Anda di halaman 1dari 5

Sinar Mas Tingkatkan Kapasitas Produksi Guna Memenuhi Kebutuhan

Minyak Goreng Kemasan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dukungan atas upaya pemerintah memenuhi kebutuhan


masyarakat akan minyak goreng kemasan dengan harga terjangkau dilakukan Sinar Mas
Agribusiness and Food dengan meningkatkan produksi serta mempercepat penyaluran.

“Sejak Februari lalu, kami telah meningkatkan kapasitas produksi hingga 21.000 ton per bulan, di
atas kapasitas normal yakni sekitar 18.000 ton,” ujar Corporate Affairs Director  Sinar Mas
Agribusiness and Food Harry Hanawi dalam siaran pers yang diterima Kontan, Jumat (4/3).

Guna perluasan serta percepatan distribusi, perusahaan mengoptimalkan kemitraan dengan


para penyalur di berbagai jaringan pemasaran yang menjangkau pasar tradisional (wet market),
modern (minimarket dan supermarket) dan juga perdagangan elektronik (e-commerce).

“Distributor memberikan imbauan kepada semua toko untuk memastikan harga minyak goreng
ke tangan konsumen akhir sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh
Kementerian Perdagangan,” ungkap Harry.

Pada bulan Februari, penyaluran minyak goreng oleh Sinar Mas telah menyebar hingga ke
460.000 titik distribusi yang ada di 67 kota. Hasilnya, sepanjang Februari hingga pekan ketiga,
tercatat 14 juta liter minyak goreng kemasan tersalurkan ke 125.000 toko di pasar tradisional,
40.300 toko modern, serta 300.000 jaringan e-commerce.

Menurut Harry, pihaknya telah memberikan dukungan sejak sebelum pemerintah mengeluarkan
regulasi domestic market obligation  (DMO) dengan menyalurkan lebih dari 775.000 liter minyak
goreng kemasan seharga Rp 14.000 per liter sepanjang November hingga Desember 2021 lalu
guna memasok kebutuhan publik, sekaligus menstabilkan harga ketika itu.

“Kami senantiasa berkoordinasi dengan pemerintah dan bersama-sama menjaga ketersediaan


minyak goreng bagi masyarakat di Indonesia,” pungkas dia.

Tugas kelompok Permasalahan pokok ekonomi

1. Dari artikel tersebut, analisis lah masalah ekonomi modern ( What, How, Who dan For Whom) yang ada pada
artikel tersebut ?
2. Dari artikel diatas, analisis lah bagaimana cara mengatasinya ? Sistem ekonomi apa yang diterapkan dalam
negara tersebut untuk menyelesaikan masalah ekonomi tersebut? Berikan alasan dan buktinya ?
3. Bagaimana masalah ekonomi yang terjadi dalam negara tersebut memiliki pengaruh dengan kegiatan
ekonomi (produksi, distribusi dan konsumsi) ?

Hasil akan ditampilkan dalam bentuk presentasi. (boleh menggunakan google slide, canva atau power point).
Sulit Nih! Harga Bahan Baku Minyak Goreng (CPO) Naik Lagi
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) naik tipis di sesi
pembukaan perdagangan pada hari ini, Senin (9/5/2022), setelah pekan lalu terkoreksi tajam. Apa
penyebabnya?

Mengacu pada data kepada Refinitiv, pukul 09:46 WIB harga CPO dibanderol di level MYR 6.469ton
atau naik tipis 0,83%.

Pekan lalu, harga CPO terkoreksi tajam sebanyak 9,91% dan menjadi koreksi mingguan paling parah
sejak pekan kedua Maret.

Hal tersebut dapat dipicu oleh aksi jual oleh para pelaku pasar karena harga CPO sempat melonjak dan
menyentuh rekor tertingginya pada Jumat (29/4) yang merupakan hari terakhir sebelum libur lebaran.

Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memprediksikan bahwa harga CPO dapat mengakhiri
penurunannya ke titik support yang berada di kisaran MYR 6.190-6.290/ton dan menguji
titik resistance di MYR 6.602/ton.

Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) telah memutuskan untuk melarang ekspor CPO dan produk-
produk turunannya pada 28 April 2022, termasuk RPO (red palm oil), RBD (refined, bleached,
deodorized) palm olein, pome, dan used cooking oil.

Sehingga, harga CPO kembali menyentuh rekor tertingginya sepanjang masa pada Jumat (29/5/2022)
yang di banderol dengan harga MYR 7.104/ton. Level tersebut juga merupakan kenaikan harga
mingguan tertinggi sejak pekan pertama di bulan Mei 2021.

Wajar saja jika kebijakan dari pemerintah Indonesia dapat sangat berpengaruh terhadap pergerakan
harga CPO, karena Indonesia merupakan produsen sekaligus eksportir CPO terbesar di dunia.

Sementara itu, Malaysia yang merupakan produsen CPO kedua terbesar di dunia, tampaknya mendapat
keuntungan saat Indonesia memberlakukan larangan ekspor CPO. Malaysia berencana untuk
memanfaatkan kekurangan minyak nabati global karena ketegangan politik di Eropa untuk mendapatkan
kembali pangsa pasar, setelah industri CPO Malaysia sempat dituding dengan permasalahan
deforestasi.

Menteri Industri dan Komoditas Perkebunan Malaysia Zuraida Kamaruddin mengatakan bahwa
pemerintahnya tidak ingin menyia-nyiakan peluang tersebut.

Dia juga memprediksikan bahwa harga minyak nabati global kemungkinan akan tetap tinggi pada paruh
pertama tahun 2022 dan permintaan Uni Eropa diperkirakan akan meningkat dalam waktu dekat karena
terbatasnya pasokan minyak bunga matahari dan minyak kedelai.

Hal tersebut sejalan dengan ekspektasi pelaku pasar bahwa pasokan CPO akan membeludak. Pada
akhir April, persediaan CPO Malaysia diperkirakan naik 5,2% jika dibandingkan dengan bulan
sebelumnya menjadi 1,55 juta ton, jika mengacu pada konsensus yang dihimpun Reuters.

Produksi CPO di April diperkirakan 1,48 juta ton dan menjadi angka tertinggi sejak lima bulan. Meskipun,
nilai ekspor turun 5,6% ke 1,2 juta ton.

Tidak hanya itu, Data ITS (perusahaan surveyor kargo), mengumumkan bahwa ekspor CPO Malaysia
melonjak 67% pada periode 1-5 Mei jika dibandingkan dengan periode yang sama bulan sebelumnya.

Tugas kelompok Permasalahan pokok ekonomi

1. Dari artikel tersebut, analisis lah masalah ekonomi modern ( What, How, Who dan For Whom) yang ada pada
artikel tersebut ?
2. Dari artikel diatas, analisis lah bagaimana cara mengatasinya ? Sistem ekonomi apa yang diterapkan dalam
negara tersebut untuk menyelesaikan masalah ekonomi tersebut? Berikan alasan dan buktinya ?
3. Bagaimana masalah ekonomi yang terjadi dalam negara tersebut memiliki pengaruh dengan kegiatan
ekonomi (produksi, distribusi dan konsumsi) ?

Hasil akan ditampilkan dalam bentuk presentasi. (boleh menggunakan google slide, canva atau power point).

Ditjen Farmalkes Terus Mengawal Progress Pengembangan 10 Bahan


Baku Obat Kimia
Salah satu program utama Kementerian Kesehatan pada Transformasi Sistem Kesehatan adalah meningkatkan  
ketahanan kefarmasian dan alat  kesehatan. Salah satu agenda peningkatan ketahanan sektor farmasi adalah
meningkatkan pemenuhan kebutuhan bahan baku obat/Active Pharmaceutical Ingredients (API) kimia, produk
biologi, vaksin, dan natural (fitofarmaka) produksi dalam negeri serta peningkatan pemanfaatannya di dalam negeri
maupun ekspor.

Untuk mewujudkannya, Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan melalui Direktorat Ketahanan Kefarmasian dan
Alat  Kesehatan menyelenggarakan pertemuan “Evaluasi Progress Pengembangan 10 Bahan Baku Obat Kimia
Terbesar By Value yang Dikembangkan dan Diproduksi Dalam Negeri Triwulan III Tahun 2022”. Acara
yang dilaksanakan pada 6 September 2022 di Jakarta ini dihadiri oleh perwakilan industri yang mempunyai dan
akan mengembangkan bahan baku obat kimia dalam negeri, Pusat Kebijakan Sistem  Ketahanan Kesehatan dan
Sumber Daya Kesehatan, satker terkait di lingkungan Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Dalam laporannya, Direktur Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Roy Himawan mengatakan, Direktorat
Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan mengampu 9 IKK salah satunya adalah jumlah bahan baku obat kimia
terbesar by value yang dikembangkan dan diproduksi dalam negeri.

“Dari 10 molekul obat konsumsi terbesar, saat ini baru 5 molekul obat yang bahan bakunya sudah diproduksi dalam
negeri yaitu Paracetamol, Clopidogrel, Amlodipine, Omeprazole, dan Atorvastatin. Fasilitasi change source akan
dilakukan untuk bahan baku obat yang telah dapat diproduksi dalam negeri. Pada tahun 2022 target utamanya
adalah Atorvastatin dan Klopidogrel sedangkan untuk tahun 2023 adalah Candesartan dan Bisoprolol”, ujar  Roy
Himawan.

Sementara itu, Dirjen Farmalkes Rizka Andalucia dalam sambutannya menambahkan, Ditjen Farmalkes secara aktif
dan konsisten mendorong, mengawal, dan mengevaluasi proses pengembangan BBO dalam negeri, mulai dari hulu
hingga ke hilir. “Di hulu, Ditjen Farmalkes selalu berkoordinasi dengan industri BBO untuk mendampingi proses
pengembangan BBO hingga memperoleh sertifikat GMP dan dapat diproduksi. Ditjen Farmalkes juga berkoordinasi
dengan akademisi dan industri serta lintas sektor terkait untuk mengembangkan BBO dalam negeri agar dapat
diproduksi dari sumber awal ataupun intermediate-nya” ujar Dirjen Farmalkes.

Sementara di hilir, Ditjen Farmalkes mendorong industri farmasi formulasi untuk melakukan pergantian sumber
bahan baku impor dengan bahan baku produksi dalam negeri melalui Program Fasilitasi Change Source Bahan
Baku Obat Produksi Dalam Negeri. “Program ini merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah untuk terus
memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri (PDN) dan menjadi milestone dalam mewujudkan ketahanan
sektor kefarmasian di tanah air, dengan tetap memperhatikan pemenuhan syarat produk yang aman, bermutu, dan
berkhasiat” ungkap Dirjen Farmalkes.
E-Katalog sektoral diharapkan dapat mendukung peningkatan ketahanan sektor farmasi. Produk dalam negeri yang
menggunakan bahan baku produksi dalam negeri (produk dengan nilai TKDN >50%) mendapat prioritas untuk
dapat dipilih oleh user, dalam hal ini fasilitas kesehatan.

Dengan adanya jaminan pasar ini, khususnya dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah, diharapkan dapat
memacu pertumbuhan ekonomi industri BBO dalam negeri juga untuk industri farmasi dapat bertransformasi
menjadi industri farmasi berbasis riset untuk mendukung transformasi sistem kesehatan nasional.

Ke depan, apabila bahan baku dalam negeri telah dapat diproduksi dan kapasitasnya mencukupi kebutuhan nasional,
maka arahan Bapak Menteri Kesehatan impor BBO tersebut dapat dihentikan untuk mendukung secara total industri
BBO dalam negeri.

Tugas kelompok Permasalahan pokok ekonomi

1. Dari artikel tersebut, analisis lah masalah ekonomi modern ( What, How, Who dan For Whom) yang ada pada
artikel tersebut ?
2. Dari artikel diatas, analisis lah bagaimana cara mengatasinya ? Sistem ekonomi apa yang diterapkan dalam
negara tersebut untuk menyelesaikan masalah ekonomi tersebut? Berikan alasan dan buktinya ?
3. Bagaimana masalah ekonomi yang terjadi dalam negara tersebut memiliki pengaruh dengan kegiatan
ekonomi (produksi, distribusi dan konsumsi) ?

Hasil akan ditampilkan dalam bentuk presentasi. (boleh menggunakan google slide, canva atau power point).
Ini Penjelasan PLN soal Penyebab Tarif Listrik Naik per 1 Juli

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama PT PLN (Persero)
menaikkan tarif listrik untuk pelanggan rumah tangga mampu nonsubsidi golongan 3.500 Volt Ampere
(VA) ke atas (R2 dan R3) dan golongan pemerintah (P1, P2 dan P3) mulai 1 Juli 2022.

Selama ini, bantuan Pemerintah diberikan untuk semua golongan tarif pelanggan, dalam bentuk subsidi
maupun kompensasi. Keputusan ini tertuang dalam Surat Menteri ESDM No. T-162/TL.04/MEM.L/2022
tanggal 2 Juni 2022 tentang Penyesuaian Tarif Tenaga Listrik (Periode Juli – September 2022).

Keputusan pemerintah menyesuaikan tarif listrik pelanggan 3.500 VA ke atas karena besaran empat
indikator ekonomi makro meningkat.

"Demi menjaga daya beli masyarakat, daya saing sektor industri dan bisnis, mengendalikan inflasi, serta
memperkuat stabilitas perekonomian nasional, penyesuaian tarif hanya diberlakukan kepada rumah
tangga mampu yang berjumlah 2,09 juta pelanggan atau 2,5 persen dari total pelanggan PLN yang
mencapai 83,1 juta. Juga kepada golongan pemerintah yang berjumlah 373.000 pelanggan atau 0,5
persen," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam keterangan pers, Senin (13/6/2022).

Sementara itu, untuk pelanggan rumah tangga dengan daya di bawah 3.500 VA, bisnis dan industri, tidak
mengalami perubahan tarif.

Darmawan menyatakan penyesuaian tarif ini dilakukan guna mewujudkan tarif listrik yang berkeadilan di
mana kompensasi diberikan kepada masyarakat yang berhak, sementara masyarakat mampu membayar
tarif listrik sesuai keekonomian.

"Penerapan kompensasi dikembalikan pada filosofi bantuan pemerintah, yaitu ditujukan bagi keluarga
tidak mampu. Ini bukan kenaikan tarif. Ini adalah adjustment, di mana bantuan atau kompensasi harus
diterima oleh keluarga yang memang berhak menerimanya," kata Darmawan.

Dia mengungkapkan, sejak tahun 2017, tidak pernah ada kenaikan tarif listrik untuk seluruh golongan
tarif pelanggan. Untuk menjaga tidak ada kenaikan tarif listrik, pemerintah telah menggelontorkan subsidi
listrik sebesar Rp 243,3 triliun dan kompensasi sebesar Rp 94,17 triliun sejak tahun 2017 hingga 2021.

Dalam proses pelaksanaannya, lanjut dia, kelompok masyarakat mampu yaitu pelanggan rumah tangga
3.500 VA ke atas ikut menerima kompensasi dalam jumlah relatif besar. Sepanjang tahun 2017 – 2021,
total kompensasi untuk kategori pelanggan tersebut mencapai Rp4 triliun.

"Apalagi pada tahun ini kita menghadapi gejolak global yang mengakibatkan kenaikan biaya pokok
penyediaan (BPP) listrik. Setiap kenaikan harga minyak mentah Indonesia (ICP) sebesar US$1, berakibat
kenaikan BPP sebesar Rp500 miliar. Sehingga pada tahun 2022 saja, diproyeksikan Pemerintah perlu
menyiapkan kompensasi sebesar Rp65,9 triliun," ujarnya.

Dengan adanya penyesuaian tarif, pelanggan rumah tangga R2 berdaya 3.500 VA hingga 5.500 VA (1,7
juta pelanggan) dan R3 dengan daya 6.600 VA ke atas (316 ribu pelanggan) tarifnya disesuaikan dari Rp
1.444,7 per kilowatthour (kWh) menjadi Rp 1.699,53 per kWh.

Adapun, pelanggan pemerintah P1 dengan daya 6.600 VA hingga 200 kilovolt ampere (kVA) dan P3
tarifnya disesuaikan dari Rp 1.444,7 kWh menjadi Rp 1.699,53 per kWh. Sementara pelanggan
pemerintah P2 dengan daya di atas 200 kVA tarifnya disesuaikan dari Rp 1.114,74 kWh menjadi Rp
1.522,88 kWh.

"Mengingat para pelanggan daya 3.500 VA ke atas ini adalah keluarga mampu dan sedikit jumlahnya,
kami mengapresiasi langkah Pemerintah untuk tetap melindungi rakyat, menjaga stabilitas ekonomi dan
daya beli, sehingga kompensasi betul-betul untuk yang berhak," kata Darmawan.

Tugas kelompok Permasalahan pokok ekonomi

1. Dari artikel tersebut, analisis lah masalah ekonomi modern ( What, How, Who dan For Whom) yang ada
pada artikel tersebut ?
2. Dari artikel diatas, analisis lah bagaimana cara mengatasinya ? Sistem ekonomi apa yang diterapkan dalam
negara tersebut untuk menyelesaikan masalah ekonomi tersebut? Berikan alasan dan buktinya ?
3. Bagaimana masalah ekonomi yang terjadi dalam negara tersebut memiliki pengaruh dengan kegiatan
ekonomi (produksi, distribusi dan konsumsi) ?

Hasil akan ditampilkan dalam bentuk presentasi. (boleh menggunakan google slide, canva atau power point).

Anda mungkin juga menyukai