Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kejadian pelaksanaan proses timbang terima di Rumah Sakit tidak


seluruhnya sesuai standart operasional prosedur Rumah Sakit. Salah satu
penyebabnya adalah tingginya beban kerja fisik perawat. Beban kerja fisik
perawat dan proses timbang terima saling berhubungan, karena semakin
tingginya beban kerja perawat, perawat melaksanakan tindakan keperawatan
tidak secara professional. Perawat melaksanakan tindakan dengan cepat, dan
terburu-buru, karena perawat ingin segera pulang untuk istirahat, maka
perawat tidak menyampaikan informasi selama timbang terima dengan benar
dan lengkap. Pelaksanaan proses timbang terima tidak sesuai dapat
menghambat kerja perawat yang bekerja di ruang rawat inap, dengan jumlah
pasien lebih banyak dari jumlah perawat dalam satu kali jaga. Perawat yang
berjaga saat ini, lebih sering menghubungi perawat berjaga sebelumnya, untuk
kembali mengkonfirmasi kegiatan yang sudah dan belum dilakukan selama
berjaga. Pengulangan kembali informasi, membuat perawat yang sedang
berjaga tidak berkonsentrasi mengakibatkan kesalahan dalam tindakan
keperawatan, kesalahan tindakan kolaborasi, meningkatkan tindakan keperawtan
tidak langsung kepada pasien yang menambah beban kerja fisiknya, terburuk
adalah mengakibatkan terganggunya keselamatan pasien.

Rumah Sakit di Indonesia memiliki tenaga perawat dengan jumlahnya


tidak seimbang dengan jumlah pasien yang di rawat di Rumah Sakit. Pemerintah
membandingkan perawat dengan jumlah bed pasien di Rumah Sakit. Semestinya
pemerintah membandingkan tenaga perawat dengan tingkat ketergantungan
pasien yang berada di ruangan. Hal ini menyebabkan beban kerja fisik
perawat meningkat. Jam perawatan pasien dalam perawatan langsung,
keadaan pasien sering berubah, serta tindakan pemberian tindakan
keperawatan, menjadi pengaruh dalam peningkatan beban kerja fisik perawat.
Penelitian lain berfokus pada dampak kesalahan saat proses timbang terima,
memaparkan bahwa 899

1
2

kasus malpraktik dari bebreapa pelayanan kesehatan, dengan 32%


disebabkan kesalahan dalam pelaksanaan timbang terima. Informasi yang
disampaikan tidak tepat, menimbulkan beberapa masalah, contoh 54,7%
kesalahan dalam pemeriksaan penunjang, 10% kesalahan dalam pemeriksaan
penunjang, 51,2% kurangnya pengawasan oleh kepala ruangan dalam proses
timbang terima (Morika, 2017)
Perawat mengerti tentang proses timbang terima yang benar sesuai
dengan standart operasional prosedur, dengan menggunakan teknik persiapan,
pelaksanaan (di nurse station dan bed pasien), dan diakhiri dengan evaluasi.
Ketidakpatuhan perawat dalam melaksanakan proses timbang terima yang benar,
dipengaruhi oleh faktor lingkungan kerja di Rumah Sakit. Perawat senior Rumah
Sakit memberikan contoh kepada juniornya pelaksanaan proses timbang
terima pasien dengan cara yang senior lakukan sedari dulu, yang terkadang
melaksanakan proses timbang terima di hanya di nurse station saja dengan
membacakan buku laporan, dan hanya berfokus pada tindakan pelaksanaan
medis yang sudah dan akan dilaksanakan saja, tanpa menggunakan diagnosa
keperawatan dan menyebutkan bagaimana proses perkembangan pasien. Faktor
lingkungan bekerja perawat merubah proses timbang terima yang baik menjadi
tidak baik dari segi pengaplikasian, karena perawat lebih menyukai mengikuti
kebiasaaan yang sudah dilakukan di ruangan dari pada menyusahkan dirinya
sendiri dengan mengaplikasikan proses timbang terima sesuai dengan standart
operasional prosedur (Nursalam, 2015)

Penelitian yang berfokus pada beban kerja perawat dan timbang


terima, antara lain Honesty Diana Morika (2017) di Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Padang, menyatakan bahwa, ada hubungan beban kerja fisik perawat
dengan timbang terima (overan) pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Ibnu
Sina Padang. Ryny Silvana Tamaka, dkk (2015) di RSUP Prof, Dr., R. D
Kandou Manado, menyatakan bahwa terdapat hubungan beban kerja dengan
pendokumentasian asuhan keperawatan dan timbang terima di Instalasi Gawat
Darurat Medik. Kifly Franco Bahama, dkk (2019) di RSU GMIMM Pancaran
Kasih Manado, menyatakan bahwa beban kerja perawat di Ruangan Perawatan
dewasa RSU GIMM Pancaran Kasih Manado berada pada beban kerja berat,
3

kepuasan kerja perawat berada pada kurang puas dan terdapat signifikan
antara beban kerja dan kepuasan kerja perawat. Angga Pramudya Sudalhar
(2016) di RSUD Bojonegoro menyatakan, perawat tidak melaksanakan proses
timbang terima dengan benar. Perawat melakukan timbang terima di nurse
station dengan waktu 5-10 menit, menurut perawat jaga, tidak perlu
berkeliling dan mendatangi pasien satu per satu karena menyita waktu. Piroya
(2003) di RSU dr. Syaiful Anwar Malang, menyatakan bahwa 70% perawat
mempunyai beban kerja fisik yang tinggi, sehingga pemberian pelayanan
kesehatan professional kepada pasien menurun, fenomena tersebut dikarenakan
tidak seimbangnya jumlah tenaga perawat dengan jumlah pasien, selain itu
dipengaruhi dengan latarbelakang pendidikan perawat yang berbeda.
Berdasarkan studi pendahuluan di Rumah Sakit Malang dengan
menggunakan teknik wawancara pada beberapa perawat senior dan junior,
didapatkan 80% tidak melakukan proses timbang terima dengan benar sesuai
dengan standart operasional. Penyampaian timbang terima hanya ditulis pada
lembaran kertas yang menyebabkan hampir 60% perawat bekerja tidak fokus
dengan tindakannya. Hampir 80% perawat langsung pulang pulang setelah
menyampaikan timbang terima ke pasien, tidak melakukan evaluasi setelah
timbang terima. Perawat mengatakan, sudah banyak tugas yang dilakukan di
ruangan, maka dari itu banyak perawat yang malas harus melakukan proses
timbang terima sesuai dengan standart operasional prosedur. Pelaksanaan proses
timbang terima pasien di ruangan yaitu perawat jaga menyerahkan buku timbang
terima ke perawat yang akan berjaga, lalu perawat tersebut pulang Dampak yang
terjadi di ruangan yang sering dialami perawat, yaitu harus kembali mengulang
dan menanyakan kembali informasi timbang terima melalui telpon ataupun
whatsapp ke penanggungjawab dinas sebelumnya. Perilaku ini dapat mengurangi
waktu bekerja, dan menambah beban kerja fisik dalam timdakan keperawatan
tidak langsung.

Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Prima Husada Malang, dengan


hasil wawancara beberapa perawat, perawat mengatakan bahwa ada perawat yang
berdinas di lantai tiga gedung A, maka perawat harus berjalan menyusuri tangga,
tidak boleh naik lift, karena lift hanya untuk pasien. Akibat covid-19 maka
4

Pemerintah Jawa Timur menjadikan Rumah Sakit Prima Husada menjadi


Rumah Sakit rujukan covid-19, hal ini menjadikan jam kerja perawat yang awal
delapan jam per dinas, menjadi Sembilan sampai 10 jam per sekali dinas. Hal ini
menambah beban kerja fisik perawat semakin berat, ditambah kekurangan
APD (Alat Pelindung Diri) untuk perawatan pasien covid-19. Maka dariitu,
perawat menjadi tidak bisa fokus akan proses playanan kepada pasien, yang
mengakibatkan menyepelekan tindakan yang harusnya menjadi penting, salah
satunya proses timbang terima. Proses timbang terima tidak pernah
dilanjutkan ke ruangan pasien, hanya dilakukan di nurse station dan hanya
membacakan data pasien nama, umur, kamar, bed, pengobatan medis saja.
Karena itu, ada beberapa tindakan yang sudah diselesaikan, dilakukan kembali,
bahkan ada pula yang salah dalam pemberian tindakan, contoh rencana
pelaksanaan operasi. Pelaksanaan tersebut belum dilakukan pemeriksaan
covid dahulu sebelum operasi. Informasi yang tidak valid, mengakibatkan
pengaruh yang fatal terhadap pasien.

Solusi mewujudkan proses timbang terima yang benar menurut


standart opersional, perlu dilakukan supervise oleh masing-masing kepala
ruangan sebagai pengawas khusus yang berkompeten dalam bidang
manajemen keperawatan. Sebagai contoh, dapat dilakukan ronde keperawatan
yang akan dilakukan oleh ruangan dengan proses timbang terima yang sudah
sesuai dengan standart operasional prosedur, diharapkan dengan teknik role play
mampu dicontoh dan langsung mendapat koreksi saat itu juga saat meroleplaykan
adegan. Rumah Sakit perlu melakukan pendekatan dengan tenaga perawat, guna
mengetahui apaakah selama bekerja perawat mempunyai beban kerja fisik yang
tinggi. Tim manajerial keperawatan harus peka terhadap adanya perubahan
dalam kinerja tenaga perawat, karena selama di Rumah Sakit, perawat tidak
hanya mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan bidangnya di
keperawatan, namun juga dibidang lainnya seperti kebersihan, administrasi, dan
lain sebagainya. Beban kerja dapat diatasi berdasarkan system klasifikasi pasien.
Perhitungan beban kerja yang lebih akurat karena dalam ssstem klasifikasi pasien
dikelompokkan sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien, waktu perawatan,
tingkat kesulitan serta kemampuan yang diperlukan untuk memberikan
perawatan.
5

Banyaknya penelitian dilakukan hanya berfokus pada beban kerja


perawat yang tidak spesifik, beban kerja mental atau fisik, penelitian
menyebutkan beban kerja, dari beberapa referensi inilah, peneliti meneliti
tentang beban kerja fisik perawat didasarkan pada perawatan langsung dan
perawatan tidak langsung yang dilakukan oleh perawat. Hasil referensi dan hasil
studi pendahuluan yang dilakukan, maka peneltii akan meneliti tentang
“Hubungan Beban Kerja Fisik Perawat dengan Proses Timbang Terima”
menggunakan desain penelitan deskriptif, diharapkan memaparkan hasil
pengamatan sesuai dengan kenyataan di Rumah Sakit. Menggunakan data riset
kuantitatif, supaya pengukuran dalam penelitian jelas dan lengkap, dengan skala
data ordinal, karena peneliti ingin mengetahui beban kerja fisik perawat
berdasarkan tingkatan, yaitu tinggi-sedang-ringan. Penelitian ini akan
dilaksanakan di Rumah Sakit Prima Husada Malang, dengan menggunakan dua
ruang rawat inap dengan jumlah pasien paling banyak dengan tingkat
ketergantungan minimal care, parsial care, dan total care. Penelitian ini melibatkan
37 responden dengan teknik purposive sampling pada variabel beban kerja
fisik perawat, dan menggunakan 10 ruangan dengan teknik total sampling
pada variabel proses timbang terima. Penelitian ini, diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman perawat, mahasiswa praktik keperawatan tentang
beban kerja fisik perawat sesui dengan tingkatan pendidikan perawat, sehingga
dapat meningkatkan profesionalisme dalam tindakan keperawatan.
6

1.2 Rumusan Masalah


Apakah ada hubungan beban kerja fisik perawat dengan proses
timbang terima di ruang rawat inap Rumah Sakit Prima Husada Malang?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisi hubungan beban kerja fisik perawat dengan proses
timbang terima di ruang rawat inap Rumah Sakit Prima Husada Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1 Mengidentifikasi beban kerja fisik perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit
Prima Husada Malang.
2 Mengidentifikasi proses timbang terima yang dilakukan oleh perawat di
ruang rawat inap Rumah Sakit Prima Husada Malang.
3 Mengidentifikasi hubungan beban kerja fisik perawat dengan proses
timbang terima di ruang rawat inap Rumah Sakit Prima Husada Malang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Rumah Sakit
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan referensi tentang
manajemen tenaga kerja di dalam rumah sakit dan menambah pengetahuan
bagi perawat, khususnya yang bekerja di ruang rawat inap, agar dapat
memberikan pelayanan yang bermutu dan komprehensif kepada pasien
terutama dalam melakukan kegiatan timbang terima antar perawat.
1.4.2 Bagi Pasien
Penelitian ini dapat membantu pasien dalam mendapatkan suatu
pelayanan yang lebih komprehensif dan bermutu untuk mengoptimalkan
keselamtan pasien dalam proses keperawatan.
1.4.3 Bagi Ilmu Keperawatan
Penelitian ini dapat menjadi bahan masukkan ilmu keperawatan
terutama mengenai manajemen keperawatan serta lebih meningkatkan
pengetahuan dalam melaksanakan kegiatan timbang terima dengan mencari
sumber pembelajaran terbaru, supaya pemberian pelayanan keperawatan
professional.
7

1.4.4 Bagi Peneliti


Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pembelajaran dan
instropeksi bagi penulis serta tambahan informasi untuk mengetahui
hubungan antara beban kerja perawat dengan keberhasilan pelaksanaan
timbang terima. Peneliti sadar, penelitian ini masih jauh dari sempurna,
diharapkan bagi peneli selanjutnya untuk menyempurnakan dengan
melakukan penelitian sejenis dengan mengikutsertakan variable yang berbeda.
1.5 Keaslian Penelitian
1.5.1 Jurnal Penelitian
Hubungan Beban Kerja dengan Timbang Terima (Overan) Pasien
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Ibnu Sina, Padang oleh Honesty Diana
Morika tahun 2017.
Jurnal penelitian ini meneliti tentang beban kerja perawat yang tinggi
dapat berpengaruh terhadap pelaksanaan proses timbang terima, sehingga
mengakibatkan kesalahan pelaksanaan tindakan keperawatan di Rumah Sakit
semakin meningkat. Penelitian ini dilakukan di beberapa ruangan rawat inap
yaitu Multazam, Zam-zam, As Syafa, dan Al Marwah dengan 32 perawat.
Hasil penelitian menyatakan 14 orang (84,4%) timbang terima kurang baik,
dikarenakan beban –erawat yang tinggi dibandingkan dengan 7 orang (46,7%)
timbang terima kurang baik, namun beban kerja perawat rendah. Penelitian
berbeda dengan yang akan dilaksanakan oleh peneliti, karena tempat
penelitian yang berbeda, jumlah populasi yang berbeda, beban kerja yang
dibahas masih umum tidak khusus pada mental atau fisik, dan pelaksanaan
timbang terima yang tidak dijelaskan tekniknya dalam penelitian ini.
1.5.2 Jurnal Penelitian
Perbedaan Pelaksanaan Timbang Terima Pasien Sebelum dam
Sesudah menggunakan Komunikasi SBAR terhadap Penerapan Safety oleh
Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Khodijah Sepanjang Sidoarjo Jawa Timur
oleh Ana Fadilah dan Wahyu Yusianto tahun 2016.
Penelitian ini menitik beratkan pada perkembangan pelayanan patient
safety (keselamatan pasien), menjadi trend issue pada pelayanan public citra
Rumah Sakit dan tututan masyarakat umum. Penelitian ini terdapat 30
responden perawat yang berdinas di ruang rawat inap. Menggunakan
teknik
8

sesudah dan sebelum mendapatkan perlakuan patient safety. Penelitian


ini berbeda sekali, walaupun membahas tentang konsep timbang terima yang
benar, namun penelitian tidak membahas tentang patient safety, tempat
dan populasi penelitian juga berbeda.
1.5.3 Jurnal Penelitian
Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat dalam Pemberian
Asuhan Keperawatan di Instalasi Rawat Inap C1 RSUP Prof. Dr. R. D
Kandou Manado oleh Elizabeth Manuho, dkk tahun 2015.
Penelitian ini membahas apabila beban kerja harus ditanggung oleh
perawat melebihi kapasitasmya, akan berdampak buruk bagi produktifitas
kerja perawat itu sendiri. Kinerja perawat yang disertai dengan kepuasan
perawat akan terganggu dan mengakibatkan pemberian asuhan keperawatan
di ruang rawat inap tidak secara maksimal dan professional. Penelitian ini
melibatkan 16 perawat sebagai responden. Penelitian ini berbeda karena tidak
membahas tentang kinerja yang perawat, jumlah responden yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai