ANGGI
ANGGI
Proposal Penelitian
Oleh :
ANGRAINI WULANDARI
NIM: N21020023
Proposal ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh Tim Penguji prodi D-III
keperawatan fakultas keedokteran universitas tadulako.
Nim : N21020023
Pembimbing I,
Mengetahui
Dr. Fauzan,Skm,M,Kes
Nip. 1962022019831
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................3
C. Tujuan Penelitian............................................................................3
D. Manfaat Penelitian..........................................................................4
A. Konsep ANC..................................................................................6
1. Pengertian.................................................................................6
2. Etiologi.....................................................................................6
3. Klasifikasi.................................................................................7
4. Manifestasi klinis.....................................................................8
5. Patofisiologi...........................................................................10
6. Pthway....................................................................................11
7. Pemeriksaan Penunjang..........................................................12
8. Penatalaksanaan.....................................................................12
9. Komplikasi ............................................................................14
iii
1. Pengkajian..............................................................................14
2. Diagnosa Keperawatan...........................................................18
3. Perencanaan Keperawatan......................................................19
4. Implementasi keperawatan.....................................................32
5. Evaluasi Keperawatan............................................................32
A. Jenis Penelitian..............................................................................33
C. Subjek Penelitian...........................................................................33
D. Definisi Operasional......................................................................33
E. Pengumpulan Data.........................................................................35
F. Analisa Data...................................................................................36
G. Etika Penelitian..............................................................................37
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................39
LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Dengan demikian mampu menghadapi
dilakukan untuk pemeriksaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan
sesuatu hal yang menyebabkan dan yang mendukung tindakan atau perilaku
teratur jika mendapat dukungan besar dari keluarga. Dalam hal ini dukungan dari
ANC. keluarga merupakan unit terkecil masyarakat yang terdiri atas dua orang
atau lebih adanya ikatan persaudaraan atau pertalian darah, hidup dalam satu
rumah tangga berinteraksi satu kebudayaan. Jadi dapat dikatakan bahwa salah
1
satu konsep solusi untuk meningkatkan kunjungan kehamilan adalah dengan
Suami dan keluarga apabila tidak mendukung pada masa kehamilan ibu
perkembangan atau gangguan emosi saat lahir jika stres ibu tidak tertangani, oleh
karna itu dukungan keluarga khusunya suami mempunyai andil yang besar dalam
kunjungan ANC maka penerapan kelas ibu hamil dan penyuluhan secara rutin
program yang mampu menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Program
antenatal care mampu mendeteksi secara dini komplikasi sejak kehamilan diikuti
pada tahun 2002 yaitu kunjungan antenatal care dilakukan 4 kali terdiri dari
kunjungan pertama pada umur kehamilan kurang dari 12 minggu, kedua pada
minggu dan keempat pada umur kehamilan kurang lebih 38 minggu. Program ini
perinatal dan kualitas perawatan pada ibu. 8 kali kunjungan antenatal care
kesehatan pada umur kehamilan kurang lebih 12 minggu, kedua pada umur
kehamilan kurang lebih 20 minggu, kontak ketiga pada umur kehamilan kurang
kontak ke lima umur kehamilan kurang lebih 34 minggu, kontak ke enam umur
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor internal seperti paritas, usia ibu, dan
juga faktor eksternal seperti pengetahuan ibu, sikap, kondisi social ekonomi,
social budaya, geografis, informasi dan juga dukungan, baik dukungan dari
dukungan petugas kesehatan maupun dukungan dari keluarga ibu. (Artika, 2016.
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
penelitian ini diharapkan sebagai pedoman dan tolak ukur keberhasilan yang
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep ANC
1. Definisi
bertambahnya BAB dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan
Menurut Suardi & Rita (2016), diare diartikan sebagai suatu keadaan
terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak
normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat
disertai atau tanpa disertai darah atau lender sebagai akibat dari terjadinya
6
2. Etiologi
a. Faktor Infeksi
penyebab utama diare pada anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. Coli,
b. Faktor Malabsorbsi
pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak
dan protein.
c. Faktor Makanan
3. Manifestasi Klinis
tanda-tandanya : Berak cair 1-2 kali sehari, muntah (-), haus (-), nafsu makan
tidak berkurang, masih ada keinginan untuk bermain. Pada anak yang
4-9 kali sehari, kadang muntah 1-2 kali sehari, suhu tubuh kadang meningkat,
haus, tidak ada nafsu makan, badan lesu lemas. Sedangkan pada anak yang
menerus, muntah terus-menerus, haus, mata cekung, bibir kering dan biru,
tangan dan kaki dingin, sangat lemah, tidak ada nafsu makan, tidak ada
keinginan untuk bermain, tidak ada BAK selama 6 jam atau lebih, kadang-
tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling
fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa tanpa rehidrasi yang adekuat
kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, ubun-ubun dan
mata cekung, membrane mukosa kering, tulang pipi tampak lebih menonjol,
turgor kulit jelas (elastisitas kulit menurun) serta suara menjadi serak.
Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonic. Karena
(pernapasan Kussmaul).
Gangguan kardio vaskuler pada tahap hipovolmik yang berat dapat
berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120x/menit), tekanan
darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral
akut juga dapat timbul aritmia jantung. Penurunan tekanan darah akan
keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal
akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut (Lestari.T, 2016)
4. Patofisiologi
gangguan osmotic, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga
pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam
rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi
rongga usus.
5. pthaway
Infeksi Makanan
C Psikologi
Frekuensi BAB
meningkat
(hiporvolemia) gas
Dalam (PPNI,2017)
6. Dampak Diare
c. Hipoglikemia
darah menurun hingga 40% mg pada bayi dan 50% pada anak-anak.
d. Gangguan gizi
disebabkan oleh : makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut
e. Gangguan sirkulasi
menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal (Lestari.T,
2016)
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan tinja :
tinja.
b. Pemeriksaan laboratorium
(Lestari.T, 2016)
8. Komplikasi
b. Renjatan hipovolemik.
d. Hipoglikemia.
g. Malnutrisi energy, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
9. Pencegahan
orang per hari untuk hidup sehat 60 liter. Selain dari peranan air
merupakan air sungai dan danau. Air tanah yang dangkal atau air
tanah dalam. Air angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfir seperti
dirinya dengan baik, dan air sebagai sarang hospes sementara penyakit.
Untuk mencegah terjadinya diare maka air bersih harus diambil dari
harus jauh dari kandang ternak dam kakus paling sedikit sepuluh meter
dari sumber air. Air harus ditampung di dalam wadah yang bersih dan
dan untuk minum air harus di masak. Masyarakat yang terjangkau oleh
keluarga harus membuang air besar jauh dari rumah, jalan dan daerah
anak bermain dan paling kurang sepuluh meter dari sumber air bersih.
Untuk mencegah kontaminasi tinja terhadap lingkungan, maka
berdarah pada anak balita sebesar dua kali lipat di bandingkan keluarga
syarat sanitasi.
3) Status gizi
zat makana tersedia dalam bentuk ideal dan seimbang untuk dicerna
dan diserap secara optimal oleh bayi. ASI saja sudah cukup untuk
anak. Memberikan ASI segera setelah bayi lahir, serta berikan ASI
ASI kepada bayi yang baru lahir secara penuh mempunyai daya
lindung empat kali lebih besar terhadap diare daripada pemebrian ASI
yang disertai dengan susu botol. Pada bayi yang tidak diberi ASI pada
30 kali besar disbanding dengan bayi yang tidak di beri ASI. Bayi
lebih rendah. Bayi dengan air susu buatan (ASB) mempunyai risiko
mendapatkan Air Susu Ibu (ASI). Risiko relative ini tinggi dalam
peranan penting, karena lewat tangan yang tidak bersih makanan atau
penularan diare bagi penularan diare bagi orang lain. Tidak hanya
anaka yang sakit, anak sehat juga tinjanya juga dapat menjadi carrier
diare.
6) Imunisasi
b. Pencegahan sekunder
telah terkena diare atau yang terancam akan menderita yaitu dengan
menentukan diagnosa dini dan pengobatan yang cepat dan tepat, serta
mengalami kecacatan dan kematian akibat dehidrasi. Jadi pada tahap ini
untuk mencegah terjadinya akibat samping dari penyakit diare. Usaha yang
dukungan secara mental kepada anak l. Anak yang menderita diare selain
10. Penatalaksanaan
Tindakan:
biasanya
terdekat
b. Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan/sedang
Tindakan :
1) Berikan oralit
Tindakan :
1) di bawah 1 tahun : 3 jam pertama 1.5 gelas selanjutnya 0,5 gelas setiap
kali mencret
dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan
b) Cairan parenteral
(1) Untuk anak umur 1 bulan-2 tahun berat badan 3-10 kg 1 jam
(2) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15
(3) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25
(4) Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg kebutuhan
menit = 20 tetes).
(5) Untuk bayi berat badan lahir rendah : kebutuhan cairan 250
f. Pengobatan dietetik
Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat
badan kurang dari 7 kg, jenis makanan : susu (ASI, susu formula yang
mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh. Makanan setengah padat
(bubur atau makanan padat (nasi tim)). Susus khusus yang disesuaikan
dengan keadaan yang ditemukan misalnya susu yang tidak mengandung
laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh (Lestari.T,
2016)
g. Obat-obatan
2016)
1. Pengkajian
(Asmadi,2013).
b. Identitas Penanggung
c. Keluhan Utama
Buang Air Besar (BAB) lebih dari 3 kali sehari, BAB dengan
berlangsung kurang dari 14 hari adalah diare akut dan bila berlangsung 14
2) Tinja makin cair mugkin disertai lendir atau darah, warna tinja berubah
5) Bila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala
dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan
keperawatan klien.
g. Psikososial
2. Diagnosa Keperawatan
yang saksama. Diagnosa utama akan terbukti berdasarkan usia, kondisi dan
d. Hipovolemia
3. Perencanaan
perlu diperhatikan dalam membuat kriteria hasil adalah berfokus pada pasien,
rencana tindakan.
a) Observasi:
pada bayi)
penyiapan makanan.
b) Terapeutik:
gula,oralit,pedialyte,renalyte)
(3) Berikan cairan intravena (mis, ringer asetat, ringer laktat) jika
perlu.
elektrolit.
c) Edukasi:
mengandung laktosa
d) Kolaborasi:
difenoksilat)
smektit, kaolin-pektin)
c) Dehidrasi menurun
a) Observasi
(1) Monitor status hidrasi ( mis, frek nadi, kekuatan nadi, akral,
darah)
(2) Monitor berat badan harian
tersedia)
b) Terapeutik
(1) Catat intake output dan hitung balans cairan dalam 24 jam
c) Kolaborasi
2) Intervensi:Manajemen nutrisi
a) Observasi:
b) Terapeutik
c) Edukasi
d) Kolaborasi
d. Hipovolemia
a) Observasi
b) Terapeutik
c) Edukasi
(1) Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
d) Kolaborasi
NaCl 0,4%)
a) Dispnea menurun
d) Gelisah menurun
f) Pusing menurun
2) Intervensi:Pemantauan respirasi
a) Observasi
b) Terapeutik
c) Edukasi
4. Implementasi Keperawatan.
5. Evaluasi Keperawatan.
Evaluasi keperawatan adalah memberi dasar pemilihan intervensi
adalah informasi yang didapat dari klien setelah diberikan tindakan, (Objektif)
atau tidak teratasi, (Planning) adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
pasien Diare. Studi kasus dibatasi oleh tempat, dan waktu, serta kasus yang
C. Subjek Penelitian
D. Definisi Operasional
38
operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam
1. Pengkajian keperawatan
2. Diagnosis keperawatan
Diare.
3. Perencanaan keperawatan
pasien Diare.
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
1. Wawancara
3. Dokumentasi
F. Analisa data
data terkumpul. Analisa akan dilakukan dengan cara menggunakan fakta dan
observasi) yang akan dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan tujuan
dilakukan.
2. Penyajian data
3. Kesimpulan
G. Etika penelitian
(Nursalam, 2020).
lengkap dengan tujuan daripada penelitian ini, dari klien berhak untuk
Anominty yaitu dimana klien berhak untuk meminta data yang telah
3. Confidentiality (Rahasia)
Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah. 2018. Provil dinas kesehatan Prov.Sulteng. Palu:
Yogyakarta.
Nagstiyah,(2014).pathway
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (Tim
Pokja SDKI DPP PPNI (ed); 1 Cetakan III). Dewan Pengurus Pusat
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (Tim
Pokja SIKI DPP PPNI (ed); 1Cetakan II). Dewan Pengurus Pusat
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (Tim
Pokja SLKI DPP PPNI (ed); 1 Cetakan II). Dewan Pengurus Pusat
43