Anda di halaman 1dari 25
TUGAS PROPOSAL PENELITIAN ANALISIS PEMBANGUNAN IRIGAST DESA PUNCAK SARI Dikerjakan Oleh : Siti Balgis A. Rabbie F111 19 183 PROGRAM STUDI DILUAR DOMISILI UNIVERSITAS TADULAKO DI MOROWALI BUNGKU 2021 KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan yang Maha pengasih dan penyayang, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyusun Tugas Proposal Penelitian dengan judul “Analisis Irigasi Irigasi Perjalanan panjang telah penulis lalui dalam rangka perampungan penulisan tugas proposal penilitian ini, Banyak hambatan yang dihadapi dalam penyusunan proposal ini, namun berkat kehendak-Nyalah schingga penulis berhasil menyelesaikan penyusunan proposal penelitian ini, Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati, pada kesempatan ini patutlah kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada 1. Kedua orang tua, ayahanda Aswadi Rabbie dan ibunda tercinta Siti Suhartin yang senantiasa selalu memberikan kasih sayang serta dukungan kepada penulis. 2. Kepada Ibu Yusfi Hasanah ST., MT selaku dosen mata kuliah Metode Penelitian, Terima kasih atas bimbingan, ajaran, dan ilmu-ilmu baru yang peaulis dapatkan dari selama penyusunan tugas ini, Dengan segala kesibukan dalam pekerjaan, masih bersedia untuk membimbing dan menuntun penulis dalam penyusunan tugas proposal penelitian. Terima kasih dan mohon maaf bila ada kesalahan yang penulis lakukan, 3. Kepada kakak-kakakku tercinta Siti Zulaiha Rabie, Dian Febrianti Rabbie, Muslimah Rabbie dan adikku Rizki Anugrah Rabbie yang telah menyemangati secara materi dan moral, Pepatah mengatakan “Tiada Gading Yang Tak Retak”, begitupun dengan proposal penelitin ini. Masih ada beberapa kesalahan yang ada tanpa disadari oleh penulis, oleh karena itu penulis mengharapkan akan adanya kritik dan saran atas proposal penelitian ini yang bisa membangun, sehingga dapat menjadi lebih baik lagi pada penyusunan proposal penelitian betikutnya, Akhir kata semoga tugas proposal ini bermanfaat bagi penulis dan berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang keteknikan, Morowali, April 2021 Penulis, Siti Balgis A. Rabbic DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL vee seven sesnecnnesnns sve KATA PENGANTAR wos sossssnsensnnie DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR . iv BABI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang slananeaia seins canmaninamana oF 1.2 Rumusan Masalah essen 1.3 Tujuan Penelitian... 1.4 Manfaat Penelitian..... 1.5 Sistematika Penulisan.. BAB IL... TINJAUAN PUSTAKA .. 2.1 Irigasi.. 2.2 Tagjuan Brigasi este 2.3 Jenis-jenis Irigasi... 2.4 Daerah Irigasi 2.5 Jaringan Wigasi onsen 2.6 Petak Irigasi 2.7 Pengelolaan Irigasi 2.8 Bangunan Irigas ..... BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian eect inemantaconcesie IM 3.2 Metodologi Penelitian 3.3 Analisis Data . 3.4 Pelaksanaa Penelitian «cece . a DAFTAR PUSTAKA. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Irigasi Gravitasi 12 Gambar 2.2 Irigasi Siraman Gambar 2.3 Irigasi Bawah Permukaan Gambar 2.4 Irigasi Tetesam..ern nn Gambar 2.5 Jaringan si Sederhana Gambar 2.6 Jaringan Irigasi Semiteknis 16 Gambra 2.7 Jaringan Irigasi Teknis. Gambar 2.8 Petak Saluran Irigasi 17 BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang paling penting dalam menunjang kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Air juga merupakan sumber daya vital dalam menunjang pembangunan ekonomi seperti sektor industri, perdagangan, pertanian, perikanan, transportasi, pembangkit listrik, pariwisata dan rumah tangga. Tetapi air dapat berubah menjadi sumber bencana apabila tidak dikelola dengan baik. Kekeringan, kegagalan panen, dan kelangkaan air adalah beberapa kemungkinan beneana yang mungkin terjadi. Manusia dan semua makhluk hidup membutubkan air Air merupakan material yang membuat kehidupan terjadi di bumi. Semua organisme yang hidup tersusun dari sel-sel yang berisi air sedikitnya 60% dan aktivitas metaboliknya mengambil tempat dilarutan air. Pemanfaatan air tanah dalam jumlah besar seperti lingkungan industri, komplek perumahan, pertanian modem, dan aktivitas manusia yang memerlukan air dalam jumlah yang besar umumya memanfaatkan sumur dalam guna mencukupi kebutuhan air yang diperlukan. Dalam system pengelolaan air tanah akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan. Pada tingkat pengelolaan seperti ini informasi tentang potensi air yang ada disuatu daerah menjadi penting. Oleh karena itu, potensi tersebut perlu dipetakan untuk perencaan pemanfaatan selanjutnya. Seperti halnya tinggi muka air tanah, tinggi pezometrik juga dapat dipetakan (peta kontur) dengan cara mengukur tinggi permukaan sumur yang dibuat khusus untuk maksud-maksud pengukuran muka air tanah. (Chay Asdak, 2002) Iigasi_ atau pengairan merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian. Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Tujuan irigasi adalah mengalirkan air secara teratur sesuai kebutuhan tanaman pada saat persediaan air tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman bisa tumbuh secara normal. Pemberian air irigasi yang efi n selain dipengaruhi oleh tata cara aplik: , juga ditentukan oleh kebutuhan air guna mencapai kondisi air tersedia yang dibutuhkan tanaman. Pembangunan saluran irigasi sangat diperlukan untuk menunjang penyediaan bahan pangan, schingga ketersediaan air di daerah irigasi akan terpenuhi: walaupun cy daerah irigasi tersebut berada jauh dari sumber air permukaan (sungai). Hal tersebut tidak terlepas dari usaha teknik irigasi yaitu memberikan air dengan kondisi tepat mut, tepat aang dan tepat waktu dengan cara efektif dan ckonomis. Daerah gasi adalah suatu wilaya daratan yang kebutuhan aimya dipenuhi oleh sistem irigasi. Daerah irigasi biasanya merupakan area persawahan yang ‘membutuhkan banyak air untuk produksi padi. Untuk meningkatkan produksi pada area persawahan dibutukan sistem rigasi yang handal, yaitu sistem irigasi yang dapat memenubi kebutuban air irigas! sepanjang tahun, 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, diantaranya ialah 1. Seberapa besar efisiensi irigasi di desa Puncak Sari ? 2. Bagaimana keseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air irigasi di desa Puncak Sari? 1.3 Tujuan Penelitian ‘Tujuan penelitian adalah 1. Mengetahui seberapa besar efisiensi irigasi di desa Puncak Sari 2. Mengevaluasi keseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air irigasi di desa Puncak Sari. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sedikit tambahan informasi mengenai daerah irigasi di desa Puncak Sari, kepada masyarakat khususnya petani dan instansi terkait sehingga dapat berguna dalam pengolahan dan pemanfaatan sumber daya air irigasi di desa Puncak Sari. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam Tugas Penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB L. Pendahuluan Bab ini membahas tentang latar belakang pengambilan topi untuk penelitian disertai maksud, tujuan, lokasi dan manfaat penelitian BAB I. Tinjauan Pustaka Pada bab ini membahas tnetang dasar-dasar teori yang berkaitan dengan penelitian ini BAB II. Metode Penelitian: Bab ini membahas tentang langkah penelitian yang dilakukan dan tata cara pelaksanaannya, BABIT ‘TINJAUAN PUSTAKA 24 Irigasi Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan (EP) Jaringan Irigasi sebagai pengganti Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 32/PRT/M/2007 tentang Operasi Pemeliharaan (OP) Jaringan Irigasi_ menyatakan bahwa, irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Sedangkan yang dimaksud sistem irigasi dalam peraturan menteri ini adalah meliputi prasarana i manajemen irigasi, Kelembagaan pengelolaan irigasi dan sumber daya manusia. Mengingat komponen sistem irigasi seperti dituangkan dalam peraturan menteri juga dijumpai dalam komponen irigasi pada subak di Bali, maka sistem subak di Bali tidak bertentangan dengan sistem seperti yang dimaksuddalam peraturan menteri tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai dengan Nilai Standar Pelayanan Minimum (NSPM) perlu diperhatikan : penyediaan air irigasi, pengaturan air irigasi dan pembuangan air irigasi. Irigasi berfungsi mendukung produktivitas usaha tani, guna meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat Khususnya petani, yahng diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi dan ditentukan pula oleh keandalan air irigasi, keandalan prasaran irigasi dan meningkatnya pendapatan masyarakat petani dari usaha tani, 2.2 Tujuan Irigasi Adapun tujuan irigasi antara lain a, Membasahi tanaman Membasahi tanaman dengan menggunakan air irigasi bertujuan | memenuhi kekurangan air di daerah pertanian pada saat air hujankurang atau tidak ada. Hal ini penting sekali karena kekurangan air yang diperlukan untuk tumbuhan dapat ‘mempengaruhi hasil panen tanaman tersebut. b. Merabak Merabak adalah pemberian air yang tujuannya selain membasahi juga memberi zat-zat yang berguna bagi tanaman itu sendiri wea 23 c. Mengatur suhu ‘Tanaman dapat tumbuh dengan baik pada suhu yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah, sesuai dengan jenis tanamannya. dd. Membersibkan tanah/memberantas hama ‘Maksud irigasi juga bertujuan untuk membasmi hama-hama yang berada dan bersarang dalam tanah dan membahayakan bagi tanaman sehingga pada musim kemarau sebaiknya sawah diberikan air agar sifat garamnya hilang. e. Kolmatase Kolmatase adalah pengairan dengan maksud _memperbaiki/meninggikan permukaan tanah, £ Menambah persediaan tanah Menambah persediaan tanah bertujuan untuk keperluan sehari-hari. Biasanya dilakukan dengan cara menahan air disuatu tempat, sehingga memberikan kesempatan pada air tersebut untuk meresap kedalam tanah yang pada akhirnya dimanfaatkan oleh yang memerlukan, Jenis.jenis Irigasi Pemilihan sistem irigasi untuk suatu daerah tergantung dari keadaam topografi, biaya, dan teknologi yang tersedia. Berikut ini terdapat empat jenis sistem irigasi : 1. lrigasi Gravitasi Sistem irigasi ini memanfatkan gaya gravitasi bumi untuk pengaliran airnya, Dengan prinsip air mengalir dari tempat yang tinggi menuju tempat yang rendah Karena ada gravitasi. Jenis irigasi yang menggunakan sistem irigasi seperti ini adalah : irigasi genangan liar, irigasi genangan dari saluran, irigasi alur dan gelombang. Gambar 2.1 Irigasi Gravitasi W2 2. Ivigasi Siraman Pada sistem irigasi ini air dialirkan melalui jaringan pipa dan disemprotkan ke permukaan tanah dengan kekuatan mesin pompa air. Sistem ini biasanya igunakan apabila topografi daerah irigasi tidak memungkinkan untuk penggunaan irigasi gravitasi, Ada dua macam sistem irigasi saluran, yaitu : pipa tetap dan pipa bergerak. 3. Irigasi Bawah Permukaan Pada sistem ini air dialirkan dibawah permukaan melalui saluran-saluran yang ada di sisi-sisi petak sawah, Adanya air ini mengakibatkan muka air tanah pada petak sawah naik. Kemudian air tanah akan meneapai daerah penakaran secara kapiler sehingga kebutuban air akan dapat terpenuhi, Gambar 2.3 Irigasi Bawah Permukaan 13 4. Inigasi Tetesan Air dialirkan melalui jaringan pipa dan diteteskan tepat di daerah penakaran tanaman dengan menggunakan mein pompa scbagai tenaga penggerak Perbedaan jenis sistem irigasi ini dengan sistem irigasi siraman adalah pipa tersier jalumya melalui pohon, tekanan yang dibutuhkan kecil (1 atm). == Gambar 2.4 Sistem Irigasi Tetesan 2.4 Daerah Irigasi Daerah irigasi menurut Peraturan Menterri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 14/PRT/M/2015 yang mengatur tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi adalah kesatuan Jahan yang mendapat air dari satu jaringan irigasi. Didalam Peraturan Menteri tersebut khususnya pada pasal 9, 10 dan 1 dijelaskan pula tentang kriteria pembagian tanggung jawab pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi pad saluran utama (primer dan sekunder) yang didasarkan pada keberadaan jaringan irigasi terhadap strata luasan jaringan irigasi dengan ketentuan : Daerah irigasi dengan luasan wilayah diatas 3000 ha menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat, daerah irigasi yang memiliki Iuasan wilaya antara 1000 ha ~ 3000 ha menjadi wewenang dan tanggung jawab peremintah daerah provinsi dan daerah irigasi yang memiliki Iuasan wilayah kurang dari 1000 ha menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupatankota. Jika daerah irigasi yang wilayahnya berada pada lintas kabupaten, maka kewenagna dan tanggung jawab ada pada sistem irigasi di tingkat jaringan tersier, sepenubnya merupakan tanggung jawab 1a. organisasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dalam hal ini yang dimaksud adalah subak, Jaringan Irigasi Pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 12/PRT/M/2015 yang mengatur tentang Eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu Kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, dan pembuangan air irigasi. Ada beberapa jenis jaringan irigasi yaitu : 1. Jaringan irigasi primer adalah baian dari irigasi yang terdiri atas bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi- sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya. 2. Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan sadap. dan bangunan pelengkapnya. 3. Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri atas saluran tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter, serta bangunan pelengkapnya. Berdasarkan cara pengaturan pengukuran aliran air dan lengkapnya fasilitas, jaringan irig, akni lapat dibedakan kedalam tiga tingkatan, 1. Jaringan Irigasi Sedethana Dalam irigasi sederha mengalir kesaluran pembuang. Para petani pemakai air ini tergabung dalam satu . pembagian air tidak diukur atau diatur, air lebih akan kelompok jaringan irigasi yang sama, schingga tidak memerlukan keterlibatan pemerintah didalam organisasi jaringan irigasi semacam ini. Persediaan air biasanya berlimpah dengan kemiringan berkisar antara sedang sampaicuram, Oleh Karena itu, hamper tidak diperlukan teknik yang sulit untuk sistem pembagian airnya, us Gambar 2.5 Jaringan Irigasi Sederhana 2. Jaringan Irigasi Semiteknis Dalam banyak hal, perbedaan satu-satunya antara jaringan irigasi sederhana dan jaringan semi teknis adalah bahwa jaringan semi teknis ini bendungnya terletak di sungai lengkap dengan bangunan pengambilan dan bangunan pengukur dibagian hilimmya. Mungkin juga dibangun beberapa bangunan permanen dijaringan saluran, Sistem pembagian air biasanya serupa dengan jaringan sederhana, Kemungkinan bahwa pengambilan dipakai untuk melayani/mengairi daerah yang lebih luas dari dacrah layanan pada jaringan sederhana, Oleh karena itu, biayanya ditanggung oleh lebih banyak daerah layanan, Organisasinya akan lebih rumit jika bangunan tetapnya berupa bangunan pengambilan dari sungai, karena diperlukan lebih banyak keterlibatan dari pemerintah. Gambar 2.6 Jaringan Irigasi Semi Teknis 16 3. Jaringan Irigasi Teknis Salah satu prinsip dalam perencanaa jaringan teknis adalah pemisahan antara jaringan irigasi dan jaringan pembuang/pemutus. Hal ini berarti bahwa_baik saluran irigasi maupun pembuang tetap bekerja sesuai dengan fungsinya masing- masing, dari pangkal hingga ujung, Saluran irigasi mengalirkan air irigasi ke sawah dan saluran pembuang mengalirkan air lebih dari sawah ke saluran pembuang alamiah yang kemudian akan diteruskan ke laut. Gambar 2.7 Jaringan Irigasi Teknis Ketentuan yang mengatur tentang jaringan irigasi di Indonesia dituangkan dalam Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP. 01 Departemen Pekerjaan ‘Umum Direktorat Jendral Pengairan Tahun 1986, Pada buku Standar Irigasi tersebut diuraikan bahwa suatu jaringan irigasi umumnya memiliki empat unsur fungsional pokok, yaitu 1. Bangunan-bangunan utama (headwork) dimana air diambil dari sumbernya yang umunya dari sungai atau waduk. 2. Jaringan pembawa berupa saluran dengan bangunan-bangunan yang mengalirkan air irigasi ke petak-petak tersier. 3. Petak-petak tersier dengan sistem pembagian air dan sistem pembuangan kolektif’ dimana air irigasi dibagi dan dialirkan ke petak-petak sawah dan kelebihannya ditampung dalam suatu sistem pembuangan didalam petak tersier. 4. Sistem pembuangan yang ada diluar dacrah irigasi untuk membuang kelebihan air irigasi kesungai atau saluran-saluran alamiah Iainnya. 17 2.6 Petak Irigasi po = = Souxon Sears ok: DPUPKP Kuo Powe Gambar 2.8 Petak saluran irigasi 1. Petak Tersier Petak tersier menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur pada bangunan sadap (off take) tersier. Bangunan sadap tersier mengalirkan aimya kesaluran fersier. Petak tersier yang kelewat besar akan mengakibatkan pembagian air menjadi tidak efisien, Faktor-faktor penting lainnya adalah jenis tanaman dan topografi, Di daerah-daerah yang ditanami padi, luas petak tersier idealnya maksimum 50 ha, tapi dalam keadaan tertentu dapat ditolerir sampai seluas 75 ha, disesauikan dengan kodisi topografi dan kemudahan eksploitasi dengan tujuan agar pelaksangan operasi dan pemeliharaan lebih mudah, Petak tersier harus mempunyai bbatas-batas yang jelas seperti misalnya parit, jalan batas desa dan batas perubahan bentuk medan (terrain fault). Petak tersier dibagi menjadi petak-petak kuarter, masing-masing seluas kurang lebih 8-15 ha. Apabila keadaa topografi memungkinkan, bentuk petak tersier sebaiknya bujur sangkar atau scgi cmpat untuk mempermudah pengaturan tata Jetak dan memungkinkan pembagian air secara efisien. Petak tersier harus terletak Jangsung berbatasan dengan saluran sekunder atau saluran primer. Perkecualian 18 kalau petak-petuk tersier tidak secara Iangsung terletak disepanjang jaringan saluran irigasi utama yang dengan demikian, memerlukan salura tersier yang membatasi petak-petak tersicr lainnya, hal ini harus dihindari. Panjang saluran sebaiknya kurang dari 1500, tetapi dalam kenyataan lading-kadang panjang saluran ini mencapai 2500 m. Panjang saluran kuarter lebih baik dibawah 500 m, tetapi prakteknya kadang-kadang sampai 800 m. 2, Petak Sekunder Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang kesemuaannya dilayani oleh satu saluran sekunder. Biasanya petak sekunder menerima air dari bangunan bagi yang terletak disaluran primer atau sekunder. Batas-batas petak sekunder pada umumnya berupa tanda-tanda topografi yang jelas, seperti misalnya saluran pembuang. Luas petak sekunder bias berbeda-beda, tergentung pada situasi dacrah. Saluran sekunder serng terletak di punggung medan mengairi kedua sisi saluran hingga saluran pembuang yang membatasinya. Saluran sekunder boleh juga direncanakan sebagai saluran garis tinggi yang mengairi lereng-lereng medan yang lebih rendah saja. 3. Petak Primer Petak primer terdiri dari beberapa peta sckunder, yang mengambil air Jangsung dari saluran primer. Petak primer dilayani oleh satu saluran saluran primer yang mengambil aimya langsung dari sumber ait, biasanya sungai. Proyek- proyek irigasi tertentu mempunyai dua saluran primer, ini menghasilkan dua petak primer, Daerah disepnajang saluran primer sering tidak dapat dilayani dengan mudah dengan cara menyadap air dati saluran sekunder. Apabila saluran primer melewati sepanjanggaris tinggi, daerah saluran primer yang berdekatan harus dilayani Jangsung dari saluran primer. 2.7 Pengelolaan Irigasi Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 14/PRT/M2015 bahwa untuk menjamin terwujudnya tertib pengelolaan jaringan irigasi yang dibangun pemerintah , maka dibentuk kelembagaan pengelolaan irigasi 19 28 yang meliputi instansi pemerintzh yang membidangi irigasi, perkumpulan petani pemakai air dan komisi itigasi. Sclanjutnya didefinisikan pula dalam peraturan menteri tersebut bahwa yang dimaksud dengan pengelolaan irigasi adalah segala usaha pendayagunaan air itigasi yang meliputi eksploitasi dan pemeliharaan, pengamanan, rehabilitas, dan peningkatan jaringan irigasi di daerah irigasi, Dalam hal ini eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi dimaksudkan adalah untuk kegiatan pengaturan air dan jaringan irigasi yang meliputipenyediaan, penyedian, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangannya termasuk usaha mempertahankan kondisi jaringan irigasi tetap berfungsi dengan baik. Untuk pengamanan jaringan irigasi dilakukan dengan mencegah dan menanggulangi terjadinya kerusakan jaringan irigasi yang disebabkan oleh daya rusak air, hewan atau manusia guna mempertahankan fungsi jaringan irigasi dan rehabilitasi jaringan dilakukan dengan kegiatan perbaikan jaringan irigasi guna mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula, sedangkan untuk peningkatan jaringan dilakukan dengan mempertimbangkan perubahan kondisi lingkungan dareah irigasi guna meningkatkan fungsi dan pelayanan Bangunan Irigasi Bangunan irigasi dugunakan untuk keperluan dalam menunjang pengambilan dan pengaturan air irigas i, sehingga air dapat mengaalir dengan baik ke areal persawahan. 1, Bangunan Utama Bangunan utama (head works) dapat didefinisikan sebagai _kompleks bangunan yang direncanakan dan disepanjang sungai atau aliran untuk membelokan air ke dalam jaringan saluran agar dapat dipakai untuk keperluan irigasi. Bangunan utama bias mengurangi kandungan sedimen yang berlebihan, seria mengukur banyakya air yang masuk. Bngunan utama terdiri dari bendug dengan peredam energi, satu atau dua pengambilan utama pintu bilas kolam oleh dan Gika diperlukan) kantong Iumpur, tanggul banjir perkerjaan sungai dan bangunan-bangunan pelengkap. Bangunan utama dapat diklasifikasi ke dalam sejumlah Kategori, tergantung pada perencanaanya, Berikut ini terdapat beberapa kategori antara lain : 1. Bending atau bending gerak ti-10 Bending karet Pengambilan bebas Pengambilan dari waduk Stasiun pompa 2. Bangunan Pembawa saluran, Aliran yang melalui bangunan_in bias superkritis, 2 Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke suas hilir subkritis. Bangunan pembawa dengan aliran superkritis Bangunan pembawa dengan aliran tempat dimana lereng medannya mksimum saluran, Superkritis diperlukan tempat lebih curam daripada kemiringan maksimal saluran (jika tempat dimana kemiringan medannya lebih curam daripada kemiringan dasar saluran, maka bias terjadi aliran superkritis yang akan dapat merusak saluran, untuk itu diperlukan bangunan peredam). Macam-macam bangunan pembawa dengan aliran superkritis : a. Bangunan terjun Dengan bangunan terjun, menurunnya muka air (dan tinggi energi) dipusatkan disatu tempat bangunan terjun, bias memiliki terjun tegak atau miting. Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter, maka konstruksi got miring perlu dipertimbangkan. b. Got miring Daerah got miting dibuat apabila trase saluran melewati ruas medan dengan kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar. Goto miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran superkritis, dan pada umumnya_ mengikuti kemimgan medan alamiah. Bangunan pembawa dengan aliran superkritis (bangunan silang) Macam-macam bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang) a. Gorong-gorong Gorong-gorong dipasang ditempat-tempat dimana saluran dibawah bangunan (jalan, rel kereta api) atau apabila pembuangan lewat saluran, Aliran didalam yrong-gorong umunya aliran bebas, nat b. Talang Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat atas saluran lainnya, saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah. Aliran didala talang adalah aliran bebas. c. Sipon Sipon adalah bagian bendung yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi dibawah saluran pembuang, cekungan, anak sungai, atau sungai, Sipon juga dipakai umtuk melewatkan air dibawah jalan, rel kereta api, atau bangunan-bangunan yang lain. Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhioleh tinggi tekanan. 4. Tembatan sipon Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung diatas Jembah yang dalam. e. Flum (flume) ‘Ada beberapatipe flum yang dipakai untu mengalirkan air irigasi melalui situasi-situasi meds tertentu, misalnya : 1, Flum tumpu (bench flume), untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit yang curam. 2. Flum elevasi (elevated flume), untuk menyeberangkan air irigasi lewat diatas saluran pembuang atau jalan air lainnya. 3. Elum, dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas ‘atau jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran trapesium biasa, lum mempunyai potongan melintang berbentuk segiempat atau setengah bulet. Aliran dalam flum adalah aliran bebas. Saluran tertutup Saluran tertutup dibuat apabila trease saluran terbuka melewati daerah dimana potongan melinang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-lereng tinggi yang tidak stabil. Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah permukiman dan didaerah-daerah pinggiran sungai yang terkena Iuapan banir, Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau a2 saluran gali dan timbun adalah segiempat atau bulat. Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah alimn bebas. g. Terowongan ‘Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomi/anggaran memungkinkan untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang tinggi. Biasanya aliran didalam terowongan adalah aliran bebas 3. Bangunan bagi dan sadap Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan intu dan alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada waktu tertentu. Untuk kriteria ini menetapkan agar diterapkan tetap memakai pintu danalat ukut debit dengan memenuhi tiga syarat proporsional. a. Bangunan bagi terletak disaluran primer dan sekunder pada suatu titik ‘cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih. b. Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke saluran tersier penerima, ¢. Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi satu rangkaian bangunan. Boks-boks bagi disaluran tersier membagi aliran untuk dua saluran atau lebih (tersier, subtersier, dan atau kuarter). 4. Bangunan pengatur dan pengukur Aliran akan di ukur di hulu (udik) saluran primer, dicabang saluran jaringan primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier. Bangunan ukur dapat dibedakan mnjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan ukur aliran bawah (underflow). Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga dipakai untuk mengatur aliran air. Berdasarkan KP-04 bangunan memberikan uraian terinci mengenai peralatan ukur dan penggunaanya, a. Dj hulu saluran primer Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan pintu sorong atau radial untuk pengatur. b. Di bangunan bagi bangunan sada sekunder a3 Pintu romijn dan pintu crump-de gruyier dipakai untuk mengukur dn mengatur aliran. Bila debit terlalu besar, maka alat ambang Jebar dengan pintu sorong atau radial bias dipakai seperti untuk saluran primer. Di bangunan sadap tersier ‘Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur romijn atau jika fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur crump-de gruyter. Dipetak-petak tersier kecil disepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sedethana, dilokasi yang petani tidak bias menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat ukur parshall atau cut throat flume. Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang panjang, presisi yang ‘tinggi dan sulit pembacaannya, alat ukur cut throat flume lebih pendek dan mudah pembacaannya. 5. Bangunan Lindung Diperlukan untuk melindngi saluran, baik dari dalam maupun dari luar, Dari luar bangunan akan memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan yang berlebihan dan dari dalam memberikan perlindungan terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dari luar saluran. Bangunan lindung terdiri dari : Bungunan pembuang silang Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum digunakan sebagai lindungan luar. Pelimpah (spillway) Ada tiga tipe lindungan dalam yang umum_ dipak: .yaitu saluran pelimpah, sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis. Pengatur pelimpah diperlukan tepat di hulu bangunan bagi, diujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-tempat lain yang dianggap perlu demi Kemanan jaringan.bangunan pelimpah bekerja otomatis dengan naiknya muka air. Bangunan penggelontor sedimen (sedimen excluder) Bangunan ini dimaksudkan untuk mengelurakan dendapan sedimen sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan aa sungai, Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras ‘melewati pintu secara periodik. 4d. Bangunan penguras (wasteway) Bangunan penguras, biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan tangan, dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan, ‘Untuk mengurangi tingginya biaya, bangunan ini dapat digabung dengan bangunan pelimpah. fe. Saluran pembuang samping Aliran buangan biasanya ditampung disaluran pembuang terbuka yang mengaalit paaralel disebelah atas saluran irigasi. Saluran-saluran ini membawa air ke bangunan ke bangunan pembuang silang atau, jika debit relatif kecil dibanding aliran air irigasi, kedalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang. f Saluran gendong Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi, berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal jgasi yang masuk kedalam saluran irigasi. Air yang masuk saluran irigasi gendong dialirkan keluar ke saluran alam atau drainase yang terdekat, Bangunan Pelengkap Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar. Pada umumnya, tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bending atau di sepanjang saluran primer. as BABI METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di Daerah Irigasi desa Puncak Sari Kecamatan Bumi Raya Kab, Morowali. 3.2 Metodologi Penelitian Pada tugas penelitian ini menggunakan data primer berupa kondisi irigasi desa Puncak Sari yang diperoleh dengan cara survey lapangan. Selain data primer pada penelitian ini sangat memerlukan data sekunder yang didapat dari beberapa pibak terkait, data sekunder tersebut diantaranya adalah : ‘© Skema irigasi dan luas daerah irigasi ‘© Data pola tanam © Data curah hujan © Data klimatologi © Data debit sungai 3.3 Analisis Data ‘Tahap analisis dilakukan berdasarkan data yang diperolch dengan tahap-tahap sebagai berikut : a. Menghitung ketersediaan air yang terdapat pada irigasi desa Puncak Sari b. Menghitung kebutuhan air yang diperlukan oleh irigasi desa Puncak Sari cc. Hitung nilai keseimbangan air dengan metode neraca air Kesetimbangan air dalam bentuk yang sederhana pada suatu periode AW =W,- We AW = Perubahan kandungan air dalam tanah W, = Jumlah air yang diberikan W. = Jumlah air yang diambil d. Jika nilai kebutuhan air lebih besar dari ketersediaan air maka lakukan simulasi pola tanam dan hitung ulang kebutuhan air sehingga didapat nilai keseimbangan air lebih dari | Met e. Kesimpulan dan 3.4 Pelaksanaan Penelitian Dalam penelitian ini tzhapan-tahapan pelaksanaanya adalah sebagai berikut Persiapan ‘b. Studi literature cc. Pengumpulan data d. Analisis data ce. Kesimpulan dan saran 3.5 Bagan Aliran Persiapan penelitian : © Perumusan masalah * Menentukan lokasi penelitian Tinjauan Pustaka Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder © Skema irigasi- dan Juas daerah irigasi Data pola tanaman Data curah hujan Data klimatologi Data debit sungai Kondisi desa yang akan dibangu irigasi m2 DAFTAR PUSTAKA Asdek, Chey, 2002, Hidrologi dan Pengetolaan Daerah Aliran Sungai, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, Direktorat Jendral Departemen Pekerjaan Umum, Standar Perencanaan Irigasi-Kriteria Perencanaan 01, Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta, 1986. Anonim, 2015. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor : 12/PRI/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharsan Jaringan Irigasi, Jakarta: Kementrian Pekerjtan Umum dan Perumahan Rakyat.

Anda mungkin juga menyukai