Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN STUDI KASUS

Dosen Pengampu :
Indah sukmawati S.Pd.,M.Pd

Oleh:

Naufal Fawwaz Ramadhan


19006189

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan Studi Kasus ini dengan baik dan benar. Sholawat serta
salam tak lupa penyusun curahkan kepada Nabi Muhammad Sallallahu Wa
A’alaihi Wassalam.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Studi Kasus.
Tersusunnya laporan ini tidak lupa dari bantuan berbagai pihak, penyusun
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dra. Zikra, M.Pd.,Kons dan rekan-rekan
seperjuangan.
Penyusun berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi penysusn dan bagi
pembaca sekalian. Penyusunan laporan ini tentu masih jauh dari kata sempurna
dan masih terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Kemudian apabila
terdapat kesalahan pada laporan ini penyusun benar-benar minta maaf yang
sebesar-besarnya. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Padang, 2 Juni 2022

Penyusun
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A...Latar Belakang...........................................................................................
B...Tujuan Studi Kasus....................................................................................
C...Manfaat Studi Kasus..................................................................................

BAB II DESKRIPSI KASUS


A...Sekolah
1....Latar Belakang Masalah.....................................................................
2....Kemungkinan sebab...........................................................................
3....Kemungkinan akibat...........................................................................
4....Pembinaan .........................................................................................
B...Luar Sekolah
1....Latar Belakang Masalah......................................................................
2....Kemungkinan sebab............................................................................
3....Kemungkinan akibat............................................................................
BAB III PENUTUP
A...KESIMPULAN.........................................................................................
B...Saran .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
LAMPIRAN KASUS DI SEKOLAH.................................................................
LAMPIRAN KASUS LUAR SEKOLAH..........................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam lembaga pendidikan formal tentu mengacu pada adanya tujuan dari
pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan peserta didikanya secara
optimal dan mengubah perilaku pserta didik dari hal-hal yang negatif menjadi
positif, setiap pihak atau personil disebuah sekolah hampir semuanya
mengharapkan para peserta didiknya mampu belajar dengan baik dan hasil
dari belajar itulah yang mampu mengubah tingkah laku siswa. Permasalahan
yang terjadi dikalangan siswa memang tidak didambakan, dibeberapa media
baik itu cetak maupun elektronik kadang kita sering membaca dan mendengar
adanya debuah permasalahan yang terjadi dan pelakunya tidak lain adalah
siswa. Memang kita sangat berharap hal-hal seperti itu tidak didambakan tapi
entah bagaimana sehingga perkelahian, pengeroyokan serta penganiayaan
sesama siswa itu kerap terjadi dan hal itu sudah merupakan hal yang sudah
tidak lasim lagi dengan kita.
Oleh karena itu dari segi permasalahan yang terjadi di sekolah ini perlu
antisipasi untuk mengurangi permasalahan yang terjadi di kalangan siswa
karena jika tidak diantisipasi maka dalam dunia pendidikan itu hanya bisa
dikategorikan oleh masyarakat sebagai lembaga pendidikan yang tidak
mengfungsikan tanggung jawabnya sebagai pendidik dan juga tidak
profesional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Untuk itu diharapkan kepada para personil sekolah atau yang berwenang
dalam sekolah agar dapat mengatasi atau memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi yang terjadi di sekolah dengan harapan agar para siswa juga
bisa terbentuk kepribadiannya dengan baik.
Tuhan telah menciptakan manusia dengan keistimewaan tersendiri,
berbeda dari makhluk-makhluk lainnya. Dengan keistimewaannya itu
manusia diharapkan dapat hidup bahagia di duniadan akhirat. Namun dalam
kehidupan sehari – hari di lingkungan kita, tidak dapat dipungkiri banyak
sekali masalah atau problem yang dialami setiap individu atau anggota
masyarakat, yang mana kita dapat mengambil hikmah sebagai pembelajaran
bagi kehidupan kita di masa datang.
Selain itu, perkembangan zaman yang begitu pesat serta ekonomi yang
tidak stabil, banyak membuat orang tidak siap untuk menghadapinya. Bagi
orang-orang yang tidak siap mengikuti irama kehidupan ini membuat mereka
terjebak ke arah masalah-masalah yang rumit, konflik sosial, kekurangan
sarana dan prasarana dan hubungan yang tidak harmonis antara sesama
manusia dan lingkungannya, sering menimbulkan permasalahan. Hal ini
dirasakan anggota masyarakat baik secara individual maupun kelompok.
Sehubungan dengan itu, agar individu atau kelompok bisa keluar dari
permasalahan dan konflik tersebut perlu dicarikan jalan keluarnya . Untuk itu
dapat kita lakukan dengan mengadakan “Studi Kasus”. Dimana dengan studi
kasus ini kita dapat menggunakan berbagai instrumen-instrumen atau data-
data yang cukup akurat sebagai alat yang ampuh untuk mencari jalan keluar
dari permasalahan.

B. Tujuan
Pelaksanaan studi kasus ini dilaksanakan dalam usaha untuk menguasai
pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam memberikan layanan konseling
secara individual serta pembuatan laporan studi kasus. Dengan menjunjung
tinggi kode etik yang dipegang teguh oleh petugas bimbingan dalam
menjalankan tugasnya adalah menjaga kerahasiaan konseli terutama masalah-
masalah yang dihadapinya. Segala sesuatu yang dikemukakan oleh konseli
akan dirahasiakan oleh konselor.
Pelaksanaan studi kasus bertujuan untuk melihat dan memberikan solusi
dan penanganan yang bijaksana terhadap permasalahan atau kasus yang
dipelajari. Kegiatan ini, sangat bermanfaat bagi mahasiswa dalam rangka
menerapkan pengetahuan secara langsung, serta memperoleh pengalaman
dalam menangani permasalahan individu di sekolah ataupun di luar sekolah.
C. Kegunaan
Studi kasus sendiri merupakan metode pengumpulan data yang bersifat
menyeluruh dan terpadu. Menyeluruh berarti data yang dikumpulkan meliputi
seluruh aspek pribadi individu. Terpadu artinya menggunakan berbagai
pendekatan dalam mengumpulkan data. Dengan demikian dari data yang
terkumpul akan diperoleh pemahaman individu yang dimaksud. Individu
yang dikenakan dalam studi kasus menunjukkan gejala mengalami kesulitan
atau masalah yang serius, sehingga membutuhkan bantuan yang secepatnya.
Kegunaan studi kasus yaitu:
1. Mendorong sekolah untuk mengadakan evaluasi
2. Dapat mengembangkan penyelidikan latar belakang individu
3. Menekankan pendekatan yang diteliti dalam memahami individu
4. Dapat digunakan untuk inservice training, untuk memberikan pengertian
tentang tes, non tes dancomulative records.
5. Berguna untuk memecahkan masalah yang sulit dan kompleks.
Selain hal tersebut di atas studi kasus juga berguna untuk menetapkan jenis
kesulitan atau masalah individu. Dari penentu jenis kesulitan ini lebih lanjut
akan dapat ditentukan jenis bantuan dan bimbingan yang perlu diberikan,
yang akurat sesuai dengan masalahnya.
Adapun manfaat studi kasus adalah :
1. Dapat menambah pengalaman, meningkatkan wawasan dan mendapatkan
pengetahuan dalam menanyai berbagai masalah.
2. Dapat memudahkan Konselor dalam melakukan konseling karena banyak
data-data kasus yang bisa dipahami dalam konseling
3. Dapat memudahkan kita dalam memahami keanekaragaman perilaku
setiap individu yang ada di masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kasus di Dalam Sekolah


1. Latar belakang masalah
Latar belakang dari pemilihan kasus di sekolah ini adalah untuk
membantu individu yang mengalami permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari yang mengganggu proses belajar di sekolah. Tujuan umum
dari pelaksanaan studi kasus ini adalah untuk mengubah ketidakefektifan
kehidupan sehari-hari menjadi kehidupan efektif sehari-hari.
Saya memilih kasus tersebut karena, kasus merupakan siswa
binaan saya di sekolah tempat saya melakukan Praktek Lapangan
Bimbingan Konseling di Sekolah (PLBKS), yaitu SMP 3 Pariaman.
Kasus merupakan siswa kelas VIII SMP 3 Pariaman. Yang mana, guru
pembimbing di kelas tersebut adalah Ibu Mayarni, S. Pd. Ibu tersebut
menyarankan kepada saya untuk memilih kasus yang diangkat untuk
distudi kasuskan.
Guru pembimbing kasus menceritakan masalah kasus mulai dari
masalah di sekolah kasus hingga masalah di luar sekolah kasus.
Kemudian, saya menarik kesimpulan dan mulai mencari tahu tentang
kebenaran informasi dari guru pembimbing tersebut. Setelah
mengobservasi ke lapangan langsung, kemudian saya mengambil
keputusan untuk mendalami kasus tersebut.
Guru pembimbing tersebut mengutarakan tentag sikap-sikap murid
tersebut yang beliau ingat saat beliau mengajar di kelas. AS (Abdul
Salam) yang menunjukkan tingkah laku yang kurang menyenangkan
menurut ibu tersebut. AS kurang memperhatikan saat ibu sedang
mengajar di depan. AS mendengarkan musik dengan Ipod atau MP3nya,
yang nantinya didengar dengan headset dan dipasang ketelinga dibalik
kerudung atau jilbabnya. Ibu tersebut juga mengutarakan bahwa AS
sering terlihat mengganggui teman-temannya yang sedang belajar,
misalnya mencolek-colek dengan pena, menarik-narik jilbab temannya
dari belakang, atau mengganggu teman disebelahnya dan mengajak
temannya berbicara. Pernah ibu tersebut mendengar pembicaraan kasus
dengan teman disebelahnya, yang mana pada saat itu, AS tidak
menyadari bahwa ada guru dibelakangnya. AS mengajak temannya untuk
mengobrol saja daripada mendengarkan guru menerangkan didepan.
Kalimat AS seperti ini saat menggoda temannya agar tidak belajar “heh,
ndak usah se awak baraja, apo lo tuh, dunia tu nyo. Aden se lah tau tu
mah, a yang di kecekan jo ibu tu. Lah acok den mandanga mode itu.
Aden lebih tau dari ibu tu ma”. Begitu kurang lebih AS, merayu
temannya untuk tidak belajar.
2. Kemungkinan sebab
Kurangnya perhatian dari keluarga dan teman membuatnya
bertingkah agak aneh. Hal itu mungkin dia lakukan untuk mendapatkan
perhatian dari teman dan guru di sekolah.
3. Kemungkinan akibat
Kurang perhatian dari orang tua bisa meningkatkan risiko
terjadinya gangguan perilaku pada anak, seperti suka mencuri, membuat
onar, dan melakukan tindakan bullying. Sebagai contoh, anak yang
kurang perhatian mungkin mengalami gangguan kognitif, kekurangan
gizi, bermasalah dalam berperilaku, dan bahkan lebih parah lagi, bisa
mengancam kehidupan dan keselamatan sendiri dan orang lain.
4. Pembinaan
Bantuan yang akan saya berikan yaitu layanan konseling individual.
Layanan konseling individual ini dilakukan dengan beberapa kali
pertemuan. Konseling telah dilaksanakan tetapi tidak banyak informasi
yang didapat dikarenakan klien memiliki keraguan sehingga banyak
suasana diam dari klien. Dari hasil wawancara dengan wali kelas
bahwasanya klien tidak merasa percaya diri akan penampilannya, sekolah
pada masa pandemic ini mengharuskan anak-anak menggunakan pakaian
bebas tidak pakaian formal sekolah dan komunikasi yang kurang luas,
kurangnya pada bagian komunikasi ini belum saya temukan dikarenakan
saya belum mewawancarai orang tua klien.
B. Kasus di Luar Sekolah
1. Latar Belakang masalah
FH (Fadil Halim) merupakan anak lai-laki pertama dari pasangan
suami istri Bapak Wahyu dan Bu Dahlia. FH merupakan anak laik-laki
yang memiliki sifat suka bergonta-ganti pasangan (pacar). Ia sering pergi
nongkrong atau pergi bermain dengan teman yang sifat dan kebiasaannya
hampir sama seperti FH. FH juga sering ikut acara-acara orgen yang di
buat oleh pemuda-pemuda di sekitaran nagari tempat tinggalnya dan
pulang larut malam.
FH pernah ditangkap oleh warga Komplek. Penangkapan tersebut
terjadi jam 10 malam, ketika FH dan pacarnya pulang dari pasar malam.
Namun FH dan pacarnya berhenti di sebuah pos ronda milik warga yang
tidak ada orang karena hujan. FH mengakui bahwa ia dan pacarnya tidak
melakukan hal yang buruk, namun salah seorang pemuda tetap ingin
menangkap mereka dan meminta denda sebesar 500 ribu rupiah. Karena
FH dan pacarnya tidak ada uang akhirnya salah seorang pemuda
menanyakan identitas FH bersama pacarnya dan melaporkan FH kepada
RT tempat tinggal FH. Kemudian RT memberi tahu kepada ibunya di
rumah . Karena pengakuan RF tidak melakukan hal yang buruk dengan
pacarnya maka mereka hanya perlu membayar denda sebesar 500 ribu
karena telah melanggar aturan di komplek orang. Namun meskipun telah
mendapatkan dampak yang buruk, FH masih belum jera. Ia masih sering
keluar malam dan berganti-ganti pasangan.
2. Kemungkinan Sebab
Hal ini dikarenakan bermula di saat orang tua FH memilih untuk
bercerai pada tahun 2019 yang lalu, dan FH tidak lagi tinggal bersama
ayahnya, sehingga Ibu FH harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari serta biaya sekolah FH dan adiknya. Ibu FH bekerja di salah
satu rumah makan di pasar yang jaraknya cukup jauh dari tempat
tinggalnya.
3. Kemungkinan Akibat
Setelah FH mengetahui orang tuanya bercerai , tingkah laku yang
sebelumnya disangka seperti begini jadi begini dimana yang dulunya
tidak suka dengan keluar malam atau berganti-ganti pacar sekarang FH
memiliki tingkah laku yang menyamping dimana FH suka nongkrong
larut malam Bersama pacarnya dan temaan-temannya di café. Dan
dimana FH memasukan diri di dalam Grup yang Bernama Pargoy LA.
Orang tua FH ini belum mengenal lama tentang pacar FH
tersebut.dimana orang tua FH bilang, FH sekarang suka
membangkang/melawan perintah dari orang tua setiap di kasih arahan
dari orang tuanya
5. Pembinaan
Bantuan yang akan saya berikan yaitu layanan konseling individual.
Layanan konseling individual ini dilakukan dengan beberapa kali
pertemuan. Konseling telah dilaksanakan dimana disini klien merasakan
kecewa dengan keadaan keluarga yang broken home. Dari hasil
wawancara dengan orang tua bahwasanya klien dulu bukanlah orang
yang bertingkah buruk seperti ini.
Dulu klien adalah ank yang sopan dan tidak suka keluar malam,
dalam hal ini orang tua klien mengakui jika perubahan anaknya ini terjadi
ketika anaknya mengetahui orang tuanya telah bercerai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permasalahan yang terjadi di sekolah lebih kepada diri individu yang
mengalami kurangnya perhatian dari orang tua akibatnya ia ingin
mendapatkan perhatian dari orang yang ad didekatnya dengan cara apapun.
Klien dicap sebagai murid yang tidak baik di pandangan guru dan teman-
temanya. Bantuan yang diberikan adalah,memberikan arahan bagaimana
berperilaku dan juga mengajarkan sopan santun kepada klien serta
memberitahu pihak guru untuk dapat membuat klien merasa dinaggap
didalam lingkup sekolah sehingga klien menjadi sedikit-sedikit terbangun
rasa percaya diri dalam dirinya dan mulai merubah sikap.
Permasalahan yang tejadi di luar sekolah lebih kepada dalam diri dan luar
diri klien. Klien mnegalami masa yang sulit dimana klien mengalami broken
home sehingga perilaku kearah yang buruk.
B. Saran
Setelah melakukan studi kasus ini, maka banyak pengalaman dan pelajaran
yang dapat penulis petik. Demi kesempurnaan studi kasus dimasa yang
datang maka penulis mempunyai saran sebagai berikut:
1. Manfaatkanlah segala instrumen yang ada semaksimal mungkin
2. Perbanyaklah mencari data – data sehubungan dengan masalah kasus,
karena akan memudahkan kita dalam menganalisa masalah.
3. Bersabar dan tekun menghadapi segala halangan dan rintangan selama
melaksanakan studi kasus.
DAFTAR PUSTAKA

Muri Yusuf. Metodologi Penelitian Dasar-Dasar Penyelidikan Ilmiah, Padang :


UNP Press Padang.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Prayitno. 1999. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta
LAMPIRAN KASUS DI SEKOLAH

Lampiran 1 : Identitas

Nama : FH
Jenis Kelamin : laki-laki
Sekolah : SMPN 3 Pariaman
Kelas : 8
Umur : 14 Tahun
Anak ke : 2 dari 3 bersaudara
Alamat : Komplek Palapa saiyo blok C.10 No.15

Lampiran 2 : Leger Nilai Semester

No Absen 13
NIS 151208
NISN 112087862
NAMA FH
Mata pelajaran Nilai KKM
PAI 78 78
PKn 80 78
Bahasa Indonesia 79 78
Matematika 83 78
IPA 81 78
IPS 78 78
Seni Budaya dan Keterampilan 78 78
Bahasa Inggris 87 78
TIK 78 78
Tahsin 79 78
Tahfidz 79 78
Pendidikan jasmani olahraga dan 84 78
kesehatan
Jumlah 964
Rata-Rata 60,3
Rangking 26

Lampiran 3 : Hasil Aum Umum


Berdasarkan hasil pengolahan AUM Umum kelas XI Ips2 diketahui masalah-
masalah umum yang dialami oleh kasus berjumlah 22 item permasalahan. Adapun
permasalahan yang dialami oleh kasus adalah sebagai berikut:
1. Bidang Jasmani dan Kesehatan (JDK)
No. 001 Badan terlalu kurus, atau terlalu gemuk
No. 002 Warna kulit kurang memuaskan
No. 004 Badan terlalu pendek, atau terlalu tinggi
No. 020 Gangguan pada gigi
No. 034 Kurang mampu berolahraga karena kondisi jasmani yang
kurang baik
No. 035 Gangguan pada pencernaan makanan
No. 046 Sering pusing dan/ atau mudah sakit
No. 050 Selera makan sering terganggu
2. Bidang Diri Pribadi (DPI)
No. 076 Sering mimpi buruk
No. 079 sering melamun/ berkhayal
No. 080 ceroboh/ kurang hati – hati
No. 095 Sering gagal dan/ atau mudah patah semangat
No. 108 Keras kepala atau sukar mengubah pendapat sendiri meskipun kata
orang lain pendapat itu salah.
3. Bidang Hubungan Sosial (HSO)
No. 167 Kurang pandai memimpin dan atau mudah dipengaruhi orang lain
No. 169 Mudah tersinggung/ sakit hati dalam berhubungan dengan
orang lain
No. 170 Lambat menjalin persahabatan
4. Bidang Pendidikan dan Pelajaran (PDP)
No. 014 Kurang meminati pelajaran/ jurusan/ program yang diikuti
No. 028 Sukar memahami penjelasan guru sewaktu pelajaran
berlangsung
No. 030 Terpaksa mengikuti mata pelajara yang tidak disukai
No. 041 Gelisah dan/ atau melakukan kegiatan tidak menentu sewaktu
pelajaran berlangsung, misalnya membuat coret – coretan
dalam buku, cenderung mengganggu teman
No. 056 mengalami masalah dalam menjawab pertanyaan ujian
No. 071 Sering kali tidak siap menghadapi ujian
5. Bidang agama, nilai, dan moral (ANM)
No. 112 Mempunyai pandangan dan atau kebiasaan yang tidak sesuai dengan
kaidah-kaidah agama
No. 113 Tidak mampu melaksanakan tuntutan keagaamaan dan atau
khawaktiran tidak mampu menghindari larangan yang ditentukan oleh agama
No. 126 Berkata dusta dan atau berbuat tidak jujur untuk tujuan-tujuan
tertentu , seperti membohongi teman berlaku curang dalam ujian
No. 143 Sering ditegur karena dianggap melakukan kesalahan,
pelanggaran/ sesuatu yang tidak layak
6. Bidang Hubungan Muda Mudi (HMM)
No. 158 Khawaktiran tidak mendapatkan pacar atau jodoh yang baik
No. 160 Mengalami masalah karena dilarang atau merasa tidak patut
berpacaran
No. 175 Mengalami masalah dalam memilih teman akrab dari jenis kelamin
lain atau pacar
No. 187 Bertepuk sebelah tangan dengan kawan akrab atau pacar
7. Bidang Waktu Senggang (WSG)
No.202 Tidak diperkenakan atau kurang bebas dalam menggunakan waktu
senggang yang bersedia untuk kegiatan yang disukai
No. 203 Mengalami masalah untuk mengikuti kegiatan acara-acara gembira
dan santai Bersama kawan-kawan
No. 205 Mengalami masalah karena memikirkan atau membayangkan
kesempatan waktu berlibur di tempat yang jauh, indah, tenang
Lampiran 5 : Observasi
Kegiatan saya untuk lebih mengungkapkan masalah kasus adalah dengan
melakukan observasi terhadap kegiatan kasus. Observasi dilakukan tidak hanya
pada satu situasi saja. Observasi yang dilakukan Saya yaitu:
Berdasarkan observasi yang dilakukan terhadap kasus pada saat mengikuti
kegiatan belajar mengajar berlangsung mendapatkan hasil sebagai berikut: Pada
saat mengikuti kegiatan belajar mengajar, kasus memang tidak terlalu serius
dalam mengikuti kegiatan belajar. Ia kurang memperhatikan guru yang sedang
menjelaskan di depan.
Dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, kasus terlihat lebih banyak
bercanda dengan teman disebelahnya atau berbincang –bincang dengan temannya.
Terkadang ia memang mendengarkan, namun berselang 5 menit kemudian, kasus
akan sibuk lagi dengan kegiatan lain, misalnya kembali berbicara dengan teman
yang disebelahnya, atau kembali memasang Ipod mininya dan mendengarkan
musik.
Dalam mengikuti proses belajar mengajar, kasus tidak terlalu semangat
untuk mengikuti kegiatan proses belajar. Kasus juga tidak pernah bertanya/
mengajukan pertanyaan dalam belajar. Namun, jika disuruh untuk mencatat, kasus
menuruti perintah guru dan mencatat setiap apa yang disampaikan guru apabila
disuruh terlebih dahulu.Selain itu, dari hasil observasi penulis terhadap kegiatan
belajar kasus ini adalah kasus membutuhkan arahan yang khusus terhadap dirinya
untuk menyelesaikan suatu soal atau masalah.Sementara itu, untuk lokasi tempat
kasus belajar, kasus tidak pernah memilih tempat duduk strategis untuk dia belajar.
Kasus selalu duduk di bangku belakang dan tidak pernah mencoba untuk duduk di
depan. Namun, setelah beberapa kali berbincang – bincang dengan penulislah,
kasus mulai mencoba untuk duduk di bangku paling depan, dan itu pun setelah
beberapa layanan yang diberikan kepadanya, barulah kasus mau mencobakan hal
tersebut.
Untuk masalah ketertiban dari hasil pengamatan penulis terhadap kasus,
kasus tidak terlalu disiplin dan tidak tertib didalam kelas, seperti halnya yang telah
dijelaskan sebelumnya, kasus justru lebih memilih mendengarkan musik di
Ipodnya daripada mendengarkan penjelasan gurunya di depan.
Kemudian, masalah strategi belajar kasus juga sangat buruk sekali. Saat
proses belajar mengajar berlangsung, kasus memang mencatat apa yang guru
perintahkan, namun, kasus tidak pernah terlihat sedikit pun untuk memaknai apa
yang disampaikan oleh gurunya. Bahkan, ketika gurunya menyampaikan tugas
untuk di rumah, kasus hanya sekedar mencatat, namun tidak pernah
mengerjakannya sama sekali.Satu hal lagi yang penulis perhatikan dari kasus, saat
belajar, kasus tidak hanya mendengarkan musik dari Ipodnya saja, melainkan juga
sms-an dengan temannya.
Setiap kali penulis masuk ke kelas kasus pada matapelajaran selain BK,
kasus bersikap sama terhadap hampir semua mata pelajaran. Mendengarkan musik,
berbicara, tidak perhatikan guru, sms-an, bahkan mengusili teman – temannya, dll.
Hal – hal itu yang teus kasus lakukan setiap hari di sekolah pada jam belajar.

Lampiran 6 : Wawancara Dengan Guru Kelas


Berdasarkan wawancara dengan guru kelas kasus, kasus menurut ibu
tersebut adalah siswa yang baik, akan tetapi memiliki sifat yang kurang
menyenangkan. Kasus dimata ibu itu terlalu bijak, suka ceplas ceplos kalau
berbicara. Kasus sering menjawab – jawab hal – hal yang kurang penting untuk
dibicarakan, sering menyeletuk sendiri dengan apa yang disampaikan oleh orang
lain, terutama apa yang disampaikan gurunya.
Guru kelas kasus yang sekaligus guru mata pelajaran jurusan yaitu mengajar
tentang produktif, memiliki banyak waktu untuk berinteraksi dan bertemu dengan
kasus. Guru kelas kasus mengajar ke kelas kasus dalam 1 minggu sebanyak 2 kali,
yaitu senin dan selasa. Itu merupakan jadwal belajar praktek untuk semua jurusan,
termasuk jurusan kasus sendiri. Guru kelas mengutarakan, kalau kasus ini terbiasa
melakukan hal – hal yang melanggar peraturan dalam proses belajar mengajar.
Guru kelas tersebut mengungkapkan, sikap yang biasa kasus tampakkan di
kelas pada jam ibu tersebut mengajar adalah memasak musik melalui Ipodnya.
Kasus sering mengerjakana tugas yang diberikan oleh beliau sambil
mendengarkan musik. Terkadang, jika sedang kehabisan bahan, kasus akan
berhenti bekerja dan akan mengambil handphone-nya untuk sms-an. Untuk jam
produktif, jarang sekali kasus terlihat ribut di kelas. Namun, sewaktu kasus duduk
di bangku kelas 1, saat ibu tersebut mengajar di kelas kasus, kasus sangatlah
agresif dan aktif. Dia selalu membuat keributan di kelas, berbicara dengan suara
keras. Hal itu yang membuat guru kelas kasus sering menegur kasus waktu dulu.
Menurut beliau, kasus seperti demikian itu dikarenakan pelampiasan akan
kekesalannya terhadap ayahnya yang menikah lagi. Emosinya memuncak ketika
mengetahui kalau ayahnya tidak terlalu dirawat saat sedang sakit. Kasus yang
tidak tinggal bersama ayahnya akibat perceraian ayahnya dengan ibunya, merasa
kecewa dengan keluarga baru ayahnya. Kasus memang membenci ayahnya karena
menikah lagi, namun menurut pengutaraan kasus kepada guru kelasnya, kasus
sebenarnya sangat sayang kepada ayahnya. Hanya saja, ia malu untuk
menunjukkan itu kepada anggota keluarga lain, sebab jika ia mulai menunjukkan
rasa sayangnya kepada ayahnya, kasus takut persepsi keluarganya terhadap dia
akan berubah. Dia takut kalau nanti mereka menganggap kasus orangnya plin-plan.
Namun, menurut beliau, sekarang kasus sudah ada sedikit kemajuan, ia sudah
mulai menghilangkan kebiasaannya, sudah berani menunjukkan kepada orang
bahwa sebenarnya ia sangat menyayangi ayahnya, dan dia adalah anak yang tegar.
Meskipun dia masih sering ngomong ceplas ceplos, tapi menurut beliau
perubahan yang ditunjukkan kasus itu sudah merupakan suatu kemajuan yang
bagus demi kebaikan dirinya.
LAMPIRAN DI LUAR SEKOLAH

Lampiran 1 : Indentitas
Nama : FH
Jenis Kelamin : laki-laki
Umur : 22 Tahun
Anak ke: 1 dari 2 bersaudara
Alamat: Komplek Mayang Sani

Lampiran 2 : Wawancara Dengan Klien


Setalah mewawancarai FH, saya sendiri sangat sulit untuk bertemu FH
saya sudah melakukan perjanjian untuk bertemu, FH cuman bilaang “ besok saja
kak “. Setelah beberapa hari setalah perjanjian, akhirnya saya bertemu dengan FH
di rumahnya. Dimana FH bilang, semenjak FH mengetahui orang tua bercerai niat
untuk belajar tidak ada lagi semenjak orang tuanya bercerai. FH bilang dulu yang
suka mensuport FH belajar dan sekolah yaitu Ayahnya ,sedangkan ibu FH sibuk
berkerja di warung nasi lubuk buaya. FH bilang Ayanhya juga sibuk tapi tetap
memperhatikan FH dan adiknya, sedangkan ibunya jarang untuk mensuport FH.
Jadi FH malas belajar dan menlanjutkan kuliah . dulu sebelum terjadi perceraian
orang tuanya ini , FH berniat kuliah di STIKES. Semenjak perceraian orang tuanta
terjadi kemauan FH tersebut tidak diminati lagi, walaupun ibu nya barusaha
bekerja demi FH untuk memasuki STIKES , tetapi FH tetap tidak mau masuk.
Jadi RF mengikuti orgen atau pargoy yang lebih menyenangkan.dimana FH
bilang dengan mengikuti orgen atau pargoy tersebut , FH merasa memiliki
kekeluargaan dengan cara seperti itu. Kekeluargaanya lebih tinggi dari pada
keluarga sendiiri.

Anda mungkin juga menyukai