Makalah Kimia by Fadel - Odt
Makalah Kimia by Fadel - Odt
Makalah Kimia by Fadel - Odt
Oleh:
Kelas:
XI IPA 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Minyak Bumi”.
Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas dari Pak Guru. Makalah ini diharapkan dapat
menjadi penambah wawasan bagi pembaca serta bagi penulis sendiri. Saya mengucapkan
terima kasih kepada Pak Gabriel Geong S.Pd. Selaku guru pembimbing. Yang sudah
mempercayakan tugas ini kepada saya, sehingga sangat membantu saya untuk memperdalam
pengetahuan pada bidang studi yang sedang ditekuni. Terima kasih juga saya ucapkan kepada
semua pihak yang telah berbagi pengetahuannya kepada saya, sehingga tugas makalah ini
dapat diselesaikan tepat waktu. Tidak ada gading yang tak retak, penulis menyadari jika
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya selaku pembuat makalah
mengharapkan kritik serta saran demi kesempurnaan dari makalah ini.
[Minyak Bumi]
Komposisi
Proses pengolahannya
[Gas Alam]
BAB II
[Bensin]
Pengertian bensin
Sifat bensin
Rumus bensin
Manfaat bensin
[Dampak pembakaran bahan bakar]
Cara mengatasinya
BAB I
Minyak bumi
Minyak bumi adalah suatu campuran cairan yang terdiri dari berjuta-
juta senyawa kimia. Paling banyak adalah senyawa hidrokarbon.
Senyawa ini terbentuk dari dekomposisi yang dihasilkan oleh fosil
tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Karena asal minyak bumi terbentuk dari sisa-sisa organisme, minyak bumi dan gas alam
sering juga disebut sebagai bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil tergolong sumber daya
alam yang tak terbarukan. Proses terbentuknya minyak bumi yang sangat lama menjadi
alasan dari hal ini.
Gas alam sebagian besar terdiri dari alkana suku rendah (C1 – C4) dengan metana
sebagai komponen utamanya. Selain alkana, juga terdapat gas lain seperti CO2, O2, N2,
H2S, ataupun gas mulia seperti helium dalam jumlah yang sangat sedikit.
Gas alam (gas bumi) adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang merupakan campuran
hidrokarbon yang mempunyai daya kembang besar, daya tekan tinggi, dan berat jenis spesifik
yang rendah. Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, Gas
bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur
atmosfer berupa fasa gas yang diperoleh dari proses penambangan Minyak dan Gas Bumi.
Gas alam terkumpul di bawah tanah dengan berbagai macam komposisi yang terdapat di dalam
kandungan minyak bumi (associated gas). Semua kandungan minyak bumi berhubungan dengan
gas alam, di mana gas itu larut dalam minyak mentah serta juga sering kali membentuk “cungkup
gas” (gas cap) di atas kandungan minyak bumi. Selain itu, gas alam juga dapat berkumpul pada
tambang batu bara serta juga ladang gas bumi.
Gas alam tidak berbau, namun untuk mengetahui adanya kebocoran itu ditambahkan zat
yang berbau tidak sedap sehingga kebocoran itu dapat langsung terdeteksi. Untuk
memudahkan pengangkutan (transportasi), gas alam dicairkan sehingga disebut dengan
sebutan gas alam cair atau juga LNG (Liquified Natural Gas).
LNG
(Liquefied natural gas) yaitu gas metana yang di mana komposisinya itu 90% dari metana
(CH4) yang dicairkan di tekanan atmosferik yang di mana itu bersuhu -163 derajat celcius.
Sebelum adanya proses pencairan, gas harus terlebih dahulu menjalani proses pemurnian
terlebih dahulu untuk apa ? iya, untuk menghilangkan kandungan senyawa yang tidak
diharapkan atau yang tidak dibutuhkan seperti: CO2 , H2S , Hg, H2O dan hidrokarbon
berat.
Di dalam proses ini akan dapat mengurangi volume dari gas itu menjadi lebih kecil 6000
kali lipat. Dalam Penyusutan ini akan membuat dari LNG mudah ditransportasikan melalui
kapal-kapal ke terminal LNG lalu akan disimpan di tangki yang bertekanan tinggi. Setelah
itu LNG dikonversi kembali menjadi bentuk sebuah gas serta disalurkan dengan sistem
transmisi.
LPG ini didapat dari penyulingan yaitu minyak mentah atau bisa juga dari kondensasi gas
bumi dalam penyulingan pengelolaan gas bumi tersebut.
Komposisi gas bumi yang akan dikirim itu harus memenuhi spesifikasinya terlebih dahulu
yaitu seperti batas maksimum kandungan air, CO2 dan hidrokarbon berat. Selain itu,
penyimpanan gas pada tekanan yang sangat tinggi mensyaratkan batasan yang ketat
terhadap kandungan air serta juga hidrokarbon berat untuk mencegah terjadinya
kondensasi dan juga pembentukan hidrat.
Bensin yang juga disebut juga gasolin merupakan campuran arti hidrokarbon cair yang mudah
menguap dan mudah terbakar yang berasal dari fraksi minyak bumi dan digunakan sebagai bahan
bakar untuk mesin pembakaran internal.
Adapun untuk bensin pada awalnya diproduksi dengan arti destilasi, hanya memisahkan
pemanfaatan fraksi minyak bumi mentah yang lebih mudah menguap dan lebih berharga. Proses
selanjutnya, yang dirancang untuk meningkatkan hasil bensin dari minyak mentah, memecah
molekul besar menjadi lebih kecil melalui proses yang disebut cracking (perengkahan).
Perengkahan termal, menggunakan panas dan tekanan tinggi, diperkenalkan pada tahun 1913
tetapi diganti setelah tahun 1937 oleh perengkahan katalitik, yaitu penerapan katalis yang
memfasilitasi reaksi kimia yang menghasilkan lebih banyak bensin.
1.Pengertian bensin
Bensin adalah campuran kompleks dari ratusan hidrokarbon yang berbeda dengan besar
jenuh serta mengandung 4 hingga 12 atom karbon per molekul. Bensin yang digunakan
dalam mobil (automobile gasoline) umumnya mendidih antara 30° dan 200° C (85° dan
390° F), campurannya disesuaikan dengan ketinggian dan musim.
Bensin penerbangan (aviation gasoline) mengandung proporsi yang lebih kecil dari
komponen yang kurang mudah menguap dan lebih mudah menguap daripada bensin
mobil.
Karakteristik antiknock dari bensin, yaitu kemampuan bensin menahan knocking, yang
menunjukkan bahwa pembakaran uap bahan bakar dalam silinder berlangsung terlalu
cepat untuk efisiensi, dinyatakan dalam bilangan oktan. Penambahan tetraetil timbal
untuk memperlambat pembakaran dimulai pada tahun 1930-an tetapi dihentikan pada
tahun 1980-an karena toksisitas senyawa timbal yang dikeluarkan dalam produk
pembakaran.
2.Pengertian bensin menurut para ahli
Adapun definisi bensin menurut para ahli, antara lain:
John Bergendahl (2007), Arti bensin adalah campuran kompleks dari banyak jenis
senyawa organik dengan berbagai aditif yang menyediakan bahan bakar mobil
yang sesuai. Ini diproduksi melalui operasi penyulingan dari minyak mentah, yang
merupakan campuran alami dari banyak hidrokarbon berbeda yang ditemukan di
reservoir bawah tanah di beberapa bagian dunia.
Torsten Kaltschmitt dan Olaf Deutschmann (2012), Pengertian nensin adalah
fraksi distilat tengah (middle distillate fraction) dari minyak mentah yang dicampur
dengan beberapa senyawa hidrokarbon dan polimer lainnya. Semula, bensin
merupakan produk sisa proses penyulingan yang digunakan untuk memproduksi
minyak tanah dari minyak bumi.
TrAC Trends in Analytical Chemistry (2017), Definisi bensin adalah produk
turunan minyak bumi yang terdiri dari campuran hidrokarbon alifatik cair dan
aromatik, berkisar antara atom karbon C4 dan C12 dengan rentang didih 30
sampai dengan 225 °C sehingga sebagian besar merupakan campuran parafin,
naftena, aromatik dan olefin.
3.Sifat bensin
Sifat fisik bensin diestimasi berdasarkan densitasnya, yaitu sekitar 0,708 kg / L. Massa
jenis dapat sangat bervariasi sesuai dengan komponen campurannya, misalnya bensin
dengan konsentrasi aromatik yang lebih tinggi, lebih padat. Kestabilan bensin merupakan
hal lain yang memungkinkan karakterisasinya, misalnya setelah lama disimpan, bensin
dapat terpisah dalam berbagai senyawa yang membentuk campuran.
Ditinjau dari sifat kimianya, bensin memiliki kandungan yang berbeda. Berdasarkan
kandungan yang berbeda tersebut bensin dapat digunakan untuk tujuan yang berbeda:
Nafta (naphtha): disuling dari minyak mentah dan dengan sedikit aditif, ini adalah
bahan mudah terbakar yang banyak digunakan oleh mobil. Ini dibentuk oleh
alkana dan alkena.
Reformat (reformate): digunakan sebagai bahan baku kimia di industri. Ini adalah
bensin berat, sebagian besar dibentuk untuk aromatik sebagai silen dan toluene.
Alkilat (alkylate): memiliki kandungan alkana yang tinggi. Ini diproduksi dari olefin
melalui proses alkilasi.
4.Rumus bensin
Bensin terbentuk dari campuran yang kompleks, terutama terdiri atas senyawa-senyawa
hidrokarbon. Bensin berasal dari pemurnian napthene (hidrokarbon yang dikarakterisasi
oleh atom karbon jenuh dalam struktur cincin, juga disebut sikloparafin atau sikloalkana)
yang memiliki rumus kimia C8H12 (Trimethyl penton) dengan struktur formula 2.2.4
Komposisi kimiawi yang tepat dari bensin bervariasi tergantung pada kelas atau nilai
oktannya, tetapi secara umum itu adalah campuran hidrokarbon yang mudah terbakar.
Nilai oktan ini menggambarkan kualitas bahan bakar, dan nilainya didasarkan pada rasio
dua senyawa dalam bensin – khususnya iso-oktan, senyawa dengan rumus kimia yang
sama dengan oktan tetapi dengan struktur dan sifat yang sedikit berbeda, dan n-heptana
(heptana normal).
Semakin tinggi nilai oktan pada bahan bakar maka semakin besar angka oktannya dan
semakin tinggi kualitas bahan bakarnya. Kualitas bahan bakar yang lebih tinggi ini
memastikan bahwa penyalaan bahan bakar terjadi tepat waktu sebagai akibat percikan
dari busi dan bukan lebih awal akibat kompresi dari piston.
Baru-baru ini, bensin dicampur dengan biofuel yang disebut etanol. Di Kanada, bensin
87-Oktan diperbolehkan mengandung hingga 10% etanol, karena ini adalah persentase
etanol tertinggi yang masih dapat digunakan mesin mobil biasa.
Selain itu, komposisi spesifik bensin menghasilkan kepadatan energi yang tinggi.
Kepadatan energi yang tinggi inilah yang membuat bensin menjadi bahan bakar yang
berharga, karena volume bahan bakar yang relatif kecil dapat memberikan energi yang
berguna dalam jumlah besar.
5.Manfaat bensin
Bensin memiliki manfaat penting dalam bidang transportasi, yaitu sebagai bahan bakar
yang untuk kendaraan bermotor, mobil, bus sekolah, dan truk. Bensin dan solar adalah
bahan bakar tak terbarukan yang dibuat dari endapan minyak mentah di tanah atau di
bawah lautan. Mesin pemotong rumput dan peralatan perawatan lainnya juga
menggunakan bensin.
Perkembangan dan penggunaan bensin dimulai pada akhir abad ke-19: penggunaan
paling awal dalam kendaraan adalah sebagai bensin ringan. Bensin pertama kali digunakan
sebagai bahan bakar pada awal abad ke-20. Penggunaan tersebut semakin meningkat
setelah Perang Dunia I – baik sebagai bahan bakar bensin maupun sebagai bensin
penerbangan. Pada tahun 1930-an dan 1940-an, berbagai campuran ditambahkan ke
bensin untuk meningkatkan ketahanannya terhadap ketukan, seperti alkohol pertanian
atau benzena.
Meskipun pemanfaatan bensin penting untuk bahan bakar, bensin juga memiliki dampak
lingkungan yaitu pembakaran bensin merupakan sumber karbon dioksida atau CO2.
Seperti halnya dengan pembakaran bahan bakar fosil, pembentukan karbon dioksida ini
memberikan kontribusi negatif terhadap iklim bumi dan mendorong pemanasan global
dan perubahan iklim.
Jumlah total karbondioksida yang dikeluarkan saat bensin dibakar bergantung pada
massa bahan bakar yang digunakan. Dengan demikian, mobil yang menggunakan lebih
sedikit bensin akan melepaskan lebih sedikit emisi ke lingkungan, sehingga penting untuk
merancang mobil seefisien mungkin bahan bakar untuk menghemat uang dan membatasi
emisi. Meningkatkan efisiensi bahan bakar (mpg kendaraan) akan menghemat uang dan
mengurangi emisi.
Sebagai contoh selama periode 10 tahun, mengendarai mobil dengan 30 MPG daripada
mobil dengan 24 MPG menghemat lebih dari $ 4.000 biaya bahan bakar, dengan asumsi
biaya bahan bakar statis sebesar $ 1,20 per liter. Itu juga mengeluarkan lebih dari 8.000 kg
lebih sedikit CO2.
Pembakaran bahan bakar yang menghasilkan minyak bumi hingga gas alam dapat memberikan
banyak manfaat. Namun, dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan pun cukup besar
pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari.
Perlu diketahui bahwa pembakaran bahan bakar merupakan reaksi kimia antara bahan bakar
dengan oksigen. Kebanyakan kandungan bahan bakar mengandung unsur, seperti karbon,
hidrogen, dan belerang.
Mengutip laman e-learning dari Institut Pertanian Bogor, proses pembakaran terdiri dari dua
jenis, yaitu:
Pembakaran sempurna, terjadi apabila seluruh unsur C yang bereaksi dengan oksigen
hanya akan menghasilkan CO2, seluruh unsur H menghasilkan H2O dan seluruh S
menghasilkan SO2.
Pembakaran tak sempurna, terjadi apabila seluruh unsur C yang dikandung dalam bahan
bakar bereaksi dengan oksigen dan gas yang dihasilkan tidak seluruhnya CO2.
Jumlah energi yang dilepaskan pada proses pembakaran dinyatakan sebagai entalpi pembakaran
yang merupakan beda entalpi antara produk dan reaktan dari proses pembakaran sempurna.
Entalpi pembakaran ini bisa dinyatakan sebagai Higher Heating Value (HHV) atau Lower Heating
Value (LHV). HHV diperoleh saat seluruh air hasil pembakaran dalam wujud cair, sedangkan LHV
diperoleh saat seluruh air hasil pembakaran dalam bentuk uap.
Partikulat
Partikulat berupa karbon (C) dan timbal (Pb) dapat menimbulkan iritasi pada kulit, mata
perih, gangguan saluran pernafasan dan merusak ginjal.
Menggunakan sel bahan bakar melibatkan reaksi antara O2 dan H2 dengan produk
reaksi yang ramah lingkungan yaitu H2O.
Penggunaan EFI atau Electronic Fuel Injection pada sistem bahan bakar kendaraan
untuk mengurangi emisi gas polutan.