Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

ANGGARAN PIUTANG DAN ANGGARAN KAS

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
DIKE ULQA DWINANDA 211062201067
LIDIA AMELIA SUNDARI 211062201046
SYAFINA ANANTA SARI 211062201036
ALFI SYABRI SYAM 211062201058

DOSEN PEMBIMBING:
MEXANO HANS GERY, SE, MM

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA BARAT
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha


Pengasih dan Maha Penyayang atas nikmat dan karunianya yang telah
diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada baginda besar kita, yakni
Nabi Muhamad SAW. Tidak lupa kami berterima kasih kepada dosen
pengajar yang telah membimbing kami selama materi perkuliahan
berlangsung dan telah memberi tugas ini, sehingga kami dapat mengambil
pengetahuan dan pembelajarannya.
Makalah ini disusun dan ditulis bertujuan agar mahasiswa dapat
memahami tentang Anggaran Perusahaan sehingga dapat memperluas
pengetahuan yang semakin hari semakin berkembang pada saat ini. Kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengelaman kami.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pariaman, 8 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
2.1 Anggaran Piutang ....................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian Anggaran Piutang............................................................... 3
2.1.2 Manfaat Anggaran Piutang ................................................................. 4
2.1.3 Pengaruh Kredit Terhadap Kas ............................................................ 5
2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Piutang ..... 6
2.1.5 Langkah-Langkah Penyusunan Anggaran Piutang ............................... 7
2.2 Aggaran Kas .............................................................................................. 8
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 24
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari penjual kepada
pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi penjaualan kredit. Piutang
termasuk dalam kelompok akun aktiva lancar. Dalam setiap laporan keuangan sering
kali dijumpai piutang dalam neraca suatu entitas, baik berupa piutang dagang maupun
piutang wesel. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya akun piutang bagi suatu
entitas.
Piutang penting bagi para manajer dan investor karena beberapa sebab, sebab
yang pertama yaitu karena piutang merupakan aset dalam laporan keuangan yang
harus mencermikan nilainya. Kedua, persoalan menyangkut piutang adalah dasar
untuk penentuan laba dan pengukuran kinerja perusahaan. Ketiga, piutang dagang
dapat menjadi aset yang tidak produktif. Kas merupakan awal dariinvestasi dan
operasi suatu perusahaan, kas terdiri dari mata uang (currency), giro,dan rekening
koran di bank (bank deposit). Perusahaan atau perseorangan menyimpan uang tunai
(kas) untuk motif transaksi, motif penegahan, motif spekulatif.
Suatu perusahaan harus memiliki anggaran kas untuk menjaga posisi likuiditas
dan mengetahui debit atau surplus kas. Anggaran kas ialah estimasi posisi kas periode
tertentu di masa mendatang tentang penerimaan kas dan tentang pengeluaran kas.
Penerimaaan kas itu pada umumnya dari modal pemilik, hutang, penjualan tunai,
penerimaan piutang, penjualan aktiva tetap, dan lain-lain. Sedangkan pengeluaran kas
itu pada umumnya untuk pembelian aktiva, pembelian bahan baku, pembayaran upah
tenaga kerja langsung, pembayaran biaya tidak langsung pabrik, pembayaran biaya
pemasaran, pembayaran biayaadministrasi dan umum, pembayaran bungan,
pembayaran dividen, pembayaran jasa produksi, pembayaran premi asuransi,
pembayaran pajak, dan pengeluaran lain-lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja pengaruh penjualan kredit terhadap arus kas?
2. Bagaimana contoh kasus/contoh soal piutang?
3. Apa tujuan perencanaan arus kas?
4. Apa saja pendekatan dalam menyusun anggaran kas?
5. Bagaimana cara menghitung dan menganalisa kasus Anggaran kas?
1.3 Tujuan
1. Mengatahui Pengaruh penjualan kredit terhadap arus kas
2. Memahami contoh kasus/contoh soal piutang
3. Mengetahui Tujuan perencanaan arus kas
4. Mengetahui Pendekatan dalam menyusun anggaran kas
5. Menghitung dan menganalisa kasus Anggaran kas

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anggaran Piutang


2.1.1 Pengertian Anggaran Piutang
Piutang (receivable) adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor (pemberi
pinjaman) kepada debitor (penerima pinjaman) yang bersedia melunasinya pada
waktu mendatang. Jadi piutang itu ada karena terdapat dua pihak, yaitu kreditor dan
debitor. Ada kesediaan debitor untuk melunasi kewajibannya kepada kreditor, ada
jarak waktu mulai timbul piutang sampai saat pelunasannya, ada hak menagih yang
dimiliki kreditor.
Ada beberapa jenis piutang, yaitu:
a. Piutang surat berharga (contoh: bilyet giro belum jatuh tempo, bilyet giro
kosong, cek kosong dan cek mundur), beban bayar dimuka (contoh: sewa
dibayar dimuka, iklan dibayar dimuka, dan bunga dibayar di muka), setoran
jaminan (contoh: untuk keperluan garansi jaminan bank dan untuk keperluan
menjalin hubungan bisnis lainnya), piutang pajak (contoh: angsuran pajak,
pajak masukan. kelebihan bayar pajak, dan lain-lain) pinjaman pekerja,
piutang uang muka, piutang wesel, piutang usaha, dan piutang lainnya.
b. Piutang wesel (notes receivable) adalah piutang yang didukung janji tertulis
dalam bentuk wesel. Piutang wesel dan piutang surat berharga dapat terjadi
karena menjual barang secara kredit atau pemberian pinjaman dalam bentuk
uang. Piutang uang muka dapat terjadi setelah uang muka beli barang atau
uang muka kerja (seperti pasang iklan atau membuat baliho).
c. Piutang usaha (account receivable) adalah piutang yang timbul sebagai akibat
menjual barang dan jasa secara kredit dari usaha pokok perusahaan. Piutang
usaha berbeda dengan piutang dagang. Piutang usaha meliputi piutang dagang,
sedangkan piutang dagang hanya terdapat pada perusahaan dagang yang
menjual barang dagangannya secara kredit. Piutang usaha ini meliputi seluruh
macam/jenis perusahaan yang menjual barang atau jasa dari usaha pokoknya
secara kredit.

3
Anggaran piutang adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci
tentang sejumlah piutang perusahaan beserta perubahan- perubahanya dari waktu ke
waktu selama periode yang akan datang Anggaran piutang menunjukan besarnya
piutang dari transaksi-transaksi penjualan secara kredit yang dilakukan perusahaan.
Anggaran tersebut menerangkan mengenai jumlah piutang yang tertagih dari waktu ke
waktu, serta menunjukan pula sisa piutang yang belum tertagih dari waktu ke waktu
selama periode yang akan datang.
Penjualan secara kredit ini dilakukan perusahaan dalam rangka meningkatkan
jumlah penjualan hasil produksinya dipasar, mengingat keadaan persaingan yang
semakin besar. Piutang dagang memiliki berbagai jenis beban dan biaya yang timbul
akibat menjual produk secara kredit, diantaranya yaitu:
1. Biaya modal
2. Biaya administrasi piutang, seperti biaya penagihan piutang dan biaya
organisasi perunit kerja yang disertai tugas mengelola piutang
3. Piutang mungkin tidak seluruhnya dapat ditagih karena adanya resiko debitor
tidak bertanggung jawab (melarikan diri) atau bangkrut.

Memberikan kredit memiliki beberapa resiko, diantaranya adalah resiko


tertanamnya harta dalam piutang dan resiko tidak tertagihnya sebagian atau seluruh
piutang. Oleh karena itu perlu ditentukan besamya anggaran piutang tak tertagih
dengan cara menyediakan cadangan pengahapusan piutang sebagai akibat
kemungkinan tidak tertagih. Dengan demikian, kerugian piutang tidak tertagih tidak
dianggap sebagai hal yang tidak terduga.
Selain itu juga piutang adalah salah satu bentuk investasi. Sebagai salah satu
bentuk investasi maka piutang:
a. Menyerap sejumlah dana modal kerja
b. Mempunyai usia tertentu sesuai dengan waktu keterikatannya
c. Mempengaruhi tingkat resiko perusahaan secara keseluruhan

2.1.2 Manfaat Anggaran Piutang


Secara umum, semua anggaran termasuk angaran piutang mempunyai tiga
kegunaan pokok, yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai alat perkoordinasian kerja,
serta sebagai alat pengawasan kerja, yang membantu manajemen dalam memimpin
jalannnya perusahaan. Sedangkan secara khusus, anggaran piutang berguna sebagai
4
dasar untuk penyusunan anggaran kas, karena penagihan-penagihan piutang tersebut
merupakan pemasukan kas.
Adapun manfaat yang diperoleh perusahaan dengan menyusun anggaran piutang,
antara lain:
a. Dapat diperkirakannya posisi piutang pada berbagai waktu
b. Dapat diketahuinya jumlah piutang yang sudah waktunya untuk ditagih
c. Dapat diperkirakan arus kas yang berasal dari penjualan kredit

2.1.3 Pengaruh Kredit Terhadap Kas


Penjualan tunai berakibat arus kas masuk terjadi bersamaan dengan terjadinya
transaksi penjualan, tidak demikian dengan penjualan secara kredit. Pengaruh
penjualan kredit terhadap kas adalah sebagai berikut:
a) Jangka waktu kredit yang diberikan. Semakin panjang jangka waktu kredit,
maka semakin panjang jarak antara terjadinya transaksi penjualan dan
penerimaan uang kas dari penjualan itu.
b) Tingkat perputaran penagihan piutang. Semakin aktif petugas menagih
piutang, maka semakin cepat arus kas masuk ke dalam kas perusahaan.
c) Bonofiditas dari para debitur yang dipercaya membeli barang secara kredit
d) Situasi usaha pada umumnya. Pada kondisi usaha yang normal. likuiditas
perusahaan pada umumnya baik, maka kemungkinan penundaan pembayaran
adalah kecil. Sebaliknya bila pasaran lesu, sulit memperoleh uang tunai,
kemungkinan terjadinya penundaan menjadi semakin besar.
Dengan adannya penjualan kredit maka akan membawa beberapa pengaruh positif
bagi perusahaan antara lain:
a. Meningkatkan omzet penjualan, sehingga keuntungan dapat ditingkatkan.
b. Pada jenis usaha tertentu, kredit jangka Panjang dapat menciptakan
keuntungan tambahan tertentu bagi perusahaan.
c. Dapat mempererat hubungan dagang antara perusahaan dengan relasinnya.
Pengaruh penjualan kredit terhadap arus kas menurut Ellen Christina,dkk antara lain
sebagai berikut:
a. Jangka waktu kredit itu diberikan.
b. Kerajinan dari petugas penagih hutang
c. Mutu ataupun bonafiditas dari para debitur yang dipercaya membeli barang
dengan kredit
5
d. Situasi usaha pada umumnya.
Dengan pertimbangan beberapa pengaruh penjualan kredit terhadap arus kas
tersebut diatas, maka perusahaan perlu membuat perkiraan tentang pola pembayaran
piutang dari para debitur perusahaan.

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Piutang


Agar suatu budget dapat berfungsi dengan baik, maka taksiran-taksiran yang
termuat didalamnya harus cukup akurat, sehingga hasilnya tidak jauh berbeda dengan
realisasinya. Untuk melakukan taksiran yang akurat diperlukan data informasi yang
langkap dan pengalaman yang telah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya yang
dijadikan sebagai faktor-faktor penetapan piutang. Adapun faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan dalam menyusun anggaran piutang adalah sebagai berikut:
a. Anggaran penjualan. Semakin besar jumlah penjualan akan cenderung
semakin besar pula transaksi penjualan secara kredit yang akan dilakukan,
sehingga piutang perusahaan juga akan bertambah.
b. Keadaan persaingan di pasar. Semakin tinggi tingkat persaingan di pasar,
maka volume penjualan secara kredit juga semakin meningkat.
c. Posisi perusahaan dalam persaingan. Semakin kuat posisi perusahaan di
pasaran, maka perusahaan cenderung untuk melakukan penjualan secara tunai,
namun sebaliknya jika posisi perusahaan cenderung lemah, maka perusahaan
melakukan penjualan secara kredit.
d. Syarat pembayaran (term of payment). Semakin besar potongan penjualan
secara tunai maka piutang akan semakin sedikit, artinya konsumen cenderung
membeli secara tunai, namun sebaliknya jika potongan penjualan semakin
besar maka kecenderungan konsumen untuk melakukan pembelian secara
kredit. Akibatnya piutang perusahaan juga akan semakin besar.
e. Kebijakan perusahaan dalam penagihan piutang. Semakin intens perusahaan
melakukan penagihan piutang maka jumlah piutang perusahaan semakin
berkurang, namun sebaliknya jika perusahaan tidak aktif maka jumlah piutang
juga akan semakin menumpuk.
f. Rencana perusahaan untuk melakukan penjualan secara kredit. Semakin besar
rencana penjualan secara kredit, berakibat jumlah piutang juga semakin besar,
demikian juga sebaliknya jika rencana penjualan secara kredit dikurangkan,
maka piutang juga semakin kecil. Contohnya adalah jika perusahaan
6
menganggarkan akan menjual sebagian aktiva tetapnya secara kredit maka hal
ini akan menambah jumlah piutang usaha perusahaan.
2.1.5 Langkah-Langkah Penyusunan Anggaran Piutang
Yanto, dkk (2022, hlm. 69) mengungkapkan bahwa beberapa langkah di
dalam menyusun anggaran piutang, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Menentukan besarnya jumlah penjualan tunai dan jumlah penjualan kredit
yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu satu bulan atau
triwulan.
2. Menentukan besarnya bed debts atau besarnya piutang tak tertagih yang harus
dicadangkan.
3. Mengetahui atau mengidentifikasi besarnya term of credit.
4. Perhatikan kemungkinan adanya bunga untuk penjualan kredit.
5. Menyusun ke dalam bentuk tabel- tabel yang sistematis.

2.1.6 Kasus
Pada umumnya perusahaan besar mempunyai banyak pelanggan dengan
kredit. Kondisi yang demikian mempengaruhi arus kas perusahaan.
Misal, PT SAN mempunyai penjualan 12 Januari Rp 100, 15 Februari Rp 200, dan
16 Maret Rp 300. Syarat pembayaran ditetapkan 3/20/net 30, 70 % pelanggan
membayar 20 hari setelah bulan penjualan, 20% pelanggan membayar 10 hari terakhir
bulan kesatu sesudah bulan penjualan, dan 10% pelanggan membayar bulan kedua
setelah bulan penjualan.
Berdasarkan informasi tersebut anggaran pengumpulan piutang dapat disajikan pada
Tabel. Rincian perhitungan bulan Februari, Maret, April adalah sebagai berikut :
1) Bulan Februari :
Pengumpulan piutang bulan Februari 70% x Rp 100 = Rp 70 dikurangi
potongan tunai (3% x Rp 70 = Rp 2,10) = Rp 67,90.
20% terkumpul dalam waktu 10 hari terakhir, 20% x Rp 100 = Rp 20.
Jadi dalam bulan Februari, piutang terkumpul = Rp 67,90 + Rp 20 = Rp 87,90.
2) Bulan Maret :
Piutang atas penjualan bulan Januari 10% x Rp 100 = Rp 10.
Piutang atas penjualan bulan Februari 70% x Rp 200 = Rp 140, dikurangi (3%
x Rp 140 = Rp 4,20) = Rp 135,80.
Terkumpul dalam waktu 10 hari terakhir, 20% x Rp 200 = Rp 40.
7
Jadi dalam bulan Maret, piutang terkumpul = Rp 10 + Rp 135,80 + Rp 40 =
Rp 185,80.
3) Bulan April :
Piutang atas penjualan bulan Februari 10% x Rp 200 = Rp 20.
Piutang atas penjualan bulan Februari 70% x Rp 300 = Rp 210, dikurangi (3%
x Rp 210 = Rp 6,30) = Rp 203,70.
Terkumpul dalam waktu 10 hari terakhir, 20% x Rp 300 = Rp 60.
Jadi dalam bulan Maret, piutang terkumpul = Rp 20 + Rp 203,70 + Rp 60 =
Rp 283,70.
Berikut Anggaran Piutang dalam bentuk Tabel
PT SAN
Anggaran Piutang
Tahun 20xx
Waktu Nilai penjualan Febaruari Maret April
penjualan (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Januari 100 87,90 10
Februari 200 175,80 20
Maret 300 263,70
Jumlah 87,90 185,80 283,70

2.2 Aggaran Kas


2.2.1 Pengertian Anggaran Kas
Dalam buku Didit Herlianto (2015:21) terdapat beberapa pendapat tentang pengertian
anggaran kas:
a. Bambang Riyanto menyatakan bahwa anggaran kas (cash budget) adalah
b. estimasi terhadap posisi kas untuk periode tertentu yang akan datang.
c. Erich A. Helfert menyatakan bahwa anggaran kas adalah sarana perencanaan
bulan demi bulan atau minggu demi minggu yang sangat spesifik, biasanya
disusun oleh staf keuangan suatu perusahaan.
d. M. Nafarin menyatakan bahwa anggaran kas menunjukkan kebutuhan kas
dalam jangka pendek yang merupakan bagian dari financial planning
perusahaan, yang umumnya disusun menurut jangka waktu satu tahun bagi
dalam investasi tertentu seperti bulanan, kuartalan, dan enam bulanan.

8
Menurut Nafarin (2013:309) anggaran kas adalah anggaran yang menunjukkan
perubahan kas dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan
menunjukkan arus kas masuk sebagai sumber kas dan arus kas keluar sebagai arus kas
dibelanjakan (di gunakan) sehingga tampak kelebihan atau kekurangan kas. dan saldo
kas selama periode tertentu dari suatu organisasi. Sedangakan Menurut Gunawan dan
Yunita (2017.295) anggaran kas menunjukkan aliran kas masuk, aliran kas keluar dan
posisi akhir pada setiap periode. Penyusunan anggaran kas merupakan cara yang
efektif untuk merencanakan dan mengendalikan arus kas Taksiran kebutuhan kas, dan
penggunaan kelebihan kas secara efektif.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran kas adalah
gambaran atas seluruh rencana penerimaan dan pengeluaran uang tunai yang bertalian
dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi lainnya yang menyebabkan
perubahan-perubahan pada posisi kas atau menunjukkan aliran kas pada periode
tertentu. Terdapat 3 sektor dalam anggaran kas, yaitu:
a. Sektor penerimaan kas, yang pada umumnya berasal dari penjualan tunai
barang jadi yang diproduksi, penagihan piutang, penjualan aktiva tetap,
penerimaan lain-lain seperti penghasilan bunga, penghasilan sewa,
penghasilan dividen dan lain sebagainya.
b. Sektor pengeluaran kas, yang pada umumnya berupa pengeluaran untuk biaya-
biaya baik berupa biaya utama (operating) maupun biaya-biaya bukan utama
(non operating) seperti pembelian tuani, pembayaran utang pembayaran biaya
administrasi, biaya penjualan.
c. Sektor keuangan, yang disusun apabila perusahaan mengalami deficit yang
memerlukan pinjaman dan sebagaimana pelumasannya dilakukan. Sehingga
dapat dikatakan bahwa anggaran kas merupakan gambaran atas seluruh
kegiatan penerimaan atau pengeluaran uang yang berkaitan dengan rencana
keuangan perusahaan dan transaksi lainnya yang menyebabkan perubahan-
perubahan posisi kas yang menunjukkan aliran kas pada periode tertentu.

2.2.2 Tujuan dan manfaat penyusunan anggaran kas


Menurut Didit Herlianto (2015:23) anggaran kas adalah anggaran yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang kas beserta perubahan-perubahanny dari
waktu ke waktu selama periode yang datang, baik perubahan yang berupa penerimaan
9
kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas Penyusunan anggaran kas bagi
suatu perusahaan sangatlah penting artinya bagi penjagaan likuiditasnya. Dengan
menyusun anggaran kas akan dapat diketahui kapan perusahaan dalam keadaan defisit
kas atau surplus kas karena operasi perusahaan. Dengan mengetahui adanya defisit
kas jauh sebelumnya, maka dapatlah direncanakan sebelumnya penentuan sumber
dana yang akan digunakan untuk menutupi defisit tersebut. Karena masih banyaknya
waktu maka terdapat lebih banyak alternatif sumber dana, dan makin banyaknya
alternatif sumber dana berarti, kita dapat mengadakan pemilihan sumber dana yang
biayanya paling rendah. Sebaliknya dengan mengetahui jauh sebelumnya bahwa akan
terdapat tujuan utama penyusunan anggaran kas adalah untuk:
a. Memberikan taksiran posisi kas akhir setiap periode sebagai akibat dari
surplus kas yang besar, maka jauh sebelumnya sudah dapat direncanakan
bagaimana menggunakan kelebihan dana secara efisien Dengan kata lain
operasional perusahaan.
b. Mengetahui kelebihan atau kekurangan kas pada waktunya, sekaligus untuk
menentukan kebutuhan pembiayan atas kelebihan kas menganggur untuk
investasi.
c. Menyelaraskan kas dengan total modal kerja, pendapatan penjualan, biaya,
dan utang
d. Dipakai sebagai alat pemantau posisi kas secara terus menerus.

Menurut Ellen Christina dalam buku Didit Herlianto (2015:24) cash budget
sebagai alat perencanaan perusahaan mempunyai tujuan sebagai berikut:
a) Menentukan posisi kas pada berbagai waktu dengan membandingkan uang kas
masuk dengan uang kas keluar
b) Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit atau surplus
c) Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang,
dimana bila terjadi defisit, perusahaan perlu mencari dana temabahan baru dan
sebaliknya bila perusahaan mengalami surplus maka perusahaan harus
memilih alternatif penggunaan yang paling menguntungkan.
d) Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit
e) Sebagai dasar otorisasi dana anggaran yang disediakan
f) Sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas sebenarnya

10
Anggaran kas yang dikelola dengan baik sangat diperlukan dalam perusahaan,
karena anggaran kas merupakan proyeksi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas
dalam periode tertentu. Dalam hal ini anggaran kas memiliki tujuan pokok untuk
merencanakan penganggaran kas yang seoptimal mungkin, yaitu rencana untuk
menyediakan kas yang cukup baik dalam jumlah maupun waktunya. Oleh sebab itu
maka arus kas masuk dan arus kas keluar harus diupayakan seimbang. artinya tidak
terjadi saldo kas yang berlebihan maupun kekurangan.
Saldo kas yang berlebihan dari kebutuhan akan mengorbankan kegiatan
operasional perusahaan, karena tertanam jumlah uang kas yang tidak produktif. Tetapi
sebaliknya saldo kas yang defisit, akan menyebabkan perusahaan tidak dapat berjalan
dengan baik dan akibat selanjutnya kegiatan perusahaan dapat terganggu karena
kurangnya pembiayaan. Dengan demikian diperlukan adanya penyusunan anggaran
penerimaan dan pengeluaran kas yang baik, sehingga menghasilkan jumlah saldo
yang optimal agar dapat menunjang aktivitas perusahaan. Jumlah kas yang optimal
berarti dapat membiayai operasi perusahaan sehari-hari dan kewajiban finansial
perusahaan tetap siap pada saat ditagih.
Manfaat dari anggaran kas sendiri di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Dapat diketahui posisi kas sebagai hasil rencana operasi perusahaan.
b. Mengetahui surplus atau defisit kas.
c. Dipergunakan sebagai dasar untuk mengantisipasi kebutuhan kas karena
defisit kas.
d. Sebagai dasar untuk mencapai target dan mengukut keberhasilan perusahaan.
e. Alat untuk mengkoordinasikan kegiatan perusahaan (Savitri, 2018, hlm. 115).

2.2.3 Pendekatan penyusunan anggaran kas


Menurut M. Nafarin dalam buku Didit Herlianto (2015: 25) terdapat dua
pendekatan dalam penyusunan anggaran kas, yaitu Pendekatan Kas Masuk dan Kas
Keluar dan Pendekatan Akunting Keuangan. Dari keterangan di atas, dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar
Metode in didasarkan pada analisis naik dan turun kas yang dianggarkan yang
mencerminkan semua arus kas masuk dan arus kas keluar dari anggaran
penjualan, anggaran biaya atau beban dan anggaran tambahan produk modal.

11
Metode ini sering digunakan untuk anggaran kas jangka pendek sebagai bagian
dari rencana tahunan.
2. Pendekatan Akunting Keuangan
Titik tolak dan pendekatan ini adalah laba bersih diubah dari dasar akrual menjadi
anggaran kas, artinya disesuaikan dengan perubahan rekening penundaan
rekening bukan kas, seperti: beban atau biaya terutang, beban atau biaya bayar
dimuka, depresiasi, penyusutan, penghapusan atau amortisasi. Metode ini lebik
cocok untuk anggaran kas jangka panjang Metode ini dikatakan pendekatan
akunting keuangan karena cara penyusunan anggaran kas berdasarkan ikhtisar
laba rugi dan neraca yang dihasilkan akunting keuangan.
Sedangkan menurut Ellen Christina, dkk dalam buku Didit Herlianto (2015: 25) ada
dua pendekatan dalam menyusun anggaran kas, yaitu sebagai berikut:
1. Anggaran Kas Jangka Pendek
Anggaran ini merupakan alat operasional pengendalian kas sehari-hari. Jangka
waktunya disesuaikan dengan anggaran tahunan. Anggaran ini juga berfungsi
sebagai alat pemberian otoritas kas keluar yang secara terus menerus
disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi keuangan pada umumnya.
2. Anggaran Kas Jangka Panjang
Anggaran ini meliputi jangka waktu lima sampai sepuluh tahun yang
disesuaikan dengan perencanaan perusahaan yang telah disusun. Anggaran ini
juga berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan menambah dana dari
sumber-sumber internal dan sekali gus memperkirakan saldo kas pada akhir
periode tahun anggaran.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
dalam penyusunan anggaran kas terkait dengan jangka waktu (periode) anggaran kas
yang diperlukan oleh perusahaan yaitu:
a. Anggaran kas jangka pendek yang merupakan alat operasional pengendalian
kas sehari-hari. Jangka waktunya disesuaikan dengan anggaran tahunan.
Anggaran kas seperti ini berfungsi sebagai alat pemberian otorisasi kas keluar
secara terus menerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi keuangan
pada umumnya. Perusahaan dapat menyusun anggaran kas jangka pendek,
bisa mingguan, bulanan atau kuartalan untuk tujuan pemenuhan kebutuhan kas

12
b. Anggaran kas jangka panjang Meliputi jangka waktu lima tahun sampai
dengan jangka waktu sepuluh tahun. Bilamana corporate plan, maka jangka
waktu yang tercakup dalam corporate plan tersebut. Kegunaan dari anggaran
kas ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan di dalam menambah
dana dari sumber-sumber intern dan sekali gus memperkirakan saldo akhir
tahun dari tiap-tiap anggaran. Anggaran kas jangka panjang dapat dipakai
untuk pengambilan keputusan kebijaksanaan keuangan.

2.2.4 Faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran kas


Menurut Didit Herlianto (2015:26) Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
penyusunan anggaran kas adalah penerimaan kas dan pengeluaran kas Berikut akan
dijelaskan di bawah ini, yaitu:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan kas, antara lain:
a. Anggaran penjualan, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan
jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual dari waktu ke waktu selama
periode yang akan datang. Semakin besar jumlah penjualan akan
memperbesar penerimaan kas.
b. Keadaan persaingan di pasar. Persaingan yang lebih keras akan
memperkecil pula penerimaan kas. Persaingan yang lebih lunak akan
memungkinkan perusahaan memperbesar pula penerimaan kas.
c. Posisi perusahaan dalam persaingan cukup kuat akan memperbesar
penerimaan syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan
perusahaan.
d. Kebijaksanaan perusahaan dalam penagihan piutang. Penagihan
piutang yang lebih aktif akan mempercepat penerimaan kas.
Sedangkan sebaliknya, penagihan piutang yang kurang aktif akan
memperlambat penerimaan kas.
e. Anggaran perubahan aktiva tetap, khususnya rencana tentang
pengurangan (penjualan) aktiva tetap.
f. Rencana-rencana perusahaan tentang penerimaan-penerimaan kas dari
sumber lain-lain (nonoperating), seperti misalnya penghasilan bunga,
penghasilan sewa, penghasilan dividen, dan sebagainya.

13
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas, antara lain:
a. Anggaran pembelian bahan mentah, khususnya rencana tentang jenis
(kualitas) dan jumlah (kuantitas) bahan mentah yang akan dibeli dari
waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
b. Keadaan persaingan para supplier bahan mentah di pasar persaingan
yang lebih keras akan memperkecil pengeluaran kas.
c. Posisi perusahaan terhadap pihak supplier bahan mentah. Bilamana
posisi perusahaan cukup kuat, maka perusahaan lebih dapat
“memaksakan” pembelian secara kredit, sehingga akan memperkecil
pengeluaran kas
d. Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan oleh supplier
bahan mentah. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran kas ada 2 (dua) yaitu
penerimaan kas dan pengeluaran kas.

2.2.5 Bentuk anggaran kas


Bentuk anggaran kas bagi setiap perusahaan tidak mutlak sama, tetapi
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing perusahaan. Tetapi
terdapat suatu bentuk (format) yang dinilai baik dan sistematis tentang penyusunan
anggaran kas sekali gus laporan arus kas suatu perusahaan.
Menurut Rusdi anto dalam buku Didit Herlianto (2015: 28) format anggaran
kas terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan
aktivitas pembiayaan Berikut akan dijelaskan di bawah ini, yaitu
1. Aktivitas operasi, adalah berbagai aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan
upaya perusahaan untuk menghasilkan produk sekaligus semua upaya yang
berkaitan dengan menjual produk tersebut. Karena itu didalam aktivitas
tersebut tercakup beberapa aktivitas utama, sebagai berikut:
a. Penjualan produk perusahaan
b. Penerimaan piutang dari aktivitas penjualan kredit
c. Pendapatan dari sumber diluar usaha utama d. Pembayaran tenaga
kerja
d. Pembelian bahan baku
e. Pembayaran biaya-biaya overhead
f. Pembayaran biaya-biaya pemasaran
14
g. Pembayaran biaya-biaya administrasi dan umum
2. Aktivitas investasi, adalah berbagai aktivitas yang terkait dengan pembelian
dan penjualan harta perusahaan yang dapat menjadi sumber pendapatan
perusahaan. Seperti pembelian atau penjualan gedung, tanah, mesin,
kendaraan, pembelian obligasi atau saham perusahaan lain.
3. Aktivitas pembiayaan, adalah semua aktivitas yang berkaitan dengan upaya
untuk mendukung operasi perusahaan dengan menyediakan kebutuhan dana
dari berbagai sumbernya beserta konsekuensinya. Berdasarkan definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa bentuk anggaran kas terdiri dari aktivitas operasi,
aktivitasi investasi, dan aktivitas pembiayaan.

2.2.6 Teknik penyusunan anggaran kas


Anggaran kas disusun berdasarkan anggaran-anggaran lain yang telah disusun
terlebih dahulu. Teknik penyusunan anggaran kas biasanya dilakukan dalam beberapa
tahap, yang secara garis besamya sebagai berikut:
1. Menyusun estimasi penerimaan kas (cash inflow) menurut rencana operasional
perusahaan secara terperinci.
2. Menyusun estimasi pengeluaran kas (cash outflow) secara terperinci.
3. Menggabungkan kedua estimasi tersebut dalam bentuk arus kas (cash flow)
sehingga dapat diketahui adanya defisit atau surplus karena rencana
perusahaan.
4. Jika terjadi defisit atau saldo akhir dalam arus kas lebih rendah daripada
persediaan kas yang ditetapkan perusahaan.
5. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran adanya
transaksi finansial Anggaan kas yang final ini merupakan gabungan dari
transaksi operasional dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi
penerimaan dan pengeluaran kas secara keseluruhan

Menurut Bambang Riyanto dalam buku Didit Herlianto (2015:31) tahap-tahap dalam
penyusunan anggaran kas adalah sebagai berikut:
1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran kas menurut rencana
operasional perusahaan,
2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau
sumber-sumber dana lainnya, yang diperlukan untuk menutup defisit kas
15
karena rencana operasinya perusahaan. Juga disusun estimasi pembayaran
bunga kredit tersebut beserta waktu pembayarannya kembali.
3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran kas
setelah adanya transaksi finansial, dan anggaran kas yang final ini merupakan
gabungan dari transaksi operasioanl atau transaksi finansial yang
menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas secara keseluruhan.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Teknik penyusunan


anggaran kas yaitu menyusun estimasi penerimaan kas, pengeluaran kas,
menggabungkan kedua estimasi dalam bentuk arus kas, dan menyusun perkiraan
kebutuhan dana atau kredit dari bank.

2.2.7 Sumber Informasi Penyusunan Anggaran Kas


Informasi yang diperoleh manajemen dalam menyusun anggaran kas dapat
diperoleh dari anggaran induk dan sumber informasi lainnya yang menyediakan
informasi bagi keperluan penyusunan anggaran kas. Beberapa sumber informasi
penyusunan anggaran kas tersebut menurut Nirwana & Nurasik (2020, hlm. 117) di
antaranya adalah sebagai berikut.
1. Anggaran penjualan.
Informasi yang berisi tentang perkiraan nilai penjualan perusahaan dalam
suatu periode anggaran. Dalam penyusunan anggaran kas informasi terbagi
atas penjualan secara kredit dan tunai. Hal ini karena hanya penjualan secara
tunai yang akan dimasukkan ke bagian penerimaan kas. Penjualan secara
kredit dapat dimasukkan ke anggaran kas apabila piutang pelanggan
perusahaan dapat tertagih.
2. Pola penagihan piutang.
Dalam melakukan penagihan piutang pelanggan, perusahaan harus memiliki
pola penagihan sehingga dapat membantu dalam perkiraan penerimaan kas
dari.
3. Anggaran pembelian bahan baku.
Informasi yang disajikan dalam anggaran pembelian bahan baku berisi tentang
nilai pembelian bahan baku dalam satu periode anggaran. Pembelian anggaran
bahan baku yang dilakukan secara tunai saja yang dapat masuk dalam
anggaran kas. Sedangkan pembelian secara kredit baru dimasukkan ke
16
pengeluaran kas apabila pemasok telah menerima pembayaran atau pelunasan
perusahaan.
4. Pola pelunasan utang dagang.
Perusahaan dapat memperkirakan pola penagihan utang dagangnya sehingga
dalam pola tersebut perusahaan dapat menentukan jumlah dan waktu utang
dagang yang harus dibayarkan pada pemasok.
5. Anggaran biaya tenaga kerja langsung.
Perusahaan dalam membuat anggaran biaya tenaga kerja langsung digunakan
sebagai penunjang proses kegiatan produksi yang dan dikeluarkan dalam satu
periode. Anggaran yang dimasukkan dalam anggaran kas adalah biaya tenaga
kerja langsung yang dibayarkan secara tunai. Sedangkan biaya tenaga kerja
langsung dalam satu periode anggaran yang belum dibayarkan akan menjadi
utang gaji dalam periode tersebut dan akan masuk ke anggaran kas jika telah
dibayarkan oleh perusahaan.
6. Anggaran beban operasi.
Beban operasi yang masuk ke dalam anggaran kas adalah Pengeluaran beban
operasi perusahaan yang dilakukan secara tunai. Sedangkan yang tidak
dilakukan secara tunai maka tidak masuk dalam anggaran kas, misalnya beban
penyusutan aset tetap dan beban amortisasi aset tidak berwujud.
7. Kebijakan perusahaan dalam pengeluaran beban operasi.
Dalam pencatatan akuntansi pada laporan laba rugi sering kali mengalami
perbedaan. Ini disebabkan karena adanya metode pencatatan di mana
pembebanan diakui pada saat terjadi transaksi meskipun beban tersebut belum
dibayar secara tunai, sehingga pencatatan beban yang ada dalam laporan laba
rugi berbeda dengan pencatatan beban operasi yang dibayarkan secara tunai.

8. Belanja modal.
Biaya yang dikeluarkan untuk membelanjakan barang di mana barang tersebut
memberikan manfaat lebih dari satu tahun, misalnya pembelian mesin-mesin
pabrik. Pembelian yang dilakukan secara tunai dapat dimasukkan dalam
anggaran kas.
9. Neraca tahun lalu.
Dalam Neraca tahun sebelumnya salah satu akun yang terlihat yaitu penyajian
piutang dagang dan utang. Di mana piutang dan utang tersebut sebagai dasar
17
perusahaan dalam merencanakan penerimaan dan pengeluaran anggaran kas
periode selanjutnya.

2.2.8 Kasus
Berikut ini adalah data yang dimiliki PT LARA yang dikumpulkan untuk
melakukan penyusunan anggaran kas tahunan, pada semester 1 Tahun 20XX:
Rencana Penjualan selama semester 1 Tahun 20XX
Periode Unit penjualan Harga/unit Volume penualan
(Unit) (Rp/Unit) (Rp)
Januari 5.000 3.000 15.000.000
Februari 5.500 3.000 16.500.000
Maret 6.000 3.000 18.000.000
April 7.000 3.000 21.000.000
Mei 8.000 3.000 24.000.000
Juni 7.000 3.000 21.000.000

 Sejak beroperasi, perusahaan selain menjual secara tunai, juga menjual secara
kredit. Adapun komposisi penjualannya adalah:
a. Sebesar 60% dari total penjualan adalah penjualan tunai dan sisanya
adalah penjualan kredit. Untuk penjualan tunai manajemen menetapkan
akan memberikan potongan harga sebesar 10%.
b. Untuk penjualan kredit; manajemen memberlakukan term of payment
5/10, n/60. Dari penjualan kredit diperkirakan sebesar 60% akan
memanfaatkan periode potongan, sedangkan sisanya tidak memanfaatkan
periode potongan. Dari pembeli yang tidak memanfaatkan potongan, 50%-
nya kaan membayar pada bulan transaksi dan sisanya akan membayar pada
bulan berikutnya.
c. Diperkirakan besarnya piutang tak tertagih (bad debt) adalah 5% dari
penjualan kredit.
 Besarnya Cash Opname awal Tahun 20XX adalah Rp 10.000.000,-
 Perusahaan melakukan pembelian bahan baku yang merencanakan akan dibayar
30% secara tunai dan 70% dibayar bulan berikutnya. Adapun pembelian yang
dilakukan adalah:

18
Periode Pembelian Bahan Baku (Rp)
Januari 5.000.000
Februari 6.000.000
Maret 8.000.000
April 7.500.000
Mei 9.000.000
Juni 11.000.000

 Hutang jatuh tempo yang harus dibayarkan adalah januari Rp 2.500.000,- ,


Maret Rp 1.000.000,- ,dan Juni Rp 3.000.000,-
Dari data tersebut, diminta:
1. Menyusun skedul pengumpulan piutang untuk triwulan 1 tahun 20XX.
Sertakan persiapan perhitungannya.
2. Menyusun skedul penerimaan kas untuk triwulan 1 Tahun 20XX.
3. Menyusun skedul pengeluaran kas untuk triwulan 1 Tahun 20XX.
4. Menyusun skedul kas sementara untuk triwulan 1 Tahun 20XX.
Penyelesaian kasus:
1. Penjualan Menurut Bentuk Pembayaran & Skedul Penerimaan Kas dari
Penjualan Tunai
PT LARA
Skedul Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Triwulan 1 Tahun 20XX
Keterangan Januari Februari Maret April Mei Juni
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Total 15.00.000 16.500.00 18.000.000 21.000.000 24.000.000 21.000.000
Penjualan

Penjualan 9.000.000 9.900.000 10.800.000 12.600.000 14.400.000 12.600.000


Tunai (60%)
Pot penjualan 900.000 990.000 1.080.000 1.260.000 1.440.00 1.260.000
tunai (10%)
Penjualan 8.100.000 8.910.000 9.720.000 11.340.000 12.960.000 11.340.000
tunai netto

19
Penjualan 6.000.000 6.600.000 7.200.000 8.400.000 9.600.000 8.400.000
Kredit (40%)
Bad 300.000 330.000 360.000 420.000 480.000 420.000
Debt(5%)
Piutang netto 5.700.000 6.270.000 6.840.000 7.980.000 9.120.000 7.980.000
Keterangan Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai :
a. Total penjualan : dari data Rencana Penjualan selama semester 1 Tahun
20XX
b. Penjualan Tunai (60%): Total Penjualan x 0,6 (penjualan tunai 60%). Misal,
pada bulan Januari (Rp 15.000.000 x 0.6= Rp 9.000.000).
c. Potongan Penjualan Tunai (10%): Hasil dari penjualan Tunai x 0.1 (Pot.
Penj. Tunai ). Misal, pada bulan Januari (Rp 9.000.000 x 0.1= Rp 900.000).
d. Penjualan Tunai Neto: Hasil dari penjualan tunai ˗ hasil dari pot.penjualan
tunai.Misal, pada bulan Januari (Rp 9.000.000 – Rp 9.00.000= Rp
8.100.000).
e. Penjualan Kredit (40%): Total penjualan x 0.4 (penjualan kredit 40%).
Misal, pada bulan Januari (Rp 15.000.000 x 0.4 = Rp 6.000.000).
f. Bad Debt (5%): Hasil dari penjualan kredit x 0.05 (bad debt 5%). Misal,
pada bulan Januari (Rp 6.000.000 x 0.05= Rp 300.000).
g. Piutang Neto: Hasil dari penjualan kredit – bad debt. Misal, pada bulan
Januari (Rp 6.000.000 – Rp 300.000= Rp 5.700.000) .

2. Skedul Pengumpulan Piutang / Penerimaan Kas dari Penjualan Kredit


PT LARA
Penerimaan Kas dari Penjualan Kredit
Triwulan 1 Tahun 20XX
Keterangan Januari Februari Maret April Mei Juni
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Piutang netto 5.700.000 6.270.000 6.840.000 7.980.000 9.120.000 7.980.000
Piutang yang 3.420.000 3.762.000 4.104.000 4.788.000 5.472.000 4.788.000
mendapat hak
discount(60%)

20
Discount( 5%) 171.000 188.100 205.200 239.400 273.600 239.400
Piutang netto 3.249.000 3.573.900 3.898.800 4.548.600 5.198.400 4.548.600
(setelah dikurangi
discount)
Piutang tidak 2.280.000 2.508.000 2.736.000 3.192.000 3.648.000 3.192.000
mendapat
discount(40%)
Piutang tidak
mendapat discount
dilunasi:
-Pelunasan 50%
1.140.000 1.254.000 1.368.000 1.596.000 1.824.000 1.596.000
-Pelunasan 50% 1.140.000 1.254.000 1.368.000 1.596.000 1.824.000
Total pengumpulan 4.389.000 5.967.900 6.520.800 7.512.600 8.618.400 7.968.600
piutang
Keterangan Penerimaan Kas dari Penjualan Kredit:
a. Piutang Neto didapat dari data pada Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
b. Piutang yang mendapat hak discount (60%): Piutang Neto x 0,6 (hak
discount). Misal, Pada bulan Januari (Rp 5.700.000 x 0,6= Rp3.420.000).
c. Discount 5%: Piutang yang mendapat hak discount x 0.05 (discount).
Misal, pada bulan Januari (Rp 3.420.000 x 0.05 = Rp 171.000).
d. Piutang tidak mendapat discount (40%): Piutang neto x 0.4 (piutang tidak
mendapat discount). Misal, pada bulan Januari (Rp 5.700.000 x 0,4= Rp
2.280.000).
e. Piutang yang tidak mendapat discount dilunasi: Hasil dari piutang tidak
mendapat discount x 0,5 (pelunasan 50%).Misal, pada bulan Januari (Rp
2.280.000 x 0.5= Rp 1.140.000).
f. Total Pengumpulan Piutang: Piutang neto + piutang tidak mendapat
discount. Misal, pada bulan Januari (Rp 3.249.000 + Rp 1.140.000= Rp
4.389.000).

21
3. Anggaran Penerimaan Kas
PT LARA
Anggaran Penerimaan Kas
Triwulan 1 Tahun 20XX
Sumber Januari Februari Maret April Mei Juni
penerimaan kas (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Penjualan tunai 8.100.000 8.910.000 9.720.000 11.340.000 12.960.000 11.340.000
neto
Piutang 4.389.000 5.967.900 6.520.800 7.512.600 8.618.400 7.968.600
Jumlah 12.489.000 14.877.900 16.240.800 18.852.600 21.578.400 19.308.600
Keterangan Anggaran Penerimaan Kas:
a. Penjualan Tunai Neto (dari data Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai)
b. Piutang (dari data Penerimaan Kas dari Penjualan Kredit)

4. Anggaran Pengeluaran Kas


PT LARA
Anggaran Pengeluaran Kas
Triwulan 1 Tahun 20XX
Sumber pengeluaran Januari Februari Maret April Mei Juni
kas
Pembelian bahan 1.500.000 1.800.000 2.400.000 2.250.000 2.700.000 3.300.000
baku tunai
Pembelian bahan 0 3.500.000 4.200.000 5.600.000 5.250.000 6.300.000
baku kredit
Pembayaran hutang 2.500.000 0 1.000.000 0 0 3.000.000
Jumlah 4.000.000 5.300.000 7.600.000 7.850.000 7.950.000 12.600.000

Keterangan Anggaran Pengeluaran Kas:


a. Pembelian bahan baku tunai: Data pembelian bahan baku x 0,3 (dari
perencanaan pembelian bahan baku 30% secara tunai). Misal, pada bulan
Januari (Rp 5.000.000 x 0,3 = Rp 1.500.000)

22
b. Pembelian bahan baku kredit: Data pembelian bahan baku x 0,7 (dari
perencanaan pembelian bahan baku 70% secara kredit dibayar bulan
berikutnya). Misal, pada bulan Februari (Rp 5.000.000 x 0,7 = Rp 3.500.000)
c. Pembayaran hutang: Data didapat dari soal bahwa Januari sebesar Rp
2.500.000 , Maret Rp 1.000.000 , dan Juni Rp 3.000.000.

5. Anggaran Kas
PT LARA
Anggaran Kas
Triwulan 1 Tahun 20XX
Keterangan Jaunuari Februari Maret April Mei Juni
Saldo kas awal 10.000.000 18.489.000 28.066.900 36.707.700 47.710.300 61.338700
Penerimaan kas:
-Penjualan tunai 8.100.000 8.910.000 9.720.000 11.340.000 12.960.000 11.340.000
neto
-Piutang 4.389.000 5.967.000 6.520.800 7.512.600 8.618.400 7.968.600
Kas tersedia 22.489.000 33.366.000 44.307.700 55.560.300 69.288.700 80.647.300
Pengeluaran kas:
-pembelian bahan 1.500.000 1.800.000 2.400.000 2.250.000 2.700.000 3.300.000
baku tunai
-Pembelian bahan 0 3.500.000 4.200.000 5.600.000 5.250.000 6.300.000
baku kredit
-Pembayaran 2.500.000 0 1.000.000 0 0 3.000.000
hutang
Saldo kas akhir 18.489.000 28.066.900 36.707.700 47.710.300 61.338.700 68.047.300
Keterangan Anggaran Kas :
a. Kas tersedia: Saldo kas awal + penerimaan kas. Misal, pada bulan Januari (Rp
10.000.000 + Rp 12.489.000 =Rp22.489.000)
b. Saldo kas akhir: Kas tersedia – pengeluaran kas. Misal, pada bulan Januari (Rp
22.489.000 – Rp 4.000.000 = Rp 18.489.000)

23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anggaran piutang adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci
tentang sejumlah piutang perusahaan beserta perubahan- perubahanya dari waktu ke
waktu selama periode yang akan datang Anggaran piutang menunjukan besarnya
piutang dari transaksi-transaksi penjualan secara kredit yang dilakukan perusahaan.
Anggaran tersebut menerangkan mengenai jumlah piutang yang tertagih dari waktu ke
waktu, serta menunjukan pula sisa piutang yang belum tertagih dari waktu ke waktu
selama periode yang akan datang.
Penjualan tunai berakibat arus kas masuk terjadi bersamaan dengan terjadinya
transaksi penjualan, tidak demikian dengan penjualan secara kredit. Pengaruh
penjualan kredit terhadap kas adalah sebagai berikut:
a. Jangka waktu kredit yang diberikan. Semakin panjang jangka waktu kredit,
maka semakin panjang jarak antara terjadinya transaksi penjualan dan
penerimaan uang kas dari penjualan itu.
b. Tingkat perputaran penagihan piutang. Semakin aktif petugas menagih
piutang, maka semakin cepat arus kas masuk ke dalam kas perusahaan.
c. Bonofiditas dari para debitur yang dipercaya membeli barang secara kredit
d. Situasi usaha pada umumnya. Pada kondisi usaha yang normal. likuiditas
perusahaan pada umumnya baik, maka kemungkinan penundaan pembayaran
adalah kecil. Sebaliknya bila pasaran lesu, sulit memperoleh uang tunai,
kemungkinan terjadinya penundaan menjadi semakin besar.
Menurut Ellen Christina dalam buku Didit Herlianto (2015:24) cash budget sebagai
alat perencanaan perusahaan mempunyai tujuan sebagai berikut:
a. Menentukan posisi kas pada berbagai waktu dengan membandingkan uang kas
masuk dengan uang kas keluar
b. Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit atau surplus
c. Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang,
dimana bila terjadi defisit, perusahaan perlu mencari dana temabahan baru dan
sebaliknya bila perusahaan mengalami surplus maka perusahaan harus
memilih alternatif penggunaan yang paling menguntungkan.
d. Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit

24
e. Sebagai dasar otorisasi dana anggaran yang disediakan
f. Sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas sebenarnya
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
dalam penyusunan anggaran kas terkait dengan jangka waktu (periode) anggaran kas
yang diperlukan oleh perusahaan yaitu:
a. Anggaran kas jangka pendek yang merupakan alat operasional pengendalian
kas sehari-hari. Jangka waktunya disesuaikan dengan anggaran tahunan.
Anggaran kas seperti ini berfungsi sebagai alat pemberian otorisasi kas keluar
secara terus menerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi keuangan
pada umumnya. Perusahaan dapat menyusun anggaran kas jangka pendek,
bisa mingguan, bulanan atau kuartalan untuk tujuan pemenuhan kebutuhan kas
b. Anggaran kas jangka panjang Meliputi jangka waktu lima tahun sampai
dengan jangka waktu sepuluh tahun. Bilamana corporate plan, maka jangka
waktu yang tercakup dalam corporate plan tersebut. Kegunaan dari anggaran
kas ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan di dalam menambah
dana dari sumber-sumber intern dan sekali gus memperkirakan saldo akhir
tahun dari tiap-tiap anggaran. Anggaran kas jangka panjang dapat dipakai
untuk pengambilan keputusan kebijaksanaan keuangan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Adisaputro dan Asri, Marwan. Anggaran Perusahaan. Yogyakarta :BPEE


Herlianto, Didit. Anggaran keuangan. Yogyakarta : Gosyen Publishing, 2011.
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/privacy-policy
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/anggaran-piutang/penyusunan-
anggaran-piutang
https://www.scribd.com/document/370847992/Anggaran-Piutang-Dan-Kas-2
https://serupa.id/anggaran-kas-piutang-pengertian-tujuan-manfaat-contoh-dsb/
Savitri, E. (2018). Penganggaran perusahaan.Yogyakarta: Pustaka Sahila.

26

Anda mungkin juga menyukai