Chintyaariputri,+4 +subagia,+39-55
Chintyaariputri,+4 +subagia,+39-55
1, April 2016
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil penilaian hasil belajar siswa
berdasarkan implementasi Kurikulum 2013. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek yang dilibatkan dalam penelitian ini
adalah 15 orang guru yang terdiri atas guru SD, SMP, dan SMA, masing-masing lima
orang. Data yang dibutuhkan untuk penelitian ini dikumpulkan dengan angket, dokumen,
dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif interpretatif. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa deskripsi profil penilaian hasil belajar siswa dilihat dari
sembilan aspek penilaian, yaitu: ranah penilaian, pelaku penilaian, jenis alat penilaian,
bentuk tes, bentuk nontest, bentuk laporan hasil belajar, skala penilaian, waktu penilaian,
dan teknik pengumpulan hasil belajar. Dalam melakukan penilaian hasil belajar, guru
mengalami beberapa masalah berkaitan dengan jumlah unsur penilaian, kompleksitas
penilaian, pembuatan instrumen penilaian, pelaksanaan penilaian, dan pelaporan hasil
penilaian. Berdasarkan temuan tersebut, disarankan agar penilaian hasil belajar siswa
disederhanakan dan tetap memenuhi prinsip-prinsip penilaian, seperti komprehensif,
objektif, transparan, dan akuntabel.
Kata Kunci: penilaian, hasil belajar, dan kurikulum 2013.
Abstract
This research aimed at describing the profile of students’ learning achievement based on
the implementation of 2013 Curriculum. This research was a qualitative descriptive
research using phenomenological approach. The total subjects of this research were 15
teachers including five elementary school, junior high school, and senior high school,
respectively. Questionnaire, document, and interview techniques were used to collect all
data. Descriptive interpretive technique was used to analyse all data. The research results
revealed that the description of the profiles of students’ learning achievement are viewed
from nine evaluation aspects, namely: domain of learning - achievement, evaluator,
assessment tools, the form of test, the form of non-test, the form of report, the scale used,
the period of assessment, and the techniques of assessment. In evaluating students’
learning achievement, teacher faces problems related to the number of evaluation
elements, the complexity of evaluation, instrument formulation, assessment frequency,
and reporting assessment results. Based on this finding, it is suggested that the
evaluation of students’ learning achievement should be simplified and still fulfilling the
principle of assessment, such as comprehensive, objective, transparent, and
accountable.
Keywords: assessment, learning echievement, and 2013 curriculum.
tes lisan, dan penugasan. Penilaian dimana, siapa, dan kapan yang bersifat
kompetensi keterampilan dilakukan faktual.
melalui penilaian kinerja berupa kenerja Laporan penilaian hasil belajar
praktik, projek, dan penilaian portofolio. siswa kepada orang tua, di samping
Pendekatan penilaian hasil belajar dinyatakan dengan angka dan huruf,
menekankan pada pengukuran tingkat juga dinyatakan dalam kata-kata yang
berpikir siswa dari yang rendah sampai menggambarkan kemampuan peserta
dengan yang tinggi; menggunakan didik sesuai dengan kompetensi yang
pertanyaan mendalam, bukan sekadar dimiliki. Pengolahan hasil-hasil penialain
hafalan; mengukur proses kerja siswa, hasil belajar menjadi laporan hasil belajar
bukan hanya hasil kerja siswa; dan kepada orang tua (raport siswa),
menggunakan portofolio pembelajaran dinyatakan dalam bentuk angka, huruf,
siswa. Tingkat berpikir siswa dan predikat serta deskripsi untuk
dikembangkan mulai dari tingkat berpikir capaian kompetensi. Angka yang
mengingat, memahami, menerapkan, digunakan adalah dalam skala empat,
menganalisis, menilai, dan berkreasi. huruf A – D dan predikat kurang, cukup,
Pertanyaan dalam pembelajaran baik, dan sangat baik. Hubungan antara
ditekankan pada jenis pertanyaan interval angka dan huruf serta predikat
bagaimana dan mengapa yang bersifat dapat dilihat pada tabel 1.
rasional, bukan pada pertanyaan apa,
tanggung jawab, dan teliti. (Wimba, dilakukan setiap akhir pelajaran, maka
2015). akan diperlukan penggandaan instrumen
Berdasarkan penyataan KI dan KD yang banyak dan berkonsekuensi
di atas, terlihat bahwa inikator instrumen dengan biaya penggandaan dan waktu
yang digunakan untuk penilaian sikap yang diperlukan untuk penabulasian
spiritual tidak dikaitkan dengan data. Pelaksanaan penilaian oleh teman
pernyataan KD untuk materi pelajaran sejawat hanya dilakukan oleh teman
IPA (KD KI-1), tetapi dibuat secara umum sebangku dengan alasan bahwa mereka
sesuai dengan pernyataan KI. Inikator yang duduk sebangkulah yang saling
instrumen penilaian sikap sosial mengetahui dengan baik perkembangan
mencerminkan sebagian isi KD KI-2 yang sikap temannya.
juga bersifat umum. Dengan cara Dengan mempertimbangkan
tersebut instrumen penilaian sikap kompleksitas penilaian sikap, baik sikap
spirtual dan sosial menjadi sama untuk spirtual maupun sosial yang dialami guru
seluruh mata pelajaran. Hal tersebut di lapangan, penilaian sikap hendaknya
akan memudahkan penilaian sikap, dapat dirumuskan kembali dengan
namun belum mencerminkan merenungkan tujuan dan sasaran
pengembangan penilaian sikap spiritual pembelajaran pengembangan sikap.
dan sosial yang terkait dengan materi Perubahan sikap merupakan pengaruh
pelajaran. iringan dari keseluruahn pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawanca Oleh karena itu, penilaian sikap cukup
dengan guru-guru, dapat dinyatakan dilakukan secara umum saja. Untuk
bahwa pelaku penilaian yang dilibatkan menyederhanakan penilaian sikap
dalam penilaian sikap spiritual dan sosial direkomendasikan agar penilaian sikap
adalah guru dan teman sejewat secara spiritual dilakukan oleh guru dan siswa
terbatas. Guru melakukan penilaian sendiri, sedangkan penilaian sikap sosial
sikap spiritual dan sosial dengan dilakukan oleh guru, teman sejawat, dan
memerhatikan sikap-sikap ekstrim siswa. orang tua/wali. Penilaian sikap (spritual
Selama proses penilaian, nilai sikap dan sosial) oleh guru difokuskan pada
spiritual dan sosial yang diperoleh siswa perkembangan sikap yang bersifat
ada dalam kategori baik sampai dengan ekstrim sehingga segera dapat
sangat baik. Cara penilaian yang ditindaklanjuti dalam proses
dilakukan oleh guru, kiranya, sudah tepat pembelajaran. Penilain sikap spritual
karena hanya perubahan-perubahan oleh siswa sendiri dapat dilihat sebagai
sikap yang eksrtimlah yang harus pelaksanaan penilaian diri (self-
diperhatikan, terutama yang dinilai masih assessment) yang mengarah pada
kurang dan perlu untuk ditingkatkan. pembangunan karekter pribadi siswa.
Penilaian oleh teman sejawat yang baru Penilain sikap sosial oleh teman sejawat
dilakukan adalah penilaian oleh teman dapat dilihat sebagai bentuk penilaian
sebangku dan dilaksanakan sekali dalam sikap sosial yang harus dikembangkan
satu semester. Permasalahan tersebut, sebagai makhluk sosial. Penilaian oleh
ternyata, berkaitan dengan masalah orang tua/wali dapat dilihat sebagai
penggandaan instrumen dan kredibilitas kontribusi orang tua/wali alam
data yang diperoleh. Apabila penilaian ini perkembangan pendidikan anak-
Untuk tingkat SMP dan SMA, Spiritual, sangat baik dalam mengikuti
laporan hasil belajar siswa dituliskan pelajaran khususnya dalam hal
hampir sama dalam bentuk angka, huruf, kejujuran, kedisiplinan, dan sikap
dan deskripsi pencapaian kompetensi. Di tanggung jawab.
tingkat SMP, hasil Belajar aspek Mata pelajaran IPS: Pengetahuan,
pengetahuan (KI-3) dan keterampilan penguasaan kompetensi baik khususnya
(KI-4) dieskripsikan dalam bentuk angka dalam tema peran dan fungsi interaksi
(skala 4) dan dalam beruk hurup (A – D), sosial masih perlu ditingkatkan
tanpa predikat. Hasil belajar KI-1 dan KI- pemahaman materi kemerdekaan
2 dituliskan dalam bentuk huruf dalam sebagai modal dasar pembangunan;
satu mapel yang menyatakan kategori Keterampilan, kemampuan mengerjakan
kompetensi sebagai berikut: Sangat Baik semua tugas yang ditargetkan sangat
(SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang baik namun keterampilan pengamatan
(K) dan dalam bentuk deskripsi dan strategi pemecahan masalah perlu
antarmapel. Selain itu, pencapaian hasil ditingkatkan; Sikap Sosial dan Spiritual,
belajar untuk kompetensi pengetahuan, sikap dalam mengikuti pelajaran sudah
keterampian, dan sikap spiritual dan baik, khususnya dalam hal kejujuran,
sosial diberikan alam bentuk deskripsi kedisiplinan, tanggung jawab, percaya
catatan. Berikut ini adalah contoh bentuk diri ditingkatkan. (Dipetik dari Laporan
catatan yang diberikan guru dalam Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII
laporan hasil belajar siswa SMP kelas SMP Negeri 1 Singaraja, 2015)
VIII. Untuk tingkat SMA, pencapaian
Mata pelajaran Matematika: kompetensi pengetahuan (KI-3) dan
Pengetahuan, penguasaan semua KD keterampilan (KI-4) dinyatakan masing-
sudah sangat baik, tetapi masih perlu masing dalam bentuk angka (skala 4)
ditingkatkan pada penerapan persamaan dan huruf (A – D) yang menyatakan
kuadrat an geometri; Keterampilan, suah predikat. Pencapaian kompetensi sikap
sangat baik dalam hal membuat model spiritual dan sosial (KI-1 an KI-2)
matematika dengan konsep aljabar dan dituliskan dengan cara yang sama
melukis unsur-unsur bangun datar; Sikap dengan yang dilakukan untuk tingkat
Sosial dan Spiritual, sikap disiplin, SMP. Sama halnya dengan tingkat SMP,
kejujuran, dan tanggung jawab selama di tingkat SMA deskripsi pencapaian
kegiatan pembelajaran sudah baik masih kompetensi aspek pengetahuan,
perlu ditingkatkan. keterampilan, dan sikap spiritual dan
Mata pelajaran IPA: Pengetahuan, sosial juga dituliskan dalam bentuk
penguasaan kompetensi baik, catatan. Berikut ini adalah contoh bentuk
khususnya dalam menjelaskan struktur catatan yang diberikan guru dalam
dan fungsi sistem ekskresi pada manusia laporan hasil belajar siswa SMA.
dan masih perlu peningkatan dalam hal Mata pelajaran matematika IPA:
memahami tekanan zat cair dan Pengetahuan: menguasai komeptensi
penerapannya sehari-hari; Keterampilan, dengan baik; Keterampilan, menguasai
sudah sangat baik dalam mengerjakan kompetensi dengan baik; Sikap Spiritual
tugas, khususnya portofolio, proyek, dan dan Sosial: menunjukkan sikap disiplin,
dalam praktikum; Sikap Sosial dan sopan, dan jujur.