Makalah Kelompok 5 AP PDF
Makalah Kelompok 5 AP PDF
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
DIKE ULQA DWINANDA 211062201067
LIDIA AMELIA SUNDARI 211062201046
SYAFINA ANANTA SARI 211062201036
ALFI SYABRI SYAM 211062201058
DOSEN PEMBIMBING:
MEXANO HANS GERY, SE, MM
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Anggaran piutang adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci
tentang sejumlah piutang perusahaan beserta perubahan- perubahanya dari waktu ke
waktu selama periode yang akan datang Anggaran piutang menunjukan besarnya
piutang dari transaksi-transaksi penjualan secara kredit yang dilakukan perusahaan.
Anggaran tersebut menerangkan mengenai jumlah piutang yang tertagih dari waktu ke
waktu, serta menunjukan pula sisa piutang yang belum tertagih dari waktu ke waktu
selama periode yang akan datang.
Penjualan secara kredit ini dilakukan perusahaan dalam rangka meningkatkan
jumlah penjualan hasil produksinya dipasar, mengingat keadaan persaingan yang
semakin besar. Piutang dagang memiliki berbagai jenis beban dan biaya yang timbul
akibat menjual produk secara kredit, diantaranya yaitu:
1. Biaya modal
2. Biaya administrasi piutang, seperti biaya penagihan piutang dan biaya
organisasi perunit kerja yang disertai tugas mengelola piutang
3. Piutang mungkin tidak seluruhnya dapat ditagih karena adanya resiko debitor
tidak bertanggung jawab (melarikan diri) atau bangkrut.
2.1.6 Kasus
Pada umumnya perusahaan besar mempunyai banyak pelanggan dengan
kredit. Kondisi yang demikian mempengaruhi arus kas perusahaan.
Misal, PT SAN mempunyai penjualan 12 Januari Rp 100, 15 Februari Rp 200, dan
16 Maret Rp 300. Syarat pembayaran ditetapkan 3/20/net 30, 70 % pelanggan
membayar 20 hari setelah bulan penjualan, 20% pelanggan membayar 10 hari terakhir
bulan kesatu sesudah bulan penjualan, dan 10% pelanggan membayar bulan kedua
setelah bulan penjualan.
Berdasarkan informasi tersebut anggaran pengumpulan piutang dapat disajikan pada
Tabel. Rincian perhitungan bulan Februari, Maret, April adalah sebagai berikut :
1) Bulan Februari :
Pengumpulan piutang bulan Februari 70% x Rp 100 = Rp 70 dikurangi
potongan tunai (3% x Rp 70 = Rp 2,10) = Rp 67,90.
20% terkumpul dalam waktu 10 hari terakhir, 20% x Rp 100 = Rp 20.
Jadi dalam bulan Februari, piutang terkumpul = Rp 67,90 + Rp 20 = Rp 87,90.
2) Bulan Maret :
Piutang atas penjualan bulan Januari 10% x Rp 100 = Rp 10.
Piutang atas penjualan bulan Februari 70% x Rp 200 = Rp 140, dikurangi (3%
x Rp 140 = Rp 4,20) = Rp 135,80.
Terkumpul dalam waktu 10 hari terakhir, 20% x Rp 200 = Rp 40.
7
Jadi dalam bulan Maret, piutang terkumpul = Rp 10 + Rp 135,80 + Rp 40 =
Rp 185,80.
3) Bulan April :
Piutang atas penjualan bulan Februari 10% x Rp 200 = Rp 20.
Piutang atas penjualan bulan Februari 70% x Rp 300 = Rp 210, dikurangi (3%
x Rp 210 = Rp 6,30) = Rp 203,70.
Terkumpul dalam waktu 10 hari terakhir, 20% x Rp 300 = Rp 60.
Jadi dalam bulan Maret, piutang terkumpul = Rp 20 + Rp 203,70 + Rp 60 =
Rp 283,70.
Berikut Anggaran Piutang dalam bentuk Tabel
PT SAN
Anggaran Piutang
Tahun 20xx
Waktu Nilai penjualan Febaruari Maret April
penjualan (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Januari 100 87,90 10
Februari 200 175,80 20
Maret 300 263,70
Jumlah 87,90 185,80 283,70
8
Menurut Nafarin (2013:309) anggaran kas adalah anggaran yang menunjukkan
perubahan kas dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan
menunjukkan arus kas masuk sebagai sumber kas dan arus kas keluar sebagai arus kas
dibelanjakan (di gunakan) sehingga tampak kelebihan atau kekurangan kas. dan saldo
kas selama periode tertentu dari suatu organisasi. Sedangakan Menurut Gunawan dan
Yunita (2017.295) anggaran kas menunjukkan aliran kas masuk, aliran kas keluar dan
posisi akhir pada setiap periode. Penyusunan anggaran kas merupakan cara yang
efektif untuk merencanakan dan mengendalikan arus kas Taksiran kebutuhan kas, dan
penggunaan kelebihan kas secara efektif.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran kas adalah
gambaran atas seluruh rencana penerimaan dan pengeluaran uang tunai yang bertalian
dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi lainnya yang menyebabkan
perubahan-perubahan pada posisi kas atau menunjukkan aliran kas pada periode
tertentu. Terdapat 3 sektor dalam anggaran kas, yaitu:
a. Sektor penerimaan kas, yang pada umumnya berasal dari penjualan tunai
barang jadi yang diproduksi, penagihan piutang, penjualan aktiva tetap,
penerimaan lain-lain seperti penghasilan bunga, penghasilan sewa,
penghasilan dividen dan lain sebagainya.
b. Sektor pengeluaran kas, yang pada umumnya berupa pengeluaran untuk biaya-
biaya baik berupa biaya utama (operating) maupun biaya-biaya bukan utama
(non operating) seperti pembelian tuani, pembayaran utang pembayaran biaya
administrasi, biaya penjualan.
c. Sektor keuangan, yang disusun apabila perusahaan mengalami deficit yang
memerlukan pinjaman dan sebagaimana pelumasannya dilakukan. Sehingga
dapat dikatakan bahwa anggaran kas merupakan gambaran atas seluruh
kegiatan penerimaan atau pengeluaran uang yang berkaitan dengan rencana
keuangan perusahaan dan transaksi lainnya yang menyebabkan perubahan-
perubahan posisi kas yang menunjukkan aliran kas pada periode tertentu.
Menurut Ellen Christina dalam buku Didit Herlianto (2015:24) cash budget
sebagai alat perencanaan perusahaan mempunyai tujuan sebagai berikut:
a) Menentukan posisi kas pada berbagai waktu dengan membandingkan uang kas
masuk dengan uang kas keluar
b) Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit atau surplus
c) Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang,
dimana bila terjadi defisit, perusahaan perlu mencari dana temabahan baru dan
sebaliknya bila perusahaan mengalami surplus maka perusahaan harus
memilih alternatif penggunaan yang paling menguntungkan.
d) Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit
e) Sebagai dasar otorisasi dana anggaran yang disediakan
f) Sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas sebenarnya
10
Anggaran kas yang dikelola dengan baik sangat diperlukan dalam perusahaan,
karena anggaran kas merupakan proyeksi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas
dalam periode tertentu. Dalam hal ini anggaran kas memiliki tujuan pokok untuk
merencanakan penganggaran kas yang seoptimal mungkin, yaitu rencana untuk
menyediakan kas yang cukup baik dalam jumlah maupun waktunya. Oleh sebab itu
maka arus kas masuk dan arus kas keluar harus diupayakan seimbang. artinya tidak
terjadi saldo kas yang berlebihan maupun kekurangan.
Saldo kas yang berlebihan dari kebutuhan akan mengorbankan kegiatan
operasional perusahaan, karena tertanam jumlah uang kas yang tidak produktif. Tetapi
sebaliknya saldo kas yang defisit, akan menyebabkan perusahaan tidak dapat berjalan
dengan baik dan akibat selanjutnya kegiatan perusahaan dapat terganggu karena
kurangnya pembiayaan. Dengan demikian diperlukan adanya penyusunan anggaran
penerimaan dan pengeluaran kas yang baik, sehingga menghasilkan jumlah saldo
yang optimal agar dapat menunjang aktivitas perusahaan. Jumlah kas yang optimal
berarti dapat membiayai operasi perusahaan sehari-hari dan kewajiban finansial
perusahaan tetap siap pada saat ditagih.
Manfaat dari anggaran kas sendiri di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Dapat diketahui posisi kas sebagai hasil rencana operasi perusahaan.
b. Mengetahui surplus atau defisit kas.
c. Dipergunakan sebagai dasar untuk mengantisipasi kebutuhan kas karena
defisit kas.
d. Sebagai dasar untuk mencapai target dan mengukut keberhasilan perusahaan.
e. Alat untuk mengkoordinasikan kegiatan perusahaan (Savitri, 2018, hlm. 115).
11
Metode ini sering digunakan untuk anggaran kas jangka pendek sebagai bagian
dari rencana tahunan.
2. Pendekatan Akunting Keuangan
Titik tolak dan pendekatan ini adalah laba bersih diubah dari dasar akrual menjadi
anggaran kas, artinya disesuaikan dengan perubahan rekening penundaan
rekening bukan kas, seperti: beban atau biaya terutang, beban atau biaya bayar
dimuka, depresiasi, penyusutan, penghapusan atau amortisasi. Metode ini lebik
cocok untuk anggaran kas jangka panjang Metode ini dikatakan pendekatan
akunting keuangan karena cara penyusunan anggaran kas berdasarkan ikhtisar
laba rugi dan neraca yang dihasilkan akunting keuangan.
Sedangkan menurut Ellen Christina, dkk dalam buku Didit Herlianto (2015: 25) ada
dua pendekatan dalam menyusun anggaran kas, yaitu sebagai berikut:
1. Anggaran Kas Jangka Pendek
Anggaran ini merupakan alat operasional pengendalian kas sehari-hari. Jangka
waktunya disesuaikan dengan anggaran tahunan. Anggaran ini juga berfungsi
sebagai alat pemberian otoritas kas keluar yang secara terus menerus
disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi keuangan pada umumnya.
2. Anggaran Kas Jangka Panjang
Anggaran ini meliputi jangka waktu lima sampai sepuluh tahun yang
disesuaikan dengan perencanaan perusahaan yang telah disusun. Anggaran ini
juga berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan menambah dana dari
sumber-sumber internal dan sekali gus memperkirakan saldo kas pada akhir
periode tahun anggaran.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
dalam penyusunan anggaran kas terkait dengan jangka waktu (periode) anggaran kas
yang diperlukan oleh perusahaan yaitu:
a. Anggaran kas jangka pendek yang merupakan alat operasional pengendalian
kas sehari-hari. Jangka waktunya disesuaikan dengan anggaran tahunan.
Anggaran kas seperti ini berfungsi sebagai alat pemberian otorisasi kas keluar
secara terus menerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi keuangan
pada umumnya. Perusahaan dapat menyusun anggaran kas jangka pendek,
bisa mingguan, bulanan atau kuartalan untuk tujuan pemenuhan kebutuhan kas
12
b. Anggaran kas jangka panjang Meliputi jangka waktu lima tahun sampai
dengan jangka waktu sepuluh tahun. Bilamana corporate plan, maka jangka
waktu yang tercakup dalam corporate plan tersebut. Kegunaan dari anggaran
kas ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan di dalam menambah
dana dari sumber-sumber intern dan sekali gus memperkirakan saldo akhir
tahun dari tiap-tiap anggaran. Anggaran kas jangka panjang dapat dipakai
untuk pengambilan keputusan kebijaksanaan keuangan.
13
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas, antara lain:
a. Anggaran pembelian bahan mentah, khususnya rencana tentang jenis
(kualitas) dan jumlah (kuantitas) bahan mentah yang akan dibeli dari
waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
b. Keadaan persaingan para supplier bahan mentah di pasar persaingan
yang lebih keras akan memperkecil pengeluaran kas.
c. Posisi perusahaan terhadap pihak supplier bahan mentah. Bilamana
posisi perusahaan cukup kuat, maka perusahaan lebih dapat
“memaksakan” pembelian secara kredit, sehingga akan memperkecil
pengeluaran kas
d. Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan oleh supplier
bahan mentah. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran kas ada 2 (dua) yaitu
penerimaan kas dan pengeluaran kas.
Menurut Bambang Riyanto dalam buku Didit Herlianto (2015:31) tahap-tahap dalam
penyusunan anggaran kas adalah sebagai berikut:
1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran kas menurut rencana
operasional perusahaan,
2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau
sumber-sumber dana lainnya, yang diperlukan untuk menutup defisit kas
15
karena rencana operasinya perusahaan. Juga disusun estimasi pembayaran
bunga kredit tersebut beserta waktu pembayarannya kembali.
3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran kas
setelah adanya transaksi finansial, dan anggaran kas yang final ini merupakan
gabungan dari transaksi operasioanl atau transaksi finansial yang
menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas secara keseluruhan.
8. Belanja modal.
Biaya yang dikeluarkan untuk membelanjakan barang di mana barang tersebut
memberikan manfaat lebih dari satu tahun, misalnya pembelian mesin-mesin
pabrik. Pembelian yang dilakukan secara tunai dapat dimasukkan dalam
anggaran kas.
9. Neraca tahun lalu.
Dalam Neraca tahun sebelumnya salah satu akun yang terlihat yaitu penyajian
piutang dagang dan utang. Di mana piutang dan utang tersebut sebagai dasar
17
perusahaan dalam merencanakan penerimaan dan pengeluaran anggaran kas
periode selanjutnya.
2.2.8 Kasus
Berikut ini adalah data yang dimiliki PT LARA yang dikumpulkan untuk
melakukan penyusunan anggaran kas tahunan, pada semester 1 Tahun 20XX:
Rencana Penjualan selama semester 1 Tahun 20XX
Periode Unit penjualan Harga/unit Volume penualan
(Unit) (Rp/Unit) (Rp)
Januari 5.000 3.000 15.000.000
Februari 5.500 3.000 16.500.000
Maret 6.000 3.000 18.000.000
April 7.000 3.000 21.000.000
Mei 8.000 3.000 24.000.000
Juni 7.000 3.000 21.000.000
Sejak beroperasi, perusahaan selain menjual secara tunai, juga menjual secara
kredit. Adapun komposisi penjualannya adalah:
a. Sebesar 60% dari total penjualan adalah penjualan tunai dan sisanya
adalah penjualan kredit. Untuk penjualan tunai manajemen menetapkan
akan memberikan potongan harga sebesar 10%.
b. Untuk penjualan kredit; manajemen memberlakukan term of payment
5/10, n/60. Dari penjualan kredit diperkirakan sebesar 60% akan
memanfaatkan periode potongan, sedangkan sisanya tidak memanfaatkan
periode potongan. Dari pembeli yang tidak memanfaatkan potongan, 50%-
nya kaan membayar pada bulan transaksi dan sisanya akan membayar pada
bulan berikutnya.
c. Diperkirakan besarnya piutang tak tertagih (bad debt) adalah 5% dari
penjualan kredit.
Besarnya Cash Opname awal Tahun 20XX adalah Rp 10.000.000,-
Perusahaan melakukan pembelian bahan baku yang merencanakan akan dibayar
30% secara tunai dan 70% dibayar bulan berikutnya. Adapun pembelian yang
dilakukan adalah:
18
Periode Pembelian Bahan Baku (Rp)
Januari 5.000.000
Februari 6.000.000
Maret 8.000.000
April 7.500.000
Mei 9.000.000
Juni 11.000.000
19
Penjualan 6.000.000 6.600.000 7.200.000 8.400.000 9.600.000 8.400.000
Kredit (40%)
Bad 300.000 330.000 360.000 420.000 480.000 420.000
Debt(5%)
Piutang netto 5.700.000 6.270.000 6.840.000 7.980.000 9.120.000 7.980.000
Keterangan Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai :
a. Total penjualan : dari data Rencana Penjualan selama semester 1 Tahun
20XX
b. Penjualan Tunai (60%): Total Penjualan x 0,6 (penjualan tunai 60%). Misal,
pada bulan Januari (Rp 15.000.000 x 0.6= Rp 9.000.000).
c. Potongan Penjualan Tunai (10%): Hasil dari penjualan Tunai x 0.1 (Pot.
Penj. Tunai ). Misal, pada bulan Januari (Rp 9.000.000 x 0.1= Rp 900.000).
d. Penjualan Tunai Neto: Hasil dari penjualan tunai ˗ hasil dari pot.penjualan
tunai.Misal, pada bulan Januari (Rp 9.000.000 – Rp 9.00.000= Rp
8.100.000).
e. Penjualan Kredit (40%): Total penjualan x 0.4 (penjualan kredit 40%).
Misal, pada bulan Januari (Rp 15.000.000 x 0.4 = Rp 6.000.000).
f. Bad Debt (5%): Hasil dari penjualan kredit x 0.05 (bad debt 5%). Misal,
pada bulan Januari (Rp 6.000.000 x 0.05= Rp 300.000).
g. Piutang Neto: Hasil dari penjualan kredit – bad debt. Misal, pada bulan
Januari (Rp 6.000.000 – Rp 300.000= Rp 5.700.000) .
20
Discount( 5%) 171.000 188.100 205.200 239.400 273.600 239.400
Piutang netto 3.249.000 3.573.900 3.898.800 4.548.600 5.198.400 4.548.600
(setelah dikurangi
discount)
Piutang tidak 2.280.000 2.508.000 2.736.000 3.192.000 3.648.000 3.192.000
mendapat
discount(40%)
Piutang tidak
mendapat discount
dilunasi:
-Pelunasan 50%
1.140.000 1.254.000 1.368.000 1.596.000 1.824.000 1.596.000
-Pelunasan 50% 1.140.000 1.254.000 1.368.000 1.596.000 1.824.000
Total pengumpulan 4.389.000 5.967.900 6.520.800 7.512.600 8.618.400 7.968.600
piutang
Keterangan Penerimaan Kas dari Penjualan Kredit:
a. Piutang Neto didapat dari data pada Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
b. Piutang yang mendapat hak discount (60%): Piutang Neto x 0,6 (hak
discount). Misal, Pada bulan Januari (Rp 5.700.000 x 0,6= Rp3.420.000).
c. Discount 5%: Piutang yang mendapat hak discount x 0.05 (discount).
Misal, pada bulan Januari (Rp 3.420.000 x 0.05 = Rp 171.000).
d. Piutang tidak mendapat discount (40%): Piutang neto x 0.4 (piutang tidak
mendapat discount). Misal, pada bulan Januari (Rp 5.700.000 x 0,4= Rp
2.280.000).
e. Piutang yang tidak mendapat discount dilunasi: Hasil dari piutang tidak
mendapat discount x 0,5 (pelunasan 50%).Misal, pada bulan Januari (Rp
2.280.000 x 0.5= Rp 1.140.000).
f. Total Pengumpulan Piutang: Piutang neto + piutang tidak mendapat
discount. Misal, pada bulan Januari (Rp 3.249.000 + Rp 1.140.000= Rp
4.389.000).
21
3. Anggaran Penerimaan Kas
PT LARA
Anggaran Penerimaan Kas
Triwulan 1 Tahun 20XX
Sumber Januari Februari Maret April Mei Juni
penerimaan kas (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Penjualan tunai 8.100.000 8.910.000 9.720.000 11.340.000 12.960.000 11.340.000
neto
Piutang 4.389.000 5.967.900 6.520.800 7.512.600 8.618.400 7.968.600
Jumlah 12.489.000 14.877.900 16.240.800 18.852.600 21.578.400 19.308.600
Keterangan Anggaran Penerimaan Kas:
a. Penjualan Tunai Neto (dari data Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai)
b. Piutang (dari data Penerimaan Kas dari Penjualan Kredit)
22
b. Pembelian bahan baku kredit: Data pembelian bahan baku x 0,7 (dari
perencanaan pembelian bahan baku 70% secara kredit dibayar bulan
berikutnya). Misal, pada bulan Februari (Rp 5.000.000 x 0,7 = Rp 3.500.000)
c. Pembayaran hutang: Data didapat dari soal bahwa Januari sebesar Rp
2.500.000 , Maret Rp 1.000.000 , dan Juni Rp 3.000.000.
5. Anggaran Kas
PT LARA
Anggaran Kas
Triwulan 1 Tahun 20XX
Keterangan Jaunuari Februari Maret April Mei Juni
Saldo kas awal 10.000.000 18.489.000 28.066.900 36.707.700 47.710.300 61.338700
Penerimaan kas:
-Penjualan tunai 8.100.000 8.910.000 9.720.000 11.340.000 12.960.000 11.340.000
neto
-Piutang 4.389.000 5.967.000 6.520.800 7.512.600 8.618.400 7.968.600
Kas tersedia 22.489.000 33.366.000 44.307.700 55.560.300 69.288.700 80.647.300
Pengeluaran kas:
-pembelian bahan 1.500.000 1.800.000 2.400.000 2.250.000 2.700.000 3.300.000
baku tunai
-Pembelian bahan 0 3.500.000 4.200.000 5.600.000 5.250.000 6.300.000
baku kredit
-Pembayaran 2.500.000 0 1.000.000 0 0 3.000.000
hutang
Saldo kas akhir 18.489.000 28.066.900 36.707.700 47.710.300 61.338.700 68.047.300
Keterangan Anggaran Kas :
a. Kas tersedia: Saldo kas awal + penerimaan kas. Misal, pada bulan Januari (Rp
10.000.000 + Rp 12.489.000 =Rp22.489.000)
b. Saldo kas akhir: Kas tersedia – pengeluaran kas. Misal, pada bulan Januari (Rp
22.489.000 – Rp 4.000.000 = Rp 18.489.000)
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anggaran piutang adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci
tentang sejumlah piutang perusahaan beserta perubahan- perubahanya dari waktu ke
waktu selama periode yang akan datang Anggaran piutang menunjukan besarnya
piutang dari transaksi-transaksi penjualan secara kredit yang dilakukan perusahaan.
Anggaran tersebut menerangkan mengenai jumlah piutang yang tertagih dari waktu ke
waktu, serta menunjukan pula sisa piutang yang belum tertagih dari waktu ke waktu
selama periode yang akan datang.
Penjualan tunai berakibat arus kas masuk terjadi bersamaan dengan terjadinya
transaksi penjualan, tidak demikian dengan penjualan secara kredit. Pengaruh
penjualan kredit terhadap kas adalah sebagai berikut:
a. Jangka waktu kredit yang diberikan. Semakin panjang jangka waktu kredit,
maka semakin panjang jarak antara terjadinya transaksi penjualan dan
penerimaan uang kas dari penjualan itu.
b. Tingkat perputaran penagihan piutang. Semakin aktif petugas menagih
piutang, maka semakin cepat arus kas masuk ke dalam kas perusahaan.
c. Bonofiditas dari para debitur yang dipercaya membeli barang secara kredit
d. Situasi usaha pada umumnya. Pada kondisi usaha yang normal. likuiditas
perusahaan pada umumnya baik, maka kemungkinan penundaan pembayaran
adalah kecil. Sebaliknya bila pasaran lesu, sulit memperoleh uang tunai,
kemungkinan terjadinya penundaan menjadi semakin besar.
Menurut Ellen Christina dalam buku Didit Herlianto (2015:24) cash budget sebagai
alat perencanaan perusahaan mempunyai tujuan sebagai berikut:
a. Menentukan posisi kas pada berbagai waktu dengan membandingkan uang kas
masuk dengan uang kas keluar
b. Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit atau surplus
c. Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang,
dimana bila terjadi defisit, perusahaan perlu mencari dana temabahan baru dan
sebaliknya bila perusahaan mengalami surplus maka perusahaan harus
memilih alternatif penggunaan yang paling menguntungkan.
d. Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit
24
e. Sebagai dasar otorisasi dana anggaran yang disediakan
f. Sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas sebenarnya
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
dalam penyusunan anggaran kas terkait dengan jangka waktu (periode) anggaran kas
yang diperlukan oleh perusahaan yaitu:
a. Anggaran kas jangka pendek yang merupakan alat operasional pengendalian
kas sehari-hari. Jangka waktunya disesuaikan dengan anggaran tahunan.
Anggaran kas seperti ini berfungsi sebagai alat pemberian otorisasi kas keluar
secara terus menerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi keuangan
pada umumnya. Perusahaan dapat menyusun anggaran kas jangka pendek,
bisa mingguan, bulanan atau kuartalan untuk tujuan pemenuhan kebutuhan kas
b. Anggaran kas jangka panjang Meliputi jangka waktu lima tahun sampai
dengan jangka waktu sepuluh tahun. Bilamana corporate plan, maka jangka
waktu yang tercakup dalam corporate plan tersebut. Kegunaan dari anggaran
kas ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan di dalam menambah
dana dari sumber-sumber intern dan sekali gus memperkirakan saldo akhir
tahun dari tiap-tiap anggaran. Anggaran kas jangka panjang dapat dipakai
untuk pengambilan keputusan kebijaksanaan keuangan.
25
DAFTAR PUSTAKA
26