Anda di halaman 1dari 10
IWDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN HAYATI BIOTA PERAIRAN PADA ‘SUNGAI UTAMA DI KOTA BEKASI Nana Danapriatna Abstract Variety involve is one of fundamental issue which must be solved and integrated in development, especially development of area. Therefore, it is important 10 know elementary information concerning variety involve territorial water eqsystem biodiversity. Target of this research is to know the quality of environment seen from variety aspect involve territorial water biota especial river in Bekasi. Result of research indicate that situation of especial river in Bekasi namely Cikeas, Cileungsi, Kall Bekasi, and Tarum Barat at observation of February 2004 is as following (a) Variety index of phytoplankton highest in kali Bekasi while tarum barat.as control still under him (b) Variety index of zooplankton highest in Kall Bekast (c) Index Variety of benthos highest in Cikeas value of above 1. Pursuant to variety index of benthos, hence entire/all river perceived have pertained impure of weight except Cikeas. L Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Delapan belas tahun setelh Konferensi Stockholm, parlemen sedunia merespon atas semakin memburuknya masalah lingkungan dengan melakukan Konferensi antar Parlemen Sedunia di Washington DC pada tahun 1990, Hasil Konferensi tersebut berhasil merumuskan permasalsh lingkungan dunia yang menonjol sebagai berikut: 1) Perubohan iklim dunia, 2) Deplesi ozon, 3) Pembangunan berkelanjutan, 4) Populasi penduduk, 5) Deforestasi dan desertifikesi, 6) Keanekaragaman hayati, 7) Perlindungan sumberdaya laut dan air tawar. Dengan demikian keanekeragaman merupakan salah satu isu pokok yang harus ipecahkan dan diintegrasikan dalam pembangunan, terutama pembangunan daerah. Sesuai dengan Kewenangan yang diberikan kepada daerah antara lain kewenangan dalam mengelola sumberdaya alam. Oleh karena itu perlu diketabui informasi dasar terutama menyangkut keaneksragaman hayati biodiversitas ekosistem perairan. 1.2. Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan iantuk 2 Mengetalui kuaitas lingkungan aspek keanckaragaman hayati biota peraairan b. Merumuskan Kebijaken strategis dalam pengelolaan lingkungan agar tetap memberikan fungsinya sebagai penyangga kehidupan Paradigm: Vol 6 No: 2 i 2005. 8 1.3. Pendekatan Biodiversity atau keanckaragaman hayati sudsh menjadi isu pokok global, secara skademis Biodiversitas atau keanckaragaman hayati terbagi ates tiga golongan: a. Kenekaragaman ekosistem, meliputi seluruh tipe dan keunikan-keunikan ekosistem dalam suatu wilayoh. b. Keanckaragaman jenis adalah meliputi keragaman dalam tingkat jenis atau spesies. ¢. Kenackarageman plasma nutfah adalah meliputi keragaman pada satu jenis tumbuhan atau hewan. Konsep Keanckaragaman hayati yang akan dikaji adalah keanckaragaman jenis. Konsep keanckaregaman hayati memiliki pengertian scbegai berikut: a Kekayaan jenis adalah konsep paling sederhana dari keanekaragaman hayati Konsep ini menunjukkan jumlah jenis dalam sebuah komunitas. b. Kelimpahan adalah pengukur yang mencoba mengkuantifikasi keterwakilan yang tidak sama sebogai lawan dari hipotesis behwa semua jenis menyebar dengan sama. ©. Keragaman, adalah gabungan konsep kelimpahan jenis dan jumlah jenis, Dan kkonsep heterogeinity inilah yang menjadi konsep dasar biodiversitas, Biodiversites diukur dalam berbagai indeks, yang paling umum digunakan adalah Indeks Diversites Simpson, Brillouin dan Shanon-Wiener. Indeks Simpson nilainya berkisar antara 0 — 1. semakin mendekati angka 1 menunjukkan indeks keanekaragaman yang tinggi. Sedangkan indeks Shanon-Wiener umumaya jarang lebih besar dari 5, Semakin tinggi nilainya menunjukkan keanckeragaman yang tinggi (Krebs, 1989). Il, METODE PENELITIAN 21, Lokasi Penelitian Penelitian dilekukan di Sungai Utama Kota Bekasi, Lokasi pengambilan contoh biota air adalah sebogai berikut: 1) Kali Cikeas (inlet) di Dekat Jembatan, Desa Jatikarye, Kecamatan Jatiasih 2) Kali Cileungsi (inlet), di Dekat Jembatan, Desa Cikiwul, Kecamatan Bantargebang, 3) Kali Bekasi -1 (pertemuan kali cikeas dan Cilengsi), di Perumahan Kerang Pratama, Desa Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu 4) Kali Bekasi-2, Dekat Jembatan, Di Desa Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara. 5) Kali Malang, sebagai titik kontrol, berlokasi di dekat Jembatan Desa Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur. 2.2, Pengamatan Biota air ‘Peradigma: Vol 6, No : 4, Jol 2005 cy Pengamatan dilakukan pada biota air, meliputi plankton dan benthos. Contoh benthos diambil dengan alat pengambilan contoh dengan Eikman Grab, setiap titik lokasi contoh diambil sebanyak 3 kali, kemudian dicampur dan diambil satu contoh Komposit, Sedangkan contoh plankton (phytoplankton dan zooplankton) diambil dengan plankton net dari air sebanyak 20-30 liter. Contoh dianalisis di Laboratorium Limnologi Institut Pertanian Bogor (IPB). Gambar 1. Penyebaran Contoh Biodiversitas Air Sungai Kotm Bekasi 23. Analisis Data Metode analisis untuk melihat kekayaan jenis flora dan fauna dapat dihitung melalui pendekatan inventarisasi jenis. Sedangkan untuk melihat keanckaragaman jenis fauna air digunakan metode Shanon-Wiener, Indeks keanekaragaman ini akan dievaluasi menurut derajat pencemaran yaitu dengan perhitungan sebagai berikut: Indeks Keragaman Shanon-Wiener H = pE loge (p) H = Indeks Keragaman (bits per individu) a = Poporsi terhdap Jenis 1 logs = Basis logaritma pada 2 ‘Paradigm: Vol 6, No : 1, Jul 2005 85 Evenness = NS Ne = _—_Jumlah jenis agar menghasilkan keragaman yang sama dengan H s =. Jumlah jenis yang diamati dalam contoh K,riteria keadaan ualitas sungai berdasarkan keanekaregaman benthos (D) D: > 2,0 = belum tercemar. D = 1,6 - 20=tercemar D:1 -15 D: = 1 Il. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Ekosistem Sungai di Kota Bekasi Sungai-sungai di Kota Bekasi umumnya mengalir dari bagian Selatan ke arah Utara. Sungai yang cukup Besar adalah Kali Cileungsi, Cikeas dan Kali Bekasi, yang merupakan pertemuan kali Cileungsi dan Cikeas. Sedangkan yang dijadikan kontrol adalah Saluran air Tarum Barat. Kali Cikeas hulunya adaleh daerah Gunung putri, sebagai wilayah pertanian dan industri semen dan turunannya, Sedangkan Kali Cileungsi bethulu di daerah Gunung pancar Citeurueup dan sekitamya. Sungai ini dijadikan penerima beban limbeh industri pada wilayeh hulu. Dengan demikian daerah hulu Kali Bekasi dipengaruhi oleh aktivitas industri dan pertanian. Pengaruh tersebut selanjutnya akan ‘mempengaruhi biota sir pada sungai terscbut, bahkan lebih kanjut dapat ‘niempengaruhi kualitas lingkungan perairan sungai-sungai di Kota Bekasi. 3.2, Keanekaragaman Phytoplankton Wilaysh Kota Bekasi dilalui oleh Sungai-sungai kecil, namun sungai yang cukup penting adalah Kali Cikeas dan Kali Cileungsi merupekan anak sungai yang ‘mengalir dari wilayah Selataa kemudian bergabung menjadi Kali Bekasi, Biota sir yang dianalisis terdiri dari phytoplankton, zooplankton dan benthos. Phytoplankton dan zooplankton hidup dalam media air, jika air itu mengalir maka akan mengikuti sliran bedan air. Sedangkan benthos merupakan hewan dasar sungai sehingga relatif menggambarkan keadsan kualitas air badan sungai schingga sering igunkan indikator pencemaran air sungai. Keanekaragaman phytoplangton pada masing-masing stasiun pengamatan dapat dithat dalam Tabel 1. Phytoplankton merupakan tumbuhan mikro yang ‘melakukan fotosintesis, kehadirannya memberikan kontribusi pada produktivitas perairan, Berdasarken jumleh individu nampak sungei yang paling besar jumlah individu per litemya adalah Kali Cileungsi dan terkecil Kali Cikeas. Paradigma: Vol 6, No : 1, Jol 2005 86 Ukuran keanckaragaman adalsh menyangkut kelimpahan jumlah individu dalam suatu jenis dan frekuensi kehadiran jenis. Berdasarkan tabel di atas nampak bahwa Titik pengamatan yang memiliki Indeks Keanckaragaman paling tinggi adalah pada Kali Bekasi-1, Kali Bekasi-2 miliki keanekaragaman, kemudian disusul Kali Malang, Cikeas dan Cileungsi. Kali malang merupakan saluran tarum Barat dijadikan titik kontrol karena relat terjaga dari pencemaran. Keanekaragaman planktonnya masih di bawah Kali Bekasi. Indeks Kelimpahan merupakan indeks equit atau uluran penyebaran individu dalam jenis phytoplanton dari sungai yang diamati. Berdasarkan indeks eveness tampak bahwa Sungai Cikeas memiliki indeks kelimpahan paling tinggi, artinya sungai yang memiliki anggota individu yong relatif merata untuk masing- masing jenisnya. Sebaliknya adalah Kali Cileungsi dengan indeks kelimpahan 0.277, hal ini berarti anggota individu sangat tidak merata pada jenis phytoplankton yang ada di Kali Cileungsi. Tabel 1. Jenis dan Keanekaragaman Phytoplankton di Sungai Bekasi ‘Organisme ‘Stasiun Pengamatan Kali Kali Kai | Keli | Kali Bekasi-1 | Bekasi-2 | Malang | Cikeas | Cileungsi “4. Phormidium sp 301 576 816 a7 0 ‘B._Anabaenopsis sp 42 0 0 0 0 C._Phacus sp 172 0 oO 25 0 ‘D._ Euglena sp 8 131 0 0 0 E__ Melosira sp a7 63 272 0 3] F__Surirella sp 0 7 0 0 0 G._Diatoma sp 0 a7 0 0 oO ‘H__Navicula sp. 0 34 o 0 0 1 Coscinodiscus sp 0 0 0 0 9 J__ Fragilllaria sp 0 o o 47 828. K__Nitsschia 0 0 o 0 0 L._Closterium sp 0 o 69 0 O ‘M._Pediasrum sp 7204 oO 0 0 6084 ‘N._ Skenedesmus sp 854. 0 0 0 45 O._Ceratium sp 0 0 0 0 69 P._Peridinium sp 0 34 oo 25 o |. Q. Jumlah taksa 7 7 6 4 6 R. Jumish individu| 3044 | 1012 | 1364 14a 7168 per liter S.__Indeks Keragaman 1,58 138 1.23 134 0.55, Paradigm: Vol 6, No : J, Jl 2005 Indeks keanekaragaman phytoplankton paling tinggi Kali Bekasi-1 dan Kali Bekasi-2. Masing-masing memili indeks keanckaragaman 1,51 dan 1,38, kemudian disusul olch Tarum Barat, Kali Cikeas dan Kali Cileungsi, yang masing-masinmg ‘memiliki indeks sebesar 1,23, 1,34 dan 0,55, Berdasarkan informasi ini dapat dilihat bahwa Kali Bekasi memiliki keanekaragaman phytoplankton yang paling tinggi di Kota Bekasi. Keadaan ini juga mempertihatkan bahwa Kali Bekasi_ memiliki produktivitas paling tinggi dari sungai Iainnya : 3.3. Keanekaragaman Zooplankton Zooplanton merupakan hewan renik perairan, dan dapat mencerminkan sstruktur ekosistem. Berdasarkan pengamatan dapat dilihst bajwa Kali Bekasi ‘memiliki jumlah individa paling banyak, sedangken sungai lainnya relatif keci termasuk -aliran Tarum ‘Barat atau Kali Malang -scbagai sungai kontrol. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2, Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bohwa Kali Bekasi memiliki 7 taksa, sedangkan bagian hulunya yakni Kali Cikeas memiliki 4 taksa dan Kali Malang atau Saluran Terum Barat memiliki 5 taksa. Gambar 2. Indeks Keanekaragaman Phytoplankton di Sungai Utama Kota Bekasi Berdasarkan indeks keanckaragaman zooplankton, maka Kali Bekasi menunjulkkan indeks cukup tinggi, berbeda dengan kali lainnya sangat minim. Tabel Paradigma: Vol 6, No : 3, ull 2005 88 i atas memberikan informasi bahwa kualitas lingkungan Kali Bekasi paling baik ibandingkan dengan sungei di bagian hulunya atau sungai Iainnya, Indeks keanekaragaman zooplankton dapat dilihat pada Gambar 3. 3.4, Keanekaragaman Benthos Bentos merupakan biota yang hidup dalam dasar perairan, hewan ini relatif ‘menetap stau tidak memiliki kemampuan untuk menghindar apabila faktor-faktor lingkungan tidak mendukungnya, Oleh karena itu benthos akan memberikan respon ‘terhadap fakto-faktor lingkungan terutama kualitas sir. Dengan demikian benthos dapat dijadikan indikator kualitas sungai. ‘Tabel 2. Jenis dan Keanckaragaman Zooplankton di Sungai Bekasi Organisme Stasiun Pengamatan Katt Kali Kali | Cikeas | Cileungsi Bekasi-t | Bekasi2 | Malang | T_Areella sp 4 0 0 4 0 U._Centropyris p 0 7 0 o 0 V.— Brachionus sp. 32 7 5 o 0 W.Polyarthra sp 16, o o 0 0 X_— Amuaracopsis 3p 4 0 0 o 0 ¥_Trichotria sp 8 0 0 o 0 Z— Notolea sp 4 7 o o 0 ‘AA_ Rotatoria sp 4 7 0 o 0 BB. Jumlah taksa 7 7 1 i 0 ‘CC. Jumlah individu per liter 72 28 s 4 0 DD. Indeks Keragaman 158. 138 0 o 0 Keragaman benthos sungei-sungai utama di Kota Bekasi dapat dilihat pada Tobel 3. Tabel tersebut memperlihatkan behwa kali Bekasi memiliki jumlah individu poling banyak, namun jumlah taksanya relatif kecil, yaitu sebanyak 2 taksa, begitu juga dengan kali Cileungsi hanya memiliki 2 taksa. Sedangkan Kali Malang (Tarum Barat) sebagai titik kontrol memiliki 3 taksa, dan paling banyak terdapat di Kali Cikeas sebanyak 4 taksa, Bogitu juga jumlsh individu per liter pating banyak ditemukan di Kali Bekasi sedangkan Kali Malang sebagai titik kontrol jauh dibawah Kali Bekasi. Tabel 3 juga memperiihatkan bahwa jumish taksa dan kelimpahan menghasilkan indeks keanekaragaman, berdasarkan indeks ini menunjukkan bahwa Kali Cikeas memiliki keanekaragaman paling tinggi 1,24 sedangkan sungai Isinnya memiliki indeks keanekaragaman benthos <1, Hal ini menunjukkan bahwa sungai- sungai di Kota Bekasi telah mengalami pencemaran berat. Kecuali Sungai Cikeas masih tergolong tercemar sedang. Paradigma: VO! 6, No : 1, ul 2005 89 Gambar 3. Indeks Keanckaragaman Zooplankton di Sungai Utama Kota Bekasi Tabel 3. Jenis dan Keanekaragaman Benthos di Sungai Bekasi ‘Organisme ‘Stasiun Pengamatan Kali Kali | Gikeas | Citeungst Belasi-2 | Malang EE, Lumbriculus 5p 10208, O 0 0 FF. Branchiura 0 0 0 0 “GG. Holobdella sp. 0 580. 0 0 "HH. Glassiophonia sp 0 0 o 2 29 I. Crypechironomus sp. 0 0 261 o 0 i Famili Hymenosomidae 3p. 0 o | 29 o 0. ‘KK Melanoides sp 0 0 0 319 87 ‘LL. Anertome sp 0 0 29 29 0 ‘MM, Corbicula sp. 0 0 0 58 0 NN. Jumlah taksa 2 2 3 4 2 ‘00. Jumiah individa per liter | 11890 | 10788 319 35 116 (PP. Indeks Keragaman. O17 0.30 087 124 [081 ‘Paracigma: Vol 6, No : J, Jol 2005 0 IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1, Kesimpulan 1, Keadaan sungai-sungai Utama di Kota Bekasi yakni Kali Cikeas, Kali Cileungsi, Kali Bekasi dan Tarum Barat dapat dijadikan indikator kualitas linglungan perairan, Pada saat ini (2004) keadaannya menunjukan sebagai berikut: a Indeks Keanekaragaman phytoplankton paling tinggi di Kali Bekasi sedangkan Tarum Barat sebagai kontrol masih di bawahnya. b. _ Indeks Keanekaragaman zooplankton paling tinggi di Kali Bekasi ¢. _ Indeks Keanekaragaman benthos paling tinggi di Kali Cikeas> 1 2. ‘Berdasarkan indeks keanckaragaman benthos, maka seluruh sungai yang diamati sudah tergolong tercemar berat kecuali Kali Cikeas. Gambar 4, Indeks Keanekaragaman Benthos di Sungai Utama Kota Bekasi 4.2. Saran ‘Agar informasi lingkungan relatif memadai untuk menggambarkan kualitas lingkungan dan pengambil kebijekan, maka disaranakan sebagai berikut: 1. Penelitian dan pemantauan hendsknya dilakukan secara berkala dan kontinu 2. Jumlah contoh lebih banyak ke Sungai lainya. Paradigma: Vo! 6, No : 1, Jul 2005 o1 DAFTAR PUSTAKA Krebs, J.C. 1989, Ecological Methodology. Harper & Row Publisher, New York. Pool, R. W. 1974. An Introduction to Quantitative Ecology. McGraw-Hill Book Company, New York. Conway, G.R. 1984, What is an ecosystem and why is it worthy of study. In An Introduction to Human Ecology Research on Agricultural Systems in Southeast Asia. Edited by A. Terry Rambo and P-E Sajise. University of The Philippines at Los Banos, Philippines. P: 25-38, Clapham, J.W.B. 1973, ‘Natural Ecosystems. Macmilan Publishing Co,, Inc,, New York. Kormondy, E.J. 1976, Concept of Ecology. Second edition. Precentice-Hall, INC., Englewood Clifs, New Jersey. Paradigma: Vo! 6 No: 1, J 2005 92

Anda mungkin juga menyukai