Bagaimana Pengelolaan B3 Yang Benar Sesuai Regulasi
Bagaimana Pengelolaan B3 Yang Benar Sesuai Regulasi
Bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah bahan yang karena sifat dan/atau
konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya.
Mudah meledak (explosive)
Pengoksidasi (oxidizing)
Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable)
Sangat mudah menyala (highly flammable)
Mudah menyala (flammable)
Amat sangat beracun (extremely toxic)
Sangat beracun (highly toxic)
Beracun (toxic)
Berbahaya (harmful)
Iritasi (irritant)
Korosif (corrosive)
Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to environment)
Karsinogenik (carcinogenic)
Teratogenik (teratogenic)
Mutagenik (mutagenic)
Bahaya lain berupa gas bertekanan (pressure gas).
Sikap dan tingkah laku pekerja menjadi faktor penyebab kecelakaan kerja
tertinggi, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan/keterampilan pekerja,
lalai dalam bekerja, tidak melaksanakan prosedur kerja sesuai petunjuk yang
diberikan atau tidak disiplin menaati peraturan K3 termasuk pemakaian alat
pelindung diri.
Mengingat faktor terbesar penyebab kecelakaan kerja adalah faktor manusia,
maka upaya meningkatkan K3 dalam pengelolaan B3 perlu dilakukan. Dilansir
dari batan.go.id, dari hampir 100.000 bahan kimia yang digunakan dalam
industri, hanya kira-kira 15 persen bahan kimia yang telah diketahui secara
pasti bahayanya bagi manusia. Hal ini dikarenakan keterbatasan
pengetahuan yang dimiliki.
Hal ini dikarenakan pada kondisi kerja yang sehat dan aman bebas dari
bahaya kecelakaan, seorang pekerja dapat bekerja dengan aman, sehat, dan
selamat.
Sementara notifikasi B3, terbagi menjadi dua, yakni notifikasi ekspor dan
notifikasi impor. Setiap orang yang memasukkan B3 ke dalam (impor) atau
mengeluarkan B3 (ekspor) dari Indonesia wajib mengajukan permohonan
notifikasi B3 kepada pihak yang berwenang.
Seluruh tahapan registrasi dan notifikasi B3 ini sudah diatur dalam Permen
LHK No.P.36 Tahun 2017 tentang Tata Cara Registrasi dan Notifikasi B3.
LDKB atau MSDS adalah lembar petunjuk yang berisi informasi bahan kimia
meliputi sifat fisika, kimia, jenis bahaya yang ditimbulkan, cara penanganan,
tindakan khusus dalam keadaan darurat, dan informasi lain yang diperlukan.
Merek dagang
Rumus kimia B3
Jenis B3
Klasifikasi B3
Teknik penyimpanan
Tata cara penanganan bila terjadi kecelakaan.
1. Pengangkutan B3
Tidak melalui daerah padat penduduk, terowongan dan jalan yang sempit
(kecuali disertai pengawalan petugas yang berwenang)
Tidak melalui tanjakan dan belokan yang membahayakan atau tidak
memungkinkan dilalui kendaraan pengangkut bahan berbahaya
Titik rawan sepanjang lintasan, seperti daerah kemacetan lalu lintas, tempat
penyimpanan bahan berbahaya, depot bahan bakar, jalur listrik tegangan
tinggi dll.
1) Curah
2) Non-Curah
Sedangkan untuk B3 yang dikemas dalam jenis botol atau kemasan kecil
lainnya, dapat diangkut dengan menggunakan kendaraan pengangkut biasa
sepanjang keamanan B3 dapat terjamin selama dalam perjalanan.
1. Pengemasan B3
Rambu K3 B3 Korosif
Pemberian simbol dan label sangat penting untuk mengetahui klasifikasi B3
sehingga pengelolaannya dapat dilakukan dengan baik guna mengurangi
risiko yang dapat ditimbulkan dari B3. Tata cara pemberian simbol dan label
sudah diatur dalam Permen LH No. 3 tahun 2008.
Dalam hal simbol dan label yang mengalami kerusakan juga wajib diberikan
simbol dan label yang baru.
1. Penyimpanan B3
Lokasi
Konstruksi bangunan.
Salam safety!