LK Manajemen Bela
LK Manajemen Bela
Di Susun Oleh:
1901092
2021/2022
2
HALAMAN PERSETUJUAN
Radiologi RSUD Brebes telah disetujui untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja
Lapangan Program Studi Diploma III Rontgen Universitas Widya Husada Semarang.
NIM : 1901092
Menyetujui,
Clinical Instructure
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas
segala berkat, rahmat serta karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga
Petugas Menggunakan Film Badge di Instalasi Radiologi RSUD Brebes”. Tujuan dari
penyusunan laporan kasus ini adalah untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan IV
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
2. Ibu Dr.Hargianti Dini Iswandari, drg, MM. selaku Rektor Universitas Widya Husada
Semarang.
3. Ibu NS. Maulidta Karunianingtyas Wirawati, M.Kep. selaku Dekan Fakultas Kesehatan
4. Kedua orang tua beserta kakak yang selalu memberi dukungan baik moral dan
5. Ibu Nanik Suraningsih, S.ST., M.Kes., selaku Ketua Program Studi Diploma III Teknik
6. Bapak dr. Baehaqi, M. Sc, SP. Rad, Selaku Kepala Instalasi Radiolog RSUD Brebes.
7. Bapak Wahyudi Toto Raharjo, S.ST selaku Clinical Instructure Praktek Kerja
8. Dosen dan staf Program studi Diploma III Teknik Rontgen Universitas Widya Husada
Semarang.
9. Seluruh radiografer dan karyawan di instalasi radiologi RSUD Brebes, yang telah
iii
10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu yang telah mendukung
Semoga Allah SWT memberikan rahmat – Nya kepada semua pihak yang terlibat
dalam proses pembuatan laporan kasus ini. Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini
masih banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang
kontruktif untuk menyempurnakan laporan kasus ini. Semoga laporan kasus ini bermanfaat
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian............................................................................................................................3
B. Keselamatan Radiasi......................................................................................................................5
B. Profil Kasus....................................................................................................................................12
C. Pembahasan..................................................................................................................................12
BAB V PENUTUPAN..............................................................................................................................14
A. Kesimpulan....................................................................................................................................14
B. Saran..............................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan radiasi pengion, termasuk sinar-X pada bidang kedokteran baik
wawasan ilmu dan kemampuan diagnostik radiologi, akan tetapi juga dalam proteksi
radiasi terutama pada pekerja radiasi. Para pekerja tersebut rentan terhadap efek
yang ditimbulkan oleh radiasi baik efek yang besifat non stokastik, stokastik maupun
tentang radiasi pengion, potensi dan tingkat bahaya radiasi, efek radiasi bagi
manusia, dan cara pengendaliannya. Pengertian dan pemahaman yang baik tentang
pengion akan mampu memberikan keselamatan dan kesehatan kerja yang memadai
kerja dalam medan radiasi pengion adalah melalui tindakan proteksi radiasi. Proteksi
radiasi merupakan suatu usaha ataupun kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi
bahaya atau potensi bahaya radiasi bagi manusia sehingga risiko pemanfaatan zat
dapat berupa kegiatan survey radiasi, personal monitoring, maupun jaminan kualitas
paparan radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi, pasien maupun lingkungan
1
Sesuai dengan Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1014
sesuai dengan tipe rumah sakit. RSUD Brebes merupakan rumah sakit tipe B dengan
Akreditasi Paripurna Akreditasi versi KARS 2012. Alat perlengkapan proteksi radiasi
untuk RS tipe B atau setara adalah surveymater, digital pocket dosimeter, film badge/
Salah satu cara untuk mengetahui paparan radiasi sinar-X ketika penyinaran
terjadi terutama pada pekerja radiasi adalah dengan menggunakan alat monitoring
personal. Alat tersebut dipakai oleh setiap pekerja radiasi ketika berada di medan
radiasi. Alat ini dapat memberikan informasi mengenai dosis radiasi yang diterima
soleh pekerja radiasi ketika bekerja. Alat monitoring personal terbagi menjadi dua
macam yaitu yang dapat dibaca secara langsung seperti dosimeter saku maupun
Di Instalasi Radiologi RSUD Brebes, terdapat alat personal monitor berupa Film
Badge sejumlah 16 buah. Film Badge ini digunakan untuk memonitoring paparan
radiasi yang diterima oleh pekerja baik dokter radiolog, radiografer, maupun staf
Di Instalasi Radiologi RSUD Brebes, Film Badge ini belum maksimal digunakan
oleh para pekerja ketika bekerja. Hampir semua pekerja radiasi di instalasi radiologi
tersebut jarang menggunakan Film Badge sebagai alat monitor radiasi personal,
padahal setiap 1 bulannya Film Badge harus dikirim ke BPFK untuk dihitung dosis
laporan kasus “Monitoring Proteksi Radiasi bagi Petugas Menggunakan Film Badge
mengetahui lebih lanjut mengenai pengelolaan proteksi radiasi bagi para pekerja
2
radiasi di instalasi radiologi tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka penulis dapat menarik permasalahan yang akan
dibahas yaitu :
dalam penggunaan Film Badge sebagai alat monitoring personal ketika bekerja?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan laporan kasus ini yaitu :
3
BAB II
DASAR TEORI
terjadinya efek kesehatan. Efek kesehatan ini, yang dimulai dengan peristiwa
yang terjadi pada tingkat molekuler, akan berkembang menjadi gejala klinis. Sifat
dan keparahan gejala, dan juga waktu kemunculannya, sangat bergantung pada
1. Efek Stokastik
Efek stokastik berkaitan dengan paparan radiasi dosis rendah yang dapat
muncul pada tubuh manusia dalam bentuk kanker (kerusakan somatik) atau cacat
keturunan (kerusakan genetik). Dalam efek stokastik tidak dikenal yang namanya
dosis ambang. Jadi sekecil apapun dosis yang diterima tubuh ada
penyinaran (Hiswara,2015).
3. Efek Deterministik
kemunculannya dapat langsung dilihat atau dirasakan oleh individu yang terkena
radiasi. Efek tersebut dapat muncul seketikan hingga beberapa minggu setelah
penyinaran. Efek ini mengenal adanya dosis ambang. Jadi hanya radiasi dengan
dosis tertentu yang dapat menimbulkan efek deterministik, radiasi dengan dosis
Sebagai contoh dari efek deterministik ini adalah erythema kulit (kulit memerah) ,
4
B. Keselamatan Radiasi
2. Filosofi Keselamatan Radiasi
radiasi. Akibat ini disebut somatik apabila dialami oleh seseorang, dan genetik
apabila dialami oleh keturunannya. Apabila peluang terjadinya suatu akibat tidak
akibat itu disebut sebagai stokastik. Sebaliknya, bila tingkat keparahan suatu
ambang, akibat ini disebut non stokastik. Untuk keperluan keselamatan radiasi
akibat genetik dianggap sebagai akibat stokastik. Beberapa akibat somatik juga
bersifat stokastik. Sebagai contoh, kanker fatal pada daerah dosis rendah
merupakan resiko somatik stokastik yang penting, dan dijadikan dasar penentuan
nilai batas dosis. Beberapa akibat somatik non- stokastik bersifat khas untuk
pada lensa mata, kerusakan sel pada sumsum tulang merah yang
terjadi, diperlukan adanya nilai batas dosis bagi setiap jaringan tubuh. Tujuan
seseorang.
faktor ekonomi dan sosial, asal syarat nilai batas dosis tidak dilampaui.
5
Pencegahan akibat non-stokastik akan tercapai dengan menetapkan nilai batas
menerus selama hidupnya atau selama usia kerjanya, dosis ambang tidak akan
tercapai. Nilai batas yang ditetapkan hanya didasarkan pada penyinaran dalam
keadaan normal.
a. Justifikasi
Justifikasi harus didasarkan pada asas bahwa manfaat yang akan diperoleh
1) adanya penerapan teknologi lain dimana risiko yang ditimbulkan lebih kecil
b. Limitasi dosis
Dosis ekivalen yang diterima oleh seseorang tidak boleh melampaui Nilai Batas
Dosis (NBD) yang telah ditetapkan. Untuk tujuan proteksi radiasi perbandingan
berasal dari pekerjaan lain yang tidak menggunakan radiasi. Limitasi dosis wajib
6
ekonomi dan sosial.
Nilai batas dosis adalah dosis terbesar yang di izinkan oleh BAPETEN yang dapat
di terima oleh pekerja radiasi dan anggota masyarakat dalam jangka waktu
tertentu tanpa menimbulkan efek genetic dan somatic yang berarti akibat
Nilai batas dosis (NBD) yang ditetapkan dalam surat keputusan kepala BAPETEN
NO.8 tahun 2011 tentang keselamatan radiasi dalam penggunaan pesawat sinar-
a) Dosis efektif sebesar 20 mSv (dua puluh milisievert) pertahun rata- rata selama
5 tahun, sehingga dosis yang terakumulasi dalam 5 (lima) tahun tidak boleh
b) Dosis efektif debesar 50 mSv (lima puluh milisievert) dalam 1 (satu) tahun
tertentu.
c) Dosis ekuivalen untuk lensa mata sebesar 150 mSv (seratus lima puluh
d) Dosis ekuivalen untuk tangan dan kaki, atau kulit sebesar 500 mSv (lima ratus
aplikasinya. Hal ini disebabkan karena radiasi, apapun jenisnya dan berapapun
manusia.
Alat ukur radiasi selalu terdiri atas dua bagian yaitu detektor dan instrumentasi.
7
Detektor berfungsi untuk mengubah energi radiasi menjadi energi lain yang lebih
mudah untuk diolah, biasanya energi listrik. Di dalam detektor terjadi proses fisis,
interaksi radiasi dengan bahan detektor, misalnya yang paling banyak dijumpai
5. Dosimeter Perorangan
a. Film Badge
Film badge terdiri atas dua bagian yaitu detektor film dan holder. Detektor film
selama film belum diproses. Semakin banyak dosis radiasi yang telah
Holder film selain berfungsi sebagai tempat film ketika digunakan juga
berfungsi sebagai penyaring (filter) energi radiasi. Dengan adanya beberapa jenis
8
filter pada holder, maka dosimeter film badge ini dapat membedakan jenis dan
Dosimeter film badge ini mempunyai sifat akumulasi yang lebih baik daripada
dosimeter saku. Keuntungan lainnya film badge dapat membedakan jenis radiasi
yang mengenainya dan mempunyai rentang pengukuran energi yang lebih besar
Dosimeter ini sangat menyerupai dosimeter film badge, hanya detektor yang
Proses yang terjadi pada bahan ini bila dikenai radiasi adalah proses
termoluminisensi. Senyawa lain yang sering digunakan untuk TLD adalah CaSO 4.
Dosimeter ini digunakan selama jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan, baru
kemudian diproses untuk mengetahui jumlah dosis radiasi yang telah diterimanya.
Alat yang digunakan untuk memproses dosimeter ini adalah TLD reader
(Rohmah,dkk 2006).
ketelitiannya. Selain itu, ukuran kristal TLD relatif lebih kecil dan setelah diproses
9
Gambar 2.3 Dosimeter Termoluminisensi (Rohmah,dkk 2006)
6. Surveymeter
bentuk laju paparan ataupun laju dosis, di lokasi pengukuran secara langsung.
seperti sinar gamma, sinar-X dan neutron, tetapi ada juga jenis surveymeter untuk
10
BAB III
1. Profil
RSUD brebes yang merupakan daerah perbatasan antara provinu jawa tengah
dan jawa barat yang didirikan pada tahun 1954 Sesuai dengan surat keputusan
Brebes telah ditetapkan sebagai rumah sakit umum dengan akreditasi paripurna
pesawat general x ray. I pesawat x ray DR. 3 mobile x ray, I pesawat CT scan
2. Visi
3. Misi
sekitarnya
4.Motto
11
"Anda Puas. Kami Bahagia”
B. Profil Kasus
Secara umum pelayanan radiodiagnostik di Instalasi Radiologi RSUD Brebes
di bidang penunjang medik sudah berjalan dengan baik. Namun, selama penulis
radiasi personal berupa Film Badge, dan memiliki surveymeter. 16 Film Badge
Radiologi RSUD Brebes penggunaan harian Film Badge kurang optimal karena
C. Pembahasan
Dalam upaya keselamatan radiasi, bukan hanya manfaat dan kerugian yang
perlindungan atau proteksi bagi setiap orang pekerja radiasi. Perlu diketahui
sehingga diperlukan suatu alat untuk mendeteksi atau mengukur radiasi yang
disebut alat ukur radiasi. Alat ukur radiasi menurut kegunaannya terbagi
surveymeter. Alat ukur radiasi yang digunakan untuk mengukur dosis radiasi
tersebut, penulis menjumpai ada 16 buah film badge yang kurang optimal dalam
sangatlah penting untuk seseorang yang bekerja di medan radiasi seperti dokter
Setiap 1 bulan sekali Film Badge harus dikirimkan ke BPFK untuk dihitung
dosis radiasi yang mengenai Film Badge tersebut. Sehingga dapat diketahui
apakah dosis radiasi yang diterima oleh pekerja sesuai dengan nilai batas dosis
12
yang ditentukan atau bahkan melebihi nilai batas dosis.
pandemi COVID-19 ini. Kasus COVID-19 yang masih tinggi membuat petugas
harus melakukan screening pada IGD, foto pada ruang isolasi dan screening
evaluasi pada ruangan tertentu. Penggunaan Film Badge pada era COVID- 19
mengurangi desinfeksi, jika harus membawa Film Badge ditakutkan Film Badge
dapat terjatuh dan rusak mengingat harga Film Badge yang tidak murah.
dikirim setiap 1 bulan ke BPFK baik dipakai secara rutin maupun tidak
13
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diperoleh
kesimpulan yaitu para petugas di Instalasi Radiologi RSUD Brebes baik dokter
penggunaaan Film Badge sebagai alat monitoring personal ketika bekerja. Hal
yang digunakan.
B. Saran
Saran yang ingin penulis sampaikan yaitu :
2. Di masa pandemi ini banyak radiografer yang berkerja di luar unit radiologi, oleh
14
DAFTAR PUSTAKA
Hiswara, Eri. 2015. Buku Pintar Proteksi Dan Keselamatan Radiasi Di Rumah
https://dev-helti.poltekkes-smg.ac.id/course/index.php?categoryid=1904
https://rsuislamklaten.co.id/profil/#:~:text=RS%20Islam%20Klaten
%20merupaka n%20rumah,lantai%20dasar%20masjid%20Raya%20Klaten.
(diakses 26
15
Rohmah, dkk. 2006. Layanan Pemantauan Dosis Tara Perorangan
Tasa, A.B. Sugiratu, 2012. Skripsi Fisika Medik : Analisis Dosis Radiasi
Untuk Aplikasi Ruang ICU. Konsentrasi Fisika Medik, Jurusan Fisika, Fakultas
16
17