Laporan Praktik Lapang Penyuluhan Dan Pe
Laporan Praktik Lapang Penyuluhan Dan Pe
PENYULUHAN
OLEH :
KELOMPOK 1
1. ERNA D1A113008
2. ANISA D1A113003
3. DESRI ASFRIANTI DAMIN D1A113005
4. DITA SEPTIANI KAMAL D1A113006
5. MARSULI D1A113027
6. RASID D1A113041
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
KENDARI
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini
dengan tepat pada waktunya. Praktik lapang yang bertempat di Desa Sindang
Kasih merupakan tugas mata kuliah Penyuluhan Pembangunan Pertanian Jurusan
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. Penulis berharap semoga
laporan ini dapat memberikan informasi dan pemahaman tentang kondisi social
ekonomi masyarakat Desa Sindang Kasih, efektifitas kegiatan penyuluhan
pertanian di Desa Sindang Kasih, dan untuk mengetahui pembangunan pertanian
di desa tersebut.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktik lapang ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui kondisi social ekonomi masyarakat Desa Sindang
Kasih,
Untuk mengetahui efektifitas kegiatan penyuluhan (dilihat berdasarkan
materi, waktu, dan metode penyuluhan yang biasa digunakan),
Untuk mengamati ketersediaan sarana dan prasarana pendukung
pengembangan potensi pertanian,
Untuk mengetahui proses pembangunan yang sedang dan telah
berlangsung di Desa Sindang Kasih,
Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat
terutama permasalahan yang berkaitan dengan usahatani, peternakan,
perkebunan, pengolahan tahu, dan industri keripik.
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
Petani naluri adalah petani yang cara usahanya masih seperti yang
diwariskan oleh nenek moyangnya.
Petani maju adalah petani yang telah menerapkan teknologi baru dalam
usaha atau kegiatan-kegiatan bertaninya dan bersikap maju (progresif).
Petani teladan adalah petani yang usahanya dicontoh oleh para petani
lainnya di lingkungannya, akan tetapi mereka itu sendiri tidak/kurang aktif
dalam penyebarluasannya.
Kontak Tani merupakan petani-petani teladan yang aktif/berperan serta
dalam usaha menyebarluaskan teknologi baru kepada para petani di
desanya.
5. Media Penyuluhan Pertanian
Menurut bentuknya media penyuluhan pertanian dapat dibedakan :
4.2 Pembahasan
4.2.1 Keadaan Pertanian di Desa Sindang Kasih dan Masalah yang Dihadapi
Petani
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu petani yaitu Lili Harun
yang berusia 56 tahun. Petani di Desa Sindang Kasih telah memasuki generasi
kedua yang lahan persawahannya sekitar 60 ha adalah milik petani dan sisanya
milik orang lain atau dapat dikatakan sebagai petani penggarap. Dengan
pembagian 2 : 1 yaitu petani 2 dan pemilik lahan 1. Sedangkan generasi pertama
telah beralih dari usaha budidaya padi sawah menjadi usaha budidaya tanaman
hortikultura.
Efektifitas kegiatan penyuluh dilakukan dengan memberikan materi
kepada para petani, seperti; cara menanam padi yang baik, dan pemupukan serta
bagaimana cara mengatasi hama dan penyakit tanaman padi. Para penyuluh
melakukan penyuluhan kepada masyarakat desa Sindang Kasih hanya pada
waktu-waktu tertentu ketika petani membutuhkannya misalnya pada saat tanaman
padi terserang hama. Metode-metode yang digunakan oleh penyuluh pada saat
melakukan penyuluhan yaitu dengan metode berkelompok dengan diskusi,
melakukan pelatihan atau menerapkan langsung dilapangan. Penyuluh juga
menyediakan bibit padi untuk para petani dengan harga 2500/kantong. Kegiatan
penyuluhan di Desa Sindang Kasih dapat dikatakan efektif terlebih lagi penyuluh
pertanian di desa tersebut tinggal di sekitar masyarakat sehingga mudah
berkomunikasi. Namun terdapat beberapa orang petani yang kurang ikut serta
dalam kegiatan diskusi antara petani dan penyuluh sehingga kurang memperoleh
informasi.
Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pengembangan potensi
pertanian yang ada didesa Sindang Kasih yaitu seperti traktor, pacul, alat
penggilingan padi dan pembangunan jalan yang baik. Untuk traktor yang tersedia
berjumlah lima buah untuk lima kelompok tani yang total anggotanya sekitar 30
orang petani. Traktor tersebut disewakan dengan biaya sewa sebesar Rp
1.500.000. untuk anggota kelompok tani dan selain dari anggota kelompok tani
menyewanya dengan biaya sewa Rp 1.800.000. Ada juga sebagian masyarakat
yang memiliki modal meminjamkan alat pemanen padi yang hasilnya langsung
dalam bentuk gabah. Dari hasil panen tersebut, maka dilakukan sistem bagi hasil
dengan perbandingan 10 : 1.
Proses pembangunan yang telah dan berlangsung didesa Sindang Kasih
salah satunya yaitu perbaikan jalan, PNPM, penggilingan padi dan lain-lain.
Dengan adanya pembangunan pabrik penggilingan padi masyarakat di desa
Sindang Kasih tidak perlu keluar kota untuk menggiling padi mereka, karena telah
disediakan penggilingan padi yang berjumlah 3 buah yang dibangun dimasing-
masing tempat. Untuk 4 karung gabah bisa menghasilkan 2 karung beras, dengan
pembagian 8 : 2 yaitu 8 kaleng beras untuk petani dan 2 kaleng beras untuk
pemilik penggilingan padi. Proses pemasaran yang dilakukan oleh para petani
biasanya dilakukan ditempat penggilingan padi tersebut. Apabila pada musim
panen banyak, hasil yang diperoleh sudah dalam bentuk beras biasanya Rp
350.00 – Rp 360.00 per karung.
Permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat terutama permasalahan yang
berkaitan dengan uahatani yaitu masyarakat desa Sindang Kasih masih
kekurangan pupuk. Pupuk digunakan oleh masyarakat bermacam-macam, akan
tetapi pupuk yang paling sering digunakan oleh masyarakat Desa Sindang Kasih
yaitu pupuk urea dan NPK. Selain itu, system pertanian di Desa Sindang Kasih
adalah system pertanian tadah hujan karena hanya memanfaatkan air tadah hujan
sehingga hanya bisa melakukan penanaman satu kali dalam setahun. Sekalipun
terdapat bendungan atau waduk akan tetapi bendungan atau waduk tersebut kering
pada saat musim kemarau. Sebernarnya pemerintah setempat telah membangun
sumur bor untuk mengairi persawahan akan tetapi karena mata air di tempat
tersebut sangat dalam sehingga air yang dikeluarkan tidak cukup. Dan sekarang
sumur bor tersebut sudah tidak dimanfaatkan lagi. Masalah lain yang dihadapi
para petani terkait usahataninya yaitu hama ulat, walang sangit dan tikus yang
menyerang tanaman padi. Untuk mengatasi hama ulat dengan menyemprotkan
pestisida, untuk hama tikus para petani melakukan penanaman padi secara
serentak, dan untuk hama walang sangit petani menyemprotkan dangke. Luas
persawahan di Desa Sindang Kasih sekitar 150 hektar akan tetapi ketika para
petani panen harga beras langsung turun, berbeda dengan di Desa Jati Bali yang
ketika panen harga beras naik. Sehingga petani di Desa Sindang Kasih kurang
menikmati harga beras yang naik.
Selain padi sawah petani di Desa Sindang Kasih juga menanam tanaman
hortikultura atau sayur-sayuran. Untuk petani yang memiliki sawah, mereka akan
menanam hortikultura setelah panen untuk mengisi waktu senggang. Adapun hasil
dari panen hortikultura para petani langsung menjualnya di pasar baruga dengan
menggunakan truk.
4.2.2 Industri Rumahan Keripik Ubi dan Pisang dan Masalah yang Dihadapi
oleh Pemilik Usaha
Industri rumahan ini merupakan usaha yang dijalankan oleh Pak Dedi
Saputra dengan keluarganya. Pak Dedi menjalankan usahanya di rumahnya
sendiri dengan bantuan istri dan ke tiga orang anaknya. Usaha keripik tersebut
sudah berjalan selama 6 tahun. selain itu Pak Dedi juga menjual sayur yang
bergantian dengan anak sulungnya apabila Pak Dedi sedang memproduksi kripik
maka anaknya yang menjual akan tetapi apabila tidak memproduksi Pak Dedi
kembali menjual sayur.
Awal ketertarikan Pak Dedi dengan usaha ini adalah dengan melihat di TV
tentang pengolahan keripik ubi dan pisang sehinga dia memberanikan diri untuk
mencoba dan belajar secara otodidak dalam membuat bumbu-bumbu keripiknya
dan alat untuk menipiskan bahan baku dari keripik ini. Pak Dedi bersama
keluarganya perna gagal dalam melakukan usahanya ini dengan kendala
pemasokan bahan baku yang tidak lancer dan sarana serta prasarana yang tidak
mendukung .
Akan tetapi pak Dedi dan sang istri tidak puas dengan apa yang terjadi
karena mereka tetap yakin bahwa usaha yang meraka lakukan akan berhasil suatu
hari nanti, akhirnya Pak Dedi pun memulai lagi usahanya pada tahun 2009 hingga
sekarang. Usaha Pak Dedi pun cukup sukses karena selama menjalankan usaha
dari 2009 ini tidak memiliki kendala apapun dalam pemasokan bahan baku dari
luar.
Pak Dedi memproduksi kripik sebnayak 4 kali per minggu dimana
produksinya itu selang seling kalau misalkan hari ini membuat kripik ubi maka
esok harinya akan membuat kripik pisang, bahan baku yang digunakan pak Dedi
diambil dari daerah sebelakwa dan palangga, yang diantarkan oleh pemasok
sendiri kerumah pak Dedi sebanyak 2 karung per satu kali produksi. Dua karung
bahan baku ini biasanya menghasilkan 40 gantung yang biasanya terdiri dari
beberapa bentuk ukuran produk, ada yang di jual secara eceran Rp 500, ada juga
yang per kilo dan ada juga yang dijual dengan bungkus yang besar dengan harga
Rp 5.000. dalam satu gantung terdapat 24 bungkus kripik.
Varian rasa dari kripik ini hanya ada dua rasa yaitu pedas dan manis
dimana yang kripik singkong dibuat dengan rasa pedas dan kripik pisang dibuat
dengan rasa manis. pemasaran dari kripik ini dititipkan di warung-warung di Desa
Sindang Kasih dan mulai menyebar ke beberapa daerah lainnya yaitu daerah
Mowila dan bahkan sampai di daerah Baruga.
Pak Dedi mempunyai keinginan untuk memperbesar usahanya akan tetapi
tidak memiliki modal yang cukup, Pak Dedi mengharapkan bantuan dari
pemerintah desa untuk membantunya akan tetapi belum juga ada respon dari
pemerintah desa. Pak Dedi berharap jika usaha ini lebih besar lagi akan
memberikan peluang untuk orang lain bekerja sehingga usaha ini bisa
memberikan manfaat oleh masyarakat sekitar produksi.
Usaha mereka pernah dikunjungi oleh Badan POM akan tetapi tidak ada
manfaat yang mereka peroleh dari kunjungan tersebut, padahal mereka sudah
berharap banyak dengan adanya kunjungan tersebut. Pak Dedi sempat ingin
mengurus persyaratan agar produknya dapat mempunyai kode produksi akan
tetapi persoalan waku dan jarak yang sangat jauh yang harus di tempuh Pak Dedi
dalam mengurus semua itu membuat sampai sekarang hal itu belum juga tercapai.
Jika ada yang bersedia mengurus hal tersebut mereka mau membayar tapi dengan
catatan tidak terlalu mahal.
Beberapa tahun lalu ada orang yang mengatasnamakan usaha Pak Dedi
sekeluarga untuk meminta bantuan dari pemerintah, akan tetapi hal ini dilakukan
tanpa sepengetahuan pak Dedi atau anggota keluarga yang lain, karena hal ini pak
Dedi dan keluarga mendapat caci maki dari warga sekitar, sehinga pak Dedi dan
keluarga trauma dengan hal yang harus berurusan dengan pemerintah mengenai
permintaan bantuan dari pemerintah untuk usahanya. Karena peristiwa tersebut
Pak Dedi dan keluarga memutuskan menjalankan usahanya tanpa bantuan dari
pemerintah.
5.1 Simpulan
Berdasarkan pada Bab IV Hasil dan Pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa masyarakat di Desa Sindang Kasih mayoritas bekerja sebagai petani padi
sawah dan sayur-sayuran, peternak sapi, ayam, dan itik, serta telah berdiri industry
rumahan pengolahan tahu, dan industry rumahan pembuatan keripik ubi dan
pisang.
Adapun masalah yang dialami masyarakat petani dalam usahatani yaitu
tidak memadainya saluran irigasi untuk mengairi sawah, keringnya bendungan
pada saat musim kemarau, serta sumur bor yang tidak dapat digunakan.
Sedangkan pembangunan yang telah berlangsung di Desa Sindang Kasih dalam
usahatani yaitu telah dibangun pabrik penggilingan gabah dan pengadaan traktor.
Untuk hewan ternak di Desa Sindang Kasih mayoritas sapi, ayam potong dan itik,
untuk kambing masih sangat jarang yang memelihara. Untuk pemasaran hewan
ternak yaitu pembeli atau tengkulak dating langsung ke rumah peternak.
Sedangkan untuk industry rumahan pengolahan tahu dan keripik ubi dan pisang,
pemilik usaha hanya mengandalkan modal pribadi dibandingkan harus meminjam
ke badan perkreditan.
Untuk kegiatan penyuluhan pertanian di Desa Sindang Kasih dapat
dikatakan sudah efektif karena materi yang disampaikan oleh penyuluh sudah
sesuai dengan kebutuhan petani, waktu penyampaian pada saat tertentu ketika
petani membutuhkan solusi atas permasalahan yang dihadapi dalam usahatani atau
pun ketika harus mendiskusikan upah kerja pada hari tanam. Sedangkan metode
yang digunakan yaitu berkelompok dengan diskusi.
Pembangunan pertanian di Desa Sindang kasih terus mengalami kemajuan
karena masyarakat terus berusaha menjadi lebih baik, akan tetapi dari segi
bantuan pemerintah sudah mulai berkurang karena yang dulunya ada bantuan
obat-obatan untuk hewan ternak sekarang sudah tidak ada, dan bantuan pupuk
untuk usahatani dalam tahun ini tidak ada, serta bantuan pinjaman modal untuk
pemilik industry rumahan belum ada.
5.2 Saran
Kami menyarankan agar pemerintah daerah dan pemerintah pusat
memerhatikan para petani, peternak, dan pemilik industry rumahan. Karena
mereka merupakan ujung tombak pembangunan pertanian di Indonesia dan
bekerja keras agar produksi pertanian bisa meningkat. Setiap masalah yang
dialami oleh mereka akan memperlambat pembangunan pertanian.
Hendaknya penyediaan sarana dan prasarana di pedesaan ditingkatkan
bukan hanya focus pada pembangunan perkotaan. Penyediaan bibit, benih, pupuk,
dan traktor sangat dibutuhkan untuk menjamin produksi pertanian yang tinggi.
Kami menyarankan kepada dosen-dosen praktikum agar praktikum
selanjutnya dilaksanakan pada daerah yang berbeda agar mahasiswa memperoleh
pengalaman baru, dan informasi yang lebih banyak tentang pertanian di berbagai
daerah. Akhir kata kami mengucapkan mohon maaf apabila ada kesalahan dalam
penulisan laporan maupun data yang kurang tepat. Sekian dan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
sn