B Indonesia
B Indonesia
RENDAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia di kelas rendah
Disusun oleh :
NIM. 16842050
Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi baik lisan, gerakan maupun
tulisan, yang mampu dimengerti orang lain dan mampu menjadi media dalam pertukaran
pikiran, wawasan dan perasaan dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Bahasa
sebagai alat komunikasi tidak hanya berupa bicara, namun dapat diwujudkan dengan
tanda isyarat tangan atau anggota tubuh lainnya yang memiliki aturan sendiri Bahasa
memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa. Ini
berarti setiap manusia dituntut terampil dalam menggunakan bahasa. Pengembangan
kemampuan berbahasa anak di sekolah dasar akan menjadikan bahasa sebagai alat
komunikasi mereka yang efektif dan efisien.
Dalam kehidupan sehari-hari peranan membaca tidak dapat dipungkiri lagi. Ada
beberapa peranan yang dapat disumbangkan oleh kegiatan membaca antara lain: kegiatan
membaca dapat membantu memecahkan masalah, dapat memperkuat suatu keyakinan
atau kepercayaan pembaca, sebagai suatu pelatihan, memberi pengalaman estetis,
meningkatkan prestasi, memperluas pengetahuan dan sebagainya. Pembelajaran membaca
di sekolah dasar dinilai sangat penting. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa
pembelajaran membaca tidak hanya berperan dalam meningkatkan kemampuan berbahasa
anak, tetapi lebih dari itu, yaitu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
mempelajari mata pelajaran yang lainnya. Namun kenyataanya pembelajaran membaca
yang dilaksanakan di sekolah dasar masih belum memuaskan dan belum sesuai dengan
harapan. Hal tersebut, disebabkan pembelajaran membaca di sekolah dasar masih belum
menitikberatkan pada pembentukan kebiasaan membaca pada siswa. Selain itu, pembelajaran
membaca masih dianggap membosankan dan monoton. Kondisi ini ditengarai oleh belum
maksimalnya pelaksanaan pembelajaran membaca di sekolah. Sebagian guru masih
menerapkan prosedur pembelajaran membaca yang kurang tepat. Di sisi lain,
pengembangan kemampuan metakognisi siswa melalui penguasaan berbagai macam
strategi membaca masih diabaikan oleh guru. Kondisi tersebut dapat berdampak pada
kemampuan membaca siswa yang dinilai masih cukup rendah.
1. Problematika Membaca
Kemampuan membaca yang diperoleh siswa sekolah dasar akan menjadi dasar
pembelajaran membaca di kelas berikutnya. Sebagai kemampuan yang mendasari
kemampuan berikutnya, kemampuan membaca benar-benar memerlukan perhatian
khusus dari guru, jika dasar itu tidak kuat, maka pada tahap membaca lanjut siswa akan
mengalami kesulitan untuk dapat memiliki kemampuan membaca yang memadai. Siswa
yang tidak mampu membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran pada semua mata pelajaran. Selain itu, siswa juga akan
mengalami kesulitan menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam
berbagai buku pelajaran. Hal ini akan berdampak pada kemajuan belajarnya, sehingga
menjadi lamban jika dibandingkan dengan teman yang lainnya.
Kebisaaan dan kegemaran membaca perlu ditumbuhkan sejak dini. Dalam rangka
menumbuhkan kebisaaan dan kegemaran membaca pada suatu masyarakat perlu dimulai
secara bertahap. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD, kegiatan yang berkaitan
dengan masalah tersebut terwadahi dalam pembelajaran membaca, khususnya terdapat
pada jenjang kelas 1 atau kelas 2 SD. Dalam kondisi normal, pelaksanaan pembelajaran
membaca tersebut akan berjalan lancar, artinya siswa dengan mudah memahami apa yang
mereka pelajari dalam kegiatan membaca. Namun, tidak jarang ditemui berbagai
permasalahan dalam pembelajaran membaca permulaan. Sebagian siswa telah lancar dan
tidak mengalami hambatan dalam belajar membaca tetapi sebagian lainnya belum
bahkan tidak dapat atau tidak mampu membaca.
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca, baik membaca permulaan maupun
membaca lanjut (membaca pemahaman). Faktor-faktor yang mempengaruhi membaca
permulaan menurut Lamb dan Arnold (dalam Rahim, 2011) ialah faktor fisiologis,
intelektual, lingkungan dan psikologis.
1) Faktor Fisiologis
Faktor Fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis
kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi anak
untuk belajar, khususnya belajar membaca,. Beberapa ahli mengemukakan bahwa
keterbatasan neurologis (misalnya berbagai cacat otak) dan kekurangmatangan secara
fisik merupakan salah satu factor yang dapat menyebabkan anak gagal dalam
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mereka. Guru hendaknya cepat
menemukan tanda-tanda yang disebutkan diatas. Gangguan pada alat bicara, alat
pendengaran, dan alat penglihatan biasa memperlambat kemajuan belajar membaca
anak. Analisis bunyi, misalnya, mungkin sukar bagi anak yang mempunyai masalah
pada alat bicara dan alat pendengaran
2) Faktor intelektual
Istilah intelegensi didefinisikan oleh Heinz sebagai suatu kegiatan berpikir yang
terdiri dari pemahaman yang esensial tentang situasi yang diberikan dan meresponnya
secara tepat (Page, dalam Rahim 2011). Terkait dengan penjelasan Heinz diatas,
Harris dan Sipay (1990) mengemukakan bahwa intelegensi ialah kemampuan global
individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan, berpikir rasional, dan berbuat secara
efektif terhadap lingkungan. Penelitian Ehansky dan Muehl dan Forrel yang dikutip
oleh Harris dan Spay (1990) menunjukkan bahwa secara umum ada hubungan posotif
(tetapi rendah) kecerdasan yang diindikasikan oleh IQ dengan rata-rata peningkatan
remedial membaca. Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya mempengaruhi
berhasil atau tidaknya anak dalam membaca permulaan. Faktor metode mengajar
guru, prosedur, dan kemampuan guru juga turut mempengaruhi kemampuan membaca
permulaan anak.
3) Faktor Lingkungan
Factor lingkungan juga mempengaruhi kemajuan kemampuan membaca siswa. Factor
lingkungan itu mencakup (1) latar belakang dan pengalaman siswa di rumah, dan (2)
sosial ekonomi keluarga siswa.
a. Latar Belakang dan Pengalaman Anak di Rumah
Rubin (dalam Rahim, 2011) mengemukakan bahwa orang tua yang hangat,
demokratis, bisa mengarahkan anak-anak mereka kepada kegiatan yang
berorientasi pendidikan, suka menantang anak untuk berpikir , dan suka
mendoakan anak untuk mandiri merupakan orang tua yang memiliki sikap yang
dibutuhkan anak sebagai persiapan yang baik untuk belajar disekolah. Rumah juga
berpengaruh pada sikap anak terhadap buku dan membaca. Orang tua yang gemar
membaca, memiliki koleksi buku, menghargai membaca, dan senang
membacakan cerita kepada anak-anak mereka umumnya menghasilkan anak yang
senang membaca. Orang tua yang mempunyai minat yang besar terhadap kegiatan
sekolah anak-anak mereka belajar, dapat memacu sikap positif anak dalam belajar,
khususnya belajar membaca.
b. Faktor Sosial Ekonomi
Faktor sosial ekonomi, orang, dan lingkungan tetangga merupakan factor yang
membentuk lingkungan rumah siswa. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa
status social ekonomi siswa mempengaruhi kemampuan verbal siswa. Semakin
tinggi status social ekonomi siswa semakin tinggi kemampuan verbal siswa.
Anak-anak yang berasal dari rumah yang memberikan banyak kesempatan
membaca, dalam lingkungan yang penuh dengan bahan bacaan yang beragam
akan mempunyai kemampuan membaca yanggi (Crawley & Mountain, dalam
Rahim 2011)
4) Faktor Psikologis
Faktor lain yang juga mempengaruhi kemajuan kemampuan membaca anak adalah
faktor psikologis.. faktor ini mencakup
a. Moivasi
b. Minat
c. Kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri.
B. Permasalahan Membaca di Kelas Rendah
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada guru kelas I di sebuah
sekolah swasta di Garut, ditemukan sebuah permasalahan dalam pembelajaran
membaca permulaan yaitu ada seorang siswa laki-laki yang belum fasih membaca
kata dan kalimat, terkadang guru harus berulang-ulang kali menyuruh si anak
untuk membaca namun hal ini tak berdampak sedikitpun bagi si anak. Si anak
akan tetap diam dan tidak mau menggubris perintah dari gurunya. Hal ini
memunculkan kekesalan dari siswa lain, lalu berdampak pada timbulnya
cemoohan dari siswa lainnya. Si anak pun kurang mampu menghafal huruf A
sampai dengan Z.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan bimbingan guru, siswa dapat membaca teks dan menunjukan tentang letak
rumah berdasarkan denah .
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
...................... ......................
LAMPIRAN 1
MATERI PEMBELAJARAN
Menyebutkan isi teks berkaitan dengan lingkungan geografis di rumah
LAMPIRAN 2
Penilaian Pembelajaran
a. Menyebutkan isi teks bacaan tentang lingkungan geografis rumah. (Bahasa Indonesia KD
3.3 dan 4.3)
Kriteria Bobot
Perlu
Baik Sekali Baik Cukup
No Kriteria Bimbingan
4 3 2 1
Kegiatan Pengayaan
1. Jika siswa sudah bisa membaca teks dengan benar, siswa diminta membaca buku-
buku yang berkaitan dengan materi tugasku di rumah.
Kegiatan Remedial
1. Jika siswa belum bisa membaca teks dengan benar, siswa diminta membaca ulang
dengan pendampingan guru…