Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebuah Negara baru bisa dikatakan sebagai negara apabila memenuhi 3 unsur
dalam sebuah Negara yaitu wilayah, rakyat, dan pemerintahan yang berdaulat.
Adapun pemerintahan itu mempunyai peran penting dalam sebuah Negara. Tanpa
pemerintah dan adanya pemerintahan maka roda kehidupan, dasar aturan, dan apapun
yang ada dalam sebuah Negara yang dibutuhkan dalam terselangaranya proses
kenegaraan. Maka disini penulis akan memaparkan kajian penulis mengenai tentang
pemerintahan dan teori sendi-sendi pemerintahan.

B. Rumusan Masalah
Dengan mempertimbangkan latar belakang diatas dapat disimpulakan
beberapa rumusan masalah, yaitu :
1. Menjelaskan Pengertian Pemerintah dan Pemerintahan ?
2. Menjelaskan Tugas-tugas Pokok Pemetintah ?
3. Teori Teori Teori Pemerintah ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemerintah dan Pemerintahan


Berikut beberapa pendapat para ahli mengenai perbedaaan pemerintah dan
pemerintahan
1. C.F. Strong menyatakan pemerintah(an) adalah organisasi dalam mana
diletakkan hak untuk melaksanakan kekuasaan berdaulat atau tertinggi.
Selanjutnya Strong menyatakan pemerintahan itu mempunyai kekuasaan
legislatif, kekuasaan eksekutif dan kekuasaan yudikatif.
2. Ramlan Surbakti  mengatakan istilah pemerintah dan pemerintahan
berbeda artinya. Dimana Pemerintahan menyangkut tugas dan
kewenangan, sedangkan pemerintah merupakan aparat yang
menyelenggarakan tugas dan kewenangan negara.
3. Dapat disimpulkan bahwa pemerintah adalah sekelompok orang yang
bertanggung jawab atau pengguna kekuasaan, sedangkan pemerintahan
adalah lembaga Negara yang terorganisir serta menjalankan kekuasaan.
Dalam arti umum pemerintahan digolongkan sebagai segala usaha dan
kegiatan yang dilakukan oleh lembaga negara yang meliputi kekuasaan
legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam rangka mencapai tujuan nasional.
Sedangkan pemerintahan dalam arti khusus adalah segala usaha dan
kegiatan yang dilakukan oleh kekuasaan eksekutif dalam rangka mencapai
tujuan nasional.
B. Tugas pokok pemerintahan
Menurut Rasyid (1997:11) tugas-tugas pokok pemerintahan dapat
mencakup tujuh bidang pelayanan :
1. Menjamin keamanan negara dari segala kemungkinan serangan dari luar, dan
menjaga agar tidak terjadi pemberontakan yang dapat menggulingkan. 
2. Memelihara ketertiban dengan mencegah terjadinya gontokan-gontokan
diantara warga masyarakat, menjamin agar perubahan apapun yang terjadi di
dalam masyarakat dapat berlangsung secara damai. 
3. Menjamin diterapkannya perlakuan yang adil kepada setiap warga masyarakat
tanpa membedakan status apapun yang melatar belakangi keberadaan mereka.
4. Melakukan pekerjaan umum dan memberi pelayanan dalam bidang-bidang
yang tidak mungkin tidak dikerjakan oleh lembaga non pemerintah atau yang
akan lebih baik jika di kerjakan oleh pemerintah. 
5. Melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial :
membantu orang miskin dan memelihara orang-orang cacat, jompo dan anak
terlantar; menampung serta menyalurkan para gelandangan ke sektor kegiatan
produktif dan semacamnya. 
6. Menetapkan kebijakan ekonomi yang menguntungkan masyarakat luas,
seperti mengendalikan laju inflasi, mendorong pencciptaan lapangan kerja
baru, memajukan perdagangan domestik dan antar bangsa, serta kebijakan lain
yang secara langsung menjamin peningkatan ketahanan ekonomi negara dan
masyarakat.
7. Menerapkan kebijakan untuk pemeliharaan sumber daya alam dan lingkungan
hidup seperti air, tanah dan hutan.
C. Teori Sendi-Sendi Pemerintahan
Disini dibahas mengenai cara apa yang dipakai penguasa dalam
menyelenggarakan pemerintahan. Menurut teorinya ada dua cara
penyelenggaraan pemerintahan
1. Sendi wilayah
2. Sendi keahliaan

a. Sendi wilayah (territorial)


Penguasa dalam menyelenggarakan pemerintahan sangat
memperhatikan faktor wilayah dari suatu Negara.
Faktor wilayah dari suatu Negara dibagi dalam dua bagiaan :
I. Wilayah Tugas (desentralisasi)
MemahamI arti desentralisasi adalah penyerahan urusan
pemerintahan dari pemerintah atau Daerah tingkat atasnya  kepada
Daerah menjadi urusan rumah tangganya.
Pengertiaan otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan
kewajiban Daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Desentralisasi dirinci 5 macam

a) Desentralisasi politik, hal ini terkait urusan pemerintah dan


peraturan tingkat daerah.
b) Desentralisasi fungsional, yang terkait kepada golongan-
golongan yang mempunyai fungsi dalam Negara.
c) Desentralisasi Cultural yang menyangkut bidang
kebudayaan.
d)  Desentralisasi Tekhnis yang menyangkut ketenaga akhlian
tertentu.
e) Desentralisasi Collaboratif adalah kepada swasta diberi
wewenang menjalankantugas Negara.[1]
II. Wiayah Jabatan (dekonsentrasi)
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah
atau Kepala Wilayah atau Kepala Intansi Vertical tingkat atasnyas
kepada pejabat-pejabatnya di Daerah.
Dengan berkembangnya kepentingan dari pemerintah pusat,
maka demi kebaikan dan kelancaran serta efektifitas dari Pemerintah
diadakan pelimpahan kewenangan-kewenangan pada instansi di
daerah-daerah yang berada jauh dari Pemerintahan Pusat, yang dapat
berupa asas dekonsentrasi, asas desentralisasi dan asas medebewind
atau tugas bentauan. Ini merupakan pelaksanaan tugas pemerintah
berdasar sendi wilayah yang berarti membagi wilayah Negara dalam
beberapa daerah kemudian menerapkan sendi-sendi seperti sendi
desentralisasi dan dekonsentrasi sebagaiwujud pembagian tugas
pemerintah pusat dan daerah, selain sendi-sendi tersebut pemerintah
pusat juga menggunakan asas medebewind atau tugas pembantuan
dalam mempelancar tugas pemerintahan di daerah-daerah. Adapun
penjelasan dari masing- masing asas-asas tersebut diatas adalah
sebagai berikut :
a) Asas Dekonsentrasi.
Asas dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari
pemerintah pusat kepada pemerintah atau kepala wilayah atau
kepala instansi vertical tingkat atasnya kepada pejabat-pejabat
didaerah. Hal ini tercantum didalam pasal satu huruf f
Undang-undang No. 5 Tahun 1974. Cirri –ciri dari asas ini
adalah sebgai berikut:
1) Bentuk pemencaran adalah pelimpahan
2) Pemencaran terjadi kepada pejabat sendiri (perseorangan)
3) Yang dipencar ( bukan urusan pemerintah) tetapi
wewenang untuk    melaksanakan sesuatu.
4) Yang dilimpahkan tidak menjadi urusan rumah tangga
sendiri.[2]
Oleh karena itu tidak semua urusan
pemerintahan dapat diserahkan kepada kepala daerah otonom
menurut asas desentralisasi ini merupakan salah satu yang
membedakan antara asas desentralisasi dengan asas
dekonsentrasi. Menurut asas dekonsentrasi maka segala
urusan yang dilimpahkan oleh pemerintah pusat kepada
pejabatnya didaerah tetap menjadi tanggung jawab daeri
pemerintah pusat yang meliputi :
1) Kebijaksanaan
2) Perencanaan
3) Pelaksanaan
4) Pembiyaan
5) Perangkat pelaksanaan.

Berbeda dengan asas desentralisasi yaitu pelaksanaan


pemerintahan dilaksanakan oleh rumah tangga daerah otonom
sepenuhnya, sehingga penyelenggaraan berbagai urusan
pemerintahan pusat  dilaksanakan oleh daerah sepenuhnya
sebagai bentuk urusan rumah tangga daerah tersebut.
Adapun unsur pelaksanaannya adalah segala instansi
vertical yang ada de daerah yang dikoordinir oleh kepala
wilayah sebagai alat/ aparat dekonsentrasi. Dalam hal
koordinasi ini, kepala wilayah tidak boleh membuat kebijakan
(policy) sendiri, karena kebijaksanaan terhadap pelaksanaan
urusan dekonsentrasi tersebut sepenuhnya ditentukan oleh
pemerintah pusat. Pelaksannan asas dekonsentrasi ini
melahirkan pemerintahan local administratif. Daerah
administratif meliputi tingkat provinsi, kabupaten, dan
kecamatan. Pemerintahan administratif diberi tugas atau
wewenang menyelenggarakan urusan-urusan pemerintahan
pusat yang ada di daerah. Ditinjau dari wilayah pembagian
Negara, asas dekonsentrasi adalah asas yang akan membagi
wilayah Negara menjadi daerah-daerah pemerintahan local
administratif. Jadi asas dekonsentrasi dapat dilaksanakan jika
terdapat organ bawahan yang secara organisator dan hirarkis
berkedudukan sebagai bawahan secara langsung dapat
dikomando dari atas. Oleh karena itu dalam system ini tidak
diperlukan adanya badan perwakilan rakyat daerah, yang
menampung suatu rakyat daerah yang bersangkutan, sebab
segala kebutuhanya, diurus oleh pemerintah pusat atau
atasanya.

b) Asas Desentralisasi
Asas desentralisasi adalah penyerahan urusan
pemerintahan dari pemerintah atau daerah tingkat atasnya
kepada daerah yang menjadi urusan rumah tangganya.
Ditinjau dari segi pemberian wewenangnya asas desentralisasi
adalah asas yang akan memberikan wewenang kepada
pemerintah daerah untuk mengatur dan menagani urusan-
urusan tertentu sebagai urusan rumah tangganya sendiri.
Didalam ilmu administrasi Negara, menurut Robert D.
Miewald, tema desentralisasi dan sentralisasi terutama
mngenai fenomena tentang “ Delegation of Authority and
responsibility”   yang dapat diukur dari sejauh mana unit-unit
organisasi bawahan memilki wewenang dan tanggung jawab
didalam proses pengambilan keputusan.[1]
Sentralisasi dan desentralisasi mempunyai kelebihan
dan kelebihan masing-masing. Ini berarti bahwa kekurangan
sentralisasi adalah kelebihan dari desentralisasi. Menurut 
G.R. Terry dalam bukunya   Prinsiple of Management
mengemukakan tentang kelebihan dari sentralisasi dan
desentralisasi adalh sebagai berikut :
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemerintah adalah sekelompok orang yang bertanggung jawab atau
pengguna kekuasaan, sedangkan pemerintahan adalah lembaga Negara yang
terorganisir serta menjalankan kekuasaan. Dalam arti umum pemerintahan
digolongkan sebagai segala usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh lembaga
negara yang meliputi kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam
rangka mencapai tujuan nasional. Sedangkan pemerintahan dalam arti khusus
adalah segala usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh kekuasaan eksekutif
dalam rangka mencapai tujuan nasional.
Menurut Rasyid (1997:11) tugas-tugas pokok pemerintahan dapat
mencakup tujuh bidang pelayanan :
1. Menjamin keamanan negara dari segala kemungkinan serangan dari
luar, dan menjaga agar tidak terjadi pemberontakan yang dapat
menggulingkan. 
2. Memelihara ketertiban dengan mencegah terjadinya gontokan-
gontokan diantara warga masyarakat, menjamin agar perubahan
apapun yang terjadi di dalam masyarakat dapat berlangsung secara
damai. 

Menurut teorinya ada dua cara penyelenggaraan pemerintahan ( Sendi-Sendi


Pemerintahan

1. Sendi wilayah
2. Sendi keahliaan
B. Saran
Setelah membaca makalah ini kami, diharapkan mahasiswa dapat
mengetahui lebih lagi tentang teori sendi-sendi pemerintahan, sehingga
khazanah ilmu pengetahuannya bertambah dan dapat dijadikan landasan mata
kuliah ilmu Negara yang kedepannya menjadi dasar pembelajaran mata kuliah
berkutnya
DAFTAR PUSTAKA

http://azmyalmarbawy.blogspot.com/2013/11/teori-sendi-sendi-pemerintahan.html

https://www.academia.edu/12363839/ILMU_NEGARA

https://ansyorimuhammad.wordpress.com/2013/06/30/sendi-sendi-pemerintahan/

Prof.H.Abu Daud Busroh., Ilmu Negara (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011).

http:// www.wikipedia asas desentralisasi dan otonomi daerah di dalam sistem


Administrasi Negara kesatuan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai