Anda di halaman 1dari 41

ORGANISASI

KELEMBAGAAN
KEMENTERIAN AGRARIA TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Oleh:

Dr. HATTA ISNAINI WAHYU UTOMO, S.H., M.Kn.

UPDATE
Bahan Belajar Dalam Persiapan Menghadapi Ujian Pejabat Pembuat Akta Tanah OKTOBER 2022
BIODATA
Dr. Hatta Isnaini Wahyu Utomo, S.H., M.Kn.
081235041230
Trenggalek, 11 November 1985
Puri Indah Blok H-22 Sidoarjo 081235041230
hatta.isnaini@yahoo.com / hatta.iwu@gmail.com
@hatta_isnaini

Hatta Isnaini
PEKERJAAN
Notaris - PPAT Kabupaten Gresik
Dosen Fakultas Hukum Universitas Yos Sudarso Surabaya

PENDIDIKAN
S-1 Fakultas Hukum Universitas Kartini (2012)
S-2 Magister Kenotariatan Universitas Narotama Surabaya (2016)
S-3 Doktor Ilmu Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (2020)
Airlangga Broadcast Education, Universitas Airlangga
DASAR HUKUM NEW

1. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UUD NRI 1945


2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara
3. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2019 tentang
Penataan Tugas Dan Fungsi Kementerian Negara UU No. 39 Th. 2008
Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024
4. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara
5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Perpres No. Perpres No.
Kementerian Agraria Dan Tata Ruang 68 Th. 2019 67 Th. 2019
6. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang
Badan Pertanahan Nasional Perpres No. Perpres No.
47 Th. 2019 48 Th. 2019
7. Peraturan Menteri Agraria Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 Tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Agraria Dan
Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Permen Permen
8. Peraturan Menteri Agraria Tata Ruang/Badan ATR/KBPN No. ATR/KBPN No.
Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 Tentang 16 Th. 2020 17 Th. 2020
Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Dan Kantor Pertanahan
SEJARAH KELEMBAGAAN AGRARIA

1. Menteri Negara Urusan Agraria (1951-1952)


2. Menteri Agraria (1954-1959)
3. Menteri Muda Agraria (1959-1960)
ORDE LAMA
(1954-1966) 4. Menteri Agraria (1960-1962)
5. Menteri Koordinator Pertanian dan Agraria (1962-1963)
6. Menteri Agraria (1964-1966)
7. Deputi Menteri Kepala Departemen Agraria (1966)

1. Dirjen Agraria Departemen Dalam Negeri (1967-1987)


ORDE BARU
(1967-1999) 2. Badan Pertanahan Nasional (1988-1993)
3. Menteri Negara Agraria/Badan Pertanahan Nasional (1993-1999)

ORDE 1. Badan Pertanahan Nasional (2000-2014)


REFORMASI 2. Menteri Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
(1999-skrg) (2014-sekarang)
LATAR BELAKANG & KEDUDUKAN

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional merupakan penggabungan 2


organisasi yaitu BPN dan Dirjen Tata Ruang pada Kementerian PU
Kementerian Agraria dan Tata Ruang masuk dalam Kementerian Kelompok II (CLUSTER II), yaitu
Kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam
UUD NRI 1945 (Ps. 2 ayat (3) jo Ps. 1 angka 26 Perpres No. 68 Th. 2019)

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL


Kementerian Agraria dan Tata Ruang berada dibawah BPN adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian
dan bertanggung jawab kepada Presiden. yang berada di bawah dan bertanggung jawab
Kementerian Agraria dan Tata Ruang dipimpin oleh kepada Presiden.
Menteri, yang dibantu oleh Wakil Menteri sesuai BPN dipimpin oleh Kepala.
dengan penunjukan Presiden BPN mempunyai tugas melaksanakan tugas
Kementerian Agraria dan Tata Ruang mempunyai tugas pemerintahan di bidang pertanahan sesuai dengan
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketentuan peraturan perundang-undangan.
agraria/pertanahan dan tata ruang untuk membantu
Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara.

Kementerian ATR/BPN berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden, dipimpin oleh seorang
Menteri yang sekaligus menjabat sebagai Kepala BPN (Ps. 1 Permen ATR/BPN No. 16 Th. 2020)
VISI, MISI & MOTTO

Terwujudnya Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang Terpercaya


dan Berstandar Dunia dalam Melayani Masyarakat untuk Mendukung
VISI Tercapainya:
“Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong”

1.Menyelenggarakan Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang


MISI Produktif, Berkelanjutan dan Berkeadilan;
2.Menyelenggarakan Pelayanan Pertanahan dan Penataan Ruang yang
Berstandar Dunia.

MOTTO Melayani, Profesional, Terpercaya


TUGAS & FUNGSI

Kementerian ATR/BPN mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di


TUGAS bidang agraria/pertanahan dan tata ruang untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara

a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang tataruang, survei dan


pemetaan pertanahan dan ruang, penetapan hak dan pendaftaran tanah, penataan
agraria, pengadaan tanah dan pengembangan pertanahan, pengendalian dan
penertiban tanah dan ruang, serta penanganan sengketa dan konflik pertanahan;
b. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
FUNGSI c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
e. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional di daerah;
f. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
KOORDINASI PELAKSANAAN TUGAS & FUNGSI

Kementerian ATR/BPN dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berkoordinasi dengan


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

Pasal 2 ayat (1) Perpres No. 37 Th. 2020 ttg Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian:
“Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi,
sinkronisasi, dan pengendalian urusan Kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang
perekonomian”

Pasal 4 Perpres No. 37 Th. 2020 ttg Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian:
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengoordinasikan:
a. Kementerian Keuangan;
b. Kementerian Ketenagakerjaan;
c. Kementerian Perindustrian;
d. Kementerian Perdagangan;
e. Kementerian Pertanian;
f. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
g. Kementerian Badan Usaha Milik Negara;
h. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;
i. Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional;
j. Instansi lain yang dianggap perlu.
SUSUNAN ORGANISASI
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
a. Sekretariat Jenderal;
b. Direktorat Jenderal Tata Ruang (Ditjen I);
c. Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang (Ditjen II);
d. Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah (Ditjen III);
e. Direktorat Jenderal Penataan Agraria (Ditjen IV);
f. Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan (Ditjen
V);
g. Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang (Ditjen VI);  Kantor Wilayah
h. Direktorat Jenderal Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan (Ditjen VII);  Kantor Pertanahan
i. Inspektorat Jenderal;
j. Staf Ahli Bidang Hukum Agraria dan Masyarakat Adat;  Sekolah Tinggi
k. Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi; Pertanahan Nasional
l. Staf Ahli Bidang Partisipasi Masyarakat dan Pemerintah Daerah;
m. Staf Ahli Bidang Pengembangan Kawasan;
n. Staf Ahli Bidang Teknologi Informasi.
o. Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM);
p. Pusat Pengembangan dan Standarisasi Kebijakan Agraria, Tata Ruang dan
Pertanahan;
q. Pusat Data dan Informasi Pertanahan, Tata Ruang dan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (Pusdatin).
(Ps. 6 Permen ATR/KBPN No. 16 Th. 2020)
Menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada
SETJEN seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan tata ruang dan
DITJEN I
pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survei dan pemetaan sesuai dengan
DITJEN II ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan dan penetapan hak tanah
dan ruang, pengaturan pendaftaran tanah dan ruang, pengaturan hak komunal, hubungan kelembagaan dan
DITJEN III Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), serta pengaturan dan penetapan tanah pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidangredistribusi tanah, pemberdayaan tanah


DITJEN IV masyarakat, penatagunaan tanah dan penataan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah
tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan pengadaan tanahdan


DITJEN V pencadangan tanah, konsolidasi tanahdan pengembangan pertanahan, penilaian tanahdan ekonomi
pertanahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian pemanfaatan ruang,


DITJEN VI pengendalian alih fungsi lahan, pengendalian wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah
tertentu, penertiban pemanfaatan ruang, dan penertiban, penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan dan pencegahan
DITJEN VII sengketa dan konflik pertanahan serta penanganan perkara pertanahan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

menyelenggarakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan


ITJEN Pertanahan Nasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

STAF AHLI BIDANG HUKUM memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri/Kepala terkait dengan bidang
AGRARIA DAN MASYARAKAT ADAT hukum agraria dan masyarakat adat

STAF AHLI BIDANG REFORMASI memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri/Kepala terkait dengan bidang
BIROKRASI reformasi birokrasi.
STAF AHLI BIDANG PARTISIPASI memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri/Kepala terkait dengan bidang
MASYARAKAT DAN PEMERINTAH
DAERAH partisipasi masyarakat dan pemerintah daerah.

STAF AHLI BIDANG memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri/Kepala terkait dengan bidang
PENGEMBANGAN KAWASAN pengembangan kawasan.

STAF AHLI BIDANG memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri/Kepala terkait dengan bidang
TEKNOLOGI INFORMASI teknologi informasi.

PPSDM melaksanakan pengembangan sumber daya manusia di bidang agraria dan tata ruang.
PUSAT PENGEMBANGAN DAN melaksanakan pengembangan dan standarisasi kebijakan di bidang agraria, tata ruang, dan
STANDARISASI KEBIJAKAN AGRARIA,
TATA RUANG DAN PERTANAHAN pertanahan.

melaksanakan penyusunan tata kelola dan infrastruktur teknologi informasi, pengembangan dan
PUSDATIN inovasi sistem informasi, serta pengelolaan data dan penyajian informasi.
Perubahan Nomenklatur Pasca berlakunya Pepres No. 47 Th 2020 & Pepres No. 48 Th 2020
Di Tingkat Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

NAMA KETERANGAN
Sekretariat Jenderal (Setjen) Tetap
Direktorat Jenderal Tata Ruang (Ditjen I) Tetap
Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan Berubah, sebelumnya bernama Direktorat Jenderal
dan Ruang (Ditjen II) Infrastruktur Keagrariaan
Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Berubah, sebelumnya bernama Direktorat Jenderal
Tanah (Ditjen III) Hubungan Hukum Keagrariaan
Direktorat Jenderal Penataan Agraria (Ditjen IV) Tetap
Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah dan Berubah, sebelumnya bernama Direktorat Jenderal
Pengembangan Pertanahan (Ditjen V) Pengadaan Tanah
Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Berubah, sebelumnya bernama Direktorat Jenderal
Tanah dan Ruang (Ditjen VI) Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan
Penguasaan
Direktorat Jenderal Penanganan Sengketa dan Konflik Berubah, sebelumnya bernama Direktorat Jenderal
Pertanahan (Ditjen VII) Penanganan Masalah Agraria, Pemanfaatan
Ruang dan Tanah
Inspektorat Jenderal (Itjen) Tetap
Perubahan Nomenklatur Pasca berlakunya Pepres No. 47 Th 2020 & Pepres No. 48 Th 2020
Di Tingkat Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

NAMA KETERANGAN
1. Staf Ahli Bidang Hukum Agraria dan Masyarakat Berubah, sebelumnya hanya ada 3 (tiga) staf ahli
Adat; yaitu:
2. Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi; 1. Staf Ahli Bidang Landreform dan Hak Masyarakat
atas Tanah;
3. Staf Ahli Bidang Partisipasi Masyarakat dan
Pemerintah Daerah; 2. Staf Ahli Bidang Masyarakat Adat dan
Kemasyarakatan
4. Staf Ahli Bidang Pengembangan Kawasan;
3. Staf Ahli Bidang Ekonomi Pertanahan.
5. Staf Ahli Bidang Teknologi Informasi;

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Tetap


Pusat Pengembangan dan Standarisasi Kebijakan Berubah, sebelumnya bernama Pusat Penelitian dan
Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan Pengembangan (Puslitbang)
Pusat Data dan Informasi Pertanahan, Tata Ruang Tetap
dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Pusdatin)
MENTERI & WAKIL MENTERI ATR/BPN

MENTERI AGRARIA & TATA RUANG/ KEPALA BADAN WAKIL MENTERI AGRARIA & TATA RUANG/
PERTANAHAN NASIONAL WAKIL KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Marsekal TNI (Purn) Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto S.I.P. Raja Juli Antoni, Ph.D
2022 - Sekarang 2022 - Sekarang
Ruang lingkup tugas Wakil Menteri:
Menteri/Kepala dan Wakil a. membantu Menteri/Kepala dalam perumusan dan/atau
pelaksanaan kebijakan Kementerian Agraria dan Tata
Menteri/Wakil Kepala merupakan satu
Ruang/Badan Pertanahan Nasional; dan
kesatuan unsur pemimpin Kementerian b. membantu Menteri/Kepala dalam mengoordinasikan pencapaian
Agraria dan Tata Ruang/Badan kebijakan strategis lintas unit organisasi Jabatan Pimpinan
Pertanahan Nasional. Tinggi Madya atau Eselon I di lingkungan Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
ESELON PADA KEMENTERIAN ATR/BPN

Eselon I.a. Sekretaris Jenderal


9 Pejabat
Jabatan Pimpinan Direktur Jenderal
Eselon I.a.
Tinggi Madya Inspektur Jenderal Pejabat struktural eselon I
diangkat dan diberhentikan
Eselon I.b. 5 Pejabat oleh Presiden atas usul
Jabatan Pimpinan Staf Ahli Eselon I.b. Menteri/Kepala
Tinggi Madya

Kepala Biro
Direktur Pejabat struktural eselon II
Eselon II.a. Inspektur ke bawah diangkat dan
Jabatan Pimpinan Kepala Pusat diberhentikan oleh Menteri
Tinggi Pratama atas usul Menteri/Kepala
Sekretaris Direktorat Jenderal
Sekretaris Inspektorat Jenderal

Eselon III.a. Kepala Bagian


Kepala Bidang Pejabat struktural eselon III ke
Jabatan
Administrator Kepala Subdirektorat bawah dapat diangkat dan
diberhentikan oleh pejabat yang
Eselon IV.a. Kepala Subbagian diberi pelimpahan wewenang
Jabatan Pengawas Kepala Subbidang oleh Menteri/Kepala.

(Ps. 574 & 575 Permen ATR/KBPN No. 16 Th. 2020)


DIREKTORAT JENDERAL PENETAPAN HAK DAN PENDAFTARAN TANAH

Direktorat Jenderal Penetapan Hak Dan Pendaftaran Tanah disebut juga dengan Ditjen III, merupakan unsur
pelaksana yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri/Kepala.
Ditjen III dipimpin oleh dipimpin oleh Direktur Jenderal (Dirjen).

TUGAS FUNGSI
Menyelenggarakan perumusan a. perumusan kebijakan di bidang pengaturan dan penetapan hak tanah dan ruang,
dan pelaksanaan kebijakan di pengaturan pendaftaran tanah dan ruang, pengaturan hak komunal, hubungan
bidang pengaturan dan kelembagaan dan PPAT, serta pengaturan dan penetapan tanah pemerintah;
penetapan hak tanah dan b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan dan penetapan hak tanah dan ruang,
ruang, pengaturan pendaftaran pengaturan pendaftaran tanah dan ruang, pengaturan hak komunal, hubungan
tanah dan ruang, pengaturan kelembagaan dan PPAT, serta pengaturan dan penetapan tanah pemerintah;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengaturan dan
hak komunal, hubungan
penetapan hak tanah dan ruang, pengaturan pendaftaran tanah dan ruang,
kelembagaan dan Pejabat pengaturan hak komunal, hubungan kelembagaan danPPAT, serta pengaturan dan
Pembuat Akta Tanah (PPAT), penetapan tanah pemerintah;
serta pengaturan dan penetapan d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengaturan dan penetapan hak
tanah pemerintah sesuai tanah dan ruang, pengaturan pendaftaran tanah dan ruang, pengaturan hak komunal,
dengan ketentuan peraturan hubungan kelembagaan dan PPAT, serta pengaturan dan penetapan tanah pemerintah;
perundang-undangan. e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengaturan dan penetapan hak tanah
dan ruang, pengaturan pendaftaran tanah dan ruang, pengaturan hak komunal,
hubungan kelembagaan dan PPAT, serta pengaturan dan penetapan tanah pemerintah;
f. pelaksanaan urusan administrasi Ditjen III;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri/Kepala.
Susunan Organisasi Ditjen III
DIREKTORAT JENDERAL PENETAPAN HAK DAN PENDAFTARAN TANAH
(DITJEN III)
SEKRETARIAT
DIREKTORAT JENDERAL

DIREKTORAT PENGATURAN DAN DIREKTORAT PENGATURAN DIREKTORAT PENGATURAN DIREKTORAT PENGATURAN


PENETAPAN HAK ATAS TANAH PENDAFTARAN TANAH DAN TANAH KOMUNAL, HUBUNGAN TANAH PEMERINTAH
DAN RUANG RUANG KELEMBAGAAN DAN PPAT

SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN


TATA USAHA TATA USAHA TATA USAHA TATA USAHA

SUB SUB SUB


SUB SUB SUB
DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT
DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT
TANAH ULAYAT HUBUNGAN
PENETAPAN PENETAPAN PENGATURAN
DAN HAK KELEMBAGAAN PENGELOLAAN
HAK GUNA HAK MILIK, HAKATAS PPAT
KOMUNAL DAN MITRA
USAHA HAK GUNA TANAH DAN
KERJA
BANGUNAN RUANG
DAN HAK
PAKAI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SUB SUB SUB SUB SUB SUB


DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT
PEMELIHARAAN PENDAFTARAN PENGEMBANGAN PENETAPAN PENETAPAN PENGATURAN
HAK ATAS TANAH DAN SISTEM HAK HAK TANAH DAN
TANAH DAN RUANG PELAYANAN PENGELOLAAN PEMERINTAH PENGELOLAAN
RUANG PERTANAHAN TANAH
PEMERINTAH

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL


DIREKTORAT PENGATURAN TANAH KOMUNAL, HUBUNGAN KELEMBAGAAN DAN PPAT

Direktorat Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan Kelembagaan dan PPAT mempunyai tugas
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, pengelolaan data dan penyajian informasi, pemberian
TUGAS bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penatausahaan
tanah ulayat/hak komunal, tanah lintas sektor Kementerian/Lembaga, serta pengelolaan PPAT dan
mitra kerja serta hubungan kelembagaan dengan Kementerian/Lembaga untuk mendukung
pelaksanaan tugas di bidang penetapan hak, pendaftaran dan pemeliharaan hak atas tanah dan ruang.

a. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penatausahaan tanah ulayat/hak komunal,


tanah lintas sektor Kementerian/Lembaga, pengelolaan PPAT dan mitra kerja, serta kelembagaan
dengan Kementerian/Lembaga untuk mendukung pelaksanaan tugas di bidang penetapan hak,
pendaftaran dan pemeliharaan hak atas tanah dan ruang;
b. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penatausahaan tanah ulayat/hak
komunal, tanah lintas sektor Kementerian/Lembaga, pengelolaan PPAT dan mitra kerja, serta
FUNGSI hubungan kelembagaan dengan Kementerian/Lembaga untuk mendukung pelaksanaan tugas di
bidang penetapan hak, pendaftaran dan pemeliharaan hak atas tanah dan ruang;
c. pelaksanaan kegiatan koordinasi dan kerja sama dengan Kementerian/Lembaga dan mitra kerja
untuk mendukung pelaksanaan tugas di bidang penetapan hak, pendaftaran dan pemeliharaan hak
atas tanah dan ruang;
d. pelaksanaan ujian, pengangkatan, pengangkatan kembali, perubahan data, pemberian sanksi, cuti,
pemberhentian dan perpanjangan PPAT
...
….
e. pelayanan pemberian, perpanjangan atau pencabutan lisensi mitra kerja;
f. pelaksanaan kegiatan pengembangan serta pembinaan PPAT dan mitra kerja;
g. pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, pengelolaan data dan penyajian informasi tanah
ulayat/hak komunal, tanah lintas sektor Kementerian/Lembaga, hubungan kelembagaan
dengan Kementerian/ Lembaga, serta PPAT dan mitra kerja;
h. pemberian bimbingan teknisdan supervisi kegiatan di bidang penatausahaan tanah
FUNGSI ulayat/hak komunal, tanah lintas sektor Kementerian/Lembaga, pengelolaan PPAT dan
mitra kerja serta hubungan kelembagaan dengan Kementerian/Lembaga untuk
mendukung pelaksanaan tugas di bidang penetapan hak, pendaftaran dan pemeliharaan
hak atas tanah dan ruang;
i. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penatausahaan tanah ulayat/hak komunal,
tanah lintas sektor Kementerian/Lembaga, pengelolaan PPAT dan mitra kerja serta
hubungan kelembagaan dengan Kementerian/Lembaga untuk mendukung pelaksanaan
tugas di bidang penetapan hak, pendaftaran dan pemeliharaan hak atas tanah dan ruang;
j. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

SUBDIREKTORAT PENGELOLAAN PPAT


Subdirektorat Pengeloaan PPAT mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan inventarisasi,
identifikasi, pengelolaan data dan penyajian informasi, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan
pelaporan di bidang pengelolaan PPAT.
KANTOR WILAYAH

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional adalah instansi vertikal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional di provinsi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional melalui Sekretaris Jenderal.
Kantor Wilayah dipimpin oleh seorang Kepala.
Kantor Wilayah mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional
TUGAS dalam wilayah provinsi yang bersangkutan.
a. pengoordinasian, pembinaan, dan pelaksanaan penyusunan rencana, program, anggaran dan pelaporan
Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan di wilayahnya;
b. pengoordinasian, pembinaan, dan pelaksanaan survei dan pemetaan pertanahan, penetapan hak dan
pendaftaran tanah, redistribusi tanah, pemberdayaan tanah masyarakat, penatagunaan tanah,
penataan tanah sesuai rencana tata ruang, dan penataan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan
dan wilayah tertentu,pengadaan tanah, pencadangan tanah, konsolidasi tanah,pengembangan
pertanahan, pemanfaatan tanah, penilaian tanah dan ekonomi pertanahan, pengendalian dan
penertiban penguasaan dan pemilikan tanah, serta penggunaan dan pemanfaatan tanah sesuai rencana
FUNGSI tata ruang, penanganan dan pencegahan sengketa dan konflik serta penanganan perkara pertanahan;
c. pengoordinasian dan pelaksanaan reformasi birokrasi, penyelesaian tindak lanjut pengaduan dan
temuan hasil pengawasan;
d. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pertanahan di Kantor Wilayah dan Kantor
Pertanahan;
e. pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi Kantor Wilayah dan pengoordinasian
tugas dan pembinaan administrasi pada Kantor Pertanahan.
Susunan Organisasi Kantor Wilayah
KANTOR WILAYAH

BAGIAN TATA USAHA


Total terdapat
33 Kanwil BPN dari
34 Provinsi di Indonesia SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN UMUM
PERENCANAAN, KEUANGAN DAN HUKUM, DAN HUBUNGAN
Kanwil BPN Kaltim wilayah
EVALUASI DAN BARANG MILIK KEPEGAWAIAN MASYARAKAT
kerjanya meliputi Prov.
Kaltim & Prov. Kaltara PELAPORAN NEGARA DAN ORGANISASI;

BIDANG SURVEI BIDANG BIDANG PENATAAN BIDANG BIDANG


DAN PEMETAAN PENETAPAN HAK DAN PENGADAAN PENGENDALIAN
DAN PEMBERDAYAAN TANAH DAN DAN PENANGANAN
PENDAFTARAN PENGEMBANGAN SENGKETA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Bidang Penetapan Hak dan Pendaftaran mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, koordinasi, pelaksanaan dan
inventarisasi, identifikasi, pengelolaan data dan penyajian informasi penetapan hak tanah dan ruang, pendaftaran
tanah dan ruang, pemeliharaan hak atas tanah danruang, penatausahaan tanah ulayat dan hak komunal, penetapan
dan pengelolaan tanah pemerintah, hubungan kelembagaan serta pembinaan dan pengawasan mitra kerja dan Pejabat
Pembuat Akta Tanah (PPAT).
Perubahan Nomenklatur Pasca berlakunya Pepres No. 47 Th 2020 & Pepres No. 48 Th 2020
Di Tingkat Kantor Wilayah

NAMA KETERANGAN
Bagian Tata Usaha Tetap
Bidang Survei dan Pemetaan Berubah, sebelumnya bernama Bidang Infrastruktur
Pertanahan
Bidang Penetapan Hak dan Pendaftaran Berubah, sebelumnya bernama Bidang Hubungan Hukum
Pertanahan
Bidang Penataan dan Pemberdayaan Berubah, sebelumnya bernama Bidang Penataan
Pertanahan
Bidang Pengadaan Tanah dan Pengembangan Berubah, sebelumnya bernama Bidang Pengadaan Tanah
Bidang Pengendalian dan Penanganan Sengketa Berubah, sebelumnya bernama Bidang Penanganan
Masalah Dan Pengendalian Pertanahan
KANTOR PERTANAHAN

Kantor Pertanahan adalah instansi vertikal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional di kabupaten/kota yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional melalui Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional.
Kantor Pertanahan dipimpin oleh seorang Kepala.

Kantor Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Badan
TUGAS
Pertanahan Nasional di kabupaten/kota yang bersangkutan
a. penyusunan rencana, program, anggaran dan pelaporan;
b. pelaksanaan survei dan pemetaan;
c. Pelaksanaan penetapan hak dan pendaftaran tanah;
d. pelaksanaan penataan dan pemberdayaan;
e. pelaksanaan pengadaan tanah dan pengembangan pertanahan;
FUNGSI f. pelaksanaan pengendalian dan penanganan sengketa pertanahan;
g. pelaksanaan modernisasi pelayanan pertanahan berbasis elektronik;
h. pelaksanaan reformasi birokrasi dan penanganan pengaduan;
i. pelaksanaan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi Kantor
Pertanahan.
Susunan Organisasi Kantor Pertanahan
KANTOR PERTANAHAN

SUB BAGIAN TATA USAHA


Total terdapat
479 Kantor KOORDINATOR & KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pertanahan
di Indonesia

SEKSI SEKSI PENETAPAN SEKSI PENATAAN SEKSI PENGADAAN SEKSI


SURVEI DAN HAK DAN DAN TANAH DAN PENGENDALIAN
PEMETAAN PENDAFTARAN PEMBERDAYAAN PENGEMBANGAN DAN PENANGANAN
SENGKETA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran mempunyai tugas melaksanakan, inventarisasi, identifikasi, pengelolaan
data dan penyajian informasi kegiatan penetapan hak tanah dan ruang dan pendaftaran tanah dan ruang,
pemeliharaan hak atas tanah dan ruang, penatausahaan tanah ulayat dan hak komunal, penetapan dan
pengelolaan tanah pemerintah, hubungan kelembagaan serta pembinaan dan pengawasan mitra kerja dan
PPAT.
Perubahan Nomenklatur Pasca berlakunya Pepres No. 47 Th 2020 & Pepres No. 48 Th 2020
Di Tingkat Kantor Pertanahan

NAMA KETERANGAN
Sub Bagian Tata Usaha Tetap
Seksi Survei dan Pemetaan Berubah, sebelumnya bernama Seksi Infrastruktur
Pertanahan
Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran Berubah, sebelumnya bernama Seksi Hubungan Hukum
Pertanahan
Seksi Penataan dan Pemberdayaan Berubah, sebelumnya bernama Seksi Penataan
Pertanahan
Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan Berubah, sebelumnya bernama Seksi Pengadaan Tanah
Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa Berubah, sebelumnya bernama Seksi Penanganan
Masalah Dan Pengendalian Pertanahan
ESELON PADA KANTOR WILAYAH & KANTOR PERTANAHAN

Eselon II.a.
Kepala Kantor Wilayah Kepala Kantor Wilayah, Kepala Kantor
Jabatan Pimpinan
Pertanahan, Kepala Bagian Tata Usaha
Tinggi Pratama
dan Kepala Bidang diangkat dan
diberhentikan oleh Menteri Agraria dan
Eselon III.a. Kepala Kantor Pertanahan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Jabatan Kepala Bagian Tata Usaha
Nasional.
Administrator Kepala Bidang

Pejabat struktural eselon IV atau


pejabat pengawas dapat diangkat dan
Kepala Subbagian diberhentikan oleh pejabat yang
Eselon IV.a. diberi pelimpahan wewenang oleh
Jabatan Pengawas Kepala Seksi
Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional.

(Ps. 46 & 47 Permen ATR/KBPN No. 17 Th. 2020)


MAKNA LAMBANG & WARNA LOGO KEMENTERIAN ATR/BPN
Keputusan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 59/Kep-5.11/Iii/2017 Tentang Lambang/
Logo Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional

4 (empat) Butir Padi, melambangkan


kemakmuran dan kesejahteraan
Memaknai atau melambangkan 4
(empat) tujuan Penataan Pertanahan Sumbu, melambangkan poros keseimbangan
yang akan dan telah dilakukan
3 (tiga) garis lintang & 3 (tiga) garis bujur
Kementerian ATR/BPN yaitu:
1. Kemakmuran
Memaknai atau melambangkan Pasal 33 ayat
2. Keadilan (3) UUD 1945 mendasari lahirnya Undang-
3. Keberlanjutan Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
4. Harmoni Sosial Dasar Pokok-Pokok Agraria.

Lingkaran Bumi, melambangkan sumber


penghidupan manusia Bangunan Gedung dan Pohon, Sebagai
Memaknai atau melambangkan wadah atau untuk simbol kekuatan, tekad yang bulat,
berkarya bagi Kementerian ATR/BPN yang keberlanjutan, dan sinergitas.
berhubungan langsung dengan unsur-unsur yang Memaknai pelaksanaan secara konsisten
ada di dalam bumi yang meliputi tanah dan udara. dalam menangani, menyelesaikan dan
mengutamakan hak serta menuntaskan
Gelombang Hijau dan Biru, Hijau melambangkan kewajiban dengan penuh konsistensi,
lingkungan yang terjaga & Biru melambangkan tertib, disiplin sesuai kebijakan yang
warna air
berlaku. Lambang ini juga bermakna
Memaknai tugas Kementerian ATR/BPN yang
berhubungan langsung dengan pemanfaatan ruang,
penggunaan dan pemanfaatan tanah
tanah dan air. yang selaras sesuai dengan tata ruang.
Warna Hijau dan Biru Muda
Melambangkan lingkungan alam sekitar yang terjaga
dengan baik serta air

Warna Kuning
Melambangkan kehangatan, pencerahan, intelektual dan
kemakmuran

Warna Biru
Melambangkan ruang terbuka, kebijaksanaan, kejujuran, dinamis dan keseimbangan

Warna Merah Butir Padi


Melambangkan semangat, usaha yang menyeluruh dan antusiasme

Warna Putih pada tepi Bangunan dan Rumah


Melambangkan perdamaian, spiritualitas, persatuan, pencapaian dipadukan dengan
keterbukaan, kejujuran, dinamis serta berimbang
NILAI-NILAI KEMENTERIAN ATR/BPN

Keputusan Menteri ATR/KBPN No. 115/SK-OT.02/V/2020 tentang Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

Berupaya memberikan layanan berstandar dunia dengan orientasi pada peningkatan kepercayaan dan
kepuasan masyarakat serta pemangku kepentingan.
MELAYANI
Perilaku utama MELAYANI:
a. Melayani dengan kejelasan prosedur, biaya dan ketepatan waktu;
b. Bersikap sopan, ramah, cermat dan teliti serta peduli terhadap lingkungan pelayanan

Mengutamakan kolaborasi, bersikap terbuka, selalu semangat dalam menghadapi perubahan termasuk
terhadap perubahan teknologi.
PROFESIONALISME Perilaku utama PROFESIONALISME:
a. Bekerja sama, bekerja cerdas, tuntas dan memberikan nilai tambah;
b. Senantiasa mengembangkan diri untuk peningkatan kompetensi dan pendidikan.

Berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan cara terbaik dan benar, memegang kode etik, amanat
jabatan dan prinsip-prinsip moral.

TERPERCAYA Perilaku utama TERPERCAYA:


a. Bekerja dengan integritas, dapat dipercaya dan diandalkan, menjaga martabat serta tidak melakukan hal
tercela;
b. Patuh dan taat pada peraturan yang telah ditetapkan sesuai tugas dan tanggung jawab yang diberikan
MARS KEMENTERIAN ATR/BPN
Keputusan Menteri ATR/KBPN No.442/SK-OT.02/XII/2020 tentang Penetapan Lagu Mars
Kementerian ATR/BPN
Ciptaan :
Drs. Gunawan Muhammad, MPA. dan Heri Mulianto, S.ST., M.Si.

Insan pertanahan dan tata ruang


Baktikan diri membangun bangsa
Bersatu hadirkan layanan prima
Maju modern berstandar dunia

Undang-Undang Dasar dan Pancasila Lagu MARS KEMENTERIAN ATR/BPN digunakan


Serta nilai-nilai Kementerian secara resmi pada:
Melayani, Profesional, Terpercaya a. Kantor Kementerian ATR/BPN, Kantor Wilayah
Masyarakat makmur sejahtera BPN dan Kantor Pertanahan di seluruh Indonesia
b. Hari-hari penting di waktu tertentu yang
Wujudkan Reformasi Agraria berkaitan dengan kegiatan Kementerian ATR/BPN
Hak atas tanah pasti dan terjaga
Ciptakan ruang aman dan nyaman
Produktif berkelanjutan

Tuhan Yang Maha Esa tuntunlah semua


Demi cita-cita mulia
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional
10 KEBIJAKAN DASAR PERTANAHAN NASIONAL

1. Hubungan abadi antara kesatuan tanah, air dengan bangsa indonesia


2. Penguasan (hak menguasai) sumber daya agraria khususnya tanah oleh Negara
3. Hukum tanah nasional sumber utamanya harus digali dari khasanah kekayaan hukum adat
yang ada
4. Kesempatan dan aksesibilitas yang sama bagi warga negara
5. Fungsi sosial atas tanah
6. Pembatasan pemilikan dan penguasaan tanah
7. Usaha di bidang agraria anti monopoli swasta dan keberpihakan kepada ekonomi lemah
8. Intensifikasi pemanfaatan tanah pertanian dengan mencegah cara-cara yang bersifat pemerasan
9. Kaidah pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan
10.Perlunya penataan sumber daya tanah
SAPTA TERTIB PERTANAHAN

1. Tertib Administrasi
2. Tertib Anggaran
3. Tertib Perlengkapan
4. Tertib Perkantoran
5. Tertib Kepegawaian
6. Tertib Disiplin Kerja
7. Tertib Moral
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN

1. Penataan Ruang
2. Infrastruktur Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan
3. Hak Tanah, Pendaftaran Tanah dan Pemberdayaan Masyaraka
4. Pengaturan, Pemanfaatan dan Pengendalian
5. Pengadaan Tanah
6. Penanganan Sengketa
7. Pengorganisasian dan Sumber Daya
8. Pengawasan, Akuntabilitas dan Kendali mutu
PENANGANAN DAN PENYELESAIAN KASUS PERTANAHAN

DASAR HUKUM:
Permen ATR/KBPN No. 21 Th. 2020 ttg Penanganan dan Penyelesaian Kasus Pertanahan

Sengketa Tanah adalah perselisihan pertanahan antara orang perseorangan, badan hukum atau
lembaga yang tidak berdampak luas
KASUS Konflik Tanah adalah perselisihan pertanahan antara orang perseorangan, kelompok, golongan,
PERTANAHAN organisasi, badan hukum atau lembaga yang mempunyai kecenderungan atau sudah berdampak luas
Perkara tanah adalah perselisihan pertanahan yang penanganan dan penyelesaiannya melalui
lembaga peradilan

ORANG Permen ATR/KBPN No. 21 Th.


PERORANAN 2020 ttg Penanganan dan
Penyelesaian Kasus Pertanahan

VS mencabut:

Permen ATR/KBPN No. 11 Th.


BADAN LEMBAGA
2016 ttg Penyelesaian Kasus
Pertanahan
HUKUM
KONFLIK DIREKTORAT JENDERAL PENANGANAN
SENGKETA SENGKETA & KONFLIK PERTANAHAN
PERKARA (DITJEN VII)

DITJEN VII
Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan dan pencegahan sengketa
TUGAS dan konflik pertanahan serta penanganan perkara pertanahan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
a. perumusan kebijakan di bidang penanganan dan pencegahan sengketa dan konflik pertanahan serta
penanganan perkara pertanahan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan dan pencegahan sengketa dan konflik pertanahan serta
penanganan perkara pertanahan;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidangpenanganan dan pencegahan sengketa dan
FUNGSI konflik pertanahan serta penanganan perkara pertanahan;
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penanganan dan pencegahan sengketa dan konflik
pertanahan serta penanganan perkara pertanahan;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penanganan dan pencegahan sengketa dan konflik
pertanahan serta penanganan perkara pertanahan;
f. pelaksanaan administrasi Ditjen VII;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Tipologi Kasus Pertanahan

8 tipologi kasus pertanahan:


1. Penguasaan dan pemilikan tanah (konflik terkait kehutanan & Aset BMN/BUMN)
2. Penetapan hak dan pendaftaran tanah
3. Batas/letak bidang tanah
4. Pengadaan tanah
5. Tanah obyek landreform
6. Tuntutan ganti rugi tanah partikelir
7. Tanah ulayat
8. Pelaksanaan putusan pengadilan

Setiap subyek hukum dilekati hak dan kewajiban serta memiliki kepentingan tertentu
Penggunaan kewenangan dan kewajiban dari subyek hukum dapat mengakibatkan benturan dengan subyek
hukum lainnya
KASUS BERAT, merupakan Kasus yang melibatkan banyak pihak,
mempunyai dimensi hukum yang kompleks, dan/atau berpotensi
menimbulkan gejolak sosial, ekonomi, politik dan keamanan
Klasifikasi Kasus KASUS SEDANG, merupakan Kasus antar pihak yang dimensi hukum
Sengketa dan/atau administrasinya cukup jelas yang jika ditetapkan
dan penyelesaiannya melalui pendekatan hukum dan administrasi tidak
Konflik menimbulkan gejolak sosial, ekonomi, politik dan keamanan;

KASUS RINGAN, merupakan Kasus Pengaduan atau permohonan


petunjuk yang sifatnya teknis administrative dan penyelesaiannya cukup
dengan surat petunjuk Penyelesaian kepada pengadu atau pemohon

Ps. 5 Permen ATR/KBPN No. 21 Th. 2020


Penanganan Perkara

Pihak Kementerian,Kantor Wilayah dan/atau Kantor Pertanahan yang menjadi kuasa hukum dalam
Penanganan Perkara di lembaga peradilan menggunakan surat kuasa khusus.

Surat kuasa khusus diberikan kepada:


a. Pejabat dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri di lingkungan Ditjen VII di Kementerian berdasarkan
surat kuasa khusus Menteri;
b. Pejabat dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri di Kantor Wilayah berdasarkan surat kuasa khusus
Kepala Kantor Wilayah;
c. Pejabat dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri di Kantor Pertanahan berdasarkan surat kuasa
khusus Kepala Kantor Pertanahan;
d. Dalam hal tertentu kuasa khusus dapat juga diberikan kepada Jaksa Pengacara Negara, pengacara
profesional pada kantor hukum dan/atau lembaga hukum.
Dampak Negatif Sengketa/Konflik Pertanahan

 Keharusan mengeluarkan biaya yang semakin besar jika semakin lama penyelesaiannya
SECARA
 Kehilangan waktu produktif
EKONOMIS
 Pencurahan tenaga dan pikiran yang dapat digunakan untuk kerja produk

 Kerenggangan hubungan sosial


SECARA  Turun dan hilangnya kepercayaan publik terhadap pemerintah
SOSIAL  Tidak berjalannya koordinasi instansi pemerintah
 Ancaman terhadap keutuhan bangsa

Tanah berada dalam status quo dengan konsekuensi terjadi :


SECARA  Penelantaran tanah
EKOLOGI  Penurunan kualitas sumber daya tanah
 Bencana alam seperti tanah longsor
Apabila rekan-rekan merasa tulisan ini
dapat memberikan manfaat,
maka bagikanlah tulisan ini kepada
rekan-rekan yang lain

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah


amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) :
1. sedekah jariyah,
2. ilmu yang dimanfaatkan
3. do’a anak yang sholeh
(HR Muslim)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai