Anda di halaman 1dari 6

Nama : Widi Pratama

Nim : 049876574
1. Jelaskan fungsi bahasa menurut M.A. Halliday. M.A. Halliday dalam bukunya yang
berjudul Explanations in the Functions of Language (1973) menjelaskan bahwa terdapat 7
fungsi bahasa, yaitu:

1. Fungsi Instrumental :

Fungsi instrumental yaitu bahasa bertujuan untuk memanipulasi lingkungan dimana


bahasa tersebut digunakan dan memicu suatu peristiwa terjadi. Contoh : "Jangan
membuka pintu" dalam contoh ini fungsi instrumental bahasa menyebabkan pintu
tidak terbuka.

2. Fungsi Regulasi :

Fungsi regulasi meliputi penggunaan bahasa yang ditujukan untuk mengendalikan


atau mengatur keadaan. Mirip dengan fungsi instrumental, tetapi fungsi regulasi
cenderung ditujukan pada orang lain karena berhubungan dengan penerapan norma,
peraturan, kaidah, maupun nilai. Contoh : Seorang ibu mengatakan pada anaknya
"Jika kamu nakal, kamu tidak mendapat uang jajan" dalam contoh ini fungsi regulasi
bahasa mengendalikan perilaku anak.

3. Fungsi Representasional :

Fungsi representasional ialah fungsi bahasa untuk menyampaikan fakta dan


pengetahuan, serta menyampaikan atau menjelaskan suatu peristiwa yang dapat
dibuktikan kebenarannya. Contoh : "Matahari terbit di timur" dalam contoh ini fungsi
representasional bahasa menyatakan suatu fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya.

4. Fungsi Interaksional :

Fungsi interaksional adalah penggunaan bahasa yang bertujuan untuk menunjang


keberadaan manusia sebagai makhluk sosial yaitu sebagai alat untuk melakukan
kontak sosial dengan orang lain. Contoh : "Bagaimana kabarmu hari ini ?" dalam
contoh ini fungsi interaksional

bahasa bertugas membuka percakapan agar tercipta komunikasi.

5. Fungsi Personal :

Fungsi personal meliputi penerapan bahasa sebagai media untuk menggambarkan


keadaan emosi atau perasaan pembicara. Contoh : "Wah, indah sekali pemandangan
di gedung ini" dalam contoh ini fungsi personal bahasa menunjukkan perasaan kagum
dari pembicara mengenai pemandangan yang ia lihat.

6. Fungsi Heuristik :
Fungsi heuristik ialah fungsi bahasa yang ditujukan untuk memperoleh pengetahuan
dan mempelajari lingkungan sekitar. Contoh : "Mengapa ibu bekerja?" merupakan
contoh penggunaan fungsi heuristik bahasa untuk mendapatkan pengetahuan
mengenai alasan atau penyebab ibu bekerja.

7. Fungsi Imajinatif :

Yang dimaksud dengan fungsi imajinatif ialah penggunaan bahasa untuk menciptakan
hal-hal atau peristiwa-peristiwa fiktif ( tidak nyata ), seperti dongeng. Contoh :
"Semalam aku bermimpi bertemu naga" merupakan contoh penggunaan fungsi
imajinatif bahasa dimana pembicara mengungkapkan peristiwa fiktif.
2. Jelaskanlah perkembangan (peningkatan) bahasa Indonesia berdasarkan hasil
kongres VII s.d. XI dengan menggunakan peta konsep (mind mapping)
3. Bacalah artikel berikut dengan menerapkan teknik SQ3R!

Sisi Positif Parenting Budaya Jepang Oleh: Buyung Okita

Parenting menjadi isu yang hangat dewasa ini. Semakin tinggi kesadaran masyarakat untuk
lebih mempelajari bagaimana ilmu-ilmu parenting agar dapat diimplementasikan bagi putra-
putrinya, atau sebagai bekal untuk membina rumah tangga di kemudian hari. Terdapat 4 jenis
gaya parenting, yaitu gaya asuh otoriter, berwibawa, permisif, dan terlalu protektif. berikut
adalah sedikit penjelasan mengenai keempat gaya asuh tersebut.

1. Hubungan antara orang tua dan anak yang sangat dekat

Ibu dan anak memiliki hubungan yang sangat dekat. Setidaknya sampai usia 5 tahun anak
tidur bersama orangtuanya. Ibu juga selalu menemani di manapun anaknya berada. Tidak
jarang kita melihat ibu menggendong anaknya sambil melakukan kegiatan rumah seperti
menyapu, memasak, berbelanja, dan lain-lain. Bahkan hampir setiap perempuan yang telah
melahirkan dan menjadi ibu rela untuk berhenti bekerja dan fokus untuk mendidik anaknya di
rumah.

a. survey
b. Question
1. Apa Saja Jenis – jenis gaya Parenting ?
2. Apa saja fase – fase gaya asuh orang tua di Jepang ?
3. Jenis gaya asuh orang tua apa yang diterapkan di Jepang ?

c. Read
1. Jenis – jenis Parenting ada 4, yaitu gaya asuh otoriter, berwibawa,
permisif, dan terlalu protektif

2. Fase – Fase gaya asuh orang tua di Jepang


- Fase Balita (0-5 Tahun), anak diajak untuk bersosialisasi dengan
keluarga dan kerabat sehingga dapat lebih mengenal saudara dan
mudah bersosialisasi. Orang tua beranggapan sebisa mungkin
menemani putra-putrinya.

- Fase Anak - Anak (5-15 Tahun), Fase ini mengajari anak-anak


untuk dapat berkontribusi melakukan cara-cara yang telah
dilakukan secara turun temurun. Pada fase ini orangtua
memberikan batasan yang jelas mengenai hak dan kewajiban
anak, apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.

- Fase Remaja (15-20 Tahun), Fase ini mempersiapkan anak untuk


melakukan kegiatan keterampilan bagi dirinya sendiri dan keluarga
serta belajar bertingkahlaku yang baik dan sopan (menurut adat
Jepang). Anak mulai diajarkan independent (mandiri) dan
dipersiapkan untuk dapat siap menjadi orang dewasa.

3. Jenis Gaya Asuh Orang Tua di Jepang merupakan perpaduan antara sedikit
gaya permisif dan gaya authoritative ( berwibawa ).
d. Recite
1. Jenis gaya asuh orang tua pada umumnya ada 4 yaitu

- Otoriter dimana orang tua Memaksakan kehendaknya tanpa


begitu memperhatikan perspektif anak.

- Berwibawa dimana orang tua menjadi panutan teladan bagi anak –


Anaknya.

- Permisif dimana orang tua tidak memberikan batasan – batasan pada


Anaknya.

- Protektif dimana orang tua banyak memberikan batasan – batasan


pada anaknya.

2. Fase – fase gaya asuh orang tua di Jepang


- Fase Balita (0-5 Tahun), pada fase ini hubungan orang tua dan anak
sangat dekat, orang tua sebisa mungkin menemani anak – anaknya, pada
fase ini anak dibiarkan bebas bereksplorasi.

- Fase Anak – anak (5-15 Tahun), pada fase ini anak mulai diajak dan
diajarkan disiplin, mulai diberi batasan – batasan.

-Fase Remaja (15-20 Tahun), Pada Fase ini anak dipersiapkan untuk menjadi
dewasa, orang tua memberikan ruang untuk anak menjadi lebih mandiri,
sehingga hubungan orang tua dan anak tidak hanya sebatas orang tua tetapi
juga menjadi teman.

3. Dilihat dari Fase – fase yang ada Nampak jelas Jenis gaya asuh orang tua di Jepang
adalah perpaduan antara Gaya Permisif dan gaya berwibawa, dimana anak diberi
kebebasan namun peran orang tua tetap menjadi panutan bagi anak – anak nya.

e. Review Ada Empat Jenis Parenting yaitu Otoriter, Berwibawa, Permisif dan Protektif. Di
Jepang Gaya asuh orang tua diterapkan pada beberapa fase seperti fase Balita (0-5 Tahun),
Fase Anak – Anak (5-15 Tahun) dan Fase Remaja (15-20 Tahun). Pada masing – masing fase
ini gaya asuh orang tua di Jepang berkembang dari Gaya Permisif perlahan menjadi Gaya
Berwibawa, Pada fase balita dibiarkan untuk bebas bereksplorasi, lalu pada fase anak – anak
mulai diajarkan kedisiplinan hingga pada fase remaja orang tua mempersiapkan anak – anak
nya untuk mandiri untuk menjadi dewasa. Meskipun terjadi pergeseran dan perubahan nilai
budaya barat yang menginspirasi, Namun gaya asuh orang tua di Jepang dalam menyayangi
anak anaknya tidak berubah.

Anda mungkin juga menyukai