalisis terhadap
pengaruh muka air tanah pada proses
dewatering bertahap sesuai tahapan
galian.
8
Dari hasil-hasil permodelan-permodelan program Plaxis ini bisa disimpulkan kembali
pada Tabel 4 dibawah ini.
9
5. KESIMPULAN bangunan melebihi gaya uplift
tersebut.
Hasil dari analisa-analisa data pada
f) Pengaruh daripada ada tidaknya
bahasan skripsi ini akan dijelaskan
muka air tanah pada pekerjaan
kembali dari setiap poin penting yang
galian cukup mempengaruhi besaran
bisa diambil diantaranya :
deformasi horizontal tanah, seperti
a) Dalam analisa data tanah di lokasi
pada hasil analisis Plaxis pada
proyek Swiss-Belhotel diketahui
permodelan 1 (Galian langsung
bahwa lapisan tanah sangat kaku
3,30m dengan muka air tanah jauh
terletak pada kedalaman > 35 m
di bawah dasar galian atau galian
dengan nilai N-SPT >> 30 pada
kering) deformasi horizontal yang
lapisan jenis tanah pasir sangat
didapat 14,386 cm dan pada
padat, dan elevasi muka air tanah
permodelan 2 (Galian langsung
berada pada -0,50 m dari permukaan
3,30m dengan muka air tanah
tanah setempat.
+0,50m dan galian di dewatering
b) Tanah di Pontianak disimpulkan
kan) deformasi horizontalnya 20,276
termasuk dalam kawasan distribusi
cm. Sehingga muka air tanah pada
lahan gambut dengan kedalaman > 2
pekerjaan galian sangat
m.
mempengaruhi besaran nilai
c) Daya dukung izin dari tiang spun
deformasi yang terjadi.
pile diameter 45 cm dimana rencana
g) Dari berbagai permodelan analisa
kedalaman sampai 40 m @10 m per
program Plaxis v8.6 didapat bahwa
tiang dengan menggunakan metode
pada permodelan 4 lah yang terbaik
Meyerhof didapat rata-rata 172,078
karena pergerakan dari pada turap
ton.
corrugated precast concrete K-600
d) Pada perhitungan heave peristiwa
tipe W-350-A-1000 secara
penggelembungan tanah dimana
horizontal dengan ada penahan
tekanan air hidrostatik pada tanah
dinding turap dan penopang (struts)
dibawah dasar galian naik terjadi
baja WF 300.300.10.15 cukup
pada galian dengan kedalaman >
mengurangi pergerakan dan nilai
2,109 m.
gaya geser daripada dinding turap
e) Untuk mencegah gaya uplift
sehingga cukup aman.
terhadap rencana bangunan, maka
h) Metode dewatering atau pekerjaan
saat bobot bangunan masih lebih
pengeringan agar air tanah tidak
kecil daripada gaya uplift dari
mengganggu proses pekerjaan
tekanan air, dewatering harus tetap
galian. Metode yang umum sering
dijalankan hingga bobot mati dari
10
digunakan adalah open pumping Bowless, J.E., Hainim, J.K. 1993. Sifat-
dimana metode ini air dikumpulkan Sifat dan Geoteknis Tanah. (Edisi
pada kolektor yang tentu saja posisi ke-2, cetakan ke-4). Jakarta:
Erlangga.
peletakannya mengikuti elevasi
Brinkgreve, R.B.J. 2007. Plaxis versi
galian dengan kedalaman 50 cm. 8.6. Model Acuan dan Latihan.
Fungsi kolektor sendiri untuk Belanda: Delft Universitas
mengumpulkan dan membuang air Teknilogi & Plaxis b.v.
keluar galian. Berikut gambaran Craig, R.F., Soepanji, Budi, S. 1987.
rencana dewateringnya. Mekanika Tanah (Edisi ke-4).
Jakarta: Erlangga.
11