18979-Article Text-23027-1-10-20170504
18979-Article Text-23027-1-10-20170504
Totok Kurniawan
ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap Bimbingan
dan Konseling, sementara upaya pengenalan Bimbingan dan Konseling hanya mengandalkan LKS
atau media yang kurang menarik. Disisi lain pemanfaatan media berbasis teknologi modern oleh
guru Bimbingan dan Konseling belum dilaksanakan. Padahal berdasarkan data yang diperoleh dari
siswa SMPN 3 Gresik kelas VII berjumlah 80 siswa memiliki smarphone android sebanyak 80 %
yaitu 64 siswa, smarphone ipone sebanyak 15 % yaitu 12 siswa. Data tersebut sebagai pijakan
membuat aplikasi berbasis android untuk mengenalkan Bimbingan dan Konseling.
ABSTRACT
The background of this research was the lack of student’s understanding to guidance and
counseling, while the introduction of guidance and counseling only relying to worksheet or
uninteresting media. In other side the utilization of modern technology based media by guidance
and counseling teacher has not been implemented. Based on the obtained data from 7 th grade
student of SMPN 3 Gresik that amounted of 80 students has smartphone android as many 80%
namely 64 students, smartphone iPhone as many 15% namely 12 students. Those data as a basis to
produce android based application to introduce guidance and counseling .
The aim of this research was to develop product namely android based guidance and
counseling introduction application which packed with guidance and counseling icon an i ma t i o n.
The media which developed based on guidance and counseling basic matters with simple and
communicative language. The procedure of development referred to Borg and Gall (1983)
procedure that applied appropriated with researcher’s purpose to produce product which meet the
acceptability criterion and deserved to applied.
The validation test result from guidance and counseling matter expert, to the quality of
android based guidance and counseling introduction application matter content to junior high
school student obtained percentage with usefulness criterion as big as 91.6%, expediency criter ion
of 96.4%, exactness as big as 89.2%, and worthiness criterion as big as 90%. The mean of overall
criterion as 92% and the mean result of guidance book scoring was 97.7%. the result of
acceptability criterion from media expert to android based guidance and counseling introdu ct io n
application as information service media for junior high school obtained classical percentage as
big as 91.3% and guidance book scoring obtained 90.4%. the result of validation test from field
user candidate (guidance and counseling teacher) of SMPN 3 Gresik obtained usefulness mea n o f
91.6%, expediency aspect 89.2%, accuracy aspect 85.7%, properness 90%. The overall scoring
mean that obtained was 89% and guidance book percentage mean was 75%. The result of field
user candidate (student) of SMPN 3 Gresik obtained usefulness mean of 90.4%, expediency aspect
91%, accuracy aspect 88.4%, properness 90.8%. The overall scoring mean that obtained was
97.3%. Based on those scoring it can be conclude that android based guidance and counsel ing
introduction application as an information media service for SMPN 3 Gresik student has fulfille d
acceptability criteria.
Sedangkan Erikson dalam (Santrock, 2002) Menurut Batuaji, dkk (2011) mengatakan
menjelaskan bahwa dalam usianya, remaja bahwa secara umum keberhasilan fungsi
memiliki perkembangan identitas yaitu identity vs Bimbingan dan Konseling bergantung pada
identity confusion yang artinya remaja tertarik persepsi siswa terhadap Bimbingan dan
untuk mengetahui siapa dirinya, bagaimana Konseling. Apabila persepsi siswa positif maka
dirinya, dan kemana ia menuju dalam kehidupan. fungsi Bimbingan dan Konseling bisa berjalan
Perkembangan global saat ini sangat memberikan dengan baik. Persepsi siswa dapat dipengaruhi
dampak yang luar biasa terhadap perkembangan oleh dua hal, yaitu faktor internal seperti
remaja. Melalui pelayanan dan pendidikan yang perkembangan siswa dan faktor eksternal seperti
baik sesuai dengan rentang usia maka siswa dapat stimulus dari lingkungan termasuk media
berkembang baik sesuai dengan tujuan Bimbingan dan Konseling. Memang ada beberapa
perkembangan dan tujuan pendidikan. Peran siswa yang mempersepsikan guru Bimbingan dan
orangtua saja tidak cukup untuk mengatasi Konseling secara negatif. Alasannya adalah guru
permasalahan tersebut, sehingga juga memerlukan Bimbingan dan Konseling sebagai polisi sekolah
bantuan dari bapak dan ibu guru khususnya guru dan tempatnya siswa yang bermasalah. Informasi
Bimbingan dan Konseling yang ada di sekolah. seperti ini didapatkan melalui teman, keluarga, dan
Guru Bimbingan dan Konseling adalah guru media cetak maupun elektronik. Inilah yang
yang tidak bergerak dalam bidang studi. Namun membuat pemahaman siswa kurang optimal ketika
bergerak dalam pengembangan potensi siswa dan guru Bimbingan dan Konseling memberikan
menangani masalah yang dihadapi oleh siswa. layanan.
Masalah yang begitu kompleks terkadang
Menurut Barbara & Hariastuti (2008)
menghambat proses pembelajaran. Permasalahan
layanan informasi diberikan oleh guru Bimbingan
tersebut muncul dari siswa yang berkaitan dengan
dan Konseling baik secara klasikal maupun
pribadi, sosial, belajar, dan karir. Maka peran
individual. Penerapan antar keduannya dilakukan
Bimbingan dan Konseling sangat penting dalam
secara fleksibel bergantung pada kebutuhan siswa.
mengatasi permasalahan siswa tersebut apalagi
Selama ini pelayanan informasi tidak pernah
pada saat ini perkembangan jaman yang semakin
dilakukan dengan pemanfaatan media, melainkan
canggih sehingga mampu memicu permasalahan
hanya melalui media LKS dengan ceramah
bagi siswa. Oleh karena itu, pelayanan Bimbingan
sehingga jarang siswa dapat tertarik dan menerima
dan Konseling sangat dibutuhkan siswa terutama
informasi secara maksimal. Siswa cenderung tidak
pada siswa SMP. Semua siswa SMP
tertarik dan akan bersikap pasif/memberikan
membutuhkan layanan Bimbingan dan Konseling,
respon minimal.
namun peneliti berasumsi bahwasannya kelas VII
SMP sangat membutuhkan pemahaman mengenai Berdasarkan hasil wawancara terhadap Guru
Bimbingan dan Konseling dasar secara umum Bimbingan dan Konseling didapatkan hasil
karena sebelumnya mereka tidak mendapatkan pemberian layanan Bimbingan dan Konseling saat
layanan tersebut di jenjang pendidikan tingkat ini masih menggunakan Lembar Kerja Siswa
sekolah dasar, (LKS). Sehingga banyak siswa yang belum
memiliki ketertarikan dalam mengikuti layanan
Fungsi dari layanan Bimbingan dan
Bimbingan dan Konseling. Selain itu hasil
Konseling antara lain fungsi pemahaman,
wawancara dengan siswa tentang persepsi siswa
pencegahan, pengentasan, dan pengembangan.
terhadap Bimbingan dan Konseling mengatakan
Keempat fungsi tersebut akan sangat sesuai
pertama, bahwasannya Bimbingan dan Konseling
dengan kebutuhan siswa terutama di era sekarang
adalah tempatnya masalah, kedua Bimbingan dan
ini yang banyak terpapar oleh kecanggihan
teknologi informasi terutama internet, salah Konseling tempat untuk mecari kesegaran atau
berteduh, dan ketiga, Bimbingan dan Konseling
satunya adalah fungsi pencegahan yang sifatnya
sebagai polisi sekolah sehingga banyak siswa yang
mencegah terjadinya masalah yang diakibatkan
masih kurang mengerti peran, fungsi serta tugas
oleh dampak negatif kecanggihan teknologi
Bimbingan dan Konseling dalam sekolah. Padahal
informasi terutama internet. Dengan pemberian
peran Bimbingan dan Konseling ini sangat luar
layanan Bimbingan dan Konseling, perkembangan
biasa dalam pendidikan, terutama dalam
siswa akan lebih optimal dan mengurangi tekanan
perkembangan siswa dan mengembangkan potensi
masalah yang dialami siswa.
Pengembangan Aplikasi Pengenalan Bimbingan Dan Konseling Berbasis Android Sebagai Media Layanan
Informasi Untuk Siswa Smp Negeri 3 Gresik
yang dimiliki oleh siswa. Berdasarkan observasi penyesuaian dengan kemajuan yaitu dengan
kepada siswa SMP Negeri 3 Gresik, khususnya pengembangan teknologi informasi dengan tujuan
kelas VII, banyak siswa yang tidak mengerti untuk meningkatkan minat siswa dalam mengenal
tentang apa itu Bimbingan dan Konseling, peran Bimbingan dan Konseling serta mampu sebagai
Bimbingan dan Konseling, fungsi Bimbingan dan bahan untuk memahami segala hal tentang
Konseling, tujuan Bimbingan dan Konseling dan Bimbingan dan Konseling.
Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Serta
Pengembangan teknologi dalam penelitian
siswa cenderung pasif jika pemberian layanan
ini adalah aplikasi software yang dispesifikasikan
tidak memakai media apapun saat pemberian
pada smartphone berbasis android. Secara umum
layanan informasi.
software sangat erat kaitanya dengan proses
Layanan informasi yang dimaksudkan penggunaan komputer, karena setiap software
berusaha untuk memenuhi kekurangan individu yang diciptakan akan diproses terlebih dahulu oleh
akan informasi yang mereka perlukan. Dalam komputer. Software komputer merupakan istilah
layanan ini kepada peserta layanan disampaikan umum yang digunakan untuk menggambarkan
berbagai macam informasi. Dalam hal ini adalah koleksi program, prosedur dan dokumentasi
informasi mengenai Orientasi Bimbingan dan komputer yang melakukan beberapa tugas pada
Konseling, yang mencakup orientasi perseorangan, sebuah sistem komputer (Wimatra, dkk. 2008).
perkembangan dan permasalahan. Informasi Software juga dapat diartikan sebagai sekumpulan
tersebut kemudian diolah dan digunakan oleh data elektronik yang disimpan dan diatur oleh
individu untuk kepentingan hidup dan komputer, data elektronik ini dapat berupa
perkembangannya (Prayitno:2004). Layanan program atau instruksi yang digunakan untuk
informasi pengenalan Bimbingan dan Konseling menjalankan komputer (Vicky, 2012). Pada era
berbasis android ini akan sangat memudahkan globlasisasi perkembangan teknologi informasi
dalam proses pengenalan Bimbingan dan dan komunikasi telah memberikan pengaruh pada
Konseling pada siswa kelas VII karena android terhadap dunia pendidikan. Penggunaan media
merupakan system operasi yang banyak digunakan berbasis software dapat digunakan dalam
pada smartphone yang dimiliki oleh siswa kelas pemberian layanan Bimbingan dan Konseling.
VII selain banyak digunakan sistem operasi ini Jenis software yang akan dikembangkan yaitu
user friendly atau mudah digunakan tidak perlu jenis aplication berbasis android. Sejalan dengan
waktu yang lama untuk dapat menguasai perkembangan Teknologi Informasi dan
pemakaian sistem operasi ini, dan tampilan yang Komunikasi (TIK). Perkembangan software
menarik juga tidak kalah dengan sistem operasi berbentuk aplikasi saat ini tidak hanya berkutat
yang lain. pada bidang komputerisasi saja, melainkan juga
merambah pada bidang mobile ( Hand phone,
Urgensi Bimbingan dan Konseling mengacu
PDAs, laptop, dsb). Oleh karena itu,
pada perkembangan serta kemajuan teknologi
pengembangan software pengenalan bimbingan
yang mutakir, salah satunya penggunaan alat dan
dan Konseling ini juga disesuaikan dengan
media komunikasi serta informasi elektronik baik
perkembangan TIK.
secara online maupun offline. Penggunaan media
teknologi yang mutakir akan senantiasa merubah Pengembangan software aplikasi pada
gaya serta penerapan Bimbingan dan Konseling Smartphone android ini didasarkan pada konsep
yang konvensional. Sebagaimana tujuan dari Mobile Learning (M-Learning). M-Learning
teknologi yaitu untuk mengefisienkan atau untuk adalah pembelajaran dengan menggunakan
mempermudah akses informasi. Maka perangkat mobile seperti PDAs, mobile phone,
penerapannya dalam Bimbingan dan Konseling laptop, dan peralatan teknologi informasi lain
juga mengacu cara yang sama tanpa mengubah untuk pembelajaran (Sutopo, 2012). M-Learning
konteks dari Bimbingan dan Konseling tersebut. juga diartikan sebagai pembelajaran secara mobile
Alat - alat atau media dalam akses informasi di era yang dapat dikembangkan dan mampu menyentuh
global ini sangat mutakir dan beragam, seperti serta melibatkan pikiran dan aktivitas belajar
internet, komputer dan media yang lainnya. Oleh individu dimana saja dan kapan saja (Darmawan,
karena itu, pemilihan media Bimbingan dan 2011). Aplikasi android yang ingin dikembangkan
Konseling juga perlu melakukan pencegahan dan oleh peneliti adalah siswa akan lebih mudah dalam
Pengembangan Aplikasi Pengenalan Bimbingan Dan Konseling Berbasis Android Sebagai Media Layanan
Informasi Untuk Siswa Smp Negeri 3 Gresik
mengenal Bimbingan dan Konseling di sekolah. android. Seluruh pembahasan akan tercakup
Software ini didalamnya terdapat materi tentang dalam judul penelitian yaitu Pengembangan
Bimbingan dan Konseling yang informatif, video Aplikasi Pengenalan Bimbingan dan Konseling
motivasi 4 bidang layanan Bimbingan dan Berbasis Android Sebagai Media Layanan
Konseling, dan menu refleksi diri. Informasi Untuk Siswa SMP Negeri 3 Gresik.
uji coba awal ini berupa kualitatif maupun pengguna dan atau dapat menuliskan dalam
kuantitatif akan menjadi bahan masukan jurnal, dalam bentuk buku (handbook)
untuk melakukan revisi produk awal. dengan ukuran sesuai ketentuan.
5. Merevisi produk hasil uji coba (main product
revision) Prosedur yang akan digunakan dalam
Revisi produk berdasarkan saran dan hasil uji penelitian pengembangan ini disesuaikan dengan
coba. Penilaian secara kualitatif ini akan langkah-langkah yang terdapat pada model
menjadi bahan untuk melakukan evaluasi pengembangan Borg dan Gall dalam Setyosari
terhadap produk yang dikembangkan. Jika (2013), sebanyak lima tahapan dengan
tahapan perbaikan sudah selesai dilakukan pertimbangan keterbatasan kemampuan dan waktu
maka peneliti kemudiakan mengadakan uji yang dimiliki peneliti. Adapun kelima langkah-
coba lagi. langkah prosedur tersebut meliputi: (1) Penelitian
6. Uji coba lapangan (main field testing) dan pengumpulan informasi awal (research and
Untuk produk yang telah selesai direvisi, information collecting), (2) Perencanaan (Planning),
selanjutnya produk akan diujicobakan (3) Pengembangan Draf Produk (Develop
kedalam skala yang lebih besar dan luas. Uji Preliminary Form of Product), (4) Penilaian
lapangan ini dilakukan terhadap sekitar 5-15 Validitas Dari Uji Ahli Materi, Media dan Calon
sekolah dengan melibatkan 50-100 subjek Pengguna (Uji Coba Lapangan Awal), (5) Revis i
penelitian. Data penilaian secara kuantitatif Hasil Uji Coba.
kemudian dikumpulkan dan dianalisis sesuai
Pada tahap penilaian validitas, terdapat
dengna tujuan khusus yang ingin dicapai,
beberapa model uji validitas yang akan mengukur
ataupun apabila memungkinkan
kriteria akseptabilitas pada pengembangan produk
dibandingkan dengan kelompok kontrol yang
oleh para ahli di masing-masing bidang dengan
pada akhirnya dilakukan revisi lebih lanjut.
pendidikan minimal S2. Uji –uji validitas tersebut
7. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan
adalah uji validitas ahli materi yang dilakukan oleh
(operasionnal product revision)
2 dosen berpengalaman yang ahli dalam bidang
Tahap ini menyempurnakan produk berasal
bimbingan dan konseling, uji validasi ahli media
dari hasil uji lapangan ditahap sebelumnya.
yang akan dikonsultasikan pada salah satu dosen
Hasilnya ini melibatkan kelompok subjek
teknologi pendidikan yang kompeten, dan uji
lebih besar untuk menentukan keberhasilan
validasi pengguna yang dilakukan oleh guru BK
produk dalam mencapai tujuannya dan
sebagai ahli pembelajaran serta siswa kelas VII
mengumpulkan informasi. Selanjutnya dapat
SMP Negeri 3 Gresik sebanyak 7 orang. Jumlah ini
diujikan lagi pada tahap berikutnya.
berdasarkan teori Borg and Gall (2003) yang
8. Uji pelaksanaan lapangan (operational field
testing) menyatakan uji kelompok kecil dilakukan terhadap
6-12 orang siswa.
Uji lapangan ini pelaksanaannya melibatkan
10-30 sekolah atau terhadap jumlah siswa Pelaksanaan uji validitas bertujuan untuk
sekitar 40 hingga 200 subjek penelitian, yang mengukur aspek-aspek yang menjadi kriteria
kemudian menyertakan observasi, keakseptabilitasan pada sebuah produk yang sedan g
wawancara, dan angket sebagai sebagai dikembangan. Kriteria-kriteria tersebut akan diukur
penilaian yang perlu untuk dianalisis. dalam uji akseptabilitas yang meliputi kriteria
9. Penyempurnaan produk akhir/ Revisi Produk kegunaan, kelayakan, kepatutan, dan ketepatan.
Akhir (final product revision)
Revisi produk akhir inilah produk dikatakan Dalam penelitian pengembangan ini, analisis
benar-benar valid apabila telah melewati data yang digunakan adalah analisis isi dan analisis
serangkaian uji coba lapangan secara deksriptif presentase dimana analisis isi digunakan
bertahap dan beberapakali. untuk menganalisis data yang bersifat kualitatif
10. Diseminasi dan implementasi (dissemination yang diperoleh dari saran, kritik, masukan dari
and implementation) reviewer media, validasi ahli Bimbingan dan
Pada tahap terakhir ini yakni menyampaikan Konseling dan Pengguna Lapangan. Hasil analisis
hasil pengembangan meliputi proses, ini digunakan untuk memperbaiki dan merevisi
prosedur, program, atau produk kepada para produk yang dikembangkan. Sedangkan, analisis
deskriptif presentasi diperoleh dari hasil angket
Pengembangan Aplikasi Pengenalan Bimbingan Dan Konseling Berbasis Android Sebagai Media Layanan
Informasi Untuk Siswa Smp Negeri 3 Gresik
yang diberikan pada ahli materi, ahli media dan kegunaan, kelayakan, kepatutan, dan ketepatan
Pengguna Lapangan. dengan hasil penilaian berkategori baik-sangat baik
dan tidak perlu direvisi secara keseluruhan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Selain penilaian secara kuantitatif oleh
Berdasarkan dari hasil analisis data uji validator dan pengguna terdapat juga penilaian
validitas secara kuantitatif yang diperoleh dari uji secara kualitatif terhadap aplikasi pengenalan
validasi kedua ahli materi terhadap Aplikasi Bimbingan dan Konseling berbasis android beserta
Pengenalan Bimbingan dan Konseling berbasis buku panduannya untuk bahan evaluasi berupa saran
android dengan mendapatkan hasil 92% dan buku dan masukan sehingga diperoleh hasil produk yang
panduan penggunaan media aplikasi pengenalan lebih menarik dan mudah diterima oleh pengguna.
Bimbingan dan Konseling berbasis android sesuai Saran dan masukan bagi aplikasi pengenalan
kriteria kegunaan, kelayakan, kepatutan, dan Bimbingan dan Konseling berbasis android tersebut
ketepatan maka diperoleh rata-rata total 97,7% yang berupa penambahan judul aplikasi, penambahan
kemudian diintrepretasikan dari penilaian Mustaji motto memotivasi, peringkasan menu, dan cover
(2005), maka aplikasi beserta buku panduan belakang berisi ringkasan program. Untuk penilaian
penggunaan media aplikasi pengenalan Bimbingan buku panduan penggunaan media aplikasi
dan Konseling berbasis android dikategorikan pengenalan Bimbingan dan Konseling berbasis
sangat baik, tidak perlu revisi (81%-100%). android secara kualitatif diperoleh saran berupa
Berdasarkan hasil uji valititas ahli media yang pengubahan jenis font pada subtitle, penambahan
telah dianalisis secara kuantitatif terhadap penilaian caption pada video, dan penghapusan jawaban benar
aplikasi pengenalan Bimbingan dan konseling yang pada menu refleksi. Saran dan masukan yang telah
telah dikembangkan didasarkan pada aspek desain, diberikan didarapkan dapat menjadi bahan evaluasi
aspek video dan audio, aspek kepraktisan aplikasi, terhadap bagian-bagian dalam aplikasi pengenalan
aspek huruf dan font, dan aspek aplikasi bersifat Bimbingan dan Konseling berbasis android beserta
legal/asli maka diperoleh rata-rata nilai total sebesar buku panduan penggunaannya agar lebih menarik,
91, 3% beserta buku panduan penggunaan media mudah dipahami, dan materi tersampaikan dengan
aplikasi pengenalan Bimbingan dan Konseling baik kepada para pengguna yang lebih luas.
berbasis android yang memperoleh rata-rata nilai
total 90,4 % dimana keduanya dikategorikan sangat PEMBAHASAN
baik, tidak perlu revisi. Berdasarkan pelaksanaan dan hasil
Berdasarkan hasil analisis uji validasi pengembangan aplikasi pengenalan bimbingan dan
pengguna secara kuantitatif yang dilakukan oleh Konseling berbasis android sebagai media layanan
dua Guru BK serta enam siswa untuk uji coba informasi yang akan diberikan bagi siswa sekolah
pengguna lapangan terhadap aplikasi pengenalan menengah pertama di SMPN 3 Grsik yang telah
Bimbingan dan Konseling berbasis android dengan dipaparkan. Maka dalam pembahasan ini akan
nilai keseluruhan sebes ar 89% dengan predikat diulas mengenai serangkaian proses pengembangan
sangat baik dan tidak perlu direvisi serta buku media aplikasi pengenalan Bimbingan dan
panduan penggunaan aplikasi pengenalan Konseling berbasis android. Penelitian
Bimbingan dan Konseling berbasis android yang pengembangan ini menggunakan model
memperoleh rata-rata total nilai 75% dengan pengembangan dari Borg dan Gall (1983).
kategori Baik, tidak perlu revisi (66%-80%). Penelitian ini lebih menekankan pada tahapan
Selanjutnya, uji validasi calon pengguna yang proses pengembangan sebuah produk. Adapun
dilakukan oleh siswa kelas VII SMPN 3 Gresik tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
sebanyak 6 orang diperoleh hasil penilaian terhadap adalah menghasilkan aplikasi pengenalan bimbingan
aplikasi pengenalan Bimbingan dan Konseling dan Konseling berbasis android yang layak
berbasis android dengan hasil 97,3% yang digunakan sebagai media dalam menyampaikan
diinterpretasikan sangat baik, tidak perlu direvis. layanan informasi tentang Bimbingan dan Konseling
Sehingga berdasarkan penilaian yang telah untuk siswa sekolah menengah pertama.
dilakukan oleh para validator dan pengguna melalui Selain itu penelitian ini didasarkan pada
angket yang telah diberikan maka dapat disimpulkan fenomena permasalahan yang terjadi di lapangan.
bahwa aplikasi pengenalan Bimbingan dan Seperti yang telah dipaparkan dalam hasil survey
Konseling berbasis android beserta buku lapangan yang sudah diperoleh sebagai data awal
panduannya telah memenuhi kriteria kriteria ketika melakukan studi pendahuluan. fenomena
Pengembangan Aplikasi Pengenalan Bimbingan Dan Konseling Berbasis Android Sebagai Media Layanan
Informasi Untuk Siswa Smp Negeri 3 Gresik
Aplikasi
Pengembangan
Jumlah Subyek
Ahli Validasi
Buku Panduan
dan Konseling yang membuat siswa memiliki
pandangan negatif dan perkembangan teknologi
yang semakin modern. Sehingga peneliti berusaha
mengkombinasikan perkembangan teknologi yang
modern saat ini dengan permasalahan yang ada
dilapangan. Peneliti berusaha menghasilkan produk 2 Uji Validasi 92% 97,7%
yang informatif buat siswa sekolah menengah Ahli Materi
pertama. Dalam mengembangkan aplikasi
pengenalan Bimbingan dan konseling bagi s iswa 2 Uji Validasi 91,3 90,4%
sekolah menengah pertama adalah melakukan Ahli Media %
identifikasi kebutuhan untuk need asessesmen 3 Uji Validasi 89% 75%
selanjutnya, peneliti melakukan wawancara dengan Calon
siswa dan guru BK Dari fenomena-fenomena yang Pengguna
didapatkan dilapangan yang menjadi acuan dalam Lapangan
penelitian pengembangan aplikasi pengenalan Guru
Bimbingan dan Konseling ini. Dalam penelitian Bimbingan
pengembangan ini didasarkan pula dengan teori dan
yang relevan untuk dijadikan sebagai acuan dalam Konseling
perancangan aplikasi pengenalan Bimbingan dan 4 Uji Validasi 97,3 -
Konseling berbasis android sebagai media bagi Calon %
siswa SMP. Teori yang sesuai dengan aplikasi Pengguna
pengenalan Bimbingan dan Konseling ini yaitu teori Lapangan
kerucut pengalaman (Edgar Dale dalam Masters, Siswa
2013) yang menyebutkan bahwa siswa akan
menunjukkan tingkat pengalaman yang diperoleh Berdasarkan tabel 4.15 dapat disimpulkan
ditinjau dari sumber belajarnya. Seberapa besar bahwa aplikasi pengenalan Bimbingan dan
pengalaman siswa jika diperoleh dengan melakukan Konseling berbasis android berada pada kategori
aktivitas secara langsung hingga pengalaman yang “baik” dan “sangat baik” serta memenuhi kriteria
diperoleh dari sumber belajar yang hanya bersifat akseptabilitas yang meliputi aspek kegunaan,
simbolik, serta bagaimana hasil dari proses belajar kelayakan, ketepatan dan kepatutan. Apabila
tersebut. Teori ini dikombinasikan ke dalam isi dibandingkan dengan kirteria kelayakan produk
aplikasi pengenalan Bimbingan dan Konseling menurut Mustaji (2005) adalah sangat baik tidak
berbasis android. perlu direvisi.
Terdapat beberapa tahapan dalam
melaksanakan penelitian ini. Tahap pertama SIMPULAN
melakukan analisis produk yang terdiri atas survey Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk
lapangan dan studi kepustakaan (penelitian dan menghasilkan produk media aplikasi Pengenalan
pengumpulan informasi awal). Tahap kedua Bimbingan dan Konseling berbasis android sebagai
melakukan perencanaan, dalam tahap ini melakukan media layanan informasi Sekolah Menengah
beberapa kegiatan seperti Pertama yang akseptabilitas. Dalam pengembangan
halnya: perumusan tujuan, sasaran produk, ini peneliti menggunakan metode penelitian
komponen produk, serta materi aplikasi pengenalan pengembangan Borg & Gall. Adapun tahapan -
Bimbingan dan Konseling. Tahap selanjutnya di tahapan yang telah dilakukan peneliti menurut Borg
tahap ketiga, yaitu tahap pengembangan draf & Gall adalah Penelitian dan pengumpulan
produk. Tahap berikutnya, tahapan keempat yaitu informasi awal terbagi atas a) pengumpulan
penilaian validitas dari uji ahli materi, media, dan Informasi dan menganalisisnya dan b) studi
calon pengguna. Berikut rekapitulasi hasil yang kepustakaan, perencanaan, pengembangan draf
diperoleh : produk, penilaian validitas dari uji ahli materi,
media, dan calon pengguna, dan terakhir yaitu
Rekapitulasi Hasil Uji Validasi Ahli merevisi hasil produk uji coba Berdasarkan hasil uji
validasi kepada ahli Bimbingan dan Konseling dan
ahli media Teknologi pendidikan.
Pengembangan Aplikasi Pengenalan Bimbingan Dan Konseling Berbasis Android Sebagai Media Layanan
Informasi Untuk Siswa Smp Negeri 3 Gresik
Berdasarkan hasil uji validasi ahli materi memanfaatkan layanan Bimbingan dan
Bimbingan dan Konseling, terhadap penilaian Konseling.
kualitas isi materi aplikasi pengenalan Bimbingan 2. Bagi Sekolah
dan Konseling siswa sekolah menengah pertama. Isi Media aplikasi pengenalan Bimbingan dan
materi yang tedapat pada aplikasi ini. berfokus pada Konseling ini bisa dijadikan media untuk
materi dasar - dasar Bimbingan dan Konseling dari menunjang kurikulum berbasis teknologi di
berbagai literatur yang sajikan dengan bahasa yang sekolah serta dapat digunakan sebagai media
komunikatif. Adapun hasil yang didapat dari yang mudah untuk siswa..
penilaian ahli materi diperoleh persentase dengan 3. Bagi Siswa
kriteria kegunaan sebesar 91,6% kriteria kelayakan Siswa diharapkan dapat memanfaatkan
sebesar 96,4%, kriteria ketepatan sebesar 89,2%, aplikasi pengenalan Bimbingan dan Konseling
dan kriteria kepatutan sebesar 90%. Rata - rata dari berbasis android sebagai media layanan
keseluruhan kriteria adalah 92%. Dari hasil tersebut, informasi ini bisa dijadikan dengan baik
menurut Mustaji (2005), produk aplikasi pengenalan melalui bimbingan dari guru BK maupun
Bimbingan dan Konseling telah memenuhi kriteria secara mandiri untuk lebih mudah untuk
sangat baik, tidak perlu direvisi. memahami makna Bimbingan dan Konseling
Sementara untuk hasil uji validasi ahli media, dengan baik.
aplikasi pengenalan Bimbingan dan Konseling 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
persentase sebesar 91,3% dengan kategori sangat Pengembangan aplikasi pengenalan
baik, tidak perlu direvisi. Adapun hasil penilaian Bimbingan dan Konseling berbasis android
dari uji validitas calon pengguna yaitu, guru BK yang terbatas pada uji calon pengguna,
SMP Negeri 3 Gresik menunjukkan persentase diharapkan mampu untuk dilanjutkan oleh
dengan kriteria kegunaan sebesar 91,6%, kriteria peneliti selanjutnya dalam tahapan penelitian
kelayakan sebesar 89,2% kriteria ketepatan sebesar pengembangan hingga uji coba lapangan yaitu
85,7% dan kriteria kepatutan sebesar 90% dan 6 menguji efektivitas kelompok kecil dan
siswa calon pengguna menunjukan persentase kelompok besar dari penggunaan aplikasi
dengan kriteria kegunaan sebesar 90,4%, kriteria pengenalan Bimbingan dan Konseling berbasis
kelayakan sebesar 91% kriteria ketepatan sebesar android.
88,4% dan kriteria kepatutan sebesar 90,8% Dari
hasil tersebut, menurut Mustaji (2005), produk
aplikasi pengenalan Bimbingan dan Konseling
berbasis android telah memenuhi kriteria kelayakan DAFTAR PUSTAKA
sangat baik, tidak perlu direvisi.
Batuadji, K., Atamimi N., B Sanmustari R. (2011).
Berdasarkan hasil validasi penilaian ahli Hubungan Antara Efektifitas Fungsi
materi, ahli media, dan ahli calon pengguna guru Bimbingan dan Konseling Dengan Persepsi
Bimbingan dan Konseling dan siswa pengembangan Siswa Terhadap Bimbingan dan Konseling
aplikasi Pengenalan Bimbingan dan Konseling disekolah menengah Pertama Stella Duce I
berbasis android sebagai media layanan informasi Yogyakarta. Jurnal psikologi
siswa SMP telah memenuhi kriteria akseptabilitas
Barbara, Fely Y., Hariastuti, Retno T. ( ).
meliputi, aspek kegunaan, kelayakan, ketepatan,
Meningkatkan Pertisipasi siswa Mengikuti
dan kepatutan. Sehingga aplikasi ini layak untuk Layanan Informasi Melalui Penggunaan
digunakan untuk siswa SMPN 3 Gresik. Media Permainan. Skripsi tidak diterbitkan.
Surabaya:Universitas Negeri Surabaya
SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, terdapat Masters, Ken. (2013). Edgar Dale’s Pyramid of
beberapa saran yang ditunjukkan kepada beberapa Learning in Medical Education: A
pihak yaitu: LLiterature Review. The Journal of
1. Bagi guru bimbingan dan konseling Educational Psychology, (10), (Online),
Aplikasi pengenalan Bimbingan dan (https://www.scribd.com/document/3386499
71/EDGAR-DALE-pdf, diakses 31 Maret
Konseling diharapkan dapat membantu guru 2017).
bimbingan dan konseling dalam memberikan
layanan informasi untuk mengenalkan Prayitno & Amti. (2009). Dasar-dasar Bimbingan dan
Bimbingan dan Konseling agar siswa dapat konseling. Jakarta : PT.Rineka Cipta
Pengembangan Aplikasi Pengenalan Bimbingan Dan Konseling Berbasis Android Sebagai Media Layanan
Informasi Untuk Siswa Smp Negeri 3 Gresik