Jumal Peternakan Indonesia, Februari 2011
ISSN 1907 - 1760 ‘Vol 1341)
Analisis Faktorfaktor Produksi pada Peternakan Sapi Perah Ompie Farm
di Kabupaten Tanah Datar
Analysis of Production Factors on Ompie Dairy Farm
at Tanah Darar Regency
Syafril, R. Wati, dan A.L Osvaldo
Fakulias Peternakan Universitas Andalas
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
E-mail: rahmiunand@gmail.com
(Diterima: 14 Oktober 2010; Disetujui: 12 Januari 2011)
ABSTRACT
The research purpose was analyzed the wtlécation of production factors in dairy cow farming in
econamies of scale at Onipie dairy cow farming in Tanjung Bonaé village, North of Lintaw Bua subdistrict,
Tanah Datar regency. The samples were 18 lactating dairy cows. Data obtained thraugk case study by
observing and calculated the consumption of grass ated concentrate as well as the lactating month and the
cow's weight directly, anc! interviewed Farm's caretaker Produetion factors estimated by using ondinary least
square by using SPSS 17. Result shawn, production function Y= 0,0012 HI,671K0,405M-0,187W0,119 was
obtained. R Square test determination, coefficient (R2} was 0.721, whick was means 71,296 of production
variation can be explained through green food variabie, concentrate, month of lactation, and different cows'
weight, The F test showed that overall. independent variables has significant in.pact on milk production
(P20,01), The test result shawed that green foods variable and month of lactattan has real impacts om level
of trust 999 while concentrate and caw's weight did not have significant impact. This farm is experiencing
inereasing return to scale which means increasing the amount of input will generate additional output with
digger proportion. Weeanobserve this on Ebi value af 2,076,
Keywonts; Production fectors, dairy cow, cobb douglas, efficiency
PENDAHULUAN
Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu
daerah sentral pengembangan ternak sapi perah
Populasi sapi pera di Kabupaten Tanah Datar
memiliki urutan ketiga setelah Kota Padang
Panjang dan Kota Padang. Pada tahun 2007
populasi sapi perah di Kabupaten Tanah Datar
benumlah 112 ekor, Kota Padang Panjang
bequmlah 276 ekor dan Kote Padang 162 ckor
(Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat, 2008).
Pada swalnya Petemakan ini menjalankan
usahanya untuk penggemukan sapi, namun pada
tahun 2005 Petemakan tersebut-memfokuskan
usahanya pada ussha sepi pereh, karens menurut
pemilik perusahaan bahws usahs sapi perah lebih
menguntungkan dibandingkan usahs
penggemukan.
Produksi susu pada Petemakan Ompie Farm
selama tiga tahun terakhhir setiap bulannya rata-rata
2.252,8 liter. Sudono ef al. (2003) menyatakan
bahwa sapi perah di Indonesia mampu
‘memproduksi susu rata-rata 10 lites/ekor‘ari
Produksi sus pada Ompic Farm masth dibawah
dari produksi yang diharapkan, yaknirata-rata S~6
liter per ekor hari, Nilai ini mendeskripsikan
bahwa belum optimalnya ptoduksi susu pada
pervsahasn ini,
Peningkatan produksi usaha peternakan
sangat tergantung ke pada penggunaan. fhktor-
fakior produksi tersebut. Masalah alokasi
sumberdaya ini herkastan erat dengan keuntungan
yang dicapai. Besar kecifnya keuntungan yang
diperoleh akan sangat ditentukan oleh nilai jual
basil produksi dan biaya produksi yang di-
xeluarkan, Keuntungan maksimum dicapai apabila
semua faktor produksi telah digunakan secara
optimal (Mandaka dan Parutian, 2005)
‘Untuk dapat menganalisa penggunaan faktor-
faktor produksi dengan baik dibutuhkan
pengetahusn tentang konsep hubungan antara
input(faktor produksi) dengan outputyang
ihasilkan dimana hubungan tereebut dinamakan
Fakior-Faktor Produksi Petcrnakan Sapi Perah (Syafri, eal) 59dengan fungsi produksi, Berdasarken later
belakang tersebut, maka penulis tertarik
‘melakukan penelitisn dengan judul “Analisis Peng
gunaan Faktor-Fakior Produksi pada Petemnakan
Sapi Perak Ompie Farm di Nagari Tanjung Bona
Kecamaten Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah
‘Datar" penélitian inibertyjuan untuk
1. Mengetahui penggunaan faktor-faktor
produksi pada Petemakan Sapi Perah Ompie
Farm,
2. Mengetahui efisiensi penggunaan _faktor-
faktor produksi pada pemeliharaan sapi perah
‘Ompie Farm.
3. Mengetahui ekonomi skala ussha pada
Petemakan Sapi Perah Ompie Farra.
‘MATERI DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan pada Peternakan
Ompic Farm di Kecamatan Lintau Buo Utara,
Kabupaten Tanah Datar. Metode yang: digusakan
dalam penelitian ini adalah metode studi kasus
(case study),
‘Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data eross section yaitu data yang
dikumpulkan dalam suatu periode tertentu.
Scdangkan analisa data yang digunckan adaleh
snalisis deskriptif kuantitatif yang dilakcukan untuk
mendapatkan model fungsi produksi dan efisiensi
penggunaan faktor-fakior produksi pada
pemelibaraan sapi perah. Diduga ada tiga variabel
tulama yang mempengaruhi produksi sapi perab
yaitu: jumlah pakan yang dibabiskan yang terdiri
dani hijauan dan Konsentrat, bulan laktasi dan berat
badan sapi,
Model fungsi produksi
‘Tujuan utama dalam proses produksi pada
‘umumnya. adalah untuk memperoleh keuntngan
maksimum, Keuntungan aken meneapai kendisi
maksimum apabila produksi berjalan secara
efisien, Penentuan efisiensi produksi dapat
dilakukan setelah fungsi produksi dikeiahr
‘Fungsi produksi menggamberkan hubungan fisik
antara input dan output melalui persamaan: Y= £
(&) Busboom et al, 1999; Ferson et al., 2003;
‘Suresh etal, 2008).
Model fungsi produksi yang dlipakai adalah
model fungsi procduksi Cobb Douglaskarena model
fungsi produksi int relatif lebih sederhana
Vel 13(1)
dibandingkan dengan model fungsi_produksi
lainnya (Simatupang. 1988), Menurut Soekartawi
(1994), fungsi produksi adatoh hubungan_fisik
antara_masukan produksi input) dan keluaren
produksi (ouput), Delam bentuk matematike
fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut:
PRL Kner Ad
Dimana:
Y= Hasil produksi fisik
XX, = produksi yang digunakan
Suryana (1987) menjelaskan beberapa
keterbatasan yang dimiliki oleh fungsi Cobb —
Douglasyaitu
1. Dugaan elastisitas permintsan harge senditi
akan selsluclests.
2. Dugaan elastisitas silang akan selalu negatif,
‘sehingga mempunyai arti bahwa hubungan
‘antar input selalu bersifat komplementer.
3. Dugaan elastisitas permintasn dari input
yang diduga dengan fungsi tersebut terhadep
salah satu input variabel ekan sama besa ya,
dan terhadap input tetap akan mentpuniyai
anda dan besaran yang sama,
4. Dugaan elastisitas permintaan input terhadap
perubahan hangs produk (output) akan selalu
clastis,
Pada penelitian ini terdapat empet variabel
yang dimasukkan scbagai variabel yang
mempengaruhi produksisusu yaitu
1, Makanan hijauan yaitu banyaknys hijauan
yong dikonsumsi sapi selama satu mingga
yangdinyatakan delam Kg/ekor! minggu.
2. Makanan konsentrat yaitu jumlah konsentrat
yang dikonsumsi sapi dalam satu minggu
¥yangdinyatakandalam Ke’ ekor! minggu.
3, Bulan laktasi yang menyatakan, bulan ke-n
dariseekor sapi yang sedang diamati,
4, Berat badan sapi yang menyatakan ukuran
berat badan dari seekor sapi yang
dinyatekan dengan Kg. Data berat badan
sapi diperoleh dengan care menghitung
lingkar dada sapi dengan menggunekan pita
ukur, Pengukuran lingkar dade sepi dimulai
dari pundak sampai dasar dada di belakang
siku dan tulang belikat. Menurut Sudona et
al,, (1980) berat badan sapi dapat diduga
dengan menggunakan tabel berat badan sapi
60 aktor-Faktor Produksi Petemakan Sapt Perah (Syafri, etal)ddan bisa juga dengan menggunakaa ruinus
Schoorl
Bobot Badan Sapi=
LingkarDada+22)*
100
Dari vasiabe} distas maka fungsi produkst yang
hendsk diduge ndatah ;
‘Y=boH"k"M"'W
Keterangan
Y Jumlsh produksi susu perekor sapi yang
sedang laktasi dalam satu minggu dalam
safuan liter,
Jumlah thijawan yang diuker dengan
‘menimbang yang dikonsumsi dalam satu
hari (Kg) dan dihitung dalam satu
minggu.
Jumilah konsentrat yang diukur dengan
menimbadg yangdikonsumsi dalam
waktu sehari (Kg) dihitung dalam satu
ming,
M Bulan laktasi yang bemilai satu untule
bulan laktasi pertama, dua untuk
bulan lakiasi kedua dan seterusnya
Berat hadan sapi yang dihitung dalam
satuan Ky.
bo = Intersep
bl, b2, b3, bd, = Besaran yang hendak diduga =
Elastisitas produlks.
Untuk menduga persamaan diatas maka
diubah menjadi bentuk linear dengan cara
melogaritniakan persamaan diatas.
Log Y= Log bo + bl Log H +82 Log K +b3 Log M
bi LogW
H
Evaluasi model
Untuk memastikan bahwa penduga yang
idapatkan dari hasil pendugaan model bersifat
valid, maka dilakukan evaluasi tethadap model
yang didapat berupa evaluast secata statistik dan
‘evaluasi pengujian asums klasik.
Evaluasi statistik dilakukan untuk melihat
apakah socara statistik model dapat diterima, akan
‘ada tiga pengujian yaitu uji F, uji R’ dan wi t. uji F
dilakukan untuk melihat apaksh faktor produksi
secara bersame-sama berpengaruh nyata terhadap
produksi. Uji R’dilakukan untuk melihat seberapa
besur pengaruh variabel independen terhadap
vol 3(1)
vanabel dependen, Uji t dilakukan untuk melihat
agakuh masing — masing faktor produksi secara
arsial berpenganuh nyataterhadap produksi susu.
Pada pengolaban secars regresi berganda
dengan software’ program statistik pengujian dapat
Iangsungdilakuskan dengan melifat nilai signiftkan
yang dihasilkan. Apabila nilai signifikan pada
analisis ANOVA lebih Kecil dari 0,05 dikatakan
Penggunaan faktor produks: secara bersama-sama
berpengarah nyata terhadap produksi pada cS %4,
sebaliknya jika nila signifikan besar dari 0,03
berarti penggungan faktor produksi secara
bersama-sama tidak berpengaruh nyata, Apabila
nilai signifikasi yang dihasitican untuk uji t masing
— masing faktor produksi lebih kecil dari 0,05
dikatakan faktor produksi yang bersangkutan
secara parsial berpengaruh nyaia terhadap produksi
susupadaaS %.
Untuk melihat apakwh variabel yang didepat
valid dilakukan pengecekkan dengan asumsi
kdasik. Evaluasi asumsi Klasik. dilakukan untuk
memastikan bahwa model yang diduga bebas dan
permasalahan multikelinearit, autokolerasi dan
hetero-skedastisitas.
Pengujian effisiensi ekonomi penggunaan
faktor-faktor produksi dan ekonomi skala
usaha
Efisiensi penggunaan faktor-faktor produkst,
‘Tingkat cfisiensi produksi dapat dilihat. secara
tcknis dan ckonomis. Efisicnsi teknis dapat
ditunjukkan olch hubungan fisik antar faktor —
faktor produksi dengan output yang dihasilkan.
Efisiensi teknis akan tercapai apabila untuk
‘menghasilkan output tetentu digunakan kombinesi
input yang terkecil, Selanjutnya, efisiensi
ckonomis dapat dicapai apabila dalam
menghasitkan output digunakan biaya terendah
(Hadicy, 2006; Vincze dan Tenk, 2007).
Jka nilai
‘maka terjadi efisiensi penggunaan fektor-faktor
produksi,
NPM.
BRMX,
Jika nila
#1:
cfisiensi penggunaan faktor-faktor produksi
tidak terjadi.
Faictr-Faktor Prodkisi Peternakan Sapi Perah (Syaftil, eta.) 61‘abel 1. Hasil pendugaan model fungsi produksi
Vol 13(1)
Variabel Penjelas Koofesien Regresi Nilai Signifikan Untuk Ujit
Konstanta “2,900 0,194
Hijausn 1,871 0,009
Konsentrat 0,405 0,479
Bulan Laktasi 0,187 0,000
Berat Tubuh 0,119 0,667
Koofesien Determinasi 0721
Nilai F Hitung 8,400
Nilai Signifiken Uji F 0,001
Nilai D - W 1,977
Standar Error 0,03634
‘Sumber : Penelitian 2009 (Diolah)
Ekonomi Skala Usaha. Pada besaran fungsi
produksi Cobb Dougles. sckaligus: menunjukkan
tingkat skala usaha (Soekartawi, 1994),
Jika Bbi=1, ekonomi skala ussha terjadi
Jike Yai ekonomi skala usaha tidak terjadi.
Dirmaa
Ubi =b1+b2+b3+ba = Blastisitas produksi,
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendugaan model fangsi produksi sapi potong,
‘Hasil pendugaan model fungsi produksi
ditampilkan pada Tabet 1. Nilai D-Wadalsh 1.977
yang berarti fungsi produksi yang ada bebas dari
kasus autokorelasi, ini sesuai dengan pendapat
(1994), yang menyatakan jika nilat D ~ W berkisar
antara -2 dan +2 menandakan model tidak terjadi
kasusautokorelas
Model fangs! produksi. yang digunakan
bebas dani kasus multikolineritas. Dari hasil
pengujlan tersebut tampak bahwa tolerance value
lebih besar dari 0,1! atau mendekati angka 1 dengan
nilai VIF (Fariance’ Inflation Factor) berkisar
diantara 1, ini menunjukkan bahwa tidak
terjadi hubungan tinier diantara.variabel-varibel
bbebasdalam model regresi
Hal ini sesuai dengan pendapat Prastito
(2004), yang menyatakan bahwa regresi yang bebas
dari mulnkolinearitas ditandai dengan nilai VIF
berkisar angka 1 dannilai ¢olarenceberkisar angka 1.
Dan hasil deteksi kasus heteroskidastisitas
juge dapat disimputkan bahwa model bebas dani
62
kasus heteroskidastisitas dimana_titik-titik
smenyebar sccara acakden terscbar baikdiatas den
di bawah engka nol pada sumbu Y, Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pa-rameter
yang didapat adalah valid,
Dari nila signifikan uji F (ANOVA)
sebesar 0,001 menunjukan bahwa secara bersama
— sama variabel juralah hijauan dan konsentrat
yang dikonsumsi setiap ekor sapi serta bulan
laktasi dan berat tubuh sapi berpengaruh. nyata
pada cr 1% (p= 0,01). Nilai koofesien determinasi
model (R’) sebesar 0,721 yang berarti variasi
jumtah produksi susu ‘pada sctiap —sapi
sebesar 72,1% dapat dijelaskan olch variabel
jumlah hijauan yang dikonsumsi, jumlah
konsentrat yang dikonsumsi, bulan laktasi dan
‘beratbdan darisetiap sapi,
Hal ini berarti 27,9% perbedaaan tingkat
produksi dari setiap sapi disebabkan oleh faktor
Jain yang tidak dimasukkan ke dalam model pada
penclitian ini, Banysk variabel yang menentakan
tingkat produksi pada sapi perah sebagaimana yang
dijelaskan oleh Bakar (1992), bahwa fakior yang
mempengaruhi produksi susu adalah sifat
keturunan, ams bunting, masa laktasi, masa kering
Kandang, ukuran sapi, birabi, umur, frekuenst
pemerahan, selang beranak, makanan dan
tatalaksana serta pengaruh penyakit
Dan hasil ui tdiketahui bahwe deni ermpat
variabel penjelas yang dimasukkan ke model hanya
dua variabel parsial yang berpengaruh nyata
terhadap jumlah produksi susu yaitu variabel jumiah
Faketor-Faktor Produksi Petemakan Sapi Perah (Syattil, ef af)hijauan yang dikonsumsi dengan nilai signifikan
sebesar 0,009 dan bulan laktasi dengan. nilai
signifikan scbesar 0,000 pada tingkat kepercayaan
99% dimana nilai signifikan untuk variabe! terscbut
lebih kecil dari 1% (0,01). Sedangkan veriabel
Konsentrat dan berat tubuh seeara statistik tidak
‘berpengaruh nyata terhadap tingkat produksidimana
nila signifikannya lebih besar dari0,05.
Amalisis elastisitas produksi
Pengaruh faktor produksi dapat diketahui
ari nila clastisitas produksi pada masing-masing
faktor produksi yang digunakan, Nilai koofesien
regrest dari model fungsi Cobb Douglas s¢kaligus
menunjukkan besaran elastisitas produksi untuk
masing-masing variabel penjela.
‘Hijanan. Dari hasil ujit diketahui bahwa
junilah Kensumsi hijawan berpengaruh nyate
terhadap tingkat produksi artinya tinggi rendahinye
jumlah produkst susu sangat ditentukan oleh
Jumiah hijauan yang dikonsumsi. Nilai kooefisien
regresi untuk variabel hijauan yang positif
menunjukan pengaruh yang searah artinya jumlah
produksi susu. akan meningkat apabila jumlah
hijavan yong dikonsumsi meningket.
‘Nilai clastisitas produksi hijauan sebesar
1,671 berarti apabila jumlah hijavan yang
dikonsumsi meningkat sebesar 1% akan
memberikan dampak meningkatnya produksi
susu sebesar 1,671 %, hal ini menunjukkan bahwa
konsumst hijauan bernda pada daerah produkst 1
dalam fungsi produksi. Karena nilai peningkatan
produksi lebih besar dari nilsi peningkatan input
dikatakan elastisitas hijauan pada perusahaan ini
bersifat elastis dan pemberian hijauan secara
teknis belum mencapai tingkat yang efisien,
sesuai dengan pendapat Beattie dan Taylor
(1994), yang menyatakan jika elastisitas produksi
lebih besar dari satu berarti keuntungan
‘maksimum belum terespat karena produksi masih
dapat ditingkatkan dengan eara_menambah
pemakaian input, Hal ini berarti pihakperusahaan
‘masih bisa meningkatkan keuntungan dengan
‘menambeh jumlah hijauan yang dikonsurnsi rata-
rata $ Kgiekorsapi
Konsentrat, Konsumsi konsentrat rata-
rata adalah 47,02 Ke permingzunya. Uji statistik
yang dilakukan menunjukkan variabel konsentrat
tidak bemengaruh nyats dan positif terhadap
proguksi susu. Tak berpengaruh nyatanya variabel
Wal 13 (1)
jumlsh Konsumsi kensentrat terhadap tingkat
produksi disebabkan Karena tidak terlalu
bervariasinya jumlah konsentrat yang diberikan.
Nilsi kocfisien yang. positif menunjukan
penambshan jumlah konsentrat akan
meningkatkan tingkal produksi,
Koefesien regresi dari konsentrat adalah
sebesar 0,405 yang berarti kenaikan pemberian
Konsentrat sebesar 1% kan meningkatlan
produksi sucu sebesar 0,405% ini berarti konsumsi
konsentrat berada pada daerah prod (dacrah
rasional), dalam arti kata secara teknis Konsumsi
konsentrat telah efisien,
Bulan Laktasi. Menurut Sutardi (1982),
tingkat produksi susu skan rendah pada bulan bulan
aktasi awal selanjutmya akan meningkat hingga
‘mencepai maksimum pada bulan laktasi kedua dan
setcleh itu meluncur turun schingga mencapai titik
rendah pada bulan laktasi kedelapan sampai
Kesepuluh. Dari keterangan di atas maka. bulan
laktasi juga merupakan salah satu variabel yang:
menentukan tinggi rendahnya produksi susu yang
ihasilksn,
Pada saat penelitian dilakukan bulan.
Inktasi sapi rata-rata balan ke tujuh, Hasil uji
statis yang dilakuken menunjukkan fubuagan
antara produksi susu yang dihasifkan dengan builan
ikiasi berpengarub nyaia dan negatif pada tingkat
kepercayaan 99%,
‘Nilai koofesien regresi balan laktasi adalah
0,187 yang berarti semakin tinggi bulan laktasi
seekor Sapi maka produkst susu yang dihasitkun
akan semakin rendah, Hal ini berarti bertambahnys
bulan laktasi sebesar satu bulan dari buisn kedus
make produksi susu akanturun scbesar0,187%.
Berat Tubuh Sapi, Menurut Syarief dan
Sumaprastowo (1984), sept yang besar dapat
menghasilizan susu yang lebih banyak dibandingkan
dengan. sapi yang ecil walaupun dari bangsa dan
‘umur yang, sams. Hal ini disobebken kurena sagt
‘yang bessr makannya lebih banyak dan ambingnya
Jcbih besar schingga memungkinkan produksi yang
Jebih tinggi. Dari hasil pendagaan model terlihat
vvariabel berat tubub sapi tidak berpengaruh nyaia
terhadap produksi susu srtinya perbedaan berat
‘ubuh sapi tidak signifikan pengarulmya terhadap
-variasi produksi sust,
Nilai koofesien yang positit sebesar 0,119
‘untuk berat badan_menunjukkan produksi akan
meningkat seiring mening-katnya berat badan sapi
Faiktor-Faktor Produksi Petemnakan Sapi Perah (Syafrl, etal.) 63Vol 13(1)
‘Tabel 2, Perbandingan NPM dan BKM Masing-masing Paktor Produksi
Paktor Produksi Rata-Rata Konsumsi NPM( Rp) BKM (Rp) NPM/BKM
(Ke
Hijauan 209,46 1.920 150Ke 128
Konsentrat 47,02 2.080 1.200/Ke 133
‘Keterangan : PY = Rp 4.000 per liter
‘Sumber : Hasil Penelitian, 2009
artinya sapi degen bobot yang berat produkst
susunya juga relatif lebih tinggi. Apabila berat
badan sapi meninekat sebesar 1% maka produkst
susu akan meningkatsebesar ,119%,
Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan
Faktor Produksi, Tujuan utama pemeliharsan
sapi perah adalah untuk menghasilkan keuntungan
yang maksimum dan meminimalkan biaya
produksi. Maksimisasi keuntungan dapat dicapat
dengan dua cara yaitu dengan memaksimumkan
produksi pada tingkat penggunaan mput yang sama
dan yang kedua dengan mmeminimalkan
penggunaen faktor produksi pada tingkat produksi
‘yang Sama. Minimalisasi biaya dapat ditentuken
dengan doa cara yaitu memaksimumkan outpart
pada tingkat biaya faktor produksi yang sama dan
yang kedua dengan meminimalkan biaya faktor
produksi pada tingkat produksi yang-sama
‘Nilai efisionsi ckonomi dapat dilthat dari
rasio antara nilai produk marjinal (NPM) dan biaya
korbanan marjinal (BKM). NPM dipetoleh dari
hasil perkalian antara barga produk dan tambahan
hasil produksi. Nilai BKM diperoteh dan harga
masing-masing faktor produksi, Secara ekonomis,
produksi dikatakan efisien apabila produksi
Yersebut memiliki rasio NPM dan BKM sama
dengon satu untuk seluruh faktor produksi yang
digunakan(Kareem etal, 2008),
Dari hasil pendugaan model didapat nilai
produk marginal (NPM) dari hijauan sebesar Rp
1,9200yang artinya setiap penambahan | Kg hijauan
‘akan menambah penerimaan peternak sebesar Rp
1,920, Harga hijauan adalah Rp 150/Kg, Ratio
NPM dan BKM sebesar 12,8 yang artinya hijauan
‘masth dapat ditambahkan hingga mencapai kondisi
optimal yaitu sebanyak 5 Kg/ckor,
Nilai_produk marginal dari konsentrat
sebesar Rp 2.080 yang berarti penambahan
pemberian konsentrat sebesar | Ke akan
menambah penghasilan peternak sebesar Rp 2.080,
Harga konsentrat perkilogramnya sebesar Rp 1.200
sedangkan ratio antara NFM dan BKM kosentrat
sebesar 1,73. Hal ini berarti konsentrat secara
ekonomis pada Peternakan Ompie Farm masih
belum efisien
Ekonomi Skala Usaha Feternakan Sap| Perah
Ompie Farm
Fkonomi skala usahe (Return 7 Scale)
perlu diketshui guna melihat apakah kegiatan suata
Usaha yang diteliti mengikuti kaidah increasing
return to scale, decreasing return to seale atau
constant return to scale (Sockartawi, 1994)
Selanjutnya Soekartawi (1994) juga
menjelaskan bahwa besaran elastisitas produksi
sekatigus menunjukkan tingkst skals usahs yang
‘mana terdapat tiga kemungkinan antara input dan
coutputyaitu
1 Decreasing return to scale , bila. proporsi
penambahan iiput Icbih, besar dari proporsi
penambshan ouput,
Constant eters ro scale, bila proporsi
penambahan impwrsams dengan proporsi
pentambahan ouput
3, Increasing return to scate, bila proparsi
penambahan fnputakan menghasilkan
fambahan owtputyang proporsinya lebih
besar.
Kay (1981), menyatakan bahwa kondisi
skala usaha dapat ditentukan dengan menguji
apakah bi = 1 aww Ybi = | (Fncreasings
derceasing return to scale) penelitian ini didapat [
‘bi 2,076 yang berarti skala usaha yang dijalankan
berada dalam kondisi Increasing return to scale
yang berarti penambehan input akan menghasilkan
tambehan owputyang propersinya lebih besas, Hal
{ni sesuai dengan pembahason sebelumnya dimana
64 Faktor-Faktor Produksi Petemakan Sapi Perah (Syaftil, ¢t af)pemberian hijausn belum efisien baik secara teknis
maupun secara ckonomis dimana dengan nila
clastisitas produksi besar dari satu maka
Keuntungan masih bisa ditingkatkan dengan
menambah pemberian hijauan
Dari hasil penelitian dapat dilihat hahwa
untuk usaha peternakan sapi perah pada Peternakan
Ompie Farm, produksi susunya 72, 1% dipengaruhi
leh hijauan dan konsenirat yang dikonsumsi,
bulan laktasi dan beret badan sapi. Hasil uji F
menunjukkan bahwa secara keselurehan variabel
bebas berpengaruh sengat nyata terhadap produksi
susu (0,01). Hasil wi t menunjukkan variabel
hijauan dan. bulan Iektasi berpengaruh nyata pada
kepercaynan 99% sedangkan variabel kansentrat
dan berat badan sapi berpengaruh tidak nyata,
Peternakan sapi perah Ompie Farm berada pada
‘kondisi irereasing return to: scafe, Hal ini dapat
dilihat dari nifai Ybi yang didapat sebesar 2,076,
‘Olch scbab itu Peiemakan Ompie Farm masth bisa
meningkatkan keuntungannya dengan cara
menambshkan faktor produksi dalam proporsi
yang tetap,
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembubasan maka
kkesimpulan yang dapat diambil yaitu
1. Variasi produksi susu pads Peternakan Sapi
Perah Onspie Farm sebesar 72.1% dapat
dijelaskan oleh Variabel hijauan yang
dikonsumsi, jumlah konsentrat yang
dikonsumsi, bulan laktasi dari tiap-tiap ekor
sapi dan perbedaan berat badan dari setiap
‘ekor sapi. Variabel yang herpengarah nyata
pada tingkart produksi adalah jumiah hijauan
yang dikonsumsi dan perbedazn bulan
2. Pembesian hijauan belum efisien baikseeera
teknis maupun sécara ekonomis sehingga
‘keuntungan masih bisa di-tingkatkan dengan
‘menambah Kon-sumsi hijausn. Sedangkan
Konsentrat telah efisien secara teknis dan
belumefisien seearaekonamis
3. Ekonomi skal ustha berada dalam kondisi
increasing return to seate yang berart
penambahan input menghasilkan tambahan
‘output yang peoporsinya lebih besar, hal ini
sapat dilthat dari jumlah clastisitas produksi
sebesar2,076.
Wol13(1)
DAFTAR PUSTAKA
Bakar, H, 1992. mu ternak sapi perah. Laporan
Penelitian, Universitas Andalas, Padang
Beattie, BR dan CR. Taylor 1994. Ekonomi
Produksi, Terjemahan Soctanio Jos
Hardjono. Gadjah Mada University Press,
Youyakarta
Busboom, LR, TL Wahl, and G, D, Snowder.
1999. Economics of callipyge lamb
production. J. Anim. Sei,77: 243-248
Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat. 2008.
Sumatera Barat dalam Angka. Dinas
Peternakan Provinsi Sumatera Barat,
Padang.
Ferson, W., S. Sarkissian, and 7, Simin, 2003,
Spurious regressions in financial
economics, J, Finance 58:1393-1413,
Hadley, D. 2006, Pattems in technical efficiency
and teckmical change at the farm-level in
England and Wales, 1982-2002. J. Agric.
Bean. $7:81-100.
Kareem, R., A.O. Dipeolug; A.B, Aromolaran,
and A Samson. 2008. Analysis of
technical, allocative and economic
efficiency of different pond systems in
Ogun State, Nigeria, African J. Agric.
Res. 3:246-254.
Mandaka, S, dan Parulian HL. 2005. Analisis Pungsi
Keuntungan, Efisieasi Eke-nomi dan
Kemungkinan Skema Kredit bagi
Pengembangan Skala Usaha Petenaian
Sspi Perah Rakyat Di Kelurahan Kebon
Pedes Kabu-paten Bogor. Jumat Agro
Ekonomi. Vol 23 (2)- Oktober: 191-208.
Simatupang, P. 1988. Penertuan skala usaha
dengan fungsi keuntungan: landasan
teoritis dengan contoh fungsi
Cobb-Douglas dan translog. Jumal Agro
Ekonomi, 7(1): 1-16.
Syariel M.Z dan R.M, Sumaprastawo.. 1984,
Temak Perah, Cet, 2, CW, Yasaguna,
Jakarta
Soekartawi. 1994, Teori Ekonomi Produksi deagan
Pokok Bahasan Analisis Fungsi Produksi
Cobh Douglas. Rajawali Press, Jakarta
Sudono, A., RE. Rosdiana, dan B, 8. Setiawan.
2003, Beternak Sapi Pera Secara
Intensif. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta
Faktor-Faktor Produksi Peternakan Sapi Perah (Syaftil, etal) 65Suresh, A., D.C. Gupta, and 3.8. Mann. 2008. Returns
sil economic efficiency of sheep farming in
semiarid regions: A study in Rajasthan,
‘Agric, Boom, Res. Rev.21: 227-234,
Suryana, A. 1987, Keterbatasan fungsi
Cobb-Douglas dalam pendugaan
66
Vella (1)
sclastisitas permintaan input. Jumal Agro
Ekonomi, 6(1): 19-28,
Sutardi, T. 1982. Sapi Perah dan Pemberian
Makenannya. Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Fakior-Fakior Produksi Petemakan Sapi Perah (Systfil, eral.)