Anda di halaman 1dari 13

TATA KERJA ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KOTA PEKANBARU TAHUN 2014-2016

Khusnul Khotimah
Email : khusnulk687@gmail.com
Pembimbing : Dra. Hj. Wan Asrida, M.Si

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik


Universitas Riau
Program Studi S1 Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru
28293-
Telp/Fax. 0761-63277

ABSTRACT

In a democratic country, the existence of the House of Representatives (DPR) and


the Regional House of Representative (DPRD) or legislative body is a must,
because the legislative body is the people's representative in making the Law as
well as the Regional Regulation that will be applied to the people. DPRDs have
legislative, budgetary, and supervisory functions. Identification of problems found
are: lack of discipline in attending DPRD meetings, poor performance of DPRD
members Pekanbaru, Being less polite and not maintaining order at every DPRD
meeting, leaving the meeting before the meeting is finished. This study aims to
describe the implementation of the working procedures of members of Parliament
Pekanbaru City and know the factors inhibiting the implementation of working
procedures of DPRD members Pekanbaru Year 2014-2016. This research uses a
qualitative approach and descriptive research type. Based on the result of the
research, it is found that the working procedure of DPRD member of Pekanbaru
City has not been optimal, such as the low level of attendance of the board
members, the low draft local regulations from the Pekanbaru City DPRD
initiative, the low level of supervision and the lack of recess time. Inhibiting
factors in the implementation of work procedures are: lack of professional
members of the board, the schedule of the colliding work agenda, lack of
discipline over time and lack of communication both between the members of the
council itself and between DPRD fittings.

Keywords: Work Procedure, Regional House of Representatives

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 1


PENDAHULUAN Pekanbaru berdasarkan Fraksi Tahun
2014-2019
Berdasarkan Undang Undang
Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 1 ayat No Nama Fraksi Jumlah
(2) Pemerintahan daerah adalah Anggota
penyelenggaraan urusan 1 Golkar 7
pemerintahan oleh pemerintah 2 Demokrat 6
daerah dan DPRD menurut asas 3 PAN 5
otonomi dan tugas pembantuan
4 PDI-P 5
dengan prinsip otonomi seluas-
5 PKB 4
luasnya dalam sistem dan prinsip
6 Hanura 4
Negara Kesatuan Republik
1 7 Gerindra 4
Indonesia.
8 PPP 4
Dalam Negara demokrasi, 9 PKS 3
keberadaan Dewan Perwakilan 10 Nasdem 3
Rakyat (DPR) dan Dewan Jumlah 45
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumber : Sekretariat DPRD Kota
atau lembaga legislative adalah Pekanbaru
merupakan suatu keharusan, karena Tabel 2
lembaga legislatif merupakan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
perwakilan rakyat dalam membuat Daerah Kota Pekanbaru Periode
Undang-Undang maupun Peraturan 2014-2019 dilihat dari penetapan
Daerah yang akan diberlakukan bagi setiap komisi
rakyat. Dewan Perwakilan Rakyat
No Komisi Bidang Jumlah
Daerah yang selanjutnya disebut
Anggota
DPRD adalah lembaga perwakilan
1 I Hukum dan 10
rakyat daerah sebagai unsur
pemerintahan
penyelenggara pemerintahan daerah.
2 II Ekonomi dan 11
DPRD memiliki fungsi legislasi,
keuangan/anggaran
anggaran, dan pengawasan.
3 III Kesejahteraan 10
Keberadaan DPRD Kota masyarakat dan
Pekanbaru sebagai unsur sumber daya
pemerintahan di Kota Pekanbaru manusia
sangat penting. Untuk lebih jelasnya 4 IV Pembangunan fisik 10
mengenai keanggotaan DPRD Kota dan lingkungan
Pekanbaru periode 2014-2019 dapat hidup
dilihat ditabel dibawah ini : Jumlah 41
Sumber: Sekretariat DPRD Kota Pekanbaru
Tabel 1
Jumlah Anggota Dewan Secara normatif, Peraturan
Perwakilan Rakyat Daerah Kota DPRD Kota Pekanbaru tentang Kode
Etik pasal 9 yang mengatur
1
mengenai tata kerja Anggota DPRD
UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 Kota Pekanbaru adalah sebagai
Tentang Pemerintahan Daerah berikut :

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 2


1. Menunjukkan profesionalisme berupaya meningkatkan kualitas
sebagai anggota DPRD dan kinerja.
2. Melaksanakan tugas dan 2. Bersikap kurang sopan serta
kewajiban demi kepentingan dan tidak menjaga ketertiban pada
kesejahteraan masyarakat setiap rapat DPRD seperti aksi
3. Berupaya meningkatkan kualitas tidur, ngerumpi bahkan ada yang
dan kinerja asyik bermain handphone saat
4. Mengikuti seluruh agenda kerja sidang pada3 selain itu aksi
DPRD kecuali berhalangan atas premanisme yang dilakukan oleh
izin dari pimpinan fraksi Yoserizal kepada koleganya
5. Menghadiri rapat DPRD secara sesama anggota dewan yaitu Ida
fisik Yulistia4 sehingga terjadi
6. Bersikap sopan santun serta pelanggaran tata kerja anggota
senantiasa menjaga ketertiban dewan yaitu bersikap sopan
pada setiap rapat DPRD santun serta senantiasa menjaga
7. Tidak terlambat menghadiri ketertiban pada setiap rapat
rapat dan tidak meninggalkan DPRD.
rapat sebelum selesai tanpa 3. Sebagian Anggota Dewan kurang
alasan yang dapat tertib dalam menghadiri rapat
dipertanggungjawabkan. DPRD secara fisik karena dari
8. Memperoleh izin tertulis dari hasil evaluasi Badan Kehormatan
pejabat berwenang untuk terdapat 10 anggota DPRD Kota
perjalanan keluar negeri, baik Pekanbaru periode 2014-2019
atas beban APBD maupun pihak mendapat lapor merah sehingga
lain terjadi pelanggaran tata kerja
9. Melaksanakan perjalanan dinas anggota dewan yaitu menghadiri
atas izin tertulis dan /atau rapat DPRD secara fisik.5
penugasan dari pimpinan DPRD, 4. Beberapa Anggota Dewan
serta berdasarkan ketersediaan meninggalkan rapat sebelum
anggaran sesuai ketentuan rapat tersebut selesai, seperti saat
perundang-undangan.2 rapat paripurna IV pada masa
Berdasarkan gejala-gejala sidang I tahun 2016, mengenai
yang peneliti temukan maka adapun laporan panitia khusus DPRD
identifikasi masalah yaitu : Kota Pekanbaru terhadap
Rancangan Peraturan Daerah
1. Memperlihatkan kinerja anggota Ranperda) Kota Pekanbaru
DPRD Kota Pekanbaru yang
kurang baik karena dari 62
3
Ranperda dari tahun 2014-2016 Tiraskita.com, 24 juni 2015 (Memalukan,
hanya 4 Ranperda yang dari Rapat Paripurna Istimewa Harjad
Pekanbaru 231 Diwarnai Aksi Tidur,
inisiatif DPRD Kota Pekanbaru Ngerumpi dan Main Hp)
sehingga terjadi pelanggaran tata
4
kerja anggota dewan yaitu Inforiau.CO, 01 April 2015 (Dilempari
Mik dan Kursi Saat Rapat Dewan, Ida
Laporkan Yose ke Polres)
2
Peraturan Dewan Perwakilan Daerah Kota 5
Detakriaunews.com, 28 September 2015
Pekanbaru Tentang Tata Tertib dan Kode (Bk Evaluasi Kehadiran Anggota DPRD
Etik, Pasal 9, 2014, hlm. 13 Kota Pekanbaru)

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 3


tentang Pemberdayaan Manfaat lain yang akan didapat
Masyarakat Berbasis Rukun dalam kode etik ialah bahwa para
Warga (PMBRW), Anggota aparat akan memiliki kesadaran
DPRD dari Fraksi PDI-P (Dapot moral atas kedudukan yang akan
Sinaga) dan beberapa fraksi diperolehnya dari negara atas nama
gabungan (Said Usman rakyat. Penjabat yang mentaati
Abdullah, Zulkarnaen, Zulfan norma-norma dalam kode etik akan
Hafis, Tarmizi Ahmad) walk out menempatkan kewajibannya sebagai
dari jalannya rapat sehingga aparat pemerintah diatas
terjadi pelanggaran tata kerja kepentingan-kepentingan akan karir
anggota dewan yaitu tidak dan kedudukan. Para penjabat
meninggalkan rapat sebelum tersebut akan melihat kedudukan
selesai tanpa alasan yang dapat sebagai alat, bukan sebagai tujuan.
dipertanggungjawabkan.6 Oleh karena itu, kode etik
Berdasarkan latar belakang mengandaikan bahwa para penjabat
tersebut, maka tulisan ini berusaha publik dapat berprilaku sebagai
menjawab : “Bagaimana pendukung nilai-nilai moral dan
pelaksanaan tata kerja dan Apa sekaligus pelaksana dari nilai-nilai
faktor penghambat pelaksanaan tersebut dalam tindakan-tindakan
tata kerja anggota DPRD Kota yang nyata.
Pekanbaru Tahun 2014-2016”
2. Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani,
Tinjauan Pustaka yaitu ethos yang berarti watak atau
1. Kode Etik adat.8 Secara etimologi, istilah etika
Kode etik adalah suatu alat untuk berasal dari bahasa Yunani yaitu kata
menunjang pencapaian tujuan suatu virtus yang berarti keutamaan dan
organisasi atau suborganisasi atau baik sekali, serta bahasa Yunani
bahkan kelompok-kelompok yang yaitu kata arate yang artinya utama.
belum terikat dalam suatu organisasi. Dengan demikian etika merupakan
Sesuatu alat itu tentunya bias saja ajaran tentang cara berprilaku yang
dijadikan kalau ia sudah dirasakan baik dan benar.9
seperlunya. Pada dasarnya kode etik Etika menurut Frans Magins
adalah adalah suatu hukum etik. Suseno merupakan filsafat yang
Hukum etik itu biasanya dibuat oleh merefleksikan ajaran-ajaran moral,
suatu organisasi atau suatu yang bersifat rasional, kritis,
kelompok, sebagai suatu patokan sistematis, mendasar dan normatif.
tentang sikap mental yang wajib Berarti tidak sekedar melaporkan
dipatuhi oleh para anggotanya dalam pandangan-pandangan moral,
menjalankan tugasnya.7
6
RiauEksis.Com, 23 Maret 2016 ( Fraksi 8
Inu Kencana Syafiie. “ Etika
PDI-P dan Fraksi Gabungan DPRD Pemerintahan “. Jakarta :Rineka Cipta,
Pekanbaru Walk Out Saat Rapat 2011, hlm. 3
ParipurnaRanperda PMBRW )
9
7
Dharma Setyawan Salam. “ Manajemen
Kumorotomo Wahyudi, “Etika Pemerintahan Indonesia “.
Administrasi Negara”. Jakarta: Raja Jakarta:Djambatan, hlm. 62
Grafindo Persada, 2005, hlm. 400

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 4


melainkan menyelidiki pandangan proses kesalahan dengan pengelolaan
moral yang seharusnya.10 manajemennya dapat diminimalisir.12
Thompson, membagi etika Berdasarkan Peraturan DPRD
politik kedalam tiga jenis, yaitu etika Kota Pekanbaru Nomor :
minimalis; etika fungsionalis; dan 09/KPTS/DPRD/2014 tentang Kode
etika rasionalis. Etika minimalis Etik Dewan Perwakilan Rakyat
terdiri dari norma-norma yang Daerah Kota Pekanbaru, BAB V
menghambat konflik kepentingan Pasal 9 yang mengatur mengenai tata
financial serta membatasi penonjolan kerja Anggota DPRD Kota
kepentingan pribadi dalam kegiatan Pekanbaru adalah sebagai berikut :
public. Sedangkan etika fungsionalis, 1. Menunjukan profesionalisme
lebih menekankan perlunya sebagai anggota DPRD
penjabaran fungsi-fungsi yang harus 2. Melaksanakan tugas dan
dijalankan oleh seorang penjabat kewajiban demi kepentingan dan
publik-yakni mengabdi pada kesejahteraan masyarakat
kepentingan publik dalam arti yang 3. Berupaya meningkatkan kualitas
sebenarnya. Etika rasionalis lebih dan kinerja
menekankan pada prinsip hakiki 4. Mengikuti seluruh agenda kerja
kegiatan politik yakni keadilan, DPRD kecuali berhalangan atas
kebebasan serta kebaikan bersama.11 izin dari pimpinan fraksi
5. Menghadiri rapat DPRD secara
3. Tata Kerja fisik
Menurut Kamus Besar Bahasa 6. Bersikap sopan santun serta
Indonesia, tata kerja adalah cara senantiasa menjaga ketertiban
melaksanakan suatu pekerjaan pada setiap rapat DPRD
dengan benar dan berhasil guna agar 7. Tidak terlambat menghadiri rapat
mencapai tingkat efesien yang dan tidak meninggalkan rapat
maksimal. Tata kerja juga dapat sebelum selesai tanpa alasan
diartikan sebagai pembentukan yang dapat
sebuah struktur kerja yang tersusun dipertanggungjawabkan.
dengan membentuk badan utama 8. Memperoleh izin tertulis dari
yang bertugas membuat skat-skat pejabat berwenang untuk
bagian dari sebuah organisasi atau perjalanan keluar negeri, baik
anggota kelompok serta sebagai atas beban APBD maupun pihak
suatu cara bagaimana sumber- lain
sumber dan waktu yang tersedia 9. Melaksanakan perjalanan dinas
dapat dimanfaatkan dengan baik atas izin tertulis dan /atau
sehingga proses kegiatan manajemen penugasan dari pimpinan DPRD,
dapat dilaksanakan dengan tepat, dan serta berdasarkan ketersediaan

10
Frans, Magnis Suseno. “Etika Politik;
Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan
Modern.” Jakarta : Gramedia, 1987,
hlm. 35
11 12
Dennis F. Thompson. “Etika Politik Artikel,
Pejabat Daerah”. Jakarta : Yayasan Obor http://sahatandy.blogspot.com/2012/10/man
Indonesia, 2002, hlm. 141-149 ajemenorganisasidan-tata-kerja.html

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 5


anggaran sesuai ketentuan mengembangkan strategi-strategi
13
perundang-undangan. yang digunakan dalam melakukan
Adanya peraturan tersebut maka pekerjaan sesuai dengan
14
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat profesinya.
Daerah Kota Pekanbaru dituntut Menurut Mertin JR
agar bekerja berdasarkan aturan yang profesionalisme aparatur dalam
sedang berlaku, baik dari segi hak hubungannya dengan organisasi
dan kewajiban sebagai perwakilan publik digambarkan sebagai bentuk
rakyat maupun dari segi tata kerja kemampuan untuk mengenali
dan kinerjanya. Tata kerja berkaitan kebutuhan masyarakat, menyusun
dengan prosedur kerja, sistem kerja agenda,memprioritaskan pelayanan,
dan mekanisme kerja. Dengan tata dan mengembangkan program-
kerja yang tepat mengandung arti program pelayanan publik sesuai
bahwa proses pencapaian tujuan dengan kebutuhan dan aspirasi
sudah dilakukan secara ilmiah dan masyarakat atau disebut dengan
praktis, disamping itu pemakaian tata istilah responsivitas. Setiap aparat
kerja yang tepat pada pokoknya harus responsible atas pelaksanaan
ditujukan yaitu untuk menghindari tugas-tugasnya secara efektif, yaitu
terjadinya pemborosan didalam dengan menjaga tetap
penyalahgunaan sumber-sumber dan berlangsungnya tugas-tugas dengan
waktu yang tersedia, menghindari baik dan lancar, mengelolanya
kemacetan-kemacetan dan dengan professional dan pelaksanaan
kesimpangsiuran dalam proses berbagai peran yang dapat
15
pencapaian tujuan, dan menjamin dipercaya.
adanya pembagian kerja, waktu dan
koordinasi yang tepat. 5. Sopan Santun
Sopan santun adalah sikap dan
4. Profesionalisme tingkah laku yang baik, hormat dan
beradab serta diiringi oleh rasa belas
Profesionalisme berasal dari kasihan dan berbudi halus yang
bahasa Inggris professionalism yang tercermin dalam tingkah laku, tutur
secara leksikal berarti sifat kata, cara berpakaian dan
professional. Orang professional sebagainya. Seseorang yang
memiliki sikap-sikap yang berbeda memiliki sopan santun tidak hanya
dengan orang yang tidak memiliki sikap dan prilaku yang
professional, meskipun mereka beradab sesuai norma yang dianut
mengerjakan pekerjaan yang sama oleh lingkungannya tetapi juga
atau katakanlah berada pada satu
ruang kerja. Profesionalisme dapat 14
Sudarwan, Danim. “Kinerja Staf Dan
diartikan sebagai komitmen para Organisasi”. Bandung : Pustaka Setia, 2008,
anggota suatu profesi untuk Hlm.280
meningkatkan kemampuan
15
profesionalnya dan terus menerus Melda, Ambarwati. “Profesionalisme
Aparatur Satuan Polisi Pamong Praja
dalam Penegakan Peraturan Daerah di
13
Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Penajam Paser Utara”. eJournal
Daerah Kota Pekanbaru Tentang Tata Tertib Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (2), UNMUL,
dan Kode Etik, 2014. Hlm.13 hlm. 2651

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 6


memiliki hati yang halus dan belas Tertib Dewan Perwakilan Rakyat
kasihan terhadap orang lain.16 Daerah Kota Pekanbaru dan
Peraturan DPRD Kota Pekanbaru
Sopan santun ialah suatu tingkah Nomor : 09/KPTS/DPRD/2014
laku yang amat populis dan nilai tentang Kode Etik Dewan
yang natural. Sopan umum dari Perwakilan Rakyat Daerah Kota
sopan santun. Sikap santun yaitu Pekanbaru, BAB V Pasal 9 yang
baik, hormat, tersenyum, dan taat mengatur mengenai Tata Kerja
kepada suatu peraturan. Sikap sopan Anggota DPRD Kota Pekanbaru
santun yang benar ialah lebih adalah sebagai berikut :
menonjolkan pribadi yang baik dan
menghormati siapa saja. Dari tutur 1. Menunjukan profesionalisme
bicara pun orang bisa melihat sebagai anggota DPRD
kesopanan kita.17 2. Melaksanakan tugas dan
kewajiban demi kepentingan dan
Metode Penelitian kesejahteraan masyarakat
Di dalam penelitian ini, peneliti 3. Berupaya meningkatkan kualitas
menggunakan jenis penelitian dan kinerja
deskriptif dengan pendekatan 4. Mengikuti seluruh agenda kerja
kualitatif. peneliti memberikan DPRD kecuali berhalangan atas
uraian serta gambaran mengenai izin dari pimpinan fraksi
fenomena atau gejala sosial yang 5. Menghadiri rapat DPRD secara
diteliti dengan mendeskripsikan fisik
variabelnya. Adapun teknik 6. Bersikap sopan santun serta
pengumpulan data yang digunakan senantiasa menjaga ketertiban
adalah wawancara dengan pada setiap rapat DPRD
menggunakan Tanya jawab atau 7. Tidak terlambat menghadiri rapat
percakapan langsung dengan dan tidak meninggalkan rapat
informan untuk mendapatkan sebelum selesai tanpa alasan
keterangan yang diperlukan, dan yang dapat
dokumentasi berdasarkan laporan- dipertanggungjawabkan
laporan dokumenter yang terkait. 8. Memperoleh izin tertulis dari
pejabat berwenang untuk
HASIL PENELITIAN DAN perjalanan keluar negeri, baik
PEMBAHASAN atas beban APBD maupun pihak
1. TATA KERJA ANGGOTA lain
DPRD KOTA PEKANBARU 9. Melaksanakan perjalanan dinas
atas izin tertulis dan /atau
Berdasarkan Peraturan DPRD penugasan dari pimpinan DPRD,
Kota Pekanbaru Nomor : 08/ serta berdasarkan ketersediaan
KPTS/DPRD/2014 Tentang Tata anggaran sesuai ketentuan
perundang-undangan.
16
Apeles Lexi Lonto.”Etika Tata kerja anggota DPRD Kota
Kewarganegaraan”. Yogyakarta : IKAPI, Pekanbaru berdasarkan aturan yang
2013. Hlm. 136 berlaku yaitu Tata Tertib dan Kode
17
Etik DPRD Kota Pekanbaru. Hanya
Opcit., Frans Magnis Suseno. 1987. Hlm. saja didalam melaksanakan tata
54 kerjanya anggota dewan masih

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 7


kurang maksimal. Masih terdapat mekanisme kerja hingga budaya
anggota dewan yang kurang menaati didalam organisasi pemerintah.18
tata kerjanya.
2. Melaksanakan tugas dan
1. Menunjukan profesionalisme kewajiban demi kepentingan
sebagai anggota DPRD dan kesejahteraan masyarakat

Tabel 3
Program Legislasi Daerah Kota Salah satu tugas dan kewajiban
Pekanbaru Tahun 2014-2016 anggota dewan yaitu melakukan
reses. Reses adalah kegiatan diluar
No Tahun Inisiatif Pemerintah Yang masa sidang bagi anggota dewan
DPRD Kota disahkan yang dimanfaatkan untuk berdialog
Kota Pekanbaru menjadi dengan kontituen di daerah
Pekanbaru PERDA pemilihan atau yang biasa disebut
1 2014 2 17 5 Perda jaring aspirasi masyarakat. Reses
Ranperda Ranperda dilaksanakan merupakan perwujudan
2 2015 - 17 8 Perda hubungan antara anggota legislatif
Ranperda dengan pemerintah dan masyarakat
3 2016 2 24 7 Perda dalam rangka melaksanakan tugas
Ranperda Ranperda pokok dan fungsi DPRD melalui:
monitoring dan evaluasi hasil-hasil
Jumlah 4 58 20 Perda
pembangunan, menerima dan
Ranperda Ranperda
Sumber : Sekretariat DPRD Kota Pekanbaru
menjaring serta mewadahi aspirasi
Berdasarkan tabel diatas dapat masyarakat khususnya konstituennya
disimpulkan bahwa kurang dengan dialog-dialog dan kunjungan,
profesionalisme anggota dewan mensosialisasikan peraturan daerah
dalam bekerja. Anggota DPRD terkait, meningkatkan partisipasi dan
dituntut agar profesionalisme dalam kontribusi masyarakat dan swasta
menjalankan tugas dan kewajibanya dalam pembangunan serta menerima
selaku perwakilan dari rakyat Kota saran dan kritik atau gagasan dari
Pekanbaru. Anggota DPRD harus tau masyarakat yang bersifat
19
apa yang diinginkan oleh rakyat, membangun.
permasalahan apa yang sedang
dihadapi oleh masyarakat dan
mencari solusi atas permasalahan
terebut.
Penyebab profesionalitas dan
responsivitas aparatur pemerintah di 18
Wahyudi Kumorotomo & Ambar
Indonesia masih rendah karena
Widaningrum. “Reformasi Aparatur Negara
banyaknya faktor dan jalin menjalin
Ditinjau Kembali” Yogyakarta : Gava
dalam wujud problematika yang
Media, 2010. hlm. 2
begitu kompleks. Dari soal struktur
dan kelembagaan, pembagian fungsi, 19
H. Isril dan Rury Febrina, “Komunikasi
Politik Anggota DPRD Kota Pekanbaru
Periode 2014-2019 Pada Masa Reses Tahun
2015”. Jurnal Ilmu Pemerintahan, 2015, UR,
hlm. 1
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 8
Tabel 4 Pekanbaru berasal dari Pemerintah
RESES DPRD Kota Kota Pekanbaru.rakyat dan DPRD
Pekanbaru Tahun 2016 juga lebih tau permasalahan apa yang
No Nama Fraksi Tempat terjadi dimasyarakat dan apa yang
1 Sahril, Golkar Kec.Tenayan dimau.
SH Raya
2 Sigit Demokrat Kec.Tanpan 4. Mengikuti seluruh agenda
Yuwono, kerja DPRD kecuali
ST berhalangan atas izin dari
3 Sondia PAN Kec.Bukit pimpinan fraksi
Warman, Raya Masih terdapat anggota dewan
SH yang tidak mengikuti agenda kerja
Sumber Data : Buletin DPRD Kota DPRD Kota Pekanbaru, yang
Pekanbaru Edisi III Tahun 2016 dikarena banyaknya agenda kerja
Evaluasi hasil reses tersebut yang berbenturan (waktunya
yakni masih banyaknya keluhan bersamaan), selain itu juga terdapat
masyarakat terutama dibidang anggota dewan yang tidak dapat
pembangunan jalan dan dibidang mengikuti agenda kerja namun tidak
kesehatan. Terbatasnya waktu dalam memberi keterangan.
melakukan reses sehingga
menyebabkan reses tersebut kurang 5. Menghadiri rapat DPRD
maksimal. secara fisik
Tabel 5
3. Berupaya meningkatkan Kehadiran Anggota DPRD Kota
kualitas dan kinerja Pekanbaru dalam Rapat Paripurna
Dari tabel 3 diatas dapat penulis Tahun 2014-2015
simpulkan bahwa kurang
No Tingkat 28 Rapat
maksimalnya kinerja anggota DPRD
Kehadiran Paripurna
Kota Pekanbaru dalam mengusulkan
Rancangan Peraturan Daerah. DPRD 1 1-8 kali tidak 37 anggota
yang merupakan perwakilan rakyat hadir dalam dewan
seharusnya lebih tau apa yang rapat paripurna
diinginkan dan dibutuhkan rakyat,
dengan cara mengusulkan Ranperda 2 Selalu hadir 8 anggota
yang mengacu pada kepentingan dan dalam rapat dewan
kesejahteraan rakyat. paripurna
Kurang dipergunakan hak
Sumber : Media Massa
inisiatif dalam mengajukan
(http://riaupos.co/87444-arsip-bk-dprd-
Rancangan Peraturan Daerah Kota kota-pekanbaru-rilis-absensi-dewan.html)
Pekanbaru itulah kelemahan DPRD
Kota Pekanbaru. Yang seharusnya Berdasarkan tabel tersebut dapat
hak inisiatif ini dipergunakan untuk penulis simpulkan bahwa tingkat
membantu permasalahan yang pada kehadiran anggota dewan sangat
masyarakat. Karena DPRD lebih rendah. Permasalahan yang sering
dekat dengan masyarakat, tetapi terjadi di DPRD Kota Pekanbaru
kenyataanya lebih banyak yakni permasalahan kehadiran saat
Rancangan Peraturan Daerah Kota rapat. Banyak anggota dewan yang

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 9


kurang disiplin dalam menghadiri
rapat, namun tidak sepenuhnya itu 8. Memperoleh izin tertulis dari
kesalahan dewan karena terkadang pejabat berwenang untuk
terdapat agenda lain yang harus perjalanan keluar negeri, baik
diikuti sehingga dewan tersebut atas beban APBD maupun
harus memilih agenda mana yang pihak lain
lebih penting. Seperti yang tertuang dikode etik
Bab VII tentang Perjalanan Dinas,
6. Bersikap sopan santun serta anggota dewan yang akan
senantiasa menjaga ketertiban melaksanakan perjalanan dinas
pada setiap rapat DPRD keluar negeri, maka harus mendapat
Seperti yang telah diuraikan oleh izin tertulis Sekretaris Jenderal
bapak Sekwan dan Staf Ahli DPRD Kementrian Dalam Negeri yang
Kota Pekanbaru bahwa anggota diajukan melalui Gubernur atas
dewan telah bersikap sopan dan pertimbangan Pimpinan DPRD.
santun serta senantiasa menjaga Dengan izin yang diberikan oleh
ketertiban pada setiap rapat. Hanya pejabat berwenang tersebut maka
saja terkadang didalam rapat tersebut anggota dewan dapat melakukan
terjadi perbedaan pendapat sehingga perjalanan dinas keluar negeri
membuat suasana rapat menjadi dengan beban biaya APBD ataupun
tegang. Perbedaan pendapat itu hal pihak lain.
biasa, yang terpenting bersikap
dewasa dalam menghadapi 9. Melaksanakan perjalanan
perbedaan pendapat tersebut. dinas atas izin tertulis dan
Didalam perbedaan pendapat tidak /atau penugasan dari
perlu adanya tindakan kekerasan pimpinan DPRD, serta
antar anggota dewan. berdasarkan ketersediaan
anggaran sesuai ketentuan
7. Tidak terlambat menghadiri perundang-undangan.
rapat dan tidak meninggalkan Hal ini sudah menjadi ketentuan
rapat sebelum selesai tanpa di DPRD Kota Pekanbaru, bahwa
alasan yang dapat dewan dapat melakukan perjalanan
dipertanggungjawabkan. dinas jika mendapat izin dan / atau
Keterlambatan telah menjadi penugasan dari pimpinan. Jika dewan
suatu kebiasaan yang dianggap biasa, dalam perjalanan dinas bersama
bahkan di DPRD Kota Pekanbaru keluarga biayanya diluar dari APBD
kebiasaan terlambat para dewan jadi biaya pribadi yang digunakan.
dalam mengadakan rapat menjadi hal Dan jika dewan membawa keluarga
yang biasa, sehingga anggota dewan maka dewan harus mengkonfirmasi
kurang disiplin dalam waktu. Dan kepimpinan DPRD dan pimpinan
jika didalam rapat terdapat walk out fraksi agar tidak terjadi salah paham
maka itu lebih baik dibandingkan dan jika terdapat isu-isu mengenai
membuat suasana yang dewan perjalanan dinas dengan
menegangkan didalam rapat. Dan membawa keluarga maka pimpinan
didalam Tatib wolk out dapat mengklarifikasi isu tersebut.
diperbolehkan tetapi dengan syarat
memiliki alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 10
2. FAKTOR PENGHAMBAT No Usia Jumlah Persentase
PELAKSANAAN TATA 1 Usia 25-40 Tahun 6 13,33
KERJA ANGGOTA DPRD
KOTA PEKANBARU 2 Usia 41-50 Tahun 23 51,11
3 Usia 51 Tahun Ke 16 35,56
1. Kurang Profesionalnya atas
anggota dewan Jumlah 45 100
Terkait dengan sumber daya Pekanbaru yaitu pendidikan S1
manusia, kelemahan yang terdapat sebanyak 20 orang (44,45%) dan
dalam sumber daya manusia aparatur usia yang paling dominan adalah usia
ternyata juga sangat berpengaruh 41-50 tahun sebanyak 23 orang
terhadap daya saing dan (51,11%) maka dapat disimpulkan
pembangunan bangsa dari berbagai bahwa anggota DPRD Kota
macam aspek. Sikap, pola kerja, dan Pekanbaru memiliki kemampuan
prilaku para pejabat dan aparatur yang tinggi. Dengan beragam
pemerintah yang kurang kemampuan yang dimiliki anggota
professional, kurang responsif, dan dewan diharapkan mampu bekerja
korup sudah lama dikeluhkan.20 sama dengan baik antar anggota
Kemampuan anggota dewan dapat dewan. Dan anggota dewan dituntut
dilihat berdasarkan : agar lebih berpihak kepada rakyat
atas semua keputusan yang telah
Tabel 6 dibuat.
Tingkat Pendidikan Formal Anggota
DPRD Kota Pekanbaru 2. Jadwal agenda kerja yang
Periode 2014 – 2019 berbenturan
No Tingkat Jumlah Persentase Dengan tidak terjadwalnya
Pendidika agenda kerja yang baik
n menyebabkan anggota dewan
1 SLTA 13 28,89 bingung harus mengikuti agenda
2 D3 1 2,22 kerja yang mana. Sehingga anggota
3 S1 20 44,45 dewan harus memilih agenda kerja
4 S2 11 24,44 yang menurutnya penting dan
Jumlah 45 100 meninggalkan agenda kerja yang
Sumber : Profil Lengkap Anggota DPRD menurutnya tidak terlalu penting.
Kota Pekanbaru 2016 Kesalahan disini yaitu kurangnya
Tabel 7 koordinasi. Kurangnya koordinasi
Komposisi Usia Anggota DPRD menyebabkan tata kerja anggota
Kota Pekanbaru Periode 2014-2019 dewan kurang baik.

Sumber : Profil lengkap anggota DPRD 3. Kurang disiplinnya atas waktu


Kota Pekanbaru 2016 Terjadinya keterlambatan dalam
memulai rapat sehingga membuat
Dengan melihat mayoritas
agenda kerja yang lainnya juga
pendidikan anggota DPRD Kota
menjadi terlambat. Hal ini
dikarenakan kurang disiplinnya
20
Ibid., Wahyudi Kumorotomo & Ambar anggota dewan dalam menghadiri
Widaningrum, 2010. hlm. 1 setiap rapat. Disini diperlukan suatu
dorongan agar anggota dewan dapat
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 11
tepat waktu dalam menghadiri rapat tingkat pengawasan, dan minimnya
sehingga agenda kerja yang lainnya waktu reses.
tidak terganggu. Suatu dorongan itu
dapat berasal dari peraturan maupun Faktor penghambat pelaksanaan
dari Pimpinan DPRD itu sendiri. tata kerja Anggota DPRD Kota
Sehingga Pimpinan dituntut agar Pekanbaru, yaitu:
dapat membuat suatu peraturan yang
1. Kurang Profesionalnya anggota
mengikat anggota dewan sehingga
dewan, yaitu dapat dilihat dari
anggota dewan tersebut takut akan
tingkat pendidikan anggota
melanggarnya. Dan disini Badan
DPRD Kota Pekanbaru dan
Kehormatan dituntut harus tegas dan
komposisi usia anggota DPRD
adil terhadap pelanggaran-
Kota Pekanbaru
pelanggaran yang telah dilakukan
2. Jadwal agenda kerja yang
oleh anggota dewan, baik itu temen
berbenturan sehingga tidak
baik, saudara maupun pimpinan.
dapat mengikuti seluruh agenda
4. Kurangnya komunikasi antara kerja
anggota dewan itu sendiri 3. Kurang disiplin atas waktu
maupun antara alat sehingga sering terjadi
kelengkapan DPRD keterlambatan dalam rapat
Kurangnya komunikasi 4. Kurangnya komunikasi baik
menyebabkan tata kerja anggota antara anggota dewan itu sendiri
dewan kurang baik. Kurangnya maupun antara alat kelengkapan
komunikasi baik antara alat DPRD
kelengkapan dewan, antara staf
komisi, antara staf fraksi maupun 2. Saran
antar anggota dewan itu sendiri. 1. Perlunya pembinaan terhadap
anggota dewan agar mampu
Kurang baiknya kinerja staf, baik menjadi anggota DPRD yang
staf komisi maupun staf fraksi profesional.
mampu membuat tata kerja anggota 2. Perlunya penataan agenda
dewan itu sendiri kurang baik pula. kerja yang baik sehingga
Terjalinnya komunikasi yang baik tidak terjadi agenda kerja
antara atasan dan bawahan itu sangat yang berbenturan.
penting, agar terciptanya tata kerja 3. Perlu adanya produk hukum
yang baik dan suasana kerja yang yang mengikat agar tidak
baik pula. terjadi keterkambatan dalam
sidang.
PENUTUP 4. Perlunya komunikasi yang
1. Kesimpulan baik agar tercipta suasana
Berdasarkan hasil penelitian yang kerja yang baik
diperoleh, diketahui bahwa tata kerja
anggota DPRD Kota Pekanbaru DAFTAR PUSTAKA
belum optimal. seperti rendahnya Apeles Lexi Lonto.”Etika
tingkat kehadiran anggota dewan, Kewarganegaraan”.
rendahnya RANPERDA dari inisiatif Yogyakarta : IKAPI, 2013.
DPRD Kota Pekanbaru, rendahnya Dennis F. Thompson. “Etika
Politik Pejabat Daerah”.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 12


Jakarta : Yayasan Obor Tiraskita.com, 24 juni 2015
Indonesia, 2002. (Memalukan, Rapat
Dharma Setyawan Salam. “ Paripurna Istimewa Harjad
Manajemen Pemerintahan Pekanbaru 231 Diwarnai
Indonesia “. Aksi Tidur, Ngerumpi dan
Jakarta:Djambatan. 2002 Main Hp.
Frans, Magnis Suseno. “Etika Inforiau.CO, 01 April 2015
Politik; Prinsip-prinsip (Dilempari Mik dan Kursi
Moral Dasar Kenegaraan Saat Rapat Dewan, Ida
Modern.” Jakarta : Gramedia, Laporkan Yose ke Polres)
1987. Detakriaunews.com, 28 September
Inu Kencana Syafiie. “ Etika 2015 (Bk Evaluasi Kehadiran
Pemerintahan “. Jakarta Anggota DPRD Kota
:Rineka Cipta, 2011. Pekanbaru)
Kumorotomo Wahyudi, “Etika RiauEksis.Com, 23 Maret 2016 (
Administrasi Negara”. Fraksi PDI-P dan Fraksi
Jakarta: Raja Grafindo Gabungan DPRD Pekanbaru
Persada, 2005. Walk Out Saat Rapat
Sudarwan, Danim. “Kinerja Staf ParipurnaRanperda PMBRW
Dan Organisasi”. Bandung : )
Pustaka Setia, 2008. Artikel,
Wahyudi Kumorotomo & Ambar http://sahatandy.blogspot.co
Widaningrum. “Reformasi m/2012/10/manajemenorgani
Aparatur Negara Ditinjau sasidan-tata-kerja.html
Kembali” Yogyakarta : Gava
Media, 2010.
H. Isril dan Rury Febrina,
“Komunikasi Politik Anggota
DPRD Kota Pekanbaru
Periode 2014-2019 Pada
Masa Reses Tahun 2015”.
Jurnal Ilmu Pemerintahan,
2015, UR.
Melda, Ambarwati.
“Profesionalisme Aparatur
Satuan Polisi Pamong Praja
dalam Penegakan Peraturan
Daerah di Kabupaten
Penajam Paser Utara”.
eJournal Ilmu Pemerintahan,
2014, 2 (2), UNMUL.
UndangUndang Nomor 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintahan
Daerah.
Peraturan Dewan Perwakilan
Daerah Kota Pekanbaru
Tentang Tata Tertib dan
Kode Etik, 2014
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 13

Anda mungkin juga menyukai