Anda di halaman 1dari 7

Bahasa Indonesia sebagai Alat Komunikasi dan Fungsi Menulis Teks Deskripsi

dalam Lingkungan Sekolah

Firdaus
Email: fyrdaus24@gmail.com

Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia


tidak akan bisa melanjutkan kelangsungan hidup mereka dengan baik dan teratur tanpa
adanya bahasa. Mereka tidak bisa berinteraksi dengan mudah dan baik jika mereka tidak
menguasai bahasa antara satu sama lain dan dengan tidak adanya kesinambungan
tersebut mereka juga tidak dapat menangkap ekspresi kejiwaan maupun keinginan yang
diutarakan oleh lawan komunikasinya. Hal ini juga yang menyebabkan adanya sekat dan
kurang terkaitnya emosional satu sama lain.

Menurut Suyuno (dalam, Ramadhan at al, 2017), membaca-berpikir-menulis


merupakan inti kegiatan yang sangat diperlukan siswa untuk menyelesaikan studi dan
melanjutkan studi. Bisa dikatakan bahwa bahasa sebagai salah satu kebutuhan primer
yang mempunyai peran sebagai pengatur sirkulasi kelanjutan hidup. Bahkan, bahasa juga
dapat dikategorikan sebagai senjata yang paling ampuh untuk membentengi diri dan
negeri dari ancaman-ancaman perpecahan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian penulis
tentang menggunakan bahasa indonesia 62,5% responden menyatakan sangat setuju dan
37,5% responden menyatakan setuju dengan pernyataan merasa akrab dan sopan dengan
teman sekelasuntuk berdiskusi pada saat pembealajaran bahasa indonesia.

Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam interaksi


manusia. Bahasa dapat digunakan manusia untuk menyampaikan ide, gagasan,
keinginan, perasaan dan pengalamannya kepada orang lain. Bahasa adalah salah satu
bentuk perwujudan peradaban dan kebudayaan manusia, dalam kamus linguistik, bahasa
adalah satuan lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri (dalam Susanti,
2012).

Darjdowidjodjo (dalam Susanti, 2012) berpendapat bahwa pemakaian bahasa


berkaitan dengan praktik pengetahuan bahasa. Semakin luas pengetahuan bahasa yang
digunakan dalam komunikasi, semakin meningkat kemampuan keterampilan dalam
memberi makna suatu kata atau kalimat. Menurut Nazir (dalam Ramadhan at al, 2017),
menyatakan bahwa metode deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis,

Manusia memerlukan bahasa sebagai alat berkomunikasi. Bahasa sebagai alat


komunikasi, memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena
dengan bahasa manusia dapat berinteraksi dan berbicara mengenai apa saja. Berdasarkan
cara penyajiannya bahasa dibedakan menjadi dua sarana, yaitu sarana dengan bahasa
tulis dan bahasa lisan, Baik bahasa lisan atau bahasa tulis salah satu fungsinya adalah
untuk berkomunikasi sehingga mempengaruhi iteraksi sosial dalam masyarakat dapat
terjalin. Bahasa lisan antara daerah satu dengan daerah lain berbeda yang disebut dengan
dialek. Guna menyatukan bahasa dimasyarakat dari beberapa daerah, diperlukan bahasa
nasional. Selain itu didalam proses berkomunikasi juga terjadi tindak tutur.

Penutur cenderung menggunakan bahasa seperlunya dalam berkomunikasi.


Pemilihan bahasa oleh penutur lebih mengarah pada bahasa yang komunikatif. Dengan
konteks situasi yang jelas, dimana komunikasi itu tersebut terjadi, siapa lawan bicaranya,
tujuan pembicaraan, norma, pesan, serta alat yang digunakan (lisan atau tulis) suatu
peristiwa komunikatif dapat berjalan dengan lancar. Di era globalisasi saat ini
penggunaan bahasa sebagai media komunikasi sangatlah terpengaruh oleh laju
perkembangan teknologi dan informasi.  Terdapat dua pengaruh pada bahasa setelah
terkontaminasi dengan adanya laju teknologi dan informasi yang sangat cepat yaitu
pengaruh positif dan pengaruh negatif. Adapun pengaruh positif yang dapat diperoleh
adalah dimana media teknologi informasi sangat memperlancar hubungan komunikasi
antar sesama. Mereka dapat menyampaikan segala komunikasi jarak jauh maupun jarak
dekat dengan sangat praktis dan efisien.  Di pandang dari sisi lain, kemajuan teknologi
dan cepatnya akses informasi juga mempunyai dampak negatif yang sangat
mempengaruhi kelangsungan dari bahasa yang telah kita miliki dan kita sepakati untuk
menjadi bahasa pemersatu bangsa serta tanah air yaitu bahasa indonesia. Dapat kita
ketahui barsama bahwa, sekarang ini banyak bahasa pergaulan yang sangat berbeda
dengan kaidah-kaidah kebahasaan. Dengan menurunnya kemampuan berbahasa
masyarakat bangsa ini, secara tidak langsung juga akan mengurangi rasa nasionalisme
yang tertanam pada diri mereka. Sehingga benteng perahanan yang selama ini terbangun
kukuh akan lebih mudah untuk diporak-porandakan oleh musuh.

Kajian formal bahasa sering dianggap telah bermulai di India oleh Panini, ahli


tata-bahasa abad 5 SM yang memformulasikan 3.959 aturan dari morfologi Sanskrit.
Namun, penulis-penulis Sumeria telah mempelajari perbedaan antara tata-bahasa Bahasa
sumeria dan Bahasa Akkadiasekitar 1900 SM. Kemudian tradisi tata-bahasa berkembang
pada semua kultur kuno yang mengadopsi tata tulis . Pada abad ke-17, seorang Tata
bahasa Port-Royal dari Perancis mengembangkan ide bahwa tata-bahasa dari semua
bahasa merupakan sebuah refleksi dari dasar-dasar pemikiran universal, dan oleh karena
itu tata-bahasa merupakan universal. Pada abad ke-18, penggunaan pertama dari metoda
komparatif oleh ahli filologi dan India kuno dari Inggris William Jones memicu
tumbuhnya linguistik komparatif. Kajian ilmiah dari bahasa diperluas dari Indo-Eropa ke
bahasa secara umum oleh Wilhelm von Humboldt. Pada awal abad 20, Ferdinand de
Saussurememperkenalkan ide bahwa bahasa sebagai suatu sistem statik dari unit-unit
yang saling berhubungan, didefinisikan lewat pertentangan antara mereka.  Dengan
memperkenalkan perbedaan analisis bahasa antara diakronik dan sinkronik, dia
meletakkan fondasi dari disiplin ilmu linguistik modern. Saussure juga memperkenalkan
beberapa dimensi dasar dari analisis bahasa yang masih menjadi dasar dibanyak teori
linguistik kontemporer, seperti perbedaan antara sintagma dan paradigma, dan perbedaan
Langue-parole, membedakan bahasa sebagai suatu sistem abstrak (Language), dari
bahasa sebagai suatu manifestasi konkrit dari sistem itu sendiri (parole).

Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan


sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat untuk
beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran,
gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai
sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan
manusiawi.
Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen
yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem bahasa berupa lambang-
lambang bunyi, setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna atau
konsep. Karena setiap lambang bunyi itu memiliki atau menyatakan suatu konsep atau
makna, maka dapat disimpulkan bahwa setiap suatu ujaran bahasa memiliki makna.
Contoh lambang bahasa yang berbunyi “nasi” melambangkan konsep atau makna
‘sesuatu yang biasa dimakan orang sebagai makanan pokok’.
Dari hasil penelitian yang saya peroleh 81,3% menyatakan sangat setuju dan 18, 3%
menyatakan setuju bahwa menggunakan bahassa indonesia sebagai bahasa utama dalam
pembelajaran bahasa indoesia. 75,8% menyatakan sangat setuju, 20% setutu dan 4,2%
tidak setuju bahwa fungsi membaca dan menulis teks deskripsi bisa meningkatkan
keterampilan menulis siswa.
Manusia tidak dapat lepas dari bahasa. Terbukti dari penggunaannya untuk
percakapan sehari-hari, tentu ada peran bahasa yang membuat satu sama lain dapat
berkomunikasi, saling menyampaikan maksud. Tak hanya dalam bentuk lisan, tentu saja
bahasa juga digunakan dalam bentuk tulisan. Pemikiran seseorang tentunya akan lebih
mendapat pengakuan ketika sudah “dituliskan” sehingga orang lain yang membaca akan
mengetahui apa yang ingin disampaikan seorang penulis. Pada dasarnya seluruh kegiatan
manusia akan sangat berkaitan erat dengan bahasa. Baik sekedar bercakap-cakap dengan
teman, atau dalam kegiatan formal seperti sekolah, kuliah bahkan dalam pekerjaan.
Filsafat juga tidak dapat lepas dari bahasa. Banyak filsuf yang justru mengawali
pemikirannya dari problem bahasa. Tentunya bahasa disini bukan berarti sekedar
mempelajari tata gramatikal bahasa ataupun bahasa asing, melainkan bagaimana
pengertian seseorang dapat terpengaruh ‘hanya’ dari penggunaan kata-kata atau
pemikiran. Sangat penting untuk dapat tetap berpikir kritis dalam mengerti ucapan
seseorang maupun teks.
Teori-teori yang berkembang dalam filsafat bahasa inilah yang kemudian menjadi
alat bagi setiap orang untuk dapat lebih mengeksploitasi sebuah pemikiran, baik yang
terucapkan maupun dalam bentuk teks. Bahasa tidak hanya mencakup bagaimana
seseorang berkomunikasi dengan orang lain, tetapi juga dapat menjadi hal yang
kompleks. Sebuah perjanjian antar negara juga menggunakan bahasa yang disepakati
pihak-pihak yang terkait agar tercapai kesepakatan. Tanda-tanda yang hadir dalam
kehidupan kita sehari-hari juga bagian dari bahasa. Contoh, rambu-rambu lalu lintas
tentu akan sangat tidak efisien jika dituliskan dalam bentuk huruf. Para pengguna jalan
tentu tidak akan sempat membaca tulisan-tulisan itu. Karena itu untuk mempermudah,
dibuat simbol-simbol yang dikonvensikan dan dimengerti masyarakat.
Kudera dalam bukunya The Art of Novel  mengatakan bahwa manusia akhir-akhir ini
memiliki kecenderungan ‘malas’ menginterpretasi segala sesuatu. Semakin maju
perkembangan zaman, manusia justru semakin terlihat pasrah menerima begitu saja
segala sesuatu yang hadir. Tak ada keinginan untuk mengartikan tanda-tanda
disekitarnya. Akibatnya, keberagaman hidup semakin berkurang. Ada kesan ingin
menyeragamkan segalanya. Menyedihkan sekali jika suatu saat semua orang menjadi
‘robot’ yang tidak memiliki keunikan masing-masing. Hal ini terjadi akibat
hilangnya seseorang untuk berani memaknai teks.
Akal sangat erat kaitannya dengan bahasa, karena pikiran akan disampaikan melalui
bahasa baik itu secara lisan, tulisan, maupun bahasa isyarat, kemudian apa yang
disampaikan melalui bahasa akan menjadi perbuatan. Perbuatan yang terus menerus akan
menjadi kebiasaan. Karena sudah menjadi kebiasaan maka akan menjadi karakter hidup.
Kalau sudah menjadi karakter lama-lama menjadi unsur dari kebudayaan dan bersama-
sama menjadi kebudayaan masyarakat. Kalau kebudayaan masyarakat dibiarkan tanpa
kritik atas dirinya maka dalam jangka waktu tertentu akan menjadi peradaban. Kalau
sudah jadi peradaban, susah untuk dirubah lagi.
Menurut Maziyah, dkk (2019) Cerita Rakyat Jaka Dolok Karya Wiradarsono
memiliki 32 nilai spiritual dan nilai karakter, nilai spiritual sendiri tercermin melalui
iman ibadah dan akhlak dan nilai karakter tercermin melalui religius, jujur, toleran,
disiplin, kerja keras, demokratis, semangat kebangsaan, cinta tanah air, bersahabat/
komunikatif, cinta damai, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Selain
itu manfaat dari teks puisi Panitera (dalam Harmooni, Monicha Fuji., Syahrul, & Irfani
Basri, 2018) mengungkapkan bahwa puisi dapat membantu dalam mempertimbangkan
sudut pandang yang berbeda, meningkatkan pemahaman tentang orang lain. Fungsi
sosial cerita rakyat ini dipertegas lagi oleh Hasanuddin WS (dalam Amin, I,. & Syahrul
R, 2013) yang menguraikan bahwa fungsi sosial cerita rakyat bagi kehidupan dalam
masyarakat adalah untuk mengembangkan integritas masyarakat, alat kontrol sosial,
memadukan kekuatan kebersamaan yang terpecah untuk solidaritas sosial, identitas
kelompok, dan harmonisasi komunal.
Selain cerita sejarah puisi juga memiliki nilai-nilai karakter di dalamnya. Puisi
sebagai salah satu jenis karya sastra menghidangkan nilai-nilai hakiki kehidupan yang
begitu kaya makna. Sebagaimana karya sastra, karekter seseorang tidak lahir begitu saja,
namun melalui proses pembelajaran. Karakter dibentuk dan dibangun oleh lingkungan
dimana seseorang tinggal. Begitu pula dengan karya sastra (puisi), karya sastra lahir
bukan dari kekosongan, karya sastra lahir dari hasil penghayatan dan perenungan yang
mendalam dari berbagai peristiwa yang telah terjadi di lingkungan di mana karya sastra
itu dilahirkan. Dengan demikian maka puisi sebagai salah satu karya sastra relevan untuk
dijadikan sebagai media penanaman dan pembetukan karakter siswa (Supriyono, 2018).
Pendapat Teeuw (dalam Amin, I,. & Syahrul R, 2013), bahwa sastra oral memang
masih berfungsi sebagai sarana komunikasi langsung dalam masyarakatnya, sehingga
dalam masyarakat untuk menyampaikan keinginan dan harapan bisa berbentuk cerita
rakyat. Fungsi cerita rakyat bagi masyarakat adalah: (a) menyadarkan manusia bahwa
ada kekuatan gaib, (b) memberikan jaminan masa kini, dan (c) memberikan pengetahuan
pada dunia.
Selain teks di atas di dalam pembelajaran bahasa Indonesia masih ada banyak lagi
teks-teks yang lain, seperti teks argumentasi yang dapat menumbuhkan kesadaran
menjaga lingkunganHal itu diperkuat dengan pendapat Guci, Ira dkk (2016)
Keterampilan menulis karangan argumentasi tentang lingkungan hidup sangat diperlukan
bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sebab, saat ini pembangunan yang banyak
dilaksanakan secara besar-besaran di Indonesia dapat membawa dampak negatif terhadap
lingkungan hidup, pencemaran sungai-sungai, pencemaran asap beracun pada kendaraan
bermotor dan masih banyak lagi. Oleh sebab itu, seorang siswa didorong kecerdasan dan
keintelektualnya untuk menulis karangan argumentasi tentang lingkungan hidup,
sehingga mampu mempengaruhi pembaca agar menjaga lingkungan hidup demi
kelangsungan hidup manusia. Sedangkan argumentasi Menurut Parera (dalam A,
Syahrul, & Ratna, 2012), merupakan karangan eksposisi khusus. Melalui argumentasi,
penulis berusaha untuk menyakinkan dan membujuk pembaca agar percaya dan
menerima apa yang dikemukakan penulis. Banyak sekali fungsi teks dalam pembelajaran
bahasa Indonesia, sebagai hiburan teks anekdot dapat digunakan sebagai teks yang
membuat pembaca terhibur, menurut Nuryatin (dalam Mayora, Syahrul, & Tressyalina,
2018), menyatakan bahwa anekdot adalah sebuah cerita lucu atau menggelitik yang
bertujuan memberikan suatu pelajaran tertentu.
Teks eksplanasi juga digunakan sebagai teks yang menjelaskan suatu peristiwa
sesuai dengan pendapat Kosasih (dalam Hizati, Amirah., Syahrul,. & Ermawati Arief,
2018) teks eksplanasi adalah teks yang menerangkan atau menjelaskan mengenai proses
atau fenomena alam maupun sosial.

Daftar Pustaka

Ramadhan, at al. 2017. KORELASSI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS DESKRIPSI


DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS
VII SMP NEGERI 15 PPADANG. Jurnal pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. 6(2): 102-109.

Susanti, S. 2012. Bahasa sebagai alat komunikasi. Jurnal bahasa Indonesia. 1(1): 45-53.

Mayora, Syahrul, & Tressyalina. (2018). PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING


BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN
MENULIS TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LEMBAH
GUMANTI KABUPATEN SOLOK. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia, 6(2).

Guci, Ira., Syahrul, & Nursaid. (2016) Korelasi penguasaan kosakata bidang lingkungan
hidup dengan menulis karangan argumentasi tentang lingkungan hidup. (169)

Anda mungkin juga menyukai