AGAMA
AGAMA
DOSEN PENGAMPU:
NANIK, M.Pd.I
DISUSUN OLEH :
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita, sehingga kita selalu dalam
keadaan sehat wal 'afiat. Sesungguhnya hanya kepada Allah lah kita memohon ampunan dan
pertolongan. Sholawat serta salam tak lupa tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad
SAW, yang diutus oleh Allah ke bumi untuk meluruskan manusia. Membawa kita dari kejahiliyahan
menuju cahaya Islam. Karena hidayah-Nya pula, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Nanik, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah
Agama Islam, yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan, serta semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan mohon maaf apabila dalam makalah ini ada banyak terdapat kesalahan. Penulis
juga mohon kritik dan saran apabila dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................3
1. Pengertian Halal..............................................................................................................................3
2. Pengertian Haram............................................................................................................................3
A. Bangkai............................................................................................................................................5
B. Darah...............................................................................................................................................6
C. Daging babi......................................................................................................................................6
D. Khamar............................................................................................................................................6
G. Jallalah.............................................................................................................................................7
iii
I. Kuda..................................................................................................................................................8
J. Anjing...............................................................................................................................................8
BAB III........................................................................................................................................................10
PENUTUP...................................................................................................................................................10
KESIMPULAN.........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia tak pernah berpisah dengan lingkungan sekitarnya. Allah SWT, menciptakan
berbagai makhluk hidup diantaranya manusia, hewan dan tumbuhan. Makhluk hidup tersebut
merupakan satu kesatuan dalam hubungan sosial antar makhluk hidup. Manusia membutuhkan
bahan yang dapat ia olah menjadi makanan yang dapat membuat dia tidak letih dalam
menjalankan aktivitas kehidupannya atau dapat dikatakan manusia membutuhkan hewan dan
tumbuhan sebagai bahan untuk membuat olahan dari kulit ia dapat makan dan dapat
menambah energi tubuhnya yang akan habis, hewan juga membutuhkan manusia namun ada
juga hewan yang hidup di alam liar sehingga tidak membutuhkan bantuan manusia dalam
hidupnya. Makhluk hidup yang diciptakan Allah SWT diciptakan untuk tetap bertasbih dan
bersujud kepada-Nya. Apakah itu manusia,hewan maupun tumbuhan. Semuanya tetap harus
mematuhi perintah dari Tuhan-nya dan menjauhi segala larangannya. Terkhusus bagi manusia
sebagai khalifah di muka bumi ini. Manusia perlu menghindari setiap perbuatan atau sikap dan
sifat yang berdampak negatif, tidak memakan makanan yang telah dilarang dalam agama. Maka
dari itu, manusia harus selalu mengingat hal-hal yang dilarang dalam agamanya.
B. Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian halal dan haram ?
b. Hadist atau Quran Surah apa yang menerangkan tentang halal dan haram?
C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui pengertian dari halal dan haram.
v
b. Mengetahui dalil ( hadist atau Quran Surah) yang menerangkan tentang halal dan haram.
vi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Halal
Kata halal berasal dari bahasa Arab ( )حاللyang berarti disahkan, diizinkan, dan
diperbolehkan. Pada prinsipnya semua makanan dan minuman yang ada di dunia ini halal
semua untuk dimakan dan diminum kecuali ada larangan dari Allah yaitu yang terdapat
dalam Al Quran dan yang terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW. Tiap benda di
permukaan bumi menurut hukum asalnya adalah halal kecuali kalau ada larangan secara
syari. Dalam sebuah hadist Rosulullah SAW pernah ditanya para sahabat tentang hukum
minyak sapi (samin), keju, kulit binatang beserta bulunya untuk perhiasan maupun untuk
tempat duduk.
2. Pengertian Haram
Kata haram berasal dari bahasa Arab ( )ݛݦحyang berarti larangan (dilarang oleh agama).
Termasuk di antara keluasan dan kemudahan dalam syariat Islam, Allah Subhanahu wa
Ta’ala menghalalkan semua makanan yang mengandung maslahat dan manfaat, baik yang
kembalinya kepada ruh maupun jasad, baik kepada individu maupun masyarakat. Demikian
pula sebaliknya Allah mengharamkan semua makanan yang memudhorotkan atau yang
mudhorotnya lebih besar daripada manfaatnya. Hal ini tidak lain untuk menjaga kesucian
dan kebaikan hati, akal, ruh, dan jasad, yang mana baik atau buruknya keempat perkara ini
sangat ditentukan setelah hidayah dari Allah dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh
manusia yang kemudian akan berubah menjadi darah dan daging sebagai unsur penyusun
hati dan jasadnya.
1.“Barang yang di halalkan oleh Allah dalam kitab-Nya adalah halal, dan barang yang
diharamkan oleh Allah dalam kitab-Nya adalah haram. Dan sesuatu yang tidak dilarang-Nya,
maka barang itu termasuk yang dimaafkan-Nya, sebagai kemudahan bagi kamu.”(HR. Ibnu
Majah dan Tirmidzi) Fiqih sunnah oleh Sulaiman Ar Rasyid).
vii
2)“Dan makanlah makan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah telah berikan
rezekinya kepadmu bertaqwalah pada Allah yang kamu beriman padaNya.”(QS. Al Maidah :
88).
3). “Dia telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, kesehatan menjadi minuman
dan sebagainnya (menyuburkannya) tumbuhan-tumbuhan yang ada (tempat tumbuhnya)
kamu menggembalakan ternakmu.”(QS.An Nahl : 10)
4). “Wahai orang beriman sesungguhnya arak (khimar), berjudi, qurban untuk berhala,
undian dengan panah adalah dosa dan termasuk perbuatan syaitan, maka jauhilah agar
kamu mendapat keberuntungan (QS.Al Maidah :90)
5)“Sesungguhnya Saad Ibnu Ubayyin mohon pada Rosulullah SAW agar didoakan kepada
Allah supaya doanya diterima (mustajab), maka beliau bersabda kepadanya : “Perbaiki
makanan, niscaya diterima doa-doamu “(HR. Tabrani)
6)“Maka makanlah rezeki yang halal lagi suci yang telah diberikan Allah pada kamu”(QS. An
Nahl :114)
7).Nabi Shallallahu alaihi wasallam- pernah bersabda: “Daging mana saja yang tumbuh dari
sesuatu yang haram maka neraka lebih pantas untuknya Dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan”. (QS. Al-Baqarah: 195)
(1) Berupa hewan yang ada di darat maupun di laut, seperti kelinci, ayam, kambing, sapi,
burung, ikan.
(2) Berupa nabati (tumbuhan) seperti padi, buah-buahan, sayur-sayuran dan lainlain.
viii
1). Halal makanan dari hasil bekerja yang diperoleh dari usaha yang lain seperti bekerja
sebagai buruh, petani, pegawai, tukang, sopir, dll.
2). Halal makanan dari mengemis yang diberikan secara ikhlas, namun pekerjaan itu halal ,
tetapi dibenci Allah seperti pengamen.
3). Halal makanan dari hasil sedekah, zakat, infak, hadiah, tasyakuran, walimah, warisan,
wasiat.
4). Halal makanan dari rampasan perang yaitu makanan yang didapat dalam peperangan
(ghoniyah). Binatang yang berkehidupan didarat, ada yang halal dan ada pula yang haram.
Binatang yang halal diantaranya : Unta, Sapi, Kerbau, Kambing, Kuda, Ayam, Ikan, dan lain
sebagainya.
A. Bangkai
Bangkai adalah semua hewan yang mati tanpa penyembelihan yang syari dan juga bukan
hasil perburuan. Allah Subhanahu wa Taala menyatakan dalam firman-Nya: “Diharamkan
bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama
selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam
binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya”. (QS. Al-Ma`idah) Dan juga
dalam firmannya: “Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut
nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah
suatu kefasikan”. (QS. Al-An‟am.
1. Al-Munhaniqoh, yaitu hewan yang mati karena tercekik. 2. Al-Mauqudzah, yaitu hewan
yang mati karena terkena pukulan keras. 3. Al-Mutaroddiyah, yaitu hewan yang mati karena
jatuh dari tempat yang tinggi. 4. An-Nathihah, yaitu hewan yang mati karena ditanduk oleh
hewan lainnya. 5. Hewan yang mati karena dimangsa oleh binatang buas. 6. Semua hewan
yang mati tanpa penyembelihan 7. Semua hewan yang disembelih dengan sengaja tidak
membaca basmalah. 8. Semua hewan yang disembelih untuk selain Allah walaupun dengan
membaca basmalah. 9. Semua bagian tubuh hewan yang terpotong/terpisah dari tubuhnya.
Hal ini berdasarkan “Apa-apa yang terpotong dari hewan dalam keadaan dia (hewan itu)
ix
masih hidup, maka potongan itu adalah bangkai”. (HR. Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi dan
dishohihkan olehnya)
1. Ikan, karena dia termasuk hewan air dan telah berlalu penjelasan bahwa semua hewan
air adalah halal bangkainya kecuali kodok. 2. Belalang, dihalalkan untuk kita dua bangkai
dan dua darah. Adapun kedua bangkai itu adalah ikan dan belalang. Dan adapun kedua
darah itu adalah hati dan limfa”. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah) 3. Janin yang berada dalam
perut hewan yang disembelih. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Ahmad dan Ashhabus Sunan kecuali AnNasa`iy, bahwa Nabi Shallallahu alaihi wasallam
Penyembelihan untuk janin adalah penyembelihan induknya”. Maksudnya jika hewan yang
disembelih sedang hamil, maka janin yang ada dalam perutnya halal untuk dimakan tanpa
harus disembelih ulang
B. Darah
Yakni darah yang mengalir dan terpancar. Hal ini dijelaskan dalam surah Al-Anam ayat 145:
“Atau darah yang mengalir”. Dikecualikan darinya hati dan limfa sebagaimana ditunjukkan
dalam hadits Ibnu Umar yang baru berlalu. Juga dikecualikan darinya darah yang berada
dalam uraturat setelah penyembelihan.
C. Daging babi
Telah berlalu dalilnya dalam surah Al-Ma`idah ayat ketiga di atas. Yang diinginkan dengan
daging babi adalah mencakup seluruh bagian-bagian tubuhnya termasuk lemaknya.
D. Khamar
Allah Subhanahu wa Taala- berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
(meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu
agar kamu mendapat keberuntungan.”. (QS. Al-Ma`idah:90). Dan dalam hadits riwayat
Muslim dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma secara marfu “Semua yang memabukkan
adalah haram, dan semua khamar adalah haram”. Dikiaskan dengannya semua makanan
dan minuman yang bisa menyebabkan hilangnya akal (mabuk), misalnya narkoba dengan
seluruh jenis dan macamnya.
G. Jallalah
Dia adalah hewan pemakan feses (kotoran) manusia atau hewan lain, baik berupa onta,
sapi, dan kambing, maupun yang berupa burung, seperti: garuda, angsa (yang memakan
feses), ayam (pemakan feses), dan sebagian gagak hukumnya adalah haram. Ini merupakan
pendapat Imam Ahmad dalam satu riwayat dan salah satu dari dua pendapat dalam
madzhab Syafiiyah, mereka berdalilkan dengan hadits Ibnu Umar radhiallahu anhuma beliau
berkata: “Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melarang dari memakan al-jallalah dan dari
meminum susunya” (HR. Imam Lima kecuali An-Nasa`iy) Beberapa masalah yang berkaitan
dengan jallalah:
1. Tidak semua hewan yang memakan feses masuk dalam kategori jallalah yang
diharamkan, akan tetapi yang diharamkan hanyalah hewan yang kebanyakan makanannya
adalah feses dan jarang memakan selainnya. Dikecualikan juga semua hewan air pemakan
feses, karena telah berlalu bahwa semua hewan air adalah halal dimakan. 2. Jika jallalah ini
dibiarkan sementara waktu hingga isi perutnya bersih dari feses maka tidak apa-apa
memakannya ketika itu. Hanya saja mereka berselisih pendapat mengenai berapa lamanya
dia dibiarkan dan yang benarnya dikembalikan kepada ukuran adat kebiasaan atau kepada
sangkaan besar.
xi
Diperkecualikan darinya keledai liar, karena Jabir radhiallahu anhu berkata “Saat (perang)
Khaibar, kami memakan kuda dan keledai liar, dan Nabi Shallallahualaihi wasallam melarang
kami dari keledai jinak”. (HR. Muslim) Inilah pendapat yang paling kuat sampai-sampai
Imam Ibnu Abdil Barr menyatakan, “Tidak ada perselisihan di kalangan ulama zaman ini
tentang pengharamannya”.
I. Kuda
Telah berlalu dalam hadits Jabir bahwasanya mereka memakan kuda saat perang Khaibar.
Semakna dengannya ucapan Asma` bintu Abi Bakr radhiallahu anhuma: “Kami menyembelih
kuda di zaman Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam lalu kami pun memakannya”. (HR. Al-
Bukhary dan Muslim) Maka ini adalah sunnah taqririyyah (persetujuan) dari Nabi Shallallahu
alaihi wasallam. Ini adalah pendapat jumhur ulama dari kalangan Asy-Syafi‟iyyah,
AlHanabilah, salah satu pendapat dalam madzhab Malikiyah, serta merupakan pendapat
Muhammad ibnul Hasan dan Abu Yusuf dari kalangan Hanafiyah
J. Anjing
Para ulama sepakat akan haramnya memakan anjing di antara dalil yang menunjukkan hal
ini adalah bahwa anjing termasuk dari hewan buas yang bertaring yang telah berlalu
pengharamannya. Dan telah tsabit dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau
bersabda: “Sesungguhnya Allah jika mengharamkan sesuatu maka Dia akan mengharamkan
harganya “.
5). Tercermin kepribadian yang jujur dalam hidupnya dan sikap apa adanya,
7). Manusia dapat bertahan hidup di dunia sampai batas yang di tentukan Allah SWT.
8). Manusia dapat mencapai ridha Allah SWT. dalam hidup karena dapat memilih jenis
makanan maupun minuman yang baik sesuai petunjuk Allah SWT.
xii
9). Manusia dapat memiliki akhlak karimah karena makanan dan minuman yang halal
memengaruhi watak dan perangai manusia menjadi seperti sabar, tenang, dan qanaah.
10). Manusia dapat terhindar dari akhlak mazmumah karena tidak mengkonsumsi makanan
dan minuman yang haram. Makanan dan minuman yang haram akan mempengaruhi sikap
mental menjadi tidak terpuji seperti mudah marah, kasar ucapan, maupun perbuatannya.
BAB III
PENUTUP
xiii
KESIMPULAN
Pengertian Halal
Pengertian Haram
Kata haram berasal dari bahasa Arab ( )ݛݦحyang berarti larangan (dilarang oleh agama).
DAFTAR PUSTAKA
xiv
Qardhowi, Yusuf dan Syekh Muhammad. 1980. Halal dan Haram dalam Islam.
xv